Copyediting 001

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Vol. 3, No.

1, Mei 2022, pp 74-80


Https://doi.org/10.36590/v3i1.300
Https://salneisa.id/index.php/kepo
[email protected]
Penerbit: Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Akseptor KB Suntik dengan Kenaikan Berat Badan


Injectable Family Planning Acceptors With Weight Gain
Ratna1*, Muzakkir 2, Silva Allo3, Suhartatik4
1,2,3
Prodi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar
4
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar

Artikel info
Artikel history: Abstract
Received :15-05-2022 Family Planning can be described that family planning for a business
Revised :25-05-2022 that regulates the number of birth in such a way that for both the
Accepted :30-05-2022 mother and the baby and for the father and their families or
communities concerned will not cause loss as a direct result of the
birth. The purpose of this study was to determine the increase in body
weight in injecting family planning acceptors. This study used a
systematic literature review design. Articles were collected through the
PubMed database, and Google Scholar using the keywords injectable
contraception, injectable contraception with weight gain, the
relationship between injecting KB acceptors with weight gain and the
relationship between injection contraception and weight gain. The
criteria for the articles used were those published from 2010 to 2020.
The results of the literature review showed a relationship between
injection family planning acceptors and weight gain. Search for
articles related to 10 sources included in the criteria. In conclusion,
the use of injectable contraceptives can increase body weight because
of the side effects of family planning, therefore there is a significant
relationship that the length of time using injectable contraceptives will
result in weight gain for the acceptors.
Abstrak
Keluarga Berencana secara umum dapat diuraikan bahwa keluarga
berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi
ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan berat badan pada
akseptor KB suntik. Penelitian ini menggunakan desain systematic
literature review. Artikel dikumpulkan melalui database PubMed, dan
Google Scholar dengan menggunakan kata kunci injectable
contraception, injectable contraception with weight gain, the
relationship between injecting KB acceptors with weight gain and the
relationship between injection contraception and weight gain. Kriteria
artikel yang digunakan adalah yang dipublikasikan dari tahun 2010
sampai dengan 2020. Hasil tinjauan literature menunjukkan hubungan
akseptor KB suntik dengan kenaikan berat badan. Penelusuran artikel
yang terkait 10 sumber yang termasuk dalam kriteria. Kesimpulannya
penggunaan KB suntik dapat meningkatkan berat badan di karenakan
efek samping dari KB, maka dari itu ada hubungan yang signifikan
lama penggunaan KB suntik akan mengakibatkan kenaikan berat badan
pada akseptor.
74
Jurnal Keperawatan Profesional (KEPO) Vol. 3, No. 1, Mei 2022

Keywords: Korespondensi:
kontrasepsi; Ratna, email: [email protected]
berat badan;
keluarga

