Michel Rendika - Pengaruh Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dan Peran Inspektorat Terhadap Penyalahgunaan Aset (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kota Padang)
Michel Rendika - Pengaruh Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dan Peran Inspektorat Terhadap Penyalahgunaan Aset (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kota Padang)
Michel Rendika - Pengaruh Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dan Peran Inspektorat Terhadap Penyalahgunaan Aset (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kota Padang)
Oleh:
Michel Rendika
02129/2008
Michel Rendika
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang Telp. 445089
([email protected])
Abstract
This study aims to obtain empirical evidence about the extent of (1) Effect of the implementation of the internal control system
of the misuse of assets, and (2) Effect of the role of the inspectorate of the misuse of assets. This study considered the causative
research. The population in this study is a Work Unit (SKPD) Padang. Data were collected by distributing questionnaires to
the respondents directly concerned. Processing the data using SPSS version 17.0 for windows. This study used a technique that
is as much as 45 Total Sampling Unit (SKPD). The method of analysis used is multiple regression analysis with the misuse of
assets as the dependent variable and the role of the inspectorate and the implementation of internal control systems as
independent variables. The results of this study indicate (1) the existence of a significant and negative effect of the
implementation of the internal control system of municipal against unauthorized asset tcount <ttable is -2.206 <-1.666 (sig.0,
031 <0.05) means that H1 is accepted (2) the existence of a significant and negative role of the inspectorate of the misuse of
assets with tcount <ttable is -2,307 <-1.666 (sig.0, 024 <0.05) means that H2 is accepted.. In this study suggested inspectorate
and apparatus for SPI to further improve the quality and independence in performing tasks in order to promote the
establishment of a clean SKPD performance of these practices, especially acts of abuse diversion of assets. So the realization
of a clean financial management, effective and efficient. For further research, if researchers are also using the same
questionnaire should increase the number of samples and adding other variables that affect the misuse of assets.
Keywords: the implementation of internal control systems of municipal, role of the inspectorate, misuse of assets
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang sejauhmana (1) Pengaruh pelaksanaan sistem
pengendalian intern pemerintah terhadap penyalahgunaan aset (2) Pengaruh peran inspektorat terhadap penyalahgunaan aset .
Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi pada penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota
Padang. Data dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada responden yang bersangkutan. Pengolahan data
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling yaitu sebanyak 45 Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan penyalahgunaan
aset sebagai variabel terikat dan pelaksanaan sistem pengendalian intern serta peran inspektorat sebagai variabel bebas. Hasil
penelitian ini menunjukkan (1) adanya pengaruh yang signifikan dan negatif pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah terhadap penyalahgunaan aset dengan nilai thitung < ttabel yaitu -2,206 < 1,666 (sig.0,031 <0,05) berarti H1 diterima.
(2 ) adanya pengaruh yang signifikan dan negatif peran inspektorat terhadap penyalahgunaan aset dengan nilai thitung < ttabel
yaitu -2,307<1,666 (sig.0,024 <0,05) berarti H2 diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi aparat inspektorat
untuk terus lebih ditingkatkan kualitas dan independensinya didalam menjalankan tugas agar dapat mendorong terwujudnya
kinerja SKPD yang bersih dari praktek-praktek penyimpangan terutama tindakan penyalahgunaan aset, sehingga terwujudnya
pengelolaan keuangan daerah yang bersih, efektif dan efisien. Untuk penelitian selanjutnya, apabila peneliti juga menggunakan
kuesioner yang sama hendaknya memperbanyak jumlah sampel dan menambahkan variabel lain yang mempengaruhi
penyalahgunaan aset.
