Uts Model Pemb
Uts Model Pemb
Uts Model Pemb
2. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jkpd/article/viewFile/4166/3170
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STEAM (SCIENCE, TECHNOLOGY,
ENGINEERING, ART, AND MATHEMATICS) PADA SISWA KELAS IV SD Oleh
Nasrah, Rifqah Humairah Amir, Rr. Yuliana Purwanti
“Pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa secara aktif mengembangkan
potensi, kemampuan, dan bakat yang dimilikinya. pendekatan pembelajaran yang dapat
membantu guru dalam menciptakan tenaga ahli yaitu pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics). Pendekatan STEM ini adalah pendekatan
yang merujuk kepada empat komponen ilmu pengetahuan, yaitu sains, teknolggi, teknik,
dan matematika terintregrasi. Istilah STEM sudah ada sejak tahun 1990-an di Amerika
Serikat yang menggunakan istilah SMET (Sciene, Mathematics, Engineering,
Technology) oleh kantor NSF (National Science Fondation). STEAM adalah pendekatan
terintegrasi yang menggabungkan mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan
Matematika sebagai sarana mengembangkan penyelidikan siswa, komunikasi dan
pemikiran kritis selama pembelajaran (Starzinski, 2017).
Adapun langkah-langkah dalam pendekatan pembelajaran STEM adalah sebagai
berikut (Syukri et al., 2013):
a. Langkah pengamatan (Observe) Peserta didik dimotivasi untuk melakukan
pengamatan terhadap berbagai fenomena/isu yang terdapat di dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari yang memiliki keterkaitan dengan konsep sains dalam
pembelajaran yang sedang dibahas.
b. Langkah ide baru (New Idea) Peserta didik mengamati dan mencari informasi
tambahan mengenai berbagai fenomena atau isu yang berhubungan dengan topik sains
yang dibahas, setelah itu peserta didik memikirkan ide baru dari informasi yang ada. Pada
langkah ini peserta didik memerlukan kemahiran dan menganilisis dan berfikir kritis.
c. Langkah inovasi (Innovation) Peserta didik diminta untuk menguraikan hal-hal apa
saja yang harus dilakukan agar ide yang telah dihasilkan pada langkah ide baru
sebelumnya dapat diaplikasikan.
d. Langkah kreasi (Creativity) Langkah ini adalah pelaksanaan semua saran dan pendapat
hasil diskusi mengenai ide yang dapat diaplikasikan.
e. Langkah nilai (Society) Ini adalah langkah terakhir yang harus dimiliki oleh peserta
didik dari ide yang dihasilkan peserta didik berupa sebuah nilai yang dapat bermanfaat
bagi kehidupan sosial.
Model pembelajaran STEM bisa diterapkan di sekolah dasar (SD) mulai dari kelas tinggi
IV, V dan VI, dan ke jenjang SMP, SMA dan sampai Perguruan tinggi.
METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali. Bentuk desain eksperimen yang digunakan
peneliti yaitu pre-experiment design. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
One-Group Pre-test Posttest (Satu Kelompok Prates-Postes). Adapun desain One-Group
Pretest- Posttest Design sebagai berikut (Sugyono, 2016).
3. file:///C:/Users/USER/Downloads/budifebriyanto,+28+Amelia+291-298.pdf
URGENSI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING,
ARTS, AND MATH (STEAM) UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Oleh Winda
Amelia1 , Arita Marini
Proses pembelajaran tidak terlepas dari adanya interaksi dua arah yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Dapat dipahami bahwa, hal ini terjadi karena adanya proses
pembelajaran yang dilakukan dan adanya hasil perubahan tingkah laku yang di alami oleh
siswa.Salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna sehingga dapat diterapkan dalam
mengembangkan kompetensi siswa adalah dengan science, technology, engineering, arts,
and math (STEAM). Pembelajaran STEAM sendiri merupakan pendekatan indisipliner
untuk mempelajari konsep yang disandingkan dengan dunia nyata dengan menerapkan
prinsip sains, rekayasa seni, dan matematika (Aditya, I., & Budiana, 2021; Sari, 2020).
Melalui STEAM siswa dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya untuk
bersaing di era globalisasi serta mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari melalui pemanfaatan teknologi (Afifah, 2021; Sumarno et
al., 2021). Berdasarkan hasil survei dan tes yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2018
diketahui bahwa skor kemampuan Membaca, Matematika, dan Sains siswa Indonesia
adalah 371, 379, dan 396 dengan memposisikan Indonesia pada posisi ke 75 dari 80
negara yang mengikuti tes dan survei (Mullis et al., 2019). Selanjutnya, hasil tes dan
survei yang dilakukan oleh TIMSS menunjukkan bahwa skor rata-rata pada matematika
dan science siswa Indonesia adalah 397 dengan posisi untuk bidang matematika pada
level 45 dari 50 negara dan science berada di level 45 dari 48 negara peserta penilaian
dan survei (Martin et al., 2016; Michael O. Martin; Ina V.S. Mullis; Pierre Foy; Martin
Hooper, 2016; Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P. & Hopper, 2015). Hal demikian
menunjukkan bahwa kondisi siswa Indonesia dalam bidang matematika dan science
berada diposisi terbawah dari negara Singapura yang menduduki level pertama dalam
TIMSS.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu adanya pembaharuan dalam proses
pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah
satu alternatif pembelajaran yang bermakna sehingga dapat diterapkan dalam
mengembangkan kompetensi siswa adalah dengan science, technology, engineering, arts,
and math (STEAM). Pembelajaran STEAM sendiri merupakan pendekatan indisipliner
untuk mempelajari konsep yang disandingkan dengan dunia nyata dengan menerapkan
prinsip sains, rekayasa seni, dan matematika (Aditya, I., & Budiana, 2021; Sari, 2020).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis
penelitan kepustakaan (library research), yaitu serangkaian penelitian yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya
digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran,
majalah, dan dokumen). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan filosofis dan pedagogis.