Ayu Cahyarani Heksa dan Rafli Andyka Prasetya / ,, /Panas Pelarutan

Panas Pelarutan
Ayu Cahyarani Heksa, Rafli Andyka Prasetya,
Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

ABSTRACT

The goals of this experiment were to know how to use calorimetry to measure the heat absorbed or released in physical and chemical
processes and be able to classify these processes as endothermic or exothermic. First, 0,5 g, 1,5 g, 2,5 g, and 3 g of CaCl 2 and NH4Cl were
weighing after that 30 ml distilled water was measure into the calorimeter, and the temperature was noted. Then the first mass was added to
it, and the solution was stirred till 10 minutes. The temperature was recorded every minutes. The procedure was repeated for the rest of the
mass. The results of CaCl2 experiment are for 0,5 g of CaCl2 at 10 minutes the change of temperature was 1 oC, and the heat was .. J, for 1,5 g
of CaCl2 at 10 minutes the change of temperature was 2 oC, and the heat was .. J, for 2,5 g of CaCl2 at 10 minutes the change of temperature
was 4 oC, and the heat was .. J, For 3 g of CaCl2 at 10 minutes the change of temperature was 3 oC and the heat was ... J. The reaction of
CaCl2 with distilled water is exothermic. For NH4Cl experiment are for 0,5 g of NH4Cl at 10 minutes there is no change of temperature, and
the heat was 0 J, for 1,5 g of NH4Cl at 10 minutes the change of temperature was 0,5 oC, and the heat was .. J, for 2,5 g of NH4Cl at 10
minutes the change of temperature was 1,5 oC, and the heat was .. J, For 3 g of NH4Cl at 10 minutes the change of temperature was 2 oC and
the heat was ... J. The reaction of NH4Cl with distilled water is endothermic.

Keyword: Heat, Calorimeter, Exothermic, Endothermic

1. Pendahuluan

It is well known that almost all chemical reactions accompanied by energy changes. These changes appear, ordinarily, in the form of
evolution or absorption of heat. This branch of chemistry which deals with the study of energy change accompanying chemical reactions is
termed as thermochemistry. Heat is the energy given out during a chemical change. While that which is absorbed may be in the form of
thermal, electrical. The amount of energy evolved or absorbed during a chemical change always remains the same for the same quantities of
reacting substances.thermochemical is based on the first law of thermodynamics. Generally, the energy changes in a chemical reaction are
due to the breaking up of the existing bonds between the atoms and the formation of new bonds. ( Praveen, 2006)
When dissolving a substance in a solvent, heat may either be liberated or absorbed. This thermal change is known as the heat of the
solution. ( Nicholas, 2009)
An exothermic is when a chemical reaction accompanies by the evolution of heat, and if it is accompanied by absorption of heat, it is
termed as endothermic. ( Nicholas, 2009)
To find the heat absorbed or released, this formula can be used.
Q = mc ΔT (1)
Where Q is the heat absorbed or released by the solution, m the mass of the solution, c the specific heat of the water, and ΔT is the change in
temperature.
When the salt dissolves into water, the energy released or absorbed is from the bonds brocking and formes in the solution. That energy
released or absorbed is in the form of heat. ( Nicholas, 2009)

2. Alat, Bahan dan Metode Eksperimen

2.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada eksperimen panas pelarutan ini adalah kalorimeter (dua wadah sterofoam dengan penutup), pengaduk kaca,
termometer alkohol, neraca analitik, gelas beaker 600 ml, kaca arloji diameter 6 cm, dan gelas ukur 100 ml.
Bahan yang digunakan pada eksperimen ini adalah aquades, Kalsium klorida (CaCl2), dan Ammonium klorida (NH4Cl).

2.2 Metode Eksperimen

Pada eksperimen ini, 0,5 g, 1,5 g, 2,5 g, dan 3 g padatan CaCl 2 dan NH4Cl ditimbang di kaca arloji menggunakan neraca analitik lalu
dicatat massanya. Lalu, secara tepat mengambil aquades sebanyak 100 ml dan diukur menggunakan gelas ukur 100 ml. Aquades yang telah
diukur secara tepat di masukkan ke dalam kalorimeter. Setelah itu, suhu aquades diukur menggunakan termometer alkohol dan dicatat
suhunya. Secara cepat dan hati – hati, padatan CaCl yang pertama kali ditimbang dimasukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup
menggunakan penutup stereofoam. Termometer alkohol dimasukkan ke dalam kalorimeter melewati lubang yang telah dibuat di penutup
kalorimeter. Kalorimeter digoyangkan secara hati – hati untuk melarutkan larutan garam. Percobaan dilakukan selama 10 menit dan suhu
diukur setiap menit. Prosedur ini dilakukan berulang untuk massa CaCl2 yang lain dan NH4Cl.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Eksperimen

