Jurnal Magister Akn Trisakti

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti ISSN 2339-0859 (Online)

Vol.9 No.1 Maret 2022 : hal 73-88


Doi: http://dx.doi.org/10.25105/jmat.v9i1.9367

EFEKTIVITAS PENGOLAAN DANA DESA DITINJAU DARI


KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN DESA DI DESA
SUMBERSEKAR
Yuliana Ayu Sagitarini 1
Ahmad Mukoffi 2
Soko Wikardojo 3
Sukarno Himawan 4
1,2,3,4
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
*Korespondensi: [email protected]

Abstract
The purpose of this research is to determine the management of village funds on village
financial reporting in the village of Sumbersekar and to determine the quality of village
financial reporting in the village of Sumbersekar. This type of research is an
interpretive qualitative method that is able to provide a rich picture of the context of
the research, the process is interactive and by c ollecting data such as documentation
and observation, as well as by collecting data from various sources which will be
known as triangulation (combined), the type of data that is used. used are primary and
secondary data, the source of data in this research is the source of data derived from
informants. Data collection techniques are interviews, observation, documentation, and
literature study, while the data analysis techniques used are a subject of various parts,
the examination of the parts themselves and also the relationship between the sections
in order to obtain a proper understanding and overall understanding of this research.
Processing and data analysis using descriptive analysis. The results of the study can be
stated that the effectiveness of village fund management in terms of the quality of
village financial reporting in Sumbersekar Village is declared effective, because
financial management through village expenditure targets is higher than expenditure
realization, the effectiveness of village fund management in 2017 was 96.92%, in 2018
it was 98.04 % whereas in 2019 it was declared quite effective because the realization
of village expenditure was higher than the village expenditure target of 104.32%, as
well as the effectiveness of village fund management if the village expenditure target
was higher than the realization of village expenditure, it was said to be effective.
Meanwhile, if the management of village funds in the realization of village spending is
higher than the target of village expenditures, it is said to be quite effective
.
Keywords : Effectiveness, Financial Reporting, Fund Management, Village

Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dana desa pada
pelaporan keuangan desa di desa Sumbersekar dan untuk mengetahui kualitas
pelaporan keuangan desa di desa Sumbersekar. Jenis penelitian ini merupakan metode

73
74 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

kualitatif interpretatif yang mampu memberikan gambaran yang kaya tentang konteks
penelitian, prosesnya bersifat interaktif dan dengan mengumpulkan data seperti
dokumentasi dan observasi, serta dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber
yang akan dikenal sebagai triangulasi (gabungan), jenis data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder, sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data yang
berasal dari informan. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi,
dokumentasi, dan studi kepustakaan, sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah pokok bahasan dari berbagai bagian, pemeriksaan bagian-bagian itu sendiri dan
juga hubungan antar bagian agar diperoleh pemahaman yang benar dan pemahaman
yang menyeluruh. dari penelitian ini. Pengolahan dan analisis data menggunakan
analisis deskriptif. Hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa efektivitas pengelolaan
dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan keuangan desa di Desa Sumbersekar
dinyatakan efektif, karena pengelolaan keuangan melalui target belanja desa lebih
tinggi dari realisasi belanja, efektivitas pengelolaan dana desa tahun 2017 sebesar
96,92%, tahun 2018 sebesar 98,04% sedangkan tahun 2019 dinyatakan cukup efektif
karena realisasi belanja desa lebih tinggi dari target belanja desa sebesar 104,32%, serta
efektifitas pengelolaan dana desa jika belanja desa lebih tinggi dari realisasi belanja
desa, dikatakan efektif. Sedangkan apabila pengelolaan dana desa dalam realisasi
belanja desa lebih tinggi dari target belanja desa dikatakan cukup efektif.

Kata Kunci : Effectiveness, Financial Reporting, Fund Management, Village

JEL Classification : B26, M41

Submission date: 26 May 2021 Accepted date: 30 March 2022

PENDAHULUAN

Kualitas laporan keuangan Desa merupakan pengelolaan keuangan desa harus


berdasarkan asa-asa, yang meliputi transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran (Dewi, Rusika Marta and Ratih, 2018). Dengan
demikian sudah selayaknya laporan keuangan desa akan disusun berdasarkan dan
menganut asas-asas tersebut yang diatas,agar laporan keuangan dapat lebih
berkualitas akan memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Laporan keuangan
desa menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, yang wajid dilaporkan oleh
pemerintah desa meliputi: Anggaran, Buku Kas, Buku Pajak, Buku Bank, dan Laporan
Realisasi Anggaran (LRA). Sedangkan pihak- pihak yang menggunakan informasi
keuangan desa diantaranya: masyarakat desa, Perangkat desa, Pemerintahan daerah,
dan pemerintahan pusat.
Laporan keuangan di katakana berkualitas jikalau tidak ada permasalah seperti
fenomena tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatannya pemerintah desa harus
membangun dan memiliki sistem pengendalian internal yang baik, akibatnya sering
terjadinya berbagai kasusu yang ada seperti: korupsi, penyelewengan keuangan desa,
pemborosaan anggaran dan kualitas laporan keuangan pemerintah desa yang buruk
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 75

