1325 2431 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350092958

Diagnosis dan Tatalaksana Uterus Bikornu

Article · March 2021


DOI: 10.55175/cdk.v48i12.1576

CITATIONS READS

0 635

1 author:

Stefanus Imanuel Setiawan


University of Indonesia
18 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analysis of socioeconomic status and personal behavior on hypertension in jakarta, indonesia: a cross-sectional study View project

All content following this page was uploaded by Stefanus Imanuel Setiawan on 16 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis dan Tatalaksana Uterus Bikornu


Stefanus Imanuel Setiawan
RSU Bhakti Asih, Kota Tangerang, Banten, Indonesia

ABSTRAK
Malformasi uterus atau yang dikenal sebagai kelainan Mullerian, merupakan kelainan anatomis uterus, serviks, atau vagina. Salah satu jenis
malformasi uterus adalah uterus bikornu. Selain temuan klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis seperti
ultrasonografi (USG), histerosalpingografi (HSG), dan magnetic resonance imaging (MRI) memiliki peranan dalam diagnosis uterus bikornu.
Rekonstruksi bedah direkomendasikan untuk pasien uterus bikornu dengan riwayat abortus spontan multipel tanpa faktor penyebab lain.

Kata kunci: Malformasi uterus, uterus bikornu

ABSTRACT
Uterus malformations, also known as Mullerian anomalies, are structural anomalies of uterus, cervix, or vagina. Bicornuate uterus is one
among several types of uterus malformations. Besides clinical findings from anamnesis and physical examination, Radiological examinations
ultrasonography (USG), hysterosalpingography (HSG), and magnetic resonance imaging (MRI) have roles in diagnostic assessment. Reconstruction
using surgery procedure is recommended for bicornuate uterus patient with history of multiple spontaneous abortions without other causing
factors. Stefanus Imanuel Setiawan. Diagnosis and Management of Bicornuate Uterus

Kata kunci: Bicornuate uterus, uterus malformation

PENDAHULUAN bikornu komplit memiliki insidens kelahiran Klasifikasi dan Patogenesis


Malformasi uterus atau sering dikenal prematur sebanyak 66% dan angka bertahan Malformasi uterus diklasifikasikan oleh
sebagai kelainan Mullerian, merupakan hidup bayi lebih rendah dibanding pasien American Fertility Society sebagai mullerian
kelainan anatomis uterus, serviks, atau uterus bikornu parsial.1 Selain itu, pasien agenesis, unicornuate uterus, uterine didelphys,
vagina. Kelainannya bisa ditemukan pada uterus bikornu rentan mengalami fetal bicornuate uterus, septate uterus, arcuate
salah satu, atau kombinasi organ-organ intrauterine growth retardation, malposisi fetal, uterus, dan diethylstilbestrol-related anomalies
tersebut.1 Insidens kelainan ini sulit ditentukan dan retained placenta.3 (Gambar 1).1,3
karena kebanyakan kasus ditemukan saat
pemeriksaan obstetri/ginekologi; 57-63%
pasien yang memiliki kelainan uterus dapat
memiliki anak.2 Kelainan ini biasanya diketahui
dari gejala seperti kelainan menstruasi, nyeri
pelvis, infertilitas, dan kejadian keguguran
berulang.1-3

Epidemiologi dan Faktor Risiko


Insidens malformasi uterus kongenital sulit
diketahui karena jarang sekali menimbulkan
keluhan sebelum kehamilan. Diperkirakan
angka kejadiannya 1-2 per 1000 perempuan.4
Sekitar 60% perempuan dengan uterus
bikornu berhasil melahirkan bayi normal
dan hidup.1 Persalinan prematur dan abortus
merupakan risiko pasien uterus bikornu;
insidens aborsi 28% dan kelahiran prematur
20% pada pasien dengan uterus bikornu
parsial.1 Sedangkan pasien dengan uterus Gambar 1. Klasifikasi malformasi uterus1
Alamat Korespondensi email: [email protected]

