Jurnal Magister Akn Trisakti
Jurnal Magister Akn Trisakti
Jurnal Magister Akn Trisakti
Abstract
The purpose of this research is to determine the management of village funds on village
financial reporting in the village of Sumbersekar and to determine the quality of village
financial reporting in the village of Sumbersekar. This type of research is an
interpretive qualitative method that is able to provide a rich picture of the context of
the research, the process is interactive and by c ollecting data such as documentation
and observation, as well as by collecting data from various sources which will be
known as triangulation (combined), the type of data that is used. used are primary and
secondary data, the source of data in this research is the source of data derived from
informants. Data collection techniques are interviews, observation, documentation, and
literature study, while the data analysis techniques used are a subject of various parts,
the examination of the parts themselves and also the relationship between the sections
in order to obtain a proper understanding and overall understanding of this research.
Processing and data analysis using descriptive analysis. The results of the study can be
stated that the effectiveness of village fund management in terms of the quality of
village financial reporting in Sumbersekar Village is declared effective, because
financial management through village expenditure targets is higher than expenditure
realization, the effectiveness of village fund management in 2017 was 96.92%, in 2018
it was 98.04 % whereas in 2019 it was declared quite effective because the realization
of village expenditure was higher than the village expenditure target of 104.32%, as
well as the effectiveness of village fund management if the village expenditure target
was higher than the realization of village expenditure, it was said to be effective.
Meanwhile, if the management of village funds in the realization of village spending is
higher than the target of village expenditures, it is said to be quite effective
.
Keywords : Effectiveness, Financial Reporting, Fund Management, Village
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dana desa pada
pelaporan keuangan desa di desa Sumbersekar dan untuk mengetahui kualitas
pelaporan keuangan desa di desa Sumbersekar. Jenis penelitian ini merupakan metode
73
74 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022
kualitatif interpretatif yang mampu memberikan gambaran yang kaya tentang konteks
penelitian, prosesnya bersifat interaktif dan dengan mengumpulkan data seperti
dokumentasi dan observasi, serta dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber
yang akan dikenal sebagai triangulasi (gabungan), jenis data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder, sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data yang
berasal dari informan. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi,
dokumentasi, dan studi kepustakaan, sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah pokok bahasan dari berbagai bagian, pemeriksaan bagian-bagian itu sendiri dan
juga hubungan antar bagian agar diperoleh pemahaman yang benar dan pemahaman
yang menyeluruh. dari penelitian ini. Pengolahan dan analisis data menggunakan
analisis deskriptif. Hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa efektivitas pengelolaan
dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan keuangan desa di Desa Sumbersekar
dinyatakan efektif, karena pengelolaan keuangan melalui target belanja desa lebih
tinggi dari realisasi belanja, efektivitas pengelolaan dana desa tahun 2017 sebesar
96,92%, tahun 2018 sebesar 98,04% sedangkan tahun 2019 dinyatakan cukup efektif
karena realisasi belanja desa lebih tinggi dari target belanja desa sebesar 104,32%, serta
efektifitas pengelolaan dana desa jika belanja desa lebih tinggi dari realisasi belanja
desa, dikatakan efektif. Sedangkan apabila pengelolaan dana desa dalam realisasi
belanja desa lebih tinggi dari target belanja desa dikatakan cukup efektif.
PENDAHULUAN
salah satunya adalah lemahnya sistem pengendalian internal seperti kurangnya kualitas
sumber daya manusia, kurangnya pelatihan stap keuangan, kurangnya teknologi
informasi, dan penerapan standar yang kurang, (Mahmudi, 2010).
Berdasarkan Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolan keuangan
desa dan Pemendagri Nomor 1 Tahun 2016 tentang pengelolan aset desa. Desa
berkewajiban untuk menyampaikan laporan desa (LRA dan Neraca) untuk dievaluasi
oleh Kabupaten/Kota. Untuk dapat melaksanakan seluruh tugas berikut kewajibannya
kepala desa dan aparatur desa hendaknya memiliki kompetensi dan pemahaman
akuntansi yang dapat mendukung kinerjanya dalam mengelola dana desa serta
mempertanggungjawabannya secara transparan dan akuntabel (Dewi, Rusika Marta and
Ratih, 2018).
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturann
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, menyatakan bahwa
pengelolaan keuangan desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahan,
pelaporan dan pertanggungjawaban. Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang pengelolan keuangan desa menyatakan bahwa keuangan desa
adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan pelaksanaan hak dan kewajiban
desa, selain itu keuangan desa tersebut harus dikelola berdasarkan asas- asas
transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran
(Saragih & Kurnia, 2019).
