253-Article Text-590-1-10-20160204

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.

1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6041

Rancang Bangun Model Alat Uji Teras Reaktor Nuklir Small


Modular Reactor (SMR) Dengan Fluida Pendingin H2O Untuk
Kondisi Konveksi Paksa

Anwar Ilmar Ramadhan, Erwin Dermawan, Ery Diniardi, Muhammad Arifangga


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah No 27 Jakarta 10510
E-mail : [email protected] dan [email protected]

Abstract
Heat transfer performance poor will have a negative impact on the reactor
system which in turn could affect the release of radioactive substances into the
surrounding environment so as to endanger the safety of the environment and living
things that exist around the reactor. The purpose of this research is to create or design
a testing tool wake models in a nuclear reactor core in a laboratory scale assuming
cylindrical heat derived from the electrical energy that does not harm the environment.
The method used in the completion design of the reactor core model of test equipment
is the study of literature, making the concept design and subsequent testing tool
designing wake. Once the design is complete, the next stage of the operation of test
equipment to determine the performance of the test equipment. The comparison
between experimental simulation on the condition of forced convection heat flux
500000 W/m2 at a speed of 0.3 m/s produces fluid temperature difference between
0.00001 K to 0.8 K. In natural convection comparison between experimental results
with simulation the heat flux 500000 W/m2 at a speed of 0.3 m/s resulted in the
difference between the 0.1 K to 28 K. The smaller the fluid temperature differences
between the experimental simulations, the better the performance of the test
equipment.
Keywords: Design, Sub channel, test equipment, Experimental, CFD

Pendahuluan diantaranya ialah penelitian tentang Studi


Aspek termohidrolik adalah salah satu Literatur Desain dan Teknologi Nuklir Small
aspek terpenting dalam keselamatan Modullar Reactor (SMR) Jenis CAREM-25
rancang bangun dan pengoperasian reaktor yang dilakukan oleh Ery Diniardi, Anwar
penelitian dan reaktor daya [1]. Hal ini Ilmar Ramadhan dan Hasan Basri (2013).
tentunya merupakan suatu tantangan dalam Energi baru dan terbarukan pada masa saat
meningkatkan keselamatan rancang bangun ini merupakan sebagai sumber energi yang
susunan sub buluh diteras reaktor nuklir diperlukan untuk mengatasi kekurangan
supaya tragedi ledakan reaktor nuklir pasokan listrik baik untuk rumah tangga dan
difukushima jepang akibat panas berlebih di industri. Untuk mengatasi kekurangan
silinder pemanas tidak terulang lagi. Aspek pasokan energi ini sesuai dengan PerPres
termohidrolika merupakan salah satu aspek No 5 tahun 2006 mengenai kebijakan energi
yang di ambil dari penelitian ini, yaitu nasional, dengan menambah
dengan melihat fenomena perpindahan keanekaragaman sumber energi selain
panas yang terjadi dari sub buluh atau energi fosil. Metode penelitian ini dilakukan
silinder pemanas dengan fluida pendingin secara studi pustaka dengan mengkaji
adalah air (H2O) [2]. Untuk selanjutnya sistem dan juga teknologi pada reaktor
dilakukan perbandingan dari hasil pengujian CAREM-25 [3]. Sehingga diperoleh hasil
dengan hasil dari software CFD pengkajian secara baik untuk desain
(Computational Fluid Dynamic). CAREM dan juga aspek termohidrolika
Dalam tinjauan pustaka yang dijadikan reaktor yang sudah mempunyai sistem
sebagai acuan dalam penilitian ini, pendingin secara pasif dan sirkulasi alamiah.

