Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Guru SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan Bogor

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal

Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691


DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Guru


SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan
Bogor

Zaenal Abidin
Institut Agama Islam SahiD Bogor
[email protected]

Edi Abdul Latif


Institut Agama Islam SahiD Bogor
[email protected]

ABSTRACT
Teacher performance is the success of teachers in implementing quality teaching and learning activities.
Teacher performance includes loyalty and high commitment to teaching tasks; mastering and developing
methods; mastering learning materials and using learning resources; being responsible for monitoring
teaching and learning outcomes; discipline in teaching and doing other duties; creative in implementing
teaching; interact with students to motivate them; good personality, honest and objective in guiding students,
able to think systematically about what they do, and understand teaching administration. This research was
conducted at SMP Man Ana, Pamijahan District, Bogor Regency, with the aim of determining the effect of
authentic leadership on teacher performance at the school. This study uses quantitative methods with data
collection techniques using a questionnaire. The sample used was 20 teachers, using a saturated sampling
method. The data analysis technique used is simple linear regression. Based on the results of the analysis, it
was found that authentic leadership has a positive effect on teacher performance. This shows that the stronger
the effect of authentic leadership by the principal, the higher the performance of the teachers. Therefore, to
improve teachers performance, it is expected that there will be an increase in the authentic leadership
indicators of school principal.
Keywords: Authentic leadership; teacher performance.

ABSTRAK
Kinerja guru merupakan keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
bermutu. Kinerja guru meliputi kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar; menguasai dan
mengembangkan metode; menguasai bahan pelajaran dan menggunakan sumber belajar; bertanggung
jawab memantau hasil belajar mengajar; kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya; kreativitas
dalam melaksanakan pengajaran; melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan motivasi;
kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa; mampu berpikir sistematis tentang
apa yang dilakukannya; dan pemahaman dalam administrasi pengajaran. Penelitian ini dilakukan di SMP
Man Ana Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan autentik terhadap kinerja guru di sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel yang digunakan sebanyak
20 guru, dengan menggunakan metode sampling jenuh. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi
linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kepemimpinan autentik berpengaruh positif
terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa makin kuat pengaruh kepemimpinan autentik kepala
sekolah maka kinerja yang dihasilkan oleh guru akan makin tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kinerja para guru diharapkan adanya peningkatan indikator-indikator kepemimpinan autentik kepala
sekolah.
Kata Kunci: Kepemimpinan autentik; kinerja guru.

199 | Volume 3 Nomor 2 2021


Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691
DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan yang diperoleh masyarakat akan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Pendidikan merupakan investasi yang menghasilkan manusia-manusia
yang mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan
generasi suatu bangsa, khususnya di negara Indonesia.
Pendidikan sangat diutamakan oleh sebuah negara, karena kemajuan dan perkembangan
suatu negara tidak terlepas dari adanya sumber daya manusia yang terdidik dan terampil.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job
performance tetapi sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia
disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan
yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu
(Hasanah, 2010).
Kemudian kinerja guru ialah kemampuan seseorang yang harus memiliki kompetensi
yang baik, akan tetapi seseorang yang memiliki kompetensi yang baik belum tentu
memiliki kinerja yang baik (Suprihatiningrum, 2014). Kinerja guru merupakan kemampuan
seorang guru untuk dapat melaksanakan tugas sehingga tercapai hasil yang memuaskan, dan
tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu organisasi (Fahmy, 2013).
Dalam pengertian lain, kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk
melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya, dalam perencanaan program pengajaran,
pelaksanaan program pembelajaran, serta evaluasi program pembelajaran (Madjid, 2016).
Kinerja guru juga dapat diartikan sebagai prestasi kerja guru untuk meraih prestasi, antara lain
ditentukan oleh kemampuan dan usaha (Yogaswara, 2010).
Kinerja guru didefinisikan juga sebagai prestasi seorang guru. Indikator-indikator dalam
mencapai prestasi guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran ialah: kemampuan
menyusun rencana pembelajaran; kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi;
kemampuan melaksanakan pengayaan; kemampuan melaksanakan remedial (Satriadi, 2016).
Peningkatan kinerja guru tidak semata-mata meningkatkan kompetensinya, baik
melalui pemberian penataran, pelatihan, maupun pemberian kesempatan untuk lebih
berkembang; namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti
profesionalisme guru, pemberian insentif, gaji yang layak, sehingga memungkinkan guru
menjadi puas bekerja sebagai pendidik; dan budaya iklim organisasi yang kondusif sehingga
suasana bekerja menjadi nyaman. Kinerja guru yang baik akan memberikan dampak
signifikan terhadap keberhasilan peserta didik.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa terdapat beberapa
masalah yang berkaitan dengan kinerja guru. Pertama, sebagian besar guru kurang menguasai
bahan dan mengelola proses belajar mengajar secara kondusif. Kedua, guru kurang mampu
menggunakan media atau sumber belajar yang sesuai dengan kondisi di kelas. Ketiga, guru
melakukan penilaian hasil belajar mengajar sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan

200 | Volume 3 Nomor 2 2021


Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691
DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

tergolong masih rendah. Keempat, kemampuan guru menyelenggarakan administrasi sesuai


kurikulum 2013 yang ada di sekolah tergolong masih rendah.
Untuk dapat meningkatkan kinerja guru maka dibutuhkan seorang pemimpin yang
mampu mendukung kinerja guru di sekolah. Kepala sekolah merupakan penggerak bagi sumber
daya sekolah terutama guru-guru dan staf sekolah. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan selalu
mendengarkan setiap aspirasi guru. Dalam era revolusi perubahan ini, kepala sekolah selaku
tokoh sentral pendidikan harus dapat mengambil inisiatif dalam memimpin sekolahnya.
Kepemimpinan kepala sekolah berada pada tingkat satuan pendidikan, sedangkan
kepemimpinan guru berada pada tingkat kelas. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus
memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada dasarnya gaya
kepemimpinan yang ditunjukkan oleh kepala sekolah dapat memberikan pengaruh terhadap
persepsi guru.
Kepemimpinan autentik terdiri dari dua kata, yaitu kepemimpinan dan autentik. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), autentik berarti dapat dipercaya, asli, tulen, sah.
Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu dan situasi tertentu. Apabila dirujuk kepada
bahasa Inggris, kepemimpinan disebut dengan leadership (Yukl, 2015).
Istilah autentik (authenticity) berasal dari istilah Yunani, yaitu “Authento” (to have full
power), yang memiliki makna autentik (Budiharto, 2018). Menurut Setiyanto & Yulistiana,
(2018) kepemimpinan autentik dalam organisasi merupakan kemampuan dan proses yang
menekankan pada kapasitas psikologis yang positif dalam konteks organisasi yang maju,
menghasilkan kesadaran diri, pengembangan diri dan perilaku positif yang lebih besar pada
pemimpin dan pengikutnya.
Budiharto (2018) menyebutkan kepemimpinan autentik adalah pola perilaku pemimpin
yang mengacu pada kapasitas psikologis positif dan mempromosikan iklim etika yang positif
melalui kesadaran diri yang mendalam, perspektif moral yang diinternalisasikan, pengolahan
informasi yang seimbang, dan relasi yang transparan antara pemimpin dan pengikut untuk
mendorong pengembangan diri yang positif.
Definisi selanjutnya mengatakan bahwa kepemimpinan autentik merupakan pola
perilaku pemimpin yang memanfaatkan dan meningkatkan kapasitas psikologis positif dan iklim
etis yang positif, untuk mendorong kesadaran diri yang lebih besar, perspektif moral yang
diinternalisasi, pemrosesan informasi yang seimbang, dan transparansi relasional dari para
pemimpin yang bekerja dengan pengikut, mendorong pengembangan diri yang positif
(Winbaktianur & Sutono, 2019).
Di samping itu, kepemimpinan autentik merupakan sebuah tipe kepemimpinan yang
pemimpinnya sangat menjunjung nilai-nilai moral dan etika dengan tujuan untuk
perbaikan para pengikutnya dan diri mereka sendiri (Wulandari, 2017). Menurut Azahra
(2015), kepemimpinan autentik adalah pola perilaku pemimpin yang mengacu pada kapasitas
psikologi positif dan etika positif yang diarahkan untuk mendorong kesadaran diri dan
perspektif moral yang lebih besar, pengolahan informasi yang seimbang, hubungan transparan
antara pemimpin dan pengikut, dan mendorong pengembangan diri yang positif .

