3004-Document Text-9678-1-10-20220412
3004-Document Text-9678-1-10-20220412
3004-Document Text-9678-1-10-20220412
36/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 13, No. 1, (2022), Halaman 99-110
Licensed: Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X
Informasi artikel:
Dikirim: 07/01/2022; ditinjau: 23/02/2022; disetujui: 31/03/2022
ABSTRACT
Yoghurt is a dairy product from the second fermentation of Lactic Acid Bacteria (LAB)
as a starter, namely Streptococcus thermophilus and Lactobacillus bulgaricus which
live in symbiosis. Lactic acid bacteria are bacteria that are capable of producing lactic
acid, hydrogen peroxide, antimicrobials and other metabolic products that have a
positive effect on health and the body at low environmental pH. Red dragon fruit
(Hylocereus polyrhizus) contains higher levels of vitamin C, vitamin B3 (niacin), fiber
and betacyanin than white dragon fruit. Dragon fruit skin which weighs 30-35% of the
weight of the fruit has not been widely used by the general public and is only disposed
of as garbage, thereby increasing environmental pollution. This study aims to determine
the proportion of addition of dragon fruit peel extract and brown sugar to the best
chemical, physical, and organoleptic quality in yogurt. The method used in this
research is a factorial randomized block design (RAK) consisting of 2 factors, namely
the proportion of addition of red dragon fruit peel extract (50 grams and 70 grams) and
the addition of brown sugar (15 grams, 25 grams, and 35 grams). Each treatment was
repeated 3 times to obtain 18 trials. The best research results on yogurt on chemical,
physical, and organoleptic content were found in the B2G3 treatment (Addition of 70
grams of dragon fruit peel extract and 35 grams of brown sugar) with a protein value of
0.37%, viscosity 2.00 Pa.s, reducing sugar 4 .16 (mg/g), color with a value of 3.8 (like),
aroma with a value of 3.4 (somewhat like), texture with a value of 3.1 (somewhat like),
and taste with a value of 3.96 (like) .
Keywords: Yogurt, dragon fruit skin, and brown sugar
ABSTRAK
Yoghurt merupakan produk olahan susu dari hasil fermentasi kedua dari Bakteri Asam
Laktat (BAL) sebagai starter, yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus yang hidup simbiosis. Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang mampu
menghasilkan asam laktat, hidrogen peroksida, antimikroba dan hasil metabolisme lain
yang memberikan pengaruh positif bagi kesehatan dan tubuh pada pH lingkungan yang
rendah. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) mengandung vitamin C, vitamin B3
(niasin), serat dan betasianin yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah naga putih.
Kulit buah naga yang mempunyai berat 30-35% dari berat buah belum banyak diman-
faatkan oleh masyarakat umum dan hanya dibuang sebagai sampah sehingga menambah
pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi penamba-
han ekstrak kulit buah naga dan gula merah terhadap mutu kimia, fisik, dan organolep-
99 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v13i1.3004
Maisaro dan Utomo Volume 13, No.1, (2022), Halaman 99-110
tik terbaik pada yoghurt. Metode yang digunakan dalam penelitian yoghurt ekstrak kulit
buah naga merah yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2
faktor yaitu proporsi penambahan ekstrak kulit buah naga merah (50 gram dan 70 gram)
dan penambahan gula merah (15 gram, 25 gram, dan 35 gram). Masing-masing perla-
kuan dilakukan diulang sebanyak 3 kali sehingga memperoleh 18 kali percobaan. Hasil
penelitian terbaik pada yoghurt terhadap kandungan kimia, fisik, dan organoleptik ter-
dapat pada perlakuan B2G3 (Penambahan ekstrak kulit buah naga 70 gram dan gula
merah 35 gram) dengan nilai protein 0,37%, viskositas 2,00 Pa.s, gula reduksi 4,16
(mg/g), warna dengan nilai 3,8 (suka), aroma dengan nilai 3,4 (agak suka), tekstur
dengan nilai 3,1 (agak suka), dan rasa dengan nilai 3,96 (suka).
