0% found this document useful (0 votes)
55 views22 pages

Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen

This document summarizes a research study that examined the effect of leverage, liquidity, profitability, and firm size on dividend policy. The study used a quantitative approach and analyzed data from 8 food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2018. Leverage was measured by debt to equity ratio, liquidity by current ratio, profitability by return on assets, firm size by total assets, and dividend policy by dividend payout ratio. Multiple linear regression analysis was performed to analyze the data. The results concluded that leverage, liquidity, profitability, and firm size all had a positive effect on dividend policy.

Uploaded by

YEREMIA WIRAWAN
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
55 views22 pages

Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen

This document summarizes a research study that examined the effect of leverage, liquidity, profitability, and firm size on dividend policy. The study used a quantitative approach and analyzed data from 8 food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2018. Leverage was measured by debt to equity ratio, liquidity by current ratio, profitability by return on assets, firm size by total assets, and dividend policy by dividend payout ratio. Multiple linear regression analysis was performed to analyze the data. The results concluded that leverage, liquidity, profitability, and firm size all had a positive effect on dividend policy.

Uploaded by

YEREMIA WIRAWAN
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 22

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi e-ISSN : 2460-0585

PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

Zilvia Intan Aryani


[email protected]
Astri Fitria

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
This research aimed to examine the effect of leverage, liquidity, profitability and firm size on dividend policy.
While, leverage was measured by Debt to Equity Ratio, liquidity was measured by Current Ratio, profitability
was measured Return On Asset, firm size was measured by firm size and dividend policy was measured by
Dividend Payout Ratio. The research was quantitative. Moreover, the population was food and beverages
companies which were listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2012-2018. Furthermore, the data
collection technique used purposive sampling, in which the sample was based on criteria given. In line with,
there were 8 companies as sample. Additionally, the data were secondary which in from of annual report or
annual financial statement from IDX website or Indonesia Stock Exchange.In addition, the data analysis
technique used multiple linear regression with SPSS 21. The research result concluded leverage, liquidity,
profitability and firm size had positive effect on dividend policy.

Keywords: leverage, liquidity, profitability, firm size, dividend policy

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Variabel leverage diukur menggunakan rasio debt to
equity ratio, variabel likuiditas diukur menggunakan rasio current ratio, variabel profitabilitas diukur
menggunakan rasio return on asset, variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan firm size dan
variabel kebijakan dividen diukur menggunakan dividend payout ratio. Jenis penelitian yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang artinya, sampel yang digunakan
di dalam penelitian ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Sehingga penelitian ini memperoleh 8
perusahaan yaitu menggunakan perusahaan manufaktur sektor food and beverages selama periode
tahun 2012-2018. Penelitian ini mendapatkan data sekunder yang berupa annual report atau laporan
keuangan tahunan dari website IDX atau Bursa Efek Indonesia. Teknik analisa data yang digunakan
di dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda yang dihitung
menggunakan program SPSS versi 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage, likuiditas,
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Kata Kunci: leverage, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, kebijakan dividen

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi, terutama di negara Indonesia ini, perkembangan ekonomi


sangatlah berkembang pesat. Apalagi dengan didukungnya SDM dan teknologi yang
semakin canggih dan mendorong Indonesia akan menjadi negara ekonomi yang berkualitas.
Hal tersebut dapat mendorong transaksi jual beli berkembang menjadi sangat luas. Tidak
hanya di pasar dosmestik saja, tetapi juga menjalar ke pasar internasional, karena Indonesia
ikut serta berperan dalam perdagangan internasional. Dalam dunia perekonomian, pasar
modal merupakan kegiatan ekonomi yang sangat efektif dan modern karena sangat
menguntungkan bagi para investor yang menginvestasikan dananya untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan.
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
2

