0% found this document useful (0 votes)
237 views11 pages

Tekstur Tanah-1 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 11

AGRICA, 12 (1) : 23-33 (2019) ©Fakultas Pertanian Universitas Flores

ISSN : 1979-0368 Ende, NTT-Indonesia

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN BUDIDAYA UBI KAYU


(Manihot Esculenta Crantz) DI DESA WOLOGAI TENGAH

Mariana Umin dan Agustinus J.P.Anasaga


Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Flores
Kampus I, Jln. Sam Ratulagi XX, Paupire, Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur
[email protected]

Abstract

Characteristics of physical properties of land on wood culture (Manihot


esculenta crantz) in Central Wologai Village. Characteristics of soil physical properties
are the diversity of soil conditions based on structure, texture, soil color, and soil moisture
content. Features of the physical properties of the soil influenced by several factors,
including poor land management, which results in a decrease in fertility levels that includes
physical, chemical, and biological soil characteristics.
The method used in this study is the sample cluster method. Consists of a small
group of units and then randomly selected as a representative of the population, all
elements in the chosen cluster used as research samples. This study aims to determine the
physical characteristics of soil texture, soil structure, soil color, and soil moisture content in
cassava (Manihot esculenta Crantz) in Wologai Tengah Village.
The results showed that the texture of the soil in cassava soil dominated by clay
texture. The structure of the angular lumpy ground, soil color 10 YR 2/1 Black, and 10 YR
2/2 Very Dark Brown and had a soil moisture content of 37.4%. This soil type is an ideal
soil type or classified as fertile to cultivate cassava plants.

Keywords : Characteristics of soil physic, Cassava

PENDAHULUAN berproduksi secara maksimal (Naldo,


Latar Belakang 2011). Kerusakan sifat fisik tanah yang
Sifat fisik tanah merupakan sifat perlu mendapat perhatian serius adalah
tanah yang berhubungan dengan bentuk/ masalah degradasi struktur tanah akibat
kondisi tanah asli diantaranya adalah berubahnya warna tanah, partikel pasir,
tekstur tanah, stuktur tanah, warna tanah, debu, liat dan kadar air akibat kesalahan
kadar air tanah, suhu tanah dan lain-lain. dalam pengelolaan tanah (Wirosoedarmo,
Sifat fisik tanah juga merupakan faktor 2013) namun demikian lahan yang tidak
yang sangat berpengaruh terhadap tererosi juga bisa hilang bahan organiknya
tersedianya air, udara tanah dan secara kondisi yang demikian ditemukan di
tidak langsung mempengaruhi Missouri Agricultural Experiment Station
ketersediaan unsur hara tanaman, yang dimana praktik budidaya yang dilakukan
akan mempengaruhi potensi tanah untuk lebih dari 60 tahun dan tanah pada