Kata kunci: pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah,peran inspektorat, penyalahgunaan aset
1. Pendahuluan tersendiri dengan nama Inspektorat yang
Perkembangan akuntansi sektor fungsi utamanya adalah memberikan
publik, khususnya di Indonesia semakin pelayanan prima kepada para pegawai yang
pesat dengan adanya era baru dalam dianggap bermasalah, mengawasi seluruh
pelaksanaan otonomi daerah dan apa yang ada di daerahnya baik dari Aset
desentralisasi fiskal. Seiring dengan daerah sampai pada pengalokasian
terusnya bergulir pelaksanaan otonomi anggaran, serta disiplin pegawai yang
daerah, maka diperlukan perubahan- selanjutnya mengadakan kroscek terhadap
perubahan diberbagai bidang untuk kebenaran adanya penyalahgunaan aset,
mendukung agar reformasi di bidang baik yang diberikan oleh pemerintah pusat
keuangan pemerintah pusat dan daerah maupun yang diberikan oleh pemerintah
dapat berjalan dengan baik. Salah satu daerah, kepada siapa saja yang menerima
perubahan yang diinginkan adalah aset tersebut.
perubahan di bidang akuntansi
pemerintahan. Pemerintah sudah 2. Telaah Literatur dan Perumusan
seharusnya meningkatkan kualitas laporan Hipotesis
keuangan, salah satunya dengan cara
mengoptimalkan aparat pengawas Pelaksaaan Sistem Pengendalian Intern
pemerintah, yaitu inspektorat. Dengan pemerintah
adanya peran optimal yang dijalankan Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No
inspektorat maka perubahan di bidang 60 tahun 2008, pengertian Sistem
penggelolaan keuangan pemerintah daerah Pengendalian Itern Pemerintah adalah
dapat terwujud, sehingga praktek-praktek proses yang integral pada tindakan dan
kecurangan terutama penyalahgunaan aset kegiatan yang dilakukan secara terus
dapat berkurang. menerus oleh pimpinan dan seluruh
Dengan adanya koordinasi terhadap pegawai untuk memberikan keyakinan yang
aset maka track record aset yang digunakan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
selama pelaksanaan program dapat tercatat melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
dan dapat diketahui untuk apa saja aset keandalan pelaporan keuangan,
tersebut digunakan. Dengan adanya kontrol pengamanan aset negara, dan ketaatan
intern yang kuat di dalam instansi terhadap peraturan perundang-undangan.
pemerintahan, khususnya pemerintahan Menurut Arens (2008), tujuan dari
daerah, maka dapat mengurangi segala dilaksanakannya sistem pengendalian intern
bentuk penyimpangan terutama adalah untuk menghasilkan laporam
penyalahgunaan aset, sehingga aset menjadi keuangan yang bebas dari salah saji, untuk
aman, pengamanan aset merupakan isu patuh terhadap perundang-undangan dan
penting yang harus mendapat perhatian untuk menjaga aset organisasi. Dengan
serius dari pemerintah dan masyarakat. Hal adanya koordinasi terhadap aset maka track
ini disebabkan karena kelalaian dalam record aset yang digunakan selama
pengamanan aset akan berakibat mudahnya pelaksanaan program dapat tercatat dan
terjadi pencurian, penggelapan, dan bentuk dapat diketahui untuk apa saja aset tersebut
manipulasi lainnya. Apabila pelaksanaan digunakan. Sistem pengendalian intern
sistem pengendalian intern instansi itu dalam penerapannya harus memperhatikan
berjalan dengan baik maka akan dapat rasa keadilan dan kepatutan serta
mengurangi terjadinya penyalahgunaan aset mempertimbangkan ukuran, kompleksitas
Keberadaan pengawasan merupakan dan sifat dari tugas dan fungsi instansi
salah satu aspek yang sangat vital dalam pemerintah tersebut (Mulyadi,1993:135).
