1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Analisis penyebab rendahnya motivasi belajar dalam

pembelajaran ips pada peserta didik kelas V sekolah dasar

S Alfiah1*, S Isitiyati2, dan H Mulyono2


1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Jl. Brigjen Salmet Riyadi 449, Pajang, Laweyan,Surakarta 57126,
Indonesia
2
Dosen PGSD, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Brigjen Salmet Riyadi 449,
Pajang, Laweyan, Surakarta 57126, Indonesia
*
[email protected]

Abstract. Motivation to learn is a psychological factor that is intellectual in nature,


fosters enthusiasm and pleasure to learn. Motivation to learn provides direction,
enthusiasm and persistence in learning. The level of student motivation to learn is
influenced by encouragement that comes from within and from outside the student.
This research is qualitative descriptive. This study describes the causes of low
learning motivation in social studies learning in class V SD Negeri Tegalrejo No.98
Surakarta. The research subjects were 30 grade V students. However, the data
collected was only 22 students. Collecting data using interviews with class V teachers,
grade V students, and using questionnaires to class V teachers, grade V students, and
class V students' parents. The findings came from intrinsic factors. The reasons are 1)
the demand to study social studies with a lot of material; 2) high embarrassment, less
interesting learning activities; 3) less absorbing social studies material because
students are lazy to repeat reading; 4) complained, felt pressured because IPS
material had to be read a lot; 5) learning motivation is low because the teacher's
teaching method is less attractive; 6) The teaching method is less attractive due to the
lack of teacher references.
Keyword: the cause of low motivation to learn, social studies learning, elementary
school

