0% found this document useful (0 votes)
49 views16 pages

Risiko Terkait Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Selama Masa Pandemi

This study aimed to determine the factors influencing smoking behavior at home during the COVID-19 pandemic in one neighborhood in Bogor, Indonesia. A cross-sectional study was conducted involving surveys and interviews of heads of households. Data was analyzed using univariate and bivariate analysis. The results found that only the knowledge variable had a significant relationship with smoking behavior at home. Respondents with low knowledge had a 10.5 times greater risk of smoking at home than those with high knowledge. Pre- and post-intervention tests showed that community knowledge about the dangers of smoking at home significantly increased after health education was provided. The study concluded that improving community knowledge through intervention is effective for reducing smoking behavior at home.

Uploaded by

Yusnia Agustin
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
49 views16 pages

Risiko Terkait Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Selama Masa Pandemi

This study aimed to determine the factors influencing smoking behavior at home during the COVID-19 pandemic in one neighborhood in Bogor, Indonesia. A cross-sectional study was conducted involving surveys and interviews of heads of households. Data was analyzed using univariate and bivariate analysis. The results found that only the knowledge variable had a significant relationship with smoking behavior at home. Respondents with low knowledge had a 10.5 times greater risk of smoking at home than those with high knowledge. Pre- and post-intervention tests showed that community knowledge about the dangers of smoking at home significantly increased after health education was provided. The study concluded that improving community knowledge through intervention is effective for reducing smoking behavior at home.

Uploaded by

Yusnia Agustin
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas

Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16


DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

Risiko Terkait Perilaku Merokok di Dalam Rumah Selama Masa Pandemi

Najiah Meirina Anwar*1, Adinda Tri Wulandari1, Dextra Fairuz1, Kayla Zahra Azalea1, Kezia
Chrisiavinta1, Nabila Putri Vinadi1, Natasya Gita Cinta1, Putri Rahmadian1, Rahma Miladia Sari1, Rifda
Amalia Choirunnisa1, Dadan Erwandi, Husnul Khatimah2
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
2
Puskesmas Kelurahan Pamoyanan, Kota Bogor
*e-mail: [email protected]

Abstract
Background: Clean and Healthy Behaviours (PHBS) is something that must be implemented to prevent
health problems, especially to prevent the transmission of the COVID-19 virus. Bogor City is one of the cities in
Indonesia that implements policies that regulate PHBS. Based on a survey by the Bogor City Health Office in
2019 it was found that “not smoking in the house” (62.6%) was the indicator of PHBS with the lowest
achievement. This is also caused by the increasing frequency of staying indoors during the COVID-19 pandemic,
so the problem of smoking in the house needs even more attention. Based on the phenomenon, researchers are
interested in knowing the factors that influence smoking behavior in the house during the COVID-19 pandemic
in one area in Bogor, that is RW.09 Pamoyanan Village. Objective: The purpose of this study was to determine
the factors that influence smoking behavior in the house during the COVID-19 pandemic and to intervene the
citizens of RW 09 Pamoyanan Village, South Bogor District, Bogor City in order to improve their knowledge,
attitudes, and behavior. Method: The research design used a cross sectional study design. The population of this
study is all heads of families in RW 09 Pamoyanan Village, South Bogor District, Bogor City which consists of
296 heads of families with the sample being some of the heads of families in RW 09. The sampling technique used
was purposive sampling. Data were analyzed using univariate and bivariate. Result: Based on the bivariate
analysis, it was found that the knowledge variable had a significant effect to smoking behavior in the house with
a p value of 0.011 and an OR value of 10.5 which indicates that respondents with low knowledge have a 10.5
times greater risk of smoking in the house than with highly educated respondents. Based on the results of the
pretest and posttest with a p value of 0.006, indicates that there is a significant difference in the knowledge of the
citizens before and after the intervention. Conclucion: Out of the seven variables studied, the knowledge variable
is the only variable that has a significant relationship to smoking behavior. While other variables have no
significant effect on smoking behavior in the house. In addition, the results of the pretest and posttest showed that
the average knowledge of the citizens increased after the intervention.
Keyword: smoking, COVID-19, PHBS, intervention

Abstrak
Latar Belakang: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan hal yang harus diterapkan untuk
mencegah permasalahan kesehatan khususnya untuk mencegah penularan virus COVID-19. Kota Bogor
merupakan salah satu kota di Indonesia yang menerapkan kebijakan yang mengatur tentang PHBS. Berdasarkan
survey oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada tahun 2019 ditemukan bahwa indikator tidak merokok di dalam
rumah (62,6%) merupakan indikator PHBS dengan capaian terendah. Hal ini juga dipicu oleh frekuensi untuk
tinggal di dalam rumah yang semakin meningkat selama pandemi COVID-19 sehingga masalah kebiasaan
merokok di dalam rumah perlu mendapatkan perhatian lebih. Berdasarkan fenomena peneliti tertarik untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di dalam rumah selama masa pandemi COVID-
19 di salah satu daerah di Bogor yaitu RW.09 Kelurahan Pamoyanan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di dalam rumah selama masa pandemi
COVID-19 serta melakukan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku warga RW 09
Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tahun 2021 Metode: Desain penelitian
menggunakan desain studi Cross Sectional. Populasi penelitian ini merupakan seluruh kepala keluarga di RW 09
Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang berjumlah 296 kepala dengan sampel
sebagian kepala keluarga di RW 09. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data
dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis bivariat, ditemukan bahwa hanya
variabel pengetahuan yang memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku merokok di dalam rumah dengan p