suatu organisasi. Pengawasan dalam Dengan adanya kontrol intern yang kuat di
pemerintahan dibentuk dalam satu susunan dalam instansi pemerintahan, khususnya
1
pemerintahan daerah, maka dapat untuk mendeteksi apakah terjadi
mengurangi segala bentuk penyimpangan penyimpangan atau tidak. Jadi dengan
terutama penyalahgunaan aset, sehingga adanya pengawasan intern yang dilakukan
aset menjadi aman, Pengamanan aset inspektorat dapat diketahui apakah suatu
merupakan isu penting yang harus instansi pemerintahan telah melaksanakan
mendapat perhatian serius dari pemerintah kegiatannya sesuai dengan tugas dan
dan masyarakat. Hal ini disebabkan karena fungsinya secara efektif dan efisien serta
kelalaian dalam pengamanan aset akan sesuai dengan rencana yang telah
berakibat mudahnya terjadi pencurian, ditetapkan. Dengan demikian pengawasan
penggelapan, dan bentuk manipulasi intern oleh Inspektorat daerah dapat
lainnya. mendorong terwujudnya kinerja SKPD
yang bersih dari praktek-praktek
Peran Inspektorat penyimpangan terutama tindakan
Berdasarkan PP No. 41 Tahun 2007, penyalahgunaan aset. Sebagaimana yang
tentang perangkat daerah, yang terdapat dalam PP No.79 Tahun (2005),
menjelaskan bahwa inspektorat daerah tentang pedoman pembinaan dan
merupakan unsur pengawas penyelenggara pengawasan penyelenggaraan pemerintah
pemerintah daerah yang melakukan daerah, yang menyebutkan bahwa salah-
pengawasan terhadap pelaksanaan urusan satu dari tugas inspektorat adalah
pemerintah di daerah kabupaten/kota. melakukan Pengusutan atas kebenaran
Sesuai dengan Permendagri No. 23 Tahun laporan mengenai adanya indikasi
2007 tentang pedoman tata cara terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi
pengawasan atas penyelenggaraan dan nepotisme, dengan cara melakukan
pemerintahan daerah yang menyatakan pemeriksaan secara berkala terhadap
bahwa ruang lingkup pengawasan seluruh program kegiatan yang dilakukan
Inspektorat Kabupaten/Kota meliputi a) oleh masing-masing SKPD sehingga track
administrasi umum pemerintahan, dan b) record aset selama kegiatan berlangsung
urusan pemerintahan. Pengawasan tersebut dapat diketahui untuk apa saja aset tersebut
dilakukan terhadap,a) kebijakan daerah,b) digunakan.
kelembagaan, c) pegawai daerah, d)
keuangan daerah, serta e) barang dan aset
daerah. Dalam melakukan tugasnya, Penyalahgunaan Aset
inspektorat tidak boleh memihak kepada Menurut Tuanakotta (2007),
siapapun, inspektorat mempunyai Penyalahgunaan aset adalah salah satu
wewenang penuh untuk memeriksa dan bentuk kecurangan yang dilakukan dengan
mengamati setiap bagian dalam cara memiliki secara tidak sah dan
pemerintahan, sehingga dalam penggelapan terhadap aset pemerintah
melaksanakan kegiatannya inspektorat untuk memperkaya diri sendiri dan
dapat bertindak sesubjektif dan seefektif memakai aset tersebut untuk kepentingan
mungkin. Oleh karena itu pula, sebaiknya pribadi, yang biasanya dilakukan oleh
inspektorat tidak mempunyai wewenang karyawan yang bekerja di dalam instansi
langsung atas setiap bagian yang diawasi tersebut. Hal tersebut terjadi karena
sehingga dapat mempertahankan ketidaktertiban mulai dari proses
independensi dalam pemerintahan. pencatatan, pembiayaan sampai pelaporan,
Menurut Peraturan Menteri dalam sehingga track record aset tersebut tidak
Negeri No. 64 Tahun 2007, Inspektorat dapat diketahui. Menurut Molida (2005),
juga berperan melaksanakan fungsi Asset misappropriation (penyalahgunaan
pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan aset) merupakan bentuk fraud yang paling
penilaian tugas pengawasan yang berguna mudah dideteksi karena sifatnya yang
2
tangible atau dapat diukur/dihitung. Kasus- asset, sampel penelitian ini seluruh SKPD
kasus penyalahgunaan aset bisa Kota Bukittinggi. Hasil penelitian ini
dikategorikan kesalahan administratif, membuktikan bahwa peran inspektorat
perdata, atau pidana. Penyelesaian untuk berpengruh signifikan negative terhadap
kasus-kasus seperti penggelapan dan penyalahgunaan asset.
