0% found this document useful (0 votes)
62 views13 pages

Efektivitas Strategi Omaggio Terhadap Kemampuan Menyimak Cerita Fabel Terintegrasi Media Youtube

This study aims to determine the extent of the effectiveness of the Omaggio strategy on the ability to listen to the fable story integrated YouTube media on Grade VII students of SMP Negeri 4 Polewali. The sampling technique used is the Random Sampling Technique. In this study using two classes, namely the control class and the experimental class. The instrument used was in the form of an ability test to listen to the fable story integrated YouTube media which was used and carried out in class V

Uploaded by

LPKA UMS RAPPANG
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
62 views13 pages

Efektivitas Strategi Omaggio Terhadap Kemampuan Menyimak Cerita Fabel Terintegrasi Media Youtube

This study aims to determine the extent of the effectiveness of the Omaggio strategy on the ability to listen to the fable story integrated YouTube media on Grade VII students of SMP Negeri 4 Polewali. The sampling technique used is the Random Sampling Technique. In this study using two classes, namely the control class and the experimental class. The instrument used was in the form of an ability test to listen to the fable story integrated YouTube media which was used and carried out in class V

Uploaded by

LPKA UMS RAPPANG
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

Vol. 6 – No.

1, year (2022), 863 - 874


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Efektivitas Strategi Omaggio Terhadap Kemampuan Menyimak


Cerita Fabel Terintegrasi Media Youtube
Muthmainnah 1, Hasan 2, Andi Asrifan 3, Heriyanto 4, Elihami 5,
1,4
Universitas Al Asyariah Mandar
2,5
Universitas Muhammadiyah Enrekang
4
Universitas Muhammadiyah Rappang

* Corresponding Author. E-mail: 1 [email protected]

Receive: 05/08/2021 Accepted: 21/12/2021 Published: 01/03/2022

ABSTRACT

This study aims to determine the extent of the effectiveness of the Omaggio strategy on the ability to listen to the
fable story integrated YouTube media on Grade VII students of SMP Negeri 4 Polewali. The sampling technique used
is the Random Sampling Technique. In this study using two classes, namely the control class and the experimental
class. The instrument used was in the form of an ability test to listen to the fable story integrated YouTube media
which was used and carried out in class VII A as an experimental class and class VII B as a control class of 60 students.
The considerations used are student learning outcomes, student responses, and student activities. Based on
consideration of the data used are tests, questionnaires, and observations. Data analysis techniques used are
descriptive statistical analysis, normality test and homogeneity test. The results of data analysis showed that the
learning outcomes of students were said to be complete with an average value of 86.13 for the experimental class
while the control class was 78.00. The students' response to the Omaggio strategy was stated to be pleased with the
value of 87.61, and the activity of the students was 86%. Based on the results of the study it can be concluded that
the omaggio strategy is effectively used in learning to listen to fable stories integrated with YouTube media on Class
VI Students

Keywords: Effectiveness, Omaggio Strategy, Fable Story, Youtube Media.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas strategi omaggio terhadap kemampuan
menyimak cerita fabel terintegrasi media youtube pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Polewali
metode penilaian yang digunakan adalah metode penelitian kuantiatatif dan desain penelitian Pre test Post test
Control Grup Desaign. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Random Sampling. Pada
penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang
digunakan berupa tes kemampuan menyimak cerita fabel terintegrasi media youtube yang digunakan dan
dilaksanakan di kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 60
peserta didik. Pertimbangan yang digunakan yaitu hasil belajar peserta didik, respon peserta didik, dan
aktivitas peserta didik. Berdasarkan pertimbangan data yang digunakan yaitu tes, angket, dan observasi.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dikatakan tuntas dengan nilai rata-rata 86,13 untuk
kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol 78,00. Respon peserta didik terhadap strategi omaggio dinyatakan
senang dengan nilai 87,61, dan aktivitas peserta didik 86%. Berdasrkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
strategi omaggio efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita fabel terintegrasi media youtube pada
peserta didik Kelas VII.

Kata kunci : Efektivitas, Strategi Omaggio, Cerita Fabel, Media Youtube.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-863
(Muthmainnah dkk.)

