Jurnal Pendidikan Biologi, Biologi, Dan Ilmu Serumpun: Prolife
Jurnal Pendidikan Biologi, Biologi, Dan Ilmu Serumpun: Prolife
Prolife
Jurnal Pendidikan Biologi, Biologi, dan Ilmu Serumpun
https://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife
Kajian Pengaruh Paparan Medan Magnet terhadap Indeks Mitosis Sel Akar
Bawang Putih (Allium sativum L.) Lokal Asal Timor
PENDAHULUAN
Bawang putih merupakan tanaman penyedap rasa dan juga memiliki manfaat
hortikultura yang digunakan sebagai farmakologis. Ekstrak bawang putih dapat
Jurnal Pro-Life, 9(3): 547-557, November 2022 548
dilakukan menggunakan mikroskop cahaya putih dalam satu bidang pandang. Selain
tipe L301 yang sudah dimodifikasi menjadi pengukuran indeks mitosis juga dilakukan
mikroskop digital. Mikroskop ini pada pengukuran pembelahan berdasarkan tahap
bagian lensa okuler diganti menggunakan fase pembelahannya menggunakan
kamera digital dan terhubung pada persamaan berikut ini:
komputer yang sudah terdapat perengkat
Ph =
CPh x100%
lunak untuk memotret/mengambil gambar N
dan kemudian menyimpannya pada memori (2)
komputer (Wiguna et al., 2021). Data Dimana Ph adalah persentase pembelahan
pembelahan tiap fase yaitu profase, sel pada fase, CPh adalah jumlah sel
metafase, anafase dan telophase diamati yang memberlah pada fase, dan
dari hasil gambar yang diperoleh melalui N adalah jumlah seluruh sel baawang
pemotretan hasil mikroskop. Indeks mitosis putih dalam satu bidang pandang.
Gambar 2. Tahapan pembelahan ujung sel akar: (a) Profase, (b) Metafase, (c) Anafase dan (d)
Telophase
pada kontrol memiliki nilai yang paling tetapi pemberian medan magnet yang
besar yaitu 36,5 ± 0,9 %, perlakuan P1 terlalu tinggi dapat menghambat laju
yaitu paparan medan magnet sebesar 2,4 pembelahan sel yang terlihat dari
mT memiliki indeks mitosis 30,5 % yang menurunya indeks mitosis (Ernawiati &
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 Agustrina, 2009).
yaitu dengan paparan medan magnet Berdasarkan hasil tersebut paparan
sebesar 4,9 mT memiliki indeks mitosis medan magnet dapat menganggu aktivitas
28,1 %. Nilai indeks mitosis paling kecil pembelahan sel. Semakin besar medan
pada perlakuan P5 yaitu paparan medan magnet yang diberikan semakin
magnet sebesar 12,2 mT yaitu sebesar 18,8 memperlambat laju aktivitas pembelahan
± 0,8 %. Terlihat bahwa semakin besar sel. Berdasarkan penelitian Saragih dan
paparan medan magnet indeks mitosis yang Silaban, (2010) bahwa paparan medan
diperoleh semakin kecil. Pemberian besar magnet dapat berpengaruh pada polarisasi
paparan medan magnet dan lama waktu dipol dan aktivitas ion dalam sel. Aktivitas
paparan medan magnet diketahui ion dalam sel yang terpengaruh adalah ion
memberikan pengaruh terhadap Ca2+. Kelebihan Ion kalsium (Ca2+) yang
sitogenetika sel akar Allium cepa yakni masuk ke dalam sel dapat merusak protein
berpotensi menurunkan aktivitas mitosis pada sel yang mengakibatkan terganggunya
bahkan dapat menyebabkan penyimpangan metabolisme sel dan dapat menghambat
kromosom (Kayhan et al, 2017). metabolisme sel tersebut (Fuad, 2018).
Kaitannya antara medan magnet Pengamatan tahapan-tahapan
dengan aktivitas perkembangan dan pembelahan mitosis ujung akar bawang
pertumbuhan termasuk aktivitas putih Eban dilakukan fiksasi pada jam 10
pembelahan sel, Prasetyo (2020) pagi. Hasil persentase mitosis berdasarkan
melaporkan bahwa paparan medan magnet tahapan pembelahannya ditunjukkan pada
yang tepat dapat menunjukkan adanya Tabel 2.
pengaruh terhadap pertumbuhan. Akan
Tabel 2. Pengukuran tahapan-tahapan pembelahan mitosis berdasarkan fasenya
Presentase Mitosis (%)
Perlakuan
Profase Metafase Anafase Telofase
P0 31,9 2,9 0,9 1,3
P1 20,6 6,3 3,5 1,0
P2 20,1 3,9 1,4 0,7
P3 15,3 4,0 1,5 0,5
P4 14,3 4,7 1,2 0,3
P5 16,1 3,1 1,0 0
Jurnal Pro-Life, 9(3): 547-557, November 2022 554
Tabel 2 menunjukkan bahwa masing- persentase mitosis paling besar yaitu pada
masing perlakuan telah terlihat hasil fase- kontrol sebesar 1,3% dan yang paling kecil
fase pembelahan mulai dari profase, yaitu pada perlakuan P5 (paparan medan
metafase, anafase dan telophase. Hal magnet sebesar 12,2 mT) yaitu 0.