salah satunya adalah lemahnya sistem pengendalian internal seperti kurangnya kualitas
sumber daya manusia, kurangnya pelatihan stap keuangan, kurangnya teknologi
informasi, dan penerapan standar yang kurang, (Mahmudi, 2010).
Berdasarkan Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolan keuangan
desa dan Pemendagri Nomor 1 Tahun 2016 tentang pengelolan aset desa. Desa
berkewajiban untuk menyampaikan laporan desa (LRA dan Neraca) untuk dievaluasi
oleh Kabupaten/Kota. Untuk dapat melaksanakan seluruh tugas berikut kewajibannya
kepala desa dan aparatur desa hendaknya memiliki kompetensi dan pemahaman
akuntansi yang dapat mendukung kinerjanya dalam mengelola dana desa serta
mempertanggungjawabannya secara transparan dan akuntabel (Dewi, Rusika Marta and
Ratih, 2018).
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturann
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, menyatakan bahwa
pengelolaan keuangan desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahan,
pelaporan dan pertanggungjawaban. Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang pengelolan keuangan desa menyatakan bahwa keuangan desa
adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan pelaksanaan hak dan kewajiban
desa, selain itu keuangan desa tersebut harus dikelola berdasarkan asas- asas
transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran
(Saragih & Kurnia, 2019).
Disahkannya Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
menunjukan desa mendapatkan prioritas pembangunan Nasional. Tujuan utama dari
perundang- undang desa untuk meningkatkan kemandirian desa melalui program dan
kegiatan pembanguanan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Menyebarkan ada
dua masalah utama pelaksanaan dana desa, yaitu: pertama, pemberian jumlah dana desa
yang semakin besar setiap tahunnya, akan tetapi tidak diimbangi dengan kapasitas dan
kapabilitas sumber daya manusia (Aparatur desa) ditingkat desa dalam pengelolaan
keuangan desa. Yang kedua, minimnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan
penyusunan APBDes dan RABDes, serta pengawasan penggunaan dana desa.
Kebijakan desa juga merupakan penerapan suatu program dalam suatu peraturan
pemerintah, terutama dalam pengelolan keuangaan dana desa. Dengan ketentuan
tersebut diharapkan desa dapat berkembang secara optimal dan membangun
wilayahnya sesuai kebutuhan yang ada diwilayahnya masing-masing, (Arfiansyah,
2020).
Keberadaan desa secara yuridis dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
menjelaskan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas
wilayah yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan
penyelengaraan pemerintahan, pembangunan, dan kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
76 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

dan di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Repuplik Indonesia


(NKRI). Perubahan sistem pemerintahan dari Sentralisasi pada masa orde baru
menjadi Desentralisasi membuat perubahan kebijakan yang baru pada kewenangan
pemerintah daerah. Sistem Sentalisasi yaitu sistem yang memutaskan pemerintah pusat
dalam menentukan arah pembangunan Negara. Sistem tersebut
dinilai kurang efektif karena terdapat pembangunan yang kurang merata di
seluruh Indonesia. Sedangkan sistem Desentralisasi yaitu pemerintah pusat
memberikan wewenangnya kepada pemerintah daerah untuk menanggulangi
pembangunan yang tidak merata dan untuk meningkatkan fungsi- fungsi pelayanan
pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut desa akan menjadi objek yang penting
terkait dengan pembangunan Indonesia.
Pemerintahan desa merupakan lingkup yang terkecil dalam suatu pemerintahan
Republik Indonesia. Meskipun demikian, pemerintahan desa memiliki peranan yang
cukup besar dalam pembangunan desa. Jika pembangunan di setiap desa dapat berjalan
dengan secara lancar, maka tujuan dari pemerintah pusat untuk membuat pemerataan
dalam kebijakan dan pemangunan yang adil akan dapat terwujudkan. Namun, dalam
kondisi beberapa daerah di Indonesia belum sesuai dengan harapan dari pemerintah
pusat. Oleh karena itu, peran dari pemerintah daerah cukup vital dalam otonomi daerah
yang dikarenakan desa memiliki hak kebebasan untuk membuat regulasi dan aturan
dalam kehidupan desa sebelum di atur oleh pemerintah daerah. Peran dari pemerintah
daerah diharapkan dapat membimbing serta akan mengawasi seriap kebijakan maupun
progam yang di kerjakan pemerintah desa agar kewenanga pemerintah yang diberikan
kepada pemerintah desa dapat dipertanggungjawabakan oleh aparatur desa kepala
masyarakat maupun kepada pemerintah
Pemerintah desa diwajibkan untuk dapat mengelola dan mengatur urusannya
sendiri. Hal itu termasuk perencanaan, pelaksanaan, penatausahan,
pertanggungjawaban dan bermanfaatannya dan program-program dikelola oleh
pemerintah desa. Oleh sebab itu, kepala desa maupun perangkat desa akan
diwajibkan memahami tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) untuk meningkatkan kinerja
dari pemerintah desa akan menjadi lebih baik. Sehingga program-program yang telah
direncanakan oleh pemerintah desa akan berjalan dengan efektif dan efesien. Oleh
karena itu, pemerintah desa saat ini menjadi salah satu objek perhatian pengawasan
dalam kinerjanya. Dalam pemerintahan pada era Presiden Joko Widodo memiliki
Sembilan agenda prioritas. Sembilan agenda prioritas itu disebut Nawa Cita. Salah
satunya adalah program dari Nawa Cita yaitu: membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat beberapa daerah dan desa dalam keranka Negara kesatuaan.
Program tersebut akan direncanakan karena desa-desa kurang diperhatikan oleh
pemerintahan di era sebelumnya sehingga pembangunan infrastruktur kurang merata,
(Prasetyo, 2006).
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 77

