Aspek Moral Dalam Novel Petruk Dadi Ratu Karya Suwardi Endraswara: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SD
Aspek Moral Dalam Novel Petruk Dadi Ratu Karya Suwardi Endraswara: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SD
1, 2017: 97 - 116
OLEH
SRI WAHYUNI
SD NEGERI 01 KARANG
Ponsel: 081548066473 Pos-El: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to: (1) describe the background of socio-historical aspect
of Petruk Dadi Ratu by Suwardi Endraswara (2) describe the structure of the
novel in the Petruk Dadi Ratu novel by Suwardi Endraswara (3) describe the
moral value of Petruk Dadi Ratu novel viewed from the perspective of sociology
of literature, and (4) implement novel research results Petruk Dadi Ratu novel as
an alternative teaching materials in primary schools.
Type of this research is a descriptive qualitative with the strategy for the
case were established or (embedded research). Research data and data sources in
the form of a Word, phrase, sentence, discourse in the novel Petruk Dadi Ratu
Suwardi Endraswara works. Engineering data collection using the technique
check out and make a note. Data validation techniques using triangular data and
theory. Data analysis using Interactive Models, Miles and Huberman.
Based on the analysis of data obtained some results; (1) Hamlet Suwardi
Endraswara was born in Prangkokan, Purwasari, Girimulya, Kulon Progo, dated
03 April 1964. In the book menranag PDR is not separated from the influence of
socio-cultural notabennya the author is Professor of Javanese literature in one of
the most famous universities in Yogyakarta. (2) Petruk Dadi Ratu novel structure
of interconnected themes, stories and facts means of the story. (3) moral values in
the novel Petruk Dadi Ratu Suwardi works Endraswara be good meilupti moral
values of honesty, patience, helper, hard work, and being able to stop myself; as
well as bad moral values include pompous and not know manners. (4) The results
97
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
98
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan latar sosiohistoris
dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi Endraswara (2) mendeskripsikan
struktur novel dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi Endraswara (3)
mendeskripsikan nilai moral dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi
Endraswara yang ditinjau dari kajian sosiologi sastra, dan (4)
mengimplementasikan novel Petruk Dadi Ratu sebagai alternative bahan ajar di
sekolah dasar.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan stategi kasus
terpancang atau (embedded research). Data dan sumber data penelitian berupa
kata, frase, kalimat, wacana dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi
Endraswara. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan teknik
catat. Teknik validasi data menggunakan trianggulasi data dan teori. Analisis Data
menggunakan Model Interaktif Miles dan Huberman.
Berdasarkan analisis data didapatkan beberapa hasil; (1) Suwardi
Endraswara dilahirkan di Dusun Prangkokan, Purwasari, Girimulya, Kulon Progo,
tanggal 03 April 1964. Dalam mengarang buku PDR ini tidak lepas dari pengaruh
sosial budaya pengarang yang notabennya adalah dosen sastra Jawa di salah satu
universitas negeri ternama di Yogyakarta. (2) Struktur novel Petruk Dadi Ratu
saling berhubungan antara tema, fakta cerita dan sarana cerita. (3) Nilai moral
dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi Endraswara berupa nilai moral baik
yang meilupti kejujuran, kesabaran, penolong, kerja keras, dan mampu menahan
diri; serta nilai moral buruk meliputi sombong dan tidak kenal sopan santun. (4)
Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di Sekolah Dasar,
khususnya dalam pembelajaran sastra dan nilai moral, karena terdapat
pembelajaran unsur-unsur novel pada SK dan KD Sekolah Dasar.
Kata kunci: nilai moral, novel, sosiologi sastra, bahan ajar sastra
99
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
100
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
101
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
102
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
103
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
104
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
teksnya dikuatkan oleh penentangan pada teks karya sastra itu sendiri,
terhadap pendekatan: bukan unsur-unsur di luarnya.
a. Ekspresif, pendekatan tersebut Yoseph (1997:37-40)
meletakkan makna karya sastra menjelaskan teori strukturalisme
pada penulis, atau pengarang. sastra menganggap karya sastra
b. Mimetik, pendekatan tersebut sebagai “artefak”(benda seni) maka
menganggap karya sastra sebagai realisi-realiasi structural sebuah
tiruan kenyataan. karya sastra hanya dapat dipahami
c. Dan pendekatan yang dalam relasi unsur-unsur artefak itu
menyatakan karya sastra sendiri.Jika dicermati, sebuah teks
merupakan media komunikasi sastra terdiri dari komponen-
antara pembaca dan komponen seperti; ide, tema, amanat.
pengarangnya. latar, watak dan perwatakan, insiden,
Pendekatan-pendekatan plot, dan gaya bahasa.
tersebut ditolak oleh strukturalisme Komponen-komponen
karena menganggap bahwa tersebut memiliki perbedaan
pendekatan tersebut menjadikan aksentuasi pada berbagai teks sastra.