1. Pendahuluan
Peserta didik pada dasarnya memiliki motivasi untuk melakukan suatu kegiatan termasuk belajar.
Motivasi merupakan suatu keadaan seseorang yang dapat menimbulkan dorongan-dorongan untuk
melakukan suatu aktivitas guna mencapai tujuan tertentu [1,2,3,4]. Belajar adalah suatu tahapan
tingkah laku individu secara keseluruhan dalam kegiatan mendengar, membaca, mengamati, dan
sebagainya sebagai hasil inetraksi serta pengalam dari dirinya [5,6]. Motivasi belajar merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual, yang dapat menumbuhkan gairah, rasa senang, dan semangat
untuk belajar [7,8,9]. Motivasi belajar memberikan arahan, semangat, dan kegigihan dalam belajar.
Apabila seseorang tidak memiliki motivasi, maka dalam melakukan suatu hal seseorang tidak akan
tergerak termasuk melakukan kegiatan belajar [10]. Semakin tinggi motivasi pesera didik, maka
semakin tinggi pula dorongan peserta didik untuk belajar [11].
Motivasi belajar dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik adalah motivasi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar, sebab dari dalam diri setiap
individu memiliki kesadaran dan dorongan untuk melakukan sesuatu [12]. Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang membutuhkan rangsangan dan dorongan dari luar untuk melakukan suatu kegiatan ..
Motivasi ekstrinsik timbul dikarenakan kurangnya peserta didik dalam memunculkan dorongan untuk
melakukan suatu hal, sehingga rangsangan dari luar akan dapat mempengaruhi. Motivasi belajar
peserta didik pada pembelajaran berbeda antara peserta didik yang satu dengan lainnya. Terdapat
peserta didik yang memiliki motivasi rendah, adapula peserta didik yang memiliki motivasi tinggi.
Tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik pasti terdapat penyebab yang mempengaruhi.
Penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik disebabkan oleh faktor keluarga, lingkungan,
dan guru [13]. Faktor keluarga dikarenakan masalah ekonomi. Masalah ekonomi yang mengakibatkan
banyak orang tua lebih mementingkan pekerjaan, sehingga lupa untuk memperhatikan kebutuhan
peserta didik. Faktor lingkungan disebakan ingkaran pergaulan peserta didik di lingkungan sekolah,
masyarakat. Dan faktor guru dapat disebabkan karena dalam kegiatan belajar mengajar metode guru
yang digunakan kurang kreatif. Sehingga peserta didik merasa jenuh dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang motivasi peserta didik rendah yaitu kegiatan pembelajaran IPS. IPS
adalah disiplin ilmu yang membahas hubungan manusia dengan lingkungannya [14]. IPS merupakan
mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, karena cakupan materi IPS yang luas dan
peserta didik dituntut untuk mempelajari semuanya [15]. Hal ini menyebabkan peserta didik merasa
terbebani. Peserta didik menjadi tidak semangat, merasa jenuh, bosan, dan motivasi belajar peserta
didik menjadi rendah. Selain itu, penyebab lainnya seperti 1) terlalu menggampangkan; 2) faktor
keluarga yang tidak mendukung; 3) suasana kelas yang kurang menyenangkan.
Menurut data kelas V SD yang saya teliti, peserta didik dalam pembelajaran IPS mengalami
motivasi yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V sebelum melakukan
penelitian dihasilkan penyebab lainnya yaitu: 1) terlalu menggampangkan mata pelajaran IPS; 2)
faktor lingkungan keluarga yang tidak mendukung; 3) suasana kelas yang kurang menyenangkan; 4)
rasa malas peserta didik untuk membaca sehingga penyerapan materi kurang maksimal; 5) kurangnya
variatif metode pengajaran. Dari masalah-masalah yang timbul, masih terdapat masalah lain yang
dapat mengakibatkan motivasi belajar peserta didik rendah. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan
mengakibatkan proses kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien. Sehingga tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan penyebab yag mempengaruhi rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran IPS
pada peserta didik kelas V di SD yang saya teliti.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
deskripsi merupakan penelitian terencana, terstruktur, dan dimaksudkan untuk mengungkapkan fakta
serta gambaran mengenai sesuatu masalah [16]. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SD
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD
yang berjumlah 30 peserta didik, 1 guru kelas V, dan orang tua peserta didik kelas V.
Pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara guru kelas V dan seluruh peserta didik
kelas V, menggunakan angket yang diberikan kepada peserta didik kelas V, dan untuk menguatkan
hasil penelitian diberikan kepada orang tua peserta didik kelas V. Validitas data yang digunakan
adalah teknik triangulasi yang terdiri dari triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Analisis data menggunakan model Miles-Huberman. Analisi dilaksanakan dengan proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, angket, dan studi dokumen. Setelah
semua data terkumpul, data di analisis melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan [17]. Penelitian menggunakan 10 indikator yakni disiplin
belajar, aspirasi peserta didik, tingkat keaktifan, kepuasan, kemampuan peserta didik, kondisi peserta
didik, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, kondisi lingkungan peserta didik,
hubungan, dan proses pembelajaran.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penyebab rendahnya motivasi belajar dalam
pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V sekolah dasar . Dalam deskripsi hasil penelitian, akan
dijelaskan hasil dari wawancara guru dan peserta didik kelas V, hasil angket yang diberikan kepada
guru kelas V, peserta didik kelas V, dan orang tua peserta didik kelas V.
Wawancara dan penyebaran angket dilakukan kepada peserta didik kelas V yang berjumlah 30
peserta didik. Namun data yang terkumpul hanya 22 peserta didik. Berdasarkan hasil dari wawancara
dan angket, adapun hasilnya yaitu sebagai berikut:
a. Cita-Cita atau Aspirasi Peserta Didik
Dilihat dari hasrat dan keinginan peserta didik untuk mempelajari materi IPS yang masih rendah.