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 7


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

value 0,011 dengan nilai OR sebesar 10,5 yang menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan rendah
memiliki risiko 10,5 kali lebih besar untuk merokok didalam rumah dibandingkan dengan responden yang
berpendidikan tinggi. Berdasarkan hasil pretest dan posttest ditemukan p value sebesar 0,006 yang menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan warga sebelum dan setelah intervensi.
Kesimpulan: Dari ketujuh variabel yang diteliti, variabel pengetahuan merupakan satu-satunya variabel yang
memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku merokok. Sedangkan variabel lain tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku merokok di dalam rumah. Selain itu hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa
rata-rata pengetahuan warga meningkat setelah dilakukan intervensi.
Kata Kunci: merokok, COVID-19, PHBS, intervensi

1. PENDAHULUAN
Status kesehatan individu memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan faktor pendukung
seperti lingkungan, perilaku, faktor keturunan dan pelayanan kesehatan. Perilaku adalah faktor terbesar
kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan tiap individu, kelompok, atau
masyarakat (H.L. Blum, 1974). Saat ini, derajat kesehatan masyarakat dunia sedang dalam kondisi yang
bahaya karena adanya pandemi Coronavirus (COVID-19). Hal ini menjadikan perilaku hidup bersih
dan sehat setiap individu harus mendapat perhatian lebih.
Selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
merupakan hal yang sangat penting guna mencegah penularan virus. PHBS Rumah Tangga memiliki
10 indikator (Kemenkes, 2016). Namun pada pelaksanaannya, masih banyak indikator PHBS di
Indonesia yang belum mencapai target (Kemenkes, 2020).
Salah satu perilaku kesehatan yang terdapat dalam indikator PHBS adalah perilaku tidak
merokok di dalam rumah. Seperti kota lain di Indonesia, Kota bogor juga memiliki kebijakan yang
mengatur tentang PHBS. Masalah Perilaku Hidup Bersih Sehat di Kota Bogor yang perlu ditingkatkan,
berdasarkan survey PHBS oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Tahun 2019 adalah tidak merokok
di dalam rumah (62,6%) dimana memiliki capaian indikator yang paling rendah. Terutama di masa
pandemi, dimana frekuensi untuk tinggal di dalam rumah semakin meningkat sehingga masalah
kebiasaan merokok di dalam rumah perlu mendapatkan perhatian lebih.
Perilaku merokok di dalam rumah disebut juga sebagai asap tangan ketiga, hal tersebut
merupakan asap yang memenuhi ruang tertutup yang dihasilkan oleh perokok. Paparan asap rokok telah
menyebabkan lebih dari 1,2 juta kematian dini dan penyakit kardiovaskular serta penyakit pernapasan
yang serius bagi bayi dan anak-anak. Tempat utama anak kecil dapat terpapar asap rokok adalah di
rumah. Dengan begitu maka rumah dapat menjadi tempat beresiko tinggi terhadap paparan asap rokok
yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. (CDC, 2020).
Pada Kota Bogor ditemukan sebanyak 79% responden memiliki kebiasaan merokok di dalam
rumah dengan lokasi yang paling sering dijadikan tempat untuk merokok adalah teras (58,8%) dan
ruang TV (54,6%). Selain itu ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beberapa
faktor penyebab perilaku merokok dengan faktor sikap dan perilaku, dukungan keluarga dan pengaruh
psikologis (Putri, 2018).
Berdasarkan fenomena dan masalah yang dialami pada warga Kelurahan Pamoyanan,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, maka kelompok tertarik untuk mengetahui
pengaruh dari pengetahuan tentang bahaya merokok di dalam rumah, sikap, pengaruh psikologis,
pekerjaan, tingkat pendidikan, sarana pendukung, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan
terhadap perilaku merokok di dalam rumah selama masa pandemi Covid-19 pada Kelurahan
Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kemudian akan dilanjutkan
dengan intervensi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku warga mengenai
merokok di dalam rumah sehingga dapat meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 8


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

Rokok merupakan salah satu bentuk dari produk tembakau berbentuk gulungan yang digunakan
dengan cara dibakar, dihisap dan/atau dihirup, yang bahan utamanya terbuat dari tanaman nicotiana
tabacum, nicotiana rustica, dan/atau spesies lainnya serta di dalamnya mengandung unsur zat nikotin,
karbon monoksida, tar, serta zat beracun berbahaya seperti benzene, arsenic dan formaldehyde
(Permenkes, 2013; CDC, 2020; NHS, 2021). Hasil pembakaran produk-produk tembakau berjenis
rokok disebut sebagai asap rokok yang didalamnya memiliki banyak bahan kimia dan partikel seperti
nikotin dan tar yang dapat mengiritasi saluran pernafasan bagian atas dan paru-paru (Cancer. gov,
2020a). Asap dari produk tembakau sendiri terdiri dari ribuan bahan kimia, termasuk setidaknya 70
yang diketahui menyebabkan kanker. (Cancer. gov, 2020a; Cancer. gov, 2020b).
Perilaku merokok merupakan perilaku yang membakar salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, lainnya atau sintesisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Kemenkes, 2013).
Perokok aktif dapat membahayakan hampir setiap organ tubuh dan mempengaruhi kesehatan
seseorang secara keseluruhan. Tembakau juga dapat menyebabkan kematian pada orang yang tidak
merokok. Sekitar 41.000 kematian pada orang dewasa dan 400 kematian pada bayi setiap tahun
disebabkan oleh paparan asap rokok atau second hand smoke. Perokok pasif dewasa menyebabkan
banyak masalah kesehatan seperti stroke, kanker paru-paru dan penyakit jantung koroner (CDC,
2020b). Risiko paparan pada perokok pasif tidak selesai saat perokok berhenti merokok. Polutan dari
second hand smoke terutama dalam bentuk gas dapat dibuang melalui ventilasi, namun dapat juga
menetap pada permukaan selama waktu tertentu dan dapat menyebabkan third hand smoke. Seseorang
terpapar third hand smoke melalui inhalasi, ingesti atau permukaan kulit yang menempel di setiap
permukaan di rumah atau ruangan tertutup lainnya. Dampak third hand smoke yang dapat ditimbulkan
pada kesehatan adalah risiko penyakit kanker, kerusakan pada organ dalam tubuh seperti kardiovaskular
dan liver, memicu inflamasi paru yang dapat berakibat Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), asma,
dan risiko diabetes tipe 2 (P2PTM Kemenkes RI, 2018).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan, salah satunya yaitu di
rumah tangga (Departemen Kesehatan RI, 2011).
Tidak merokok didalam rumah merupakan salah satu dari 10 indikator PHBS rumah tangga.
Larangan merokok didalam rumah bukan memaksa perokok untuk berhenti, tetapi untuk melindungi
anggota keluarga lain dari dampak buruk zat berbahaya rokok. Tidak merokok dimaksudkan agar tidak
menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif atau perokok tangan ketiga yang berbahaya
bagi kesehatan (Ramadhan, 2017).
Penerapan PHBS ini sangat penting, apalagi pada saat masa pandemi COVID-19. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia menyatakan manfaat PHBS secara umum adalah agar dapat mencegah
resiko penularan Covid-19. Pada Siaran pers Komite Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT)
pada tahun 2020 menyatakan survei yang dilakukan pada tahun 2020 menemukan bahwa pandemi
COVID-19 intensitas merokok didalam rumah. Padahal seharusnya rumah merupakan tempat teraman,
salah satunya dari bahaya asap rokok, terutama di masa pandemi COVID-19. Oleh karena itu, PHBS
rumah tangga khususnya tidak merokok didalam rumah harus ditingkatkan. Dengan menerapkan PHBS
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
Perilaku merokok didalam rumah, dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari faktor
predisposisi, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Faktor predisposisi adalah faktor yang berasal dari
dalam individu. Pada penelitian ini yang merupakan faktor predisposisi adalah pengetahuan tentang