201 | Volume 3 Nomor 2 2021


Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691
DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

Sementara itu, menurut Andiyasari & Pitaloka (2010) kepemimpinan autentik adalah
proses interaksi antara kapasitas psikologis dan konteks perkembangan organisasi untuk
menciptakan positive self-awareness dan positive regulated self pada pemimpin dan
pengikutnya. Menurut Putri (2019) pemimpin autentik adalah pemimpin yang sangat sadar
terhadap dirinya dalam berpikir dan bertindak; serta dipersepsikan orang lain sebagai
orang yang sadar terhadap nilai-nilai moral dirinya dan orang lain; juga berwawasan luas dan
memiliki kekuatan; sadar akan situasi; merasa yakin; memiliki harapan, optimisme,
ketangguhan, dan karakter moral yang tinggi.
Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu menunjukkan keautentikannya dalam
memimpin sekolah, sehingga guru pun mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap kepala
sekolah. Banyak gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mensukseskan kinerja guru,
di antaranya adalah gaya kepemimpinan autentik.
Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk
mendalami lebih lanjut pengaruh kepemimpinan autentik terhadap guru SMP Man Ana
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Man Ana Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor, mulai September 2019 sampai Februari 2020. Penelitian ini
menggunakan teknis analisis data berupa regresi linier sederhana yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja guru. Jumlah sampel yang
diambil sebanyak 20 guru, dengan metode sampel jenuh.
Berdasarkan data uji validitas pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung (corrected
item-total correlation) > rtabel. Pada uji validitas variabel Kinerja Guru diketahui bahwa nilai rtabel
dengan taraf Sig. 0.05 sebesar 0.4973. Hasil yang ditemukan adalah ada 21 pernyataan yang
dinyatakan valid. Pada uji validitas variabel Kepemimpinan Autentik, diketahui bahwa nilai rtabel
dengan taraf Sig. 0.05 sebesar 0.4973. Hasil yang ditemukan adalah ada 22 pernyataan yang
dinyatakan valid.
Berdasarkan data uji reliabilitas untuk variabel Y (Kinerja Guru), dapat dilihat bahwa
nilai Cronbach’s Alpha pada tabel sebesar 0.971 dari 21 pernyataan pada variabel (Y), sehingga
dapat dinyatakan bahwa tingkat reliabilitasnya sangat reliabel. Berdasarkan data uji reliabilitas
untuk variabel X (Kepemimpinan Autentik), dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada tabel
sebesar 0.968 dari 22 pernyataan pada variabel (X), sehingga dapat dinyatakan variabel tersebut
sangat reliabel.

HASIL & PEMBAHASAN


Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara kepemimpinan autentik
terhadap kinerja guru, maka perlu diuji signifikansi koefisien regresi sederhana. Hasil uji regresi
sederhana dapat dilihat pada tabel berikut;

202 | Volume 3 Nomor 2 2021


Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691
DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh persamaan Ŷ = 48.857 + 0.335X. Dari persamaan


tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap kenaikan satu unit skor variabel kepemimpinan autentik
(X) akan menyebabkan kenaikan 0.335 unit skor kinerja guru (Y) pada konstanta 48.857.
Pengaruh kepemimpinan autentik (X) terhadap kinerja guru (Y) dapat dilihat pada nilai
Sig. (0.007). Karena nilai Sig (0.007) < = (0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan autentik (X)
dengan kinerja guru (Y). Dengan demikian, persamaan Ŷ = 48.857 + 0.335X dapat dipergunakan
sebagai acuan untuk memprediksi kinerja guru melalui kepemimpinan autentik.
Pengujian hipotesis pada pengaruh kepemimpinan autentik (X) terhadap kinerja guru
(Y) menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik (X) berpengaruh positif terhadap kinerja guru
(Y). Hasil pengujian ini mendukung uji hipotesis yaitu kepemimpinan autentik (X) berpengaruh
positif terhadap kinerja guru (Y) di SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan Bogor. Dapat diartikan
bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan
kepemimpinan autentik kepala sekolah. Hasil penelitian ini mengembangkan penelitian
sebelumnya oleh Setiyanto & Yulistiana (2018) berjudul Dampak Kepemimpinan Otentik dan
Komunikasi yang Transparan terhadap Reputasi Internal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik nilai rtabel yang digunakan
pada penelitian ini adalah 0,166 dengan tingkat signifikansi 0,1 dengan uji satu sisi. Sedangkan
variabel kepemimpinan autentik dan komunikasi yang transparan adalah 0,123 yang berarti
> 0,10. Sementara itu, nilai VIF untuk variabel kepemimpinan autentik dan komunikasi yang
transparan adalah sebesar 8,147 yang berarti < 10,00, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil analisis inferensial dengan menggunakan regresi diperoleh koefisien
determinan (r2) sebesar 0.353 (F = 13.508 sig = 0.000 <0.05).
Berdasarkan hal tersebut, ada relevansi yang menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
kinerja guru di SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan Bogor, perlu adanya peningkatan
indikator-indikator kepemimpinan autentik kepala sekolah. Kemudian pemimpin autentik
sebagai pemimpin yang sangat sadar terhadap dirinya dalam berpikir dan bertindak, serta
dipersepsi orang lain sebagai orang yang sadar terhadap nilai-nilai moral dirinya dan orang lain.
Selain itu juga berwawasan luas dan memiliki kekuatan, sadar akan situasi, merasa yakin,
203 | Volume 3 Nomor 2 2021
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691
DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