Hal ini disebabkan materi IPS yang banyak dan cakupan materi yang luas mengakibatkan peserta
didik dituntut untuk bisa menguasai materi tersebut. Dilihat pada saat hasrat dan keinginan
peserta didik dalam mempelajari materi IPS yang masih rendah. Dikarenakan peserta didik
merasa agak tertekan dengan adanya pembelajaran daring. Pandangan dari guru yaitu peserta
didik harus belajar sendiri dan hanya didampingi orang tua masing-masing. Banyak peserta didik
yang mengeluh karena harus dituntut untuk mempelajari materi IPS yang ruang lingkupnya luas.
Hal ini dapat diketahui oleh guru dari pantauan guru terhadap orang tua. Sehingga peserta didik
memiliki hasrat dan keinginan belajar pelajaran IPS yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan
indikator unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik menurut Sabrina, R.,
Fauzi, dan M. Yamin (2017:115).
b. Tingkat keaktifan
Dilihat pada saat pembelajaran berlangsung, kebanyakan peserta didik dalam hal keberanian
bertanya masih sedikit. Peserta didik memiliki rasa malu yang tinggi. Diakibatkan kurangnya
interaksi antara guru dengan peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar. Selain itu rasa
ingin tahu peserta didik dalam pembelajaran IPS juga rendah. Disebabkan karena rasa malas yang
tinggi untuk mempelajari materi IPS yang banyak. Pandangan dari guru yaitu peserta didik
jarang muncul pada saat pembelajaran berlangsung. Hanya beberapa peserta didik saja yang
muncul dan bertanya. Dikarenakan dari guru sendiri kurang adanya interaksi dengan peserta
didik. Hal ini sesuai dengan dengan indikator unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik menurut Sari (2017: 10) yaitu kurangnya keberanian bertanya dan rasa ingin tahu
peserta didik terhadap pembelajaran.
c. Kemampuan Peserta Didik
Dilihat pada saat peserta didik menyerap materi IPS yang dipelajari masih kurang maksimal.
Disebabkan karena peserta didik merasa malas untuk membaca berulang kali. Sehingga pada saat
belajar, materi yang terserap tidak maksimal. Pandangan dari guru yaitu hampir sama dengan
pandangan peserta didik. Peserta didik malas untuk membaca. Sehingga materi yang terserap
masih kurang. Padahal materi IPS kebanyakan harus rajin membaca. Hal ini sesuai dengan
dengan indikator unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik menurut
Sabrina, R., Fauzi, dan M. Yamin (2017:115) yaitu kemampuan peserta didik dalam menyerap
materi masih kurang. Dilihat dari materi yang dipelajari sulit dipahami oleh peserta didik.
d. Kondisi Peserta Didik
Pada kondisi mental peserta didik yang masih sering mengeluh dan merasa tertekan, disebabkan
karena materi IPS yang banyak dan kebanyakan membutuhkan hafalan sehingga peserta didik
merasa terbebani akan hal itu. Peserta didik sebenarnya malas untuk membaca, apalagi harus
belajar materi IPS yang isinya hafalan. Pandangan dari guru yaitu cakupan materi IPS yang luas
menuntut peserta didik mempelajari semua materi dalam waktu yang ditentukan. Pada saat
peserta didik masih mempelajari materi A, tetapi sudah diberi materi yang selanjutnya.
Akibatnya peserta didik merasa tertekan dengan banyaknya materi tersebut. Hal ini sesuai dengan
dengan indikator unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik menurut
Sabrina, R., Fauzi, dan M. Yamin (2017:115) yaitu peserta didik memiliki perasaan mengeluh
dan tertekan dalam pembelajaran.
e. Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaran
Dilihat dari motivasi belajar peserta didik pada saat pembelajaran IPS masih rendah. Hal ini
disebabkan peserta didik merasa bosan. Peserta didik harus membaca berulang kali untuk
memahami materi IPS. Pada dasarnya peserta didik malas untuk membaca. Penyebab lainnya
karena sebagian peserta didik kurang menyukai IPS. Cakupan materi IPS yang luas
mengakibatkan peserta didik malas untuk belajar. Dan kurang mendukungnya lingkungan sekitar
seperti dukungan orang tua.
f. Proses Pembelajaran
Dilihat pada guru dalam menggunakan berbagai metode pada saat kegiatan pembelajaran yaitu
masih kurang menarik perhatian peserta didik. Penggunaan media dan alat peraga yang masih
kurang maksimal, serta kurangnya kegiatan pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik.
Disebabkan kurangnya referensi guru dalam menggunakan metode pada saat pembelajaran. Hal
ini sesuai dengan dengan indikator komponen yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik
menurut Sabrina, R., Fauzi, dan M. Yamin (2017:117) yaitu proses pembelajaran terasa
membosankan dan monoton. Dalam menjelaskan materi pelajaran, guru kurang dalam
menggunakan media belajar dan hanya ceramah.
Kesimpulan berdasarkan hasil wawancara dan angket terkait penyebab rendahnya motivasi belajar
dalam pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V sekolah dasar dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu
aspirasi peserta didik, tingkat keaktifan, kemampuan peserta didik, kondisi peserta didik, unsur-unsur
dinamis dalam pembelajaran, dan upaya guru dalam membelajarkan peserta didik.. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu dengan melakukan pendampingan belajar kepada peserta didik baik dilakukan oleh
guru atau orang tua peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Sabrina, R., Fauzi,
Yamin, M. (2017) dengan judul “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa dalam
Proses Pembelajaran Matematika di Kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar“ yang menyatakan
bahwa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada proses pembeljaran matematika
disebabkan oleh a) kemampuan siswa dalam menyerap informasi ynag diberikan oleh guru masih
kurang. Disebabkan kurang motivasi belajar pada matematika; b) kondisi lingkungan siswa yang tidak
mendukung untuk belajar matematika, sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi dengan baik; c)
upaya guru dalam membelajarkan siswa terasa membosankan dan monoton. Guru menjelaskan materi
hanya dengan metode ceramah saja tanpa menggunakan media belajar [18].