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 9


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

bahaya merokok di dalam rumah, sikap terhadap perilaku merokok di dalam rumah, pengaruh
psikologis terhadap perilaku merokok di dalam rumah, pekerjaan dan tingkat pendidikan.
Selanjutnya faktor enabling atau faktor pendukung adalah faktor yang terwujud dalam
lingkungan fisik. tersedianya informasi kesehatan, atau tersedianya fasilitas kesehatan. Faktor enabling
pada penelitian ini adalah sarana yang mendukung perilaku merokok di dalam rumah. Sedangkan faktor
reinforcing atau faktor pendorong adalah faktor dari luar individu yang terwujud dalam sikap dan
perilaku dari petugas kesehatan, teman sebaya, orang tua, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Pada
penelitian ini yang menjadi faktor reinforcing adalah peran keluarga terhadap perilaku merokok di
dalam rumah dan peran tenaga kesehatan terhadap perilaku merokok di dalam rumah.

2. METODE
Metode Penentuan Prioritas Masalah
Metode prioritas masalah yang peneliti gunakan adalah metode USG. Metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) merupakan metode yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas masalah.
Data yang kami gunakan adalah Survei Cakupan PHBS Rumah Tangga dari Kelurahan Pamoyanan.
Dari hasil metode tersebut, tidak merokok di dalam rumah menjadi masalah utama yang akan dibahas
dalam penelitian ini.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif.
Desain studi yang digunakan adalah Cross Sectional. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kepala
keluarga. Populasi penelitian ini merupakan seluruh kepala keluarga di RW 09 Kelurahan Pamoyanan,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang berjumlah 296 kepala dengan sampel sebagian kepala
keluarga di RW 09 Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Dengan kriteria
inklusi adalah berjenis kelamin laki-laki dan merupakan perokok aktif. Besar sampel pada penelitian
ini adalah 168 responden yang dihitung menggunakan uji estimasi dengan tingkat signifikansi 0.05.
Data diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku merokok di dalam rumah. Sedangkan
variabel independennya adalah pengetahuan tentang bahaya merokok di dalam rumah, sikap merokok
di dalam rumah, pengaruh psikologis terhadap perilaku merokok di dalam rumah, pekerjaan, tingkat
pendidikan, sarana yang mendukung perilaku merokok di dalam rumah, peran keluarga, dan peran
tenaga kesehatan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat
menggunakan uji statistik chi square dengan tingkat signifikansi (alpha = 5%).
Metode Intervensi
Pada tahap perencanaan intervensi, peneliti melakukan identifikasi masalah dengan
menyebarkan kuesioner kepada warga sasaran dan melakukan wawancara dengan kader setempat.
Selain itu pada tahap ini peneliti juga melakukan pertemuan dengan pemimpin setempat melalui daring
untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan intervensi
akan dilakukan secara daring melalui grup Whatsapp pada hari Minggu, 19 September 2021 yang
diawali dengan pengisian soal pre test dan diakhiri dengan pengisian soal post test untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan warga.

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 10


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Prioritas Masalah
Tabel 1. Analisis Prioritas Masalah

No. Masalah Kesehatan Urgency Seriousness Growth Total Peringkat


Skor

1. Ibu Bersalin 5 3 3 45 2

2. Memberi ASI eksklusif 3 3 3 27 3

3. Menimbang balita setiap 1 1 2 2 7


bulan

4. Menggunakan air bersih 1 3 3 9 5

5. Mencuci tangan dengan air 1 3 4 12 4


bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat 1 3 3 9 5

7. Memberantas jentik dd 1 3 4 12 4
rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur 1 2 3 6 6


setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik 1 2 3 6 6


setiap hari

10. Tidak merokok di dalam 2 5 5 50 1


rumah

Berdasarkan prioritas masalah menggunakan metode USG, permasalahan yang kami pilih
untuk melakukan penelitian dan intervensi adalah mengenai tidak merokok didalam rumah.

