1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, AKTIVITAS FISIK, DAN


PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA
PEKERJA WANITA (Studi pada Perusahaan Makanan Ringan
di Semarang)

Radix Cita Mafngula Nandar, Siti Fatimah Pradigdo, Suyatno


Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : [email protected]

ABSTRACT

The prevalence of obesity in women is higher than men. This is caused by high
energy intake, low activity level, hight percentage of body fat, and use kind of
contraception hormonal. This study aimed to determine the relationship between
energy sufficiency level, physical activity, and percentage of body fat with
incidence of obesity in women workers. It was a observational research with
cross sectional design. The study population was 130 female workers and a
sample of 52 people were selected by random sampling. This study uses primary
data which includes: anthropometry (weight and height), respondent
characteristics, nutritional consumption survey (24-hour recall), and physical
activity using Physical Activity Ratio (PAR). Data analysis was performed using
the chi square test. The results shawn majority of women workers included in
obese (BMI>27,0) was 73.1%, high energy sufficiency level (≥100% RDA) was
67.3%, mild physical activity (1,40 - 1,69) was 82.7%, and high percentage of
body fat (≥32%) was 65.4%. The analysis showed that there was a relationship
between energy sufficiency level and percentage of body fat, between
percentage of body fat and obesity (p<0.05). There was no relationship between
physical activity and percentage of body fat, and between hormonal
contraception with obesity (p≥0.05). It is expected that women workers can
monitor their weight by paying attention to the intake of food consumed and
increase physical activity regularly.

Keywords : Obesity, energy sufficiency level, physical activity,


percentage of
body fat, women workers.
Bibliography : 65 (1994 - 2017)

PENDAHULUAN makanan yang berlebih disimpan


Kejadian obesitas pada wanita sebagai cadangan energi pada tubuh
dua kali lebih tinggi dibandingkan manusia dalam bentuk lemak yang jika
dengan pria. Hal ini disebabkan oleh tidak terdistribusi dengan baik dalam
asupan makan, tingkat aktivitas, jangka panjang akan menumpuk dan
penyimpanan lemak yang lebih menyebabkan obesitas. Kegemukan
banyak, juga hormon estrogen dan dan obesitas merupakan faktor risiko
progesteron yang mempengaruhi kejadian penyakit degenerativ seperti
sistem metabolisme mereka. Asupan diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

314
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kardiovaskular, dan kanker.1,2 Di meliputi : antropometri (berat dan


semua wilayah di Asia Tenggara, tinggi badan), karakteristik responden,
perempuan lebih banyak menderita survei konsumsi gizi (recall 24 jam),
obesitas dibanding pria.9 Di Indonesia dan aktivitas fisik menggunakan
masalah obesitas cenderung Physical Activity Ratio (PAR). Sampel
meningkat. Data Riset Kesehatan penelitian menggunakan tehnik
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 random sampling, didapatkan sampel
menunjukkan bahwa prevalensi berjumlah 52 orang. Analisis data yang
obesitas pada perempuan dewasa dilakukan yaitu analisis univariat dan
(>18 tahun) pada tahun 2013 sebesar bivariat dengan menggunakan uji chi
32,9%, naik 18,1% dari tahun 2007 square.
(13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010
(15,5%).3 HASIL
Penyebab terjadinya kelebihan Karakteristik Responden Penelitian
berat badan dan obesitas berkaitan Karakteristik responden
dengan berbagai faktor, baik faktor penelitian dalam penelitian ini
yang tidak dapat diubah maupun faktor diantaranya usia, pendidikan, bagian,
yang dapat diubah. Faktor risiko yang masa kerja, genetik dan KB hormonal.
tidak dapat diubah meliputi : genetik, Sebagian besar responden berusia
etnik, jenis kelamin, dan umur. produktif (86,5%), hampir seluruh
Sementara faktor risiko yang dapat responden berpendidikan tinggi (SLTA
diubah adalah konsumsi makanan, dan PT) (94,2%), sebagian besar
gaya hidup, dan aktivitas fisik.4 responden adalah bagian produksi :
Berdasarkan survei shift A, B, dan C (67,3%), sebagian
pendahuluan yang dilakukan, besar responden masa kerjanya lama
didapatkan data kesehatan pekerja yaitu ≥ 5 tahun (80,8%), lebih banyak
dari poliklinik perusahaan terdapat responden yang tidak memiliki genetik
130 orang pekerja wanita, dan obesitas (53,8), dan sebagian besar
38,46% dari mereka termasuk dalam responden tidak memakai KB
kategori obesitas. Peneliti juga Hormonal (69,2%). Berikut distribusi
melakukan wawancara dengan karakteristik responden penelitian
sedikitnya 10 pekerja, didapatkan (Tabel 1)
jawaban bahwa mereka masih jarang Tabel 1. Distribusi Frekuensi
atau kurang dalam melakukan Responden Penelitian
aktivitas fisik, dan juga belum Kategori N (%)
mengatur pola konsumsi dengan baik. Usia
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian Tidk produktif ( > 7 13,5
mengenai hubungan tingkat 50th ) 4 86,5
kecukupan energi, aktivitas fisik, dan Produktif (15 – 49 5
persentase lemak tubuh dengan tahun)
kejadian obesitas pada pekerja Total 5 100,0
wanita. 2
Pendidikan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Rendah ( SMP ) 3 5,8
penelitian kuantitatif dengan jenis Tinggi ( SMA, PT ) 4 94,2
analitik observasional melalui 9
pendekatan cross sectional. Penelitian Total 5 100,0
ini menggunakan data primer yang 2

