1408 4979 1 PB
1408 4979 1 PB
1408 4979 1 PB
Nogotirto, Jl. Siliwangi Jl. Ringroad Barat No.63, Area Sawah, Nogotirto, Kec. Gamping,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55592.
14
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL 3, N0 1, MARET 2021
Yogyakarta yang tumbuh dengan pesat dikarenakan potensi alam sangat besar.
Jumlah desa wisata di Kabupaten Sleman tahun 2018 sejumlah 36 desa wisata.
Salah satunya adalah Desa W isata Gamplong yang terletak di Pedukuhan
Gamplong, Desa Sumberrahayu, Kec. Moyudan, Kab. Sleman, Yogyakarta
dengan jumlah wisatawan 29.373 tahun 2018 yang mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak menentu setiap bulannya. Terdapat persoalan di Desa
Wisata Gamplong yaitu pembagian tugas dalam pengelolaan Desa Wisata
Gamplong yang hanya melibatkan sebagian masyarakat saja. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta faktor
pendorong dan penghambat masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
pengembangan Desa W isata Gamplong. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu masyarakat Desa W isata
Gamplong. Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data melalui tahapan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa masyarakat berparitisipasi secara
nyata melalui tenaga dan harta benda serta tidak nyata melalui ide/gagasan.
Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
dinilai kurang optimal sedangkan dalam pemanfaatan hasil dan evaluasi cukup
optimal. Hasil temuan lapangan juga mengungkapkan faktor yang
mempengaruhi adalah keterlibatan masyarakat secara keseluruhan.
Diharapkan masyarakat mendapat pelatihan secara konsisten dan
mendapatkan pembagian peran yang lebih jelas.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan kearifan lokal yang
beranekaragam. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi potensi pariwisata bagi
Indonesia. Pembangunan pariwisata yang berhasil adalah pengembangan yang
dilakukan secara bersama-sama, dengan istilah “Membangun bersama
masyarakat” sehingga pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat setempat. Perencanaan
Partisipasi masyarakat merupakan bagian dalam proses pemberdayaan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah yang dialami
masyarakat berdasarkan rencana awal yang telah disusun bersama dan
disepakati dalam bentuk program. Bentuk partisipasi masyarakat pada
pembangunan desa wisata menjadi salah satu perjalanan penting dalam
pembangunan pariwisata di Indonesia. Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 Tentang Pedoman Program
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) (2011) Pariwisata menjelaskan
bahwa Desa wisata adalah “suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku”.
15
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 N0 1, MARET 2021
16
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 N0 1, MARET 2021
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010) mendefinisikan “Metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara holistik (utuh)” Sejalan dengan pendapat J. Richie (Sugiyono, 2014)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan salah satu bentuk untuk
menyajikan dunia sosial dan sudut pandangnya di dalam dunia berawal dari segi
konsep, perilaku dan persoalan tentang manusia yang akan diteliti. Dengan
demikian, penggunaan metode kualitatif lebih mengutamakan kemampuan
peneliti untuk fokus terhadap permasalahan yang akan diteliti.
17
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
14
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
NO PRODUK NO PRODUK
1 Place mate 11 Bingkai
2 Sarung bantal 12 Jam
3 Tas 13 Buku
4 Cermin 14 Hiasan Dinding
5 Tissue Box 15 Souvernir
6 Stagen 16 Gorden
7 Taplak Meja 17 Selendang
8 Material Tenun 18 Syal
9 Lidi Stick 19 Scraft
10 Tempat Buah 20 Meubel Kayu
Sumber: Kelompok Paguyuban TEGAR Desa Wisata Gamplong
15
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
16
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
Pariwisata, Bank Indonesia, PNPM, Dinas Pariwisata DIY, Pemerintah Desa, dan
Kunjungan Wisatawan. Selain pemasukan dana dari pemerintah dan juga
kelembagaan, pendanaan ini juga terdapat dari kalangan masyarakat lainnya,
yang ada di Desa Wisata Gamplong. Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang
lainnya ini dilakukan dengan pengadaan iuran rutin yang dilakukan oleh
paguyuban TEGAR setiap Minggu Pon atau 40 hari sekali. Iuran mingguan
ini atau bisa disebut juga kas TEGAR yang digunakan untuk kegiatan pendukung
dalam mengelola Desa Wisata Gamplong. pihak yang terlibat dalam
pengumpulan iuran adalah pengurus TEGAR, pengurus POKDARWIS, dan juga
anggota-anggotanya.
Pihak pemerintah desa dan kelembagaan yang ada di Desa Wisata
Gamplong telah ikut berpartisipasi dalam bentuk uang, Masyarakat umum di
Desa Wisata Gamplong juga ikut andil berpartisipasi dalam bentuk uang.
Bentuk partisipasi masyarakat ini lebih bersifat ajakan dari paguyuban TEGAR
untuk ikut memberikan iuran dalam agenda-agenda besar yang akan diadakan
oleh Desa Wisata Gamplong, diantaranya seperti agenda festival dan dalam
perbaikan fasilitas wisata lainnya.
Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang di Desa Wisata Gamplong ini lebih
melibatkan banyak sumber dana dari pemerintah dan pihak luar lainnya.
Masyarakat umum di Desa Wisata Gamplong ini justru masih kurang optimal
memberikan partisipasi dalam bentuk uang mereka hanya berpartisipasi jika
dibutuhkan ketika ada kegiatan yang sifatnya tidak terduga. Partisipasi
masyarakat ini masih bersifat ajakan belum berdasarkan kemauan dari
masyarakat itu sendiri untuk ikut andil. Namun dari masyarakat tidak pernah
mempermasalahkan terkait dengan iuran yang diatur oleh pengelola Desa Wisata
Gamplong tersebut; c) Partispasi masyarakat dalam bentuk harta benda.
Partisipasi ini termasuk dalam partisipasi yang diberikan dalam bentuk
menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Desa
Wisata Gamplong ini merupakan desa wisata edukasi kerajinan tenun yang jelas
memperlihatkan alat tenun dan macam-macam kerajinannya. Dalam
partisipasinya, masyarakat yang menjadi objek dari wisata tersebut ikut
berpartisipasi dalam menyumbangkan alat tenunnya.
Masyarakat Desa Wisata Gamplong yang rata-rata pekerjaanya adalah
sebagai pengerajin secara tidak langsung sudah ikut terlibat atau ikut
berpartisipasi dalam memberikan alat tenunnya untuk ditampilkan. Hanya saja
partisipasi masyarakat secara umum di Desa Wisata Gamplong ini kurang optimal
seluruhnya ikut dalam partisipasi dalam bentuk uang, karena masih
mengandalkan para pengurus TEGAR dalam pengelolaannya; 2) Bentuk
partisipasi yang tidak nyata adalah ide/gagasan, kritik dan saran. Partisipasi
17
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
21
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Arnisita, C. (2015) Inovasi Kerajinan Tenun Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di
Dusun Gamplong Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten
Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta.
Admaja, K.T., , Anggraini, Oktiva., Suwarjo. (2020). Desa Wisata Pentingsari;
Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Desa Wisata.
23
JURNAL MANAJEMEN PUBLIK & KEBIJAKAN PUBLIK VOL. 3 NO 1, MARET 2021
24