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan komponen terkecil dari sebuah negara dan dari sebuah negara
dihasilkan manusia berkualitas yang akan membangun bangsa dan negara. Secara
kependudukan KB bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Sementara itu,
secara kesehatan, KB merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.
Melalui program KB, diharapakan kualitas bangsa akan terus meningkat serta jumlah
kemiskinan dan angka kematian ibu yang semakin menurun (Ema Pristi Yuniti, 2019).
Menurut WHO jumlah penggunaan kontrasepsi suntik di seluruh dunia yaitu sebanyak
4.000.000 atau sekitar 45%. Di amerika serikat jumlah penggunaan kontrasepsi suntik
sebanyak 30%. Program KB di indonesia juga telah berhasil meningkatkan angka prevelensi
kontrasepsi dari sekitar 10 persen pada 1970 menjadi sekitar 62 persen pada 2017. Angka
kesuburan total (total fertility rate/ TFR) mengalami penurunan dari 2,6% pada hasil survey
sebelumnya menjadi 2,4%. Metode yang biasa digunakan wanita dalam berKB yaitu Suntik
29%,Pil 12%,Implant 5%, IUD 5% dan Tubektomi metode operatif wanita (MOW) 4%
sedangkan metode KB pria dikenal dua yaitu kondom 3% dan vasektomi metode operatif pria
(MOP) 0,30% (Ratika Febriani, 2020).
Data peserta KB aktif menurut profil kesehatan RI (2016), menunjukkan metode
kontrasepsi yang terbanyak penggunaannya adalah suntikkan, yakni sebanyak 17.414.144
orang (47,69%), di susul KB pil sebesar 8.280.823 orang (22,81%), di urutan ketiga adalah
KB implant sebesar 4.067.699 orang (11,20%), di urutan ke empat adalah IUD sebanyak
3.852.561 orang (10,61%) sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh
peserta KB aktif adalah metode operasi wanita (MOW) sekedar 1.285.991orang (3,54%)
kemudian metode operasi pria (MOP), yaitu sebesar 233.935(0,64%) orang (Aisyah dan
Anieq, 2019).
Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Indonesia
pada tahun 2015, menunjukan jumlah KB aktif pada wanita usia subur sebesar 61,9% dari
jumlah penduduk indonesia dan jumlah akseptor KB yang melakukan kunjungan ulang dan
diberi alat kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi dengan rincian KB pil sebesar 60%,
akseptor suntik sebesar 37,24%, dan implant sebesar 2,76%, pada tahun 2016 peserta KB pil
sebesar 59,98%, suntikan sebesar 37,45% dan implant sebanyak 2,57% (Psiari Kusuma Warda
et al., 2019).
Di Sulawesi Selatan, peserta KB baru dan KB aktif pada tahun 2016 dengan jumlah
pasangan usia subur (PUS) sebanyak 1.426.867 orang. peserta KB baru sebesar 134.294 orang
(12,97%) dan peserta KB aktif sebesar 1.024.418 orang (72,30%). Untuk metode kontrasepsi
dengan pemakaian terbanyak adalah kontrasepsi suntikan sebesar 480,337 orang (46,89%),
disusul kontrasepsi pil sebesar 292.426 orang (28,55%), diurutan ketiga yaitu kontrasepsi
implant sebesar 139.944 orang (13,66%), di urutan keempat yaitu kontrasepsi IUD sebesar
46.154 orang (4,51%), selanjutnya yaitu kontrasepsi kondom sebesar 42.318 orang (4,13%)
sedangkan metode kontrasepsi dengan pemakaian terendah adalah metode operasi wanita
(MOW) sebesar 21.124 orang (2,06%) kemudian metode kontrasepsi pria (MOP) sebesar
2.115 orang (0,21%) (Aisyah dan Anieq, 2019).
Hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia yang dilakukan tahun 2012,
75
Ratna1 et al. Vol. 3, No. 1, Mei 2022

perkembangan pengelolaan KB di Sulawesi Selatan mengalami perkembangan pengelolaan


