0% found this document useful (0 votes)
28 views20 pages

Aspek Moral Dalam Novel Petruk Dadi Ratu Karya Suwardi Endraswara: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SD

Uploaded by

Daffa Athallah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
28 views20 pages

Aspek Moral Dalam Novel Petruk Dadi Ratu Karya Suwardi Endraswara: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SD

Uploaded by

Daffa Athallah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 20

Stilistika, Vol. 3 No.

1, 2017: 97 - 116

ASPEK MORAL DALAM NOVEL PETRUK DADI RATU


KARYA SUWARDI ENDRASWARA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SD

OLEH
SRI WAHYUNI
SD NEGERI 01 KARANG
Ponsel: 081548066473 Pos-El: [email protected]

ABSTRACT
This study aims to: (1) describe the background of socio-historical aspect
of Petruk Dadi Ratu by Suwardi Endraswara (2) describe the structure of the
novel in the Petruk Dadi Ratu novel by Suwardi Endraswara (3) describe the
moral value of Petruk Dadi Ratu novel viewed from the perspective of sociology
of literature, and (4) implement novel research results Petruk Dadi Ratu novel as
an alternative teaching materials in primary schools.
Type of this research is a descriptive qualitative with the strategy for the
case were established or (embedded research). Research data and data sources in
the form of a Word, phrase, sentence, discourse in the novel Petruk Dadi Ratu
Suwardi Endraswara works. Engineering data collection using the technique
check out and make a note. Data validation techniques using triangular data and
theory. Data analysis using Interactive Models, Miles and Huberman.
Based on the analysis of data obtained some results; (1) Hamlet Suwardi
Endraswara was born in Prangkokan, Purwasari, Girimulya, Kulon Progo, dated
03 April 1964. In the book menranag PDR is not separated from the influence of
socio-cultural notabennya the author is Professor of Javanese literature in one of
the most famous universities in Yogyakarta. (2) Petruk Dadi Ratu novel structure
of interconnected themes, stories and facts means of the story. (3) moral values in
the novel Petruk Dadi Ratu Suwardi works Endraswara be good meilupti moral
values of honesty, patience, helper, hard work, and being able to stop myself; as
well as bad moral values include pompous and not know manners. (4) The results

97
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

of the study can be used as an alternative material of literature teaching in


primary school, especially in the teaching of literature and moral values, since
there is learning novel elements in SK and KD Elementary School.

Keywords: moral values, novel, sociology of literature, literary materials

98
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan latar sosiohistoris
dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi Endraswara (2) mendeskripsikan
struktur novel dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi Endraswara (3)
mendeskripsikan nilai moral dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi
Endraswara yang ditinjau dari kajian sosiologi sastra, dan (4)
mengimplementasikan novel Petruk Dadi Ratu sebagai alternative bahan ajar di
sekolah dasar.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan stategi kasus
terpancang atau (embedded research). Data dan sumber data penelitian berupa
kata, frase, kalimat, wacana dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi
Endraswara. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan teknik
catat. Teknik validasi data menggunakan trianggulasi data dan teori. Analisis Data
menggunakan Model Interaktif Miles dan Huberman.
Berdasarkan analisis data didapatkan beberapa hasil; (1) Suwardi
Endraswara dilahirkan di Dusun Prangkokan, Purwasari, Girimulya, Kulon Progo,
tanggal 03 April 1964. Dalam mengarang buku PDR ini tidak lepas dari pengaruh
sosial budaya pengarang yang notabennya adalah dosen sastra Jawa di salah satu
universitas negeri ternama di Yogyakarta. (2) Struktur novel Petruk Dadi Ratu
saling berhubungan antara tema, fakta cerita dan sarana cerita. (3) Nilai moral
dalam novel Petruk Dadi Ratu karya Suwardi Endraswara berupa nilai moral baik
yang meilupti kejujuran, kesabaran, penolong, kerja keras, dan mampu menahan
diri; serta nilai moral buruk meliputi sombong dan tidak kenal sopan santun. (4)
Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di Sekolah Dasar,
khususnya dalam pembelajaran sastra dan nilai moral, karena terdapat
pembelajaran unsur-unsur novel pada SK dan KD Sekolah Dasar.

Kata kunci: nilai moral, novel, sosiologi sastra, bahan ajar sastra

99
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

PENDAHULUAN disampaikannya kepada pembaca.