REVIU LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata efektif berarti dapat
membuahkan hasil, mulai berlaku, ada pengaruh, akibat atau efektifnya. Efektivitas
dapat juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan.
Menurut (Rosmiyani, 2018) efektivitas adalah suatu program kegiatan pada dasarnya
dapat dilakukan dengan membandingkan tujuan dan sasaran program yang sudah
dirumuskan dengan hasil nyata yang dapat dicapai.

Ukuran Efektivitas
Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 4 ayat 4, efektif adalah
pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil. Dengan demikian untuk menganalisis
efektivitas Dana Desa dapat dilihat dari perbandingan antara realisasi belanja dengan
target belanja sebagai berikut :
Efektivitas = realisasi belanja x100%
Target belanja
Standar efektivitas menurut keputusan mentri Dalam Negeri No. 690.900.327
tahun 1996 tentang kriteria penilaian dan kinerja keuangan dapat diketahui efektif atau
tidak dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Hasil perbandingan atau tingkat pencapaian diatas 100% berarti sangat efektif
2. Hasil perbandingan antara 90% -100% berarti efektif
3. Hasil perbandingan 80%-90% berarti cukup efektif
4. Hasil perbandingan 60%-80% berarti kurang efektif
5. Hasil perbandingan dibawah 60% berarti tidak efektif.

Pengelolaan Dana Desa


Desa menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Ini
berarti desa merupakan suatu pemerintahan yang mandiri yang berada di dalam sub
sistem Pemerintahan Nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(Bagaskara Dwi Gaung Shub’hi, Afifuddin, Roni P. Widodo (2019).
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 menyebut bahwa desa adalah kesatuan
masyarakat hokum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasrkan hak asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan, yakni
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintahan desa dalam memperdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan
diterapkan dengan peraturan desa itu sendiri. Salah lembaga kemasyarakat adalah
78 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

sebagai tempat penanmpungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam


pembangunan hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan pemerintahan
Desa bersifat kemitraan, konsulatif, dan kordinatif.

Pengelolan Dana Desa


Berdasarkan Peraturan Presidan Nomor 43 Pasal 93 Tahun 2014 Pengelolaan
Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaa, penganggaran,
penatausahan, pelaporan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Desa
(Wicaksono et al., 2019). Pengertian Keuangan Desa menurut UU Desa adalah semua
hak dan kewajiaban desa yang dapat dinilai dengan uang desa serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
Desa. Mengatakan pengelolaan keuangan desa mencakup perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, dan pertanggungjawaban keuangan desa (Saragih & Kurnia, 2019).
Menurut (Andriani & Zulaika, 2019) pengelolaan dana desa meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, penatausahan, pelaporan dan pertanggungjawaban.
1. Perencanaan
Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan
kewenanganya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten dan
kota. Rencanan pembangunaan desa disusun untuk menjamin keterkaitan dengan
koesisten antara perencanaan, penganggaraan, pelaksanaan,dan pengawasaan.
2. Pelaksanaan
Dalam Perlaksanaan anggaran desa yang sudah ditetapkan sebelum timbul
transaksi penerimaan dan pengeluaran desa. Semua pengeluaran dan peneriman
desa dalam rangka pelaksanaan kewenanagan desa dilaksanakan melalui rekening
kas desa atau sesuai ketetapan pemerintah kabupaten/kota, dengan dukungan bukti
yang lengkap dan sah.
3. Penatausahan
Penatausahan merupakan kegiatan pencatatan yang khususnya wajib dilaksanakan
oleh bendahara desa, Pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, melakukan
tutup buku setiap akhir bulan, mempertanggungjawabkan uang melalui laporan,
laporkan setiap bulan kepada Kades paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan
menggunakan Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku Bank.
4. Pelaporan
Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dalam melaksanakan tugas,
kewenanagan, hak dan kewajiban, kepala desa wajib: menyampaikan laporan
realisasi APBDesa kepada Bupati/Walikota, menyampaikan laporan
penyelenggaran Pemerintah Desa (LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada
Bupati/ Walikota, menyampaikan laporan penyelenggaran pemerintah desa pada
akhir jabatan kepada Bupati/Walikota dan menyampaikan laporan keterangan
penyelenggaran pemerintah desa secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun
anggaran.
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 79

