Pengujian Aplikasi Transaksi Perdagangan Menggunakan Black Box Testing Boundary
Pengujian Aplikasi Transaksi Perdagangan Menggunakan Black Box Testing Boundary
DOI : https://doi.org/10.24123/jbt.v4i2.2170
Abstract
The information system is one of the needs that is often used to facilitate
human work. Jobs that often use information systems are office jobs, both in
government and private agencies. Companies generally need an information
system to simplify work such as creating cooperation documents, contract
documents with external parties, as well as to help make monitoring and
evaluation sheets for internal management. Like a system, to be able to store and
display data as it should. Information system testing is needed in order to know
the shortcomings of a system. The drawbacks of a system can be in the form of
features that don't work properly or there are differences between the features
expected and the features available. One of the tests of information systems is
testing the Black Box method system by means of Boundary Value Analysis.
Boundary Value Analysis is a method of testing by determining the lower and
upper limit values of the data to be tested. This test is carried out on the function
of adding new goods data to the trade transaction application. The test results are
still lacking when validating the data entered into the system, causing the data
stored in the database to not match what was expected. The results of this test can
be an input to improve the application so that the eligibility requirements of the
information system are better in accordance with the expected data entered into
the system.
Key words: information system, value analysis, boundary value analysis
Pendahuluan
Aplikasi ini terbagi menjadi beberapa modul, antara lain modul pembelian,
modul penjualan, modul pelunasan hutang, modul pembayaran piutang, modul
133
pengeluaran operasional, modul tanda terima barang, dan lain-lain. Modul-modul tersebut
terintegrasi satu sama lain menjadi satu kesatuan dalam sebuah aplikasi transaksi
perdagangan untuk menyajikan data yang akurat, tepat dan terpercaya.
Landasan Teori
A. Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah suatu kesatuan yang terdiri dari manusia (brainware),
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komputer dan
sumber daya data yang mengumpulkan dan mendistribusikan informasi dalam
suatu organisasi (O’brien, 2008).
B. Pengujian software
Software memerlukan pengujian untuk memastikan bahwa software / aplikasi
yang sudah atau sedang di buat dapat berjalan sesuai dengan fungsionalitas yang
di harapkan. Developer atau pengembang harus menyiapkan seperangkat uji coba
untuk menguji program yang sudah selesai di buat agar kekurangan atau
kesalahan dapat di deteksi sejak awal dan di lakukan perbaikan pada siklus
berikutnya. Pengujian atau testing sendiri merupakan elemen kritis dari jaminan
kualitas perangkat lunak dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari siklus
hidup pengembangan perangkat lunak seperti halnya analisis, desain, dan
pengkodean (Shi, 2010). Ada beberapa jenis pengujian perangkat lunak, antara
lain (Khan, 2011):
1. Pengujian white box adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan
terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain
program secara prosedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa
kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box
testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar
secara 100%,
2. Black-Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi
fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan
kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional
program.
134
C. Pengujian Black Box
Menurut pressmann (2010) metode uji coba black box memfokuskan pada
keperluan fungsional dari software. Karena itu uji coba black box memungkinkan
pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih
seluruh syarat – syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan
merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang
melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode
white box.
Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa
kategori, diantaranya :
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan performa
5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi
Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan di awal proses, uji coba black box
diaplikasikan di beberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan
sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya di fokuskan pada
informasi domain.
Uji coba black box di desain untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji ?
b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu ?
d. Bagaimana batasan-batasan kelas data di isolasi?
e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat di toleransi oleh sistem ?
f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem
?
Dengan mengaplikasikan uji coba black box, diharapkan dapat menghasilkan
sekumpulan kasus uji yang memenuhi kriteria berikut :
a. Kasus uji yang berkurang, jika jumlahnya lebih dari 1, maka jumlah dari uji
kasus tambahan harus di desain untuk mencapai uji coba yang cukup
beralasan.