pencurian tidak hanya berhenti sampai aset Arvindo Moningka (2007)
yang disalahgunakan tersebut melakukan penelitian tentang pengaruh
dikembalikan, masih ada proses tuntutan pengendalian internal dan kesesuaian
secara pidana atas tindakan kompensasi terhadap kecendrungan
penyalahgunaannya tersebut. kecurangan akuntansi pada Perusahaan
Menurut Hasan (2000), faktor-faktor Ritel di Manado memperoleh hasil variabel
yang menjadi penyebab terjadinya pengendalian internal berpengaruh negatif
penyalahgunaan aset adalah kurangnya terhadap kecendrungan kecurangan dan
transparansi, mengabaikan pengendalian kesesuaian kompensasi berpengaruh
intern, kolusi diantara para pegawai dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan
pihak ketiga, kurangnya pemeriksaan dan akuntansi yang salah satu jenis kecurangan
pengawasan, lemahnya/tidak adanya akuntansi adalah penyalahgunaan aset.
kebijakan etika korporasi dan komitmen. Murniati (2008) melakukan
Untuk mengatasi masalah penyalahgunaan penelitian dengan judul pengaruh
aset tersebut menurut Akbar (2006), pelaksanaan pengendalian intern dan peran
diperlukan kontrol internal yang kuat, auditor terhadap pencegahan kecurangan
moral karyawan yang teruji dan pihak memperoleh hubungan signifikan positif
pengawas yang profesional, independen antara sistem pengendalian intern dengan
serta berintegritas untuk melakukan pencegahan kecurangan dan peran auditor
pengawasan. dengan pencegahan kecurangan. Salah satu
jenis kecurangan adalah penyalahgunaan
Penelitian sebelumnya aset.
Hasil penelitian Khairudin (2005),
meneliti pengaruh peran inspektorat 1. Hubungan antara sistem pengendalian
terhadap pendeteksian penyalahgunaan aset, intern pemerintah terhadap
sampel penelitian ini seluruh SKPD penyalahgunaan aset
Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian Didalam Peraturan menteri Dalam
ini membuktikan bahwa peran inspektorat Negeri No.13 Tahun 2008, yang
berpengaruh signifikan negatif terhadap menjelaskan bahwa Sistem pengendalian
pendeteksian tindakan penyalahgunaan aset. intern meliputi struktur organisasi, metode,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
Wilopo (2006) meneliti faktor-faktor yang untuk menjaga aset organisasi, mengecek
berpengaruh terhadap kecendrungan ketelitian dan keandalan data akuntansi,
kecurangan akuntansi, sampel penelitian ini apabila pelaksanaan sistem pengendalian
perusahaan publik dan badan usaha milik intern instansi itu berjalan dengan baik dan
Negara, hasil penelitian ini membuktikan berkualitas maka kehandalan laporan
bahwa pengndalian internal yang efektif keuangan dapat terlindungi sehingga dapat
memberikan pengaruh yang signifikan dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan
negative terhadap kecendrungan aset. Sementara itu dalam Peraturan
kecurangan dan salah satu dimensi Pemerintah (PP) No 60 Tahun 2008,
kecurangan adalah penyalahgunaan aset. pengertian Sistem Pengendalian Intern
Hasil penelitian Yudi (2012), adalah Proses yang integral pada tindakan
meneliti pengaruh peran inspektorat dan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
pelaksanaan SPI terhadap penyalahgunaan menerus oleh pimpinan dan seluruh
3
pegawai untuk memberikan keyakinan yang keuangan yang disajikan. Jika suatu
memadai atas tercapainya tujuan organisasi pengendalian intern lemah dalam suatu
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, perusahaan, maka akan memudahkan
keandalan pelaporan keuangan, karyawan untuk mengambil harta kekayaan
pengamanan aset negara, dan ketaatan perusahaan untuk kepentingan pribadinya
terhadap peraturan perundang-undangan. sehingga nantinya akan membuat harta
Menurut Sawyer (2006), Lingkungan kekayaan perusahaan hilang yang bisa
dapat mengundang terjadinya penggelapan memicu untuk melakukan kecurangan
atau kecurangan. Hal ini biasanya terhadap laporan keuangan perusahaan.
