6565 12714 1 SM
6565 12714 1 SM
6565 12714 1 SM
Oleh :
Rifkha Annisa Nirmala Adialul Fikri
Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA., CPA., CLI., CTA.
Abstract
This study aims to assess factors that drive Tokopedia users individual intention
to make online purchases. The proposed model features Technology Acceptance
Model (TAM), Theory of Reasoned Action (TRA), and Theory of Planned
Behavior (TPB). The data of this quantitative research was acquired from
questionnaires distributed to 333 active undergraduate students of Accounting
Department in the Faculty of Economics and Business of Universitas Brawijaya.
The analysis was performed using Structural Equation Modelling based on Partial
Lest Squares. This study finds that the individual intention is significantly and
positively influenced by perceived trust and perceived security, and that firm
reputation positively influences perceived trust of by e-commerce users in making
purchases in Tokopedia. On the contrary, the individual intention is significantly
and negatively influenced by perceived risk and perceived security, and that firm
reputation negatively influences perceived risk of e-commerce users in making
online purchases in Tokopedia.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor – faktor yang memperngaruhi
minat individu pengguna e-commerce Tokopedia untuk melakukan pembelian
online. Model yang diusulkan memliki faktor – faktor dari Technology Acceptance
Model (TAM), Theory of Reasoned Action (TRA), dan Theory of Planned Behavior
(TPB). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data dikumpulkan
menggunakan metode survei yaitu kuesioner. Responden sebanyak 333 mahasiswa
aktif Strata Satu dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Data penelitian dan hipotesis dianalisis menggunakan model persamaan
structural (SEM) berdasarkan Partial Least Squares (PLS). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa minat individu dipengaruhi secara signifikan dan positif oleh
persepsi kepercayaan dan persepsi keamanan, reputasi perusahaan berpengaruh
positif terhadap persepsi kepercayaan yang dirasakan oleh pengguna e-commerce
dalam pembelian di Tokopedia. Sebaliknya, bahwa minat individu dipengaruhi
secara signifikan dan negatif oleh persepsi risiko dan persepsi keamanan, reputasi
perusahaan berpengaruh negatif terhadap persepsi risiko yang dirasakan oleh
pengguna e-commerce dalam pembelian di Tokopedia.
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi sekarang perkembangan teknologi semakin pesat dan terus
berevolusi dari tahun ke tahun. Teknologi menjadi peran utama disuatu negara,
karena kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi tersebut.
Seiring perkembangan teknologi, internet merupakan salah satu dari perkembangan
teknologi. Internet merupakan suatu media yang digunakan untuk mencari segala
informasi yang ingin diketahui. Dikatakan seperti itu karena internet sudah menjadi
salah satu kebutuhan ketika orang tersebut sudah mengetahui pengertian dan
kegunaanya, sehingga dengan adanya internet banyak orang yang sudah
mengetahui pengertian dan fungsi internet akan memanfaatkan Internet untuk
kepentingan dan kebutuhan mereka dengan secara mudah. Di Indonesia
perkembangan teknologi internet dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
tinggi. Asosiasi Penyelenggara Jasa Intenet Indonesia (APJIII) mengungkapkan
jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa di tahun 2018
dari 246,16 juta orang dan angkanya mengalami peningkatan sebesar 10,12% dari
tahun sebelumnya.