Karya sastra adalah sebuah Pengarang berharap apa yang
struktur yang sangat komplek. Dalam dituangkannya dapat menjadi sebuah
hubungannya dengan kehidupan, masukan, sehingga pembaca dapat
sastra adalah ekspresi kehidupan mengambil nilai-nilai kehidupan dan
manusia yang tidak terlepas dari akar mampu menginterprestasikannya
masyarakatnya. Kehidupan yang dalam kehidupan nyata. Menurut
dituangkan dalam karya sastra Santayana (dalam Hasan dan Dendy,
mencakup hubungan manusia dengan 2002:233) sastra dapat juga berperan
lingkungan dan masyarakat, sebagai penuntun hidup. Hanya saja
hubungan sesama manusia, penuntun hidup itu tersublimasi
hubungan manusia dengan dirinya, sedemikian rupa sehingga sehingga
dan hubungan manusia dengan tidak mungkin ia bersifat mendikte
Tuhan. Meskipun demikian, sastra tentang apa yang sebaiknya
tetap diakui sebagai sebuah ilusi atau dilakukan seseorang atau apa yang
khayalan dari kenyataan. Sastra tidak sebaiknya tidak dilakukan. Sastra
akan semata-mata menyodorkan dapat membentuk watak-watak
fakta secara mentah. Sastra bukan pribadi secara personal dan sosial.
sekedar tiruan kenyataan, melainkan Sastra mampu berfungsi sebagai
kenyataan yang telah ditafsirkan oleh penyadar manusia akan kehadirannya
pengarang dari kehidupan yang ada yang bermakna baik dihadapan
disekitarnya. Jadi, karya sastra pencipta maupun dihadapan sesama
adalah pengejawantahan kehidupan umat.
hasil pengamatan sastrawan atas Sastra dapat berfungsi
kehidupan sekitarnya (Suharianto, sebagai karya seni yang bisa
1982:11). digunakan sebagai sarana menghibur
Sastra ditulis atau diciptakan diri pembaca. Hal ini sesuai dengan
oleh seorang pengarang bukan pendapat Warren (dalam
sekedar dibaca sendiri, melainkan Nurgiyantoro, 2007:3) yang
ada ide gagasan, pengalaman dan menyatakan bahwa membaca sebuah
amanat serta nilai-nilai yang ingin karya sastra fiksi berarti menikmati

100
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

cerita dan menghibur diri untuk dengan penafsiran dan ideologi


memperoleh kepuasan batin. Karya pengarangnya.
sastra merupakan karya imajinatif Novel sebagai salah satu
yang dipandang lebih luas karya sastra, merupakan sarana atau
pengertiannya daripada karya fiksi. media yang menggambarkan apa
Karya sastra merupakan yang ada didalam pikiran pengarang.
bagian tak terpisahkan dari Ketika seorang pengarang akan
kehidupan manusia. Wellek dan memunculkan nilai-nilai moralitas
Warren (1977) dalam bukunya Teori dalam karyanya, data-data atau
Kesusastraan berpendapat bahwa informasi yang ia kemukakan bisa
“Sastra „menyajikan‟ kehidupan, dan berasal dari orang lain maupun dari
„kehidupan‟ sebagian besar terdiri pengalamannya sendiri. Nilai-nilai
dari kenyataan sosial, walaupun tersebut adalah sebuah refleksi
karya sastra juga „meniru‟ alam dan pandangan dari bagaimana tingkah
dunia subjektif manusia.” (Wellek laku manusia dalam bermasyarakat.
dan Warren, 1977:109). Sastra dan Informasi-informasi yang telah
realitas sosial masyarakat menjadi diperoleh dan disertai dengan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan pengalaman kemudian ia bentuk
karena sastra diproduksi dan dalam sebuah kehidupan fiksi
distrukturisasi dari berbagai berbentuk cerita panjang, yang
perubahan realitas tersebut. Realitas mengetengahkan tokoh-tokoh dan
pada sastra merupakan suatu cara menampakkan serangkaiaan
pandang penciptanya dalam peristiwa dan latar (setting) secara
melakukan pengingkaran atau terstruktur (Nor, 2004:26). Melalui
penelusuran atas realitas sosial yang tokoh-tokoh dan beragam rangkaian
melingkupi kehidupannya. Dengan cerita, pembaca diharapkan dapat
demikian, sastra merupakan potret mengambil hikmah dari pesan-pesan
sosial yang menyajikan kembali yang disampaikan atau diamanatkan.
realitas masyarakat yang pernah Pengarang berusaha agar pembaca
terjadi dengan cara yang khas sesuai mampu memperoleh nilai-nilai