9
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

Agar dikemudian hari bangsa ini dapat mengetahui apakah alat uji tersebut
membuat atau memodifikasi reaktor berfungsi dengan baik atau sebaliknya.
nuklir tipe berdaya rendah untuk masa yang
akan datang. Metodelogi yang digunakan dalam
Dalam penelitian ini akan merancang rancang bangun model alat uji teras reaktor
bangun alat uji susunan sub buluh segi nuklir ini digambarkan dalam bentuk
enam dengan tujuh silinder pemanas yang diagram alir (flowchart) yang sistematis
disusun vertikal didalam teras reaktor seperti Gambar berikut ini :
dengan cangkang luar berbentuk segi enam.
Dengan mengasumsikan panas untuk
silinder pemanas berasal dari energi listrik. Mulai
Sehingga tidak membahayakan lingkungan
sekitar. Mengetahui seberapa besar
pengaruh kecepatan aliran fluida terhadap Proses Konsep desain alat uji
fluks panas pada silinder pemanas. dilakukan di model teras reakator nuklir
Membandingkan hasil pengujian SolidWork
eksperimental dengan hasil simulasi untuk
mengetahui performansi dari model alat uji. Persiapan rancang bangun
model alat uji teras reaktor
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penyelesaian rancang bangun model alat uji Proses Rancang bangun model
teras reaktor pada susunan sub buluh segi dilakukan alat uji teras reaktor nuklir
enam ialah dengan menggunakan konsep dengan alat uji
desain yang sudah dibuat untuk selanjutnya
di rancang bangun dan kemudian dilakukan Uji coba pengoperasian
pengoperasian untuk memastikan apakah model alat uji teras rektor
alat uji berfungsi dengan baik atau tidak.
Rancang bangun ini dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Studi Literatur Tidak
Alat uji
Dengan memahami konsep Berfungsi
rancang bangun yang sudah dilakukan
sebelumnya. Yang mana hanya metode Ya
rancang bangunnya saja yang diambil
dan kemudian diterapkan kedalam Analisis dan Pembahasan
rancang bangun model teras reaktor.
Selain itu juga, mempelajari referensi
lain yang dapat memberikan solusi Kesimpulan
pada studi rancang bangun ini.
b. Konsep Perancangan Alat Uji
Dalam rancang bangun diperlukan Selesa
suatu konsep perancangan yang mana
nantinya konsep tersebut dapat di
realisasikan atau di aktualisasikan. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
c. Rancang Bangun Alat Uji
Rancang Bangun alat uji ini Hasil dan Pembahasan
dilakukan untuk merealisasikan suatu Berdasarkan metodelogi penelitian
konsep desain yang sudah ada untuk yang dibuat, maka tahap pertama adalah
mempermudah pengujian. menentukan model alat uji dengan
d. Pengoperasian Alat Uji mengambil pemodelan dari teras reaktor
Alat Uji yang sudah dirancang nuklir tipe Small Modullar Reactor (SMR).
bangun kemudian dioperasikan untuk SMR yang akan dilakukan penelitian ini

10
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

adalah tipe iPWR yaitu Integral utama yang berisi tujuh silinder vertikal.
Pressurized Water Reactor, dimana Seksi uji dilengkapi dengan sebuah pipa
dilakukan kombinasi sistem primer dan yang ditempatkan pada posisi ± 8 cm dari
sekunder menjadi satu sistem. titik pusat pipa dengan seksi uji ujung atas.
Pipa tersebut berfungsi sebagai saluran
Pemodelan Alat Uji Teras Reaktor Nuklir keluaran air dari dalam seksi uji, dengan
menggunakan pipa berdiameter 0,5 inch.
Didalam teras reaktor tipe Small Penentuan dimensi dan pemilihan material
Modullar Reactor (SMR) ini terdapat fuel rod, kaca (dengan ketebalan 0,5 cm) pada
pada bagian tengah teras reaktor terdapat rancang bangun seksi uji ini dimaksudkan
tujuh buah fuel rod yang akan menjadi agar dihasilkan seksi uji yang kuat dan
model dalam rancang bangun alat uji. cukup besar, sehingga dapat digunakan
Berikut ini adalah Gambar dari pemodelan untuk melakukan eksperimen perpindahan
alat uji. panas konveksi berikut dengan berbagai
variasi bentuk fluks panas. Sedangkan
pada bagian bawah juga dilengkapi kaca
dengan ketebalan 0,5 cm. Tujuan dari
penggunaan kaca tersebut untuk
mempertahankan posisinya secara vertikal,
mengingat kaca seksi uji sangat berat.