315
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Jenis pekerjaan *p=0,001;CC=0, 559


Berdasarkan hasil analisis
Officer 1 diperoleh p = 0,001, atau p<0,05 yang
32,7
7 berarti ada hubungan antara tingkat
Produksi 3 kecukupan energi dengan persentase
67,3
5 lemak tubuh, dan nilai Contingency
Total 5 Coefficient (CC) 0,559 yang berarti
100,0
2 berkorelasi cukup.
Masa kerja
Aktifitas Fisik Dengan Persentase
Baru ( ≤ 5 tahun) 1 Lemak Tubuh
19,2
0 Sebagian besar responden
Lama ( ≥ 5 tahun) 4 dengan persentase
80,8 lemak tubuh
2 kategori overfat memiliki aktivitas fisik
Total 5 ringan yaitu sebanyak 63,5%. (Tabel
100,0
2 3)
Genetik Tabel 3. Hubungan Aktifitas Fisik
Tidak 2 Dengan Persentase Lemak Tubuh
53,8
8 Persentase Lemak Tubuh
Ya 2 46,2 Normal
Aktivi overfat Total
4
tas Fisik
Total 5 100,0 f % f % f %
2 Sedang 15, 9 100
KB Hormonal 1 1,9 8
4
Ringan 1 19, 3 63, 4 100
Tidak 3 69,2 0 2 3 5 3
6 *p=0,717
Ya 1 30,8 Berdasarkan hasil analisis
6 diperoleh p = 0,717, atau ini p>0,05
Total 5 100,0
yang berarti tidak ada hubungan
2 antara aktivitas fisik dengan
persentase lemak tubuh.
Tingkat Kecukupan Energi dengan
Persentase Lemak Tubuh Persentase Lemak Tubuh dengan
Sebagian besar responden Kejadian Obesitas
dengan persen lemak tubuh kategori Sebagian besar kejadian
overfat terjadi pada responden yang obesitas terjadi pada responden yang
tingkat kecukupan energi nya lebih memiliki persentase lemak tubuh
yaitu sebanyak 67,3%. (Tabel 2) kategori overfat yaitu sebanyak 69,2%.
Tabel 2. Hubungan Tingkat Kecukupan (Tabel 4)
Energi dengan Persentase Lemak Tabel 4. Hubungan Persentase Lemak
Tubuh Tubuh dengan Kejadian Obesitas
Persentase Lemak Tubuh Persen Kejadian Obesitas
Normal tase Over Total
Overfat Total Obesitas
TKE Lemak weight
f % f % f % Tubuh f % f % f %
Kurang 19, 11, 16 100Normal 17, 11 100
10 6 9 2 3,8
2 5 3
Lebih 67, 35 100Overfat 69, 41 100
1 1,9 35 5 9,6 36
3 2

