1 SM
1 SM
1 SM
ABSTRACT
The prevalence of obesity in women is higher than men. This is caused by high
energy intake, low activity level, hight percentage of body fat, and use kind of
contraception hormonal. This study aimed to determine the relationship between
energy sufficiency level, physical activity, and percentage of body fat with
incidence of obesity in women workers. It was a observational research with
cross sectional design. The study population was 130 female workers and a
sample of 52 people were selected by random sampling. This study uses primary
data which includes: anthropometry (weight and height), respondent
characteristics, nutritional consumption survey (24-hour recall), and physical
activity using Physical Activity Ratio (PAR). Data analysis was performed using
the chi square test. The results shawn majority of women workers included in
obese (BMI>27,0) was 73.1%, high energy sufficiency level (≥100% RDA) was
67.3%, mild physical activity (1,40 - 1,69) was 82.7%, and high percentage of
body fat (≥32%) was 65.4%. The analysis showed that there was a relationship
between energy sufficiency level and percentage of body fat, between
percentage of body fat and obesity (p<0.05). There was no relationship between
physical activity and percentage of body fat, and between hormonal
contraception with obesity (p≥0.05). It is expected that women workers can
monitor their weight by paying attention to the intake of food consumed and
increase physical activity regularly.
314
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
315
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
316
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
*p=0,001;CC=0,540
Berdasarkan hasil analisis PEMBAHASAN
diperoleh p = 0,001, atau p<0,05 yang Hubungan Tingkat Kecukupan
berarti ada hubungan antara Energi dengan Persentase Lemak
persentase lemak tubuh dengan Tubuh
kejadian obesitas, dengan nilai Berdasarkan hasil penelitian
Contingency Coefficient (CC) 0,540 didapatkan p = 0,001 atau p<0,05
yang berarti berkorelasi cukup. yang berarti ada hubungan antara
tingkat kecukupan energi dengan
KB Hormonal dengan Kejadian persentase lemak tubuh, dengan nilai
Obesitas Contingency Coefficient (CC) 0,559
Kejadian obesitas lebih banyak yang berarti berkorelasi cukup,
terjadi pada responden yang tidak sebagian besar responden dengan
menggunakan KB Hormonal yaitu persen lemak tubuh kategori overfat
sebesar 51,9%. (Tabel 5) terjadi pada responden yang tingkat
Tabel 5. Hubungan KB Hormonal kecukupan energi yang berlebih
dengan Kejadian Obesitas (67,3%).
KB Kejadian Obesitas Hal tersebut disebabkan
Hor Overweigh Obe karena masih banyak responden yang
Total mengkonsumsi nasi dan cemilan
mon t sitas
al f % f % f %berupa gorengan. Asupan energi yang
Tida 36 100 baik tidak diimbangi dengan olahraga
9 17,3 27 51,9 dan aktivitas fisik yang baik, dari hasil
k
Ya 5 9,6 11 21,2 16 100 wawancara menunjukkan sebagian
*p = 0,896 besar responden selepas bekerja lebih
Berdasarkan hasil analisis sering menghabiskan waktu di rumah,
diperoleh p = 0,896, atau p>0,05 yang menonton televisi dan bermain dengan
berarti tidak ada hubungan antara KB anak.
hormonal dengan kejadian obesitas. Energi merupakan hasil
metabolisme karbohidrat, protein, dan
Genetik Dengan Kejadian Obesitas lemak yang terkandung dalam setiap
Sebagian besar kejadian makanan yang diasup seseorang.