PENDAHULUAN reseptif. Di terimanya ujaran yang mengigat dan,


Masalah bahasa dalam pendidikan memahami, menangkap, menerima atif penyimak, hal
merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikian itu di karenakan kegiatan komunikasi sedang
di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia salah berlansung, (Tarigan,2015:2).
satu bidang studi Bahasa merupakan sebuah sistem Menyimak juga dapat dikatakan sebagai
yang bersifat sistematis. Selain bersifat sistematis, kegiatan aktif reseptif karena secara fisik, penyimak
juga bersifat sistemis. Dengan sistematis menerima pesan atau informasi melalui pendengaran,
maksudnaruslah berisi usaha-usaha yang dapat tetapi sebenarnya penyimak aktif mencerna dan
membawa serangkaian keterampilan. Semakin mengolah pesan-pesan tersebut agar dapat
terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan memahami maksudnya. (Sutari,2015:6). Mengingat
jelas pula jalan pikiranya. Muthmainnh (2016:63) betapa penting peran menyimak terhadap kehidupan
Bahasa merupakan sebuah sistem yang manusia, pembelajaran menyimak sebagai bagian dari
bersifat sistematis. Selain bersifat sistematis, juga pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMP
bersifat sitemis. Dengan sistematis maksudnya bahasa sudah selayaknya mendapat perhatian yang sama
itu tersusun menurut pola tertentu, tidak secara acak dengan pembelajaran keterampilan berbahsa yang
atau sembarangan. Oleh karena itu, lazim di sebut lain.
bahwa bahasa itu bersifat unik, unik artinya memilik Menyimak pada prinsipnya bukan merekam
ciri atau sifat khas yang tidak memiliki ciri atau sifat seluruh kata atau kalimat, melainkan jembatan demi
khas yang tidak di milki bahasa lain dan universal tertangkapnya pokok pembicaraan, Menurut
berarti memiliki ciri yang sama yang ada pada semua (Taringan, 2013) mengatakan bahwa ‘’kemampuan
bahasa (Tarigan,2015). menyimak merupakan kemampuan menangkap
Karakteristik bahasa dapat dinyatakan bahasa lisan, meliputi penangkapan unsur-unsur
sebagai sebuah sistem, artinya, bahasa itu di bentuk bahasa dan kosakata serta memahami ide, gagasan
oleh sejumlah komponen yang berpola secara tepat ujaran yang terkandung dalam ujaran yang
dan dapat dikaidahkan. Bahasa juga bersifat sistematis didengarkan’’. Seorang penyimak yang baik akan
karena tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak memahami makna kata itu, serta mengetahui kalimat
tersusun secara acak atau sembarangan. Oleh karena yang disimaknya itu benar atau salah.
itu, lazim di sebut bahasa itu bersifat unik maupun Berdasrkan hasil observasi awal, peserta
juga bersifat universal. Unik artinya memiliki ciri atau didik kelas VII SMP Negeri 4 Polewali kurang berminat
sifat khas yang tidak di miliki bahasa lain dan universal terhadap sastra khususnya menyimak cerita fabel.
berarti memiliki ciri yang sama yang ada pada semua Dapat dilihat dari nilai harian disekolah tidak mampu
bahasa (Tarigan,2015). menentukan tema sesuai dengan tata penulisan cerita
Berdasarkan pendapat dari ahli, dapat fabel, faktor tersebut juga sangat berpengaruh
disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem lambang- terhadap nilai ulangan harianya dimana untuk
lambang berupa seperangkat bunyi yang bersifat menentukan tema cerita fabel yang diberikan oleh
arbriter dan tidak dapat di ramalkan. Keterampilan guru, hanya beberapa orang saja yang mencapai nilai
berbahasa dalam kurukulum 2013 di sekolah rata-rata 40 dari KKM 65,00.
mencakup empat aspek, yaitu: (1) keterampilan Unsur penyebab masalah ini karena
menyimak (listening skils), (2) keterampilan berbicara berangkat dari kurangnya minat terhadap sastra, jadi
(speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading penulis menarik kesimpulan ini, berdasarkan hasil
skills), dan (4) keterampilan menulis (writing skills) wawancara dari narasumber yakni : guru mata
(Tarigan,2015:2). pelajaran bahasa Indonesia, dan beberapa peserta
Keempat keterampilan berbahasa ini tidak didik kelas VII yang menjadi sumber data dalam
bisa dipisahkan, oleh karena itu keterampilan penelitian tersebut. Dengan harapan pembaca atau
berbahasa, adalah keterampilan yang paling awal peserta didik dapat mencintai sastra dengan
diperoleh dan merupakan dasar dalam aktivitas melahirkan karya-karya lainya melalui pedoman
berkomunikasi, dan merupakan kegiatan yang bersifat

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-864

(Muthmainnah dkk.)