(a) (b)

Gambar 3. seksi uji (a). Desain (b). bentuk


fisik

Dudukan Seksi Uji


Seksi uji utama ditempatkan pada sebuah
dudukan yang terbuat dari bahan acrylic.
Gambar 2. Pemodelan Alat Uji Bahan acrylic tipe transparan yang
digunakan dengan tebal 0,5 cm dipilih
Pembuatan model alat uji karena harganya terjangkau, selain itu
acrylic mudah dibentuk dan dipotong. Pada
Seksi uji merupakan sebuah kotak bagian bawah dudukan diberi lubang
berbahan kaca (seksi uji) dengan dimensi berdiameter 3 cm sebagai tempat
30 x 30 x 100 cm yang mewadahi seksi uji masuknya air pendingin dari tangki air-1

11
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

menuju ke seksi uji. Selain itu dudukan


seksi uji di rekatkan pada sebuah plat
persegi berbahan acrylic dengan dimensi
ukuran 30 cm × 30 cm. Tujuan dudukan
seksi uji direkatkan dengan sebuah plat
ialah supaya dudukan bisa dibongkar
pasang untuk proses pembersihan setelah
eksperimen. Dudukan seksi uji utama (a) (b)
ditempatkan dibagian paling bawah didalam
seksi uji. Dudukan seksi uji utama berfungsi Gambar 6. Desain distributor (a).Tampak
sebagai penopang dari seksi uji utama. atas dan (b). tampak depan

Setelah desain dibuat, maka tahap


selanjutnya merancang bangun sesuai
dengan ukuran yang sudah diasumsikan.

(a) (b)

Gambar 4. Desain dudukan seksi uji utama


(a). Tampak atas dan (b). Tampak depan

Setelah desain dibuat, maka tahap


selanjutnya merancang bangun sesuai
dengan ukuran yang sudah diasumsikan. (a) (b)

Gambar 7. Bentuk fisik distributor (a).


Tampak atas (b). tampak depan

Seksi Uji Utama


Seksi uji utama berfungsi sebagai
(a) (b) penyekat aliran air bila pendinginan silinder
pemanas (silinder uji) direncanakan
Gambar 5. Bentuk fisik (a). Tampak atas berlangsung dalam modus konveksi paksa.
dan (b). tampak depan Bahan seksi uji utama yang digunakan
terbuat dari acrylic dengan tebal 0,5 cm.
Distributor Pada bagian bawah dinding samping
seksi uji utama terdapat 6 buah lubang
Pada bagian bawah seksi uji utama
(masing-masing berjumlah satu pada
ditempatkan sebuah distributor yang
keenam sisi heksagonal) berdiameter 2 cm
terbuat dari acrylic yang membentuk
dengan jarak 6 cm dari bawah seksi uji
seperti lambang asterisk (bintang). Pola
utama. Lubang ini berfungsi sebagai
penempatan lubang pada distributor
tempat masuknya air pendingin ke dalam
mengikuti pola posisi silinder pemanas,
seksi uji utama bila pendinginan silinder
sehingga diharapkan dapat memberikan
pemanas (silinder uji) direncanakan
aliran air yang merata ke dalam sub-buluh di
berlangsung dalam modus konveksi
dalam seksi uji utama dimana pemanas
alamiah. Seksi uji utama ditempatkan
belum diaktifkan (kondisi dingin).

12
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

ditengah seksi uji, posisi seksi uji utama sebesar 1,9 cm dan diameter untuk lubang
berada diatas dudukan seksi uji utama. pipa sebesar 2,2 cm.