yang baik, baik dalam hal kualitas maupun segi kuantitasnya. Berdasarkan dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi Sulawesi Selatan tahun
2014, untuk peserta keluarga berencana pada wilayah provinsi Sulawesi Selatan adalah
sebanyak 1.386.493 jiwa, sementara pasangan usia subur (PUS) sebanyak 1.582.775 jiwa.
Untuk pemakaian alat kontrasepsi suntik sebanyak 394.893 akseptor (31,03%) (Bestfy
Anitasari, 2018).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Marlina Andriani, 2018) dapat disimpulkan
bahwa terdapat lebih dari separuh subjek memakai kontrasepsi depo provera mengalami
kenaikan berat badan yaitu 54% dan terdapat lebih dari separuh subjek memakai KB suntik
depo provera dalam jangka waktu yang rutin > 1 tahun yaitu 55,6% serta terdapat hubungan
antara pemakaian kontrasepsi depo provera dengan kenaikan berat badan pada akseptor KB
dengan nilai P value 0,004. Berdasarkan analisis dengan uji chi square didapatkan bahwa
terdapat hubungan pemakaian kontrasepsi depo provera dengan kenaikan berat badan pada
akseptor KB suntik di BPS “S” wilayah Padang Luar Kabupaten Agam tahun 2017.
Hasil penelitian (Marlina dan Indarnita S, 2016) yang dilakukan di rumah sakit umum
daerah Haji Makassar mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan pada
pemakaian alat kontrasepsi suntik Depo Progestin, dapat disimpulkan bahwa, umur ibu
mempunyai pengaruh terhadap kenaikan berat badan pada pemakaian alat kontrasepsi depo
progestin, kemudian pendidikan ibu mempunyai pengaruh terhadap kanaikan berat badan
pada pemakaian alat kontrasepsi depo progestin. Paritas ibu mempunyai pengaruh terhadap
kenaikan berat badan pada pemakaian alat kontrasepsi depo progestin.
Berdasarkan permasalahan diatas saya tertarik melakukan study literature review dengan
judul “Hubungan Akseptor Kb Suntik Dengan Kenaikan Berat Badan”.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode SLR dimana dilakukan review dan identifikasi
jurnal secara sistematis yang pada setiap prosesnya mengikuti langkah-langkah atau protocol
yang telah ditetapkan. Selain itu, metode SLR dapat menghindarkan dari identifikasi yang
bersifat subjektif dan harapan hasil identifikasihnya dapat menambah literature tentang
penggunaan metode SLR dalam identifikasi jurnal (Triandini et al., 2019). Data-data yang
dikumpulkan adalah jurnal yang membahas tentang hubungan KB suntik dengan kenaikan
berat badan dari tahun 2015-2020 dan merupakan jurnal evidance based practice. Pada
literatur review berisi pencarian literature dengan penelitian yang bersumber dari PubMed,dan
google scholar. Pada PubMed sebanyak 226 artikel dan pada Google Schoolr 1.910 artikel
jadi total 2.136 atikel. Lalu peneliti melakukan penghapusan dari literatur-literatur tahunnya
dibawah tahun 2015 sebanyak 1.212 artikel, didapatkan hasil yang diidentifikasi sebanyak
924 artikel. Kemudian peneliti kembali menghapus literature yang memiliki kesamaan (yang
benar-benar sama dimulai dari judul, abstrak, isi, dan lain-lain). Hal ini dikarenakan ada
beberapa peneliti melakukan publish jurnal di berbagai tempat yang berbeda, namun
penelitian yg diterbitkan sama sebanyak 50 artikel. Setelah menghapus literature yang sama,
maka terkumpul artikel yang tidak memiliki kesamaan satu dengan yang lainnya sebanyak
874 artikel. Kemudian membuang artikel yang tidak relevan dan tidak sesuai dengan kriteria
yang diinginkan oleh peneliti dalam melakukan review sebanyak 774 artikel. Setelah itu
terciptalah kandidat abstrak yang berisikan review full text dimana hal tersebut diinginkan
oleh peneliti sebanyak 50 artikel. Selanjutnya artikel yang terkumpul dilakukan kembali
penghapusan bagi literature yang tidak menjawab pertanyaan penelitian pada topic yang telah

76
Jurnal Keperawatan Profesional (KEPO) Vol. 3, No. 1, Mei 2022

ditentukan oleh peneliti sebanyak 27 artikel. Kemudian penelitian-penelitian yang diinginkan


agar dijadikan penelitian telah terkumpulkan sebanyak 10 artikel.