terhadap karya sastra dengan menggunakan Strategi psikologis menyebutnya sebagai mental processed
Omaggio. (Musfioroh, 20015:5). Sementara itu, pendapat lain
Dari hasi peneliti sebelumnya terhadap mengatakan bahwa menyimak adalah suatu proses
eksperimen penggunaan strategi omaggio dalam mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
pemebelajaran bahasa Indonesia khususnya perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
menyimak cerita fabel yaitu penelitian dengan judul untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta
peningkatan kemamampuan menganalisis cerita fabel memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh
melalui tekhnik questions student have peserta didik sipembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
kelas VII Mts Fathulamin Matakali Zatriani (2015) (Taringan,2018:4).
sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan keefektifan strategi omaggio Konsep Strategi
terhadap kemampuan menyimak cerita fabel Menurut kamus besar bahasa Indonesia
terintegrasi media youtube pada peserta didik kelas (2007:284). Efektivitas berasal dari kata efektif yang
VII SMP Negeri 4 Polewali. yang mendapat pengembangan penambahan akhiran-
as yang artinya (akibatnya, pengaruhnya, kesanya).
Lebih lengak lagi memuat, efektivitas adalah (1)
TINJAUAN PUSTAKA kedaaan berpengaruh, hal berkesan, (2) kemanjuran,
Pengetian Menyimak kemujaraban, (tentang obat), (3) keberhasilan
Menyimak sangat dekat dengan makna (tentang usaha, tindakan), (4) hal mula berlakunya
mendengar dan mendengarkan. Jika di pelahjari lebih (tentang undang-undang, peraturan). Penelitian ini
jauh, ketiga kata itu memilki perbedaan pengertian. akan mengkaji efektivitas strategi Omaggio dengan
Namun banyak orang yang kurang memamhami mengintegrasikan social media dalam pembeajaran.
perbedaan itu (Sutari,2010:16). Menurut sanjaya (2010:126), iatilah strategi
Mendengar mempunyai makna dapat terhadap konteks belajar mengajar, strategi berarti
menangkap suara (bunyi) dengan telinga, sedangkan sebuah pola umum perbuatan guru peserta didik
mendengarkan mendengar sesuatu dengan sungguh- terhadap kegiatan belajar mengajar. Bagaimamanpun
sungguh atau memasan telinga baik-baik untuk lengkap dan jelasnya koponen lain, tanpa dapat
mendengar (KBBI online,2008). Disadari atau tidak, diinplementasikan melalui strategi yang tepat, maka
jika ada bunyi, bunyi tersebut akan di tangkap atau di komponen-komponen tersbeut tidak akan memliki
dengar oleh telinga. Proses seperti itu kadang makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena
dilakukan tanpa unsur kesengajaan.proses tersebut itu, setiap guru perlu memahami secara baik peran
merupakan proses mendengar yang terjadi tanpa danfungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan
perencanaan dan dating secara kebetulan. Bunyi- proses pembelajaran.
bunyi tersebut kadangkala menarik perhatian kadang Strategi Omaggio yaitu strategi
kala tidak. pembelajaran menyimak yang dicetuskan oleh Alice
Menyimak memiliki makna mendengarkan Omaggio (2011:275), strategi ini merupakan strategi
atau memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan yang meliputi beberapa langkah digunakan oleh
orang lain. Dengan hal itu, faktor kesnegajaan dalam Omaggio dalam pembelajaran menyimak disekolah,
kegiatan menyimak cukup besar daripada langkah-langkah tersebut sudah berkembang menjadi
mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada metode. Akan tetapi, dalam penelitian ini tetap
usaha yang memahami atas apa yang disimaknya, menggunakan kata strategi yaitu, Strategi Omaggio.
sedangkan dengan kegiatan mendengarkan tingkat Adapun strategi dalam penelitian ini adalah Strategi
pemahaman belum dilakukan (Sutari,2018:17). Omaggio yang telah diadaptasikan sehingga hanya
Senada dengan hal itu, menyimak juga menggunakan empat langkah yang sesuai dengan
merupakan kegiatan yang tidak mudah. Menyimak pembelajaran menyimak cerita fabel, empat langkah
bukanlah kegiatan hanya melibatkan telinga, namun yang dimaksud yaitu : (1) mengecek pemahaman, (2)
juga melibatkan aktivitas otak yang rumit. Para

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-865
(Muthmainnah dkk.)

dikte, (3) menyimak selektif dan, (4) membuat seperti manusia. Fabel sendiri diambil dari bahasa
ringkasan. belanda dan merupakan salah satu jenis dongeng
Defenisi Youtube dalam prosa lama. Banyak sastrawan dan penulis juga
Pemanfaatn adalah aktivitas menggunakan memanfaatkan bentuk fabel dalam karanganya. Salah
prose dan sumber untuk belajar. Mereka yang terlibat seorang pengarang fabel yang terkenal adalah
dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair sufi
untuk mencocokkan pembelajaran dengan bahan fariduddin Attar dari persia juga menuliskan karuanya
aktivitas dan spesipik. Youtube memiliki senbuah yang termashur yakni musyawarah burung dalam
program yang bernama youtube partnership di bentuk fabel, biasa pada sebuah fabel tersirat moral
rancang khusus untuk individu yang ingin menjadi atau makna yang lebih mendalam.
creator tetap youtube (Yessi,2017:108). Mnurut KBBI febel adalah cerita yang
Peraturan Youtube Partnership Program menggambarkan watak dan budi manusia yang
untuk konten-konten video yang menyelipkan iklan pelakunya di perankan oleh binatang. Fabell itu sendiri
diubah mulai 17 jaunari 2018. Untuk bisa memiliki pesan yang tersirat dalam ceritanya dan
mendapatkan pendapatan dari iklan, semua video pesan ini bersifat mendidik anak-anak usia dini.
harus mengumpulkan setidaknya 4.000 jam waktu Adapun kerangka piker penelitian ini berikut:
tonton (watch time) dalam 12 bulan terakhir dan
memiliki 1.000 subskribers sebelumnya, Youtube METODE PENELITIAN
Partnership Program mensyaratkan sebuah kanal Jenis Penelitian
untuk mengumpulkan 10.000 view sebelum bisa Jenis penelitian yang digunakan dalam
menayangkan iklan. Namaun pihak Youtube merasa penelitian ini adalah eksperimen (quasi ekaperiment)
aturan lama tersebut ternyata tidak efektif untuk merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang
menyaring para spammer dan peniru konten. (Oik paling penuh, dalam arti memenuhi semua
Yusuf,2018). persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat.
Menulis fable pada hakikatnya adalah salah Penelitian eksperimen juga dapat diartikan sebuah
satu bentuk cerita (tradisional) yang menampilkan studi objek, sistematis dan terkontrol untuk
binatang sebagai tokoh cerita. Binatang-binatang memprediksi atau mengontrol fenomena. Oleh sebab
tersebut dapat berpikir dan dapat berinteraksi itu oleh sebab itu tujuan penelitian ini di maksudkan
layaknya komunikasi manusia, juga dengan menguji hubungan sebab akibat.Cara ini peneliti
permasalahan hidup layaknya manusia. Mereka dapat sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian
berfikir, berlogika, berperasaan, berbicara, bersikap, atau keadaan, kemudian diteliti sebagaimana
bertingkah laku sebagaimana halnya dengan manusia. akibatnya. Dengan kata lain, ekperimen adalah suatu
Secara etimologi fabel berasal dari bahsa cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan
latin fabulat cerita fabel merupakan cerita tentang kausal) antara dua faktor yang ditimbulkan oleh
kehidupan binatang-binatang yang berperilaku peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
menyerupai manusia. Fabel termasuk cerita fiksi, menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu
bukan kisa tentang kehidupan nyata. Cerita fabel (Suharsimi,2010:9). Waktu penelian adalah
sering juga di sebut cerita moral, karena pesan yang penelitian ini di laksanakn pada bulan, Januari sampai
ada dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. dengan bulan Februari tahun pelajaran 2019/2020
Fabel itu sendiri berupa karya sastra yang dan Lokasi Penelitian adalah Penelitian ini akan di
berisi tentang cerita dimana semua tokohnya adalah laksanakan, bertempat di SMP Negeri 4 Polewali,
hewan yang diumpamakan memiliki sifat perilaku Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat.