316
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

*p=0,001;CC=0,540
Berdasarkan hasil analisis PEMBAHASAN
diperoleh p = 0,001, atau p<0,05 yang Hubungan Tingkat Kecukupan
berarti ada hubungan antara Energi dengan Persentase Lemak
persentase lemak tubuh dengan Tubuh
kejadian obesitas, dengan nilai Berdasarkan hasil penelitian
Contingency Coefficient (CC) 0,540 didapatkan p = 0,001 atau p<0,05
yang berarti berkorelasi cukup. yang berarti ada hubungan antara
tingkat kecukupan energi dengan
KB Hormonal dengan Kejadian persentase lemak tubuh, dengan nilai
Obesitas Contingency Coefficient (CC) 0,559
Kejadian obesitas lebih banyak yang berarti berkorelasi cukup,
terjadi pada responden yang tidak sebagian besar responden dengan
menggunakan KB Hormonal yaitu persen lemak tubuh kategori overfat
sebesar 51,9%. (Tabel 5) terjadi pada responden yang tingkat
Tabel 5. Hubungan KB Hormonal kecukupan energi yang berlebih
dengan Kejadian Obesitas (67,3%).
KB Kejadian Obesitas Hal tersebut disebabkan
Hor Overweigh Obe karena masih banyak responden yang
Total mengkonsumsi nasi dan cemilan
mon t sitas
al f % f % f %berupa gorengan. Asupan energi yang
Tida 36 100 baik tidak diimbangi dengan olahraga
9 17,3 27 51,9 dan aktivitas fisik yang baik, dari hasil
k
Ya 5 9,6 11 21,2 16 100 wawancara menunjukkan sebagian
*p = 0,896 besar responden selepas bekerja lebih
Berdasarkan hasil analisis sering menghabiskan waktu di rumah,
diperoleh p = 0,896, atau p>0,05 yang menonton televisi dan bermain dengan
berarti tidak ada hubungan antara KB anak.
hormonal dengan kejadian obesitas. Energi merupakan hasil
metabolisme karbohidrat, protein, dan
Genetik Dengan Kejadian Obesitas lemak yang terkandung dalam setiap
Sebagian besar kejadian makanan yang diasup seseorang.
obesitas terjadi pada responden Setiap zat gizi menyumbangkan energi
dengan bawaan genetik obesitas yaitu yang berbeda. Lemak mempunyai
sebesar 87,5,%. (Tabel 6) energi besar yaitu 9 kkal dibandingkan
Tabel 6. Hubungan Genetik Dengan karbohidrat dan protein yang masing-
Kejadian Obesitas masing mempunyai energi sebesar 4
Kejadian Obesitas kkal. Semakin tinggi asupan energi,
Over Total maka persen lemak tubuhpun akan
Genetik Obesitas semakin tinggi. Ini sejalan dengan teori
weight
f % f % f % yang menyatakan bahwa asupan
Tidak 21, 32, energi yang melebihi kebutuhan akan
11 17 28 100disimpan sebagai cadangan energi
2 7
Ya 40, dalam bentuk lemak tubuh.5
3 5,8 21 24 100 Hasil ini sejalan dengan
4
*p=0,063 penelitian yang menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil analisis asupan energi berkorelasi positif
diperoleh p = 0,063, atau p>0,05 yang bermakna dengan persen lemak tubuh
berarti tidak ada hubungan antara (r=0,228;p=0,080), mengartikan bahwa
genetik dengan kejadian obesitas. semakin tinggi asupan energi, maka

