Rosi Amelia Putri 3121014 2A Dlll-Analis Kesehatan Amami

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Manajemen Pengolahan Air Limbah Industri di

Kawasan Industri Medan

Muhammad Amirul Arif Ilmi Abdullah


Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia PT. Kawasan Industri Medan (Persero)
[email protected] [email protected]

Erinsyah Maulia Rangkuti Zainal


Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia

Abstrak

The Medan Industrial Estate which is close to residential areas will


certainly cause many problems that must be addressed including
air, water, soil and noise pollution. The pollution has a direct
impact on residential areas near the Industrial Estate, especially
the residents of Deli Serdang Regency, Percut Sei Tuan District,
North Sumatra Province. PT Kawasan Industri Medan is trying to
overcome this problem by making management changes including
changes in the organizational structure and changes in the waste
management system where it is expected that the management
changes made can meet the quality standards set by the
government. This study aims to determine and analyze how the
management of PT KIM manages liquid waste so that it can meet
the Waste Water Quality Standards implemented by the
Government through the Minister of Environment Regulation No. 3
of 2010. The research method is carried out through exploration of
the interests of handling and managing industrial waste. in the
industrial area. Exploration of this goal uses FGD design and in-
depth interviews to formulate the identification of important factors
related to the handling and management of industrial waste in the
Medan industrial area. The results of the wastewater managed by
PT. KIM has met the quality standards set by the Government.
There was an increase in wastewater capacity from 5000 m3/month
to 8000 m3/month. There has been a small percentage of
complaints from the surrounding community as well as from
environmentalists and environmental service supervisors.

Keyword : Industrial management change, Wastewater treatment.

PENDAHULUAN
Kawasan Industri Medan berlokasi dekat dengan pemukiman penduduk dikala ini
memunculkan banyak permasalahan. Permasalahan yang sangat krusial merupakan
pencemaran area, baik itu pencemaran hawa, air, serta tanah, dan kebisingan. Pencemaran
tersebut berakibat langsung ke pemukiman warga dekat Kawasan Industri, paling utama

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 468


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
pemukiman warga masyarakat Kabupaten Deli Serdang , Kecamatan Percut Sei Tuan,
Provinsi Sumatera Utara.
Akibat yang sangat dialami warga ialah tercemarnya aliran air disekitar penduduk
menjadi limbah yang gelap pekat yang intensitasnya berlebih. Sebaiknya limbah- limbah
industri yang dikelola oleh industri dapat berguna dengan baik, bila tidak berlebih intensitas
air limbahnya maka akan bisa menyuburkan lahan pertanian yang terdapat di dekat
pemukiman warga. Tetapi, apabila air limbah industri terus mengalir kepemukiman
masyarakat serta intensitasnya besar, maka tidak cuma berakibat pada tumbuhan padi yang
ditanam oleh masyarakat namun pula berakibat pada kesehatan warga (M. Nasir dkk,
2011).
Sehingga pengelolaan limbah Kawasan Industri sangat butuh dilakukan dengan baik
serta professional. Pengolahan air limbah Kawasan Industri dilakukan bertujuan buat
memberantas parameter pencemaran yang terdapat di dalam air limbah hingga batasan
yang diperbolehkan buat dibuang kesaluran air cocok dengan ketentuan baku kualitas yang
diijinkan.
Proses pengelolaan limbah industri dimulai dari Perusahaan (pabrik-pabrik) yang
berada di Kawasan Industri Medan. Limbah yang dihasilkan oleh Perusahaan (pabrik-
pabrik) tersebut diolah terlebih dahulu sesuai dengan baku mutu air limbah sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air
Limbah. Selanjutnya limbah yang sudah diproses secara internal di dalam industri masing-
masing akan dikirim menuju ke Instalasi Pengelolaan Limbah (IPAL) kawasan industri
melalui pipa yang telah disediakan (Prillia Rahmawati, 2014). Kemudian limbah cair yang
telah dikirimakan diolah sesuai parameter baku mutu air limbah yang diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Kawasan.
PT Kawasan Industri Medan berusaha untuk menanggulangi permasalahan ini
dengan melakukan perubahan manajemen meliputi perubahan struktur organisasi dan
perubahan sistem pengelolaan limbah dimana diharapkan dari perubahan manajemen yang
dilakukan dapat memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Untuk itu
diperlukan suatu kajian bagaimana manajemen pengolahan limbah industri yang
dilaksanakan oleh PT KIM ( Kawasan Industri Medan dan apakah manejemen pengelolaan
limbah PT KIM telah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapan oleh Pemerintah
melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perubahan maanajemen PT KIM
dalam mengelola limbah cair sehingga dapat memenuhi Baku Mutu yang diterapkan oleh
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010