(a) (b)

Gambar 10. Penggantung silinder,


(a). Desain, (b). bentuk fisik

(a) (b) Spacer Atas

Gambar 8. Desain dari seksi Uji Utama Selain menggunakan penggantung


(a).Tampak depan (b). Tampak atas silinder, digunakan juga spacer pada bagian
atas untuk menjaga supaya jarak antar
Setelah desain dibuat, maka tahap silinder pemanas dapat membentuk sub-
selanjutnya merancang bangun sesuai buluh dengan jarak celah yang seragam.
dengan ukuran yang sudah diasumsikan. Untuk spacer atas digunakan sebuah plat
dari bahan acrylic dengan tebal 0,3 cm yang
mempunyai tujuh lubang dengan susunan
segi enam. Lubang-lubang pada plat ini
mempunyai ukuran yang sesuai dengan
diameter luar silinder pemanas yaitu 1,9 cm.

Gambar 9. Bentuk fisik seksi uji utama


(a). Tampak depan dan (b). tampak atas
(a) (b)

Penggantung Silinder Gambar 11. Spacer atas, (a).Desain,


(b).bentuk fisik
Silinder pemanas digantungkan pada
sebuah plat stainless steel berbentuk
persegi dengan dimensi ukuran 34 cm × 38
cm dengan tebal plat 0,3 cm yang Silinder Pemanas
membentang diatas kolom struktur seksi uji
Pada penelitian ini akan
dan pada permukaan plat dilubangi tujuh
menggunakan tujuh unit silinder pemanas.
buah lingkaran yang tersusun segi enam.
Masing-masing silinder mempunyai
Untuk penempatan tujuh unit silinder
ukuran yang sama yaitu berdiameter 1,95
pemanas dengan susunan segi enam dan
cm dan panjang 65 cm. Setiap satu unit
dua buah lubang untuk dua buah pipa untuk
silinder mempunyai dua bagian yaitu
aliran air. Diameter lubang untuk silinder

13
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

bagian yang dipanaskan (bagian aktif)


sepanjang 40 cm dan bagian yang tidak
dipanaskan (bagian non aktif) sepanjang
25 cm.

Gambar 13. Sistem penyedia air

Pompa Sentrifugal
(a) (b) Pompa yang digunakan pada
eksperimen adalah pompa SHIMIZU model
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Gambar 12. Silinder pemanas, (a). Desain PS-128 BIT dengan debit air 10
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(b). Bentuk fisik 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
sampai dengan 18 dan mempunyai
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Sistem Penyedia Air tekan hisap maksimum 9 meter. Pompa
yang digunakan dalam eksperimen ini
Untuk sistem penyedia air bagi seksi uji bertujuan untuk mengalirkan air dari tangki
telah dirancang dan dibangun suatu sistem air-1 ke seksi uji. Dengan adanya katup atau
penyediaan air yang terdiri dari dua buah kran air maka debit air yang menuju seksi uji
tangki air yang terbuat dari bahan kaca dapat di atur sesuai kebutuhan. Apabila
dengan bentuk seperti kotak terbuka dengan debit air yang dibutuhkan kecil maka pipa
dimensi ukuran 40 cm × 40 cm × 40 cm dan bypass akan mengalirkan air kembali
dengan tebal bahan 0,5 cm. Tangki air-1 ketangki air-1. Apabila debit air yang
ditempatkan lebih rendah dari seksi uji. dibutuhkan besar tutup katup atau kran air
Tangki air-2 ditempatkan sejajar dengan pada pipa bypass. Dan untuk membaca
seksi uji. Desain penempatan tangki air-1 debit air yang menuju seksi uji dapat
lebih rendah dari tangki-2 dimaksudkan digunakan alat ukur yaitu flow meter.
supaya air yang terdapat pada tangki air-2 Berikut ini adalah gambar spesifikasi pompa
dapat mengalir secara alamiah ketangki air- yang digunakan :
1 (tanpa bantuan pompa sentrifugal). Air
dari tangki-1 dialirkan ke seksi uji dengan
menggunakan sebuah pompa sentrifugal
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
dengan debit maksimum 18 . Namun,
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
dalam eksperimen ini debit maksimum yang
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
akan digunakan adalah 500 . Sistem
𝑗𝑎𝑚
pemipaan mulai dari tangki air-1 sampai Gambar 14. Pompa Sentrifugal
dengan seksi uji menggunakan pipa PVC
dengan diameter 0,5 inch. Air yang Regulator Tegangan
digunakan dalam eksperimen ini adalah air Regulator voltage berfungsi untuk
yang diambil langsung dari dalam tanah. mengatur tegangan (voltase) dari 0 Volt