obesitas terjadi pada responden Setiap zat gizi menyumbangkan energi
dengan bawaan genetik obesitas yaitu yang berbeda. Lemak mempunyai
sebesar 87,5,%. (Tabel 6) energi besar yaitu 9 kkal dibandingkan
Tabel 6. Hubungan Genetik Dengan karbohidrat dan protein yang masing-
Kejadian Obesitas masing mempunyai energi sebesar 4
Kejadian Obesitas kkal. Semakin tinggi asupan energi,
Over Total maka persen lemak tubuhpun akan
Genetik Obesitas semakin tinggi. Ini sejalan dengan teori
weight
f % f % f % yang menyatakan bahwa asupan
Tidak 21, 32, energi yang melebihi kebutuhan akan
11 17 28 100disimpan sebagai cadangan energi
2 7
Ya 40, dalam bentuk lemak tubuh.5
3 5,8 21 24 100 Hasil ini sejalan dengan
4
*p=0,063 penelitian yang menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil analisis asupan energi berkorelasi positif
diperoleh p = 0,063, atau p>0,05 yang bermakna dengan persen lemak tubuh
berarti tidak ada hubungan antara (r=0,228;p=0,080), mengartikan bahwa
genetik dengan kejadian obesitas. semakin tinggi asupan energi, maka
317
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
persen lemak tubuh akan semakin energi didalam tubuh. Apabila energi
tinggi.6 Penelitian lain menyebutkan tidak terpakai maka akan disimpan
bahwa asupan energi merupakan dalam bentuk asam lemak di jaringan
faktor risiko obesitas ibu rumah adiposa. Meningkatknya jaringan
tangga. Ibu rumah tangga yang adiposa ditubuh akan menyebabkan
memiliki asupan energi tinggi (>100% kenaikan berat badan yang dalam
AKG) akan berisiko 8,6 kali lebih besar jangka panjang akan menjadi
5,8
menjadi obesitas dibandingkan dengan obesitas. Semakin tua usia
ibu rumah tangga yang memiliki seseorang, kurang aktif bergerak
asupan energi cukup (≤100% AKG).5 menyebabkan massa otot dalam tubuh
Asupan energi diperoleh dari makanan cenderung menurun dan kehilangan
dan minuman yang dikonsumsi tiap otot menyebabkan perlambatan tingkat
harinya. Asupan energi yang energi pembakaran kalori dalam tubuh.
yang tinggi menyebabkan peningkatan Semakin bertambah usia dan dengan
simpanan energi didalam tubuh. asupan kalori yang tetap, tubuh
Apabila simpanan energi tidak semakin sulit untuk membakar kalori
digunakan maka simpanan energi yang masuk sehingga terjadi
tersebut akan diubah menjadi lemak penumpukan energy didalam tubuh
disimpan di jaringan adiposa yang dan berdampak pada obesitas.9
dapat meningkatkan berat badan dan Hasil ini sejalan dengan
dalam jangka panjang akan penelitian yang menyatakan tidak ada
menyebabkan obesitas.7 hubungan yang bermakna antara
aktivitas fisik dengan persentase
Hubungan Aktivitas Fisik dengan lemak tubuh (p = 0,247).6 Penelitian
Persentase Lemak Tubuh lain menyatakan bahwa aktivitas fisik
Berdasarkan hasil penelitian merupakan faktor risiko obesitas ibu
didapatkan p = 0,717 atau p>0,05 rumah tangga. Ibu rumah tangga yang
yang berarti tidak ada hubungan memiliki aktivitas fisik rendah
antara aktivitas fisik dengan mempunyai risiko 5,5 kali menjadi
persentase lemak tubuh, sebagian obesitas dibandingkan dengan ibu
besar responden dengan persentase rumah tangga yang memiliki aktivitas
lemak tubuh kategori overfat memiliki fisik tinggi.10 Penelitian lain juga
aktivitas fisik ringan (63,5%). menyebutkan setiap penurunan 1 poin
Tidak adanya hubungan antara dari skor aktivitas fisik dapat
aktivitas fisik dengan persentase lemak meningkatkan IMT sebesar 1,25
tubuh dikarenakan sebagian besar kg/m2.8
responden dengan persentase lemak Hasil ini berbeda dari penelitian
tubuh lebih mereka memiliki aktivitas tentang aktivitas fisik yang ditemukan
yang termasuk dalam kategori sedang, berhubungan bermakna dengan
seperti diantaranya berkebun, obesitas (nilai p = 0,001).9 Hasil
bersepeda, berjalan kaki lebih lama tersebut dapat disebabkan oleh
daripada responden yang tingkat perbedaan alat ukur yang digunakan
aktivitas fisiknya masuk dalam kategori dalam pengukuran aktivitas fisik atau
rendah. perbedaan variasi aktivitas fisik.