CDK-293/ vol. 48 no. 3 th. 2021 123


TINJAUAN PUSTAKA

Mullerian Agenesis caesarea (SC).1 Bagian uterus yang mengalami Uterus Bikornu
Mullerian agenesis disebabkan oleh kegagalan kelainan perlu dibuang, karena implantasi di
pembentukan uterus, serviks, dan/atau vagina area tersebut sangat berisiko ruptur uterus, Malformasi uterus bikornu disebabkan
(Gambar 2). Kelainan ini dapat ditemukan pada terbanyak pada usia kehamilan sebelum 20 oleh penyatuan duktus Mullerian inkomplit
salah satu segmen atau kombinasi segmen- minggu.1 (Gambar 5). Bayi lahir hidup ditemukan
segmen tersebut. Malformasi ini sangat pada 60% kasus.1,2 Kelainan ini dapat dibagi
jarang, hanya didapatkan pada 1 dari 4000- menjadi bicornuate parsial dan komplit. Tipe
10000 wanita.4 Kelainan ini baru terdeteksi parsial memiliki prognosis obstetrik lebih baik
jika muncul gejala seperti amenorrhea saat dengan aborsi spontan pada 28% penderita,
pubertas karena perkembangan genitalia dan persalinan preterm pada 20% penderita.
eksternal cenderung dalam batas normal. Persalinan preterm ditemukan 66% pada
Kelainan ini dapat dideteksi menggunakan penderita bicornuate komplit, dengan fetal
Hysterosalpingogram (HSG), Ultrasonography survival rate lebih rendah.1
(USG), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI),
MRI biasanya untuk pengamatan lebih detail
derajat kelainan.1

Unicornuate Uterus
Gambar 3. Unicornuate uterus1
Malformasi unicornuate uterus disebabkan
oleh kegagalan perkembangan salah satu
duktus Mullerian (Gambar 3); ditemukan
pada 14% pasien malformasi uterus. Aktivitas
endometrium pada bagian yang mengalami
malformasi, akan menimbulkan nyeri siklik
unilateral.1

Gambar 2. Mullerian agenesis1

Kelainan ini dapat dievaluasi dengan HSG, Kelainan uterine didelphys disebabkan oleh Kelainan septate uterus disebabkan oleh
USG, dan MRI. Pada pemeriksaan HSG, kegagalan penyatuan kedua duktus Mullerian kegagalan regresi segmen medial pada
biasanya akan tampak gambaran kavitas (Gambar 4). Karakteristik khas kelainan ini penyatuan duktus Mullerian (Gambar 6).
bengkok seperti pisang dengan satu tuba adalah ditemukannya 2 uterus dan 2 serviks. Struktur septate secara histologis berupa
Fallopi. USG direkomendasikan untuk evaluasi Dibandingkan dengan malformasi uterus jaringan fibrosa atau jaringan muskuler.
perkembangan bagian yang rudimenter.1 lainnya, kelainan ini cenderung memiliki Sejumlah 42% penderita kelainan ini
prognosis obstetrik terbaik; 75% persalinannya mengalami abortus spontan.1,6 Tingginya
Wanita dengan kelainan ini, 36% mengalami berakhir dengan bayi lahir hidup.5 SC insidens tersebut diduga karena implantasi
abortus spontan, 16% mengalami persalinan jarang diindikasikan, kecuali jika ada riwayat pada bagian septate yang cenderung avaskular
preterm, dan bayi lahir hidup 54%; lebih persalinan preterm berulang.1 dibandingkan jaringan endometrium normal..
sering dengan janin presentasi bokong, intra- Tatalaksana yang umum adalah reseksi
uterine growth restriction (IUGR), dan sectio septum.1