memiliki harapan, optimis, ketangguhan, dan karakter moral yang tinggi. Kepemimpinan
autentik akan mendukung dan memberikan ruang bagi guru untuk melakukan perubahan dan
hal-hal baru untuk meningkatkan pekerjaan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan
autentik dengan kinerja guru yang didukung oleh penelitian sebelumnya dan oleh teori-teori
tentang kepemimpinan autentik dan kinerja guru yang berkembang. Atas dasar ini dinyatakan
bahwa untuk meningkatkan kinerja guru di SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan Bogor adalah
dengan meningkatkan kepemimpinan autentik kepala sekolah. Artinya, makin kuat
kepemimpinan autentik, maka makin tinggi kinerja yang timbul dari guru tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana dengan nilai Sig (0.007) < α =
(0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh
positif antara kepemimpinan autentik (X) terhadap kinerja guru (Y). Artinya, makin kuat
kepemimpinan autentik, maka makin tinggi kinerja yang timbul dari guru tersebut.
Kepala SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan Bogor diharapkan dapat memahami lebih
jauh mengenai kepemimpinan autentik agar kinerja guru SMP Man Ana Kecamatan Pamijahan
Bogor dapat tumbuh sesuai dengan visi dan misi sekolah yang diinginkan. Guru SMP Man Ana
Kecamatan Pamijahan Bogor diharapkan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap
pelaksanaan tugasnya. Guru juga diharapkan mampu untuk menciptakan budaya organisasi yang
baik di sekolah, guna meningkatkan kinerja agar tercapai tujuan, nilai-nilai, visi dan misi sekolah.

204 | Volume 3 Nomor 2 2021


Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Volume 3 Nomor 2 (2021) 199-205 P-ISSN 2656-274x E-ISSN 2656-4691
DOI: 10.47476/reslaj.v3i2.390

DAFTAR PUSTAKA

Andiyasari, A. & Pitaloka, A. (2010). Persepsi Kepemimpinan Otentik dan Work Engagement
pada Generasi X & Y di Indonesia. Jurnal Universitas Paramadina, 7, 371-388.
Azahra, M. (2015). Hubungan Kepemimpinan Otentik dan Efikasi Diri dengan Kepuasan Kerja.
Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Diakses dari:
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/82619
Budiharto, S. (2016). Pengembangan Kepemimpinan Otentik (Konseptualisasi, Pengukuran,
dan Implemetasinya dalam Organisasi. Makalah dalam Temu Ilmiah Nasional Himpunan
Psikologi Indonesia.
Fahmy, A.R. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
SMK di Kota Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasanah, D.S. (2010). Pengaruh Pendidikan Latihan (Diklat) Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja
terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Babakancikao Kabupaten
Purwakarta. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(2), 85-96.
Madjid, A. (2016). Pengembangan Kinerja Guru Melalui Kompetensi, Komitmen dan Motivasi
Kerja. Yogyakarta: Samudra Biru.
Putri, A.P. (2019). Hubungan Antara Kepemimpinan Otentik Dan Keterikatan Kerja Pada
Karyawan Yang Telah Bekerja Lebih Dari Lima Tahun. Skripsi. Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Satriadi, D. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Jurnal
Benefita 1(3), 123-133. Diakses dari:
https://www.researchgate.net/publication/318657477_PENGARUH_KEPEMIMPINAN_K
EPALA_SEKOLAH_TERHADAP_KINERJA_GURU.
Setiyanto, A.I., & Yulistiana, E. 2018). Dampak Kepemimpinan Otentik Dan Komunikasi Yang
Transparan Terhadap Reputasi Internal. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis 6(1), 19-27. https://doi.org/10.30871/jaemb.v6i1.682.
Suprihatiningrum, J. (2014). Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Winbaktianur, W. & Sutono, S. (2019). Kepemimpinan Otentik Dalam Organisasi. Jurnal Al-Qalb,
10(1), 71-78. https://doi.org/10.15548/alqalb.v10i1.830.
Wulandari, R. (2017). Kepemimpinan Otentik: Telaah Konseptual dan Isu Metodologi. Prosiding
Seminar Nasional & Call For Paper (SCA 9), 9(1), 454-464.
Yogaswara, A. (2010). Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Kepegawaian
Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(2), 62-76.
Diakses dari: http://jurnal.upi.edu/file/6-Atep_Yogaswara.pdf.
Yukl, G. (2015). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

205 | Volume 3 Nomor 2 2021

You might also like