tersebut dikarenakan pemotongan akar Tabel 2 menunjukkan bahwa fase
bawang putih dilakukan pada pukul 10.00 pembelahan mitosis yang paling banyak
WITA. Sesuai dengan penelitian Tyas yaitu pada tahap profase baik pada kontrol
(2014), bahwa pembelahan Allium maupun perlakuan paparan medan magnet.
ascalonicum mulai berlangsung dari pukul Lebih dominannya profase menunjukkan
08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 bahwa sel-sel pada jaringan meristem ujung
WIB. Berdasarkan hal tersebut dapat akar bawang putih pada saat dilakukan
disimpulkan bawang putih (Allium sativum fiksasi sebagian besarnya telah mengakhiri
L.) memiliki waktu pembelahan maksimum tahap interfase dan memasuki aktivitas
yang hampir sama yaitu pukul 09.00 – mitosis. Jaringan dengan sel-sel yang
13.00 WITA. berada pada tahapan profase
Tabel 2 menunjukkan bahwa mengindikasikan jaringan yang sedang aktif
persentasi profase yang paling tinggi yaitu membelah karena profase merupakan
pada kontrol dengan persentase 31,9%. tahapan awal dari pembelahan mitosis.
Persentase paling kecil yaitu pada Selain itu, profase juga diketahui
perlakuan P4 (paparan medan magnet merupakan tahapan fase pembelahan
sebesar 9,8 mT) dengan presentase antara mitosis yang memiliki durasi waktu lebih
14,3%. Pada tahap metaphase, persentase panjang dibandingkan tahapan fase lainnya
pembelahan paling besar yaitu pada bahkan dapat menghabiskan separuh dari
perlakuan P1 (paparan medan magnet waktu mitosis sehingga memungkinkan
sebesar 2,4 mT) yaitu sebesar 6,3% dan lebih banyak ditemukan pada aktivitas
persentase paling kecil yaitu kontrol pembelahan sel (Kusumaningrum et al.,
sebesar 2,9%. Pada tahap anafase 2012).
persentase pembelahan paling besar yaitu Tabel 2 menujukkan bahwa pada
pada perlakuan P1 (paparan medan magnet tahap metafase dan anafase persentase
sebesar 2,4 mT) yaitu sebesar 3,5% dan pembelahan pada perlakuan lebih tinggi
yang paling kecil yaitu kontrol yaitu dibandingkan dengan kontrol. Akan tetapi
sebesar 0,9%. Pada tahap telofase pada tahapan telophase persentase
Jurnal Pro-Life, 9(3): 547-557, November 2022 555
pembelahan pada kontrol lebih besar tahap metafase dan anafase, namun lebih
dibandingkan dengan perlakuan. Hal ini rendah pada tahap telofase. Pada tahap
berarti bahwa paparan medan magnet metaphase persentase paling tinggi yaitu
mempengaruhi persentase pembelahan pada 6,3%, tahap anaphase persentase
tiap fasenya. Hal tersebut dikarenakan pembelahan paling tinggi yaitu 3,5 % dan
bahwa paparan medan magnet dapat tahap telofase presentase paling tinggi yaitu
memperpanjang durasi pembelahan sel 1,3%.
pada tahap metafase dan anafase serta
mempercepat tahap telophase. Sesuai UCAPAN TERIMAKASIH
dengan penelitian Pateiro-Cartelle & Terima kasih disampaikan kepada
Cabezas-Cerrato (1989) yang menyatakan LPPM Universitas Timor yang telah
bahwa paparan medan magnet static dapat mendanai penelitian ini melalui skema
mempersingkat durasi telofase di Allium Penelitian Dosen Pemula dengan Nomor
cepa. Kontrak 08/UN60.6/PP/2022. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada
SIMPULAN Fakultas Pertanian Universitas Timor yang
Paparan medan magnet berpengaruh telah membantu menyediakan sarana dan
terhadap indeks mitosis sel ujung akar prasarana selama penelitian ini
bawang putih Eban. Hasil penelitain berlangsung.
menujukkan bahwa semakin besar paparan
medan magnet yang diberikan pada bawang
DAFTAR PUSTAKA
putih indeks mitosis totalnya yang
merupakan gabungan dari tiap tahap Ahamed, M. E. M., Elzaawely, A. A., &
Bayoumi, Y. A. (2013). Effect of
pembelahan semakin kecil. Perlakuan magnetic field on seed germination,
kontrol memiliki indeks mitosis paling growth and yield of sweet pepper
(Capsicum annuum L.). Asian Journal
tinggi yaitu 36,5% dan perlakuan paparan of Crop Science, 5(3), 286–294.
medan magnet sebesar 12,2 mT memiliki Aili, E. N., Respatijarti, & Sugiharto, A. N.