23
Umin : Karateristik sifat fisik tanah pada lahan budidaya ubi kayu

keadaan yang tidak tererosi ternyata bahan Pertumbuhan tanaman secara tidak
organik dapat hilang sepertiganya, langsung dapat dipengaruhi oleh tekstur
kehilangan tersebut lebih besar pada awal tanah. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh
budidaya dibandingkan budidaya kemampuan tekstur tanah dalam
selanjutnya. Kehilangan bahan organik menyimpan dan mengantar air serta
sekitar 25% pada 20 tahun awal, sekitar menyimpan dan menyediakan hara
10% pada 20 tahun kedua dan hanya tanaman. Ciri tanah bertekstur pasir
sekitar 7% pada 20 tahun ketiga memiliki kandungan pasir >70%,
(Wirosoedarmo, 2013). porositasnya < 40%, sebagian ruang pori
Sifat fisik tanah perlu diperhatikan berukuran besar sehingga aerasinya baik,
dan diketahui karakteristiknya untuk daya hantar air cepat, tetapi kemampuan
menjaga tanah terutama dari kerusakan menyimpan zat hara rendah dan mudah di
yang mungkin terjadi apabila lahan olah. Ciri tanah bertekstur liat yaitu >35%
tersebut digunakan, beberapa diantaranya kemampuan menyimpan air dan hara
yaitu tekstur, warna, kadar air dan strukrur tanah tinggi. Tanah liat juga disebut
tanah. Sifat fisik tanah berbeda dari suatu dengan tanah berat karena sulit diolah.
tempat ke tempat lain. Perbedaan tersebut Ciri tanah berdebu adalah kandungan debu
disebabkan oleh perbedaan faktor >25% (Mahi, 2013).
pembentuk tanah, yakni iklim, bahan Warna tanah merupakan komposisi
induk, organisme, topografi dan waktu. dari warna semua komponen-komponen
Pada tanah dengan kondisi iklim, bahan penyusunnya yang disebabkan oleh
induk dan organisme yang sama, sifat- proses, karat dan gley. Warna tanah dapat
sifat tanah akan dipengaruhi oleh meliputi putih, merah, coklat, kelabu,
topografi, karena waktu merupakan faktor kuning, hitam, kebiruan dan kehijauan.
yang pasif, maka selain bahan induk, sifat- Warna pada tanah tua merupakan
sifat tanah akan lebih dominan indikator iklim makro ataupun mikro
dipengaruhi oleh topografi (Rusdiana, tempat berkembangnya tanah, sedangkan
2012). pada tanah muda mencerminkan bahan
Struktur tanah merupakan partikel- induk dari tanah tersebut. Pada kondisi
partikel tanah seperti pasir, debu, dan liat tertentu warna tanah juga dijadikan
yang membentuk agregat tanah antara indikator kesuburan atau produktivitas
suatu agregat dengan agregat yang lahan. Warna tanah juga dapat
lainnya. Dengan kata lain struktur tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan
berkaitan dengan agregat tanah dan organik tanah. Tanah yang mengandung
kemantapan agregat tanah. Bahan organik bahan organik tinggi akan berwarna gelap,
berhubungan erat dengan kemantapan sebaliknya semakin rendah kandungan
agregat tanah karena bahan organik bahan organik maka tanah akan berwarna
bertindak sebagai bahan perekat antara semakin terang akumulasi dari bahan
partikel mineral primer, (Putra, 2009). organik akan menciptakan warna

24
AGRICA, Vol. 12 No. 1 (2019)

kehitaman pada suatu tanah atau lahan. pati (25-35%), protein, mineral, serat,
Warna gelap pada tanah umumnya kalsium dan fosfat (Noerwijati dan
disebabkan juga oleh kandungan tinggi Mejaya, 2015).
dari bahan organik yang terdekomposisi, Produksi ubi kayu (Manihot
jadi persentase bahan organik di dalam Esculenta Crantz) di Indonesia tahun
tanah diestimasi berdasarkan waktu 2015 sebesar 21,801 juta ton. Sementara
(Mahi, 2013). produksi ubi kayu di propinsi NTT pada
Kadar air merupakan banyaknya air tahun 2015 sebesar 3,161 dan tahun 2014
yang terkandung dalam bahan yang dinya- sebesar 3,635 juta ton (BPS propinsi,
takan dalam persen, kandungan air pada 2015). Dari data ubi kayu yang ada nilai
suatu bahan yang dapat di nyatakan produksi terlihat menurun pada tahun
berdasarkan berat basah (wet basis) atau 2015 di bandingkan dengan 2014. Hal ini
berdasarkan berat kering (dry basis). terjadi karena kesuburan tanah pada
Kadar air berat basah mempunyai batas wilayah pembudidayaan ubi kayu sudah
maksimum teoritis sebesar 100%. terpengaruh dengan pemberian pupuk
Sedangkan kadar air berdasarkan berat kimia yang berlebihan, sehinggah
kering dapat lebih dari 100%. Kadar air kesuburan tanah menjadi berkurang atau
suatu bahan biasanya dinyatakan dalam semakin menurun. Dilihat dari kondisi
persentase berat bahan basah, misalnya sifat fisik tanah salah satu solusi untuk
dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan meningkatkan hasil produksi ubi kayu di
disebut kadar air berat basah. Berat bahan Indonesia, yakni sering menggunakan
kering adalah berat bahan setelah pupuk organik sehingga sifat fisik tanah
mengalami pemanasan beberapa waktu tetap terjaga (Hanafiah, 2010).
tertentu sehingga beratnya tetap (konstan).
Pada proses pengeringan air yang METODE PENELITIAN
terkandung dalam bahan tidak dapat Tempat Dan Waktu
seluruhnya diuapkan (Hutami, 2014). Penelitian dilaksanakan di Desa
Ubi kayu atau singkong (Manihot Wologai Tengah Kecamatan Detusoko,
esculenta Crantz.) merupakan salah satu Kabupaten Ende, Dengan ketinggian
tanaman pangan daerah tropis yang tempat sekitar 1.045 mdpl (Ebed de
tumbuh di Indonesia dan merupakan Rosary, 2017), alasan pilih di desa
makanan pokok. Ubi kayu (Manihot Wologai Tengah karena penghasilan ubi
Esculnta Crantz) sebagai tanaman kayu rendah, pemakaian pestisida yang
penghasil karbohidrat tinggi, Ubi kayu berlebihan dan pengolahan lahan yang
(Manihot Esculnta Crantz) merupakan kurang baik, Penelitian ini dilaksanakan
salah satu hasil pertanian yang selama 6 bulan.
mengandung karbohidrat dan sumber
kalori yang cukup tinggi (161 Kkal), Bahan Dan Alat
umbinya mengandung air sekitar 60%,