Table 1. Desain penelitian


Kelompok Perlakuan
Pre tes Pos tes
(treatmen)

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-866
(Muthmainnah dkk.)

Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4

Populasi dan Sampel jawa timur) dengan tema kebaikan selalu


Menurut Suharsimi (2013:173), populasi mengalahkan kejahatan. Pada pertemuan kedua
adalah keseluruhan objek atau subjek pada suatu diberikan materi cerita fabel berjudul “Jayaprana dan
wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan layonsari” (cerita fabel dari bali) dengan tema
dengan masalah penelitian. Dengan berdasrkan pada kesetiaan, penghianatan, dan pengorbanan. Adapun
pengertian populasi. pada pertemuan ketiga, materi cerita fabel yang
Setelah mengamati populasi penelitian ini diperdengarkan adalah “ Si Lancing” (cerita fabel dari
cukup besar, maka perlu diadakan penarikan sampel. riau) dengan tema menghormati orang tua. Semua
penarikan sampel dalam penelitian adalah dilakukan materi yang dipilh tersebut sesuai diajarkan kepada
dengan menggunakan teknik acak dengan teknik siswa karena mengandung nilai moral dan amanat
penentuan sampel dari populasi dilakukan secara acak yang berguna sebagai pendidikan karakter siswa.
(Sugiyono,2012:122).

Prosedur Penelitian . Instrumen Penelitian


1. Pre-test Penelitian ini menggunakan beberapa
Pre-test merupakan observasi yang instrument yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan sebelum eksperimen, hal ini dimaksudkan lembar tes, lembar observasi, dan lembar observasi
untuk memperoleh data awal. Observasi yang aktivitas peserta didik.
dilakukan peneliti adalah dengan cara memberikan tes 1. Tes
untuk mengukur mean prestasi belajar kemampuan Tes merupakan untuk mengetahui
peserta didik dalam menganalisis unsur intrinsik cerita kemampaun awal siswa dan kemampuan stelah
fabel sebelum diberian perlakuan atau tindakan. pembelajaran dilaksanakn pre test dan post test
2. Perlakuan Atau Treatment masing masing kelompok eksperimen dan
Setelah dilakukan pre tes pada kedua kelompok kontrol
kelompok dan dianggap sama, langkah berikutnya 2. Angket
adalah pemberian perlakuan atau treatment untuk Angket adalah sejumlah pertanyaan atau
mengetahui keefektivan kemampuan menyimak yang pernyataan tertulis yang digunakan untuk
dimiliki oleh siswa. memperoleh informasi dari responden dalam arti
1. Post-test laporan tentang pribaldi atau hal-hal yang mereka
Post-test adalah kebalikan dari pre-test, ketahui.
jika pre-test dilakukan sebelum diberikan perlakuan 3. Observasi
atau tindakan, maka post-test di lakukan setelah Observasi ialah metode pengumpulan data
diberikan perlakuan tindakan pembelajaran secara sistematis melalui pengamatan dan
menyimak cerita fabel melalui penerapan strategi pencatatan terhadap penomena yang diteliti.
omaggio. Observasi yang di lakukan adalah dengan Observasi dapat dilakukan dengan dua cara,
cara memberikan tes untuk mengukur mean prestasi kemudian digunakan untuk menyebut jenis
belajar kemampuan peserta didik dalam menyimak observasi, yaitu :
cerita fabel setelah dilakukan perlakuan tindakan. a). Observasi non-sistematis, yang dilkukan oleh
pengamat dengan tidak menggunakan
Pada masing-masing pembelajaran instrument pengamatan.
(perlakuan) diberikan materi cerita fabel yang b). Observasi sistematis, yang dilakukan oleh
berbeda-beda, pada pertemuan pertama diberikan pengamat dengan menggunakan pedoman
cerita fabel berjudul “Keong Emas” (cerita fabel dari sebagai instrument pengamatan.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-867

(Muthmainnah dkk.)

Dalam metode ini, peneliti mengamati yang berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin
kejadian pada saat melakukan pembelajaran timbul dan akan diamati.
menyimak dengan menggunakan pedoman observasi

Tabel 2. Kriteria Penilaian Hasil Pembelajaran Menyimak Cerita Fabel.


