Riwayat Paparan Pestisida Dan Kekurangan Asupan Zat Gizi Sebagai Faktor

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition)

Riwayat paparan pestisida dan kekurangan


Vol. asupan
7, No. 2, Juni zat(69-75)
2019 gizi ...
Jurnal Gizi Indonesia Submitted: 11 Oktober 2018, Accepted: 26 Desember 2018
Tersedia Online di https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/

Riwayat paparan pestisida dan kekurangan asupan zat gizi sebagai faktor
risiko kejadian anemia pada ibu hamil di daerah pertanian
Sulistyawati1*, Ani Margawati1, Ali Rosidi2, Suhartono3

ABSTRACT

Background: Anemia in pregnant women in Brebes Regency, Central Java in 2016 was still high at 60.7%. Brebes Regency is
an area of onion farming with a high intensity of pesticide use.
Objectives: This study aimed to prove the history of pesticide exposure and lack of nutrient intake (iron and vitamin C) was risk
factor for the incidence of anemia in pregnant women in agricultural area.
Methods: Case control study with 41 cases (anemia) and 41 controls (non-anemia) as study subjects. The subjects were selected
using purposive sampling method. Pesticide exposure history included the involvement of pregnant women in agricultural
activities, frequency of exposure and length of exposure was measured by interview using structured questionnaire. Anemia data
were obtained by measuring hemoglobin levels. Other independent variables measured were nutritional intake (protein, iron,
and vitamin C) using semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ) method to determine the level of nutrient
adequacy in pregnant women. Data were analyzed using chi-square test and logistic regression.
Result: Hemoglobin levels in the case ranged from 7.2 g/dl to 10.9 g/dl. The results of multivariate logistic regression showed
that pesticide exposure history (OR= 4.9, 95% CI:1.75-13.67), level of iron adequacy (OR = 2.9, 95% CI:1.06– 8.29) and level
of vitamin C adequacy (OR = 3.4, 95% CI:1.10– 10.28) as risk factors for the incidence of anemia in pregnant women in
agricultural area.
Conclusion: The history of pesticide exposure and lack of nutrient intake (iron and vitamin C) was risk factor for the incidence
of anemia in pregnant women in agricultural area.

Keywords: anemia; agricultural area; pregnant women; pesticide exposure history; nutrient intake

ABSTRAK

Latar Belakang: Anemia pada ibu hamil di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 masih tinggi yaitu sebesar
60,7%. Kabupaten Brebes merupakan wilayah pertanian bawang merah dengan intensitas penggunaan pestisida yang tinggi.
Tujuan: Membuktikan riwayat paparan pestisida dan kekurangan asupan zat gizi (protein, zat besi dan vitamin C) sebagai
faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil di daerah pertanian.
Metode: Desain penelitian case control dengan jumlah sampel 41 kasus (anemia) dan 41 kontrol (tidak anemia). Pemilihan
sampel secara purposive sampling. Riwayat paparan pestisida meliputi keterlibatan ibu hamil dalam kegiatan pertanian,
frekuensi paparan dan lama paparan yang diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data anemia
diperoleh melalui pengukuran kadar hemoglobin. Data asupan gizi (protein, zat besi dan vitamin C) dengan metode semi-
quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ) untuk mengetahui tingkat kecukupan zat gizi pada ibu hamil. Data
dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik.
Hasil: Kadar hemoglobin kelompok kasus sebesar 7,2 g/dl-10,9 g/dl. Hasil uji regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa
riwayat paparan pestisida (OR= 4,9, 95% CI:1,75-13,67), tingkat kecukupan zat besi (OR=2,9, 95% CI:1,06– 8,29) dan tingkat
kecukupan vitamin C (OR = 3,4, 95% CI:1,10– 10,28) sebagai faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil di daerah pertanian.
Simpulan: Riwayat paparan pestisida dan kekurangan asupan zat besi serta vitamin C merupakan faktor risiko kejadian anemia
pada ibu hamil di daerah pertanian.