HASIL

Didapatkan 10 jenis artikel, penelitian artikel yang dianalisis beragam penelitian,


beberapa metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, analisis
komparasi,dua mean dependen (paired sample) yaitu untuk menguji perbedaan mean antara 2
kelompok data dan pendekatan deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan berat badan.
Tempat penelitian dari artikel dilakukan ditempat yang berbeda, artikel pertama
pengambilan data dilakukan di puskesmas Pembina plaju Palembang, artikel ke-dua
pengambilan data dilakukan di puskesmas Tompobulu Gowa, artikel ke-tiga pengambilan
data dilakukan di puskesmas lamasi Kabupaten Luwu, artikel ke-empat pengambilan data
dilakukan di puskesmas lompoe kota Pare-Pare, artikel ke-lima pengambilan data dilakukan
di praktik mandiri bidan Denpasar Barat, artikel ke-enam pengambilan data dilakukan di
puskesmas dinoyo Malang, artikel ke-tujuh pengambilan data dilakukan di puskesmas
kecamatan ciracas Jakarta Timur, artikel ke-delapan pengambilan data dilakukan di bidan
praktek swasta (BPS) Yani Ismail Bekasi, artikel ke-sembilan pengambilan data dilakukan di
puskesmas tapus Sumatera Barat, dan artikel ke-sepuluh pengambilan data dilakukan di klinik
harapan bunda sawit Boyolali.
Artikel pertama menunjukkan bahwa didapatkan kenaikan berat badan pemakaian KB
suntik DMPA selama 6-12 bulan paling banyak yang tidak mengalami perubahan berat badan
(BB tetap) sebanyak 44,4% subjek. Sedangkan pada pemakaian KB suntik DMPA >12 bulan
paling banyak didapatkan mengalami kenaikan berat badan sebanyak 77,8% subjek. Artikel
ke-dua menunjukkan analisis uji chi-square p (0,000)< α (0,05) yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara jangka waktu pemakaian KB suntik DMPA terhadap
peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik DMPA dengan lama pemakaian ≥ 2 tahun
yaitu sebanyak 28 akseptor (54,9%), terdapat 25 akseptor (49%) yang mengalami peningkatan
berat ba- dan ≥ 5 kg dan ada 3 subjek (5,9%) yang pening- katan berat badan < 5 kg.
Sedangkan pada waktu pemakaian kontrasepsi suntik < 2 tahun yaitu sebanyak 23 akseptor
(45,1%) hanya ada 10 akseptor (19,6%) yang mengalami peningkatan berat badan ≥ 5 kg dan
ada 13 akseptor (25,5%) yang mangalami peningkatan berat badan <5 kg.
Artikel ke-tiga menunjukkan bahwa ada perbedaan berat badan rata-rata sebelum dan
sesudah penggunaan KB suntik sebesar 2,94 dan perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan
yang bermakna yang terlihat dari p value = 0,000 yang berarti p value < α=0.005. Dengan
demikian maka terdapat perbedaan berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah
menggunakan alat kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Lamasi Kab.Luwu. Artikel
ke-empat menunjukkan bahwa akseptor kontrasepsi suntik di Puskesmas Lompoe Kota
Parepare mayoritas mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 21 orang (51,0%).
Terdapat pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik terhadap kenaikan berat badan. Terbukti
dari hasil analisis Chi-Square memperoleh nilai yaitu 19,018 > 5,991 dengan signifikansi
p<0,05.
Artikel ke-lima menunjukkan bahwa lama pemakaian DMPA dengan peningkatan berat
badan akseptor dilihat dari nilai p-value yaitu 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo
Medroxyprogesterone Acetate Dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor Di Praktik Mandiri
Bidan “HS” Denpasar Barat Tahun 2019. Artikel ke-enam menunjukkan analisis data dengan
mengunakan uji spearman rank didapatkan bahwa p value = (0,001)<(0,050) sehingga H1
77
Ratna1 et al. Vol. 3, No. 1, Mei 2022