101
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

tersebut dan bisa merefleksikannya itu dengan sendirinya dapat


dalam kehidupan. digolongkan ke dalam produk kritik
Dalam novel banyak kita sastra”.
jumpai nilai-nilai kehidupan, salah Salah satu novel yang kaya
satunya adalah moral. Moral akan nilai-nilai moral adalah novel
merupakan perbuatan atau tindakan Petruk Dadi Ratu karya Suwardi
yang dilakukan sesuai dengan ide-ide Endraswara, sehingga peneliti ingin
atau pendapat-pendapat umum yang mengulasnya dengan menggunakan
diterima yang meliputi kesatuan metode sosiologi. Metode sosiologi
social lingkungan-lingkungan sastra digunakan untuk menjelaskan
tertentu (Aminuddin, 2009:153). aspek-aspek dan hakikat moral.
Penggambaran moral yang ada Adapun judul penelitian adalah
dalam novel bisanya tak jauh tak “Aspek Moral dalam Novel Petruk
jauh dari lingkungan kehidupan Dadi Ratu Karya Suwardi
pengarang. Dari sanalah Endraswara: Tinjauan Sosiologi
digambarkan bagaimana perilaku Sastra dan Implementasinya sebagai
kehidupan masyarakat yang tampak, Bahan Ajar di SD.”
tentang pengambaran baik buruknya Hasil penelitian ini nantinya
akhlak manusia dalam bertingkah akan diimplementasikan sebagai
laku. Moral adalah ajaran baik buruk bahan ajar di jenjang Sekolah Dasar.
yang diterima umum menjadi Mengingat pentingnya pendidikan
perbuatan sikap kewajiban akhlak moral sebagai salah satu bagian
budi pekerti dan susila pendidikan karakter yang
(Nurgiyantoro, 2007:320-321). membangun bangsa. Sehingga sangat
Menurut Semi (1993:52) tepat bila sumbangsih hasil-hasil
mengatakan sosiologi sastra penelitian yang memberikan
merupakan bagian mutlak dari kritik kontribusi terhadap pembelajaran di
sastra, ia mengkhususkan diri dalam jenjang pendidikan terus digali dan
menelaah sastra dengan diupayakan.
memperhatikan segi-segi sosial
kemasyarakatan. Produk ketelaahan

102
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

Secara Etimologis struktur unsur-unsur yang berhubungan satu


berasal dari kata Structure, bahasa sama lain relasi sintagmatis dan
latin yang berarti bentuk atau paradigmatis. Strukturalisme juga
bangunan. Struktur berasal dari kata beranggapan bahwa seluruh
Structura (Latin) = bentuk, bangunan organisasi manusia ditentukan secara
(kata benda). System (Latin) = cara luas oleh struktur sosial atau
(kata kerja). asal usul strukturalis psikologi yang mempunyai logika
dapat dilacak dengan independen yang menarik, berkaitan
PoeticaAristoteles, dalam kaitannya dengan maksud, keinginan, maupun
dengan tragedi, lebih khusus lagi tujuan manusia.
dalam pembicaraannya mengenai Teori strukturalisme
plot. Plot memiliki ciri-ciri: memiliki latar belakang sejarah
kesatuan, keseluruhan, kebulatan, evolusi yang cukup panjang dan
dan keterjalinan (Teeuw, 1988:121- berkembang secara
134). Strukturalisme berasal dari dinamis.Strukturalisme menentang
bahasa Inggris, structuralism; Latin teori mimetic (yang berpandangan
struere (membangun), structura bahwa karya sastra adalah tiruan
berarti bentuk bangunan. Secara kenyataan), teori ekspresif (yang
Etimologis struktur berasal dari kata menganggap sastra pertama-tama
Structura, bahasa latin yang berarti sebagai ungkapan perasaan dan
bentuk atau bangunan. watak pengarang), dan menentang
Struktur sendiri adalah teori-teoriyang dianggap satra
bangunan teoretis (abstrak) yang sebagai media komunikasi antara
terbentuk dari sejumlah komponen pengarang dan pembacanya.
yang berhubungan satu sama lain. Strukturalisme dinamis
Struktur menjadi aspek utama dalam mula-mula dikemukakan oleh
strukturalisme. Dengan kata lain, Mukarovsky dan Vodicka (Fokkema,
strukturalisme adalah teori yang 1977:31). Menurutnya, karya sastra
menyatakan bahwa berbagai gejala adalah proses komunikasi, fakta
budaya dan alamiah sebagai bangun semiotik, terdiri atas tanda, struktur,
teoritis (abstrak) yang terdiri atas dan nilai-nilai. Karya seni adalah