Bersamaan dengan peningkatan jumlah penggunaan dan kemudahaan
mengakeses internet, maka munculah beberapa media elektronik untuk kegiatan
berbisnis. Negara Indonesia termasuk dari sepuluh negara dengan pertumbuhan e-
commerce tercepat di dunia, Indonesia telah memimpin dari sepuluh negara tersebut
dengan pertumbuhan 78% di tahun 2018 karena jumlah pengguna internet di
Indonesia mencapai 171,7 juta jiwa, maka hal tersebut menjadi kekuatan yang
mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Penggunaan E-commerce di
Indonesia akan bertumbuh besar untuk tahun-tahun kedepan. Maka dari itu di
Indonesia transaksi bisnis menggunakan akses internet sedang popular dan akan
terus mengalami peningkatan. Tidak hanya peningkatan internet, tetap akan
meningkatnya perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian suatu produk
melalui jaringan internet. Terdapat banyak jenis e-commerce yang berkembang di
dunia, tetapi di Indonesia hanya ada beberapa jenis e-commerce yang bisa disebut
marketplace. Marketplace merupakan suatu tempat dimana penjual tidak perlu
membuat situs website untuk toko online tersebut. Tetapi penjual hanya perlu
mempersiapkan foto produk dan menggunggah beserta diskripsi produk yang akan
dijual. Apabila ada pembeli yang minat atas produk yang dijual oleh penjual maka
pihak penjual akan mendapatkan notifikasi oleh sistem e-commerce. Ada beberapa
marketplace di Indonesia seperti lazada, shopee, tokopedia, bukalapak, zalora, dan
sebagainya. Ada salah satu jenis marketplace yang popular di Indonesia adalah
tokopedia.com. Tokopedia didirikan pada tanggal 17 Agustus 2009 didirikan oleh
William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edision yang terus tumbuh dan
berkembang menjadi marketplace di Indonesia.
Sebagai transaksi jual beli yang tergolong baru, e-commerce lebih berisiko dan
mengandung ketidakpastian dibandingkan dengan transaksi konvesional. Maka hal
tersebut menjadi pertimbangan masyarakat untuk melakukan pembelian secara
online. Ternyata risiko kinerja merupakan salah satu masalah yang terjadi di
tokopedia.com. walaupun Tokopedia.com hanya sebagai pihak ketiga. Namun atas
masalah yang terjadi seperti barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi, barang
rusak atau cacat, itu semua bukan sepenuhnya tanggung jawab dari pihak
Tokopedia.com. Tidak hanya presepsi risiko yang akan mempengaruhi minat
pengguna e-commerce untuk melakukan pembelian secara online. Dalam e-
commerce kepercayaan merupakan salah satu faktor utama yang harus dibangun
oleh pelaku bisnis online. Ada hambatan dari perkembangan jual beli online adalah
kurangnya kepercayaan terhadap situs e-commerce, karena seiring banyaknya situs
e-commerce palsu yang hanya memiliki tujuan untuk menipu. Untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen, ada beberapa e-commerce melakukan promosi bahwa
mereka menerapkan mekanisme keamanan yang terbaru. Peningkatan keamanan
merupakan metode yang sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan dari
pengguna e-commerce tersebut. Kepercayaan merupakan pondasi dalam sebuah
proses bisnis online karena kepercayaan dapat menarik minat konsumen untuk
berbelanja melalui website tersebut. Kepercayaan merupakan suatu pondasi dalam
sebuah proses bisnis. Karena transaksi antara dua pihak atau lebih akan berjalan
lama karena adanya suatu kepercayaan yang sudah dibangun. Kepercayaan dalam
bisnis tidak dapat muncul secara instan, akan tetapi harus dibangun sejak awal
bisnis tersebut berdiri (Hendra dkk, 2013). Kepercayaan mempunyai dampak
positif terhadap minat penggunaan e-commerce untuk melakukan transaksi jual dan
beli.
Berdasarkan presepsi risiko dan presepsi kepercayaan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor keamanan dan reputasi perusahaan e-commerce
tersebut. Faktor keamanan meliputi hambatan lain yang dirasakan oleh pengguna
e-commerce, seperti penyalagunaan informasi pribadi yang diberikan pembeli
kepada penjual, kepercayaan antara penjual dan pembeli, model website yang masih
susah untuk dipahami oleh pembeli, pengiriman barang tidak sampai kepada alamat
pembeli, dan adanya kecurangan penjual untuk memberikan produk kepada
konsumen. Dan potensi kejahatan masih dapat terjadi dalam transaksi online. Maka
hal ini menjadi permasalahan bagi calon pembeli suatu produk karena adanya risiko
lebih yang harus ditanggung oleh pembeli ketika melakukan pembelian online.