25
Umin : Karateristik sifat fisik tanah pada lahan budidaya ubi kayu

Bahan yang digunakan adalah Tekstur Tanah. Penetapan tekstur tanah


sampel tanah. Alat yang digunakan adalah dilakukan dengan analisis mekanis dan
patok sampel, ring sampel, alat bor, menggunakan metode kualitatif basah.
kantong plastik, parang, buku munsel alat Dengan menggunakan metode kualitatif
tulis dan kamera. basah fraksi-fraksi tanah dibedakan
berdasar waktu kecepatan jatuh yang
Pelaksanaan Penelitian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a)
Penentuan Lokasi Fraksi pasir merupakan partikel yang
Penentuan lokasi didasarkan pada turun ke dasar suspensi dalam waktu
banyaknya kandungan bahan kasar tanah kurang dari 40 detik. b) Fraksi debu
yang ada pada lahan tersebut. Banyaknya kurang dari 40 detik hingga waktu 2 jam.
kandungan bahan kasar pada lahan c) Sisanya yang masih tersupsensi
dikategorikan dari sangat sedikit, sedikit, merupakan fraksi liat. Presentasi hasil
sedang, banyak, dan sangat banyak. penetapan masing-masing fraksi tanah ini
Pemilihan lokasi penelitian ditentukan kemudian dicocokan dengan segitiga
dengan metode cluster sampel. Cluster tekstur. Cara penggunaan segitiga tekstur
sampel adalah teknik memilih sebuah misalkan suatu tanah mengandung 50%
sampel dari kelompok-kelompok unit pasir, 20% debu dan 30% liat. Dari
yang kecil kemudian cluster di pilih secara segitiga tekstur dapat di lihat bahwa sudut
acak sebagai wakil dari populasi kanan bawah segitiga menggambarkan 0%
kemudian seluruh elemen dalam cluster pasir dan sudut kirinya 100% pasir.
terpilih dijadikan sebagai sampel Temukan titik 50% pasir pada sisi dasar
penelitian. segitiga dan dari titik ini tarik garis sejajar
Teknik Pengambilan Sampel Tanah dengan sisi kanan segitiga (ke kiri atas) .
Teknik pengambilan sampel Kemudian temukan titik 20% debu pada
ditentukan secara acak dengan sisi kanan segitiga. Dari titik ini tarik garis
menggunakan ring sampel dan diambil sejajar dengan sisi kiri segitiga, sehingga
lima titik sampel yang berbeda. garis ini berpotongan dengan garis
Pengambilan sampel tanah pada setiap pertama. Kemudian temukan titik 30% liat
lokasi dilakukan dengan kedalaman ± 20 dan tarik garis ke kanan sejajar dengan
cm. Sampel tanah yang dapat diambil sisi dasar segitiga sehingga memotong dua
berupa sampel tanah utuh/alami dan tanah garis sebelumnya. Dari perpotongan
terganggu. Sampel tanah alami/utuh ketiga garis ini, ditemukan bahwa tanah
diambil dengan menggunakan ring sampel ini mempunyai kelas tekstur “lempung liat
sedangkan sampel tanah terganggu berpasir”. Salah satu kelas tekstur tanah
diambil dengan menggunakan cangkul adalah lempung yang letak disekitar
dan skop. pertengahan tekstur. Dari perpotongan
Variabel Pengamatan ketiga garis ini, ditemukan bahwa ketiga
1. Sifat Fisik Tanah tanah ini mempunyai kelas tekstur