103
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

petanda yang memperoleh makna kepada sekelompok penulis di Paris


dalam kedadaran pembaca. Oleh yang menerapkan metode dan istilah-
karena itulah, karya seni harus istilah analisis yang dikembangkan
dikembalikan pada kompetensi oleh Ferdinan de Saussure (Abrams,
penulis, masyarakat yang 1981:188-190).
menghasilkannya, dan pembaca Menurut Menurut Wellek
sebagai penerima. dan Warren (1990:140) (dalam
Teori strukturalisme sastra Wahyuningtyas, 2011:2) karya sastra
merupakan sebuah teori pendekatan merupakan sebuah struktur yang
terhadap teks-teks sastra yang kompleks. Struktur yang
menekankan keseluruhan relasi dimaksudkan ialah unsur-unsur di
antara berbagai unsur teks. Unsur- dalam teks yang saling berhubungan
unsur teks secara berdiri sendiri atau berelasi. Unsur tersebut bisa
tidaklah penting. Unsur-unsur itu berwujud ide atau gagasan, seperti
hanya memperoleh artinya di dalam tema, tokoh, judul, plot, setting, dan
relasi, baik relasi asosiasi ataupun lain-lain. Dalam unsur-unsur tersebut
relasi oposisi. Relasi-relasi yang ada penuangan emosi atau perasaan,
dipelajari dapat berkaitan dengan sehingga karya sastra itu tampak
mikroteks (kata, kalimat), hidup. Oleh karena itu, unsur-unsur
keseluruhan yang lebih luas (bait, tersebut tidak bisa berdiri sendiri-
bab), maupun intertekstual (karya- sendiri karena tidak akan bermakna.
karya lain dalam periode tertentu). Mungkin bisa saja bermakna, akan
Relasi tersebut dapat berwujud tetapi tidak bersifat menyeluruh
ulangan, gradasi, ataupun kontras apabila tidak menganalisis unsur-
dan parodi (Hartoko, 1986:135-136). unsurnya secara menyeluruh juga.
Istilah kritik strukturalisme Pandangan strukturalisme
secara khusus mengacu kepada terhadap karya sastra yang
praktik kritik sastra yang menyatakan bahwa karya sastra akan
mendasarkan model analisisnya pada bermakna apabila ditarik sebuah
teori linguistik modern. Tetapi relasi antar unsur-unsur di dalam
umumnya strukturalisme mengacu

104
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

teksnya dikuatkan oleh penentangan pada teks karya sastra itu sendiri,
terhadap pendekatan: bukan unsur-unsur di luarnya.
a. Ekspresif, pendekatan tersebut Yoseph (1997:37-40)
meletakkan makna karya sastra menjelaskan teori strukturalisme
pada penulis, atau pengarang. sastra menganggap karya sastra
b. Mimetik, pendekatan tersebut sebagai “artefak”(benda seni) maka
menganggap karya sastra sebagai realisi-realiasi structural sebuah
tiruan kenyataan. karya sastra hanya dapat dipahami
c. Dan pendekatan yang dalam relasi unsur-unsur artefak itu
menyatakan karya sastra sendiri.Jika dicermati, sebuah teks
merupakan media komunikasi sastra terdiri dari komponen-
antara pembaca dan komponen seperti; ide, tema, amanat.
pengarangnya. latar, watak dan perwatakan, insiden,
Pendekatan-pendekatan plot, dan gaya bahasa.
tersebut ditolak oleh strukturalisme Komponen-komponen
karena menganggap bahwa tersebut memiliki perbedaan
pendekatan tersebut menjadikan aksentuasi pada berbagai teks sastra.
makna karya sastra tidak sepenuhnya strukturalisme sastra memberi
murni. Ada pertimbangan perasaan keluasaan kepada peneliti sastra
pengarang dan pembaca. Pengarang untuk menerapkan komponen-
dalam teori ini telah dimatikan komponen mana yang akan
perannya dan pembaca dianggap mendapat prioritas signifikan.
tidak objektif. Pembaca memiliki Keluasan ini tetap harus dibatasi,
pemikiran yang berbeda-beda, jadi yakni sejauh komponen-komponen
tidak memungkinkan apabila kita itu terserat dalam teks itu sendiri.
menekankan makna pada pembaca, Jadi teks satra berfungsi mengontrol
maka kita akan mendapatkan makna objektifitas dan validitas hasil
yang berbeda-beda. Jadi, teori penelitian sastra. Prosedur ilmiah ini
strukturalisme merupakan teori sastra menetapkan teori strukturalisme
yang pemaknaannya menitikberatkan sastra berkembang dengan baik,

105
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

pesat, dan diterima dalam kalangan bentuk, karena jalinan isi dan bentuk
luas. merupakan hal yang sama penting
Menurut Abrams (dalam dalam menentukan mutu sebuah
Pradopo, 2008:140-141) bahwa ada karya sastra.
empat pendekatan terhadap karya Adapun unsur-unsur
sastra, yaitu pendekatan (1) mimetik strukturalisme ada tiga pokok jenis
yang menganggap karya sastra karya sastra adalah; (a) dalam Prosa
sebagai tiruan alam (kehidupan) (2) terdiri tema, peristiwa/kejadian,
pendekatan pragmatik yang latar/setting, penokohan/perwatakan,
menganggap karya sastra itu adalah alur/plot, sudut padang, dan gaya
alat untuk mencapai tujuan tertentu, bahasa. (b) Dalam Puisi terdiri dari
(3) pendekatan ekspresif yang tema, stilitika/gaya bahasa,
menganggap karya sastra sebagai imajinasi/daya bayang, rime/irama,
ekspresi perasaan, pikiran, dan rima/persajakan, diksi/pilihaan kata,
pengalaman penyair, (4) pendekatan simbol, nada. (c) Sedangkan pada
obyektif yang menganggap karya Drama (drama teks) terdiri; tema,
sastra sebagai suatu otonom, terlepas dialog, peristiwa/kejadian,
dari alam sekitarnya, pembaca, dan latar/setting, penokohan/perwatakan,
pengarang. alur/plot dan gaya bahasa.
Menurut Zulfahnur Adapun tujuan teori
(1997:146-147) Struktural strukturalime ini meliputi; (a)
mempunyai konsep sebagai berikut: sebagai aktivitas yang bersifat
(a) Memberi penilaian terhadap inteltual, bertujuan menjelaskan
keharmonisan semua komponen eksplikasi tekstual; (b) sebagai
yang membentuk keseluruhan metode ilmiah, teori ini memiliki
struktur dengan menjalin hubungan cara kerja teknis dan rangkaian
antara komponen tersebut sehingga langkah-langkah yang tertib untuk
menjadi suatu keseluruhan yang mencapai simpulan yang valid; (c)
bermakna dan bernilai estetik. (b) sebagai pengetahuan, teori ini dapat
Memberikan penilaian terhadap dipelajari dan dipahami secara umum
hubungan harmonis antara isi dan