Dengan masalah tersebut, dapat mengakibatkan konsumen membatalkan niat untuk
melakukan pembelian secara online. Tidak hanya faktor keamanan saja yang akan
mempengaruhi minat pengguna e-commerce dalam melakukan pembelian online,
ada faktor lain yaitu reputasi dari perusahaan tersebut. Reputasi merupakan persepsi
tentang pendapat organisasi atau pendapat orang lain mengenai stakeholder
tersebut. Reputasi positif diperlukan bagi stakeholder untuk mendapatkan
kepercayaan bagi calon pembeli.
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alwafi
dan Magnadi (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh persepsi keamanan,
kemudahan bertransaksi, kepercayaan terhadap toko dan pengalaman berbelanja
terhadap minat beli secara online pada situs jual beli Tokopedia. Loanata dan Tileng
(2016) melakukan penelitian tentang pengaruh trust dan perceived risk pada
intention to use menggunakan Technology Acceptance Model. Zulfa (2018)
melakukan penelitian tentang analisis pengaruh persepsi risiko, kualitas situs web
dan kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen e-commerce
shopee di Kota Semarang. Aziz (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh dari
berbagai karakteristik e-commerce (bukalapak) terhadap kepercayaan dan performa
kepercayaan konsumen di Kota Semarang. Persepsi keamanan diartikan oleh Park
dan Kim (2006) yaitu security atau keamanan adalah kemampuan toko online dalam
melakukan penjagaan keamanan dan pengontrolan atas transaksi data. Reputasi
perusahaan diartikan oleh Tjahyadi (2006) ketika pelanggan memberikan pendapat
terhadap suatu perusahaan online tersebut memiliki kejujuran dan adil, maka
pelanggan terserbut merasakan lebih aman melakukan pembelian suatu produk atau
jasa secara online. Persepsi risiko diartikan oleh Sitkn dan Pablo (1992) suatu
kondisi ketidakpastian yang telah dihubungkan dengan hasil suatu keputusan. Dari
pengertian tersebut maka persepsi risiko adalah persepsi penggunaan suatu
teknologi terhadap ketidakpastian dan konsekuensi yang akan didapatkan saat
menggunakan sistem informasi yaitu Tokopedia karena penggunaaan teknolgi
tersebut tidak akan lepas dari suatu risiko. Persepsi kepercayaan diartikan oleh
Rambocas dan Arjoon (2012) salah satu hal yang penting dari suatu perilaku
individu, perilaku transaksi ekonomi dan perilaku internet. Penelitian ini
menggunakan pengaruh presepsi keamanan, reputasi perusahaan, presepsi risiko,
dan presepsi kepercayaan untuk menguji minat pembelian online di Tokopedia.
Maka untuk mempermudah penelitian ini, berikut merupakan gambar rerangka
teoritis yang menggambarkan permasalahan yang akan diteliti, dengan keterkaitan
pengembangkan beberapa teori seperti Technology Acceptance Model (TAM),
Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB) untuk
mengetahui pengaruh persepsi keamanan privasi, reputasi perusahaan, persepsi
risiko, dan persepsi kepercayaan dalam melakukan pembelian secara online melalui
E-Commerce Tokopedia.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah persepsi keamanan berpengaruh
terhadap persepsi risiko yang dirasakan pengguna e-commerce dalam pembelian di
Tokopedia? 2) Apakah persepsi keamanan berpengaruh terhadap kepercayaan yang
dirasakan pengguna e-commerce dalam pembelian di Tokopedia ? 3) Apakah
reputasi perusahaan berpengaruh terhadap persepsi risiko yang dirasakan pengguna
e-commerce dalam pembelian di Tokopedia? 4) Apakah reputasi perusahaan
berpengaruh terhadap kepercayaan yang dirasakan pengguna e-commerce dalam
pembelian di Tokopedia? 5) Apakah presepsi risiko yang dirasakan pengguna e-
commerce berpengaruh terhadap minat pembelian di Tokopedia? 6) Apakah
kepercayaan yang dirasakan pengguna e-commerce berpengaruh terhadap minat
pembelian di Tokopedia?