Hasil Analisis Univariat


Tabel 2. Hasil Analisis Univariat

Variabel N %

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 11


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

Pekerjaan
- Bekerja 22 84,6
- Tidak Bekerja 4 14,4
Pendidikan
- Rendah 13 50
- Tinggi 13 50

Perilaku Merokok
- Ya 18 69,2
- Tidak 8 30,8
Lokasi Merokok di Rumah
- Ruang TV 5 12,8
- Ruang Tamu 7 17,9
- Dapur atau Ruang Makan 2 5,1
- Kamar Mandi 4 10,2
- Teras 13 33,3
- Halaman atau Pinggir Jalan Sekitar Rumah 8 20,5
Jenis Rokok
- Rokok Konvensional
- Lainnya 25 96,2
1 3,8

Pengetahuan 61,5
- Rendah 16 38,5
- Tinggi 10

Sikap
- Positif 0 0
- Negatif 26 100

Peran Psikologi
- Berperan 5 19,3
- Tidak Berperan 21 80,7

Sarana dan Prasarana

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 12


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

- Mendukung 1 4,3
- Tidak Mendukung 25 96,2

Peran Keluarga
- Mendukung 2 7,7
- Tidak Mendukung 24 92,3

Peran Tenaga Kesehatan


- Mendukung 20 76.9
- Tidak Mendukung 6 23,1

Berdasarkan klasifikasi pekerjaan responden, responden yang bekerja sebanyak 22 orang


(86,4%) sedangkan responden yang tidak bekerja adalah 4 orang (14,4%). Sedangkan karakteristik
tingkat pendidikan, responden yang berpendidikan rendah sama banyak dengan yang berpendidikan
tinggi, yaitu masing masing berjumlah 13 orang (50%).
Berdasarkan variabel perilaku, diketahui bahwa terdapat 18 responden (69,2%) yang merokok
didalam rumah, sedangkan sisanya yaitu 8 responden (30,8%) tidak merokok didalam rumah.
Mayoritas responden (33,3% responden) memilih teras sebagai lokasi merokok di rumah. Selain itu,
dari 26 responden diketahui bahwa jenis rokok yang digunakan oleh 25 orang (96,2%) menggunakan
rokok konvensional dan 1 orang (3,8%) menggunakan rokok jenis lainnya.
Berdasarkan variabel pengetahuan diketahui bahwa 16 responden (61,5%) memiliki
pengetahuan yang rendah mengenai perilaku merokok di dalam rumah. Sedangkan 10 responden
lainnya (38,5) sudah memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai perilaku merokok di dalam rumah.
Berdasarkan variabel sikap, semua responden yaitu 26 responden (100%) memiliki sikap yang
kurang terhadap perilaku merokok didalam rumah.
Berdasarkan variabel sarana dan prasarana, diketahui bahwa sarana responden yaitu 1 orang
(4,3%) mendukung dan 25 orang (95,7%) kurang mendukung. Berdasarkan variabel pengaruh
psikologis, diketahui bahwa sebanyak 5 responden (19,3%) mengakui adanya pengaruh psikologis
terhadap perilaku merokok di dalam rumah. Sedangkan 21 responden lainnya (80,7%) mengakui
adanya pengaruh terhadap perilaku merokok di dalam rumah.
Berdasarkan variabel peran keluarga, diketahui bahwa peran keluarga yang mendukung lebih
sedikit dibandingkan dengan yang tidak mendukung. Jumlah responden yang peran keluarga
mendukung yaitu sebanyak orang (7,7%). Sedangkan jumlah responden yang peran keluarga tidak
mendukung yaitu sebanyak 24 orang (92,3%)
Berdasarkan variabel tenaga kesehatan, diketahui bahwa peran tenaga kesehatan yang
mendukung lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mendukung. Jumlah responden yang peran
tenaga kesehatannya mendukung yaitu sebanyak 20 orang (76,9%). Sedangkan jumlah responden yang
peran tenaga kesehatannya tidak mendukung yaitu sebanyak 6 orang (23,1%).

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 13


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021, Hal. 7-16
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5745