106
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

dan luas dan dapat di buktikan Strategi dalam penelitian ini


kebenaran cara kerja secara cermat. adalah penelitian yang sifatnya studi
kasus terpancang (embedded case
METODE study research). Pada penelitian yang
Penelitian yang berjudul sifatnya terpancang (embedded
“aspek moral dalam novel petruk research), batasan tersebut menjadi
dadi ratu karya suwardi semakin tegas dan jelas karena
endraswara”, menggunakan metode penelitian jenis ini sama sekali bukan
content analysis. Penelitian ini penelitian grounded yang bersifat
bertujuan mendiskripsikan aspek penjelajahan, tetapi sudah terarah
pendidikan moral dalam novel pada batasan atau fokus tertentu yang
Petruk Dadi Ratu karya Suwardi dijadikan sasaran dalam penelitian
Endraswara melalui pendekatan (Sutopo, 2006:136-139).
sosiologi sasta serta implikasinya Data dalam penelitian ini
bagi pembelajaran sastra di SD. berwujud kata, frase, kalimat dan
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong paragraf yang mengandung nilai
(2010:4) mendefinisikan metodologi moral dalam novel Petruk Dadi Ratu
kualitatif sebagai prosedur penelitian karya Suwardi Indraswara.
yang menghasilkan data deskriptif Teknik pengumpulan data
berupa kata-kata tertulis atau lisan yang digunakan dalam penelitian ini
dari orang-orang dan perilaku yang adalah teknik pustaka. Studi pustaka
dapat diamati. Menurut mereka, merupakan langkah awal dalam
pendekatan ini diarahkan pada latar teknik pengumpulan data. Studi
dan individu tersebut secara holistik pustaka merupakan teknik
(utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh pengumpulan data yang diarahkan
mengisolasikan individu atau kepada pencarian data dan informasi
organisasi ke dalam variabel atau melalui dokumen-dokumen, baik
hipotesis, tetapi perlu dokumen tertulis, foto-foto, gambar,
memandangnya sebagai bagian dari maupun dokumen elektronik yang
sesuatu keutuhan. dapat mendukung dalam proses
penulisan.

107
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

HASIL DAN PEMBAHASAN dari awal hingga akhir cerita. Beliau


tidak secara langsung menulis apa
1. Latar Sosiohistoris Pengarang
yang ada dalam pikirannya,dalam
Karya sastra lahir tentu saja
memandang sebuah kejadian dari
tidak dapat lepas begitu saja dari
suatu tema yang diangkatnya.
keberadaan pengarang, penikmat dan
Konsep yang dibuat tersebut sangat
pembaca. Tiga komponen yaitu
membantu dalam menuangkan ide-
karya sastra, pengarang dan
idenya hingga menghasilkan suatu
masyarakat tidak dapat lepas dan
karya sastra. Masalah-masalah
saling terkait satu dengan yang lain.
rumah tangga, kriminal, cinta, dan
Sorotan yang utama adalah
bagaimana beratnya seseoarang
pengarang. Karya sastra tidak ada
memangku jabatan, merupakan
pengarang tidak akan lahir.
masalah yang di pilihnya untuk
Pengarang mempunyai kepribadian
ditampilkan dalam karya-karyanya.
dan kehidupan sendiri. Biografi
Menurutnya sekarang ini sesuai
mempelajari hidup pengarang yang
dengan kematangan jiwanya,
jenius, menelusuri perkembangan
Suwardi Endraswara lebih
moral, mental dan intelektualnya,
mengarahkan karyanya pada absurd
yang tentu menarik. Pemunculan
(Karya yang memerlukan
suatu karya sastra dipengaruhi oleh
pemahaman lebih dalam). Dengan
faktor-faktoryang ada disekitar
dibumbui budaya Jawa. Dan lebih
pengarang, pengalaman pengarang
penting lagi, beliau menciptakan
tentu menjadi kekayaan bagi
karya sastra diarahkan menuju
terciptanya karya sastra. Novel
pembaharuan.
Petruk Dadi Ratu dipengaruhi oleh
Suwardi Endraswara
lingkungan, pendidikan dan
memiliki banyak karya yang sudah
pekerjaan pengarangnya.
diterbitkan oleh beberapa penerbit
Kreativitasan Suwardi
ternama di Yogyakarta.
Endraswara dalam menciptakan
suatu karya sastra, terlebih dulu
menulis konsep secara garis besarnya