D. Kasus uji yang memberitahukan sesuatu tentang keberadaan atau tidaknya suatu jenis
kesalahan, dari pada kesalahan yang terhubung hanya dengan suatu uji coba yang
spesifik.
135
c. BVA merupakan komplemen dari equivalence partitioning. Lebih pada
memilih elemen-elemen di dalam kelas ekivalen pada bagian sisi batas dari
kelas.
Sebagai Contoh :
a. Untuk rentang yang dibatasi a dan b maka uji (a-1), a, (a+1), (b-1), b, (b+1).
b. Jika kondisi input mensyaratkan sejumlah n nilai maka uji dengan sejumlah
(n-1), n dan (n+1) nilai.
c. Aplikasikan dua aturan sebelumnya pada kondisi output (buat table pengujian
hasil outputnya untuk nilai maksimal dan minimal).
d. Jika struktur data internal dari program memiliki cakupan (misal: ukuran
buffer, batas array) gunakan data input yang menguji batas cakupan.
e. Secara umum, aplikasi BVA dapat dikerjakan secara generic. Bentuk dasar
implementasi BVA adalah untuk menjaga agar satu variable berada pada nilai
nominal (normal atau rata-rata) dan mengijinkan variable lain diisikan
dengan nilai ekstrimnya. Nilai yang digunakan untuk menguji keekstriman
data adalah:
Min -------- minimal
Min+ -------- di atas minimal
136
Gambar 1. Form Login Admin’
137
Gambar 2. Form Input Kode Barang baru
138
Pengujian field Satuan 3
Aturan entri data A1 terdiri karakter huruf
Tabel 6. Pengujian Baris Satuan 3 dengan huruf
Contoh Data Seharusnya Hasil Nyata Kondisi
Karung T T Sukses
Karu7ng F T Sukses
Karu ng F T Sukses
Berdasarkan hasil uji pada satu form di atas, dapat disiapkan beberapa kasus data uji.
Pada contoh diatas, terdapat satu field yang akan diuji. Masing-masing field pada
tabel minimal memuat dua aturan untuk di uji. Pada satu tabel, perlu disiapkan 3 data
yang diuji, sehingga total data yang akan di uji pada soal kasus diatas adalah 1 baris x
2 aturan x 3 data uji, totalnya 6 data uji. Pada penelitian ini menguji 4 tabel, jadi data
yang diuji menjadi 4 tabel x 1 baris x 2 aturan x 3 data uji, totalnya 24 data uji.
Berdasarkan penjelasan diatas menyebutkan, jumlah data uji yang harus disiapkan
untuk melakukan blackbox testing dengan metode BVA. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa aplikasi ini masih memiliki kekurangan, yaitu belum
sempurnanya validasi data sehingga masih perlu di perbaiki dengan menambah fungsi
validasi.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian pada input satuan barang dengan menggunakan metode
pengujian BlackBox Testing Boundary Value Analysis dapat di tarik kesimpulan
bahwa :
139
1. Metode Black Box Testing Boundary Value Analysis merupakan salah satu
metode pengujian yang mudah dipahami karena hanya memerlukan batas
atas dan batas bawah dari data yang di gunakan.
2. Hasil uji coba dengan metode Boundary Value Analysis menunjukkan bahwa
fungsi input data masih perlu di sempurnakan dengan beberapa fitur validasi
data untuk mengatasi kekurangan kesalahan supaya data yang dimasukkan
kedalam sistem menjadi benar, seperti halnya pada waktu melakukan input
huruf salah menjadi input angka.
3. Perkiraan banyaknya data yang diuji bisa dihitung melalui banyaknya baris
input data yang akan diuji, aturan input harus di penuhi serta serta batasan
nilai atas dan nilai bawah yang memenuhi.
4. Setelah melakukan beberapa uji coba di dapatkan hasil bahwa fungsionalitas
masih bisa berjalan namun masih dapat menerima masukan data yang tidak
diharapkan, sehingga mengakibatkan data yang di simpan dalam database
menjadi kurang tepat / tidak sesuai yang di harapkan.
Daftar Pustaka
140