STUDI LITERATUR
Industri yang berada di Kawasan Industri Medan (KIM) sebanyak 500 perusahaan
yang terdiri dari PMA dan PMDN dan termasuk dalam kategori 300 perusahaan
manufaktur dan 200 perusahaan industry. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan terutama bagi masyarakat yang berada di Kawasan Indusri Medan
dalam bentuk pencemaran udara dan air. Untuk itu diperlukan penanganan pencemaran
lingkungan di Kawasan Industri Medan berdasarakan peraturan perundangan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
Berbicara mengenai lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dengan pencemaran
lingkungan, Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang bersifat globa, krusial
dan popular. Masalah ini tidak hanya dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh
permukaan bumi kita ini tetapi juga melibatkan lembaga internasional dan tokoh dunia.
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapatkan perhatian
dan penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 469


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
yang terjadi terutama terhadap kelangsungan hidup umat manusia (Anis Masyruroh, Erry
Karyadi, 2013).
Air limbah industri adalah air hasilpengolahan suatu proses industri. Jenis air ini
tergolong memiliki kualitas yang kurang baik karena kontaminan yang terkandung
didalamnya. Kontaminanyang terkandung didalam air industry bermacam-macam
tergantung dari prosesterkait yang menghasilkan air tersebut (Mhd Rizki Fernando, 2015).
Jenis air limbah industri yang dihasilkan tergantung dari berbagai hal berikut:
 Pemrosesan bahan baku awal
 Proses pada industri yang menggunakan air
 Sudah berapa kali penggunaan air tersebut di industry
 Reaksi yang terjadi di industry
 Hasil reaksi yang dihasilkan dan kontaknya dengan air yang digunakan
di industry
 Bahan aditif yang digunakan di industry
 Temperatur penggunaan air di industry

a. Baku Mutu Air Limbah


Baku Mutu Baku Mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan (Permen
Lingkungan Hidup No, 5 tahun 2014)
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimal
pH - 6–9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100 mL 3000
Debit L/orang/hari 100

Pengelolaan limbah di Kawasan Industri Medan merupakan gabungan dari limbah


yang dihasilkan oleh para tenan yang berada di kawasan baik industri produksi,
pergudangan, kantin dan depo disebut pengolahan IPAL komunal. Pengelolaan
limbah industri dimulai dari Perusahaan (pabrik-pabrik) yang berada di Kawasan Industri
Medan. Limbah yang dihasilkan oleh Perusahaan (pabrik-pabrik) tersebut diolah terlebih
dahulu sesuai dengan baku mutu air limbah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Selanjutnya limbah yang sudah diproses secara internal di dalam industri masing-
masing akan dikirim menuju ke Instalasi Pengelolaan Limbah (IPAL) Kawasan Industri
Medan melalui pipa atau pun gorong-gorong yang telah disediakan sesuai dengan batasan
yang ditetapkan oleh IPAL PT KIM seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Kemudian limbah cair yang telah dikirimakan diolah sesuai parameter baku mutu air
limbah yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 3 Tahun 2010 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Kawasan. Setelah diproses sesuai parameter baku mutu yang telah
diatur, kemudian limbah cair tersebut dapat dibuang ke parit atau saluran pembuangan
umum (media umum).
Tabel 2. Batasan parameter yang boleh dibuang ke IPAL PT. KIM dari Perusahaan
No Parameter Satuan Batasan
1 Ph 6–9
2 Temperatur o
C 25 – 40

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 470


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
3 COD Mg/l 900
4 BOD Mg/l 600
5 SS Mg/l 1.000
6 TDS Mg/l 4.000
7 Cl2 Mg/l 2
8 Lemak / minyak Mg/l 10
9 NH3 Mg/l 25

Pelaksanaan Kegiatan olah limbah oleh Biro Pengendalaian Lingkungan PT KIM:


1. Melakukan pengawasan/monitoring air limbah dari outlet perusahaan sampai ke
pengolahan air limbah
2. Melakukan pengolahan air limbah industri
3. Melakukan analisis pemantauan air limbah ke setiap outlet perusahaan yang
mengalirkan air limbahnya ke IPAL PT KIM
4. Melakukan analisa/pemantauan air limbah di IPAL I dan IPAL II
5. Membuat laporan pemakaian bahan kimia internal laboratorium dan melaporkannya
ke Manajemen PT KIM
6. Melakukan kegiatan pelaksanaan proper KIM yaitu melakukan analisa/pemantauan
air limbah sesuai Permen LH 03 Tahun 2010 dari inlet dan outlet UPL II
7. Mengajukan permohonan persetujuan analisa air limbah le perusahaan
8. Memberikan laporan pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PT KIM per
triwulan
Divisi Pengendalain Lingkungan
1. Melakukan rapat kordinasi intern Biro Pengendalian Lingkungan
2. Mengikuti rapat internal manager dengan Direksi
3. Melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan dalam rangka pengamatan letaatan
peraturan l;ingkungan
4. Menyurati perusahaan perihal temuan limbah yang tidak sesuai peraturan yang
dutetapkan
5. Mengadakan pertemuan dengan perusahaan perihal adanya komplen air limbah

Seluruh sumber penghasil limbah cair dari setiap mitra industri wajib mengalirkan
limbah cairnya ke IPAL PT. KIM sehingga melalui kendalinya dan setelah memenuhi baku
mutu dapat di buang ke parit menuju sungai.
Baku mutu lingkungan hidup pada dasarnya adalah standar untuk menentukan kapan
sebuah media lingkungan dikatakan cemar (baku mutu ambien) atau kapan sebuah buangan
limbah dikatakan mencemari (baku mutu emisi / effluent). Untuk memahami baku mutu
lingkungan hidup, tidak terlepas dari perlunya pemahaman mengenai pencemaran
lingkungan. Sederhananya, pencemaran terjadi ketika (a) ada elemen asing tertentu yang
masuk ke media lingkungan; (b) yang berasal dari kegiatan manusia; (c) yang
mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan hingga kehilangan fungsi yang
diperuntukkan.

METODE
Fokus penelitian menggunakan metode kualitatif untuk melakukan eksplorasi
terhadap kepentingan penanganan dan pengelolaan limbah hasil industry-industri di
kawasan industry medan yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Percut Sei
Tuan, Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, eksplorasi terhadap tujuan ini
menggunakan desain FGD dan indepth interview untuk merumuskan identifkasi faktor
penting terkait penanganan dan pengelolaan limbah hasil industry-industi yg di kawasan
industry medan. Implikasi dari temuan ini yaitu model optimalisasi pemanfaatan limbah

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 471


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
hasil industri yang memberikan manfaat untuk masyarakat sebagai konsumen di sekitar
sentra industry kawasan.
Teknik analisis penelitian menggunakan analisis kualitatif yang memadukan dua
kepentingan (yaitu kepentingan industri dan konsumen) sehingga terbentuk model yang
menggambarkan sinergi antara variabel dan faktor penting dari dua pihak tersebut.
Identifkasi model terbentuk melalui proses eksplorasi argumen yang melibatkan dua
pihak tersebut. Oleh karena pendekatan kualitatif dengan FGD dan indepth interview
sangat tepat dilakukan untuk proses eksplorasinya.
Menghadirkan pihak berwewenang dari pemerintahan (Dinas Lingkungan Hidup)
tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 terkait dengan dampak dari limbah yang
tidak memenuhi baku mutu bagi kehidupan serta potensi pidana yang dikenakan bagi
stakeholders yang melanggar.
Adapun tahapan metode yang dilakukan untk
1. Menginformasikan kepada stakeholder tentang UU No. 32 Tahun 2009 dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku
Mutu Air Limbah
2. Menyampaikan surat edaran gubernur terkait dengan No 1 .tahun 2019 dan Perda No.
13 tahun 2003 terkait dengan larangan pembuangan air limbah.
3. Melakukan FGD antara manajemen PT KIM dan stakeholder, mengingatkan kembali
surat perjanjian antara PT KIM dengan Stakeholder bahwa dilarang membuang air
limbah langsung ke drainase, namun harus melalui pengolahan IPAL PT KIM terlebih
dahulu. Sesuai dengan SPPTI yang sudah ditandatangani oleh stake holder
4. Melakukan monitoring lapangan atas pengaduan masyarakat terhadap industri yang
ada di KIM membuang limbah cair ke drainase sehigga menimbulkan bau yang tidak
menyenangkan dan menunjukkan warna air di drainase keruh.
5. Memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak mematuhi aturan sehingga
dibuktikan di lapangan memang terjadi adanya, maka pihak manajemen KIM menutup
akses pembuangan limbahnya ke drainase sampai stakeholder tersebut memperbaiki
IPALnya sendiri memenuhi hasil sesuai dengan baku mutu.
6. PT KIM senantiasa memberi himbauan ke stakeholder agar air limbah yang dihasilkan
pabrik tidak melebihi ketentuan yang sudah disepakati dalam SPPTI, bisa dilihat di
dalam Tabel 2.
7. Manajemen PT KIM senantiasa mengawasi pembuangan air limbah dari stakeholder
dengan melibatkan tim monitoring lapangan sebanyak 2 orang dalam waktu 3 shift.
8. Melakukan FGD antara pemerintah daerah, OPD Sumut dan Medan dengan
manajemen KIM
9. Pemerintah daerah melakukan FGD antara OPD Sumut dan Medan dengan
manajemen KIM, Asosiasi Perusahaan kawasan Industri Medan (Asperkim) sebagai
stakeholders
10. Menyurati sebagai himbauan kepada stakeholder aka nada pemeriksaan di lapangan
bagi yang menyalahi peraturan dengan memanfaatkan ABT akan dikenakan sanksi
berat
11. PT KIM sebagai penanggungjawab penyedia air bersih sebagai kawasan industri
medan melakukan kordimasi dengan PT DCC sebagai rekanan pengolah air bersih
supaya melakukan revitalisasi dan optimalisasi terhadap pengolahan limbah dari segi
kualitas dan kuantitas sehingga semua industri tercukupi
12. PT KIM dan PT DCC melakukan pengawasan dan perbaikan terhadap pengolahan
limbah baik dari sisi kuantitas, kualitas maupun penyaluran dari plant air bersih
sampai ke industri.
13. PT KIM dan PT DCC berkordinasi untuk melakukan ekspansi terhadap volume
limbah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 472