5. Pertanggungjawaban
Kades menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/Walikota melalui camat setiap akhir tahun anggaraan.
Menurut (Wicaksono et al., 2019) Pengelolaan Dana Desa adalah suatu proses
atau suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh serangkaian kelompok orang
didalamnya terdapat perencaraan, perorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengelolan dana desa dalam peraturan presiden No 60 Tentang Dana Desa pasal 2
berbunyi Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan peundang-
undang, efisien, ekonomis, transparan, dan pertanggungjawaban dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatuan serta akan menentukan kepentingan
masyarakat setempat.
Pentingnya tata kelola perusahan yang bertanggung jawab dan praktik akuntansi
yang baik dan menghindari kesalahan dan kecurangan dan korupsi. Kebutuhan
akuntansi tidak hanya kepada perusahan namun juga pada pemerintahan. Akuntansi
merupakan dasar pengelolaan keuangan desa dapat dijadikan sebagai acuan kepada
pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa secara transparan, akuntabel,
partisipatif, dan tertib serta disiplin (Mukoffi, 2021).
Menurut (Andriani & Zulaika, 2019) asas-asas pengelolaan keuangan desa yakni
sebagai berikut menurut permendagri Nomor 113 Tahun 2014 transparan, akuntabel,
partisipatif dan tertib dan disiplin anggaran.
1. Transparan, yakni adanya keterbukan terhadap masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, tentang pengelolaan dana desa
dalam setiap tahapnya, baik dalam perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan
anggaran, pertanggungjawaban, maupun hasil pemeriksaan, dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia desa.
2. Akuntabel, yakin asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan penyelengaraan
pemerintahan desa, khususnya pengelolaan keuangan desa harus dapat
dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemberi
mandat kekuasaan kepemerintahan desa.
3. Partisipatif, yakni dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa, tidak hanya
tanggung jawab pemerintah desa semata, melainkan menjadi tanggung jawab
seluruh masyarakat. Adapun tugas masyarakat mangawasi pengelolaan keuangan
desa secara aktif.
4. Tertib Dan Disiplin Anggaran, yakni dalam pengelolaan keuangan desa
mengutamakan kepatuhan dan kesesuaian peraturan-perundangan. Pengelolaan
keuangan juga dilakukan secara berkelanjut.
Pengelolaa keuangan desa APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa).
APBDesa terdiri dari pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaab desa. Kewajiban
kepala desa dan aparatnya untuk mempertanggunjawabkan, menyajikan, melaporkan,
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab sesuai
80 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

dengan APBDesa. Pengelolaan dana desa dalam APBDesa Kabupaten/Kota sesuai


dengan ketentuan peraturan Perundang-undang dibidang pemerintah daerah.

Kualitas Pelaporan Keuangan Desa


Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah desa harus sesuai
dengan prinsip karakteristik kualitas laporan keuangan yang berlaku. Menurut
Muindro mengatakan bahwa ``Kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang diwujudkan dalam infomasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuan.
Kualitas Laporan keuangan merupakan kriteria persyaratan laporan keuangan
akuntansi keuangan dianggap dapat memenuhi keinginan para pemakai atau pembacar
laporan keuangan. Kualitas adalah level yang mengambarkan serangkaian karakteristik
yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu. (Munti & Fahlevi, 2017).
Laporan keuangan di katakana berkualitas jika memenuhi empat (4) yaitu: Relevan,
andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
1. Relevan
Dalam informasi laporan keuangan relevan dapat dihubungkan dengan maksud
pengunaanya. Maksudnya dengan informasi keuangan tersebut dapat
memepengaruhi keputusan pengguna dengan membantu memprediksikan masa
depan dan dapat mengevaluasikan peristiwa masa lalu atau masa kini. Bila
infomasi tidak relevan untuk keperluhan para pengambil keputusan, informasi
demikian tidak akan ada gunanya, beberapa pun kualitas lainnya terpengaruh
a. Informasi yang relevan.
1. Memiliki manfaat Umpan balik. Dengan informasi akuntansi pengguna
dapat mengoreksikan ekspektasi di masa lalu
2. Memiliki manfaat prediktif. Informasi keuangan berdasarkan hasil masa
lalu dan kejadian masa kini dapat digunakan untuk memprediksikan masa
yang akan datang.
Tepat waktu. Informasi akuntansi dapat disajikan tepat waktu sehingga
dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan
Lengkap. Semua informasi dalam keuangan yang disajikan selengkap
mungkin, dengan begitu dapat mempengaruhi pengambilan keputusn
dengan memperhatikan kendala yan ada.
2. Andal
Penyajian informasi akuntansi dalam Laporan keuangan terlepas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, meninformasikan setiap fakta dengan
jujur dan dapat diverivikasikan. Informasikan dalam laporan keuangan bisa jadi
relevan, tetapi tidak menutup kemugkinan penyajiannya tidak dapat diandalkan.
a. Penyajian jujur. Informasi laporan keuangan mengambarkan secara jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharunya secara wajar disajikan.
b. Dapat diverifikasikan. Informasi laporan keuangan yang disajikan dapat diuji
dan dihasilkan tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh meskipun
pengujian dilakukan lebih dari sekali.
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 81