Hasil Analisis Bivariat


Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat

Variabel Perilaku Merokok di Dalam OR p Value


Rumah

Ya Tidak

N % N %

Pengetahuan 10,5 0,011


- Rendah 14 77,8 2 25
- Tinggi 4 22,2 6 75

Peran Psikologi 1,2 0,218


- Berperan 6 33,3 3 37,5
- Tidak Berperan 12 66,7 5 62,5

Pekerjaan 0,375 0,365


- Tidak Bekerja 2 11,1 2 25
- Bekerja 16 88,9 6 75

Tingkat Pendidikan 2 0,395


- Rendah 10 55,6 3 37,5
- Tinggi 8 44,4 5 62,5

Sarana dan Prasarana - 0,497


- Mendukung 1 5,6 0 0
- Tidak Mendukung 17 94,4 8 100

Peran Keluarga 0,412 0,529


- Mendukung 1 5,6 1 12,5
- Tidak Mendukung 17 94,4 7 87,5

Peran Tenaga Kesehatan 0,393


- Mendukung 13 72,2 7 87,5 0,371
- Tidak Mendukung 5 27,8 1 12,5

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 14


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang rendah
mempunyai persentase perilaku merokok di dalam rumah yang lebih besar, yaitu 77,8%. Hasil uji
statistik diperoleh p value sebesar 0,011 yang artinya ada pengaruh yang signifikan. Sedangkan nilai
OR yaitu sebesar 10,5 menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan rendah memiliki risiko 10,5
kali lebih besar untuk merokok didalam rumah dibandingkan dengan responden yang berpendidikan
tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siburian (2021) yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku merokok di dalam rumah pada petani
sawah di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.
Sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negatif terhadap benda, orang, institusi,
kejadian, perilaku atau minat tertentu. Sikap merokok sendiri dapat diartikan sebagai evaluasi atau
pendapat individu mengenai rokok. Secara keseluruhan, dalam penelitian ini responden (100%)
memiliki sikap yang kurang terhadap perilaku merokok didalam rumah. Hal ini berarti bahwa tidak ada
satupun responden yang memiliki sikap yang baik terhadap perilaku merokok di dalam rumah. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siburian (2021) yang menunjukkan bahwa sikap
respondennya yaitu petani sawah didominasi dengan kategori cukup. Karena distribusi frekuensi
responden tidak variatif menjadikan variabel sikap tidak dapat dilanjutkan ke analisis bivariat. Hal
tersebut dikarenakan jumlah sampel minimal penelitian. yang tidak memenuhi.
Lalu untuk variabel peran psikologi, terlihat bahwa terdapat 12 responden (66,7 %) yang
merokok didalam rumah tidak dipengaruhi oleh peran psikologis sedangkan 6 responden (33,3%)
dipengaruhi oleh peran psikologis. Hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,218 yang artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ali (2014) yang menyatakan bahwa kondisi psikologis (seperti sulit berkonsentrasi, stres, bosan,
cemas dan marah) yang mempengaruhi responden untuk merokok.
Pada variabel pekerjaan, terlihat bahwa responden yang dengan status bekerja memiliki
persentase perilaku merokok di dalam rumah yang lebih besar, yaitu 88,9%. Sedangkan responden yang
dengan status tidak bekerja memiliki persentase merokok di dalam rumah lebih rendah yaitu 11,1%.
Hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,365 yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel pekerjaan dan perilaku merokok di dalam rumah. Temuan ini berbanding terbalik dengan
penelitian Fernando, Septiko, Pratiwi (2015), yang menyebutkan bahwa jika terdapat lingkungan kerja
ataupun pengaruh interaksi sosial dengan orang lain yang memungkinkan adanya stimulus untuk
merokok, maka seseorang akan cenderung berperilaku merokok
Lalu untuk variabel tingkat pendidikan, terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan
yang rendah mempunyai persentase perilaku merokok di dalam rumah yang lebih besar, yaitu 55,6%.
Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi sebesar 44,4% yang merokok di dalam
rumah. Hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,395 yang artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan.
Pada variabel sarana dan prasarana, terlihat bahwa responden yang memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung untuk merokok mempunyai persentase perilaku merokok di dalam rumah
sebesar 5,6%. Sedangkan responden yang memiliki sarana dan prasarana yang tidak mendukung untuk
merokok mempunyai persentase perilaku merokok di dalam rumah sebesar 94,4%. Hasil uji statistik
diperoleh p value sebesar 0,497 yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan. Hasil ini menunjukan
bahwa peran sarana-sarana yang dapat memudahkan perilaku merokok (asbak rokok, korek api,
bungkus rokok) tidak dianggap mendukung terjadinya perilaku merokok khususnya pada kawasan
rumah. Temuan ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraheny (2019) yang
menyatakan bahwa kemudahan akses individu kepada fasilitas atau infrastruktur yang mendorong
perilaku merokok maka individu akan lebih mudah mengadopsi perilaku merokok. Selain sarana salah
satu faktor yang meningkatkan perilaku merokok di dalam rumah pada masyarakat RW 9 Kelurahan
Pamoyanan adalah harga rokok yang terjangkau dan belum adanya regulasi mengenai topik tersebut.

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 9


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

Berdasarkan variabel peran keluarga, terlihat bahwa responden yang memiliki peran keluarga
mendukung, yaitu 5,6%. Sedangkan responden yang memiliki peran keluarga tidak mendukung 94,4%
yang merokok di dalam rumah. Hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,529 yang artinya ada tidak
ada pengaruh yang signifikan.
Sedangkan untuk variabel peran tenaga kesehatan, terlihat bahwa peran tenaga kesehatan
dianggap mendukung dalam mengedukasi responden tentang merokok di dalam rumah yaitu sebesar
65%. Selain itu terdapat pula responden yang tidak merasakan dukungan edukasi dari petugas kesehatan
yaitu sebesar 27,8%. Hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,393 yang artinya ada tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel peran tenaga kesehatan dan perilaku merokok di dalam rumah.
Temuan ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan yang telah memberikan edukasi kepada
responden tidak dianggap mendukung terjadinya perilaku perilaku merokok khususnya pada kawasan
rumah.
Kegiatan intervensi dilakukan melalui grup chat Whatsapp yang berisi warga dari RT 01
sampai RT 04 di RW 09 Kelurahan Pamoyanan serta kader dan anggota kelompok, dilaksanakan pada
Sabtu, 19 September 2021 pukul 20.00 hingga 22.00 WIB, acara terbagi kedalam beberapa rangkaian.
Mulai dari pembukaan, pengisian pre-test, pemaparan materi dan tanya jawab, games, hingga penutup.
Seluruh anggota kelompok mempunyai tugas masing-masing dalam proses intervensi.. Dalam proses
intervensi yang dilakukan, terlihat peserta cukup antusias dengan materi yang disampaikan dan juga
aktif dalam sesi tanya jawab. Namun, masih ada kekurangan yakni tidak seluruh peserta aktif
menanggapi dan peserta terkendala dalam pengisian pre-test dan post-test. Sehingga hanya 26 warga
saja yang mengisi pre-test dan post-test.