 Ayu Cahyarani Heksa dan Rafli Andyka Prasetya / ,, /Panas Pelarutan

Tabel 1. Hasil Percobaan Panas Pelarutan Larutan CaCl2

Massa CaCl2 (g) Waktu (menit) V Aquades (ml) T1 / oC T2 / oC

0,1027 10 100 29 29,4
0,257 10 100 29 30
0,5 10 100 29 30
1,5 10 100 29 31
1,75 10 100 30 32,5
2,2536 10 100 29 32
2.5 10 100 29 33
3 10 100 29 32
4,2506 10 100 29 34,5
4,5 10 100 30,2 36
5 10 100 30 36
6 10 100 30 37,8

Tabel 2. Hasil Perhitungan Panas Pelarutan Larutan CaCl2

Massa CaCl2/g C (J/g K) Massa larutan CaCl2/ g ΔT / oC Q/J

0,1027 4,18132 100,1027 0,4 0,171769
0,257 4,177304 100,257 1 1,073567
0,5 4,171005 100,5 1 2,085502
1,5 4,145398 101,5 2 12,4362
1,75 4,139075 101,75 2,5 18,10846
2,2536 4,126432 102,2536 3 27,89798
2.5 4,120292 102,5 4 41,20292
3 4,107921 103 3 36,97129
4,2506 4,0775 104,2506 5,5 95,32501
4,5 4,07152 104,5 5,8 106,2667
5 4,059617 105 6 121,7885
6 4,036149 106 7,8 188,8918

Tabel 3. Hasil Percobaan Panas Pelarutan Larutan NH4Cl

Massa NH4Cl /g Waktu (menit) V Aquades (ml) T1 / oC T2 / oC

0,1008 10 100 28,5 28
0,256 10 100 29 28,5
0,5 10 100 29 29
1,5 10 100 29 28,5
1,75 10 100 30,2 29,5
2,2507 10 100 29 28
2.5 10 100 29 27,5
3 10 100 29 27
4,2486 10 100 29 26,5
4,5 10 100 30 27,9
5 10 100 30 27
6 10 100 30 26,5

Tabel 2. Hasil Perhitungan Panas Pelarutan Larutan NH4Cl

Massa CaCl2/g C (J/g K) Massa larutan CaCl2 /g ΔT / oC Q/J

0,1008 4,181355 100,1008 0,5 -0,21074
0,256 4,177294 100,256 0,5 -1,06939
0,5 4,170934 100,5 0 0
1,5 4,145189 101,5 0,5 -3,10889
1,75 4,138832 101,75 0,7 -5,07007
2,2507 4,126193 102,2507 1 -13,9302
2.5 4,119946 102,5 1,5 -15,4498
3 4,107509 103 2 -24,6451
4,2486 4,076971 104,2486 2,5 -43,3035
4,5 4,07091 104,5 2,1 -38,4701
5 4,058943 105 3 -60,8841
6 4,035347 106 3,5 -84,7423
 Ayu Cahyarani Heksa dan Rafli Andyka Prasetya / ,, /Panas Pelarutan

3.2 Discussion

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara menggunakan kalorimetri untuk mengukur panas yang terserap atau yang
dilepas pada proses secara fisika atau kimia, dan mampu menentukan apakah proses tersebut endotermis atau eksotermis.
Langkah pertama dari percobaan ini adalah menimbang masing – masing variabel CaCl 2 dan NH4Cl masing – masing sebesar 0,5 g,
1,5 g, 2,5 g, dan 3 g yang diletakkan diatas kaca arloji menggunakan neraca analitik. Tujuan menggunakan variabel yang berbeda adalah
untuk melihat adanya perubahan pada larutan saat adanya peningkatan massa. Neraca analitik digunakan dengan tujuan mendapatkan massa
yang lebih akurat karena memiliki tingkat ketelitian hingga empat desimal. Kaca arloji digunakan karena merupakan alat yang tepat
digunakan untuk menimbang padatan. Kalorimeter merupakan alat yang sangat baik mencegah panas keluar sehingga tepat digunakan untuk
percobaan ini. ()
Lalu temperatur aquades di dalam kalorimeter diukur menggunakan termometer secara akurat. Setelah itu, dengan hati – hati 0,5 g
CaCl2 dimasukkan ke dalam kalorimeter, dan ditutup dengan penutupnya. Padatan 0,5 g CaCl 2 dimasukkan dengan cepat agar mencegah
adanya panas yang keluar dari kalorimeter maupun mencegah panas yang masuk ke dalam. Lalu, larutan garam diaduk dengan hati – hati
dengan menggoyangkan kalorimeter perlahan – lahan. Pengadukan bertujuan untuk membuat larutan garam menjadi homogen dan
mempercepat reaksi yang terjadi antara aquades dan padatan garam CaCl 2, serta agar larutan sampai pada kesetimbangan temperaturnya.
Kesetimbangan temperatur tercapai saat kontak antara kedua substansi sama. (Mario,2014). Percobaan dilakukan selama 10 menit dan
perubahan temperatur dicatat setiap menit. Setelah itu, kalorimeter dibersihkan dan percobaan dilakukan untuk variabel CaclNH 4Cl dengan
prosedur yang sama. ( Ghunther, 2013)
Setelah melakukan percobaan ini dapat diperoleh kalor (Q) masing – masing tiap variabel massa CaCl 2 dan NH4Cl selama 10 menit
yang tertera pada tabel 2 dan 4. Dapat dilihat bahwa semakin banyak massa CaCl 2 dan NH4Cl yang digunakan, maka semakin besar nilai
kalornya. Hal ini sesuai dengan persamaan (1).
Berikut ini adalah grafik perbandingan massa larutan CaCl2 dengan perubahan suhu yang dihasilkan