Disahkannya Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
menunjukan desa mendapatkan prioritas pembangunan Nasional. Tujuan utama dari
perundang- undang desa untuk meningkatkan kemandirian desa melalui program dan
kegiatan pembanguanan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Menyebarkan ada
dua masalah utama pelaksanaan dana desa, yaitu: pertama, pemberian jumlah dana desa
yang semakin besar setiap tahunnya, akan tetapi tidak diimbangi dengan kapasitas dan
kapabilitas sumber daya manusia (Aparatur desa) ditingkat desa dalam pengelolaan
keuangan desa. Yang kedua, minimnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan
penyusunan APBDes dan RABDes, serta pengawasan penggunaan dana desa.
Kebijakan desa juga merupakan penerapan suatu program dalam suatu peraturan
pemerintah, terutama dalam pengelolan keuangaan dana desa. Dengan ketentuan
tersebut diharapkan desa dapat berkembang secara optimal dan membangun
wilayahnya sesuai kebutuhan yang ada diwilayahnya masing-masing, (Arfiansyah,
2020).
Keberadaan desa secara yuridis dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
menjelaskan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas
wilayah yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan
penyelengaraan pemerintahan, pembangunan, dan kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
76 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022
Ukuran Efektivitas
Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 4 ayat 4, efektif adalah
pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil. Dengan demikian untuk menganalisis
efektivitas Dana Desa dapat dilihat dari perbandingan antara realisasi belanja dengan
target belanja sebagai berikut :
Efektivitas = realisasi belanja x100%
Target belanja
Standar efektivitas menurut keputusan mentri Dalam Negeri No. 690.900.327
tahun 1996 tentang kriteria penilaian dan kinerja keuangan dapat diketahui efektif atau
tidak dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Hasil perbandingan atau tingkat pencapaian diatas 100% berarti sangat efektif
2. Hasil perbandingan antara 90% -100% berarti efektif
3. Hasil perbandingan 80%-90% berarti cukup efektif
4. Hasil perbandingan 60%-80% berarti kurang efektif
5. Hasil perbandingan dibawah 60% berarti tidak efektif.
5. Pertanggungjawaban
Kades menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/Walikota melalui camat setiap akhir tahun anggaraan.
Menurut (Wicaksono et al., 2019) Pengelolaan Dana Desa adalah suatu proses
atau suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh serangkaian kelompok orang
didalamnya terdapat perencaraan, perorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengelolan dana desa dalam peraturan presiden No 60 Tentang Dana Desa pasal 2
berbunyi Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan peundang-
undang, efisien, ekonomis, transparan, dan pertanggungjawaban dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatuan serta akan menentukan kepentingan
masyarakat setempat.
Pentingnya tata kelola perusahan yang bertanggung jawab dan praktik akuntansi
yang baik dan menghindari kesalahan dan kecurangan dan korupsi. Kebutuhan
akuntansi tidak hanya kepada perusahan namun juga pada pemerintahan. Akuntansi
merupakan dasar pengelolaan keuangan desa dapat dijadikan sebagai acuan kepada
pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa secara transparan, akuntabel,
partisipatif, dan tertib serta disiplin (Mukoffi, 2021).
Menurut (Andriani & Zulaika, 2019) asas-asas pengelolaan keuangan desa yakni
sebagai berikut menurut permendagri Nomor 113 Tahun 2014 transparan, akuntabel,
partisipatif dan tertib dan disiplin anggaran.
1. Transparan, yakni adanya keterbukan terhadap masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, tentang pengelolaan dana desa
dalam setiap tahapnya, baik dalam perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan
anggaran, pertanggungjawaban, maupun hasil pemeriksaan, dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia desa.
2. Akuntabel, yakin asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan penyelengaraan
pemerintahan desa, khususnya pengelolaan keuangan desa harus dapat
dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemberi
mandat kekuasaan kepemerintahan desa.
3. Partisipatif, yakni dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa, tidak hanya
tanggung jawab pemerintah desa semata, melainkan menjadi tanggung jawab
seluruh masyarakat. Adapun tugas masyarakat mangawasi pengelolaan keuangan
desa secara aktif.
4. Tertib Dan Disiplin Anggaran, yakni dalam pengelolaan keuangan desa
mengutamakan kepatuhan dan kesesuaian peraturan-perundangan. Pengelolaan
keuangan juga dilakukan secara berkelanjut.
Pengelolaa keuangan desa APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa).
