487 1037 1 SM PDF
487 1037 1 SM PDF
487 1037 1 SM PDF
/21-30
21
Jurnal Aksioma Ad-Diniyyah Volume 9 No. 1, (2021)
22
Solihin, Nurwadjah dan Andewi/Konse[ Rahmatil Alamin dan Implikasinya pada Pendidikan Islam .../21-30
al-Maidah/5: 6 dan Qs. al-Shaffât/37: 84), yang berfungsi untuk memelihara dan
selamat dan sejahtera (Qs. Maryam/19: mengembangkan fitrah manusia yang
47). Adapun makna “rahmat” adalah al- rohmatan lil alamin. Dengan demikian,
Riqqatu wa al-Ta’attufi yaitu kelembutan pendidik tidak boleh bersikap acuh
yang berpadu dengan rasa keibaan. Ibnu terhadap globalisasi yang menuntut
Faris mengartikan kata ini dengan merujuk kompetensi dalam berbagai bidangnya.
kepada makna kelembutan hati, belas kasih Pembelajaran pendidikan agama Islam
dan kehalusan. Dan dari akar kata ini, lahir harus tetap tegar dengan karakteristik yang
kata rahima yang memiliki arti ikatan dimilikinya, yakni sebagai agen kehidupan
darah, persaudaraan dan hubungan kerabat. masyarakat dari persoalan moral dan
Al-Asfahani mempertegas bahwa dalam spiritual. Manusia dengan perantara akal
konsep rahmat adalah belas kasih semata- dan berbagai potensi yang ada harus diberi
mata (al-Riqqat al-Mujarradah) dan ruang untuk senantiasa berkreasi,
kebaikan tanpa belas kasih (al-Ihsân al- berinovasi, dan berimajinasi dengan penuh
Mujarrad dûna al-Riqqat). Artinya, jika melalui proses berpikir yang matang sesuai
rahmat disandarkan kepada Allah Swt fitrah manusia yang menjadikannya
maka bermakna kebaikan semata-mata bermakna, baik diri maupun
dan jika disandarkan kepada manusia maka lingkungannya sebagai makhluk individu
yang dimaksud adalah “simpati semata dan sosial. Selain itu, Guru merupakan
(Rasyid, 2016:102). figur sentral dalam proses pendidikan yang
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan yang berlangsung di sekolah, profesi yang
universal dalam kehidupan memiliki menghasilkan generasi penerus berkualitas
kemapanan yang kokoh sebagai proses karena dari gurulah seorang individu
pembelajaran terhadap anak hingga mampu tumbuh dan berkembang, baik
tercapai tingkat kematangannyae. intelektualnya maupun moralitasnya. Pada
Pendidikan juga perlu untuk masa sekarang guru dilihat tidak lebih
mempertimbangkan tantangan masa sebagai fungsionaris pendidikan yang
depan, baik yang bersifat konfrontatif bertugas mengajar atas dasar kualifikasi
dalam aneka ragam budaya, ideologi. Islam keilmuan dan akademis tertentu, yang
sebagai pandangan hidup yang untuk tugas tersebut memperoleh imbalan
berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah, baik yang materi dari negara atau pihak pengelola
terkandung dalam Al-Qur’an maupun pendidikan. Dengan demikian, faktor
Sunnah diyakini memuat kebenaran terpenting dalam profesi guru adalah
mutlak yang bersifat transcendental karena kualifikasi keilmuan dan akademis. Faktor
pendidikan Islam adalah upaya normatif lain seperti kearifan dan kebijaksanaan
23
Jurnal Aksioma Ad-Diniyyah Volume 9 No. 1, (2021)
merasakan faedahnya, Agama lain juga yaitu pendidikan yang diarahkan kepada
merasakan faedahnya dari kebenaran, pengembangan pribadi manusia untuk
kebaikan dan kemajuan Islam. Kemajuan memperkuat rasa hormat kepada hak asasi
yang diraih umat Islam seperti ilmu manusia dan kebebasan mendasar serta
pengetahuan kini memakai angkat 0,1 perlunya kemajuan pemahaman, toleransi,
sampai 9. Angka yang digunakan oleh dan persahabatan antara bangsa, ras, atau
dunia internasional ini disebut angka Arab. kelompok agama, dan akan memajukan
Kemudian ilmu pengetahuan mengenal aktivitas Perserikatan Bangsa-bangsa