No Aspek Yang Dinilai Indikator Skor
1 Kesesuaian tema -Siswa sangat mampu menyesuaikan isi kalimat dengan tema 4
yang telah ditentukan.
-Siswa mampu menyesuaikan isi kalimat dengan tema yang telah
ditentukan. 3
-Siswa cukup mampu menyesuaikan isi kalimat dengan tema yang
telah ditentukan.
-Siswa kurang mampu menyesuaikan isi kalimat dengan tema 2
yang telah ditentukan

1
2 Latar/tempat -Siswa sangat mampu menemukan latar atau tempat kejadian 4
dari cerita yang disimaknya.
-Siswa mampu menemukan latat cerita fabel yang disimak atau di
dengar 3
-Siswa cukup mampu menemukan menemukan latar cerita fabel.
-Siswa kurang mampu menemukan latar cerita menarik dari yang
disimaknya. 2

1
3 Tokoh -Siswa sangat mampu menyimak dengan menemukan pemeran 4
atau tokoh sesuai dengan cerita fabel yang disimak.
-Siswa cukup mampu menyimak dengan menentukan tokoh
sesuai dengan cerita fabel.
-Siswa cukup mampu menyimak menentukan tokoh sesuai 3
dengan cerita fabel yang dilihat atau di dengarkan.
-Siswa kurang mampu menyimak menentukan tokoh sesuai
dengan cerita fabel yang di perlihatkan. 2

1
4 Watak tokoh -Siswa sangat mampu menyimak dengan mencermati masalah 4
yang terjadi.
-Siswa mampu menyimak dengan mencermati masalah yang
terjadi. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan mencermati masalah
yang terjadi. 2
-Siswa kurang mampu menyimak dengan mencermati masalah
yang terjadi.
1

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-868

(Muthmainnah dkk.)

5 Konflik -Siswa sangat mampu menyimak dengan memperhatikan kaidah 4


kebahasaan dengan baik.
-Siswa mampu menyimak dengan memperhatikan kaidah
kebahasaan dengan baik. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan memperhatikan kaidah
kebahasaan dengan baik.
-Siswa kurang mampu menyimak dengan memperhatikan kaidah 2
kebahasaan dengan baik.

1
6 Amanat -Siswa sangat mampu menyimak dengan menemukan pesan yang 4
disampaikan dalam cerita fabel.
-Siswa mampu menyimak dengan memperhatikan pesan yang
disampaikan dalam cerita fabel. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan memperhatikan pesan
yang disampaikan dalam cerita fabel.
-Siswa kurang mampu menyimak dengan memperhatikan pesan 2
yang disampaikan dalam cerita fabel.

1
7 Cara menceritakan -Siswa sangat mampu menyimak dengan memperhatikan unsur 4
intrinsik dengan baik dan benar.
-Siswa mampu menyimak dengan memperhatikan unsur intrinsik
dengan baik. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan memperhatikan intrinsik
dalam cerita fabel dengan baik.
-Siswa kurang mampu menyimak dengan unsur intrinsic dalam 2
cerita fabel.

1
8 Tujuan komunikasi fable -Siswa sangat mampu menyimak dengan memperhatikan tujuan 4
cerita fabel dengan baik dan benar.
-Siswa mampu menyimak dengan memperhatikan tujuan cerita
fabel b. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan memperhatikan tujuan
cerita fabel dengan baik. 2
-Siswa kurang mampu menyimak dengan menentukan tujuan
cerita fabel.
1
9 Alur / rentetan peristiwa -Siswa sangat mampu menyimak dengan menentukan alur cerita 4
fabel dengan baik.
-Siswa mampu menyimak dengan menentukan alur dalam cerita
fabel dengan baik. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan menentukan alur cerita
fabel dengan baik.
-Siswa kurang mampu menyimak dengan menentukan alur cerita 2
fabel dengan baik.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-869
(Muthmainnah dkk.)

1
10 Pesan -Siswa sangat mampu menyimak dengan menentukan pesan yang 4
disampaiakn dengan baik.
-Siswa mampu menyimak dengan menentukan pesan yang
disampaikan dengan baik. 3
-Siswa cukup mampu menyimak dengan menentkan pesan yang
disampaikan dengan baik.
-Siswa kurang mampu menyimak dengan menentukan pesan 2
yang disampaikan dalam cerita fabel dengan baik.

1
Jumlah 40
Sumber adaptasi dari pendapat Nurgiyantoro (2009:58). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra.
Teknik Analisis Data data yang mengikuti populasi berdistribusi normal
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul kriteria yang digunakan data hasil belajar dikatakan
dianalisis dengan menggunakan teknik statistika mengikuti populasi yang berdistribusi normal jika nilai
deskriptif dan analisis statistika inferensial. Adapun p=palue>a = 0,05.
prosedur pengolahan data yang digunakan adalah: Sementara untuk pengujian homogenitasnya
1. Analisis Statistik Deskriptif digunakan test of homogenety of variance yang
Statistik deskriktif adalah stattistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah variasi ke dua
digunakan untuk menganalisis data dengan cara data homogen. Data hasil belajar yang diperoleh
mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang dikatakan homogen jika p-value>a=0,05. Pengujian
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa hipotesis untuk menjawab hipotesis penilaian yang
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk telah diajukan. Pengujian dilakukan dengan
umum atau generalisasi. Sugiyono (Nasrul,2015:64) menggunakan uji-t tapi pengujian ini digunakan dengan
Statistik deskriktif digunakan untuk mendeskripsikan bantuan komputer yaitu program SPSS versi 21.00.
skor aktivitas peserta didik, respon peserta didik, dan Hipotesis statistik sering disebut hipotesis nol (Ho).
skor hasil belajar bahasa Indonesia yang diperoleh dari Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar memiliki
masing- masing kelas. statemen yang menyatakan tidak ada hubungan antara
Prosedur selanjutnya menghitung frekuensi variabel X dan variabel Y yang akan diteliti, atau
sampel pada setiap kategori dengan menggunakan variabel independen (X) tidak mempengaruhi variabel
rumus: independen (Y).
P = f x 100 Keterangan :
n Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan: Ho : µ1 = µ2
P = persentase Ha : Ada perbedaan perolehan skor kelas yang
f = frekuensi dalam satu kategori menggunakan strategi omaggioa.
n = jumlah keseluruhan kasus dalam distribusi H0 : Tidak ada perbedaan perolehan skor kelas yang
menggunakan strategi omaggio.
2. Analisis Statistik Inferensial µ1 = Kemampauan menyimak cerita fabel
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menggunakan strategi omaggio terintegrasi
menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji- media youtube.
t. Namun, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, µ2 = Kemampuan menyimak cerita fabel tanpa
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan menggunakan strategi omaggio terintegrasi
homogentitas. Pengujian normalitas yang digunakan media youtube.
adalah Kolmogrov Smirnov untuk mengetahui apakah