makna karya sastra tidak sepenuhnya strukturalisme sastra memberi
murni. Ada pertimbangan perasaan keluasaan kepada peneliti sastra
pengarang dan pembaca. Pengarang untuk menerapkan komponen-
dalam teori ini telah dimatikan komponen mana yang akan
perannya dan pembaca dianggap mendapat prioritas signifikan.
tidak objektif. Pembaca memiliki Keluasan ini tetap harus dibatasi,
pemikiran yang berbeda-beda, jadi yakni sejauh komponen-komponen
tidak memungkinkan apabila kita itu terserat dalam teks itu sendiri.
menekankan makna pada pembaca, Jadi teks satra berfungsi mengontrol
maka kita akan mendapatkan makna objektifitas dan validitas hasil
yang berbeda-beda. Jadi, teori penelitian sastra. Prosedur ilmiah ini
strukturalisme merupakan teori sastra menetapkan teori strukturalisme
yang pemaknaannya menitikberatkan sastra berkembang dengan baik,
105
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
pesat, dan diterima dalam kalangan bentuk, karena jalinan isi dan bentuk
luas. merupakan hal yang sama penting
Menurut Abrams (dalam dalam menentukan mutu sebuah
Pradopo, 2008:140-141) bahwa ada karya sastra.
empat pendekatan terhadap karya Adapun unsur-unsur
sastra, yaitu pendekatan (1) mimetik strukturalisme ada tiga pokok jenis
yang menganggap karya sastra karya sastra adalah; (a) dalam Prosa
sebagai tiruan alam (kehidupan) (2) terdiri tema, peristiwa/kejadian,
pendekatan pragmatik yang latar/setting, penokohan/perwatakan,
menganggap karya sastra itu adalah alur/plot, sudut padang, dan gaya
alat untuk mencapai tujuan tertentu, bahasa. (b) Dalam Puisi terdiri dari
(3) pendekatan ekspresif yang tema, stilitika/gaya bahasa,
menganggap karya sastra sebagai imajinasi/daya bayang, rime/irama,
ekspresi perasaan, pikiran, dan rima/persajakan, diksi/pilihaan kata,
pengalaman penyair, (4) pendekatan simbol, nada. (c) Sedangkan pada
obyektif yang menganggap karya Drama (drama teks) terdiri; tema,
sastra sebagai suatu otonom, terlepas dialog, peristiwa/kejadian,
dari alam sekitarnya, pembaca, dan latar/setting, penokohan/perwatakan,
pengarang. alur/plot dan gaya bahasa.
Menurut Zulfahnur Adapun tujuan teori
(1997:146-147) Struktural strukturalime ini meliputi; (a)
mempunyai konsep sebagai berikut: sebagai aktivitas yang bersifat
(a) Memberi penilaian terhadap inteltual, bertujuan menjelaskan
keharmonisan semua komponen eksplikasi tekstual; (b) sebagai
yang membentuk keseluruhan metode ilmiah, teori ini memiliki
struktur dengan menjalin hubungan cara kerja teknis dan rangkaian
antara komponen tersebut sehingga langkah-langkah yang tertib untuk
menjadi suatu keseluruhan yang mencapai simpulan yang valid; (c)
bermakna dan bernilai estetik. (b) sebagai pengetahuan, teori ini dapat
Memberikan penilaian terhadap dipelajari dan dipahami secara umum
hubungan harmonis antara isi dan
106
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
107
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
108
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
109
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
110
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
111
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
112
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Abrams, M.H. 1979. The Mirror and the lamp : Romantic Theory and the Critical
Tradition. New York : Oxford University Press.
Al-Ma‟ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian
Estetika Bahasa. Solo: Cakra Books Solo.
Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Baried Siti Baroroh., et.al., 1985. Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
113
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
Harjito. 2007. Melek Sastra Untuk 17 Tahun Ke-atas. Semarang: IKIP PGRI
Semarang.
Hartini, Sri, dkk. 1993. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa
Provinsi Daerah Khusus Ibo Kota Jakarta II. Jakarta: Debdikbud.
Junus. 1986. Sosiologi Sastra: Persoalan, Teori dan Metode. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan SastraYogyakarta, Universitas Sanata Dharma Press
Mansyur, Kahar. 1987. Membina Morl dan Akhlak. Jakarta: Kala Mulia.
114
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
Pradopo, Rachmat Djoko. 1993. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest. 1990. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta:
Gramedia.
115
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116
Stanton, Robert. 1995. An Introduction to Fiction. New York: Holt, Rinehart, and
Winston.
Sumardjo. 1984. Memahami Segi Sosial Novel Indonesia. Jakarta : Pustaka Prima.
Teeuw,A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya- Giri Mukti Pustaka.
Wellek, Rene and Austin Warren. 1977. Teori Kesusastraan. Terjemahan Melani
Budianta. Jakarta: PT Gramedia.
116