Kata Kunci: anemia; daerah pertanian; ibu hamil; riwayat paparan pestisida; asupan zat gizi

PENDAHULUAN 2011 menyatakan bahwa setengah miliar wanita usia


subur mengalami anemia, sebesar 29% (496 juta) terjadi
Anemia adalah salah satu permasalahan gizi yang pada wanita tidak hamil dan sebesar 38% (32,4 juta)
terjadi di negara berkembang, termasuk di Indonesia. terjadi pada wanita hamil berusia 15-49 tahun.
Anemia mengganggu kesehatan terutama pada wanita Berdasarkan WHO, target penurunan prevalensi anemia
dan meningkatkan risiko pada ibu hamil dan bayi yang pada wanita usia subur sebesar 50% pada tahun 2025.1
dilahirkan. World Health Organization (WHO) Tahun

1
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275.
2
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Jl. Kedungmundu Raya No.22 Semarang
3
Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah
50275.
*
Korespondensi: E-mail: [email protected]

Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019 69
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Sulistyawati, Ani Margawati, Ali Rosidi, Suhartono

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, anemia abnormalitas pada profil darah. Salah satu dampak
yang terjadi pada ibu hamil sebanyak 37,1%.2 Anemia pestisida dalam tubuh adalah terjadinya anemia. Anemia
pada ibu hamil di Kabupaten Brebes masih tinggi yaitu dapat terjadi pada orang yang terpapar pestisida
sebesar 60,7%.3 Ibu hamil yang anemia berisiko golongan organofosfat karena terbentuknya
mengalami peningkatan angka kesakitan dan kematian sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam sel darah
ibu, peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi, merah. Sulfhemoglobin terjadi karena kandungan bahan
serta peningkatan risiko terjadinya Berat Bayi Lahir kimia terutama sulfur yang tinggi pada pestisida
Rendah (BBLR).4 Kejadian BBLR di Jawa Tengah sehingga menimbulkan ikatan sulfhemoglobin yang
sebesar 4,42%, sedangkan di Kabupaten Brebes sebesar menyebabkan daya angkut oksigen oleh hemoglobin
4,44%.5 menurun.16 Hasil penelitian pada petani hortikultura di
Anemia pada ibu hamil umumnya disebabkan Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa terdapat
kekurangan zat besi. Zat besi ini sangat dibutuhkan ibu hubungan paparan pestisida dengan kejadian anemia,
hamil dalam pembentukan sel darah. Saat kehamilan selain itu paparan pestisida mempunyai kecenderungan
tubuh mengalami perubahan fisiologis berupa 5,3 kali lebih besar yang berpengaruh terhadap kejadian
hemodilusi yaitu bertambahnya volume cairan lebih anemia bila dibandingkan dengan yang tidak terpapar
banyak daripada sel darah sehingga kadar hemoglobin pestisida, sebab pestisida di dalam tubuh dapat merusak
berkurang. Hemodilusi mencapai puncaknya pada usia hemoglobin darah sehingga mengakibatkan anemia.17
kehamilan 32 minggu, plasma darah volumenya Penelitian terkait paparan pestisida terhadap anemia
bertambah sebesar 25-30%.6 Kondisi ini mengakibatkan sudah pernah dilakukan pada petani. Namun, penelitian
ibu hamil menderita anemia.7 Menurut WHO tahun pada ibu hamil yang terlibat kegiatan pertanian belum
2008, kadar normal hemoglobin pada ibu hamil sebesar pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
11 g/dl, apabila kadar hemoglobin ibu hamil <11 g/dl membuktikan riwayat paparan pestisida dan kekurangan
dinyatakan anemia.8 Beberapa zat gizi memiliki peran asupan zat gizi (protein, zat besi dan vitamin C) sebagai
yang penting dalam pembentukan sel darah merah faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil yang berada
seperti protein, zat besi, vitamin B12, asam folat, dan di daerah pertanian Kabupaten Brebes.
vitamin C.9 Apabila kekurangan satu atau lebih zat gizi
tersebut berpotensi anemia.10 Anemia pada kehamilan BAHAN DAN METODE
dapat dicegah apabila seorang ibu memiliki asupan
gizi yang baik sebelum dan selama hamil. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah observasional dengan pendekatan case-control.
di Provinsi Jawa Tengah dengan sumber pendapatan asli Penelitian dilakukan di wilayah kerja 6 Puskesmas yaitu
pada sektor pertanian terutama bawang merah yang Puskesmas Wanasari, Puskesmas Bulakamba,
membutuhkan penyemprotan pestisida hingga 2-3 kali Puskesmas Kluwut, Puskesmas Tanjung, Puskesmas
per minggu, bahkan setiap hari pada saat musim Losari dan Puskesmas Kecipir di Kabupaten Brebes
penghujan.11 Sebagian besar petani di Indonesia Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret sampai Mei
menggunakan pestisida untuk meningkatkan hasil 2018. Subjek penelitian ini adalah ibu hamil yang usia
pertaniannya.12 Salah satu kelompok populasi yang kehamilannya 24-40 minggu serta usia ibu hamil 20-35
berisiko terpapar pestisida yaitu ibu hamil yang berada tahun yang memeriksakan kehamilannya diwilayah kerja
di daerah pertanian. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan 6 Puskesmas tersebut di Kabupaten Brebes yang
ibu dalam membantu kegiatan pertanian antara lain merupakan daerah pertanian, dengan jumlah sampel 41
menanam, membuang rumput dari tanaman, mencari kasus (anemia) dan 41 kontrol (tidak anemia).
hama, memanen dan melepaskan bawang dari Pemilihan sampel secara purposive sampling
tangkainya. Pestisida yang digunakan dalam pertanian dengan matching tingkat pendidikan ibu hamil. Riwayat
diantaranya adalah pestisida golongan organofosfat.13 paparan pestisida dalam lingkungan sebelum dan selama
Pestisida ini termasuk golongan Endocrine Disrupting masa kehamilan meliputi peran serta ibu dalam kegiatan
Chemicals (EDCs) yaitu senyawa-senyawa kimia yang di bidang pertanian yang berisiko adanya paparan
mengganggu sintesis, sekresi, transpor, metabolisme, pestisida, diberi nilai berdasarkan jumlah kegiatan yang
aksi pengikatan dan penghapusan hormon alami yang dilakukan dan memperhitungkan lamanya waktu ibu
berfungsi untuk menjaga homeostasis, reproduksi dan terlibat (jam). Data tersebut diperoleh dari hasil
proses tumbuh kembang.14 wawancara dan observasi dengan menggunakan
Hasil penelitian pada petani di beberapa desa di kuesioner terstruktur. Dikategorikan terpapar apabila
India membuktikan bahwa parameter hematologi secara jumlah skor 1-20 dan tidak terpapar apabila jumlah skor
signifikan menurun pada kelompok terpapar pestisida 0. Data anemia diperoleh melalui pengukuran kadar
dibandingkan dengan kelompok tidak terpapar hemoglobin melalui darah vena menggunakan alat
pestisida.15 Pestisida dapat mengganggu organ Sysmex 21 metode cyanide free hemoglobin
pembentukan sel-sel darah yang mengakibatkan spectrophotometry. Dikategorikan anemia apabila kadar