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
HASIL
Hasil Perubahan Manajemen
Manajemen PT Kawasan Industri Medan telah melakukan perubahan manajemen dalam
pengolahan air limbah diantaranya merubahn Struktur Organisasi Biro Penanganan Limbah
menjadi Biro Infrastruktur seperti terlihat pada Gambar 1 dan 2. Perubahan struktur
organisasi ini berdampak pada perampingan divisi kerja.

Direktur
Pengembangan

Manager Manager Produksi &


Pengendalian operasioanl
Lingkunngan
Pelaksanaan
Administrasi

Asisten Manager Asisten Manager Asisten Manager


Air Bersih Olah Limbah Laboratorium +
Proper

Monitoring Kordinator Kordinator Pelaksanan


Sarana Air WWTP-I WWTP-II Analisis
Limbah Air Bersih Laboratorium

Kordinator Kordinator Kordinator Monitoring Monitoring Pelaksana Penataan


WTP P. WTP P. WTP P. Pini WWTP-I Ai Proper
Batam Seibira Air Bersih Air Bersih

Petugas Petugas Jaga Petugas Petugas Petugas


Jaga Jaga Jaga Jaga

Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Penanganan Limbah

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 473


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
Manager Infra
Struktur

Staf
Administrasi
Asisten
Manager Infra
Struktur

Supervisor Supervisor
Air Bersih Olah Limbah

Kodrdinator
Air Bersih Kordinator Kordinator Staf
WWTP 1 WWTP 2 laboratorium/An
alisa
Staf Monitoring
Air Bersih Staf Monitoring Staf Monitoring Staf Monitoring
WWTP 1 WWTP 2 Proper
Staf Jaga
Air Bersih Staf Jaga Staf Jaga Petugas
WWTP 1 WWTP 2 sampling mitra
industri
Gambar 2. Struktur Organisasi Biro Infrastruktur