14
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

sampai dengan 300 Volt secara manual. energi listrik yang dibutuhkan. Jenis kabel
Berdasarkan data spesifikasi dari batang yang digunakan ialah jenis kabel tembaga
silinder, maksimum tegagangan yang tunggal. Tipe kabel yang digunakan ialah 2
digunakan sebesar 220 Volt. Alat ini × 0,75 mm, artinya didalam kabel tersebut
digunakan untuk memainkan variasi panas berisikan dua kawat tembaga yang masing-
fluks pada batang silinder. Dengan nilai masing tembaga tersebut berdiameter 0,75
tegangan yang diinginkan maka kuat arus mm. Dan tipe 3 × 1,5 mm, kabel yang berisi
didapat dengan menggunakan AVO meter. tiga kawat tembaga yang masing-masing
Apabila tegangan dan kuat arus sudah tembaga berdiameter 1,5 mm.
didapat, maka akan didapat daya. Daya
dibagi dengan luas penampang silinder
maka didapatlah nilai panas fluks.
𝑃
q" = (1)
𝐴
𝑊
dimana q" = Heat Fluks [ ]
𝑚2
P = daya [ watt ] = volt × amper
A =Luas Penampang silinder [ 𝑚2 ]

Berikut ini adalah gambar regulator


tegangan yang digunakan pada penelitian
ini :

Gambar 16. Skema instalasi listrik

Berikut ini merupakan Gambar model


alat uji teras reaktor yang sudah selesai
dibuat. Pelaksanaan uji coba model alat uji
ini perlu dilakukan guna untuk mengetahui
alat uji berfungsi sebelum dilakukannya
pengujian eksperimental. Pelaksanaan uji
coba dilakukan pada beban maksimal
silinder pemanas yaitu 200 Volt dalam waktu
satu jam. Setelah dalam waktu satu jam
Gambar 15. Regulator tagangan pelaksanaan uji coba tidak mengalami
gangguan atau tidak ditemukannya masalah
pada alat uji, maka alat uji dinyatakan ok
Kontrol Panel dan siap untuk melakukan pengujian
Kontrol panel merupakan wadah atau eksperimental. Sebelum melakukan
tempat yang berbentuk persegi yang pengujian eksperimental alat uji didiamkan
didalamnya terdapat rangkaian atau selama 1 × 24 jam untuk mengembalikan
instalasi listrik untuk memenuhi kebutuhan kondisi alat uji seperti awal semula sebelum
melakukan uji coba. Berikut adalah gambar

15
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

model alat uji teras reaktor nuklir yang sudah selesai dibuat :

Desain Rancang Bangun


7

6
8

4 9

3 10
2

11
1
12

(a) (b)

Gambar 17. (a). Desain model alat uji. (b). Bentuk fisik model alat uji

Keterangan Gambar :
1. Tangki air 1. 7. Katup Aliran Konveksi Paksa.
2. Meja Alat Uji. 8. Seksi Uji.
3. Pompa Sentrifugal. 9. Pengatur Tegangan.
4. Katup Aliran Air. 10. Tangki Air 2.
5. Flow meter. 11. Kontrol Panel.
6. Katup Aliran Konveksi Alamiah. 12. Katup Aliran tangki air- 2.