70 Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Riwayat paparan pestisida dan kekurangan asupan zat gizi ...

Hb < 11g/dl dan tidak anemia apabila kadar Hb ≥ 11 terendah responden adalah 20 tahun dan tertinggi 35
g/dl.8 Data asupan zat gizi (protein, zat besi dan vitamin tahun. Rata-rata umur kehamilan pada kelompok anemia
C) melalui wawancara menggunakan semi-quantitative dan tidak anemia adalah 28 minggu. Umur kehamilan
food frequency questionnaire (SQ-FFQ). Jumlah asupan responden tertinggi pada kelompok anemia adalah 38
zat gizi dihitung menggunakan program Nutrisurvey minggu dan pada kelompok tidak anemia adalah 40
2007. Asupan zat gizi kemudian dibandingkan dengan minggu. Rerata tingkat kecukupan protein pada
angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.18 Tingkat kelompok anemia (76,11%) lebih rendah dibanding
kecukupan protein dikategorikan kurang apabila asupan dengan kelompok tidak anemia (84,14%). Median
<80% AKG dan baik apabila asupan ≥80% AKG. tingkat kecukupan zat besi pada kelompok anemia
Tingkat kecukupan zat besi dan vitamin C dikategorikan (25,08%) lebih rendah dibanding dengan kelompok tidak
kurang apabila asupan <77% AKG dan baik apabila anemia (84,14%). Median tingkat kecukupan vitamin C
asupan ≥77% AKG. Data dianalisis menggunakan uji pada kelompok anemia (49,96%) lebih rendah dibanding
chi-square dengan confident interval (CI) 95%, tingkat dengan kelompok tidak anemia (61,03%).
kemaknaan ditetapkan dengan nilai p< 0,05 dan analisis Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar
multivariat dengan regresi logistik. pendidikan ibu pada kelompok anemia dan kelompok
tidak anemia adalah sama yaitu pendidikan tingkat dasar
HASIL (78,0%). Sebagian besar ibu tidak bekerja (73,2%) baik
pada kelompok anemia maupun pada kelompok tidak
Gambaran Karakteristik Responden anemia. Pekerjaan kepala keluarga sebagai petani pada
Gambaran karakteristik responden meliputi umur kelompok anemia (39,0%) sedangkan pada kelompok
responden, umur kehamilan, pendidikan ibu, pekerjaan tidak anemia (34,1%). Hasil penelitian menunjukkan
ibu, pekerjaan kepala keluarga dan tingkat kecukupan bahwa karakteristik responden yang meliputi umur
protien, zat besi dan vitamin C. Tabel 1 menunjukkan kehamilan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pekerjaan
bahwa umur responden terendah dan tertinggi pada kepala keluarga tidak berbeda bermakna antara
kelompok anemia dan tidak anemia sama. Umur kelompok anemia dan kelompok tidak anemia.

Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur dan Tingkat Kecukupan Gizi antara Kelompok Anemia dan
Tidak Anemia
Anemia Tidak Anemia
p
(n=41) (n=41)
Karakteristik
Median Median Rerata±SD
Rerata±SD
(min, maks) (min, maks)
Umur responden (tahun) 28 (20-35) 27,54 ± 5,31 31 (20-35) 30,59 ± 4,47 0,010 a
Umur kehamilan (minggu) 26 (24-38) 28,68 ± 4,66 25 (24-40) 28,29 ± 4,95 0,601 a
Tingkat kecukupan protein (%) 75,01 (41,47-122,16) 76,11 ± 18,93 85,39 (24,79-131,17) 84,41 ± 22,28 0,073 b
Tingkat kecukupan zat besi (%) 25,08 (16,71-190,5) 54,51 ± 45,82 84,14 (11,17-193) 85,06 ± 40,62 0,000 a
Tingkat kecukupan vitamin C (%) 49,96 (10,76-179,39) 59,00 ± 38,59 61,03 (7,93-339,06) 93,12 ± 73,15 0,002 a
Keterangan : a Uji Mann-Whitney, b independent T-test

Tabel 2. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan antara Kelompok Anemia dan Tidak
Anemia
Karakteristik Anemia (n=41) Tidak Anemia (n=41) p
Pendidikan ibu, n (%)
1. Tidak sekolah 2 (4,9) 2 (4,9) 1,000 a
2. Tingkat dasar 32 (78,0) 32 (78,0)
3. Tingkat lanjut 7 (17,1) 7 (17,1)
Pekerjaan ibu, n (%)
1. Tidak bekerja 30 (73,2) 30 (73,2) 0,901 a
2. Petani 8 (19,5) 7 (17,1)
3. Swasta 3 (7,3) 4 (9,8)
Pekerjaan kepala keluarga, n (%)
1. Petani 16 (39,0) 14 (34,1) 0,729 a
2. Nelayan 3 (7,3) 5 (12,2)
3. Swasta 22 (53,7) 22 (53,7)
Keterangan : a Uji Chi-square

Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019 71
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Sulistyawati, Ani Margawati, Ali Rosidi, Suhartono

Tabel 3. Hubungan Riwayat Paparan Pestisida dan Tingkat Kecukupan Gizi dengan Kejadian Anemia
Anemia Tidak
Variabel
(n=41) Anemia p OR (95% CI)
(n=41)
Riwayat paparan pestisida Terpapar 30 (73,2) 15 (36,6) 0,002 4,7 (1,85-12,08)
Tidak terpapar 11 (26,8) 26 (63,4)
Tingkat kecukupan protein Kurang (<80% AKG) 26 (63,4) 15 (36,6) 0,027 3,0 (1,22-7,38)
Baik (≥80% AKG) 15 (36,3) 26 (63,4)
Tingkat kecukupan zat besi Kurang (<77% AKG) 30 (73,2) 17 (41,5) 0,007 3,8 (1,52-9,75)
Baik (≥77% AKG) 11 (26,8) 24 (58,5)
Tingkat kecukupan vitamin C Kurang (<77% AKG) 33 (80,5) 22 (53,7) 0,019 3,6 (1,33-9,56)
Baik (≥77% AKG) 8 (19,5) 19 (46,3)

Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,007
yang terpapar pestisida lebih besar pada kelompok (OR = 3,8; 95% CI = 1,52– 9,75). Proporsi ibu hamil
anemia (73,2%) dibanding pada kelompok tidak anemia dengan tingkat kecukupan vitamin C kurang, lebih besar
(36,6%). Hasil uji statistik terlihat bahwa ada hubungan pada kelompok anemia (80,5%) dibanding pada
riwayat paparan pestisida dengan kejadian anemia pada kelompok tidak anemia (53,7%). Selain itu, terdapat
ibu hamil dengan nilai p = 0,002 (OR = 4,7; 95% CI = hubungan tingkat kecukupan vitamin C dengan kejadian
1,85-12,08). Proporsi ibu hamil dengan tingkat anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,019 (OR = 3,6;
kecukupan protein kurang, lebih besar pada kelompok 95% CI = 1,33– 9,56).
anemia (63,4%) dibandingkan dengan kelompok tidak Analisis regresi logistik multivariat dilakukan
anemia (36,6%). Ada hubungan tingkat kecukupan untuk menentukan variabel yang dominan sebagai faktor
protein dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Berdasarkan
nilai p = 0,027 (OR = 3,0; 95% CI = 1,22 – 7,38). analisis bivariat didapatkan empat variabel yang
Proporsi ibu hamil dengan tingkat kecukupan zat mempunyai nilai p < 0,25 dan memenuhi syarat masuk
besi kurang, lebih besar pada kelompok anemia (73,2%) ke dalam model multivariat yaitu variabel riwayat
dibandingkan dengan kelompok tidak anemia (41,5%). paparan pestisida, tingkat kecukupan protein, tingkat
Ada hubungan tingkat kecukupan zat besi dengan kecukupan zat besi dan tingkat kecukupan vitamin C.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Logistik Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Variabel B S.E Wald df p OR 95% CI
Riwayat paparan pestisida 1,589 0,524 9,190 1 0,002 4,9 1,75-13,67
Tingkat kecukupan zat besi 1,090 0,524 4,333 1 0,037 2,9 1,06-8,29
Tingkat kecukupan vitamin C 1,216 0,569 4,578 1 0,032 3,4 1,10-10,28
Konstanta -2,343 0,654 12,830 0,000 0,096

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa (racun bagi manusia dan organisme lain) termasuk
riwayat paparan pestisida (OR= 4,9, 95% CI:1,75- dalam kategori Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang
13,67), tingkat kecukupan zat besi (OR=2,9, 95% memiliki kemampuan untuk tidak mudah hilang
CI:1,06-8,29) dan tingkat kecukupan vitamin C sehingga sifat yang ditinggalkan akibat penggunaan
(OR=3,4, 95% CI:1,10-10,28) merupakan faktor risiko pestisida akan mempengaruhi kesehatan manusia dan
kejadian anemia pada ibu hamil di daerah pertanian lingkungan.19
Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
riwayat paparan pestisida mempunyai risiko 4,9 kali
PEMBAHASAN untuk mengalami anemia dibanding ibu hamil tanpa
riwayat paparan pestisida. Penelitian ini sesuai dengan
Karakteristik responden yang meliputi umur penelitian pada petani hortikultura di Kabupaten
kehamilan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pekerjaan Pemalang bahwa paparan pestisida mempunyai
kepala keluarga tidak berbeda bermakna antara kecenderungan 5,3 kali lebih besar berpengaruh terhadap
kelompok anemia dan kelompok tidak anemia. Hal ini kejadian anemia bila dibandingkan dengan yang tidak
karena penelitian dilakukan pada tempat dan kondisi terpapar pestisida.17 Hasil penelitian di daerah pertanian
yang homogen yaitu di daerah pertanian. Kabupaten di negara India dan Filipina juga membuktikan bahwa
Brebes mengandalkan sektor pertanian terutama bawang parameter hematologi seperti Hemoglobin (Hb),
merah yang memerlukan penyemprotan pestisida. Hematokrit (Ht), Red Blood Cell (RBC) dan White Blood
Pestisida merupakan bahan kimia yang bersifat biosida Cell (WBC) secara signifikan menurun pada kelompok

72 Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Riwayat paparan pestisida dan kekurangan asupan zat gizi ...