Landasan Teori
Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali dikenalkan oleh Davis
(1989). TAM merupakan salah satu model yang digunakan untuk menganalisis dan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya suatu penggunaan
teknologi. TAM memiliki tujuan yaitu, untuk menjelaskan faktor-faktor penentu
penerimaan teknologi yang berbasis informasi dengan variasi yang cukup luas.
TAM memberikan dasar untuk menulusuri dampak dari hubungan kausal faktor
eksternal pada keyakinan internal pengguna seperti persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan, niat, sikap, dan perilaku pengguna komputer. Maka teknologi akan
diterima dan selanjutnya akan digunakan oleh seseorang apabila teknologi tersebut
mampu memberikan manfaat serta dapat mempermudah kegiatan aktivitas atau
pekerjaannya. Jika individu merasa percaya atas sistem informasi akan berguna dan
memiliki manfaat bagi dirinya, maka individu tersebut akan menggunakan sistem
informasi (Jogiyanto, 2007).
Reputasi Perusahaan
Menurut Resnick & Zeckhauser (2002) reputasi perusahaan yang positif
dianggap sebagai faktor kunci untuk mengurangi suatu risiko yang dapat
menciptakan kepercayaan terhadap individu karena telah memberikan informasi
bahwa pihak penjual telah menghargai atau memenuhi kewajibannya terhadap
konsumen yang sudah melakukan suatu transaksi. Dalam membangun reputasi
suatu perusahaan atau vendor adalah suatu proses sosial yang bergantung pada
interaksi masa lalu, dilihat dari tingkat kejujuran yang ditunjukkan oleh penjual
dalam melakukan transaksi-transaksi antara konsumen. Ketika suatu perusahaan
atau vendor sudah melakukan kewajibannya dengan baik dan menerapkan
kejujuran maka perusahaan atau vendor tersebut memiliki penilaian reputasi yang
positif dari para konsumen yang sudah melakukan transaksi-transaksi tersebut.
Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Antony, Lin, dan Xu
(2006) di Singapore, sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya
bahwa penelitian tersebut membahas tentang adopsi layanan Escrow Consumer to
Consumer Online dalam pasar lelang. Penelitian dalam pengelohan data
menggunakan ANOVA, dengan melakukan penyebaran kuesioner secara online.
Penelitian ini mempelajari perilaku adopsi OES, dari delapan hipotesis dalam
penelitian tersebut terdapat dukungan salah satunya adalah reputasi perusahaan.
Reputasi perusahaan menjadi faktor penting untuk pengambilan keputusan, karena
reputasi perusahaan dapat menandakan kepercayaan penjual dan risiko dalam
transaksi online dengan pembeli. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa
reputasi perusahaan berpengaruh negatif terhadap risiko yang akan dirasakn oleh
konsumen.
Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Boot, Greedbaum, dan
Thakor (1993) di Amerika, penelitian tersebut membahas tentang hubungan
reputasi perusahaan dalam melakukan kontrak keuangan. Peneliti dalam penelitian
tersebut menjelaskan bahwa semakin baik reputasi maka akan sebagai jaminan
semakin besar pula insentifnya untuk menulis kontrak. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kenijaksanaan dapat memperluas potensi pengembangan
reputasi maka agen akan memilih kontrak diskresioner karena kontrak diskresioner
menyediakan mekanisme untuk tranmisi informasi yang diperlukan untuk
pengembangan reputasi yang akan meningkat kepercayaan. Maka hasil dari
penelitian menyatakan bahwa apabila reputasi semakin tinggi dan baik maka akan
menurunkan risiko yang akan dialami.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H3 : Reputasi perusahaan berpengaruh negatif terhadap persepsi risiko yang
xxxxxdirasakan pengguna e-commerce dalam pembelian di Tokopedia.
H4 : Reputasi perusahaan berpengaruh positif terhadap persepsi kepercayaan
yang dirasakan pengguna e-commerce dalam pembelian di Tokopedia.