108
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

2. Struktur Pembangun Novel tulus dan suci dia ingin mewujudkan


Petruk Dadi Ratu Karya kariernya.
Suwardi Endraswara
Dalam analisis struktur 3. Nilai Moral dalam Novel
pembangun novel Petruk Dadi Ratu Petruk Dadi Ratu Karya
karya Suwardi Endraswara ini Suwardi Endraswara
didasarkan pada pendapat Robert Secara umum moral
Stanton (2007). Unsur fiksi ada tiga mengacu pada ajaran baik-buruk
bagian, yaitu tema, fakta cerita yang diterima umum mengenai
meliputi: alur, latar, dan tokoh., dan perbuatan, sikap, kewajiban dan
sarana sastra. Pada analisis struktur sebagainya; akhlak, budi pekerti,
novel Petruk Dadi Ratu karya susila (KBBI (ed. VI), 2008:456).
Suwardi Endraswara ini difokuskan Istilah "bermoral" bagi seseorang
pada dua unsur fiksi, yaitu tema dan yang kita rujuk berarti bahwa yang
fakta cerita. bersangkutan memiliki pertimbangan
Pada dasarnya, Petruk Dadi baik dan buruk, pantas dan tidak
Ratu karya Suwardi Endraswara pantas, positif dan negatif. Walaupun
adalah buku filsafat politik. Buku ini demikian, pengertian baik dan buruk,
membicarakan tentang bagaimana dan sejenisnya kadang-kadang
menjadi seorang pemimpin yang bersifat relatif.
sebenarnya dengan mengacu pada Artinya, suatu perbuatan,
tokoh pewayangan, yaitu Petruk. sikap, atau hal yang dipandang baik
Dalam dunia pewayangan, Petruk oleh orang atau sekelompok orang
digambarkan sebagai seorang abdi atau bangsa yang satu, belum tentu
(pelayan) kesatria yang setia. Kini baik bagi pihak yang lain. Biasanya,
Petruk ingin membuktikan diri, pandangan baik dan buruk itu
menemukan identitas yang selama dipengaruhi oleh pandangan hidup
ini selalu dianiaya senior. Bendara- kelompok etnis, suku atau
bendara Petruk ibaratnya merasa bangsanya.
jengkel melihat tanda-tanda Petruk Moral dalam karya sastra
akan sukses. Namun, dengan niat biasanya mencerminkan pandangan

109
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

hidup pengarang yang bersangkutan, dapat dibedakan ke dalam (a)


pandangannya tentang nilai-nilai persoalan manusia dengan dirinya
kebenaran dan hal itulah yang ingin sendiri, (b) hubungan manusia
disampaikannya kepada pembaca. dengan manusia lain dalam lingkup
Sebuah karya sastra ditulis oleh sosial termasuk dalam hubungannya
pengarang, antara lain, untuk dengan lingkungan alam, dan (c)
menawarkan model kehidupan yang hubungan manusia dengan Tuhannya
diidealkannya. Karya sastra (Nurgiyantoro, 1998:323).
mengandung penerapan moral dalam Nilai-nilai moral yang
sikap dan tingkah laku para tokoh dianalisis dalam novel Petruk Dadi
sesuai dengan pandangan tentang Ratu karya Suwardi Endraswara
moral. Melalui cerita, sikap dan berdasarkan pendapat yang
tingkah laku tokoh-tokoh itulah dikemukakan oleh Suseno
pembaca diharapkan dapat (1987:140-150).
mengambil hikmah dari pesan-pesan
moral yang disampaikan atau PENUTUP
diamanatkan. Berdasarkan hasil penelitian
Pada hakikatnya, nilai-nilai dan pembahasan pada Bab IV, maka
moral atau nilai baik-buruk, positif- simpulan hasil penelitian ini adalah:
negatif, pantas-tak pantas dan 1. Latar Sosiohistoris Pengarang
sejenisnya adalah bersumber dari Buku novel yang berjudul Petruk
ajaran agama. Prinsip ajaran agama Dadi Ratu merupakan sebuah
adalah untuk mengatur kehidupan karya Suwardi Endraswara. Ia
manusia. Jenis ajaran moral dapat dilahirkan di Dusun Prangkokan,
mencakup masalah yang (boleh Purwasari, Girimulya, Kulon
dikatakan) tak terbatas. Ia dapat Progo, tanggal 3 April 1964.
mencakup seluruh persoalan Dalam mengarang buku PDR ini
kehidupan, seluruh persoalan yang tidak lepas dari pengaruh sosial
menyangkut harkat dan martabat budaya pengarang yang
manusia. Secara garis besar notabennya adalah dosen sastra
persoalan kehidupan manusia itu jawa di salah satu universitas