terpapar pestisida dibandingkan dengan kelompok tidak protein, zat besi serta vitamin C.9 Rata-rata tingkat
terpapar pestisida.15,20 kecukupan protein pada kelompok anemia (76,11%)
Dampak negatif dari paparan pestisida dapat lebih rendah dibandingkan pada kelompok tidak anemia
mempengaruhi kesehatan ibu dalam hal ini berkaitan (84,41%). Tabel 3 menunjukkan ada hubungan tingkat
dengan keterlibatan ibu hamil baik secara langsung kecukupan protein dengan kejadian anemia pada ibu
ataupun tidak langsung dalam kegiatan pertanian. hamil. Hasil penelitian di Deli Serdang juga menyatakan
Pestisida yang digunakan dalam pertanian di Brebes bahwa ada hubungan asupan protein dengan status
diantaranya adalah pestisida golongan organofosfat. anemia pada ibu hamil (p=0,001).22 Hasil pada penelitian
Pestisida masuk dalam tubuh melalui beberapa cara, ini menunjukkan, ibu hamil pada kelompok anemia lebih
antara lain melalui kulit, mulut atau oral dan melalui sering mengkonsumsi protein nabati seperti
pernafasan (inhalasi). Ibu hamil yang bekerja sebagai mengonsumsi tahu dan tempe, yaitu sebesar 97,56%,
petani atau kepala keluarga yang bekerja sebagai petani sedangkan protein hewani seperti daging ayam
akan mengakibatkan mereka terpapar pestisida, misalnya (34,14%), ikan (30,24%) dan telur (43,90%). Protein
pada saat petani menyemprot pestisida di lahan pertanian nabati mempunyai daya serap yang rendah dibandingkan
sementara disaat yang sama ibu hamil sedang mencabut dengan protein hewani. Protein hewani mempunyai
rumput/tanaman pengganggu, mencari hama, atau pada kandungan asam amino esensial lengkap serta daya cerna
saat ibu hamil mencuci pakaian kotor yang selesai tinggi sehingga jumlah yang diserap tubuh juga tinggi.
dipakai bertani, hal ini memungkinkan ibu tersebut Protein merupakan makronutrien yang memiliki
terpapar pestisida yang menempel pada pakaian. Selain peran dalam penyimpanan, transportasi dan penyerapan
itu ibu hamil juga bisa terpapar pestisida yang terbawa zat besi (Fe). Protein dapat meningkatkan penyerapan zat
pada kulit bawang saat panen atau melepaskan bawang besi non-heme khususnya protein hewani, gugus sulfur
dari tangkainya. Paparan pestisida pada ibu hamil juga yang berada dalam protein memiliki efek pemacu, gugus
bersumber dari lingkungan sekitar tempat tinggal seperti sulfur ini mengikat besi non- heme serta membantu
penyimpanan pestisida dan hasil panen di dalam rumah, penyerapannya di dalam tubuh. Protein bersama dengan
serta tetangga yang menyimpan hasil panen di sekitar zat besi menyusun hemoglobin. Protein juga berperan
rumah. Hal ini dapat menyebabkan terakumulasinya dalam transportasi zat besi dalam bentuk transferin.23
paparan pestisida dalam tubuh ibu hamil sehingga Berkurangnya asupan protein, dapat menyebabkan
menyebabkan anemia. proses pengiriman zat besi terhambat, akibatnya
Tubuh yang terpapar pestisida dalam jangka menimbulkan defisiensi zat besi dengan ditandai
waktu yang lama dapat menyebabkan keracunan yang menurunnya kadar hemoglobin di bawah nilai normal,
dapat bersifat kronis mempengaruhi kerja sistem organ sehingga menyebabkan anemia.24
seperti syaraf, sistem hormonal dan sistem kekebalan Zat besi sebagai salah satu unsur pembentukan
tubuh.21 Beberapa jenis pestisida yang digunakan dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh
pertanian termasuk golongan Endocrine Disrupting jaringan tubuh. Asupan zat besi yang kurang pada ibu
Chemicals (EDCs) yaitu senyawa-senyawa kimia berada hamil dapat menyebabkan produksi hemoglobin
di lingkungan yang mengganggu sintesis, sekresi, menurun, diikuti oleh pengiriman oksigen yang
transpor, metabolisme, aksi pengikatan dan penghapusan terganggu ke rahim, plasenta dan janin. Kekurangan zat
hormon alami yang berfungsi untuk menjaga besi dapat menimbulkan masalah anemia gizi besi. Rata-
homeostasis, reproduksi dan proses tumbuh kembang.14 rata tingkat kecukupan zat besi pada kelompok anemia
Anemia dapat terjadi pada orang yang terpapar pestisida, (54,52%) lebih rendah daripada kelompok tidak anemia
hal ini karena sulfhemoglobin dan methemoglobin yang (85,06%). Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu hamil
terbentuk dalam sel darah merah. Sulfhemoglobin adalah dengan tingkat kecukupan zat besi kurang, memiliki
bentuk hemoglobin yang di dalamnya berikatan dengan risiko 2,9 kali lebih tinggi untuk mengalami anemia
atom sulfur. Methemoglobin terbentuk pada saat zat besi dibandingkan ibu hamil yang tercukupi tingkat zat
dalam hemoglobin teroksidasi dari ferro menjadi ferri, besinya (OR = 2,9, 95% CI = 1,06-8,29). Hasil penelitian
selain hal tersebut juga terjadi ikatan nitrit dengan ini sejalan dengan penelitian pada ibu hamil di
hemoglobin yang menjadi methemoglobin serta Banyumas yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang
menyebabkan hemoglobin tidak dapat mengikat oksigen. kurang asupan zat besi memiliki risiko 3,2 kali menderita
Adanya sulfhemoglobin dan methemoglobin yang anemia.25
berada dalam darah mengakibatkan penurunan kadar Zat besi makanan terbagi menjadi besi hem dan
hemoglobin dalam sel darah merah yang mengakibatkan non-heme. Sumber heme adalah hati, ikan, daging, dan
terjadinya anemia.16 unggas, sedangkan sumber non-heme adalah kacang-
Anemia pada kehamilan dapat dicegah apabila kacangan, sereal, sayur dan buah.26 Kecukupan zat besi
seorang ibu memiliki asupan gizi yang baik sebelum dan ibu hamil sebagian besar dari sumber nabati (non-heme)
selama hamil. Beberapa zat gizi memegang peran seperti tempe (96,33%), tahu (97,5%) dan sayuran
penting dalam pembentukan sel darah merah seperti (71,95%). Hasil penelitian ibu hamil di Tangerang juga

Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019 73
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Sulistyawati, Ani Margawati, Ali Rosidi, Suhartono

menyatakan bahwa kecukupan zat besi lebih banyak (Riskesdas) 2013. Jakarta; 2013.
dipenuhi dari nasi dan kacang-kacangan dibandingkan 3. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. Data Anemia
dengan lauk hewani.27 Defisiensi zat besi dapat terjadi pada Ibu Hamil. Brebes; 2016.
karena pola konsumsi makan masih didominasi dengan 4. Darawati M. Gizi Ibu Hamil. In: Hardinsyah dan
makanan nabati yang merupakan sumber zat besi tetapi Supariasa, editor. Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi. 1st
sulit diserap.26 Selain itu, hambatan penyerapan zat besi ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
dapat terjadi karena adanya gangguan proses di dalam p. 170–90.
tubuh. Penghambat penyerapan tersebut meliputi tanin, 5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil
fitat dan serat pangan. Pola makan ibu hamil yang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Vol.
terbiasa minum teh 1-2 kali per hari sebanyak 70,73% 3511351. Semarang; 2016.
dan 4,87% ibu hamil minum kopi 1-2 kali per minggu 6. Jannah N. Buku Ajar Asuhan Kebidanan :
dapat menghambat penyerapan zat besi. Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit ANDI; 2012.
Penyerapan zat besi dapat meningkat apabila 7. Huang L, Purvarshi G, Wang S, Zhong L, Tang H.
mengkonsumsi makanan sumber vitamin C seperti buah The Influence of Iron-deficiency Anemia during the
dan sayuran. Rata-rata tingkat kecukupan vitamin C pada Pregnancy on Preterm Birth and Birth Weight in
kelompok anemia sebesar 59,00% dan pada kelompok South China. J Food Nutr Res. 2015;3(9):570–4.
tidak anemia sebesar 93,13%. Hasil uji statistik terlihat 8. de Benoist B, McLean E, Egli I, Cogswell M.
bahwa terdapat hubungan tingkat kecukupan vitamin C Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005.
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan merupakan WHO Global Database on Anemia. Geneva; 2008.
faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil dengan OR 9. Horowitz K, Ingardia C, Borgida A. Anemia in
= 3,4 (95% CI = 1,10-10,28). Hasil penelitian di Pregnancy. Clin Lab Med. 2013;33(2):281–91.
Kabupaten Maros menyatakan bahwa konsumsi vitamin 10. Morsy N, Alhady S. Nutritional Status And Socio-
C rendah berhubungan dengan status hemoglobin ibu Economic Conditions Influencing Prevalence Of
hamil (p = 0,004).28 Vitamin C memiliki peran dalam Anaemia In Pregnant Women. Int J Sci Technol
penyerapan zat besi di usus serta mobilisasi dari Res. 2014;3(7):54–60.
penyimpanan dalam feritin. Selain itu vitamin C juga 11. Kartini A. Riwayat Paparan Pestisida Sebagai
meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak
(non-heme) dan termasuk antioksidan yang melindungi Sekolah Dasar Di Daerah Pertanian (Disertasi).
sel darah merah dari radikal bebas.26 Semarang: Universitas Diponegoro; 2017.
12. Ardiwinata AN, Nursyamsi D. Residu Pestisida di
SIMPULAN Sentra Produksi Padi di Jawa Tengah. Pangan.
2012;21(1):39–58.
Adanya riwayat paparan pestisida dan 13. Suhartono, Djokomoeljanto S, Hadisaputro S,
kekurangan asupan zat gizi (zat besi dan vitamin C) pada Subagio HW, Kartini A, Suratman. Pajanan
ibu hamil merupakan faktor risiko kejadian anemia pada Pestisida Sebagai Faktor Risiko Hipotiroidisme
ibu hamil di daerah pertanian Kabupaten Brebes. pada Wanita Usia Subur di Daerah Pertanian. Media
Med Indones. 2012;46:91–9.
SARAN 14. Diamanti-kandarakis E, Bourguignon J, Giudice
LC, Hauser R, Prins GS, Soto AM, et al. Endocrine-
Hasil penelitian merekomendasikan perlu Disrupting Chemicals : An Endocrine Society
dilakukan upaya peningkatan asupan sumber zat besi dan Scientific Statement. Endocr Rev.
vitamin C bagi ibu hamil. Bagi petugas kesehatan dan 2009;30(December):293–342.
penyuluh pertanian perlu melakukan penyuluhan secara 15. Reddy P, Kanojia J. Clinico Pathological Effects of
intensif cara penggunaan dan penyimpanan pestisida Pesticides Exposure on Farm Workers. DAV Int J
secara baik dan benar dan perlu mengkaji ulang tentang Sci. 2012;1(2):119–21.
perijinan/peredaran pestisida di masyarakat serta 16. Caravati EM, McGuigan MA, MacGregor I,
meningkatkan sosialisasi tentang dampak pestisida Dawson AH, Seifert SA, Schonwald S et al.
terhadap kesehatan terutama pada ibu hamil. Medical Toxicology. Third Edit. Dart RC, editor.
Philadelphia, USA: Lippincott Williams & Wilkins,
DAFTAR PUSTAKA Wolters Kluwer Company; 2004. p. 90–7.
17. Kurniasih SA, Setiani O, Nugraheni SA. Faktor-
1. World Health Organization. WHA Global Nutrition faktor yang Terkait Paparan Pestisida dan
Targets 2025 : Anaemia Policy Brief. Geneva; Hubungannya dengan Kejadian Anemia pada Petani
2014. Hortikultura di Desa Gombong Kecamatan Belik
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. J Kesehat
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Lingkung Indones. 2013;12(2):132–7.