Hasil Pengolaha Limbah


Beberapa hasil pengolahan limbah cair pada PT KIM setelah mengalami perbaikan
managemen yaitu:
1. Realisasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan Bidang Olah Limbah Cair tahun 2019
tercapai sebesar Rp 8.523.028.500,- dibandingkan dengan target RKAP tahun 2019
sebesar Rp 10.048.288,- atau mencapai 84.82%
2. Pengoptimalisasian pengelolan IPAL yang terdiri:
 Mendatangkan tenaga ahli Sdr. Agus Supriyanto
 Pengadaan aerator 20 HP sebanyak 5 unit untuk penambahan supply oksigen
 Pemasangan pipa dan instalasi kabel untuk pemasangan aerator
 Pembelian nutirsi untuk membantu proses penguraian limbah cair agar memenuhi
baku mutu sesuai dengan Permen LH No. 03 tahun 2010
 Pembuatan jaringan pipa limbah dan bak automatic screen ke bak equalisasi
 Pembuatan jaringan pipa limbah dan bak automatic screen ke bak aerasi
 Pembelian bahan kimia
 Pemindahan trafo dan penambahan daya listrik
 Pemindahan flow meter digital dan reservoir P. Pini
3. Menggunakan tenaga outsourching untuk membantu monitoring 3 shift
4. Pembuatan jaringan pipa air limbah dari sumur pengumpul 04 ke WWTP I
5. Peninggian dinding bak automatic screen dan perbaikan lampu penerangan jalan
6. Perawatan jaringan limbah di jalan P. Solor dan Jl. P. Nias Utara

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 474


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
7. Pembuatan sumur resapan sebanyak 10 unit dan pembuatan saluran dan penampung
limbah B3
8. Pengadaan peralatan di laboratorium yaitu elemenyer cap 300 ml, breaker glass 100
ml, tss portable hand-held turbidity suspended solid cat LXV322.99.00002

PEMBAHASAN
Perubahan Manajemen Pengelolaan limbah cair PT KIM
Manajemen pengolahan air limbah PT KIM dilaksanakan oleh mitra industri
mengikuti skema yang telah ditetapkan. Air limbah dari mitra industri sebelum dialirkan
ke IPAL KIM wajib memenuhi kriteria yang ditetapkan pada Tabel 2. Apabila air limbah
mitra industri tidak memenuhi kriteria yang ditentukan oleh PT KIM, maka akan dialirkan
kembali kepada mitra industri dan menjadi tanggung jawab mitra industry untuk mengelola
kembali limbah cairnya sesuai persyaratan yang telah ditetapkan (Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-51/Menlh/10/1995). Perubahan Manajemen yang
dilakukan PT KIM terhadap pengolahan limbah cair untuk memenuhi syarat buku mutu
yang ditetapkan pemerintah meliputi :
Perubahan Struktur organasasi
Padat tahun 2019 PT KIM Merubah Biro Penanganan limbah menjadi Biro
Infrastruktur meliputi perubahan personil dan sisten monitoring seperti ditunjukkan pada
Gambar 1 dan 2. Pada sistem monitoring, pada awalnya pemeriksaan di laboratorium
hanya dilakukan satu hari sekali dan satu shift dari jam 07.00 – 17.00 WIB. Kemudian
dengan adanya perubahan sistem monitoring, maka pemeriksaan di laboratorium dilakukan
1 kali 24 jam dan dibagi dalam tiga shift, yaitu:
 Shift I : 07.00 – 15.00 WIB
 Shit II : 15.00 – 20.00 WIB
 Shit III : 20.00 – 07.00 WIB

Peningkatan sistem teknologi pengolahan limbah


Selama ini sistem teknologi pengalahan limbah dilakukan dengan system aerob tetapi
dengan system manejemen yang baru maka dilakukan perbaikan terhadap system
pengolahan aerob yang terdiri dari 4 sistem pengolahan:
 Air limbah dari keseluruhan industry masuk ke IPAL dan tamping kemudian
dipindahkan ke kolam kedua .
 Di kolam ke-2 kemudian di netralkan selanjutnya ditambahkan oksigen dari blower
kemdian ditambahkan dengan zat kimia seperti NPK dan soda untuk merubah dari
asam ke basa yang disesesuaikan kebutuhan oksigen dengan nilai polusi yang ada
seperti utnuk menetralkan COD, BOD, melihat kekeruhan,, untuk melihat
TDS,/TSS (lumpur).
 Di kolam ke-3 dilakukan pengujian laboratorium, dan apabila masih jauh dari
nilai batas baku mutu maka ditambaahkan lagi oksigen dan zat kimia kemudian
dipindahkan ke kolam ke-4.
 Di kolam ke-4 dilakukan lagi pengujian laboratorium dan apabila masih tetap
belum memnuhi standar baku mutu maka ditambah lagi oksigen dan zat kimia dan
apabila pada kolam ke-4 masih tetap belum memenuhi standar baku mutu maka
akan dikmebalikan ke kolam pertama. Sedangkan untuk system lama tidak
dikembalikan ke kolam pertama.
Apabila hasilnya telah memenuhi standar maka akan dimasukan ke kolam klarifikasi
yang berfungsi untuk menyaring lumpur secara sentrifugal. Kemudian air yang cukup
bagus langsung dimasukkan ke kolam buang tetapi air yang kurang bagus kembali masuk
ke kolam penampung kemudian serat/lumpurnya akan dikirim ke tempat penampung
lumpur (Riya Puji Lestari, 2011)