Di Bursa Efek Indonesia, kegiatan pasar modal menjadi sangat penting terutama bagi
perusahaan go public disetiap sektor-sektornya. Karena dengan adanya Bursa Efek Indonesia,
para investor dapat melakukan investasi pada beberapa sektor-sektor perusahaan yang
terdaftar didalamnya melalui pembelian saham yang ditawarkan ataupun diperdagangkan.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan masing-masing, yaitu ingin mendapatkan keuntungan
atau laba yang besar. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengharapkan bantuan
dana dari pihak eksernal untuk membantu kegiatan operasional perusahan. Pihak eksternal
yang dimaksud dalam hal ini adalah kreditur dan investor. Dalam hal ini kreditur akan
mendapatkan feedback bunga sedangkan investor akan mendapatkan feedback dividen
yang diberikan oleh perusahaan. Hal yang terpenting bagi investor dalam menginvestasikan
dananya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Maka dari itu, investor perlu menilai
apakah perusahaan tersebut layak untuk berinvestasi dan mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang. Perusahaan akan dihadapkan pada tiga keputusan yang saling
berkaitan antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan untuk
menentukan berapa banyak dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
(Anisah dan Amanah, 2014). Keputusan investasi ini sering kali membuat para investor sulit
memprediksi adanya berbagai macam risiko dan kondisi yang mengalami ketidakpastian.
Untuk mengurangi risiko tersebut, investor harus mengetahui kondisi ekonomi perusahaan
dan mengetahui informasi mengenai laporan keuangan perusahaan yang relevan. Karena
laporan keuangan tersebut salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja terhadap
pemegang saham. Menurut Kieso et al (2011) pelaporan keuangan berguna bagi investor
serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya untuk membuat keputusan
investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. Seorang investor harus mampu
mengatur investasinya agar dividen atau tingkat pengembalian yang diinginkan bisa
maksimal yaitu dengan cara mengelola investasinya dan memperhatikan kondisi pasar
modal agar terhindar dari kerugian.
Pertumbuhan perusahaan manufaktur berkembang dengan sangat cepat karena
adanya faktor yang berhubungan langsung dengan daya beli masyarakat. Untuk
meningkatkan modalnya, maka Perusahaan Manufaktur perlu melakukan investasi. Tidak
hanya itu, perusahaan harus memikirkan secara matang-matang strategi perencanaan untuk
meningkatkan nilai perusahaannya agar lebih unggul dari perusahaan lainnya. Menurut
Sulistyowati et al (2010) peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan
mampu beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Karena dengan adanya
keuntungan tersebut, maka perusahaan akan mampu membagikan dividen kepada
pemegang saham dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menentukan berapa besarnya
keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham yang sudah memberi dana
kepada perusahaan tersebut. Dengan adanya kebijakan dividen ini, perusahaan bisa
menentukan apakah saham tersebut dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Teori
kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai kebijakan dividen yang mencapai suatu
keseimbangan antara dividen saat ini ada pertumbuhan dimasa mendatang dan
memaksimalkan harga saham (Brigham dan Houston, 2006). Betapa pentingnya kebijakan
dividen ini karena bekaitan langsung dengan kesejahteraan pemegang saham dan dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan, nilai perusahaan, dan harga saham perusahaan.
Terdapat dua alasan mengapa kebijakan dividen ini sangat penting bagi perusahaan. Alasan
yang pertama, kebijakan dividen bisa mempengaruhi nilai perusahaan yang dapat dilihat
dari harga saham perusahaan. Jika dividen yang dibayarkan perusahaan semakin tinggi,
maka harga saham perusahaan pun akan semakin tinggi, sehingga nilai perusahaan juga
akan semakin tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan perusahaan kecil maka harga
saham perusahaan juga akan menjadi kecil. Alasan yang kedua, kebijakan dividen sangat
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
3

penting karena sumber dana internal terbesar bagi pertumbuhan perusahaan adalah berasal
dari laba ditahan. Karena pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga
dana yang ada untuk pembiayaan kegiatan operasi maupun investasi akan berkurang.
Sebagai pengelola perusahaan, Manajer diharapkan mampu membuat perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan agar dapat diberikan kepada para pemegang saham
perusahaan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen harus dilakukan secara stabil dengan
cenderung naik dari waktu ke waktu karena dapat meningkatkan rasa kepercayaan terhadap
perusahaan, sehingga dapat mengurangi risiko ketidakpastian dalam berinvestasi. Manajer
juga harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan dividen, karena jika kebijakan dividen
berubah maka harga saham akan mengalami penurunan. Apalagi jika investor tertarik
dengan kebijakan dividen yang baru maka harga saham akan tetap tertekan. Kebijakan
dividen terbaru tersebut akan menarik para investor yang lebih besar dari perusahaan
sebelumnya dan dalam hal tersebut maka harga saham perusahaan akan naik. Terkadang
para investor dan manajer memiliki kepentingan pribadi yang berbeda. Dimana para
manajer terlalu mementingkan kepentingan pribadinya dan membuat manajer tidak disukai
investor. Karena investor beranggapan bahwa kepentingan pribadi akan menghambat atau
mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Dengan adanya masalah kepentingan ini,
dapat membuat penurunan peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Maka dalam hal
itu, dengan adanya kebijakan dividen inilah dapat mengurangi konflik yang dapat
merugikan investor dan tingkat pertumbuhan atau keuntungan perusahaan.
Rasio leverage merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran bunga atas hutang. Jika perusahaan
memiliki hutang yang sangat tinggi, maka perusahaan akan menahan labanya dan
digunakan untuk melunasi hutang-hutangnya tersebut. Jadi perusahaan yang memiliki
hutang yang sangat tinggi maka dividennya akan dibagikan dengan jumlah yang kecil.
Rasio likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan tepat waktu. Para pemegang saham bisa menggunakan rasio ini
untuk mempertimbangkan sejauh mana perusahaan bisa memberikan dividen yang besar.
Rasio Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang bisa didapatkan oleh
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya. Keuntungan bersih ini diperoleh
setelah bunga dan pajak. Maka semakin besar keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan
maka semakin besar pula kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Lintner (1956)
menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama
dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Sehingga rasio ini merupakan
faktor yang sangat penting dalam pembagian dividen perusahaan. Ukuran perusahaan juga
mempengaruhi kebijakan dividen karena perusahaan yang berukuran besar cenderung
mempunyai akses yang sangat mudah menuju pasar modal. Dengan hal itu membuat
perusahaan mudah memperoleh dana yang cukup besar. Dana tersebut bisa digunakan
untuk pembayaran dividen bagi para pemegang saham perusahaan. Maka semakin besar
ukuran perusahaannya maka semakin besar pula tingkat pembayaran dividennya. Menurut
Halim dan Sarwoko (1995) keputusan besar kecilnya dividen tunai yang dibagikan
perusahaan dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Jika perusahaan membutuhkan dana
untuk investasi yang bisa menguntungkan perusahaannya, maka dividen akan dibagikan
dalam tingkatan yang rendah. Tetapi jika kondisi perusahaan sudah optimal dan
mendapatkan pendapatan yang stabil maka dividen akan dibagikan dalam tingkatan yang
tinggi.
Penelitian ini memilih perusahaan manufaktur sektor food and beverages dikarenakan
perusahaan food and beverages sangat berkembang dengan pesat dan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sebab produk yang dihasilkan oleh perusahaan food and beverages menjadi suatu
kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar
belakang masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
4

Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen? (2) Apakah Likuiditas berpengaruh


terhadap Kebijakan Dividen? (3) Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen? (4) Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen? Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh leverage, likuiditas,
profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.

TINJAUAN TEORITIS

Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajer dan kepentingan
pemegang saham seringkali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik (Tarjo dan Hartono,
2003). Teori ini mendasari hubungan kerja antara investor selaku pemegang saham dan
manajer yang bekerja sama dengan kesepakatan yang dibuat dalam bentuk kontrak. Teori
ini menggambarkan konflik kepentingan antara kedua belah pihak yaitu pemegang saham
dan manajer yaitu mendapatkan keuntungan perusahaan dengan jumlah yang sangat besar.
Tetapi maksud keuntungan ini menurut kedua belah pihak sangat berbeda. Pemegang
saham ingin mendapatkan keuntungan dengan jumlah yang sangat besar untuk pendapatan
yang berupa dividen dari perusahaan tersebut. Sedangkan manajer ingin mendapatkan
keuntungan dengan jumlah yang sangat besar untuk berinvestasi yang berguna untuk
kelangsungan hidup perusahaannya.
Dalam operasionalisasi perusahaan, manajer dilimpahkan wewenang untuk
mengelola perusahaan oleh pemilik. Hal ini membuat manajer bertindak untuk kepentingan
pribadinya. Maka dari itu perlunya insentif dan pengawasan guna manajer dapat mengelola
perusahaan dengan baik. Inilah yang akan mengakibatkan timbulnya biaya keagenan
(agency cost), yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk
meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual
perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Chasanah, 2008). Biaya ini meliputi
biaya pengawasan terhadap manajer, biaya ikatan yang meyakinkan manajer bisa bekerja
untuk kepentingan prinsipal tanpa perlu adanya pengawasan, dan biaya sisa yaitu
perbedaan return yang didapatkan dari kekeputusan perbedaan investasi antara principal
dan agen. Biaya keagenan ini diperoleh dari laba perusahaan dengan memperhatikan
profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan. Menurut Atmaja (2002) biaya
keagenan meliputi pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk
membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang
tidak diinginkan, dan Opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak
dapat mengambil keputusan – keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.

Teori Pensinyalan (Signalling Theory)


Teori pensinyalan ini menjelaskan tentang bagaimana suatu perusahaan memberikan
sinyal informasi kepada pengguna laporan keuangan perusahaan. Kenyataannya orang
dalam (insider) pada perusahaan memiliki kempulan informasi yang lebih akurat, lebih baik
dan lebih cepat terhadap kondisi terbaru yang berhubungan dengan prospek perusahan
kedepannya dibandingkan para investor. Teori ini juga menjelaskan tentang alasan mengapa
perusahaan memberikan informasi tentang laporan keuangan dan non keuangan suatu
perusahaan kepada pihak eksternal yaitu pemegang saham, yang berguna untuk
mengurangi perolehan informasi yang tidak akurat mengenai perusahaan dengan
stakeholder yang pada umumnya sebagai pengguna informasi. Maka kesimpulannya, teori
ini dapat mendasari kebijakan dividen pada suatu perusahaan jika memberikan sinyal yang
baik kepada pengguna laporan keuangan perusahaan. Dengan itu, para investor juga
memiliki pandangan terhadap manajemen yang terbaik bagi perusahaan dimasa yang akan
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
5

datang dan bisa memberikan keuntungan yang besar bagi para pemegang saham berupa
dividen.

