Yusnita Sari Limbong
Yusnita Sari Limbong
Yusnita Sari Limbong
Abstract
Avocado peel contains alkaloids, flavonoids and saponins, where these compounds have
potential as antibacterial. This study aims to utilize avocado peel extract in the form of bath
soap which has the potential to remove dirt, dead skin cells, dull skin amd prevent skin
irritation. By paying attention to formula for the solid soap, in terms of addition 3 types of oil
and variations in the concentration of coconut oil. This study used sample of avocado peel
extract, Persea Americana Mill. The extraction method uses maceration, with 96% ethanol as
solvent. Quality testing based on organoleptic, including (color, shape, and smell). Based on
the pH value of soap, using universal indicator pH instrument. Quality testing also includes
foam height and stability, moisture content, and free alkali which is carried out by the
alkalimetric titration method. The pH value test results obtained an average of 10.6, so that it
meets SNI 2016 which is 99-11. Testing the foam height with an average of 2.23 cm, so that it
meets SNI 2016 which is 1.3-22 cm. Foam stability obtained an average of 25.62%, so that it
meets SNI 2016 which is 60-70%. The moisture content obtained an average of 14.3%, so
that it meets SNI 2016 which is maximum of 15%. And the alkali value obtained an average
of 0.53%, does not meet SNI 2016 because the maximum alkali value is 0.1%.
Keywords: Extract; Peel; Avocado; Solid soap.
Abstrak
Kulit buah alpukat memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin
dimana senyawa-senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antibakteri. Penelitian ini
bertujuan untuk memanfaatkan ekstrak kulit buah alpukat dalam bentuk sediaan sabun
mandi yang berpotensi sebagai penghilang kotoran, mengangkat sel kulit mati,
mencegah iritasi kulit, serta menghilangkan kulit kusam. Dengan memperhatikan
formula sediaan sabun padat tersebut, ditinjau dari penambahan 3 jenis minyak dan
variasi konsentrasi minyak kelapa. Penelitian ini menggunakan sampel ekstrak kulit
buah alpukat jenis Persea Americana Mill. Metode ekstraksi menggunakan maserasi,
dengan etanol 96% sebagai pelarut. Pengujian kualitas berdasarkan organoleptik,
meliputi (warna, bentuk, dan bau). Berdasarkan nilai pH sabun, menggunakan alat ukur
pH indikator universal. Pengujian kualitas juga meliputi tinggi dan stabilitas busa, kadar
air, serta alkali bebas yang dilakukan dengan metode titrasi alkalimetri. Hasil uji nilai pH
diperoleh rata-rata 10,6 sehingga memenuhi SNI 2016 yaitu 99-11. Pengujian tinggi
busa dengan rata-rata 2,23 cm, sehingga memenuhi SNI 2016 yaitu 1,3-22 cm. Stabilitas
busa diperoleh rata-rata 25,62%, sehingga memenuhi SNI 2016 yaitu 60-70%. Kadar air
diperoleh rata-rata 14,3%, sehingga memenuhi SNI 2016 yaitu maksimal 15%. Dan nilai
alkali yang diperoleh rata-rata yaitu 0,53%, tidak memenuhi SNI 2016 karena nilai alkali
maksimal 0,1%.
Kata Kunci:Ekstrak; Kulit buah; Alpukat; Sabun padat.
21
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.2, Desember 2021
22
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No. 2, Desember 2021
pewarna, alcohol 96%, methanol 90%,, yang dilakukan yaitu melarutkan NaOH
indikator fenolftalein,KOH, HCl. dalam Aquadest. NaOH digunakan dalam
Data hasil penelitian yang diperoleh pembuatan sabun dikarenakan NaOH
dari setiap pengujian. Uji organoleptis, pH, berfungsi sebagai penetralisir asam karena
kadar air, dan asam lemak bebas atau NaOH bersifat basa dan sifatnya yang
alkali, diolah dan dikumpulkan dalam tidak mudah larut air (Saepul, 2013).
bentuk tabel. Data dianalisis secara Pemilihan basa NaOH agar diperoleh
deskriptif dengan membandingkan kualitas sabun yang padat, tetapi jika digunakan
sabun yang sesuai SNI 2016 dan sabun basa KOH maka akan diperoleh sabun cair.
mandi padat dari masing-masing formula Setelah melarutkan NaOH langkah
(Tabel 1). selanjutnya adalah mencampurkan minyak
Tabel 1.Formula Sabun Mandi Padat kelapa, minyak zaitun, dan minyak jagung.
Minyak kelapa dipilih sebagai bahan dasar
sabun dikarenakan minyak kelapa
Nama Kegunaan Sediaan
memiliki sifat memadatkan. Oleh sebab itu
Bahan Sabun (%) ditambahkan minyak zaitun dan minyak
F1 F2 jagung agar kepadatan sabun tidak terlalu
keras. Minyak zaitun berfungsi sebagai
Ekstrak Bahan Aktif 8% 8% pelembab sabun sedangkan minyak jagung
Kulit Buah berfungsi sebagai pengawet sabun.
Alpukat Pencampuran minyak dilakukan dengan
pemanasan suhu 70°C. Tujuan dari
Minyak Basis Sabun 15% 20% pemanasan adalah untuk mempercepat
Kelapa reaksi saponifikasi yang terjadi. NaOH
yang telah dilarutkan dengan aquadest tadi
Minyak Pengawet 18% 18%
dituangkankan sedikit demi sedikit sambil
Sawit terus diaduk menggunakan hand blender
Minyak Pelembab 25% 25% hingga terbentuk trace. Trace adalah
kondisi dimana massa sabun telah
Zaitun
terbentuk yang ditandai dengan massa
NaOH Basis Sabun 10% 10% sabun mengental. Kemudian ditambahkan
Pewarna Pewarna Q.s Q.s
ekstrak kulit buah alpukat sebagai
antibakteri, H2O2 sebagai antivirus
Parfum Pengaroma Q.s Q.s (Pelczar dan Chan, 2010), Sodium lauryl
Aquadest Pelarut Add Add sulphate sebagai penghasil busa, dan
essential oil sebagai pengharum.