317
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

persen lemak tubuh akan semakin energi didalam tubuh. Apabila energi
tinggi.6 Penelitian lain menyebutkan tidak terpakai maka akan disimpan
bahwa asupan energi merupakan dalam bentuk asam lemak di jaringan
faktor risiko obesitas ibu rumah adiposa. Meningkatknya jaringan
tangga. Ibu rumah tangga yang adiposa ditubuh akan menyebabkan
memiliki asupan energi tinggi (>100% kenaikan berat badan yang dalam
AKG) akan berisiko 8,6 kali lebih besar jangka panjang akan menjadi
5,8
menjadi obesitas dibandingkan dengan obesitas. Semakin tua usia
ibu rumah tangga yang memiliki seseorang, kurang aktif bergerak
asupan energi cukup (≤100% AKG).5 menyebabkan massa otot dalam tubuh
Asupan energi diperoleh dari makanan cenderung menurun dan kehilangan
dan minuman yang dikonsumsi tiap otot menyebabkan perlambatan tingkat
harinya. Asupan energi yang energi pembakaran kalori dalam tubuh.
yang tinggi menyebabkan peningkatan Semakin bertambah usia dan dengan
simpanan energi didalam tubuh. asupan kalori yang tetap, tubuh
Apabila simpanan energi tidak semakin sulit untuk membakar kalori
digunakan maka simpanan energi yang masuk sehingga terjadi
tersebut akan diubah menjadi lemak penumpukan energy didalam tubuh
disimpan di jaringan adiposa yang dan berdampak pada obesitas.9
dapat meningkatkan berat badan dan Hasil ini sejalan dengan
dalam jangka panjang akan penelitian yang menyatakan tidak ada
menyebabkan obesitas.7 hubungan yang bermakna antara
aktivitas fisik dengan persentase
Hubungan Aktivitas Fisik dengan lemak tubuh (p = 0,247).6 Penelitian
Persentase Lemak Tubuh lain menyatakan bahwa aktivitas fisik
Berdasarkan hasil penelitian merupakan faktor risiko obesitas ibu
didapatkan p = 0,717 atau p>0,05 rumah tangga. Ibu rumah tangga yang
yang berarti tidak ada hubungan memiliki aktivitas fisik rendah
antara aktivitas fisik dengan mempunyai risiko 5,5 kali menjadi
persentase lemak tubuh, sebagian obesitas dibandingkan dengan ibu
besar responden dengan persentase rumah tangga yang memiliki aktivitas
lemak tubuh kategori overfat memiliki fisik tinggi.10 Penelitian lain juga
aktivitas fisik ringan (63,5%). menyebutkan setiap penurunan 1 poin
Tidak adanya hubungan antara dari skor aktivitas fisik dapat
aktivitas fisik dengan persentase lemak meningkatkan IMT sebesar 1,25
tubuh dikarenakan sebagian besar kg/m2.8
responden dengan persentase lemak Hasil ini berbeda dari penelitian
tubuh lebih mereka memiliki aktivitas tentang aktivitas fisik yang ditemukan
yang termasuk dalam kategori sedang, berhubungan bermakna dengan
seperti diantaranya berkebun, obesitas (nilai p = 0,001).9 Hasil
bersepeda, berjalan kaki lebih lama tersebut dapat disebabkan oleh
daripada responden yang tingkat perbedaan alat ukur yang digunakan
aktivitas fisiknya masuk dalam kategori dalam pengukuran aktivitas fisik atau
rendah. perbedaan variasi aktivitas fisik.
Obesitas terjadi karena
ketidakseimbangan energi yang masuk Hubungan Persentase Lemak Tubuh
dengan energi yang dikeluarkan. dengan Kejadian Obesitas
Aktifitas fisik dapat meningkatkan total Berdasarkan hasil penelitian
energi yang dikeluarkan sehingga didapatkan p = 0,001 atau p<0,05
dapat mempertahankan keseimbangan yang berarti ada hubungan antara

318
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

persentase lemak tubuh dengan antara KB hormonal dengan kejadian


kejadian obesitas, dengan nilai obesitas, kejadian obesitas lebih
Contingency Coefficient (CC) 0,540 banyak terjadi pada responden yang
yang berarti berkorelasi cukup, tidak menggunakan KB Hormonal
sebagian besar kejadian obesitas (51,9%).
terjadi pada responden yang memiliki Tidak adanya hubungan antara
persentase lemak tubuh kategori KB hormonal dengan kejadian
overfat (69,2%). obesitas pada penelitian ini sendiri
Hal tersebut disebabkan disebabkan karena responden yang
karena semakin tinggi IMT seseorang menggunakan KB Hormonal berjumlah
maka akan semakin tinggi juga persen sedikit. Mereka lebih banyak
lemak tubuhnya. Persentase lemak menggunakan jenis KB lain seperti
tubuh sendiri merupakan gambaran misalnya IUD, MOW, Kondom, atau
banyaknya jumlah lemak dalam tubuh. bahkan tidak memakai alat kontrasepsi
Persentase lemak tubuh yang sama sekali dikarenakan masih
terindikasi tinggi, dapat menandakan menunggu keturunan atau bahkan
seseorang obesitas atau berstatus gizi sudah masuk dalam masa menopose.
lebih. Ini juga berdampak buruk untuk Penggunaan alat kontrasepsi
kesehatan seperti muncul penyakit hormonal bukan merupakan faktor
degeneratif contohnya hipertensi, dan risiko obesitas ibu rumah tangga. Alat
jantung koroner. Persentase lemak kontrasepsi hormonal dapat
tubuh dibagi menjadi dua, yaitu normal mempengaruhi nafsu makan dan
dan tinggi. Seseorang pria dikatakan retensi cairan yang dapat
memiliki persentase lemak tubuh tinggi menyebabkan kenaikan berat badan.11
saat nilainya melebihi 25%, sedangkan Penggunaan alat kontrasepsi
wanita dinilai tinggi saat persentase hormonal selama lebih dari satu tahun
lemak tubuhnya melebihi 35%.6 Meski dapat meningkatkan 4,25 kali risiko
penyebaran lemak dibawah kulit tiap kenaikan berat badan dibandingkan
individu sama, pria dan wanita memiliki dengan penggunaan alat kontrasepsi
penyebaran yang berbeda. Persentase hormonal kurang dari satu tahun.11
lemak tubuh wanita cenderung lebih Hasil ini sejalan dengan
tinggi dibanding pria. Dikarenakan penelitian yang menyatakan tidak
berbagai hal seperti perbedaan terdapat hubungan antara penggunaan
anatomi dan hormonal.6 kontrasepsi dengan obesitas pada
Hasil ini sejalan dengan wanita usia subur (WUS) peserta
penelitian yang menyatakan bahwa jamkesmas di Puskesmas
ada hubungan positif antara IMT Wawonasa.8 Namun tidak sesuai teori
dengan persentase lemak tubuh.6 Hal yang menyatakan bahwa
yang sama yaitu persentase lemak penggunaan kontrasepsi hormonal
tubuh memiliki korelasi dengan IMT. berpengaruh pada peningkatan berat
Meskipun tidak dapat menggambarkan badan pemakai. Seperti pada
jumlah lemak dalam tubuh, IMT dapat penelitian yang menyatakan ada
digunakan dengan baik untuk hubungan antara alat kontrasepsi
memantau kegemukan.8,9 dengan obesitas pada karyawati
Sekretariat Daerah Kabupaten
Hubungan KB Hormonal dengan Wonosobo.12
Kejadian Obesitas
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan p = 0,896 atau p>0,05
yang berarti tidak ada hubungan