Tabel 4. Distribusi Rata-rata Skor Tingkat Pengetahuan Tentang Merokok pada Responden yang
Dilakukan Sebelum dan Sesudah Intervensi

N Mean SD p Value

Sebelum Intervensi 26 7,77 1,66 0,006

Setelah Intervensi 26 8,85 0,5

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, didapatkan hasil skor rata-rata sebelum dilakukan
intervensi (pre-test) yaitu sebesar 7,77 dengan standar deviasi 1,66. Sedangkan hasil skor rata-rata
setelah dilakukan intervensi (post-test) yaitu sebesar 8,85 dengan standar deviasi 0,5. Berdasarkan hasil
tersebut terlihat bahwa pemberian intervensi dapat meningkatkan pengetahuan warga 1,08 skor dari
7,77 menjadi 8,85. Hasil uji T diperoleh p Value sebesar 0,006 yang artinya secara statistik ada
perbedaan yang signifikan skor pengetahuan warga antara sebelum dan sesudah intervensi.
Setelah intervensi, peneliti juga memberikan modul dan video berisi materi mengenai bahaya
merokok dan ajakan untuk berhenti merokok yang diberikan secara daring sehingga dapat diakses
kapanpun. Selain intervensi yang dilakukan di grup whatsapp, beberapa perwakilan dari kelompok
kami juga melakukan kegiatan turun lapangan di RW.09 Kelurahan Pamoyanan. Kegiatan ini dimulai
dengan penjelasan singkat mengenai program yang kami bawakan, menjelaskan kegunaan media
intervensi yaitu celengan dan stiker, bersilaturahmi dengan para kader; pengurus RW; dan perwakilan
warga, serta memberikan hadiah bagi warga yang berpartisipasi aktif selama kegiatan intervensi yang
dilakukan di grup whatsapp.

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 10


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

4. SIMPULAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
didalam rumah pada warga RW 09 Kelurahan Pamoyanan Kota Bogor. Jumlah sampel yang berhasil
didapatkan adalah 26 responden. Hal tersebut merupakan kelemahan penelitian ini. Dari 26 responden,
terdapat 69,2 % atau 18 responden yang merokok didalam rumah.
Dari 7 variabel yang kami teliti, hanya variabel pengetahuan yang memiliki hubungan signifikan
terhadap perilaku merokok di dalam rumah dengan p value 0,011. Variabel pengetahuan memiliki nilai
OR sebesar 10,5 yang menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan rendah memiliki risiko 10,5
kali lebih besar esar untuk merokok didalam rumah dibandingkan dengan responden yang berpendidikan
tinggi. Sedangkan variabel lain yaitu sikap, psikologi, sarana, pekerjaan, tingkat pendidikan, peran
keluarga dan peran tenaga kesehatan tidak memiliki peran yang signifikan terhadap perilaku merokok
di dalam rumah.
Berdasarkan analisis hasil post test dan pre test, kegiatan intervensi di dalam grup terbukti
meningkatkan pengetahuan warga. Agar gerakan yang kami sosialisasikan dapat langsung dipraktikkan,
kami membagikan media berupa stiker dan Celengan Motivasi kepada warga.
Saran
Bagi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
1. Puskesmas dapat meningkatkan kegiatan promosi kesehatan seperti penyuluhan baik online
maupun offline untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya rokok.
2. Melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat, agama atau pejabat setempat dalam pelaksanaan
kegiatan.
3. Melakukan pemberdayaan masyarakat seperti mengajak partisipasi masing-masing anggota
keluarga untuk saling mengingatkan, menegur dan mengawasi anggota keluarga atau tamu luar
agar tidak merokok didalam rumah.
4. Meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga terutama pada indikator Tidak
Merokok di Dalam Rumah.
Bagi Masyarakat
1. Masyarakat dapat lebih berinisiatif dalam mencari bantuan dalam upaya untuk berhenti merokok.
2. Masyarakat dapat memanfaatkan segala media KIE dan informasi yang telah diberikan untuk
dapat melakukan perilaku hidup yang lebih sehat.
3. Masyarakat dapat lebih aktif dalam mengajak orang sekitarnya untuk mempraktikan pola hidup
bersih dan sehat termasuk perilaku tidak merokok di dalam rumah.
Bagi Peneliti
1. Peneliti dapat memperluas populasi penelitian agar dapat mendapatkan sampel yang lebih banyak
lagi.
2. Peneliti dapat lebih memberdayakan kader desa untuk membantu proses intervensi.
3. Peneliti dapat meningkatkan pendekatan kepada masyarakat secara lebih mendalam.

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 11


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, B., Cadogan, S., Prabandari, Y. and Filippidis, F., 2019. Socio-demographic inequalities in
cigarette smoking in Indonesia, 2007 to 2014. Preventive Medicine, [online] Available at:
<https://spiral.imperial.ac.uk/bitstream/10044/1/68066/2/Accepted%20version.pdf> [Accessed
30 July 2021].
Ajzen,Icek.Attitude, Personality and Behavior 2nd Edition[on line].New York: Open University
Press, 2005.dari: http://psicoexperimental.files.wordpress.com [11 April 2014]
Alfianto. M., Habiebie. Y. 2020. The correlations of knowledge, attitude, and smoking behaviour with
smoking cessation effort at coffee shops in Banda Aceh, Indonesia. Bali Medical Journal (Bali
Med J). Vol 9. No 2. 451-455. [Online] Available at:
<https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/viewFile/1729/pdf> [Accessed 25
August 2021]
Ali, M., 2014. PENGETAHUAN, SIKAP, DAN FAKTOR PSIKOLOGIS BERHUBUNGAN
DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA PEGAWAI POLTEKKES KEMENKES
JAKARTA III. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 2(1), pp.101-107.
Anggraheny D., Lahdji A. 2019. Enabling and Reinforcing Factor of Smoking Behavior in Rejosari
Village, Semarang. Advances in Health Sciences Research, volume 24 [Online] Available at:
<https://www.atlantis-press.com/proceedings/uphec-19/125937157> [Accessed 25 August
2021]
Atmojo J., dkk. 2017. Determinants of Successful Smoking Cessation in Surakarta, Central Java.
Journal of Health Promotion and Behavior. 2(4): 332-342
<https://doi.org/10.26911/thejhpb.2017.02.04.05> [Accessed 25 August 2021]
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 2007,
hal.2
Borland. R., dkk. 2006. Determinants and consequences of smoke-free homes: findings from the
International Tobacco Control (ITC) Four Country Survey.Suppl 3(Suppl 3):iii42-50. [Online]
Available at: <https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16754946/>
CDC. 2015. Physical Activity and Health. Retrieved from Centers for Disease Control and Prevention.
<https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/pa-health/index.htm> [Accessed 25 August 2021]
CDC. 2019. Current Cigarette Smoking Among Adults in the United States. [online] Available at:
<https://www.cdc.gov/tobacco/d> [Accessed 25 August 2021]
CDC. 1994. Role of Media in Tobacco Control -- World No-Tobacco Day, 1994. [online] Available at:
<https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00030959.htm> [Accessed 30 July 2021].
CDC. 2020a. Smoking & Tobacco Use. [online] Available at:
<https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/tobacco_industry/index.htm> [Accessed 25
August 2021]
CDC. (2020b) Smoking and tobacco use: Health effect. Available at:
<https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/index.htm> [Accessed 25
August 2021]