merupakan situasi dimana tidak terdapat
kontrol, atau kontrol internnya lemah, atau Hasil penelitian yang dilakukan oleh
terdapat kontrol intern namun tidak Wilopo (2006) meneliti faktor-faktor yang
berfungsi. berpengaruh terhadap kecendrungan
kecurangan akuntansi, sampel penelitian ini
Wilopo (2006) menyatakan jika suatu perusahaan publik dan badan usaha milik
pengendalian internal perusahaan lemah, Negara, hasil penelitian ini membuktikan
maka akan mengakibatkan kekayaan bahwa pengndalian internal yang efektif
perusahaan tidak terjamin keamanannya, memberikan pengaruh yang signifikan dan
informasi akuntansi yang ada tidak teliti negative terhadap kecendrungan
dan tidak dapat dipercaya, tidak efisien dan kecurangan.
efektifnya kegiatan-kegiatan
operasional/perusahaan serta tidak dapat 2. Hubungan antara peran inspektorat
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang terhadap penyalahgunaan aset
ditetapkan. Inspektorat daerah merupakan unsur
pemeriksa dan pengawas penyelenggara
Menurut Fitrina (2010), jika suatu pemerintah daerah yang melakukan
struktur pengendalian intern di instansi pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pemerintah daerah lemah, maka akan pelaksanaan urusan pemerintah di daerah
mengakibatkan kekayaan atau aset suatu kabupaten/kota. Yang kegiatan utama
negara yang dikelola pemerintah daerah inspektorat meliputi audit, reviu,
tidak terjamin keamanannya, informasi pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
akuntansi yang ada tidak diteliti dan tidak pengawasan lainnya berupa sosialisasi,
dapat dipercaya, tidak efisien dan efektifnya asistensi dan konsultansi, yang berpedoman
kegiatan-kegiatan operasional entitas serta pada Standar Audit Jadi dengan adaya
tidak dapat dipatuhinya kebijakan Kepala inspektorat yang berintegritas dan
Daerah dan perundang-undangan yang berkualitas maka penyalahgunaan aset
ditetapkan. dapat ditanggulangi sehingga aset negara
dapat terlindungi demi menjaga
Menurut Arie (2008), Nani (2010)
kemakmuran masyarakat.
dan Fitrina (2010), sistem pengendalian
Peraturan Menteri Dalam Negeri No
intern yang efektif memberikan pengaruh
64 Tahun 2007 pasal 4 menyatakan bahwa
yang signifikan negatif terhadap tingkat
dalam melaksanakan tugas pengawasan
kecurangan dalam laporan keuangan. Hal
urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi,
ini menunjukkan bahwa semakin efektif
Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai
sistem pengendalian internal pada
perencanaan program pengawasan,
perusahaan maka akan mengurangi
perumusan kebijakan dan fasilitas
kecurangan pelaporan keuangan.
pengawasan, pemeriksaan, pengusutan,
Sebaliknya, apabila sistem pengendalian
pengujian, dan penilaian tugas pengawasan
intern lemah, maka akan memudahkan
terjadinya kecurangan terhadap laporan
4
yang berguna untuk mendeteksi apakah dalam menyelesaikan masalah ini yaitu
terjadi penyimpangan atau tidak pihak (Inspektorat) yang indenpenden.