c. Netralisasi. Informasi akuntansi disajikan untuk kebutuhan umum dan


penyajiannya tidak untuk pihak tetentu.
3. Dapat dibandingkan
JIKA suatu informasi yang temuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umumnya, makan informasi tersebut akan lebih bermanfaat.
Penekanan dapat dilakukan pada tercapainya daya banding antar periode dalam
suatu perusahan, yaitu dengan menentapkan metode akuntansi yang sama dari
tahun ketahun, atau lebih dikenal dengan prinsip konsisten. Laporan keuangan
lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan tahun lalu.
4. Dapat dipahami
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan oleh
pengguna dengan batas pemahaman para pengguna. Oleh sebab itu, pengguna
laporan keuangan dianggap memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkukngan operasi entitas pelaporan serta adanya kemauan pengguna untuk
memperlajari juga dihapakan adanya pengertian/pengetahuan mengenai aktivitas
ekonomi perusahan, proses akuntansi keungan, serta istilah-istilah teknis yang
digunakan dalam laporan keungan. Laporan keuangan harus dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilahnya disesuaikan agar dapat
dimengerti oleh pengguna. Kualitas laporan keuangan merupakan hasil dari
informasi yang akan berguna bagi pengguna pengambilan keputusan disetiap desa
memiliki kepala desa masing-masing, kewajiban kepala desa untuk
mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kegiatan yang ada di desa
(Basudewa & Putri, 2020)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel


Jenis penelitian yang digunakan dalam riset ini deskritif kualitatif, metode
kualitatif interpretif msns mampu untuk memberikan gambaran yang kaya akan
konteks penelitian, prosesnya secara interaktif dan dengan cara pengumpulan data
seperti dokumentasi dan observasi, serta dengan pengumpulan data dari berbagai
sumber yang akan dikenal sebagai triangulasi (gabungan), jenis data yang digunakan
ialah data primer serta sekunder, sumber data dalam riset ini ialah sumber data berasal
dari informan. Teknik pengumpulan data ialah wawancara,observasi, dokumentasi, dan
studi pustaka, sedangkan tekniuk analisa data yang digunakan ialah suatu pokok dari
berbagai bagian, penelahan bagian itu sendiri dan juga hubungan antara bagian demi
memperolah pengertian yang tepat dan pemahaman secara keseluruhan pada penelitian
ini. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif.
82 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Data
Berdasarkan laporan keuangan Kantor Desa Sumbersekar Malang tahun 2017-
2019 didapatkan efektivitas pengolaan dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan
keuangan desa di Desa Sumbersekar, data disajikan sebagai berikut :
Rumus Persentase Efektifitas = Realisasi belanja / Target belanja x 100%
2017 = Rp 1,343,793,664 / Rp 1,386,443,100 x 100 = 96.92%
2018 = Rp 1,872,773,050 / Rp 1,910,149,050 x 100 = 98.04%
2019 = Rp 2,143,874,600 / Rp 2,055,099,000 x 100 = 104,32%

Tabel 1
Rekapan Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan
Keuangan Desa Di Desa Sumbersekar
Pengolaan Dana Desa
Tahun Realisasi Belanja Target belanja Efektifitas Kategori
2017 Rp 1,343,793,664 Rp 1,386,443,100 96,92% Efektif
2018 Rp 1,872,773,050 Rp 1,910,149,050 98,04 % Efektif
2019 Rp 2,143,874,600 Rp 2,055,099,000 104,32% Cukup Efektif

Berdasarkan data membuktikan bahwa efektivitas pengolaan dana desa ditinjau


dari kualitas pelaporan keuangan desa di Desa Sumbersekar dinyatakan efektif, karena
pengelolaan keuangan melalui target belanja lebih tinggi dari realisasi belanja desa,
didapatkan efektivitas pengolaan dana desa tahun 2017 sebanyak 96.92%, tahun 2018
sebanyak 98.04% dan tahun 2019 sebanyak 104,32%. Realisasi Belanja Desa di Kantor
Desa Sumbersekar Malang tahun 2017 sebanyak Rp 1,343,793,664, tahun 2018
sebanyak Rp 1,872,773,050 dan tahun 2019 sebanyak Rp 2,143,874,600, dimana setiap
tahun mengalami peningkatan. Dari tahun 2017 ke 2018 penigkatan realisasi belanja
sebesar Rp.528.979.386. dan dari tahun 2018 ke tahun 2019 peningkatan realisasi
belanja sebesar Rp.271.101.550.
Target belanja desa Kantor Desa Sumbersekar Malang tahun 2017 sebanyak Rp
1,386,443,100, tahun 2018 sebanyak Rp 1,910,149,050 dan tahun 2019 sebanyak Rp
2,055,099,000, dimana setiap tahun mengalami peningkatan. Dari tahun 2017 ke tahun
2018 peningkatan target belanja sebsar Rp. 513.595.850. dan tahun 2018 ke tahun 2019
peningkatan target belanja sebesar Rp.44.849.950. Dikatakan cukup efektif karena
realisasi belanja desa tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan target/anggaran belanja
desa di Kantor Desa Sumbersekar Malang

Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris Desa Sumbersekar Kecamatan
Dau Kabupaten Malang yaitu bapak Eko Sasmito Hadi menjelaskan bahwa. “Proses
pengelolaan Alokasi Dana Desa seperti perencanaan masyarakat, pelaksanaan
pembangunan, penatasusahan, Pelaporan dan pertanggungjawaban. Dalam Pengelolaan
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 83

Alokasi Dana Desa itu sudah secara transpaaran dan akuntabel karena masyarakat harus
mengetahui apa rencana yang dibuat oleh kepala desa mengenai pengelolaan dana desa
itu harus secara terbuka dengan cara seperti; melalui rapat umum, froum, melalui
RT/RW dan kepala Dusun (wawancara tanggal 05 Februari 2021)”.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengelolaan Dana Desa di desa
Sumbersekar sudah efektif karena target/anggaran belanja desa dari tahun 2017 dan
2018 lebih tinggi dari realisasi belanja desa. Dikatakan cukup efektif karena realisasi
belanja desa tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan target/anggaran belanja desa di
Kantor Desa Sumbersekar Malang. Tahap dalam pengelolaan dana desa meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan desa. Perencanaan yang dibuat dalam pengelolaan Alokasi Dana
Desa sudah secara transparan melalui rapat umum, froum melalui RT/RW dan kepala
Dusun, sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa sudah terperinci
untuk mendukung kualitas pelaporan keuangan Desa Sumbersekar Malang. Bentuk
pertangunggjawaban mengenai pelaksanaan pembangunan terkait pengelolaan dana
desa sudah secara transparan karena masyarakat desa wajib melibatkan /ikut serta
dalam meningkatkan pengawasan dana desa, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dan peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu bendahara/Kaur Keuangan di Desa
Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang yaitu Ibu Rinawati menjelaskan
bahwa.”Selain ada Dana Desa masih ada dana bantuan selain dana desa yaitu: dana
dekonsentalisasi yang tujuannya adalah meningkatkan efensiensi dan efektivitas dalam
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanaan masyarakat digunakan dalam
kepentingan umum, menjaga komunikasi antar masyarakat dalam sistem tata
administrasi Negara dan keselarasan pembangunan antar pemerintah pusat. Tujuan dari
dana desa yaitu: untuk memprioritaskan masyarakat desa, seperti pelaksanaan
pembangunan yaitu di dalam bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang pertaniaan,
bidang pembangunan fisik, bidang pariwisata dan bidang perdagangan. Dalam
pengelolaan dana desa di desa sumbersekar sudah akuntabel karena dalam melakukan
sesuatu pengelolaan dana desa harus mengaplikasikan sendiri dan selalu terbuka
(wawancara tanggal 19 Februari 2021)”.
Efektivitas pengolaan dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan keuangan desa
di Desa Sumbersekar Malang juga dinyatakan efektif karena pemasukan dan
pengeluaran seimbang dan cendrung meningkat setiap tahunnya. Hal ini didukung
dengan informasi dari sekretaris Desa Sumbersekar Malang menjelaskan pengelolaan
Alokasi Dana Desa sudah efektif karena melalui beberapa tahap meliputi perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan desa. Perencanaan yang dibuat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa secara
transparan melalui rapat umum, froum melalui RT/RW dan kepala Dusun, sehingga
dalam pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa sudah terperinci untuk mendukung
kualitas pelaporan keuangan Desa Sumbersekar Malang.
84 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Siregar, 2018)


menjelaskan bahwa pengolaan dana desa sangat membutuhkan perencanaan yang
matang sehingga mendukung proses pelaksanaan yang sempurna, semakin tinggi dana
desa yang digunakan maka semakin efektif dalam pengelolaan dana desa. Evektivitas
menggambarkan kemampuan pemerintah desa dalam merealisasi keuangan alokasi
dana desa untuk melaksanakan program yang direncanakan dibandingakan dengan
target yang telah detetapkan berdasarkan potensi nilai rill. Efektivitas adalah efektivitas
dapat dipandang sebagai suatu sebab direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau
dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Pengelolaan adalah cara,
perbuatan mengelola melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang
lain yang merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Dana Desa adalah dana
APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota
dan diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa.
Desa diberikan kewenangan dan sumber dana yang memadai agar dapat
mengelola potensi yang dimiliki guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi tonggak
perubahan paradigma pengaturan Desa. Desa tidak lagi dianggap sebagai objek
pembangunan, melainkan menjadi subjek dan ujung tombak pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat. Setiap tahun Pemerintah Pusat telah menganggarkan Dana Desa yang
cukup besar untuk diberikan kepada Desa, hal ini dimulai dari tahun 2015.
Pengelolaan Dana Desa sebagai suatu proses atau suatu rangkaian pekerjaan
yang dilakukan oleh serangkaian kelompok orang didalamnya terdapat perencaraan,
perorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan potensi yang ada
dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Pengelolan dana desa dikelola secara tertib, taat
pada ketentuan peraturan peundang-undang, efisien, ekonomis, transparan, dan
pertanggungjawaban dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuan serta akan
menentukan kepentingan masyarakat (Wicaksono et al., 2019).
Asas-asas pengelolaan keuangan desa yaitu transparan, akuntabel, partisipatif
dan tertib dan disiplin anggaran. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan Desa. Akuntabel yaitu perwujudan kewajibab untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Partisipatif, yaitu penyelenggaraan pemerintah desa yang mengikutsertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa. Tertib dan disiplin anggaran yaitu
pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang
melandasinya.
Perencanaan adalah proses tahapan kegiatan untuk pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya dalam jangka waktu tertentu untuk peningkatan
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 85

kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan


implementasi APBDesa. Tahap pelaksanaan adalah Suatu kegiatan untuk menjalankan
APB Desa dalam satu tahun angaran periode biasanya dari awal tahun tanggal 1 Januari
hingga akhir tahun tanggal 31 Desember. Penatausahaan adalah Suatu kegiatan dalam
bidang keuangan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip, standar serta prosedur
sehingga memperoleh informasi mengenai keuangan. Hasil dari penatausahaan adalah
pemberitahuan/laporan untuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan. Pelaporan
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyampaian hal-hal yang
berkaitan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode sebagai
wujud pelaksanaan pertanggungjawaban atas kewajiban yang diberikan.
Pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah Desa merupakan ukuran yang
digunakan dalam menghitung tingkat kesesuaian pelayanan diselenggarakan dengan
ukuran nilai atau norma yang berlaku di masyarakat.
1. Faktor Pendukung Dalam Efektivitas Pengelolaan Dana Desa
Partisipasi masyarakat. Dalam partisipasi masyarakat Desa di Desa
Sumbersekar relatif bervariasi baik segi intensitasnya mampun dari segi bentuknya.
Dari segi insensitasnya ada yang partisipasinya sangat rendah, dan ada pula yang
sangat tinggi. Dan dari segi bentuknya ada yang berpartisipasinya dalam bentuk
pemikiran/ide, dan ada pula yang partisipasinya dalam bentuk materi, partisipasi
masyarakat di desa Sumbersekar ini cukup beragam ada yang terjun langsung
membantu dalam pembangunan desa, mengikuti rapat-rapat mengenai
pembangunan Desa ada pula hanya menyumbang dana sebagai tambahan dana
dalam pembangunan desa.
Dalam sarana dan prasarana masyarakat di desa padatnya penduduk di kota
akan mengakibatkan semakin kurang memadainya sarana dan prasarana
lingkungan. Padahal sarana dan prasarana lingkungan merupakan kebutuhan dasar
dan merupakan faktor penting dalam meningkatan stabilitas sosial, dinamika dan
produktifitas masyarakat desa. Namun pada kenyatannya kemampuan pemerintah
dalam menyediakan prasaranan terbatas, sedangkan partisipasi masyarakat tidak
muncul dengan sendirinya, perlu terus-menerus didorong melalui suatu komunikasi
pembangunan desa
2. Kualitas Pelaporan Keuangan Desa.
Pengelolaan Dana Desa yang terperinci dan transparan akan meningkatkan
kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan merupakan kriteria
persyaratan laporan keuangan akuntansi keuangan dianggap dapat memenuhi
keinginan para pemakai atau pembacar laporan keuangan. Laporan keuangan di
berkualitas jika memenuhi empat yaitu relevan, andal, mampu dibandingkan dan
mudah dipahami. Dalam Kualitas Pelaporan keuangan yang dimiliki oleh Desa
Sumbersekar sudah cukup baik, karena setiap laporan keuangan desa di sajikan
secara akuntabel atau jujur, pelaporan keuangan disajikan secara tepat waktu, dalam
pencatatan laporan keuangan yang teliti dan menginformasikan laporan keuangan
dengan jelas agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan informasi.
86 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

a. Relevan.
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunanya Informasi.
b. Andal
Dikatakan andal jika Penggunaan informasi desa sumbersekar tersebut dapat
dicegah Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan.
c. Dapat Dibandingkan
Jika Informasi yang termuat dalam laporan keuangan di desa sumbersekar akan
lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umummnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan
secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang
lebih baik daripada akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d. Dapat Dipahami
Jika Informasi desa sumbersekar yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari
informasi yang dimaksud.
Menurut (Nurhayati, 2019) tahap dalam membuat laporan keuangan desa yaitu
membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituang dalam penyusunan anggaran,
anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan, belanja, dan pembiayaan, setelah
anggaran disahkan maka perlu dilaksanakan, dalam pelaksanan anggaran timbul
transaksi, transaksi tersebut harus dilakuakan pencatatan lengkap berupa pembuatan
buku kas umum, buku kas pembantu, buku bank, buku pajak, buku inventrarisasi
dengan mengumpulkan bukti-bukti transaksi, untuk memperoleh informasi posisi
keuangan, kemudian berdasarkan transaksi yang terjadi dapat dihasilkan sebuah neraca,
menghasilakn laporan realisasi anggaran desa; basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan desa adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
Efektivitas Pengolaan Dana Desa Ditinjau Dari Kualitas Pelaporan Keuangan Desa
di Desa Sumbersekar 87