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 12


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

CDC. (2020c) Smoking and tobacco use: Health effects of cigarette smoking. Available at:
<https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/health_effects/effects_cig_smoking/>
[Accessed 25 August 2021]
CDC. (2020d) Smoking and tobacco use: Children in the home . Available at:
<https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/secondhand_smoke/children-
home/index.htm> [Accessed 25 August 2021]
Cancer.gov. 2020a. Health Risks of Smoking Tobacco. [online] Available at:
<https://www.cancer.org/healthy/stay-away-from-tobacco/health-risks-of-tobacco/health-risks-
of-smoking-tobacco.html>[Accessed 25 August 2021]
Cancer.gov. 2020b. NCI TOBACCO CONTROL MONOGRAPH SERIES. [online] Available at:
<https://cancercontrol.cancer.gov/sites/default/files/2020-
06/m19majorconclusionsfactsheet.pdf> [Accessed 30 July 2021].
Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Depkes RI
Fikriyah, S. and Febrijanto, Y., 2012. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
MEROKOK PADA MAHASISWA LAKI-LAKI DI ASRAMA PUTRA. Jurnal STIKES, 5(1),
pp.99-109.
Green, L dan Kreuter, M. (2005). Health program planning: an educational and ecological approach.
4th edition. New York: McGraw-Hill.
Halim, N., 2013. Faktor-Faktor Psikologis yang Menentukan Perilaku Merokok pada Mahasiswi
Kedokteran di Universitas Hasanuddin Tahun 2013. [online] Available at:
<https://core.ac.uk/download/pdf/25493418.pdf> [Accessed 28 Agustus 2021]
Haryani dkk. 2015. HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF DAN PERCEIVED BEHAVIORAL
CONTROL DENGAN INTENSI KEPALA KELUARGA UNTUK MEROKOK DI DALAM
RUMAH DI KELURAHAN MAJASARI TAHUN 2014.
<https://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/view/209/159>
Health.gov.au. 2013. Factors influencing smoking levels among high smoking prevalence groups.
[online] Available at:
<https://www1.health.gov.au/internet/publications/publishing.nsf/Content/smoking-
disadvantage-evidence-brief~factors-smoking-levels> [Accessed 30 July 2021].
Johnson, et al. 2009. Onset and Persistence of Daily Smoking: The Interplay of Socioeconomic Status,
Gender, and Psychiatric Disorder. Journal of Drug Alcohol Depend. 104 (Suppl 1): S50-S57.
Doi:10.1016/j.drugalcdep.2009.04.007.
Kemenkes, 2016. PHBS. [online] Available at: <https://promkes.kemkes.go.id/phbs> [Accessed 26
August 2021].
Kemenkes, 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. [online] Available at:
<https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-
Kesehatan-indonesia-2019.pdf > [Accessed 30 July 2021].
Kemensos RI. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penguatan Kapabilitas Anak dan
Keluarga. [Accessed 25 August 2021]
Kemkes RI. (2021). Pola Hidup Bersih dan Sehat. [Accessed 25 August 2021]
Komite Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT). (2020). Siaran Pers. Available at:
<https://komnaspt.or.id/wp-content/uploads/2020/10/Siaran-Pers_Hasil-Survei-Perilaku-
Merokok-di-Masa-Pandemi_15-Sept-2020.pdf> [Accessed 25 August 2021]

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 13


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

Kusumawardani N, Tarigan I, Suparmi, Schlotheuber A. 2018. Socio-economic, demographic and


geographic correlates of cigarette smoking among Indonesian adolescents: results from the 2013
Indonesian Basic Health Research (RISKESDAS) survey. Glob Health Action.
11(sup1):1467605. [online] Available at: <10.1080/16549716.2018.1467605> [Accessed 30 July
2021].
Lienemann BA, Rose SW, Unger JB, Meissner HI, Byron MJ, Baezconde-Garbanati L, Huang LL,
Cruz TB. 2019. Tobacco Advertisement Liking, Vulnerability Factors, and Tobacco Use Among
Young Adults. Nicotine Tob Res. 18;21(3):300-308. [online] Available at: <10.1093/ntr/nty220.
PMID: 30329102; PMCID: PMC6611945> [Accessed 30 July 2021].
Marciano, O., 2018. Thirdhand Tobacco Smoke. [online] Cdkjournal.com. Available at:
<http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/155/102> [Accessed 25 August
2021].
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN
PUSKESMAS.
NEHA. (2021) Third hand smoke: The hidden hazard of third hand smoke. Available at:
<https://www.neha.org/eh-topics/air-quality-0/third-hand-smoke> [Accessed 25 August 2021]
NHS. 2021. Tobacco. [online] Available at: <https://www.nhsinform.scot/healthy-living/stopping-
smoking/reasons-to-stop/tobacc> [Accessed 25 August 2021]
Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Walikota Bogor Nomor 48 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kota
Bogor. Available online at: <https://docplayer.info/59304158-Gerakan-masyarakat-hidup-sehat-
kota-bogor.html> [Accessed 25 August 2021]
Peixoto, S., Firmo, J. and Lima-Costa, M., 2005. Factors associated to smoking habit among older
adults (The Bambuí Health and Aging Study). Revista de Saúde Pública, 39(5), pp.746-
753.<data_statistics/fact_sheets/adult_data/cig_smoking/index.htm> [Accessed 30 July 2021].
Putri SA. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok di Dalam Rumah pada
Perokok Rumah Tangga di RW 07 Kelurahan Bubulak Kota Bogor Tahun 2018. Skripsi UI.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
P2PTM Kemenkes RI. 2018. Awas, Racun Rokok Yang Menempel di Perabotan dan Bahayanya ! -
Direktorat P2PTM. [online] Available at: <http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/awas-
racun-rokok-yang-menempel-di-perabotan-dan-bahayanya> [Accessed 25 August 2021].
Radar Bogor. 2017. Warga Kota Bogor Diimbau Terapkan PHBS dan Germas Antisipasi Virus Corona.
Available online at: <https://www.radarbogor.id/2020/03/03/warga-kota-bogor-diimbau-
terapkan-phbs-dan-germas-antisipasi-virus-corona/> [Accessed 30 July 2021].
Rondina, et al. 2007. Psychological Characteristics Associated With Tobacco Smoking Behaviour.
Journal Brasileiro de Pneumologia. Vol 33(5). ISSN 1806-3756.
Rusmilawaty. 2016. PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH TENTANG
BAHAYA ROKOK TERHADAP PERUBAHAN SIKAP PEROKOK AKTIF. Vol 2. No 2. [online]
Available at: <http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/65>
[Accessed 25 August 2021]
Rusmilawaty. 2016. PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH TENTANG
BAHAYA ROKOK TERHADAP PERUBAHAN SIKAP PEROKOK AKTIF. Vol 2. No 2. [online]