26
AGRICA, Vol. 12 No. 1 (2019)

“lempung liat berpasir”. Salah satu kelas Kadar air adalah persentase
tekstur tanah adalah lempung yang kandungan air suatu bahan yang dapat
letaknya disekitar pertengahan segitiga dinyatakan berdasarkan berat basah (wet
tekstur. Lempung mempunyai komposisi basis) atau berdasarkan berat kering (dry
yang imbang antara fraksi kasar dan fraksi basis). Prosedur kerja yang dilakukan
halus dan lempung sering dianggap pada pengamatan ini dengan cara
sebagai tekstur yang optimal. Hal ini mengeringkan sampel di dalam oven
disebabkan oleh kapasitasnya menyerap antara kisaran suhu 1000C - 1050C sampai
hara pada umumnya lebih baik dari pada di peroleh berat yang tetap dari sampel
pasir sementara drainase, aerasi dan yang di ujikan. Langkah kerja pengujian
kemudahannya diolah lebih baik dari pada kadar air yaitu: a) dengan menggunakan
liat. Misalnya satu tanah setelah diukurkan oven di gunakan untuk sampel yang
bahwa kualitatif basahnya ternyata memiliki kadar air kurang dari 0,1%, b)
mengadung 50% pasir, 20% debu, dan cawan yang akan di gunakan dikeringkan
30% liat. Untuk menentukan tekstur tanah ke dalam oven selama 15 menit, hal ini
tersebut dapat dilakukan dengan diperlukan untuk memperoleh berat cawan
mencocokan data hasil analisi ketiga yang konstan, c) angkat cawan dengan
fraksi tanah tersebut pada gambar segi tiga menggunakan penjepit lalu didinginkan ke
tekstur. dalam desikator selama 15 menit, d)
2. Struktur Tanah setelah 15 menit ambil cawan kembali
Struktur tanah dianalisis dengan dengan menggunakan penjepit dan
metode kualititaf yaitu tanah yang akan timbang berat cawan kosong sebagai berat
ditentukan struktur diambil dalam bentuk cawan awal, e) kemudian masukan tanah
bongkahan, kemudian diamati bentuknya ke dalam cawan sebanyak 10 gram dan
dan tingkat perkembangan struktur. mengeringkan dalam oven dengan suhu
3. Warna Tanah 1050 selama 24 jam, setelah 24 jam ambil
Cara menentukan warna tanah adalah cawan dan mengeringkan didalam
dengan membandingkan warna tanah desikator selama 15 menit, f) angkat
dengan warna pembanding dalam kartu cawan dari desikator dan ditimbang berat
Munsell Soil Color Chart, dengan cawan dan sampel setelah proses
mendekatkan contoh tanah atau pengeringn kemudian dicatat berat akir
memasukkan contoh tanah ke dalam cawan yang berisi sampel.
lubang yang telah tersedia didekat Analisis Data
masing-masing kertas warna pembanding. Sampel tanah yang diambil
Penulisan warna ditulis menurut urutan dianalisis secara kualitatif untuk
hue, value, chroma, misalnya 10 YR 2/1 mendapatkan data sifat fisik tanah. Data
black. sifat fisik tanah yang telah didapat
4. Kadar Air dianalisis secara deskriptif untuk
menggambarkan sifat fisik, lalu

27
Umin : Karateristik sifat fisik tanah pada lahan budidaya ubi kayu

dideskripsikan dan membandingkan yang bertekstur liat berlempung


dengan karakteristik sifat fisik tanah. membutuhkan cara pengolahan yang lebih
baik agar tanaman ubi kayu yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dibudidayakan dapat memberi hasil yang
1. Tekstur Tanah Di Lahan Ubi Kayu optimal. Tanah yang bertekstur liat ini
Berdasarkan hasil penelitian terasa halus melekat/lengket sehingga
menunjukkan bahwa kondisi tekstur tanah mudah menempel dan mudah dibuat
yang ada dilahan ubi kayu yaitu dalam bentuk bola. Hasilnya dapat dilihat
bertekstur liat berlempung. Jenis tanah pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Tekstur Tanah pada Lahan Ubi Kayu Di Desa Wologai Tengah
No Kode Sampel Untuk Tekstur Tanah % Kelas Tekstur
Pasir Debu Liat
1. S 1 13,33 33,33 53,34 Liat Berlempung
2. S 2 11,76 29,42 58,82 Liat Berlempung
3. S 3 17,64 5,88 76,48 Liat Berlempung
4. S 4 9,00 18,28 72,72 Liat Berlempung
5. S 5 18,75 6,25 75,00 Liat Berlempung
Keterangan : S1: Sampel , S2: Sampel 2, S3: Sampel 3, S4: Sampel 4, S5: Sampel 5