Obesitas terjadi karena
ketidakseimbangan energi yang masuk Hubungan Persentase Lemak Tubuh
dengan energi yang dikeluarkan. dengan Kejadian Obesitas
Aktifitas fisik dapat meningkatkan total Berdasarkan hasil penelitian
energi yang dikeluarkan sehingga didapatkan p = 0,001 atau p<0,05
dapat mempertahankan keseimbangan yang berarti ada hubungan antara
318
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
319
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Hubungan Faktor Genetik dengan faktor gaya hidup dan faktor genetik.
Kejadian Obesitas Penelitian menunjukkan bahwa rata-
Berdasarkan hasil penelitian rata faktor genetik memberikan
didapatkan p = 0,063 atau p>0,05 pengaruh sebesar 33% terhadap berat
yang berarti tidak ada hubungan badan seseorang. Meskipun beberapa
antara genetik dengan kejadian orang memang memiliki
obesitas, kejadian obesitas lebih kecenderungan untuk kelebihan berat
banyak terjadi pada responden dengan badan atau bahkan obesitas, namun
bawaan genetik obesitas (40,4%). para peneliti menemukan bahwa
Tidak adanya hubungan antara mereka yang memiliki gaya hidup aktif
faktor genetik dengan kejadian dapat mencegah obesitas karena
obesitas, disebabkan berubahnya alasan genetis.16
gaya hidup dan pola konsumsi Hal ini serupa dengan
responden. Obesitas dipengaruhi oleh penelitian yang menyatakan bahwa
faktor genetik dan lingkungan. variabel keturunan atau genetik tidak
Obesitas diturunkan dari keluarga bisa berpengaruh terhadap kejadian
merupakan faktor genetik. Tetapi obesitas. Peningkatan risiko menjadi
faktor lingkungan juga memiliki obesitas tersebut kemungkinan
pengaruh besar, yang mencakup disebabkan oleh faktor lingkungan
perilaku gaya hidup seperti asupan atau kebiasaan dalam keluarga.17
makan seseorang dan tingkat aktivitas Sejalan dengan penelitian yang
fisik yang dilakukan.13 Perubahan menyatakan tidak ada hubungan yang
gaya hidup berpengaruh pada bermakna antara faktor genetik
peningkatan berat badan yaitu terjadi dengan tingkat obesitas (p=0,068).18
peningkatan sekitar 50-60 kalori dari
asupan kalori sehari dan penurunan KESIMPULAN
aktivitas fisik bisa menyebabkan 1. Sebagian besar responden
peningkatan 2,4 kg berat tubuh termasuk dalam : kriteria obes
pada akhir tahun. 95% penderita (73,1%), persentase lemak tubuh
obesitas, kelebihan konsumsi dapat kategori overfat (78,8%), tingkat
dihasilkan oleh beberapa faktor kecukupan energi kategori lebih
lingkungan. Kesibukan menyebabkan (69,2%), aktivitas fisik kategori
mereka memilih makan di luar atau ringan (82,7%), tidak mempunyai
menyantap kudapan (jajanan). Lebih riwayar genetik obesitas (53,8), dan
jauh lagi kebiasaan ini dipengaruhi tidak memakai KB Hormonal
oleh keluarga, teman dan terutama (69,2%).
iklan di televisi.14 2. Tingkat kecukupan energi
Mekanisme obesitas yakni berhubungan dengan persentase
terjadi ketidakseimbangan antara lemak tubuh
asupan makanan dengan 3. Aktivitas fisik tidak berhubungan
pengeluaran. Walaupun faktor lain dengan persentase lemak tubuh
misalnya genetik sangat 4. Persentase lemak tubuh
mempengaruhi, tapi mulai tidak berhubungan dengan kejadian
diperhitungkan, karena kenyataannya obesitas
lingkungan lebih menentukan.15 5. Akseptor KB hormonal tidak
Anggota keluarga tidak hanya berbagi berhubungan dengan kejadian
gen, tetapi juga makanan dan obesitas
kebiasaan gaya hidup, yang bisa 6. Genetik tidak berhubungan dengan
mendorong terjadinya obesitas. kejadian obesitas
Seringkali sulut untuk memisahkan
320
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
321
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
322