APBDesa terdiri dari pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaab desa. Kewajiban
kepala desa dan aparatnya untuk mempertanggunjawabkan, menyajikan, melaporkan,
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab sesuai
80 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022
METODE PENELITIAN
Analisa Data
Berdasarkan laporan keuangan Kantor Desa Sumbersekar Malang tahun 2017-
2019 didapatkan efektivitas pengolaan dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan
keuangan desa di Desa Sumbersekar, data disajikan sebagai berikut :
Rumus Persentase Efektifitas = Realisasi belanja / Target belanja x 100%
2017 = Rp 1,343,793,664 / Rp 1,386,443,100 x 100 = 96.92%
2018 = Rp 1,872,773,050 / Rp 1,910,149,050 x 100 = 98.04%
2019 = Rp 2,143,874,600 / Rp 2,055,099,000 x 100 = 104,32%
Tabel 1
Rekapan Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan
Keuangan Desa Di Desa Sumbersekar
Pengolaan Dana Desa
Tahun Realisasi Belanja Target belanja Efektifitas Kategori
2017 Rp 1,343,793,664 Rp 1,386,443,100 96,92% Efektif
2018 Rp 1,872,773,050 Rp 1,910,149,050 98,04 % Efektif
2019 Rp 2,143,874,600 Rp 2,055,099,000 104,32% Cukup Efektif
Alokasi Dana Desa itu sudah secara transpaaran dan akuntabel karena masyarakat harus
mengetahui apa rencana yang dibuat oleh kepala desa mengenai pengelolaan dana desa
itu harus secara terbuka dengan cara seperti; melalui rapat umum, froum, melalui
RT/RW dan kepala Dusun (wawancara tanggal 05 Februari 2021)”.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengelolaan Dana Desa di desa
Sumbersekar sudah efektif karena target/anggaran belanja desa dari tahun 2017 dan
2018 lebih tinggi dari realisasi belanja desa. Dikatakan cukup efektif karena realisasi
belanja desa tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan target/anggaran belanja desa di
Kantor Desa Sumbersekar Malang. Tahap dalam pengelolaan dana desa meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan desa. Perencanaan yang dibuat dalam pengelolaan Alokasi Dana
Desa sudah secara transparan melalui rapat umum, froum melalui RT/RW dan kepala
Dusun, sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa sudah terperinci
untuk mendukung kualitas pelaporan keuangan Desa Sumbersekar Malang. Bentuk
pertangunggjawaban mengenai pelaksanaan pembangunan terkait pengelolaan dana
desa sudah secara transparan karena masyarakat desa wajib melibatkan /ikut serta
dalam meningkatkan pengawasan dana desa, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dan peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu bendahara/Kaur Keuangan di Desa
Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang yaitu Ibu Rinawati menjelaskan
bahwa.”Selain ada Dana Desa masih ada dana bantuan selain dana desa yaitu: dana
dekonsentalisasi yang tujuannya adalah meningkatkan efensiensi dan efektivitas dalam
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanaan masyarakat digunakan dalam
kepentingan umum, menjaga komunikasi antar masyarakat dalam sistem tata
administrasi Negara dan keselarasan pembangunan antar pemerintah pusat. Tujuan dari
dana desa yaitu: untuk memprioritaskan masyarakat desa, seperti pelaksanaan
pembangunan yaitu di dalam bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang pertaniaan,
bidang pembangunan fisik, bidang pariwisata dan bidang perdagangan. Dalam
pengelolaan dana desa di desa sumbersekar sudah akuntabel karena dalam melakukan
sesuatu pengelolaan dana desa harus mengaplikasikan sendiri dan selalu terbuka
(wawancara tanggal 19 Februari 2021)”.
Efektivitas pengolaan dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan keuangan desa
di Desa Sumbersekar Malang juga dinyatakan efektif karena pemasukan dan
pengeluaran seimbang dan cendrung meningkat setiap tahunnya. Hal ini didukung
dengan informasi dari sekretaris Desa Sumbersekar Malang menjelaskan pengelolaan
Alokasi Dana Desa sudah efektif karena melalui beberapa tahap meliputi perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan desa. Perencanaan yang dibuat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa secara
transparan melalui rapat umum, froum melalui RT/RW dan kepala Dusun, sehingga
dalam pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa sudah terperinci untuk mendukung
kualitas pelaporan keuangan Desa Sumbersekar Malang.
84 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022
a. Relevan.
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunanya Informasi.
b. Andal
Dikatakan andal jika Penggunaan informasi desa sumbersekar tersebut dapat
dicegah Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan.
c. Dapat Dibandingkan
Jika Informasi yang termuat dalam laporan keuangan di desa sumbersekar akan
lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umummnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan
secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang
lebih baik daripada akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d. Dapat Dipahami
Jika Informasi desa sumbersekar yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari
informasi yang dimaksud.