Perpepsi Risiko
Persepsi risiko dapat terjadi dan akan mengakibatkan konsekuensi yang akan
dirasakan kejadian secara langsung atau tidak langsung dan kejadian yang akan
datang. (Schiffman dan Kanuk, 2008) menyatakan bahwa risiko sebagai suatu
situasi dimana pembuat keputusan memiliki pengetahuan apriori konsekuensi yang
merugikan dan kemungkinan akan terjadi. Theory of Reasoned Action (TRA) yang
berasumsi bahwa manusia berperilaku secara sadar dan dapat mempertimbangkan
akibat-akibat dari tindakan yang dilakukannya. Ketika memutuskan suatu perilaku
dipengaruhi oleh niatnya, yaitu sikap yang mendasari atau dapat mempengaruhi
suatu perilaku yang dapat memprediksi perilaku yang lain secara spesifik.
Penelitian selanjutnya yang meneliti persepsi risiko terhadap niat beli e-ticket
pada situs e-commerce. Yang dilakukan oleh Putra, Saatmadja, dan Giantri (2016),
sebagaimana yang sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Hasil dari penelitian
tersebut menjelaskan bahwa persepsi risiko berpengaruh negatif terhadap niat beli
e-ticket pada situs e-commerce. Penelitian terhadulu, yang meneliti pengaruh
persepsi risiko terhadap minat menggunakan e-commerce. Yang dilakukan
dilakukan oleh Shomad (2012), seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa persepsi risiko
berpengaruh negatif terhadap minat individu dalam melakukan pembelian melalui
e-commerce.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5 : Persepsi risiko yang dirasakan pengguna e-commerce berpengaruh negatif
terhadap minat pembelian di Tokopedia.
Persepsi Kepercayaan
Kepercayaan pelanggan adalah respons pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan dan kinerja aktual produk dalam
melakukan pemakaian suatu produk tertentu Tjiptono (2001). Theory of Reasoned
Action (TRA) yang berasumsi bahwa manusia berperilaku secara sadar dan dapat
mempertimbangkan akibat-akibat dari tindakan yang dilakukannya. Ketika
memutuskan suatu perilaku dipengaruhi oleh niatnya, yaitu sikap yang mendasari
atau dapat mempengaruhi suatu perilaku yang dapat memprediksi perilaku yang
lain secara spesifik.
Penelitian terdahulu yang membahas pengaruh persepsi kepercayaan terhadap
minat individu dalam penggunaan pembelian tiket secara online. Yang dilakukan
oleh Shanty (2018), dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa persepsi
kepercayaan mempengaruhi minat dalam penggunaan situs e-commerce secara
positif. Penelitian terdahulu yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan dalam melakukan pembelian secara online. Yang dilakukan oleh
Anggraeni dan Mediawati (2016), penelitian tersebut menjelaskan bahwa persepsi
kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat dalam melakukan pembelian
secara online.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H6 : Persepsi kepercayaan yang dirasakan pengguna e-commerce berpengaruh
positif terhadap minat pembelian di Tokopedia.
Gambar 1 : Model Penelitian
Metode Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitin ini adalah Mahasiswa Aktif Strata
Satu Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
angkatan 2016, 2017, 2018, dan 2019 yaitu sebanyak 1.107 orang. Peneliti memilih
mahasiswa sebagai populasi karena alasan utama yaitu mahasiswa dapat memahami
teknologi dan sering melakukan transaksi secara online dengan menggunakan
smartphone yang terhubung dengan internet. Dengan jumlah mahasiswa yang
cukup banyak, diharapkan dapat memberikan hasil data yang lebih akurat. Maka
peneliti ini memiliki tujuan untuk mengukur minat mahasiwa untuk menggunakan
Tokopedia dalam melakukan pembelian secara online. Pemilihan lokasi yaitu di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya didasari
karena kedekatan jarak dan adanya keterbatasan waktu yang menjadi alasan
pertimbangan pemilihan populasi.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel, yaitu pengambilan sampel probabilitas
(probability sampling) dan sampel non probabilitas (nonprobability sampling).