pembiayaan dalam pelaporan realisasi anggaran. Basis akrual untuk pengakuan asset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengolaan
dana desa ditinjau dari kualitas pelaporan keuangan desa di Desa Sumbersekar
dinyatakan efektif, karena pengelolaan keuangan melalui target belanja desa lebih
tinggi dari realisasi belanja, didapatkan efektivitas pengolaan dana desa tahun 2017
sebanyak 96.92%, tahun 2018 sebanyak 98.04% sedangkan di tahun 2019 dinyatakan
cukup efektif karena realisasi belanja desa lebih tinggi dibandingkan target belanja desa
sebanyak 104,32%. Hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa efektivitas pengolaan
dana desa apabila target belanja desa lebih tinggi dari realisasi belanja desa maka
dikatakan efektif. Sedangkan apabila pengelolan dana desa realisasi belanja desa lebih
tinggi dibandingkan target belanja desa maka dikatakan cukup efektif. Pengelolaan
Keuangan Desa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 43 Pasal 93 Tahun 2014 adalah
kesleuruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan desa. Pengelolaan dana
desa yang terperinci dan transparan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Laporan keuangan di berkualitas jika memenuhi empat yaitu relevan, andal, mampu
dibandingkan dan mudah dipahami

Saran
Diharapkan pemerintah desa melakukan pengelolaan dana desa secara terperinci
dan transparan untuk mendukung kemajuan masyarakat di Desa Sumbersekar Malang
serta meneliti secara rinci pengelolaan dana desa untuk mendukung pelaporan
keuangan yang terperinci dan transparan.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, U., & Zulaika, T. (2019). Peran perangkat desa dalam akuntabilitas
pengelolaan dana desa. Jurnal Akademi Akuntansi, 2(2), 119–144.
https://doi.org/10.53682/jaim.v2i1.660
Arfiansyah, M. A. (2020). Pengaruh Sistem Keuangan Desa dan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. Journal of
Islamic Finance and Accounting, 3(1), 68-82. E-ISSN: 2615-1782.
Basudewa & Putri. (2020). Pengaruh gaya kepemimpinan dan pemanfaatan teknologi
informasi pada kualitas laporan keuangan desa. E-Jurnal Akuntansi, 30(7), 1658–
1669.
Dewi, Rusika Marta and Ratih, A. E. (2018). Faktor-Faktor Yang
MempengaruhiKelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada
PerusahaanManufaktur Sektor Industri Dasardan Kimia Yang terdaftar di Bursa
EfekIndonesia (BEI) Periode 2013-2016. Skripsi.
Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Penerbit Andi.
Mukoffi, A. (2021). Karakteristik wirausaha, modal usaha dan kecanggihan teknologi
terhadap kinerja UMKM di masa pandemi Covid-19. Jurnal Paradigma
Ekonomika, 16(2), 235–246.
88 Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 9 No. 1 Maret 2022

Munti, F., & Fahlevi, H. (2017). Determinan kinerja pengelolaan keuangan desa: Studi
pada kecamatan gandapura kabupaten bireuen aceh. Jurnal Akuntansi Dan
Investasi, 18(2), 172–182. https://doi.org/10.18196/jai.180281
Nurhayati. (2019). Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dalam upaya
meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Jurnal Pendidikan
Ekonomi, Kewirausahaan, Bisnis, Dan Manajemen (JPEKBM), 1(2), 1–12.
Prasetyo, B. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Teori dan Aplikasi.
RajaGrafindo Persada.
Rosmiyani. (2018). Efektivitas program kelompok usaha bersama dalam
pemberdayaan masyarakat menurut perspektif ekonomi islam (studi pada KUBE
Margomulyo kec. air Naningan Kab. Tanggamus). Universitas Islam Negeri
Raden Intan.
Saragih, N. S., & Kurnia, D. (2019). Pengaruh perangkat desa dan sistem akuntansi
keuangan desa terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desakabupaten.
Jurnal Mahasiswa Akuntansi UNSERA, 1(1), 1–9.
Siregar, K. (2018). Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa. Jurnal Politik
Pemerintahan Dharma Praja, 11(1), 51–62.
https://doi.org/10.53682/jaim.v2i2.1221
Wicaksono, B., Puspita, Y., Bidhari, S., Kusumaningrum, N., & Asmandani, V. (2019).
Efektifitas pengelolaan dana desa untuk pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa di abupaten Bondowoso. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis
(JRMB), 4(1), 9–20. https://doi.org/10.36226/jrmb.v4i1.237

You might also like