Menurut (Nurhayati, 2019) tahap dalam membuat laporan keuangan desa yaitu
membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituang dalam penyusunan anggaran,
anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan, belanja, dan pembiayaan, setelah
anggaran disahkan maka perlu dilaksanakan, dalam pelaksanan anggaran timbul
transaksi, transaksi tersebut harus dilakuakan pencatatan lengkap berupa pembuatan
buku kas umum, buku kas pembantu, buku bank, buku pajak, buku inventrarisasi
dengan mengumpulkan bukti-bukti transaksi, untuk memperoleh informasi posisi
keuangan, kemudian berdasarkan transaksi yang terjadi dapat dihasilkan sebuah neraca,
menghasilakn laporan realisasi anggaran desa; basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan desa adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 87
pembiayaan dalam pelaporan realisasi anggaran. Basis akrual untuk pengakuan asset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengolaan
dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan keuangan desa di Desa Sumbersekar
dinyatakan efektif, karena pengelolaan keuangan melalui target belanja desa lebih
tinggi dari realisasi belanja, didapatkan efektivitas pengolaan dana desa tahun 2017
sebanyak 96.92%, tahun 2018 sebanyak 98.04% sedangkan di tahun 2019 dinyatakan
cukup efektif karena realisasi belanja desa lebih tinggi dibandingkan target belanja desa
sebanyak 104,32%. Hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa efektivitas pengolaan
dana desa apabila target belanja desa lebih tinggi dari realisasi belanja desa maka
dikatakan efektif. Sedangkan apabila pengelolan dana desa realisasi belanja desa lebih
tinggi dibandingkan target belanja desa maka dikatakan cukup efektif. Pengelolaan
Keuangan Desa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 43 Pasal 93 Tahun 2014 adalah
kesleuruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan desa. Pengelolaan dana
desa yang terperinci dan transparan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Laporan keuangan di berkualitas jika memenuhi empat yaitu relevan, andal, mampu
dibandingkan dan mudah dipahami
Saran
Diharapkan pemerintah desa melakukan pengelolaan dana desa secara terperinci
dan transparan untuk mendukung kemajuan masyarakat di Desa Sumbersekar Malang
serta meneliti secara rinci pengelolaan dana desa untuk mendukung pelaporan
keuangan yang terperinci dan transparan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, U., & Zulaika, T. (2019). Peran perangkat desa dalam akuntabilitas
pengelolaan dana desa. Jurnal Akademi Akuntansi, 2(2), 119–144.
https://doi.org/10.53682/jaim.v2i1.660
Arfiansyah, M. A. (2020). Pengaruh Sistem Keuangan Desa dan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. Journal of
Islamic Finance and Accounting, 3(1), 68-82. E-ISSN: 2615-1782.
Basudewa & Putri. (2020). Pengaruh gaya kepemimpinan dan pemanfaatan teknologi
informasi pada kualitas laporan keuangan desa. E-Jurnal Akuntansi, 30(7), 1658–
1669.
Dewi, Rusika Marta and Ratih, A. E. (2018). Faktor-Faktor Yang
MempengaruhiKelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada
PerusahaanManufaktur Sektor Industri Dasardan Kimia Yang terdaftar di Bursa
EfekIndonesia (BEI) Periode 2013-2016. Skripsi.
Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Penerbit Andi.
Mukoffi, A. (2021). Karakteristik wirausaha, modal usaha dan kecanggihan teknologi
terhadap kinerja UMKM di masa pandemi Covid-19. Jurnal Paradigma
Ekonomika, 16(2), 235–246.
88 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022
Munti, F., & Fahlevi, H. (2017). Determinan kinerja pengelolaan keuangan desa: Studi
pada kecamatan gandapura kabupaten bireuen aceh. Jurnal Akuntansi Dan
Investasi, 18(2), 172–182. https://doi.org/10.18196/jai.180281
Nurhayati. (2019). Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dalam upaya
meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Jurnal Pendidikan
Ekonomi, Kewirausahaan, Bisnis, Dan Manajemen (JPEKBM), 1(2), 1–12.
Prasetyo, B. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Teori dan Aplikasi.
RajaGrafindo Persada.
Rosmiyani. (2018). Efektivitas program kelompok usaha bersama dalam
pemberdayaan masyarakat menurut perspektif ekonomi islam (studi pada KUBE
Margomulyo kec. air Naningan Kab. Tanggamus). Universitas Islam Negeri
Raden Intan.
Saragih, N. S., & Kurnia, D. (2019). Pengaruh perangkat desa dan sistem akuntansi
keuangan desa terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desakabupaten.
Jurnal Mahasiswa Akuntansi UNSERA, 1(1), 1–9.
Siregar, K. (2018). Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa. Jurnal Politik
Pemerintahan Dharma Praja, 11(1), 51–62.
https://doi.org/10.53682/jaim.v2i2.1221
Wicaksono, B., Puspita, Y., Bidhari, S., Kusumaningrum, N., & Asmandani, V. (2019).
Efektifitas pengelolaan dana desa untuk pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa di abupaten Bondowoso. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis
(JRMB), 4(1), 9–20. https://doi.org/10.36226/jrmb.v4i1.237