110
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

negeri ternama di penolong, bekerja keras untuk


Yogyakartasehingga dalam mencapai cita-citanya.
menampilkan setiap tokoh di Pengarang juga menampilkan
dalam novel PDR ini banyak tokoh Semar, Gareng, Bagong
nuansa-nuansa akademisi. sebagai saudara Petruk. Keempat
2. Struktur Novel Petruk Dadi Ratu tokoh tersebut disebut sebagai
karya Suwardi Endraswara Punakawan.
Struktur novel Petruk Dari Ratu Alur yang digunakan dalam
difokuskan pada tema dan fakta penceritaan ini adalah alur maju
cerita. Fakta cerita terdiri dari (progresif). Dikatakan alur maju
tokoh, alur dan latar. Novel karena diceritakan dari
Petruk Dadi Ratu bertemakan kedatangan Petruk sebagai jin
abdi yang ingin menjadi Mercukilan yang dikalahkan oleh
pemimpin. Tokoh tersebut yaitu Semar akhirnya diangkat anak,
Petruk. kemudian menjadi Senopati
Penokohan yang diciptakan perang dan akhirnya menjadi
pengarang berhasil raja.
menggambarkan secara riil Unsur latar dapat dibedakan ke
karakter manusia pada sisi lain. dalam tiga unsur pokok, yaitu
Tokoh-tokoh penting yang tempat, waktu dan sosial. 1)
memiliki kekhasan sendiri- Latar tempat menceritakan pada
sendiri. Suwardi Endraswara lokasi terjadinya peristiwa yang
berhasil memposisikan setiap diceritakan dalam sebuah karya
tokoh pada sebuah kolektivitas fiksi. Dalam Novel Petruk Dadi
yang menyatu. Tokoh Petruk Ratu terdapat tempat-tempat
digambarkan sebagai tokoh Karang Kedempel. Negara
berperawakan tinggi jangkung Pandan Surat, Ngrancang
dengan hidung panjang seperti Kencana. 2) Latar waktu
burung pelatuk dan kepalanya berhubungan dengan masalah
berkuncir dan memiliki kapan terjadinya peristiwa-
perwatakan pemberani, peristiwa yang diceritakan dalam

111
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

sebuah karya fiksi. 3) Latar sosial yang membaca novel Petruk


menyarankan pada hal-hal yang Dadi Ratu akan mendapat nilai
berhubungan dengan perilaku tersendiri yang dapat digunakan
kehidupan sosial masyarakat di dalam kehidupan mendatang.
suatu tempat yang diceritakan Novel Petruk Dadi Ratu ini dapat
dalam fiksi. memberikan motivasi bagi siswa
3. Nilai Moral dalam Novel Petruk dalam usahanya mencapai cita-
Dadi Ratu Karya Suwardi cita. Mengajarkan siswa untuk
Endraswara menjadi pribadi yang berakhlak
Nilai moral yang ditemukan mulia dan bermoral.
novel Petruk Dadi Ratu karya Hasil analisis aspek moral dalam
Suwardi Endraswara adalah nilai novel Petruk Dadi Ratu tersebut
moral baik dan nilai moral buruk. dapat diimplementasikan sebagai
Nilai moral baik yang meliputi bahan ajar ke dalam
kejujuran, kesabaran, penolong, pembelajaran Bahasa Indonesia
kerja keras, dan mampu menahan di SD untuk memberikan
diri, serta serta nilai moral buruk motivasi kepada peserta didik
meliputi sombong dan tidak agar semangat dalam belajar
kenal sopan santun. dalam menggapai cita-cita.
4. Implemetasi Nilai Moral Novel Standar kompetensi
Petruk Dadi Ratu Karya Suwardi pembelajaran Bahasa Indonesia
Endraswara sebagai Bahan Ajar dalam KTSP mencakup dan
SD. selalu terkait dengan keempat
Nilai-nilai moral yang kompetensi, kompetensi
terkandung dalam novel dapat berbahasa menyimak, membaca,
dijadikan contoh bagi pembaca, kompetensi menulis. Standar
karena pada dasarnya pembaca kompetensi yang berisikan
cenderung lebih mudah capaian kompetensi kesastraan
terpengaruh atau meniru pada pun semuanya terkait dengan
perilaku yang ditampilkan tokoh. capaian keempat kompetensi
Dengan demikian para siswa berbahasa tersebut dan tidak ada

112
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

yang secara khusus menunjuk Kompetensi Dasar 1.2.