Kata Kunci : Yoghurt, kulit buah naga, dan gula merah
B2G1 = 70g ekstrak kulit, 15g gula merah d. Ekstrak kulit buah naga yang telah di-
B2G2 = 70g ekstrak kulit, 25g gula merah tambah dengan starter diaduk hingga
B2G3 = 70g ekstrak kulit, 35g gula merata kemudian disimpan pada wadah
merah. yang sudah disterilkan. Kemudian eks-
trak kulit buah naga diinkubasi dalam
Masing-masing perlakuan diulang 3 ka- suhu kamar (260 – 270C) selama 24 jam.
li, sehingga didapatkan 18 kombinasi perla- Pengamatan
kuan.
Pengamatan fisiko kimia meliputi pe-
ngukuran kadar protein, pengujian analisis
Prosedur penelitian protein dalam penelitian ini menggunakan
Proses pembuatan yoghurt ekstrak kulit metode titrasi formol. Titrasi formol adalah
buah naga merah dengan penambahan gula salah satu metode analisis kuantitatif protein,
merah melalui 2 tahap yaitu tahap 1 ekstrak metode ini digunakan untuk menentukan ka-
kulit buah naga merah dan tahap 2 proses dar asam amino, polipeptida yang umumnya
pembuatan yoghurt. terdapat dalam zat biologis. Motode formol
Pembuatan ekstrak kulit buah naga juga digunakan untuk mengukur kecepatan
merah hidrolisis protein (Aulia, 2018). Pengamatan
Viskositas dilakukan dengan menggunakan
a. Kulit buah naga disortasi untuk memilih viskometer (NDJ-1 viskometer). Dan penga-
buah yang masih segar dan warna yang matan gula reduksi dengan menggunakan
seragam. metode asam 3,5-dinitrosalisilat (DNS). Ada-
b. Buah naga dicuci untuk membersihkan nya gula reduksi yang terbentuk mereduksi
dari kotoran yang dapat mempengaruhi reagen DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat) mem-
bahan pada proses selanjutnya. bentuk senyawa yang dapat diukur absor-
c. Pengupasan kulit buah naga untuk me- bansinya dengan menggunakan spektrofoto-
misahkan kulit buah dengan daging meter UV-Vis pada panjang gelombang mak-
buah. simum yaitu 540 nm. Kadar gula reduksi pa-
d. Pengecilan ukuran dilakukan untuk da sampel dinyatakan dalam satuan mg/g
mempermudah proses selanjutnya, pada (Azizah, 2017). Sedangkan pengamatan or-
tahap ini kulit buah naga dipotong kecil- ganoleptik meliputi pengamatan warna, aro-
kecil. Kulit buah naga dihaluskan de- ma, tekstur, dan rasa.
ngan menggunakan blender dengan per-
bandingan kulit buah naga 50 gram : 250 Analisis data
ml susu dan 70 gram kulit buah naga : Dalam penelitian ini analisa data fisika
250 ml susu. dan kimia dilakukan dengan menggunakan
e. Kemudian ekstrak kulit buah naga disa- aplikasi Mini Tab untuk mencari data Ana-
ring untuk memisahkan sari dengan am- lysis of Variance dan untuk menentukan no-
pasnya. tasi menggunakan Tukey Method. Untuk uji
Pembuatan yoghurt organoleptik menggunakan uji Friedman dan
untuk mencari perlakuan terbaik pada analisa
a. Ekstrak kulit buah naga yang telah fisika kimia dan organoleptik menggunakan
disaring kemudian dipasteurisasi dengan uji Indeks Efektifitas.
suhu ±75 0C.