Sampel probabilitas (probability sampling) merupakan elemen dalam populasi
yang beberapa sudah diketahui, peluang bukan nol atau probabilitas untuk dipilih
sebagai subjek sampel. Sedangkan dalam pengambilan sampel nonprababilitas
(nonprobability sampling) merupakan elemen tidak memiliki peluang yang
diketahui atau yang ditentukan sebelumnya untuk dipilih sebagai subjek.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan sampel
nonprobabilitas (nonprobability) dalam metode pengambilan sampel berdasarkan
kemudahan (convenience sampling). Pengambilan sampel harus sesuai dengan
kebutuhan sampel dari populasi tertentu paling mudah dijangkau dan mudah untuk
diperoleh.
Ukuran sampel dapat mencerminkan populasi dalam penelitian ini, sehingga
hasil dari penelitian ini dapat digeneralisasikan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini untuk menentukan sampel suatu populasi adalah metode Slovin.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan menentukan jumlah sampel metode
Slovin maka peneliti menggunakan batas toleransi kesalahan dalam penelitian, yaitu
(e) = 5%. Semakin kecil toleransi kesalahan, maka akan semakin akurat sampel
yang menggambarkan populasi.
Dengan populasi sebanyak 1.107 orang, peneliti menggunakan rumus Slovin,
sehingga dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :
ᶯ =
(1 + )
1.107
ᶯ =
(1 + 1.107(5%) )
1.107
ᶯ =
3.7675
ᶯ = 294
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (Error Tolerance)
Hasil perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang menunjukkan hasil
perhitungan sebesar 294 orang. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel,
maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif
Strata Satu Jursan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
angkatan 2016, 2017, 2018, dan 2019 sebanyak 294 responden. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut yang menggunakan rumus Slovin, peneliti menyebar sebanyak
300 kuesioner sebagai sampel agar hasil yang didapat lebih akurat.
Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada non-responden atau non-
sampel dan mengambil data valid sebanyak 50 responden untuk mengetahui
seberapa jauh responden memahami kata demi kata dalam kuesioner ini. Dengan
tujuan untuk mengetahui apakah item pernyataan kuesioner peneliti sudah dapat
dimengerti masyarakat apa belum dan untuk mengetahui reliabel dan valid apa
tidaknya kuesioner tersebut. Hasil dari kuesioner pre test 50 responden yaitu dapat
diketahui nilai AVE dan communality konstruk persepsi keamana privasi, reputasi
perusahan, persepsi risiko, persepsi kepercayaan, dan minat individu > 0,50.
Berdasarkan hasil pengolahan tersebut dapat disimpulkan bahwa validitas
konvergen sudah dapat terpenuhi. Sehingga, peneliti dalam melakukan penyebaran
kuesioner kepada responden asli.
Untuk menganalisis penelitian ini digunakan beberapa pengujian hipotesis
dengan menggunakan Partial Least Square (PLS), yaitu evaluasi model pungukuran
(outer model) dan evaluasi model struktural (inner model). Evaluasi model
pengukuran dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan model
struktural dievaluasi dengan menggunakan R2 dan nilai koefisien path atau t-values.
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, (Sugiyono. 2014).
Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari
penggunaan suatu pengukuran sesuai teoriteori yang digunakan untuk
mendefinisikan suatu konstruk.
Penelitian ini melakukan uji validitas yang terdiri dari validitas konvergen dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen merupakan validitas yang terjadi jika
skor yang diperoleh dari dua instrument yang berbeda yang mengukur konstruk
yang sama mempunyai korelasi tinggi. Validitas ini berhubungan dengan prinsip
bahwa pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi,
(Jogiyanto dan Abdillah. 2009). Validitas diskriminan merupakan validitas yang
terjadi jika dua instrument yang berbeda yang mengukur dua konstruk yang
diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi.
Validitas ini berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur – pengukur konstruk
yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi, (Jogiyanto dan Abdillah.
2009). Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu cronbach’s
alpha dan composite reliability. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai
reliabilitas suatu konstruk dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,6.
Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan
metode ini diyakini lebih baik dalam melakukan pengestimasian konsistensi
internal suatu konstruk dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,7.
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk
konstruk dependen dan nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji
signifikansi antar konstruk dalam model struktural, (Jogiyanto dan Abdillah. 2009).