ilmu kimiyya , aljabar, ilmu falak, ilmu untuk memelihara perdamaian. Hal ini,
kedokteran yang dirintis Ibnu Sina, ilmu menunjukkan bahwa visi pendidikan
kelautan atau navigasi dan sebagainya. damai harus tercermin dalam seluruh
Inilah bukti dari Islam sebagai rahmatan lil komponen pendidikan: tujuan, kurikulum,
alamin yang orang lain merasakan proses belajar mengajar, tenaga pendidik,
faedahnya. Ketiga, orang lain terangkat pelayanan administrasi, lingkungan dan
martabatnya, konsep Islam sebagai sebagainya. Tujuan pendidikan harus
rahmatan lil alamin adalah orang lain memanusiakan manusia, kurikulum
terangkat martabatnya yakni Islam sebagai dirancang bersama guru dan peserta didik,
agama yang menjunjung tinggi dan proses belajar mengajar berlangsung
memperjuangkan kebenaran, secara manusiawi dan menyenangkan;
menyuguhkan kebaikan dan mendorong tenaga pendidik yang profesional, hangat,
kemajuan turut mengangkat martabat menarik, inspiratif, humoris dan
orang-orang yang berada di menyenangkan; pelayanan yang adil,
lingkungannya, yaitu lingkungan pengaruh manusiawi dan menyenangkan, serta
dan kekuasaannya. Keempat Islam sebagai lingkungan yang bersih, tertib, aman,
rahmatan lil alamin adalah siapapun sangat nyaman, dan inspiratif. Kedua
membutuhkannya. Islam tidak eksklusif mengembangkan pendidikan
hanya diperuntukkan untuk umat Islam kewirausahaan serta membangun
sendiri, tetapi untuk seluruh manusia di kemitraanantara dunia pendidikan dengan
muka bumi. Ajaran Islam yang luhur dan dunia usaha dan industri. pengembangan
agung harus dirasakan dan dibutuhkan oleh pendidikan kewirausahaan inipun harus
siapapun. Islam belum menjadi rahmat tercermin pada semua komponen
bagi lingkungan bila golongan lain tidak pendidikan. Tujuan pendidikan harus
membutuhkannya. Kelima merasa terbantu mencakup mempersiapkan lulusan agar
oleh Islam, keagungan Islam harus bisa hidup di masyakat; dalam kurikulum
diwujudkan dalam kehidupan nyata, dalam harus dimuat mata pelajaran teori dan
akhlak dan prestasi sehari-hari dan praktek membuka usaha produk barang
membawa kebaikan dan kemajuan dan jasa; pada tenaga pendidiknya juga
sehingga golongan lain merasa terbantu harus melibatkan kalangan pengusaha
oleh kemajuan Islam tersebut yang sukses. Ketiga, mengembangkan
(Mucharomah, 2017:180) ilmu-ilmu sosial yang profetik. Hal ini
Dengan demikian, model perlu dilakukan karena ilmu sosial yang
pendidikan Islam yang diperlukan berbasis ada sekarang mengalami kemandekan,
rahmatan lil alamin yang ditandai oleh ciri- tidak hanya menjelaskan fenomena sosial,
ciri program sebagai berikut. Pertama tetapi seharusnya berupaya
mengembangkan pendidikan Islam damai mentransformasikannya. Ilmu sosial
28
Solihin, Nurwadjah dan Andewi/Konse[ Rahmatil Alamin dan Implikasinya pada Pendidikan Islam .../21-30
profetik adalah ilmu sosial yang tidak pendapat sangat dihormati, tidak ada klaim
hanya menjelaskan dan mengubah kebenaran mutlak, yang memiliki
fenomena sosial, tetapi juga memberikan kebenaran mutlak hanya Tuhan, dan tidak
petunjuk ke arah mana transformasi itu saling mengkafirkan. Keenam,
dilakukan (Mucharomah, 2017:181) mengembangan pendidikan yang seimbang
Keempat, memasukkan materi atau mata antara kekuatan penalaran dan
pelajaran tentang toleransi beragama dan pengembangan wawasan intelektual, yang
pluralisme sebagaimana yang terdapat meliputi penguasaan sains dan teknologi
dalam ilmu perbandingan agama. Dengan spiritualitas dan akhlak mulia dan
catatan, tujuan ilmu perbandingan agama keterampilan bekerja vokasional yang
ini bukan untuk memojokkan suatu agama, antara satu dan lainnya saling menopang.