Tabel 1 menjelaskan bahwa hasil kebutuhan tanaman (Mahi, 2013). Jenis


penelitian tekstur tanah terdiri dari 3 tanah yang bertekstur pasir juga tanah
fraksi yakni : pasir, debu dan liat. yang cocok untuk membudidayakan ubi
Masing-masing fraksi memiliki 5 sampel kayu karena <40% sebagian pori
tanah yang setiap sampel persentase berukuran besar sehingga airasinya baik,
berbeda - beda. Tekstur liat S1 = serta daya hantar air cepat (Islami dan
53,33%, S2 = 58,82%, S3 = 76,47%, S4 = Utomo, 1995). Jenis tanah yang
72,72%, dan S5 = 75,00%. Tekstur pasir bertekstur debu bisa membebaskan
S1 = 13,33%, S2 = 11,76%, S3 = 17,64%, sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur
S4 = 9,09%, dan S5 = 18,75%. Tekstur debu umunya lebih subur di banding
debu S1 = 33,3%, S2 = 29,41%, S3 = tanah bertekstur pasir. Dari penjelasan ini
5,88%, S4 = 18,18%, dan S5 = 6,25%. menunjukan bahwa fraksi pasir dan debu
Hal tersebut menunjukan bahwa kondisi lebih berperan secara fisik.
tanah pada lahan ubi kayu di desa 2. Struktur Tanah Di Lahan Ubi
wologai tengah termasuk tanah yang ideal Kayu
atau tanah yang tergolong. Ciri tanah Struktur tanah dengan mudah di
bertekstur liat yaitu >35% kemampuan tentukan di mana struktur tanah ini dapat
menyimpan air dan hara tanah tinggi, air di amati secara langsung di lapangan pada
yang ada diserap dengan energi yang lahan ubi kayu disajikan dalam Tabel 2.
tinggi, maka ketersediaan air cukup untuk Pada Tabel 2 menujukkan hasil penelitian

28
AGRICA, Vol. 12 No. 1 (2019)

yang diperoleh struktur tanah yang ada tanaman yang ada. Hal ini dikemukakan
dilahan ubi kayu yaitu struktur tanah oleh Ahmad (2009) menyatakan struktur
gumpal bersudut. Dimana struktur tanah tanah gumpal bersudut juga mempunyai
gumpal bersudut saling berhubungan ruang pori yang sedikit besar, jadi tanah
dengan partikel pasir, debu dan liat relatif yang pori berukuran besar bisa
tersusun satu sama lain, karena di dalam meningkatkan perakaran pada tanaman
tanah memiliki udarah dan air untuk ubi kayu (Ahmad, 2009).
proses perkembangan dan pertumbuhan
Tabel 2. Hasil Analisis Struktur Tanah Pada Lahan Ubi Kayu Di Desa Wologai Tengah.
No Kode Sampel Kriteria
1. S1 Gumpal bersudut
2. S2 Gumpal bersudut
3. S3 Gumpal bersudut
4. S4 Gumpal bersudut
5. S5 Gumpal bersudut
Keterangan : S1: Sampel 1, S2: Sampel 2, S3: Sampel 3, S4: Sampel 4, S5: Sampel 5

3. Warna Tanah Di Lahan Ubi Kayu dimana hal ini dapat diamati langsung
Fisik tanah yang dapat dengan dilapangan pada lahan ubi kayu dengan
mudah di tentukan dengan warna tanah hasil yang disajikan pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Analisis Warna Tanah Pada Lahan Ubi Kayu Di Desa Wologai Tengah.
No Kode Sampel Warna Tanah
1. S1 2/1 10 YR Black
2. S2 2/2 10 YR Very Dark Brown
3. S3 2/1 10 YR Black
4. S4 2/1 10 YR Black
5. S5 2/1 10 YR Black
Keterangan : S1: Sampel 1, S2: Sampel 2, S3: Sampel 3, S4: Sampel 4, S5: Sampel 5