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen
terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 mengartikan bahwa semakin
baik model prediksi dan model penelitian yang diajukan. Namun, model ini
bukanlah parameter absolute dalam mengukur ketepatan model prediksi, (Jogiyanto
dan Abdillah. 2009). Nilai koefisien path atau t-values tiap path digunakan untuk
menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Untuk pengujian
hipotesis pada alpha 5%, jika nilai koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai
statistik T (T- statistic) ≥ 1,96 maka hipotesis dapat dinyatakan didukung,
(Jogiyanto dan Abdillah. 2009).
Daftar Penyebaran
Keterangan
Online
Jumlah kuesioner yang disebar. 342
Jumlah kuesioner yang tidak kembali. 0
Jumlah kuesioner yang kembali 342
Jumlah kuesioner yang digugurkan (Non-
9
Tokopedia & Pengisian Tidak Sesuai).
Jumlah kuesioner yang digunakan. 333
Tingkat Pengembalian (Response Rate) 100%
Tingkat Pengembalian yang digunakan
97%
(Usable Respond Rate)
Setelah melakukan pengujian statistik deskriptif, hal yang dilakukan
selanjutnya adalah analisis data. Analisis terhadap evaluasi model pada penelitian
ini menggunakan program Partial Least Square (PLS). Evaluasi model dilakukan
dengan tiga tahapan, yaitu pengujian terhadap validitas konvergen, pengujian
terhadap validitas diskriminan, serta pengujian terhadap reliabilitas. Penilaian
dalam pengujian validitas konvergen didasarkan pada nilai AVE, communality dan
nilai faktor loading. Rule of thumb untuk parameter AVE dan communality yaitu
lebih dari 0,50 dan lebih dari 0,70 untuk nilai faktor loading. Tahap selanjutnya
adalah mengukur validitas diskriminan. Dalam validitas diskriminan penilaian
didasarkan pada nilai dari Cross Loading yang lebih dari 0,7 dalam satu variabel
atau konstruk. Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dan
memperoleh data yang valid, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap
reliabilitas. Dalam uji reliabilitas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu nilai
Cronbach’s Alpha yang nilainya harus > 0,6 dan nilai Composite Reliability yang
harus > 0,7.
Tabel 2 : Outer Loadings
MI PKM PKP PR RPH
MI1 0.862
MI2 0.912
MI3 0.831
MI4 0.799
PKM1 0.873
PKM2 0.894
PKM3 0.914
PKM4 0.789
PKM5 0.856
PKM6 0.851
PKP1 0.889
PKP2 0.883
PKP3 0.881
PKP4 0.847
PR1 0.913
PR2 0.942
PR3 0.939
RPH1 0.781
RPH2 0.886
RPH3 0.786
RPH4 0.800
Tabel 3 : Nilai Disriminant Validity (Cross Loading)
MI PKM PKP PR RPH
MI1 0.862 0.502 0.520 -0.550 0.504
MI2 0.912 0.525 0.609 -0.548 0.583
MI3 0.831 0.494 0.488 -0.489 0.436
MI4 0.799 0.464 0.670 -0.506 0.610
PKM1 0.514 0.873 0.471 -0.464 0.490
PKM2 0.559 0.894 0.521 -0.512 0.470
PKM3 0.517 0.914 0.497 -0.543 0.440
PKM4 0.469 0.789 0.458 -0.406 0.450
PKM5 0.471 0.856 0.449 -0.413 0.458
PKM6 0.485 0.851 0.424 -0.463 0.426
PKP1 0.603 0.450 0.889 -0.487 0.615
PKP2 0.581 0.495 0.883 -0.551 0.628
PKP3 0.597 0.526 0.881 -0.516 0.626
PKP4 0.595 0.436 0.847 -0.462 0.604
PR1 -0.538 -0.496 -0.495 0.913 -0.409
PR2 -0.624 -0.538 -0.565 0.942 -0.486
PR3 -0.552 -0.482 -0.548 0.939 -0.454
RPH1 0.483 0.462 0.526 -0.364 0.781
RPH2 0.583 0.432 0.642 -0.426 0.886
RPH3 0.549 0.462 0.597 -0.403 0.786
RPH4 0.436 0.360 0.525 -0.380 0.800