319
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan Faktor Genetik dengan faktor gaya hidup dan faktor genetik.
Kejadian Obesitas Penelitian menunjukkan bahwa rata-
Berdasarkan hasil penelitian rata faktor genetik memberikan
didapatkan p = 0,063 atau p>0,05 pengaruh sebesar 33% terhadap berat
yang berarti tidak ada hubungan badan seseorang. Meskipun beberapa
antara genetik dengan kejadian orang memang memiliki
obesitas, kejadian obesitas lebih kecenderungan untuk kelebihan berat
banyak terjadi pada responden dengan badan atau bahkan obesitas, namun
bawaan genetik obesitas (40,4%). para peneliti menemukan bahwa
Tidak adanya hubungan antara mereka yang memiliki gaya hidup aktif
faktor genetik dengan kejadian dapat mencegah obesitas karena
obesitas, disebabkan berubahnya alasan genetis.16
gaya hidup dan pola konsumsi Hal ini serupa dengan
responden. Obesitas dipengaruhi oleh penelitian yang menyatakan bahwa
faktor genetik dan lingkungan. variabel keturunan atau genetik tidak
Obesitas diturunkan dari keluarga bisa berpengaruh terhadap kejadian
merupakan faktor genetik. Tetapi obesitas. Peningkatan risiko menjadi
faktor lingkungan juga memiliki obesitas tersebut kemungkinan
pengaruh besar, yang mencakup disebabkan oleh faktor lingkungan
perilaku gaya hidup seperti asupan atau kebiasaan dalam keluarga.17
makan seseorang dan tingkat aktivitas Sejalan dengan penelitian yang
fisik yang dilakukan.13 Perubahan menyatakan tidak ada hubungan yang
gaya hidup berpengaruh pada bermakna antara faktor genetik
peningkatan berat badan yaitu terjadi dengan tingkat obesitas (p=0,068).18
peningkatan sekitar 50-60 kalori dari
asupan kalori sehari dan penurunan KESIMPULAN
aktivitas fisik bisa menyebabkan 1. Sebagian besar responden
peningkatan 2,4 kg berat tubuh termasuk dalam : kriteria obes
pada akhir tahun. 95% penderita (73,1%), persentase lemak tubuh
obesitas, kelebihan konsumsi dapat kategori overfat (78,8%), tingkat
dihasilkan oleh beberapa faktor kecukupan energi kategori lebih
lingkungan. Kesibukan menyebabkan (69,2%), aktivitas fisik kategori
mereka memilih makan di luar atau ringan (82,7%), tidak mempunyai
menyantap kudapan (jajanan). Lebih riwayar genetik obesitas (53,8), dan
jauh lagi kebiasaan ini dipengaruhi tidak memakai KB Hormonal
oleh keluarga, teman dan terutama (69,2%).
iklan di televisi.14 2. Tingkat kecukupan energi
Mekanisme obesitas yakni berhubungan dengan persentase
terjadi ketidakseimbangan antara lemak tubuh
asupan makanan dengan 3. Aktivitas fisik tidak berhubungan
pengeluaran. Walaupun faktor lain dengan persentase lemak tubuh
misalnya genetik sangat 4. Persentase lemak tubuh
mempengaruhi, tapi mulai tidak berhubungan dengan kejadian
diperhitungkan, karena kenyataannya obesitas
lingkungan lebih menentukan.15 5. Akseptor KB hormonal tidak
Anggota keluarga tidak hanya berbagi berhubungan dengan kejadian
gen, tetapi juga makanan dan obesitas
kebiasaan gaya hidup, yang bisa 6. Genetik tidak berhubungan dengan
mendorong terjadinya obesitas. kejadian obesitas
Seringkali sulut untuk memisahkan