Gambar 1. Grafik perbandingan massa larutan CaCl2 dengan perubahan suhu

Berikut ini adalah grafik perbandingan massa larutan CaCl2 dengan perubahan suhu yang dihasilkan

Gambar 1. Grafik perbandingan massa larutan CaCl2 dengan perubahan suhu

Selama terjadinya reaksi antara aquades dan garam akan melepas atau menyerap panas. Ketika menyerap panas, suhu sistem akan
meningkat dan hal ini dinamakan eksotermis. Sedangkan ketika melepas panas, suhu sistem akan turun dan proses ini disebut endotermis.
Dari grafik CaCl2, dapat dilihat perubahan suhunya bernilai posistif maka dengan menambahkan CaCl 2 ke dalam aquades terjadi reaksi yang
melepas panas. Maka kalor (Q) bernilai positif, dan dapat disimpulkan bahwa disosiasi CaCl 2 merupakan proses eksotermis, yaitu melepas
kalor. Sedangkan NH4Cl yang ditambahkan ke dalam aquades menyebabkan suhunya turun dan kalor (Q) bernilai negatif. Maka dapat
disimpulkan bahwa disosiasi NH4Cl merupakan proses endotermis, yaitu menyerap kalor.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah:
Bond brockqing equations
CaCl2 (s)  Ca2+(aq) + Cl-(aq) (2)
H2O (l)  H+(aq) + OH- (aq) (3)
Bond formation equations
Ca2+(aq) + OH-(aq)  Ca(OH)2 (aq) (4)
Cl-(aq) + H+(aq)  HCl (aq) (5)

4. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan panas pelarutan, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kalorimeter dapat mengukur kalor yang
dihasilkan oleh larutan CaCl2 dan larutan NH4Cl dan proses yang dihasilkan secara berurutan adalah eksotermis dan endotermis karena
masing – masing larutan menghasilkan panas dan menyerap panas.

Referensi

Günther Höhne. (2013). Differential Scanning Calorimetry. Springer Science & Business Media. New York
Mário J. de Oliveira. (2014). Equilibrium Thermodynamics. Springer Science & Business Media. New york
Michael E. Brown. (1998). Handbook of Thermal Analysis and Calorimetry: Principles and Practice. Amsterdam Nederland
Nicholas Giordano. (2009). College Physics: Reasoning and Relationships. USA
Praveen Tyagi. (2006). Thermochemistry. Discovery Publishing House. New Delhi
 Ayu Cahyarani Heksa dan Rafli Andyka Prasetya / ,, /Panas Pelarutan

Appendix

Q = m c ΔT ρH2O = 1 g/ml m = ρv c H2O = 4.184 J/ g oC

ΔT= T2 – T1 ρ=m/v mH2O = 100 x 1 = 100 g c NH4Cl = 1,5578 J/ g oC
c CaCl2 = 1,57196 J/ g oC

Untuk 0,5 g CaCl2

C campuran = (massa CaCl2 x c CaCl2 + massa H2O x c H2O) / (massa H2O + massa CaCl2)
= 4,171005 J/ g oC

10 menit (ΔT = 1 o C)

Q = (100 + 0,5) g × 4,171005 J/ g oC × 1 oC = 2,085502 J

For 1,5 g NH4Cl

C campuran = (massa NH4Cl x c NH4Cl + massa H2O x c H2O) / (massa H2O + massa NH4Cl)
= 4,145189 J/ g oC

10 menit (ΔT = - 0,5 o C)

Q = (100 + 1,5) g × 4,145189 J/ g oC × (-0.5) o C = - 3,10889 J