Tabel 3 memperlihatkan hasil memperoleh hasil yang optimal (United


penelitian yang diperoleh dari warna States Departement Of Agriculture, 2000)
tanah yang ada di lahan ubi kayu adalah Pada kondisi tertentu warna tanah
2/1 10 YR black, warna tanah yang juga dijadikan indikator kesuburan atau
diperoleh di lahan ubi kayu sangat cocok produktivitas lahan. Warna tanah juga
untuk dibudidayanan tanaman salah dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan
satunya ubi kayu, karena tanah yang organik tanah. Tanah yang mengandung
berwarna hitam mengandung bahan bahan organik tinggi 3,01% akan
organik yang tinggi, sehingga bisa berwarna gelap, sebaliknya semakin

29
Umin : Karateristik sifat fisik tanah pada lahan budidaya ubi kayu

rendah 1,0% kandungan bahan organik dibandingkan dengan kadar air, hal ini
maka tanah akan berwarna semakin terjadi mungkin karena adanya proses
terang akumulasi dari bahan organik akan evaporasi/penguapan langsung melalui
menciptakan warna kehitaman pada suatu tanah atau vegetasi yang ada dilahan ubi
tanah atau lahan (Widyati dan Rostiawati, kayu. Kadar air tanah juga berhubungan
2010). Warna gelap pada tanah umumnya erat dengan porositas tanah, dimana
disebabkan juga oleh kandungan tinggi porositas ini memiliki kemampuan tanah
dari bahan organik yang terdekomposisi dalam menyerap air berkaitan dengan
(Mahi, 2013). tingkat kepadatan tanah. Semakin padat
4. Kadar Air Tanah Di Lahan Ubi tanah maka semakin sulit untuk menyerap
Kayu air maka porositas tanah semakin kecil.
Berdasarkan hasil penelitian yang Sebaliknya semakin mudah tanah
telah diperoleh kadar air yang ada di menyerap air maka tanah tersebut
lahan ubi kayu sebesar 37,4 %, dari hasil memiliki porositas yang besar. Hal ini
yang diperoleh dinyatakan bahwa kadar disebabkan karena kemampuan tanah
air yang terdapat di lahan ubi kayu tidak menyerap air tidak tergantung pada total
sesuai (tidak subur) dimana kadar air ini ruang pori tetapi dipengaruhi oleh
tidak dapat meningkatkan hasil produksi persentase sebaran ukuran pori (Yamani,
ubi kayu yang optimal, karena 2007). Kemampuan tanah dalam menahan
evaporasi/penguapan terhalangi oleh air dapat dipengaruhi oleh tekstur tanah,
tanaman yang ada disekitar. Kadar air tanah-tanah yang bertekstur kasar
merupakan banyaknya air yang mempunyai daya tahan air lebih kecil dari
terkandung dalam tanah yang dinyatakan pada tanah yang bertekstur halus. Oleh
dalam persen (Arifin, 2011). Kadar air karena itu, tanaman yang ditanam pada
yang ideal 50% - 80%, seandainya kadar tanah kasar umumnya lebih mudah kering
air < 50% - 80% akan mengakibatkan dari pada tanah yang bertekstur lempung
kerusakan pada akar tanaman ubi kayu atau liat
dan akar tersebut menjadi keras dan
berkayu sehingga banyak mengandung SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
serat, karena kandungan air rendah,
sebaliknya >50% - 80% kandungan air karakteristik sifat fisik tanah pada lahan
sangat tinggi sehingga mengakibatkan ubi kayu (manihot esculenta crantz) di
hasil produksi ubi kayu menurun dan tdak Desa Wologai Tengah tergolong subur,
mendapatkan hasil yang optimal dapat disimpulkan bahwa: Tekstur tanah
(Rahman, 2015). yang ada di lahan ubi kayu didominasi
oleh tekstur liat, struktur tanah gumpal
Dari hasil penelitian kadar air yang
bersudut, warna tanah 10 YR 2/1 Black
diperoleh ada kaitan dengan tekstur tanah,
dan 10 YR 2/2 Very Dark Brown dan
rendahnya kadar air pada tanaman ubi
memiliki kadar air 37,4 %. Jenis tanah ini
kayu karena tekstur liat tanah lebih tinggi