melainkan dengan menunjukan kelebihan Ketujuh, mencetak ulama yang selain
dan kekurangan dari agama masing- memiliki ilmu keagamaan yang luas dan
masing terutama dari segi pengamalannya, mendalam disertai sikap dan kepribadian
kemudian saling berbagi pengalaman yang mulia: taat beribadah, tawadlu, peduli
dalam kesuksesan menjalankan ajaran pada masalah sosial kemasyarakatan, juga
agamanya untuk dibagikan kepada orang memiliki wawasan pengetahuan umum,
lain. Melalui ilmu perbandingan agama ini, seperti sosiologi, antropologi, sejarah,
ditegaskan bahwa perbedaan agama harus ekonomi dan sebagainya sebagai alat untuk
dilihat sebagai sebuah keniscayaan atau menjabarkan, mengkontekstuliasasikan
sunnatullah, yakni atas kehendak Allah dan mengaktualisasikan ajaran Islam
swt. Tuhan mempersilakan masing-masing dengan kehidupan masyarakat, sehingga ia
umat menjalankan agamanya dengan baik, mampu menjawab berbagai masalah yang
dan jangan bertengkar. Namun, dalam terjadi di masyarakat. Kedelapan, dengan
waktu yang bersamaan, perbedaan agama cara menghilangkan berbagai kendala
itu tidak boleh menghalangi orang untuk pendidikan Islam yang hingga saat ini
saling menolong, menyayangi, berbagi, belum sepenuhnya dapat diatasi misalnya
bersahabat, dan lainnya atas dasar kasih sejumlah problema pendidikan Islam yang
sayang dan kemanusiaan. Kelima, dihadapi dunia Islam yaitu problema
mengajarkan Islam yang moderat ideologis, dualisme dalam sistem
sebagaimana yang telah menjadi main pendidikan, bahasa dan problem metode.
streaming Islam yang dianut mayoritas Orang- orang Islam mempunyai problem
muslim di Indonesia sebagaimana yang ideologis, yakni tidak dapat mengaitkan
dirumuskan kalangan Nahdlatul Ulama, secara efektif pentingnya pengetahuan
Muhammadiyah, dan organisasi keislaman dengan orientasi ideologinya. Kesembilan,
lainnya. Di kalangan NU, terdapat Islam dengan cara meningkatkan mutu
yang akrab dengan budaya lokal tanpa pendidikan secara komprehensif; merubah
mengganggu hal-hal yang fundamental paradigma pembelajaran yang memadukan
dalam Islam, yakni akidah, ibadah dan antara pendekatan yang berpusat pada
akhlak. Paham Islam ini antara lain dengan pendekatan yang berpusat pada
dijumpai dalam Paham Ahli Sunnah wa al- siswa dengan memadukan metode
Jama’ah yang bertumpu pada teologi ceramah, eksplorasi, keteladanan dan
Asy’ariyah, Fikih Syafi’i, dan tasawuf al- bimbingan dengan metode pemecahan
Ghazali serta Abu Junaid al-Baghdadi. Di masalah, penemuan ilmiah, contextual
dalam paham Islam aswaja ini, perbedaan teaching learning (CTL), dan interactive
29
Jurnal Aksioma Ad-Diniyyah Volume 9 No. 1, (2021)
30