Prosedur Pengoperasian Alat Uji 3. Matikan aliran listrik pusat (Sumber


Listrik Utama).
Adapun tahap – tahap prosedur dalam
4. Pasang kabel jaringan RST dari
pengoperasian awal Model Alat Uji Teras
kontrol panel ke Sumber listrik.
Reaktor ini adalah sebagai berikut :
5. Lakukan pengechekan pemasangan
1. Lakukan pengisian air untuk tangki air kabel, apakah sudah terpasang kuat
– 1, tangki air – 2 dan kolom kaca atau masih ada yang kendur. Karena
seksi uji sampai batas mininum atau akan mempengaruhi aliran energi
lower dengan menggunakan selang listrik yang masuk kedalam instalasi
air. kontrol panel.
2. Pastikan semua MCB (Miniature 6. Hidupkan aliran listrik pusat (sumber
Circuit Breaker) pada kontrol panel listrik) dan posisikan breaker kontrol
dalam keadaan off dan putuskan panel dalam keadaan ON. Maka
terminal listrik yang ada pada silinder lampu indikator RST akan menyala.
pemanas. 7. Setelah itu, sambungkan aliran listrik
untuk regulator tegangan dengan

16
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

memposisikan MCB 1 dalam keadaan Tabel 1. Data pengujian Eksperimental tipe


ON. konveksi paksa untuk Temperatur fluida [K]
8. Sambungkan atau pasangkan dengan fluks panas 500000 W/m 2 pada
terminal listrik yang ada pada silinder kecepatan 0,3 m/s.
pemanas, lalu posisikan MCB 2 ;
MCB 3 ; MCB 4 ; dan MCB 5 ; dalam Jarak [m] Hf=500000 [W/m 2]
posisi ON.
0 300
9. Hidupkan mesin pompa sentrifugal,
lalu atur kecepatan aliran air dengan 0,1 302
cara memutar katup atau kran air 0,2 306
yang berada sebelum flowmeter.
10. Setelah mesin pompa sentrifugal 0,3 310
bekerja. Tahap berikutnya adalah 0,4 314
untuk mendapatkan nilai temperatur
silinder pemanas dan fluida air, maka Data temperatur simulasi didapat dari
atur regulator tegangan sesuai penelitian yang dilakukan sebelumnya.
dengan asumsi yang sudah Dengan menggunakan software CFD
ditetapkan. (Computational Fluid Dynamic) yang terdiri
dari Gambit dan Fluent. Berikut ini adalah
Perbandingan Data Temperatur Hasil tabel data simulasi tipe konveksi paksa.
Pengujian Eksperimental dengan Hasil
Simulasi untuk tipe Konveksi Paksa Tabel 2. Data Hasil Simulasi tipe konveksi
paksa untuk Temperatur Fluida [K] dengan
Hasil pengujian eksperimental tipe variasi fluks panas 500000 W/m2 pada
konveksi paksa didapat dari model alat uji kecepatan 0,3 m/s.
teras reaktor pada susunan sub buluh segi
enam dan untuk kemudian dibandingkan
Jarak [m] Hf=500000 [W/m2]
dengan hasil simulasi yang sudah didapat
oleh peneliti sebelumnya. Apabila 0 300.00067
perbedaan nilai temperatur fluida dari 0,1 302.11444
pengujian eksperimental dengan simulasi
memiliki selisih yang kecil, maka model alat
0,2 306.34192
uji yang sudah dibuat dapat berfungsi 0,3 310.56946
dengan baik. Akan tetapi, apabila 0,4 314.79694
perbedaan nilai temperatur fluida pada
pengujian eksperimental dengan simulasi
Dari tabel data temperatur fluida pada
memiliki selisih nilai yang besar atau jauh,
pengujian eksperimental dan simulasi diatas,
maka model alat uji yang dibuat tidak dapat
maka dapat dibuat Grafik untuk mengetahui
berfungsi dengan baik. Berikut ini
performansi dari model alat uji yang sudah
merupakan tabel hasil pengujian
dibuat.
eksperimental tipe konveksi paksa untuk
Nilai temperatur fluida pada hasil
temperatur fluida dengan fluks panas
eksperimental dengan hasil simulasi
500000 W/m2 pada kecepatan 0,3 m/s.
memiliki selisih antara 0,0001 sampai
Temperatur diambil berdasarkan jarak
dengan 0,8 K, Hal ini dikarenakan adanya
silinder pemanas yang aktif. Pada penelitian
faktor - faktor yang menyebabkan turunnya
ini jarak silinder pemanas yang aktif ialah 40
peformansi atau kinerja pada alat uji. maka
cm, untuk memudahkan penelitian, jarak
dapat disimpulkan bahwa model alat uji
silinder pemanas dibagi menjadi empat
yang sudah dibuat memiliki performansi
bagian. Berikut merupakan tabel data hasil
yang cukup baik.
dari pengujian eksperimental tipe konveksi
paksa.