b. Jika sudah mencapai suhu ±75 0C, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dilakukan proses pendinginan
hingga suhu mencapai 45 0C. Hasil analisa parameter fisika dan kimia
c. Ekstrak kulit buah naga yang telah turun
suhunya, kemudian ditambahkan starter Protein terlarut
sebanyak 25g/250 ml ekstrak kulit buah Berdasarkan hasil analisis kadar protein
naga. yoghurt ekstrak kulit buah naga merah dapat
dilihat pada gambar 1 bahwa rerata protein yoghurt ditentukan oleh kualitas susu segar
terlarut pada yoghurt ekstrak kulit buah naga sebagai bahan dasarnya, bahwa semakin ting-
merah dengan penambahan gula merah berki- gi kadar protein susu semakin baik kualitas
sar antara 0,37% hingga 0,47%. Analisis si- yoghurt yang dihasilkan. Perbedaan kadar
dik ragam menunjukkan bahwa kombinasi protein pada setiap perlakuan juga bisa dise-
perlakuan penambahan ekstrak kulit buah na- babkan karena perombakan protein oleh bak-
ga merah dan penambahan gula merah berpe- teri Lacobacillus bulgaricus dan Streptoco-
ngaruh tidak nyata terhadap kadar protein ccus thermopillus pada saat proses fermentasi
terlarut yoghurt. Analisis protein terlarut ter- menjadi yoghurt. Selain itu pengaruh lain
tinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
penambahan ekstrak kulit buah naga merah kadar protein pada yoghurt dikarenakan oleh
50 gram dan penambahan gula merah 25 proses pemanasan yang terlalu lama, karena
gram (B1G2) yaitu, 0,42%. Menurut Sawitri, proses pemanasan yang terlalu lama dapat
Ningrum dan Andriani (2021) Kadar protein mengakibatkan denaturasi protein pada susu.
Tabel 1. Rerata protein terlarut pada berbagai kombinasi perlakuan
Kombinasi perlakuan Rerata protein terlarut
B2G2 Penambahan ekstrak kulit 70 g, gula merah 25 g 0,46 ± 0,08 a
B1G2 Penambahan ekstrak kulit 50 g, gula merah 25 g 0,42 ± 0,24 a
B1G3 Penambahan ekstrak kulit 50 g, gula merah 35 g 0,42 ± 0,14 a
B2G3 Penambahan ekstrak kulit 70 g, gula merah 35 g 0,37 ± 0,08 a
B1G1 Penambahan ekstrak kulit 50 g, gula merah 15 g 0,37 ± 0,08 a
B2G1 Penambahan ekstrak kulit 70 g, gula merah 15 g 0,37 ± 0,16 a
Keterangan: Angka rerata yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan
pengaruh tidak beda nyata pada uji Tukey
Viskositas kombinasi perlakuan penambahan ekstrak
Berdasarkan analisa uji viskositas yang kulit buah naga merah 70 gram dan penam-
dilakukan pada yoghurt ekstrak kulit buah bahan gula merah 25 gram (B2G2) yaitu,
naga dengan penambahan gula merah, mem- 2,08 Pa.s dan viskositas terendah diperoleh
perlihatkan rata-rata viskositas antara 0,24 pada kombinasi perlakuan penambahan eks-
Pa.s hingga sampai 2,08 Pa.s. Berdasarkan trak kulit buah naga merah 50 gram dan pe-
analisis sidik ragam, bahwa perlakuan kom- nambahan gula merah 25 gram (B1G2) yaitu,
binasi penambahan ekstrak kulit buah dan 0,24 Pa.s. Rerata viskositas pada setiap perla-
proporsi gula merah menunjukkan ada beda kuan dapat dilihat pada tabel 2 histogram
nyata. Viskositas tertinggi diperoleh pada berikut :
Tabel 2. Rerata viskosita pada berbagai kombinasi perlakuan
Kombinasi perlakuan Rerata viskositas
B2G3 Penambahan ekstrak kulit 70 g, gula merah 35 g 2,00 ± 0,14 a
B1G1 Penambahan ekstrak kulit 50 g, gula merah 15 g 1,50 ± 0,16 b
B2G1 Penambahan ekstrak kulit 70 g, gula merah 15 g 1,45 ± 0,12 b
B2G2 Penambahan ekstrak kulit 70 g, gula merah 25 g 1,39 ± 0,11 b
B1G3 Penambahan ekstrak kulit 50 g, gula merah 35 g 0,35 ± 0,01 c
B1G2 Penambahan ekstrak kulit 50 g, gula merah 25 g 0,24 ± 0,03 c
Keterangan: Angka rerata yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan pengaruh
tidak beda nyata pada uji Tukey
Sintasari et al., (2014) menyatakan penambahan sukrosa dan susu skim. Penam-
bahwa viskositas yoghurt akan meningkat de- bahan susu skim bertujuan untuk menggan-
ngan semakin tingginya konsentrasi tikan laktosa yang terdapat pada susu hewani,
Nilai skoring warna tertinggi diperoleh nurut Handayani dan Rahmawati (2012)
pada perlakuan B2G1 (penambahan ekstrak menyatakan bahwa ekstrak kulit buah naga
kulit buah naga merah 70 gram dan gula me- merah mengandung antosianin 26,4587 ppm.