124 CDK-293/ vol. 48 no. 3 th. 2021


TINJAUAN PUSTAKA

adenocarcinoma vagina.1 Abnormalitas


saluran reproduksi akibat paparan DES
tidak hanya melibatkan uterus, tetapi juga
berdampak pada anggota reproduksi lainnya,
yakni serviks, vagina, rongga uterus, dan
tuba Fallopi (Gambar 8).1 Didapatkan juga
transverse septa, circumferential ridges yang
melibatkan vagina dan serviks, dan cervical
collars (cookscomb cervix).1 Wanita dengan
Gambar 7. Arcuate uterus abnormalitas servikovagina lebih cenderung
memiliki kelainan uterus, seperti rongga
khas malformasi ini. Kebanyakan penelitian uterus lebih kecil, pemendekan segmen atas
menunjukkan bahwa malformasi ini tidak uterus, T-shaped, dan rongga irreguler.1
mengakibatkan gangguan obstetrik yang
signifikan. Reseksi indentasi umumnya tidak Abnormalitas tuba Fallopi termasuk
diindikasikan kecuali jika memiliki riwayat pemendekan, penyempitan dan ketiadaan
aborsi berulang. 1 fimbria juga ditemukan.1 Kelainan tersebut
dapat dinilai dengan histerosalfingografi.
Abnormalitas Saluran Reproduksi Diinduksi Umumnya paparan DES berpengaruh pada
Diethylstilbestrol tingkat konsepsi karena terjadi penurunan
Diethylstilbestrol (DES), estrogen nonsteroid fertilitas yang berhubungan dengan
sintetis diresepkan pada sekitar 3 juta wanita hipoplasia dan atresia.1 Bagi yang hamil,
hamil di Amerika Serikat sejak akhir 1940- insidens keguguran, kehamilan ektopik, dan
Gambar 5. Uterus bikornu1
an hingga awal 1960-an.1 Obat ini pada melahirkan prematur meningkat karena
awalnya diklaim bermanfaat untuk mengatasi kelainan struktural.1
Septate Uterus abortus, preeklamsia, diabetes, hot flashes,
dan kelahiran prematur.7 Namun, setelah Diagnosis Uterus Bikornu
20 tahun diketahui tidak efektif.8 Herbst, Dari anamnesis, dapat ditemukan abortus
et al, (1971)9 menemukan bahwa paparan (dapat berulang) dan infertilitas; pada
DES tehadap uterus berhubungan dengan beberapa pasien dapat ditemukan saat
terbentuknya uterus berbentuk huruf T (T sectio caesarea. Pada pemeriksaan ginekologi
shaped uterus) dan meningkatkan insidens ditemukan hanya satu serviks. Diagnosis pasti
clear cell adenocarcinomas vagina dan serviks. dengan pemeriksaan radiologis.10
Risiko keganasan vagina ini mendekati 1 dari
1000 wanita yang terpapar.1 Selain itu, juga Beberapa modalitas pemeriksaan radiologi
meningkatkan risiko neoplasia intraepitelial untuk pemeriksaan uterus bikornu adalah
pada vagina dan serviks; ditemukan bahwa ultrasonografi (USG), histerosalpingografi
paparan DES menekan gen WNT 4 dan (HSG) dan magnetic resonance imaging (MRI).
mengganggu ekspresi gen Hox (gen yang Kontur bagian uterus konkaf dengan bagian
mengatur perkembangan duktus Mullerian kornu yang divergen. Celah pada bagian
tikus).1 Hal ini menunjukkan proses molekuler fundus biasanya memiliki kedalaman lebih
terjadinya abnormalitas uterus, vaginal dari 1 cm dan jarak antara kornu melebar.10
adenosis, dan karsinoma pada pasien yang
terpapar DES.1 Histerosalpingografi (HSG)
Pemeriksaan HSG dilakukan dengan
Saat perkembangan normal, vagina awalnya memasukkan kateter ke dalam kanalis
dibatasi oleh epitel glanduler yang berasal servikalis kemudian balon dikembangkan
dari duktus Mullerian; menjelang akhir untuk menghindari kebocoran kontras.
Gambar 6. Septate uterus1
trimester 2, lapisan ini digantikan oleh Kontras yang larut air kemudian dimasukkan
epitel skuamosa memanjang dari sinus ke dalam kavum uteri dan dilakukan
Arcuate Uterus urogenital.1 Kegagalan epitel skuamosa visualisasi fluoroskopi untuk evaluasi bentuk
untuk melapisi vagina dinamakan adenosis; uterus, adanya filling defect, dan patensi tuba
Secara umum hampir tidak ditemukan biasanya terlihat merah, bergranuler.1 Gejala Fallopi.10,11
perbedaannya dengan uterus normal yang sering adalah iritasi vagina, discharge,
(Gambar 7), selain adanya indentasi kecil pada metrorrhagia, dan perdarahan postcoital.1 Pada pemeriksaan HSG akan terlihat uterus
bagian fundus yang merupakan tanda Adenosis berhubungan dengan clear cell terbelah dua, namun sulit untuk menilai septa