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-870
(Muthmainnah dkk.)

Kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas


dua, yaitu : HASIL PENELITIAN
1. Kemampuan menyimak cerita fabel peserta didik. Deskripsi data penelitian yang disajiakan
Kemampuan belajar bahasa Indonesia berikut adalah deskripsi data kelompok eksperimen
peserta didik dikatakan efektif apabila secara deskriktif dan kelompok kontrol. Dekripsi data masing-masing
memenuhi kriteria sebagai berikut : kelompok terdiri atas data kemampuan awal (pre-test)
a. Skor rata-rata hasil belajar peserta didik untuk pos dan kemampuan akhir (post-test) menyimak cerita
tes ≥ 65,00 fabel.
b. Ketuntasan peserta didik secara klasikal ≥ 75 % 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kelompok
2. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Eksperimen
Aktivitas peserta didik dikatakan efektif a. Analisis Statistik deskriptif Untuk Data Nilai Hasil Pre-
apabila aktivitas peserta didik berada pada kategori Test Kelompok Eksperimen Berdasrkan analisis data
baik dengan skor aktivitas peserta didik ≥ 65 % statistic deskriktif dengan menggunakan sistem
3. Respon peserta didik. komputerisasi program SPSS versi 21.0 for
Respon peserta didik dikatakan efektif windows.menggunakan deskrptive statistic frekuensi,
apabila respon peserta didik berda pada kategori : berikut ini akan disajikan hasil skor nilai kemampuan
a. Memberikan respon positif dengan ≥ 65 %. menyimak cerita fabel.
b. Memberikan respon negatif dengan ≤ 65%.

Tabel 3 Hasil Analisis Frekuensi Untuk Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen (Kelas VII A).

Valid 30
N
Missing 30
Mean 63.9167
Median 63.7500
Mode 57.50a
Std. Deviation 8.08584
Variance 65.381
Range 35.00
Minimum 47.50
Maximum 82.50
Sum 1917.50
Sumber Data: Hasil Olah Data, 2020.
Berdasarkan Tabel 3 dengan manggunakan SPSS 21. menggunakan media pembelajaran yang dianalisis
Dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah peserta didik menggunakan analisis frekuensi program SPSS 21
sebanyak 30 orang, mereka memiliki nilai rata-rata dengan kriteria standar KKM untuk KD menyimak
sebesar 63,91. Dimana nilai tengahnya 63,75 dan nilai pada SMP Negeri 4 Polewali sebesar 65, maka dapat
yang paling banyak diraih oleh peserta didik adalah dilihat pada tabel berikut.
57,50 Standar deviasi 8,08 rentang skor minimum 2) Analisis Data Post-test Kelas Eksperimen
47,50 dan maksimum yaitu 82,50 dari nilai terendah a. Analisis Statistik Deskriptif Untuk Nilai Hasil Post-
yang mungkin dlicapai yaitu 30 dan skor Test Kelompok Eksperimen
maksimumnya sebesar 82,50 dari nilai tertinggi yang Berdasrkan analisis data statistik deskriptif
mungkin dicapai yaitu 100. menggunakan sistem komputerisasi program SPSS
Berdasarkan hasil nilai pre-test untuk kelas versi 21.0 for windows menggunakan descriptive
VII A SMP Negeri 4 Polewali yang merupakan kelas statistic frekuensi, berikut ini akan disajikan hasil skor
eksperimen sebelum diberikan perlakuan dengan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-871
(Muthmainnah dkk.)

nilai kemampuan menyimak cerita fabel pada kelas


eksperimen.
Tabel 4. Hasil Analisis Post-Test Kelompok Eksperimen
(Kelas VII A)

Valid 30
N
Missing 0
Mean 86.1333
Std. Error of Mean 1.33260
Median 85.0000
Mode 85.00a
Std. Deviation 7.29895
Variance 53.275
Range 27.50
Minimum 70.00
Maximum 97.50
Sum 2584.00
Berdasrkan tabel 5 dengan menggunakan SPSS a. Analisis Satatistik Deskriptif Untuk Data Nilai Hasil Pre-
21, dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah peserta didik Test Kelompok Kontrol
sebanyak 30 orang, maka nilai rata-rata yang di capai Statistik deskriptif, yaitu statistik yang
peserta didik sebesar 86,13 dimana nilai tengahnya 85 digunakan analisis data dengan cara mendeskripsikan
dan nilai yang paling banyak diraih oleh peserta didik atau menggambarkan data yang elah terkumpul
adalah 85. Standar deviasi 7,29 rentang skor minimum sebagaimana adanya tanpa adanya tujuan membuat
dan maksimum yaitu 97,50, dimana skor minimumnya kesimpulan untuk generalisasi. Berdasrkan analisis data
sebesar 70,00 dari nilai terendah yang mungkin dicapai statistik deskriptif menggunakan sistem komputerisasi
yaitu 0 dan skor maksimunya sebesar 97,50 dari nilai program SPSS versi 21.0 for windows menggunakan
tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100. descriptive statistik frekuensi, berikut ini akan disajikan
hasil skor nilai kemampuan menyimak cerita fabel
3. Analisis Statistik Deskriptif Kelompok Kontrol peserta didik kelas kontrol.