100% 100% Selanjutnya dihomogenkan kembali
menggunakan hand blender. Setelah
homogen, sabun segera dituang dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN cetakan dan tunggu sampai 1 minggu
untuk proses pengeringan sabun. Selama 1
Penelitian ini dimulai dengan minggu akan terjadi reaksi kimia antara
mengekstraksi kulit buah alpukat yang kaustik soda, minyak, dan air yang
sudah dikeringkan, dihaluskan dengan nantinya akan menghasilkan sabun padat.
blender, hingga diperoleh 1.050 gram Selain itu kandungan air dalam sabun juga
serbuk simplisia. Ekstraksi dilakukan akan menguap sehingga sabun lebih keras
dengan metode maserasi dengan sewaktu digunakan. Pemakaian sabun
menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak harus aman digunakan oleh manusia agar
4.200 ml selama 4x24 jam dan diperoleh tidak membahayakan kulit pemakai dan
ekstrak kental sebanyak 155 gram. memiliki kualitas yang baik. Untuk itu
Selanjutnya masuk pada tahap peneliti melakukan beberapa uji
pembuatan sabun mandi padat. Setelah diantaranya yaitu uji organoleptis, pH,
semua bahan ditimbang, langkah pertama
23
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.2, Desember 2021
tinggi busa, kadar air, dan asam lemak NaOH yang merupakan basa kuat,
bebas/alkali bebas. sehingga mempengaruhi pH sabun
3.1. Uji Organoleptis menjadi basa. Sedangkan syarat nilai
Uji organoleptis yaitu merupakan pH sesuai SNI 3532-2016 yaitu 9-11.
evaluasi terhadap pengamatan warna, Sehingga pH sabun mandi ekstrak
bau, dan bentuk, hal ini dilakukan kulit buah alpukat memenuhi syarat
karena terkait penerimaan konsumen SNI No 3532-2016.
terhadap produk. Berdasarkan dari 3.3. Uji Tinggi Busa
data penelitian, warna yang Uji tinggi busa dan stabilitas
dihasilkan yaitu bewarna hitam sabun merupakan salah satu cara
kemerahan, hal ini dipengaruhi dari untuk mengontrol sediaan sabun
penambahan ekstrak kulit buah mandi padat memiliki kemampuan
alpukatnya yang bewarna hitam dalam menghasilkan busa. Pembusaan
kemerahan. Sediaan sabun ini sabun dipengaruhi oleh beberapa
disengaja peneliti tidak dilakukan faktor yaitu adanya bahan aktif sabun,
penambahan pewarna sabun surfaktan, penstabil busa, serta bahan
dikarenakan warna ekstrak yang penyusun sabun lainnya seperti jenis
sudah kuat. Bentuk sabun bertekstur minyak yang digunakan. Dalam
padat karena peneliti bertujuan pembuatan sabun ekstrak kulit buah
membuat sabun padat. Oleh sebab itu, alpukat ini, peneliti menambahkan
peneliti memberi penambahan NaOH natrium lauril sulfat (surfaktan) dan
dan minyak kelapa pada formula minyak kelapa sebagai pembusaan
sabun. Serta sabun berbau khas kulit sabun. Dari hasil evaluasi sabun
buah alpukat dikarenakan adanya ekstrak kulit buah alpukat memiliki
penambahan ekstrak kulit buah tinggi busa yaitu 2,23 cm sedangkan
alpukat pada sediaan sabun. untuk stabilitas sabunnya yaitu
3.2. Uji Ph 25,62%. Syarat tinggi busa menurut
Uji pH merupakan parameter SNI 2016 yaitu 1,3-22 cm dan untuk
kimiawi untuk mengetahui sabun stabilitas busa yaitu 60-70%. Sehingga
yang dihasilkan bersifat basa atau untuk tinggi busa sabun ekstrak kulit
asam, sehingga menentukan buah alpukat memenuhi syarat
kelayakan sabun untuk digunakan sedangkan untuk stabilitas busa sabun
sebagai sabun mandi. Sabun dengan ekstrak kulit buah alpukat belum
pH yang terlalu tinggi dapat memenuhi syarat SNI 2016. Hal ini
meningkatkan pertumbuhan bakteri disebabkan karena peneliti telah
Propionibacterium dan membuat melakukan penambahan surfaktan
kulit kering. Hal ini terjadi karena yang sudah sesuai sehingga tinggi
sabun dengan pH tinggi dapat busa memenuhi syarat. Sedangkan
membengkakkan keratin sehingga peneliti tidak menambahkan penstabil
memudahkan masuknya bakteri yang busa seperti betain pada formula sabun
menyebabkan kulit menjadi kering (Suryani dkk., 2017).
dan pecah-pecah. Sedangkan sabun 3.4. Uji Kadar Air
dengan pH terlalu rendah dapat Uji kadar air pada sabun mandi
menyebabkan iritasi pada kulit padat adalah pengukuran berat
(Prima,2014). pH sabun yang setelah pengeringan pada suhu 105°C
dihasilkan dalam penelitian ini yaitu selama 30 menit. Berdasarkan SNI
10. pH 10 menunjukkan bahwa sabun No 3532-2016, kadar air dalam
bersifat basa, hal ini dikarenakan
24
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No. 2, Desember 2021
25
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.2, Desember 2021
26