rah 15 gram) yaitu sebesar 3,89 (Suka) de- Antosianin adalah zat warna yang berperan
ngan kriteria mendekati warna merah dan memberikan warna merah. Sedangkan ren-
yang terendah terdapat pada perlakuan B1G1 dahnya nilai skor warna terendah disebabkan
(penambahan ekstrak kulit buah naga merah karena penambahan ekstrak kulit buah naga
50 gram dan gula merah 15 gram), yaitu se- merah yang rendah sehingga menghasilkan
besar 2,66 (agak suka) dengan kriteria warna warna merah muda pudar.
merah muda pudar. Aroma
Pada gambar 4. terlihat bahwa nilai ke-
sukaan warna semakin meningkat dengan se- Berdasarkan analisis statistik penamba-
makin tingginya penambahan ekstrak kulit han ekstrak kulit buah naga dan penambahan
buah naga merah. Hal ini disebabkan karena gula merah terhadap aroma yoghurt ekstrak
penambahan ekstrak kulit buah naga merah kulit buah naga dengan penambahan gula
yang lebih banyak menimbulkan warna yang merah ada beda nyata (x2 tabel < x hitung).
disukai oleh panelis, karena kulit buah naga Hasil uji organoleptik aroma dapat dilihat
yang digunakan memiliki warna merah. Me- pada gambar 5 histogram berikut:
Tingkat kesukaan panelis terhadap aro- aroma yang khas, sehingga tidak dapat digan-
ma yoghurt ekstrak kulit buah naga dengan tikan oleh gula pasir, aroma dan rasa yang
penambahan gula merah berkisar antara 2,53 khas dapat memperbaiki aroma yoghurt se-
(agak suka) sampai 3,16 (suka). Pada gambar hingga dapat meningkatkan tingkat kesukaan
5 dapat dilihat bahwa nilai kesukaan terhadap panelis terhadap yoghurt (Sampurno &
aroma yoghurt semakin meningkat dengan Cahyanti, 2015)
semakin tingginya penambahan ekstrak kulit Tekstur
buah naga merah dan penambahan gula me-
rah yang meningkat. Inii dikarenakan ekstrak Berdasarkan analisis statistik penamba-
kulit buah naga merah yang memiliki aroma han ekstrak kulit buah naga dan penambahan
alamiah. Menurut Putri et al., (2015), kulit gula merah terhadap tekstur yoghurt ekstrak
buah naga mengandung senyawa alamiah kulit buah naga dengan penambahan gula
yaitu kaya polifenol, alkaloid, terpenoid, merah ada beda nyata (x2 tabel < x hitung).
flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kabola- Hasil uji organoleptik tekstur dapat dilihat
min, fenolik, karoten dan fitoalbumin. Se- pada gambar 6 histogram berikut :
dangkan gula merah mempunyai rasa dan
KESIMPULAN SARAN