30
AGRICA, Vol. 12 No. 1 (2019)

merupakan jenis tanah yang ideal atau Hutan dan Perkebunan Kakao
tergolong sebur untuk membudidayakan (Theobroma Cacao L.) Di Desa
tanaman ubi kayu. Sejahtera Kecamatan Palolo
Rekomendasi perbaikkan adalah Kabupaten Sigi. e-J. Agrotekbis 2
Perbaikkan kadar air sebaiknya petani (6): 565-572.
harus melakukan pemangkasan pada
tanaman atau vegetasi yang ada disekitar Buckman, H.O. 1982. Ilmu tanah.
ubi kayu sehingga proses Bharatara Karya Aksara. Jakarta.
evaporasi/penguapan tidak terhalangi, 788 hal.
sehingga tekstur tanah dan kadar air Defriyanto. 2014. Agihan Sifat Fisik
seimbang dan dapat meningkatkan hasil Tanah dan Tingkat Kepekaan
ubi kayu yang optimal. Erosinya pada Kawasan Karst di
Kecamatan Sukolilo Kabupaten
UCAPAN TERIMAKASIH
Pati.
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar- Dika, M. T. S. 2011. Sifat fisisk Tanah
besarnya kepada orang tua dan seluruh Pada Hutan Mangrove desa
keluarga, lembaga pendidikan Universitas Tolangano Kecamatan Banawa
Flores, Aparat desa Wologai Tengah dan Selatan Kabupaten Donggala
seluruh pihak yang telah membantu Propinsi Sulawesi Tengah.
kelancaran jalannya penelitian. Skripsi Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Tadulako. Palu.
Ahmad. 2009 Penentuan Dasar-Dasar Dwi Priyo Ariyanto, 2010 Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Pengertian Struktur Ilmu Tanah. PT. Mediyatama
Tanah. Fakultas Pertanian. Bogor Sarana Perkasa: Jakarta.
Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Ebed De Rosary, 2017 Wologai Kampong
Kualitas Tanah Entisol pada Adat Yang Telah Berusia 800
Penggunaan Lahan yang Tahun. Status Berita Lingkungan
Berbeda. J. Agroteksos 21(1): 47 Ende, Flores.
– 54.
Elida S, Hamidi W. 2009. Analisis
BPS Propinsi, (2015). Badan Pusat pendapatan agroindustri
Satatistik, Provinsi Nusa Tengara rengginang ubi kayu di
Timur. Kabupaten Kampar. Pekanbaru:
Fakultas pertanian UIR. JOM
Baso, M S. G. Uswah, U. Monde, A.,
FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober
2014. Variabilitas Sifat Fisika
2014.
Tanah Dan Corganik Pada Lahan