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 14


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

Available at: <http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/65>


[Accessed 25 August 2021]
Rusdani. Esmiralda, N. 2019. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PERILAKU
MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN LAKI-LAKI
UNIVERSITAS BATAM. Vol 9, No 3. Available at:
<http://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/zonadokter/article/view/302/250> [Accessed 25
August 2021]
Sari A., dkk. 2003. EMPATI DAN PERILAKU MEROKOK DI TEMPAT UMUM. Jurnal Psikologi.
NO. 2. Pg 81 – 90.
Setiadi. 2008. Konsep & proses keperawatan keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu. Available at:
<https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=339738> [Accessed 25 August 2021]
Statistic Indonesia (Badan Pusat Statistik-BPS). 2013. Demographic and Health Survey 2012
Adolescent Reproductive Health. Jakarta: Statistic Indonesia.
Siahpush M, McNeill A, Hammond D, et al. 2006. Socioeconomic and country variations in knowledge
of health risks of tobacco smoking and toxic constituents of smoke: results from the 2002
International Tobacco Control (ITC) Four Country SurveyTobacco Control. 15:iii65-iii70.
[online] Available at: <https://tobaccocontrol.bmj.com/content/15/suppl_3/iii65> [Accessed 30
July 2021].
Susilowati, D., 2016. Promosi Kesehatan. 1st ed. [ebook] Jakarta: Kementerian Kesehatan, pp.77-78.
Available at: <http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf> [Accessed 30 July 2021].
Siburian, T., 2021. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok di Dalam Rumah pada
Petani Sawah di Kabupaten Deli Serdang. Tesis USU. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. [online] Available at:
<http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31406/177032095.pdf?sequence=1&is
Allowed=y> [Accessed 30 Juli 2021]
S. Tomkins. 1966. Psychological model for smoking behavior. Am J Public Health Nations Health. Vol
56. pp 17–20. <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1267241/> [Accessed 25
August 2021]
TribunNews.com. 2018. Pemerintah Kota Bogor Ajak Masyarakat Untuk Jalani Hidup Sehat. Available
online at:
<https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/regional/2018/02/15/pemerintah-kota-
bogor-ajak-masyarakat-untuk-jalani-hidup-sehat> [Accessed 25 August 2021]
Trisnowati, Heni, Daduk S S. 2017. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap PHBS di Rumah
Tangga dengan Perilaku Merokok Dalam Rumah Kepala Rumah Tangga Di Dusun
Karangnongko Yogyakarta. Jurnal Medika Respati. Vol 12 Nomor 41017. ISSN: 1907-3887.
Universitas Sriwijaya. 2020. Strengthening the Healthy Living Society Movement (GERMAS) during
the Covid Pandemic 19. Vol 2. No 1. Conference of Medical Sciences Dies Natalis Faculty of
Medicine Universitas Sriwijaya. Available online at:
<http://conference.uppmfkunsri.com/index.php/diesnatalis/article/view/40/40> [Accessed 25
August 2021]
Puskesmas Mulyaharja. u.d.. <https://pkmmulyaharja.kotabogor.go.id/welcome/jadwal#pills-home>
[Accessed 25 August 2021]

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 15


PengmasKesmas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Juni 2020, Hal. 1-4
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG


PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK
TEMBAKAU BAGI KESEHATAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
<[https://litbangkespangandaran.litbang.kemkes.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail
&id=3635#:~:text=Thai%20Turkish%20Urdu-
,Peraturan%20Menteri%20Kesehatan%20Republik%20Indonesia%20Nomor%3A%202269%2
FMENKES%2FPER,Perilaku%20Hidup%20Bersih%20Sehat%20(PHBS)> [Accessed 25
August 2021]
WHO, 2013. WHO Report On The Global Tobacco Epidemic. Available online at:
<https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/85380/9789241505871_eng.pdf.> [Accessed
25 August 2021]
WHO. (2021a) Health Topics Tobbaco. Available at: <https://www.who.int/health-
topics/tobacco#tab=tab> [Accessed 25 August 2021]
WHO. (2021b) Newsroom Tobacco. Available at: <https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/tobacco> [Accessed 25 August 2021]
Y. Bagus Wismanto; Budi Sarwo, Y. (2007). Strategi Penghentian Perilaku Merokok. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata.

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 16

You might also like