Tabel 5. Nilai Statistik Post-Test Kelompok Kontrol (Kelas VII E).


Valid 30
N
Missing 0
Mean 78.0000
Std. Error of Mean 1.60549
Median 77.5000
Mode 70.00
Std. Deviation 8.79361
Variance 77.328
Range 32.50
Minimum 65.00
Maximum 97.50
Sum 2340.00
Sumber Data: Hasil Olah Data, 2020
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-872

(Muthmainnah dkk.)

Berdasarkan Tabel 5 dengan URAIAN PENELITIAN


menggunakan SPSS 21, dapat dijelaskan bahwa Penelitian yang diawali dengan
dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang, pembelajaran tes awal (pre-test) pada kedua
mereka memiliki nilai rata-rata, mean 78,00, dimana kelompok untuk melihat kemampuan awal peserta
nilai tengahnya, median 77,50, dan nilai paling didik sebelum proses pembelajaran, setelah itu
banyak diraih oleh peserta didik, mode 70,00. diberikan materi pelajaran kepada kedua kelompok
Standar deviasi 8,79 rentang skor nilai minimum dan peserta didik, yakni kelas eksperimen dan kelas
maksimum yaitu 32,50, dimana skor minimumnya kontrol. Perbedaanya, kelas eksperimen
sebesar 65,00 dari nilai terendah yang mungkin menggunakan strategi omaggio dalam proses
dicapai yaitu 0 dan skor maksimumnya sebesar pembelajaran. Dan untuk kelas kontrol juga
97,50 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai yaitu melakukan proses pembelajaran, hanya saja tidak
100. menggunakan strategi omaggio seperti kelas
eksperimen. Setelah pembelajaran dilakukan
Pada penelitian ini uji hipotesis yang beberapa kali pertemuan di berikan post-test atau tes
digunakan adalah menggunakan program computer akhir pada kedua kelompok guna ingin melihat
SPSS (Statistic Cal Peck Kage For Social Sience) versi perbandingan hasil belajar dari kedua kelompok
21.0 for windows dimana uji hipotesis yang tersebut.
dugunakan adalah Compare Means Independeni Berdasrkan hasil analisis perhitungan
Sampel T Test menggunakan Equal Varians seperti telah diuraikan, dapat dilakukan rata-rata
Assumed. Pengujian menggunakan tingkat kelompok eksperimen VII A melaui pre-test yaitu
signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan nilai rata-rata 63,91 dengan median 67,35, mode
(Confidence Interval) sebesar 95%. 57,50, standar deviation 8,085, variance 36,381,
range atau rentang nilai 35, skro minimum 47,50,
1. Menemukan hipotesis dan skor maksimumnya 82,50, dengan signifikan
0,136, untuk kelas control VII E melalui pre-test yaitu
H0 : Penggunaan Media youtube tidak efektif nilai 63,91, median 63,75, mode 57,50, satandar
terhadap pembelajaran menyimak cerita deviation 8,085, variance 65,381, range atau
fabel peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 rentang nilai 35,00, skor minimum 47,50 dan skor
Polewali. maksimumnya 82,50, dengan signifikan 0,127. Hasil
analisis inferensial uji normalitas pre-test 0,160 kelas
H1 : Penggunaan Media youtube efektif eksperimen (0,127>0,05), maka H0 diterima, yang
terhadap pembelajaran menyimak cerita berarti menyimak cerita fable kelas eksperimen
fabel peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 setelah perlakuan berdistribusi normal.
Polewali. Uji normalitas post-test kelas eksperimen
2. Menentukan Ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 setelah perlakuan berdistribusi normal. Uji
: 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat normalitas pre-test kelas kontrol (0,177>0,05),
kebersihan). maka H0 maka diterima, yang berarti hasil menulis
3. Kriteria Pengujian. menyimak cerita fable kelas kontrol setelah
- Jika ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak perlakuan berdistribusi normal. Uji normalitas post-
- Jika ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima test kelas kontrol (0,136>0,05), maka H0 diterima,
Berdasrkan Signifikansi. yang berarti hasil pembelajaran menyimak cerita
- Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima fable kelas kontrol setelah perlakuan berdistribusi
- Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak normal. Uji homogenitas hasil pre-test kedua kelas
diperoleh nilai yaitu signifikansi >0,05 atau
4. Membuat kesimpulan apakah dengan 0,182<0,05 maka H0 di terimah, berarti populasi
penggunaan Eksperiment Kontrol Grup efektif adalah sama (homogeny). Uji homogenitas hasil
terhadap menyimak cerita fabel kelas VII SMP post-test kedua kelas di peroleh nilai yaitu
Negeri 4 Polewali. 0,199>0,05 maka H0 di terima dan H1 ditolak