31
Umin : Karateristik sifat fisik tanah pada lahan budidaya ubi kayu

Hanafiah, A K. 2010. Dasar-dasar Ilmu Kacang dan Umbi Tahun 2015,


Tanah. Raja Grafindo Bogor, pp. 521-527.
Persada:Jakarta.
Prihandana R, Hendroko R. 2007. Energi
Hutami, F, D, Harijono. 2014. Pengaruh Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya.
penggantian larutan dan http : // Reposi tory. Unri.ac.id/.
konsentrasi NaHCO3 terhadap
Putra, M.P. 2009. Besar Aliran
penurunan kadar sianida pada
Permukaan (Run-Off) Pada
pengolahan tepung ubi kayu.
Jurnal Pangan dan Agroindustri. Berbagai Tipe Kelerengan Di
Vol. 18 No. 2 [Agustus 2017] Bawah Tegakan Eucalyptus spp.
119-128 2(4):220-230. (Studi Kasus di HPHTI PT. Toba
Pulp Lestari, Tbk. Sektor Aek
Islami, T,dan W.H.Utomo, 1995, Nauli). Universitas Sumatera
Hubngan Tanah Air dan Tanamn. Utara, Medan. Jurnal,online
IKIP Semarang Press, Semarang. Agroekoteaknologi vol. 3. No. 2 :
712 – 723, ISSN No . 2.337 –
Kartasapoetra . 2010. Teknologi 6.597.
Konservasi Tanah dan Air.
(Jakarta:Rincka Cipta). Hal. 10- Rajamuddin, U. 2009 Kajian Tingkat
12. Perkembangan Tanah Pada
Lahan Perswahan Di Desa
Mahi, A.K. 2013. Survey Tanah, Evaluasi Kaluku Tinggu Kabupaten
dan Perencanaan Penggunaan Donggala Sulawesi Tengah
Lahan.Lembaga Penelitian
Jurnal Penelitian Perikanan
Universitas Lampung. Hal 219. Agroland 16 (1) : 45-52.
Naldo, R.A., 2011. Sifat Fisika Ultisol Rusdiana, O., dan R.S. Lubis. 2012.
Limau Manis Tiga Tahun Setelah Pendugaan Korelasi antara
Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Karakteristik Tanah Terhadap
Hijaun. J. agroland. Fakultas Cadangan (Carbon Stock) Pada
Pertanian. Universitas Andalas. Hutan Sekunder. J. Silvikultur
e-J. Agrotekbis 4 (3) : 227 - 234, Tropika 3:1:14-21.
Juni 2016 ISSN : 2338-3011.
Rismayani Ml. 2007 Pemanfaatan dan
Noerwijati, S, K, Mejaya, I, M, J. 2015. Pembuatan Tepung Tapioca.
Penampilan tujuh klon harapan Kanisius. Yogyakarta: UGM
ubikayu di lahan kering masam. Press. http : //Reposi tory.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Unri.ac.id/.
Penelitian Tanaman Aneka

32
AGRICA, Vol. 12 No. 1 (2019)

Sundari, T., K. Noerwijati, dan I.M. J. Tarigan. C. N., Purba. M., dan Kemala. S.
Mejaya. 2010. Hubungan antara L. 2014. Identifikasi Horizon
Komponen Hasil dan Hasil Umbi Argilik dengan Metode Irisan
Klon Harapan Ubi Kayu. Jurnal Tipis pada Ultisol di Arboretum
Balai Penelitian Ubi dan Kacang. USU Kuala Bekala. J. Online
Malang. 29(1):2. Agroteknologi. 2 (2): 863- 877.

Suparman. 2014. Kekerabatn fenetik ubi United States Departement Of Agriculture


kayu (manihot esculenta crantz) 2000. The Color of Soil.
Di Pulau Ternate Berdasarkan (Online) Available at:
Karakter Morfologi. J. http://www.nrcs.usda.gov
Bioedukasi. 2 (2) : 249 – 255. (Accessd 21 Februari 2016).

Supryo, H. 2011. Karakteristik sifat fisik Utomo, dan S. Prijono. 2014.


dan kimia tanah dibawah 8 jenis Implementasi Pemeliharaan
tegakan hutan di Wanagamul Lahan Pada Tanaman Ubi Kayu:
Gunungkidul Yogyakarta. Pengaruh Pengelolaan Lahan
Laporan DPP UGM (Tidak Terhadap Hasil Taanaman dan
Dipublikasikan). Fakultas Erosi 1:2:88-92.
Kehutanan Universitas Gaja
Wirosoedarmo. R., 2013. Pengaruh Sifat
Mada. Yogyakarta.
Fisik Tanah pada Konduktivitas
Susilawati, (2008). September 2008 Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan
Karakteristik sifat fisik dan kimia Lahan (Studi Kasus Di Kelurahan
ubi kayu (manihot esculenta) Sumbersari Malang). J.
Berdasarkan lokasi penanaman AGRITECH. Fakultas Teknologi
dan umur panen berbeda. Jurnal Pertanian, Universitas Brawijaya.
Teknologi Industri dan Hasil e-J. Agrotekbis 4 (3) : 227 - 234,
Pertanian Volume 13, No. 2. Juni 2016 ISSN : 2338-3011.

Rahman, N, Fitriani, H, Hartati, Hartati, Yamani, A. 2007. Analsis sifat fisik dan
N, S. 2015. Seleksi ubi kayu kimia tanah pada kelerengan
berdasarkan perbedaan waktu yang berbeda di CV Tabalong
panen dan inisiasi kultur in vitro. Timur Kabupaten Tabalong
Pros. Sem Nas. Masy. Biodiv. Kalimantan Selatan Jurnal
Indon. 1(18):1761-1765. Universitas Lampung, 8(21):
134– 139.

33

You might also like