CDK-293/ vol. 48 no. 3 th. 2021 125


TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 8. Abnormalitas saluran reproduksi yang diinduksi oleh Diethylstilbestrol

Gambar 10. Hasil MRI uterus bikornu13

Gambar 9. Hasil USG untuk membedakan uterus


bersepta dan uterus bikornu11

licin dan digunakan untuk membedakan


uterus bersepta, arkuata, atau bikornu (dan
didelfis). Untuk membedakan uterus bersepta
dan bikornu dari USG, dapat melalui 3 hal
berdasarkan Gambar 9:10,11
„„ Lakukan penarikan garis pada bagian
antara ostium tuba Falopii, jika bagian
Gambar 11. Metroplasti sebagai tatalaksana bedah uterus bikornu1 apeks fundus berada lebih dari 5 mm
di atas garis tersebut, dikatakan uterus
dan anomali bikornu karena kontur fundus dapat digunakan dalam diferensiasi malforasi bersepta (Gambar 9a).
uteri tidak dapat dinilai. Konfirmasi bentuk uterus septate dan bicornuate.12 „„ Gambar 9b dan 9c menunjukkan uterus
anatomi uterus, dapat dengan MRI. 10,11 bikornu karena apeks fundus terletak di
bawah (b) atau kurang dari 5 mm di atas
Uterus bikornu sulit dibedakan dari uterus garis antara ostium tuba Faloppi (c).
bersepta dari pemeriksaan radiologis; padahal
hal ini penting karena uterus bersepta Magnetic Resonance Imaging (MRI)
dapat ditatalaksana dengan reseksi septal Dari pemeriksaan ini, dapat ditemukan celah
histeroskopi. Untuk membedakan keduanya fundus yang dalam (> 1 cm) pada kontur
dari pemeriksaan HSG, uterus bikornu uterus bagian luar dan jarak antar kornu > 4
memiliki sudut antar kornu > 105o sedangkan cm. Selain itu, MRI juga dapat membedakan
uterus bersepta memiliki sudut < 75o.10,11 antara uterus bersepta dan uterus bikornu;
Selain itu, Nazzaro, et al, (2014) menunjukkan celah fundus < 1 cm mengindikasikan uterus
bahwa deteksi “Y sign” pada pemeriksaan HSG bersepta. Pada Gambar 10a, terlihat 2 korpus