diterima yang artinya ada hubungan penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan
peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik di Puskesmas Dinoyo Malang. Artikel ke-
tujuh menunjukkan bahwa usia akseptor KB Suntik yang mengalami kenaikan berat badan
terbanyak pada rentang 20 – 35 tahun, yaitu 55 orang (71,43%) dan < 20 tahun ada 1 orang
(1,30%).
Artikel ke-delapan menunjukkan bahwa dilakukan terhadap 52 akseptor suntik KB
DMPA didapatkan hasil kriteria berat badan berdasarkan Index Massa Tubuh (IMT) pada
akseptor suntik KB DMPA 16 subjek (30,8%) mempunyai berat badan dengan kriteria kurus,
7 subjek (13,5%) kriteria normal dan 29 subjek (55,8%) mempunyai kriteria berat badan
kegemukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suntik KB DMPA mempunyai risiko
terjadinya kenaikan berat badan yang relatif besar. Artikel ke-sembilan menunjukkan bahwa
didapatkan sebanyak 83 subjek dari total 166 subjek (50,0%) menggunakan kontrasepsi
suntik DMPA, dan sebanyak 73 subjek dari total 166 subjek (88,0%) yang menggunakan
kontrasepsi suntik DMPA dan mengalami peningkatan berat badan. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara penggunaan kontrasepsi suntik DMPA
terhadap peningkatan berat badan.
Artikel ke-sepuluh menunjukkan bahwa mayoritas subjek berusia >35 tahun sebanyak
26 subjek (50,9%), mayoritas subjek berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 29 subjek
(56,8%), mayoritas pekerjaan subjek swasta sebanyak 22 subjek (43,1%), mayoritas subjek
adalah multipara sebanyak 41 subjek (80%), mayoritas subjek menggunakan suntik KB ≥ 12
bulan sebanyak 43 subjek (84%), mayoritas subjek mengalami peningkatan berat badan
sebanyak 29 subjek (57%), hasil perhitungan statistic uji Chi Square diketahui X2 hitung
7,729 dengan p-value 0,670.

PEMBAHASAN

Berdasarkan interprestasi hasil literature review yang telah dilakukan, maka dengan
membandingkan teori dengan penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini. Artikel
yang didapatkan yang sesuai kriteria yang diinginkan adalah berjumlah sepuluh artikel.
Dalam tinjauan literature ini peneliti membahas hubungan akseptor KB suntik dengan
kenaikan berat badan, tahun penelitian diatas tahun 2015 sampai tahun 2020. Akhirnya artikel
yang didapatkan berjumlah sepuluh artikel.
Hasil yang sejalan ditunjukkan pada hasil penelitian diartikel pertama dan kedua,
bahwa dengan menggunakan KB suntik semakin lama maka semakin beresiko terjadi
peningkatan berat badan pada akseptor secara signifikan dan pada artikel pertama
menyimpulkan bahwa distribusi perubahan berat badan pada peserta KB suntik DMPA
dengan pemakaian >12 bulan di dapatkan kebanyakkan subjek mengalami kenaikan berat
badan (Ratika Febriani, 2020). Hal ini didukung oleh hasil penelitian pada artikel ke-dua yang
mengatakan banyaknya subjek yang menggunakan kontrasepsi suntik DMPA dengan jangka
waktu yang lama sehingga akseptor mangalami peningkatan berat badan berlebih dikarenakan
subjek tidak mampu mengontrol nafsu makannya akibat dari rangsangan hormon
progesterone yang membuat akseptor nafsu makannya meningkat sehingga akseptor makan
lebih banyak/lebih sering dari biasanya yang mengakibatkan karbohidrat dan gula banyak
yang tertumpuk di bawah kulit yang berubah menjadi lemak, itulah yang menyebabkan
akseptor KB suntik mengalami perubahan berat badan (Jumrana, 2020).
Artikel ke-empat mengatakan Akseptor kontrasepsi suntik mayoritas mengalami
kenaikan berat badan sehingga terdapat pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik terhadap
kenaikan berat badan (Irawati, 2017). Subjek yang teratur menggunakan kontrasepsi suntik 3
bulan mengalami peningkatan berat badan sehingga artikel ke-enam menyatakan akseptor
78
Jurnal Keperawatan Profesional (KEPO) Vol. 3, No. 1, Mei 2022