74 Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Riwayat paparan pestisida dan kekurangan asupan zat gizi ...

18. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun Inorganic Zinc in Children. J Am Coll Nutr.
2013. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi 2006;25(1):34–40.
Bangsa Indonesia. 2013. 24. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.
19. Pertiwi G. Modul Dampak Pestisida Terhadap Gramedia Pustaka Utama; 2009.
Kesehatan Dan Lingkungan. 2006. 25. Utomo APW, Nurdiati DS, Padmawati RS.
20. Del Prado-Lu JL. Pesticide Exposure, Risk Factors Rendahnya asupan zat besi dan kepatuhan
And Health Problems Among Cutflower Farmers : mengonsumsi tablet besi berhubungan dengan
A Cross Sectional Study. J Occup Med Toxicol. kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
2007;8:1–8. Puskesmas I Kembaran , Banyumas. J Gizi dan Diet
21. D’Arcece LPG, Colus IM de S. Cytogenetic And Indones. 2016;3(November):41–50.
Molecular Biomonitoring Of Agricultural Workers 26. Briawan D. Anemia Masalah Gizi pada Remaja
Exposed To Pesticides In Brazil. Teratog Carcinog Wanita. Jakarta: EGC; 2013.
Mutagen. 2000;20(3):161-70. 27. Fitri YP, Briawan D, Tanziha I, Madanijah S.
22. Sinaga E, Lubis Z, Siagian A. Hubungan Asupan Tingkat Kecukupan dan Bioavailabilitas Asupan
Protein dan Zat Besi dengan Status Anemia pada Zat Besi pada Ibu Hamil di Kota Tangerang. J
Ibu Hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan MKMI. 2016;12(3):185–91.
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 28. Patimah S, Hadju V, Bahar B, Abdullah Z. Pola
2014. J Gizi, Kesehat Reproduksi dan Epidemiol. Konsumsi dan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
2015;1(1):1–6. di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makara
23. Etcheverry P, Ms Hawthorne KM, Liang LK, Kesehat. 2011;15(1):31–6.
Abrams SA, Griffin IJ. Effect of Beef and Soy
Proteins on the Absorption of Non-Heme Iron and

Copyright © 2019; Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7 (2), 2019 75
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942

You might also like