(2016). Pengaruh pemberian kolkisin
indeks mitosis paling rendah yaitu 18,8%. terhadap penampilan fenotip galur
Hasil penelitian juga menunjukkan bawah inbrida jagung pakan ( Zea mays L .)
pada fase pertumbuhan vegetatif.
tahap propase memiliki indeks mitosis yang Jurnal Produksi Tanaman, 4(5), 370–
paling besar dari kontrol dan semua 377.
Barman, M., Roy, S., & Ray, S. (2021).
perlakuan. Akan tetapi perlakuan paparan Mitotic abnormality inducing effects
medan magnet memiliki persentase yang of leaf aqueous extract of
clerodendrum inerme gaertn. On
lebih besar dibandingkan kontrol pada
Jurnal Pro-Life, 9(3): 547-557, November 2022 556
allium cepa root apical meristem cells. Bawang Putih (Allium sativum) Lokal
Cytologia, 86(2), 113–118. Kultivar Doulu. Jurnal Biosains, 2(3),
Bonciu, E., Pandia, O., Olaru, A. L., 165–172.
Rosculete, E., Saracin, I., & Hardiyanto, Devy N. F., dan Supriyanto A.
Rosculete, C. A. (2020). The (2007). Eksplorasi, Karakterisasi, dan
Correlation Between Mitotic Activity Evaluasi Beberapa Klon Bawang
and Yield to Helianthus Annuus L. Putih Lokal. Jurnal Hortikultura.
Management, Economic Engineering 17(4), 307-313.
in Agriculture and Rural Kayhan, H., Serdar, K., Melike, Ö., Berk,
Development, 20( 1), 101-104. D., Barış, S., & Yelda, Ö. (2017).
Bria, D., & Seran, V. L. (2022). Pengaruh Investigation of Potential Genotoxic
Pemberian Mikroorganisme Lokal Effects of Magnetic Field Used in
(MOL) dari Bonggol Pisang terhadap Imaging. Meandros Medical and
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Dental Journal, 20:57-63.
Bawang Putih Lokal Eban (Allium Kune, S. J., & Hutapea, A. N. (2018).
Sativum L.). Jurnal Pertanian Efisiensi Penggunaan Input Usahatani
Konservasi Lahan Kering, 7(3), 55- Bawang Putih Lokal Ebandi Miomaffo
58. Barat Kabupaten Timor Tengah Utara.
Chan, J. Y. Y., Yuen, A. C. Y., Chan, R. Y. Jurnal Manajemen Agribisnis (Journal
K., & Chan, S. W. (2012). A review of Of Agribusiness Management), 6(1),
the cardiovascular benefits and 26–33.
antioxidant properties of allicin. In Kune S. J., & Hutapea A. N. (2019).
Phytotherapy Research, 27(5), 637– Efisiensi Penggunaan Input Usahatani
646. Bawang Putih Lokal Eban di
Ernawiati, E., & Agustrina, R. (2009). Miomafo Barat Kabupaten Timor
Pembelahan Sel Akar Umbi Bawang Tengah Utara. Jurnal Manajemen
Bombay (Allium Cepa L.) di Bawah Agribisnis, 7(1), 42 – 49.
Pengaruh Medan Magnet. Prosiding Kusumaningrum, H. P., Lunggani, A. T., &
SN SMAP 09, 543-548 Nurhakim, M. A. (2012).
Fadilla, Z. N., & Respatjarti. (2018). Chromosomes and Mitotic Cell
Induksi Poliploidi Pada Bawang Putih Division Phase In Onion Roots After
(Allium Sativum L.) Dengan 24 Hours Acetoorcein Soaking Time.
Pemberian Kolkisin. Jurnal Produksi Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 14(2),
Tanaman, 6(5), 783-790. 46–48.
Falo, M., Kune, S. J., Hutapea, A. N., & Nyakane, N. E., Markus, E. D., & Sedibe,
Kapitan, O. B. (2016). Faktor-Faktor M. M. (2019). The Effects of
yang Mempengaruhi Produksi dan Magnetic Fields on Plants Growth: A
Strategi Pengembangan Usahatani Comprehensive Review. ETP
Bawang Putih di Kecamatan International Journal of Food
Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Engineering, 5(1), 79–87.
Tengah Utara. AGRIMOR, 1(04), 84– Peteiro-Cartelle, F. J., & Cabezas-Cerrato,
87. J. (1989) Influence of a Static
Fuad, F. 2018. Analisis Dampak Paparan Magnetic Field on Mitosis in
Medan Magnet Extremely Low Meristematic Cells of Allium Cepa.
Frequency (Elf) Terhadap Journal of Bioelectricity, 8(2), 167-
Pertumbuhan Tanaman. Seminar 178.
Nasional Pendidikan Fisika 2018. Pharmawati, M., & Wistiani, N. L. A. J.
Vol. 3, 46-51. (2015). Induksi Mutasi Kromosom
Gultom, T. (2016). Pengaruh Pemberian dengan Kolkisin Pada Bawang Putih
Kolkisin Terhadap Jumlah Kromosom (Allium sativum L.) Kultivar ‘Kesuna
Jurnal Pro-Life, 9(3): 547-557, November 2022 557