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 475


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah yang baik dan efisien di KIM sudah tentu akan meningkatkan
daya saing positif dalam usaha dan secara otomatis akan meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat itu sendiri. Bagi KIM sendiri, penerapan eko-efisien dalam pengelolaan limbah
dalam KIM, secara ekonomi akan menguntungkan pihak KIM. Hal ini sejalan dengan
image yang berkembang di kalangan dunia usaha untuk mengembangkan dan menanamkan
investasinya di dalam KIM dan pihak KIM sendiri akan mampu mengembangkan sayap
usahanya dengan berbagai bentuk usaha lanjutan baik dalam bidang pariwisata, pendidikan
dan seterusnya.
Adanya pengolahan limbah merupakan suatu tambahan proses pada industri,
sedangkan minimisasi limbah melibatkan semua aspek pada proses produksi yang rumit.
Adanya pendapat bahwa pengontrolan polusi dan minimisasi limbah merupakan tujuan
jangka panjang, tidak dapat dicapai dan tidak selesai untuk strategi jangka pendek telah
mendesak para penghasil limbah untuk mencari berbagai alternatif dalam upaya minimisasi
limbah, namun yang menjadi penghambat upaya tersebut adalah resiko terjadinya
perubahan kualitas produk akibat pengerjaan minimisasi limbah yang dikerjakan dengan
merubah proses industri yang semata-mata hanya untuk menurunkan jumlah limbah yang
dihasilkan tanpa didasari oleh keahlian khusus (M. Nasir dkk, 2015).
Upaya untuk menurunkan jumlah limbah haruslah dapat mendatangkan keuntungan
terhadap lingkungan melalui pencegahan polusi dan penghematan biaya industri sehingga
akan mendatangkan perbaikan ekonomi. Usaha minimisasi hasil dari peningkatan efisiensi
operasional industri tersebut, yang mana sebagian upaya tersebut akan menghasilkan
produk samping, tidak hanya difokuskan pada pengubahan proses industri (Puji Retno
Wulandari,, 2014).

KESIMPULAN
1. Perubahan manajeman pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh PT KIM meliputi
perubahan sturktur organisasi dan peningkatan sistem teknologi pengolahan ternyata
dapat memenuhi kriteria baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah
2. Air limbah hasil pengolahan yang belum memenuhi standar baku mutu wajib
dikembalikam ke kolam pertama dan diolah kembali.
3. Realisasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan Bidang Olah Limbah Cair tahun 2019
mencapai 84.82%.
4. Pengoptimalisasi pengelolaan limbah PT IPAL diperlukan tenaga ahli, aerator 20 HP
sebanyak 5 unit, pembelian nutirsi, embuatan jaringan pipa limbah dan bak automatic
screen dan pembelian bahan kimia.

REFERENSI
Anis Masyruroh, Erry Karyadi (2013). Analisa Terhadap Kualitas Air Permukaan Pada
Sungai Cibanten Di Sekitar Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang,
JURNAL FONDASI, Vol. 2 No. 2 tahun 2013.

M. Nasir, Edy Purwo Saputro dan Sih Handayani (2015). Manajemen Pengelolaan Limbah
Industri. BENEFIT Jurnal Managemen dan Bisnis, Vol 19, No. 2, Desember 2015:
143-149.

M. Nasir, Fatkhurohman, Agus Muqorobin (2011). Problem Manajemen Lingkungan dan


Isu Industrialisasi. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan, Fakultas Ekonomi
UNIMUS.

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 476


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
Mhd Rizki Fernando (2015), Penggunaan Air Limbah Industri. Industrial Water Reuse,
2015, 1-9

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Kawasan Industri

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah

Riya Puji Lestari (2011). Pengujian Kualitas Air Di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)
Mojosongo Kota Surakarta. Program D-Iii Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Puji Retno Wulandari (2014). Perencanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Terpusat (Studi
Kasus di Perumahan PT. Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatera Selatan.
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 2 No. 3 2014

Prillia Rahmawati (2014). Pengelolaan Metode IPALl ( Instalasi Pengolahan Air Limbah )
Dalam Mengatasi Pencemaran Air Tanah dan Air Sungai Tugas Akhir,Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan 477


Juripol, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021

You might also like