Dalam PP No. 79 tahun 2005, tentang Pelaksanaan sistem pengendalian
pedoman pembinaan dan pengawasan intern pemerintah merupakan faktor penting
penyelenggaraan pemerintah daerah yang tidak bisa dilepaskan di dalam
menyebutkan, inspektorat melakukan terwujudnya pemerintahan yang bersih,
pengawasan sesuai dengan tugasnya dengan adanya pelaksanaan sistem
meliputi pengusutan atas kebenaran laporan pengendalian intern yang efektif maka aset
mengenai adanya indikasi terjadinya di dalam instansi pemerintahan akan aman,
penyimpangan, korupsi, kolusi dan sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
nepotisme. terjamin, apabila pelaksanaan sistem
Sesuai dengan PP no. 41 tahun pengendalian intern lemah maka aset-aset
(2007), Inspektorat daerah merupakan didaerah mudah untuk diselewengkan.
unsur pemeriksa dan pengawas Disamping itu dengan adanya
penyelenggara pemerintah daerah yang pemeriksaan dan pengawasan yang
melakukan pengawasan terhadap dilakukan oleh inspektorat maka akan
pelaksanaan urusan pemerintah di daerah, dapat diketahui apakah suatu instansi
jadi dengan adanya peran efektif yang pemerintah telah melaksanakan kegiatannya
dijalankan oleh inspektorat maka akan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
dapat mengurangi terjadinya efisien dan efektif. Dengan demikian
penyalahgunaan aset. apabila peran inspektorat dijalankan dengan
Hasil penelitian Khairudin (2005), baik dan berintegritas maka akan dapat
yang membuktikan bahwa peran mengurangi terjadinya penyalahgunaan
inspektorat berpengaruh signifikan negatif aset, sebagaimana sesuai dengan salah satu
terhadap pendeteksian tindakan tugas pokoknya mengusut atas kebenaran
penyalahgunaan aset. laporan mengenai adanya indikasi
Daam penelitian yang dilakukan oleh penyimpangan
Tuasikal pada tahun 2006 dengan objek
penelitian di Provinsi dan Kabupaten/Kota Gambar Kerangka Konseptual
di Maluku. Penelitian ini berjudul Pengaruh
Peran Inspektorat, Pemahaman Sistem
Pelaksanaan
Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan
SPIP
Keuangan terhadap kinerja SKPD(Studi
Penyalahgun
pada Provinsi dan Kabupaten/Kota di
Maluku) menunjukkan bahwa peran aan Aset
inspektorat berpengaruh signifikan negatif
terhadap kecurangan akuntansi. Jadi dapat Peran
disimpulkan bahwa semakin baik peran Inspektorat
inspektorat maka tindakan penyalahgunaan
aset dapat diminimalisir. Gambar 1. Diagram Hubungan antar
Variabel Penelitian
12
keterbatasan dalam penelitian ini, Assurance,Edisi 12,Ahli Bahasa
diantaranya yaitu: Tim Dejacarta.Jakarta: PT Indeks.
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Djahari,2006. Invetarisir Terhadap Aset
satu kota saja. Penelitian ini Daerah. Melalui
kemungkinan akan menunjukkan (www.google.com)
hasil yang berbeda jika sampel Hasan Saefuddien.2000. faktor-faktor yang
ditambah sebagai objek mempengaruhi penyalahgunaan aset.
penelitiannya. bahan Konvensi Nasional Akuntan
2. Karena rentang waktu antara fenomena IV.
yang terjadi dengan pelaksanaan Johansyah,Ludy.2007. Pengelolaan
penelitian menyebabkan adanya Keuangan Daerah,Palangka.
perbedaan antara hasil penelitian dan Kalimantan timur
fenomena yang terjadi. ini dapat dilihat Mardi.2009. Peran Inspektorat Sebagai
dari tingginya TCR, kemungkinan
Pengawas Internal.
populasi penelitian yaitu SKPD Kota
Padang telah memperbaiki Sistem
Sumbarprov.go.id
Pengendalian Internnya dan Inspektorat Mulyadi.1993. Sistem Informasi
daerah telah melaksanakan tugasnya akuntansi,Yogyakarta: LPKN.
dengan baik. Peraturan Pemerintah No.79 Tahun (2005).