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-873

(Muthmainnah dkk.)

berarti variansi setiap sampel adalah sama rata-rata 78,00. Dan nilai yang terdapat pada kelas
(homogen). eksperimen masuk pada kategori tuntas, sedangkan
Karena harga thitung = 3,898 t table 2,01 kelas kontrol tuntas tapi tidak melampaui nilai kelas
maka t hitung tersebut jatuh pada daerah penolakan eksperimen.
H0. Artinya hipotesis H1 diterimah. Hal ini berarti
skor rata-rata hasil nilai belajar kelompok KESIMPULAN
eksperimen yang menggunakan strategi omaggio Berdasarkan hasil penelitian dan
lebih besar rata-rata hasil belajar kelompok control pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
yang tidak yang tidak menggunakan strategi sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal dari
omaggio. penelitian ini sebagai berikut.
Menurut pengamatan penelitian, strategi Terdapat perbedaan perolehan skor
omaggio efektif untuk digunakan dalam proses keterampilan menyimak cerita fable yang signifikan
belajar mengajar. Hal ini berdasrkan penelitian yakni antara siswa yang mengikuti pembelajaran
pada tes awal rata-rata 63,91 pada kelas menggunakan strategi omaggio dengan siswa yang
eksperimen, pada kelas control 61,58. Setelah mengikut pembelajaran tanpa menggunakan
proses pembelajaran berlangsung dan diberikan tes strategi omaggio. Perbedaan keterampilan
akhir pada masing-masing kelas diperoleh nilai rata- menyimak cerita fable ditunjukkan dengan
rata kelas eksperimen 86,13, pada kelas kontrol nilai perhitungan uji-t nilai post-test kelompok
rata-rata 78,00. Dan nilai yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol yang telah
eksperimen masuk pada kategori tuntas, sedangkan dihitung dengan bantuan program SPSS versi 21.00.
kelas kontrol tuntas. Dari perhitungan diperoleh t hitung (th) sebesar
Berdasrkan hasil analisis deskriptif 3,898 dengan df 58 lalu di peroleh nilai ttabel = 2,01.
kuantitatif yang telah di lakukan ole peneliti maka di Dengan demikian, nilai p lebih kecil dari taraf
peroleh nilai rata rata pre test pesrta didik dalam signifikansi 5%(p 2,01<0,05).
menyimak cerita fabel adalah 63,91 berada pada
kategori kurang, dan setelah di berikan perlaukan
nilai rata rata post test 86,13 berada pada kategori REFERENSI
baik, penggunaan strategei omaggio efektif di
lakukan dalam pebelajatran menyimak cerita fabel
terintegrasi media youtube pada peserta didik kelas Azis, Sulihin. "Peningkatan Kemampuan Menyimak
VII SMP Negeri 4 Polewali pada kelas eksperimen di Menggunaka Metode Berita Televisi pada
bandingkan dengan kelas kontrol dengan Peserta Didik Kelas VIII Asmp Negeri 1
menggunakan metode berbasik learning. Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar."
Kemampuan menyimak kelas eksperimen Pepatudzu: Media Pendidikan dan Sosial
dengan perolehan skor tes akhir dengan nilai rata Kemasyarakatan 8.1 (2016): 82-93.
rata, 86,13 dengan ketuntasan 100% yang tuntas, Hermawan, Herry. 2012, Menyimak Keterampilan
Sedangkan aktifitas peserta didik berada pada Berkomunikasi yang Terabaikan.
ketgori dengan perolehan persentase yang di capai Yogyakarta. Graha Ilmu.
adalah 86,96 Iskandar wassid dan dadang sunendar. 2011.
Menurut pengamatan penelitian, strategi Strategi Pembelajaran Bahasa: Bandung
omaggio efektif untuk digunakan dalam proses Rosdakarya.
belajar mengajar. Hal ini berdasrkan penelitian yakni Isnani, Dedi. 2010. Pengertian Cerita Rakyat. Pengertian
pada tes awal rata-rata 63,91 pada kelas cerita rakyat 12 Mei 2017.
eksperimen, pada kelas control 61,58. Setelah Muthmainnah, Muthmainnah. "Peningkatan
proses pembelajaran berlangsung dan diberikan tes Kemampuan Menulis Naskah Drama
akhir pada masing-masing kelas diperoleh nilai rata- melalui Pembelajaran Berbasis Brain
rata kelas eksperimen 86,13, pada kelas kontrol nilai Based Learning Peserta Didik Kelas Ixf SMP

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022-874
(Muthmainnah dkk.)

Negeri 2 Campalagian." Pepatudzu: Media


Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
12.1 (2017): 63-74.
Muttalib, A., & Mardawati, M. (2019, November).
Efektivitas Media Youtube pada Tayangan
Reality Show dalam Menulis Karangan
Narasi Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri
3 Malunda. In Journal Peqguruang:
Conference Series (Vol. 1, No. 2, pp. 223-
228).
Nurgiyantoro, 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa
Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:BPFE-
Yoyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilain Otentik Dalam
Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gaja
Mada University Press.
Omaggio, Alice. 2011. Teaching and Language In
Context. U.S.A: Wendy Nelson.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tone, Kamaruddin. 2018. Panduan Penulisan Skripsi.
Polewali Mandar :Universitas Al asyariah
Mandar
Yunus, Nur Hafsah. "Peningkatan Kemampuan
Menyimak Berita Dengan Menggunakan
Metode Team Product." Pepatudzu: Media
Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
14.1 (2018): 74-84.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

You might also like