320
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

DAFTAR PUSTAKA doi:http://dx.doi.org/10.21109/kesm


1. World Health Organization. as.v0i0.374
Overweight and obesity [fact sheet 10. Inandia K. Kejadian obesitas
on internet]. Departement of berdasarkan persen lemak tubuh
Sustainable Development and dan rasio lingkar pinggang pinggul
Healthy Environments. 2011 serta faktor-faktor lain yang
2. Lee YS, So JBY, Yap MD. berhubungan pada prelansia dan
Confronting the obesity epidemic: lansia kelurahan Depok Jaya,
call to arms. Annals Academy of Depok. Universitas
Medicine. 2009; 38 (1): 1-2. Indonesia;2012
3. Riset Kesehatan Dasar 2013. 11. Supariasa, I Dewa Nyoman, et al.
Jakarta : Kemenkes RI, 2013. 2002. Penelitian status gizi.
4. Harahap H. Pengaruh diet Penerbit Buku Kedokteran EGC,
penurunan berat badan dan Jakarta.
tekanan darah pada penderita 12. Salim N. Faktor-faktor yang
prahipertensi yang kegemukan. berhubungan dengan kejadian
Disertasi. Bogor: Sekolah Pasca obesitas pada karyawati sekertriat
Sarjana Institut Pertanian Bogor, daerah Kabupaten Wonosobo.
2009 2014:1-30.
5. Thompson JL, Manore MM, 13. (Kidney Disease). Understanding
Vaughan LA. The science of adult obesity. [series online] 2001
nutrition. 2nd ed. San Fransisco : [cited 15 Oktober 2018].Available
Pearson Education, Inc; 2001. P. from:
486-489; 271-273 http://win.niddk.nih.gov/publication
6. Amelia IN, Syauqi A. Hubungan s/understanding.htm.
antara asupan energi dan aktivitas 14. Arisman. Gizi dalam daur
fisik dengan persen lemak tubuh kehidupan. Jakarta: EGC;2004
pada wanita peserta senam aerobik 15. Health Today Indonesia edisi
(Doctoral dissertation, Diponegoro November. (2009) Kendalikan
University). bobot segera. Jakarta;Karimata
7. Austin GL, Ogden LG, Hill JO. Prima Komunita
Trend in carbohydrate, fat, and 16. Laksmi, A., & Lusia (2010).
protein intakes and association with Obesitas karena keturunan hanya
energy intake normal-weight, mitos. Dikutip dari
overweight, and obese individuals : http://female.kompas.com/read/20
1971-2006. Am J Clin Nutr 10/09/06/12311447/obesitas.karen
2011;93:836-43. a keturunan.hanya.mitos
8. Hasan, Mulyana. Hubungan 17. Mifbakhudin. (1996) Studi
penggunaan kontrsepsi hormonal beberapa karakteristik yang
dengan obesitas pada wanita usia berhubungan dengan obesitas
subur (WUS) di Puskesmas pada anak sekolah negeri favorit
Wawonasa Kecamatan Singkil di wilayah kecamatan Semarang
Manado. 2013 timur Kodia Semarang.
9. Widiantini, W., & Tafal, Z. (2014). http://eprints.undip.ac.id/6450/.
Aktivitas fisik, stres, dan obesitas 18. Era FD. Faktor resiko obesitas
pada pegawai negeri sipil. Kesmas: dan tingkat obesitas pada anak
National Public Health Journal, 0, sekolah dasar Banda Aceh. Idea
325-329. Nursing Journal. 2012;3(2).

321
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

322

You might also like