126 CDK-293/ vol. 48 no. 3 th. 2021


TINJAUAN PUSTAKA

uterus (panah jingga), kemudian terdapat metroplasti, 85% kehamilan dapat mencapai merupakan salah satu permasalahan obstetri-
celah fundus (FC) lebih dari 1 cm. Dari arah persalinan normal.1,6 ginekologi yang dapat berdampak pada
kaudal (Gambar 10b), terlihat satu serviks.11,13 kesintasan bayi selama masa kehamilan.
Pada metroplasti, dinding uterus diinsisi di Temuan klinis melalui anamnesis dan
Tatalaksana Uterus Bikornu bagian posterior (Gambar 11). Kemudian, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan
Rekonstruksi uterus bikornu menggunakan dilakukan reaproksimasi dinding uterus radiologis seperti ultrasonografi (USG),
prosedur bedah direkomendasikan untuk posterior dengan jahitan pada bagian histerosalpingografi (HSG), dan magnetic
pasien dengan riwayat abortus spontan miometrium. Selanjutnya, dilakukan jahitan resonance imaging (MRI) memiliki peranan
multipel tanpa faktor penyebab lain. pada lapisan subserosal di bagian dinding dalam diagnosis uterus bikornu. Rekonstruksi
Tindakan bedah yang dimaksud disebut anterior dan posterior.1 bedah direkomendasikan untuk pasien uterus
metroplasti, yaitu tindakan penyatuan kavitas bikornu dengan riwayat abortus spontan
endometrium. Hasil metroplasti cukup baik. Ringkasan multipel tanpa faktor penyebab lain.
Pada 289 perempuan dengan uterus bikornu, Malformasi uterus yang merupakan kelainan
kejadian abortus sebanyak 70%. Setelah anatomis uterus, serviks, atau vagina

DAFTAR PUSTAKA
1. Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. Anatomic disorders. 2nd ed. McGraw Hill: United States;
2012. p. 495-500.
2. Butt F. Reproductive outcome in women with congenital uterine anomalies. Ann King Edward Medical University. 2011;17(2):171.
3. Chandler TM, Machan LS, Cooperberg PL, Harris AC, Chang SD. Müllerian duct anomalies: From diagnosis to intervention. Br J Radiol. 2009;82:1034–42.
4. Committee on Adolescent Health Care. Committee opinion: no.562: Müllerian agenesis: Diagnosis, management, and treatment. Obstet Gynecol. 2013;121(5):1134-
7.
5. Katke RD, Acharya S, Mourya S. Uterus didelphys with pregnancy and its different maternal and perinatal outcomes. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol.
2017;6(10):4690-3.
6. Cunningham, Leveno, Bloom, Spong, Dashe, Hoffman, et al. Williams obstetric. Congenital genitourinary abnormalities. 24th ed. New York: McGraw Hill; 2014. p.41.
7. Masse J, Watrin T, Laurent A, Deschamps S, Guerrier D, Pellerin I. The developing female genital tract: From genetics to epigenetics. Int J Dev Biol. 2009;53(2–3):411–
24.
8. Reed CE, Fenton SE. Exposure to diethylstilbestrol during sensitive life stages: A legacy of heritable health effects. Birth Defects Res C Embryo Today. 2013;99(2):134-
46.
9. Herbst AL, Hubby MM, Blough RR, Azizi F. A comparison of pregnancy experience in DES-exposed and DES-unexposed daughters. J Reprod Med. 1980;24(2):62-9.
10. Valle RF, Ekpo GE. Hysteroscopic metroplasty for the septate uterus: Review and meta-analysis. JMIG 2013;20(1):22-42.
11. Behr SC, Courtier JL, Qayyum A. Imaging of mullerian duct anomalies. Radiol Soc North Am. 2012;32:233-50.
12. Nazzaro G, Locci M, Marilena M, Salzano E, Palmeri T, Placido GD. Differentiating between septate and bicornuate uterus: Bidimentional and 3-dimensional power
doppler findings. JMIG. 2014;21(5):870-6.
13. Troiano RN, McCarthy SM. Mullerian duct anomalies: Imaging and clinical issues. Radiology. 2004;233(1):19-34.

CDK-293/ vol. 48 no. 3 th. 2021 127

View publication stats

You might also like