4. Kesimpulan
Hasil dari penelitian kualtitatif deskriptif ini, penyebab rendahnya motivasi belajar dalam
pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V sekolah dasar yaitu 1) aspirasi peserta didik dalam hal
keinginan peserta didik dalam mempelajari IPS rendah disebabkan harus dituntut untuk mempelajari
materi IPS yang ruang lingkupnya luas; 2) tingkat keaktifan dalam hal keberanian dan rasa ingin tahu
peserta didik rendah disebabkan peserta didik memiliki rasa malu yang tinggi dan kegiatan belajar
mengajar kurang menarik; 3) kemampuan peserta didik dalam hal menyerap materi IPS dalam
pembelajaran kurang maksimal disebabkan peserta didik malas untuk mengulang-ngulang membaca;
4) kondisi peserta didik dalam hal peserta didik sering mengeluh dan merasa tertekan disebabkan
cakupan materi IPS yang luas mengharuskan peserta didik banyak membaca; 5) unsur-unsur dinamis
terkait motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS rendah disebabkan cakupan materi IPS
yang luas peserta didik diharuskan mempelajari semua materi dan metode guru dalam mengajar
kurang menarik; 6) proses pembelajarn dalam hal metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar
masih kurang menarik dan kreatif. Disebabkan kurangnya referensi guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
Apabila penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat ditangani dengan baik, maka
peserta didik akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Diharapkan baik guru atau orang tua peserta
didik dapat lebih memperhatikan peserta didik. Hasil penelitian ini dapat dibuat kebijakan untuk lebih
menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Guru menggunakan berbagai metode dan media yang menarik
dalam kegiatan pembelajaran, dan memberikan pendampingan yang lebih kepada peserta didik baik
dilakukan oleh guru maupun orang tua.
5. Referensi
[1] E Dauyah, E Dauyah, U Abulyatama, and A Besar 2018 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Non-Pendidikan Bahasa Inggris Serambi Ilmu
19(2) 274-290
[2] A Emda 2018 Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lantanida J 5(2) 172
[3] A M Santoso, M Amin, S B Sumitro, and B Lukiati 2017 Learning Motivation of Students
During the Implementation of Lecturing Based in Silico Approach Int J Res Rev 4(9) 6-9
[4] I Oktiani 2017 Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Jurnal
Kependidikan 5(2) 216–232
[5] H Masni 2015 Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa 5(1) 1–27
[6] V Rahmayanti 2016 Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Persepsi atas Upaya Guru dalam
Memotivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Depok
SAP (Susunan Artik. Pendidikan) 1(2) 206–216
[7] R Bakar 2014 The Effect of Learning Motivation on Student’S Productive Competencies in
Vocational High School West Sumatra Int J Asian Soc Sci 4(6) 2226–5139
[8] U Lutfiyah 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Ips Siswa Kelas V Di
Sdit Insan Muliatangerang Selatan Skripsi
[9] A Ernawan, St Y Slamet, and Kuswadi 2017 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap
Kemampuan Memahami Cerita Anak Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Didaktika Dwija Indria 5 (4)
[10] P Rahayu, Rukayah, and E S Markamah 2018 Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi
Belajar Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Pendek pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Didaktika Dwija Indria 6(9)
[11] Syardiansah 2016 Hubungan Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Mata Kuliah Pengaturan Manajemen Jurnal Manajemen dan Keuangan 5(1) 243
[12] R Rahmawati 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Tahun Ajaran 2015/2016 Skripsi
[13] N Prihatini 2018 Analisis Berbagai Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Kelas
IV SDN 3 Tebaban J DIDIKA Wahana Ilm Pendidik Dasar 4(1) 56
[14] N H Wardani, Sukarno, and Chumdari 2020 Partisipasi Belajar IPS Melalui Quick On The
Draw Learning Model pada Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar Didaktika Dwija Indria 8(2)
[15] I Oktavianti and M Kanzunnudin 2015 Pengembangan Ketrampilan Sosial Siswa Pada
Pembelajaran IPS Berbasis Keunggulan Lokal Melalui Penerapan Reciprocal Learning
Berbantu Media Cerita Dan Metrik Ingatan Refleks Edukatika 5(1)
[16] R D Munggaran 2012 Pemanfaatan Open Source Software Pendidikan Oleh Mahasiswa Dalam
Rangka Implementasi Undang- Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Skripsi
[17] Sugiyono 2016 Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Penerbit Alfabeta)
[18] R Sabrina, Fauzi, and Yamin 2017 Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
Dalam Proses Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar J
Ilm Pendidik Guru Sekol. Dasar 2(4) 108–118

You might also like