17
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015: 9-18 ISSN 2477-6061

DAFTAR PUSTAKA
316
[1] Diniardi, E., Ramadhan, A.I., Basri, H.,
314
(2014), Studi Literatur Desain dan
312
Teknologi Reaktor Nuklir Small Modular
310
Reactor (SMR) Jenis CAREM-25.
Temperatur [K]

308
Proceedings Seminar Nasional Teknik
306
Mesin Universitas Trisakti, ISBN : 978-
304 602-70012-0-6.
302
eksperimental
[2] Ramadhan, A.I., (2012)., Analisis
300 simulasi Perpindahan Panas Fluida Pendingin
298 Nanofluida Di Teras Reaktor
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4
Jarak [m]
(Pressurized Water Reactor) Dengan
Computational Fluid Dynamics, Tesis
Program Magister, Universitas
Gambar 18. Hubungan antara temperatur Pancasila, Jakarta.
fluida terhadap jarak atau ketinggian dari [3] Ramadhan, A. I., Setiawan, I., and
batang silinder untuk melihat perbedaan dari Satryo, M. I., (2013), Simulasi
pengujian eksperimental dengan simulasi Karakteristik Aliran Dan Suhu Fluida
dengan fluks panas 500000 W/m 2 pada Pendingin (H2O) Pada Teras Reaktor
kecepatan aliran fluida 0,3 m/s. Nuklir Smr (Small Modular Reactor)."
ROTASI 15.4: 33-40.
Kesimpulan [4] Ramadhan, A. I., Pratama, N., and
Umar, E. (2009), Simulasi Aliran Fluida
Dari hasil proses Rancang Bangun Pada Teras Reaktor Triga 2000
model alat uji teras rektor nuklir dengan Dengan Menggunakan Perangkat CFD,
tujuh buah silinder pemanas dengan
Seminar Nasional Basic Science, 1-6.
susunan sub buluh segi enam dan dari hasil
Pengujian Eksperimental yang dilakukan
dalam konveksi paksa, memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertimbangan pemilihan bahan dan
toleransi ukuran dari ukuran desain
kedalam bentuk fisik sangat
mempengaruhi hasil pengujian
eksperimental.
2. Semakin kecil selisih perbandingan
antara temperatur fluida pada
pengujian eksperimental dengan
temperatur fluida pada simulasi, maka
semakin baik performansi alat uji.
3. Apabila asumsi nilai variasi fluks
panas sama atau tetap, maka variasi
kecepatan mempengaruhi temperatur
fluida. Semakin besar kecepatan
aliran fluida di sub buluh maka
semakin kecil temperatur fluida, hal ini
disebabkan karena penyerapan
panas semakin berkurang.
Perpindahan panas yang dilakukan
oleh fluida menjadi sedikit disebabkan
oleh kecepatan fluida masuk di sub
buluh semakin besar.

18

You might also like