atau terlepas darinya. mengidentifikasi tokoh, watak,
Materi pembelajaran sebagai latar, tema, alur dan amanat dari
bahan ajar SD kelas VI disusun cerita anak yang di bacakan.
berdasarkan standar isi yang
UCAPAN TERIMA KASIH
berupa standar kompetensi dan
kompetensi Dasar yang tertuang Ucapan terima kasih
dalam Rencana Pelaksanaan disampaikan kepada lembaga
Pembelajaran. pendidikan Universitas Veteran
Novel Petruk Dadi Ratu karya Bangun Nusantara khususnya
Suwardi Endraswara sangat Pascasarjana yang telah memberi
relevan untuk dijadikan sebagai izin penelitian ini hingga selesai.
bahan ajar di SD. Materi novel Terima kasih pula disampaikan
yang dimaksud adalah standar kepada Redaktur Jurnal Ilmiah
kompetensi 1. Memahami teks Stilistika yang telah memuat artikel
dan cerita anak yang dibacakan. ini untuk dipublikasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and
Winston.

Abrams, M.H. 1979. The Mirror and the lamp : Romantic Theory and the Critical
Tradition. New York : Oxford University Press.

Al-Ma‟ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian
Estetika Bahasa. Solo: Cakra Books Solo.

Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.

Aminudin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandug: Sinar Baru.

Aminuddin. 1990. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Baried Siti Baroroh., et.al., 1985. Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

113
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

Bakry, Noor Ms. 1990. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty.

Bertens, K. 1984. Pembinaan Mental: Bimbingan Al-Quran. Jakarta: Bina


Angkasa.

Budiardjo, Meriam dkk. 1986. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Karunika.

DamonoSapardiDjoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pangantar Ringkas.


Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Depdiknas. 2003. Pedoman Umum Pendidikan Budi Pekerti Pada Jenjang


Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:


MedPress.

Hadiwardoyo, Purwa. 1990. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius.

Harjito. 2007. Melek Sastra Untuk 17 Tahun Ke-atas. Semarang: IKIP PGRI
Semarang.

Hartini, Sri, dkk. 1993. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa
Provinsi Daerah Khusus Ibo Kota Jakarta II. Jakarta: Debdikbud.

Hartoko,Dick dan B.Rahmanto.1984. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarya:


Kanisius.

Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta:


Kanisius.

Hartoko, Dick. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. PT.Gramedia: Jakarta.

H.T. Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik


Sampai Post-modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hudson, W.H. 1969. Introduction to the Study of Literature. London: Harvard.


Co. Ltd.

Ismuhendro, Hengki, dkk. 1993. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spiritual


Bangsa Daerah Jawa Timur. Jakarta: Debdikbud.

Junus. 1986. Sosiologi Sastra: Persoalan, Teori dan Metode. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan SastraYogyakarta, Universitas Sanata Dharma Press

Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Mansyur, Kahar. 1987. Membina Morl dan Akhlak. Jakarta: Kala Mulia.

114
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

Nurhadi, Gendro, dkk. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa


Daerah Jawa Timur. Jakarta: Debdikbud.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Noor, Redyanto. 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.

Nugrahani, Farida. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi.


Surakarta: UNS Press.

Nurgiyantoro, Burhan, 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


Universitas Press.

Pradopo, 1989. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1993. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmad Djoko. 2001. Pengkajian Puisi. Yogjakarta: Gadjah Mada


University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pantiwintaro, dkk. 1992. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa


Daerah Jawa Timur. Jakarta: Debdikbud.

Poedjawianto.1990. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarsono. 1993. Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest. 1990. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta:
Gramedia.

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.

Soyomukti, Nurani. 2011. Pengantar Filsafat Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Salden, Rahman.1991. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta:


Gajah Mada.

Sayuti, Suminto A. 1994. “Pengajaran Sastra: Sebuah Tawaran” dalam Jabrohim


(Ed.).

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

115
Stilistika, Vol. 3 No. 1, 2017: 97 - 116

Semi, Atar. 1989. Kitik sastra. Bandung: Angkasa.

Suseno, Frans Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat


Moral. Yogyakarta: Kanisius.

Suharianto, S. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widyaduta.

Stanton, Robert. 1995. An Introduction to Fiction. New York: Holt, Rinehart, and
Winston.

Sujiman. Mendiknas, 1996. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Pustaka


JayaMendiknas.

Sumardjo. 1984. Memahami Segi Sosial Novel Indonesia. Jakarta : Pustaka Prima.

Sumardjo, Yacub.1997. Novel Indonesia Mutakhir: Sebuah Kritik. Yogyakarta :


CV Nur Cahaya.

Teeuw,A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya- Giri Mukti Pustaka.

Tuam,Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Bogor: Nusa Indah.

Waluyo, Nugraheni E.W.2009. Pengkajian Prosa Fiksi. Program


Pascasarjana.Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wasono, Haris Sudarso.1991. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spiritual


Bangsa Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Debdikbud.

Wellek, Rene and Austin Warren. 1977. Teori Kesusastraan. Terjemahan Melani
Budianta. Jakarta: PT Gramedia.

116

You might also like