KB suntik membuktikan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki hubungan


yang cukup tinggi terhadap peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik (Handayani et
al., 2019).
Pada artikel ke-tiga menyatakan bahwa perbedaan berat badan rata-rata sebelum dan
sesudah penggunaan KB suntik sebesar 2,94, dengan demikian maka terdapat perbedaan berat
badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi suntik (Bestfy
Anitasari, 2018). Artikel ke-tujuh mengatakan usia akseptor KB Suntik yang mengalami
kenaikan berat badan terbanyak pada rentang 20 – 35 tahun (Maryuni, 2017).
Artikel ke-delapan menunjukkan bahwa penggunaan suntik KB DMPA mempunyai
risiko terjadinya kenaikan berat badan yang relatif besar pada akseptor (Dini Sukmalara,
2018). Hal ini di dukung oleh peneliti ke-sembilan menyatakan bahwa menggunakan
kontrasepsi suntik DMPA dan mengalami peningkatan berat badan. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara penggunaan kontrasepsi suntik DMPA
terhadap peningkatan berat badan (Elvia Roza, 2019).
Artikel ke-lima simpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama
penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroxyprogesterone Acetate dengan peningkatan
berat badan akseptor. Peningkatan berat badan akseptor KB DMPA diperoleh hasil bahwa
sebagian besar akseptor mengalami peningkatan berat badan dalam kategori sedang 2-5 kg
(Noviantari et al., 2019). Penelitian ini sejalan dengan penelitian ke-sepuluh mengatakan
mayoritas akseptor menggunakan suntik KB ≥ 12 bulan mengalami peningkatan berat badan
(Catur Setyorini, 2018).

SIMPULAN DAN SARAN

Dari beberapa jurnal menjelaskan bahwa KB suntik dapat meningkatkan berat badan di
karenakan banyak akseptor yang sudah lama menggunakan KB suntik dan mengakibatkan
kenaikan berat badan, maka dari itu ada hubungan yang signifikan lama penggunaan KB
suntik akan mengakibatkan kenaikan berat badan pada akseptor. Dari sekian banyaknya alat
kontrasepsi yang digunakan akseptor yang efektif dan yang banyak diminati oleh akseptor
KB adalah KB suntik karena membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan
yang tidak di inginkan, secara tidak langsung akan membantu untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia. Seperti di pembahasan Depo Medroxy Progesterone
Acetate (DMPA) atau sering di kenal KB suntik 3 bulan banyak di pakai oleh akseptor karena
praktis dan efektifitas. Dengan menggunakan kontrasepsi suntik maka akan membantu
akseptor untuk menghindari kehamilan yang tidak di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Anieq R. 2019. Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny”F”
Akseptor KB Suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Bara-
Baraya Makassar Tanggal 07 Juli- 04 Agustus Tahun 2018 1Aisyah,. Jurnal Midwifery,
1(1), 40–57.
Ardiansyah MF. 2017. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Tiga Bulanan selama Satu
Tahun dengan Peningkatan Tekanan Darah. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat,
11(1), 56–62. https://doi.org/10.12928/kesmas.v11i1.6979
Bestfy Anitasari I. 2018. Perbedaan Berat Badan Akseptor Sebelum Dan Sesudah
Menggunakan Alat Kontrasepsi KB Suntik Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamasi Kab.
Luwu. Jurnal Fenomena Kesehatan, 1(01), 237–242.
Catur Setyorini ADL. 2018. Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik Dengan Peningkatan
79
Ratna1 et al. Vol. 3, No. 1, Mei 2022

Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik Di Klinik Harapan Bunda Sawit Boyolali. Jurnal
Kebidanan Indonesia, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.101 7/CBO9781107415324.0
Dini Sukmalara YA. 2018. Pengaruh suntik KB Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA)
terhadap kenaikan berat badan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Yani Ismail Bekasi.
JURNAL AFIAT, 4, 513–522.
Elvia Roza ZA. 2019. Hubungan penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan peningkatan
berat badan pada akseptor di Puskesmas Tapus Sumatera Barat tahun 2017.
Tarumanagara Medical Journal, 2(1), 37–42.
Ema Pristi Yuniti. 2019. Penggunaan Kontrasepsi dalam praktik klinik dan komunitas (T. P.
UB (ed.)).
Fitri Yuliastuti Setyoningsih. 2018. Perbedaan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB
Suntik Kombinasi Dengan Suntik DMPA Di BPS Y. SRI Suyantiningsih Kulon Progo.
Jurnal Kesehatan “Akbid Wira Buana,” 86(3), 64–66.
Handayani, Perwiraningtyas, Susmini. 2019. Hubungan Penggunan Kontrasepsi Suntik 3
Bulan Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor Kb. Nursing News, 4(1).
Irawati A. 2017. Pengaruh Kontrasepsi Suntik Terhadap Peningkatan Berat Badan dengan
Lamanya Penggunaan pada Akseptor KB di Puskesmas Lompoe Kota Parepare. Jurnal
Kesehatan Lentera Acitya, 4(4), 5–12.
http://lppmfatimaparepare.org/index.php/acitya/article/view/13/3
Jumrana. (2020). Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA Terhadap Peningkatan
Berat Badan Pada Akseptor KB Di Puskesmas Tompobulu Gowa. The Indonesian
Journal of Health Promotion, 2(2), 165. https://doi.org/10.1119/1.2218359
Marlina Andriani. 2018. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Depo Provera Dengan Kenaikan
Berat Badan Pada Akseptor Kb Suntik Di Bps “S” Kabupaten Agam. AFIYAH, 1, 30–
35.
Marlina, Indarnita S. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenaikan Berat Badan Pada
Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik DEPO PROGESTINDI Rumah Sakit Umum Daerah
Haji Makassar Tahun 2015. Jurnal Ilmiah Media Bidan, 1(02), 75–84.
Maryuni AS. 2017. Pengaruh KB Suntik Terhadap Kenaikan Berat Badan Akseptor.
Kesehatan Reproduksi, 1(1), 71–75.
Noviantari, D., Gusti, N., Sriasih, K., & Mauliku, J. (2019). Hubungan Antara Lama
Penggunaan Kontrasepsi Suntik Depo Medroxyprogesterone Acetate Dengan
Peningkatan Berat Badan Akseptor Di Praktik Mandiri Bidan Hs Denpasar Barat Tahun
2019.
Psiari Kusuma Wardani1, Hikmah Ifayanti SDN. 2019. Hubungan Lama Pemakaian Alat
Kontrasepsi Hormonal Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Dan Peningkatan Berat
Badan Pada Wanita Usia Subur Di Pmb Wiwit Setiyorini Desa Varia Agung Lampung
Tengah Tahun 2019. Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH), 15–24.
Ratika Febriani IR. 2020. Analisis Perubahan Berat Badan Pada Pemakaian KB Suntik Depo
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA). Aisyiyah Medika, 5, 113–121.
Rozi F. 2020. Systematic Literature Review pada Analisis Prediktif dengan IoT: Tren Riset,
Metode, dan Arsitektur. Jurnal Sistem Cerdas, 3(1), 43–53. https://doi.org/10.37396/jsc.
Sri Handayani S. 2019. Perbedaan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Suntik Dmpa
Dengan Kombinasi. Jurnal Kebidanan, XI(01), 86–95.
Triandini E, Jayanatha S, Indrawan A, Werla Putra G, Iswara B. 2019. Metode Systematic
Literature Review untuk Identifikasi Platform dan Metode Pengembangan Sistem
Informasi di Indonesia. Indonesian Journal of Information Systems, 1(2), 63.
https://doi.org/10.24002/ijis.v1i2.1916

80

You might also like