3. Kuisioner yang peneliti sebarkan Tentang Pedoman Pembinaan dan
masih terdapat keterbatasan, karena Pengawasan Penyelenggaraan
pernyataan dalam kuisioner hanya Pemerintah Daerah. Melalui
menggunakan pernyataan positif (www.presidenri.go.id)
saja. Sehingga ini menyebabkan [07/12/2011].
responden diarahkan untuk pilihan ___________________. No.60 tahun
jawaban yang baik atau positif saja. 2008,tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Melalui
5. SARAN (www.presidenri.go.id)
Berdasarkan hasil penelitian [07/12/2011].
yang telah dilakukan, ada beberapa ___________________. No.41 tahun 2007.
saran yang dapat dipertimbangkan oleh Tentang perangkat daerah. Melalui
beberapa pihak: (www.presidenri.go.id)
1. Untuk penelitian selanjutnya [07/12/2011].
kuesioner perlu dimodifikasi dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23
lebih dispesifikasikan agar hasilnya Tahun 2007. Tentang Pedoman
tidak bias. Tata Cara Pengawasan Atas
2. Memperbanyak jumlah sampel yang Penyelenggaraan Pemerintah
akan diteliti dengan memperluas Daerah. Melalui
daerah penelitian agar penelitian (www.presidenri.go.id)
tersebut lebih menunjukkan hasil [05/06/2011]
yang nyata. ___________________. No. 64 tahun
(2007) Tentang Pedoman Teknis
Organisasi dan Tata Kerja
DAFTAR PUSTAKA Inspektorat kabupaten/kota.
Agoes,Sukrisno.2008. Auditing Melalui (www.presidenri.go.id)
Pemeriksaan Akuntansi Oleh [03/06/2011]
Kantor Akuntan Publik. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas ___________________.No.13 tahun 2008.
Ekonomi Universitas Indonesia. Tentang Pedoman Pengelolaan
Arens A,Alvin,Elder j.Ronald & Beasley Keuangan Negara. Melalui
Mark 2008. Auditing dan jasa
13
(www.presidenri.go.id)
[03/06/2011]
Priyatno,duwi.2011. SPSS Analisis Statistik
Data.Yogyakarta: MediaKom
Satria.budi.2010, Pengaruh Peran
Inspektorat Daerah dan
Pelaksanaan Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Terwujudnya
Akuntabilitas Publik. Skripsi.
UNP. Padang.
Singleton,Tommie,et,al. 2006. Fraud
Auditing And Forensic Accounting.
Canada: John Wley and Sons,Inc
Sawyer,B lawrence,moretimer A & James
H.Scheiner.2006.Sawyer’s Internal
Audit. Buku 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Tuanakotta.2007. Association of Certified
Fraud Examiners
(ACFE).Amerika Serikat.
Undang-undang Nomor.15 tahun 2004.
Tentang objek pemeriksaan
Inspektorat daerah. Melalui
(www.presidenri.go.id)
[03/06/2011].
14
LAMPIRAN
c) Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Analisis
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
A. statistik deskriptif Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 49.995 7.141 7.001 .000
Pelaksanaan SPIP .019 .191 .020 .101 .920
Peran Inspektorat -.094 .242 -.076 -.386 .701
Maximu Std. a. Dependent Variable: ABSUT
N Minimum m Mean Deviation
Sum of
Valid N Model Squares df Mean Square F Sig.
74
(listwise) 1 Regression 456.691 2 228.346 25.069 .000a
Residual 646.714 71 9.109
Total 1103.405 73
a. Predictors: (Constant), Peran Inspektorat, Pelaksanaan SPIP
b. Dependent Variable: Penyalahgunaan Aset
B. Teknik Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data
Residual
Model Summary
N 74 Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
Normal Mean .0000000 1 .643a .414 .397 3.01805
a,,b
Parameters Std. 2.97642374 a. Predictors: (Constant), Peran Inspektorat,
Pelaksanaan SPIP
Deviation
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .825
a
Coefficients
Asymp. Sig. (2-tailed) .504 Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
a. Test distribution is Normal. Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 85.164 5.463 15.589 .000
b. Calculated from data. Pelaksanaan SPIP-.324 .147 -.332 -2.206 .031
Peran Inspektorat-.427 .185 -.347 -2.307 .024
a.Dependent Variable: Penyalahgunaan Aset
b) Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
15