Teori Pecking Order (The Pecking Order Theory)


Teori pecking order merupakan teori pengembangan dari signalling theory. Teori ini
menjelaskan tentang tujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan dengan
struktur pendanaan yang menawarkan alternatif lain dalam mengambil keputusan
pendanaan dalam perusahaan (Myers dan Majluf, 1984). Berdasarkan teori ini biaya ekuitas
baru sangat mahal karena terdapat asimetri informasi, maka perusahaan memilih
membiayai investasi mereka dengan menggunakan dana internal kemudian menggunakan
hutang lalu terakhir menggunakan ekuitas (Kaaro, 2003).
Perusahaan yang mendapatkan keuntungan yang besar cenderung memiliki hutang
dengan jumlah yang sedikit. Namun perusahaan yang mendapatkan keuntungan yang
kurang memiliki hutang yang cukup besar karena hutang tersebut dapat membantu
perusahaan untuk mencukupi kebutuhannya dan mengoptimalkan kegiatan operasionalnya
dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Kebijakan Dividen
Menurut Sartono (2008), pengertian kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Dalam
hal ini kebijakan dividen yang optimal, yaitu kebijakan dividen yang dapat menciptakan
keseimbangan antara pertumbuhan sekarang dengan pertumbuhan di masa depan yang
memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).

Leverage
Leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya dengan jatuh tempo lebih dari setahun. Dalam penelitian ini
menggunakan debt to equity ratio dikarenakan untuk mengukur seberapa jauh suatu
perusahaan yang telah dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio leverage maka
dividen yang dibagikan akan semakin rendah. Rasio ini juga berhubungan dalam suatu
keuangan perusahaan yaitu seperti bagaimana cara perusahaan tersebut mendanai
aktivitasnya. Karena aktivitas perusahaan didanai dengan hutang jangka panjang
perusahaan tersebut. Menurut Irham Fahmi (2011) leverage merupakan alat ukur seberapa
besar perusahaan yang dibiayai oleh hutangnya. Pembagian dividen dengan jumlah yang
sangat rendah merupakan akibat dari tingginya tingkat hutang perusahaan, dikarenakan
tingkat hutang perusahaan berpengaruh dalam pembagian dividen perusahaan.

Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayarkan
kewajiban atau hutang jangka pendeknya kepada pihak luar dengan cara
mempertimbangkan aktivitas dari aset lancar maupun kas keluar dari perusahaan.
Likuiditas perusahaan mempunyai resiko yang sangat besar ketika perusahaan tidak
mampu untuk membayar hutangnya secara tunai dalam waktu yang sudah ditentukan.
Namun jika perusahaan bisa membayar hutangnya dalam waktu yang sudah ditentukan,
maka perusahaan tersebut berada dikondisi yang likuid yaitu mempunyai aset lancar yang
jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan perusahaan tersebut akan lebih cepat
menetapkan kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai masalah
pendanaan.
Penelitian ini menggunakan current ratio dikarenakan aset lancar perusahaan
merupakan bentuk yang paling likuid yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
6

finansial perusahaan, dan hutang lancar perusahaan merupakan kewajiban perusahaan yang
wajib dibayar dengan tepat waktu. Menurut Subramanyam dan Wild (2010) bahwa
likuiditas perusahaan mengacu terhadap ketersediaan sumber daya pada suatu perusahaan
agar dapat memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya. Maka semakin kuat likuiditas
perusahaan, maka semakin kuat juga kemampuan perusahaan membayar dividen (Riyanto,
2001).

Profitabilitas
Profitabilitas juga bisa menjadi salah satu indikator yang sangat penting bagi
perusahaan karena digunakan untuk mengukur suatu kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Profitabilitas juga sebagai tolak ukur perusahaan untuk mengetahui
seberapa efektifnya perusahaan dalam mengelola sumber modal yang berhubungan dengan
keuntungan perusahaan. Menurut Ishaq dan Asyik (2015) yang menyatakan bahwa
profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan yang didalamnya memanfaatkan
modal perusahaan, aset perusahaan, serta tingkatan penjualan agar menghasilkan laba yang
nantinya akan menjadi dasar pembagian dividen kepada para pemegang saham.

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu perbandingan besar kecilnya suatu
perusahaan yang bisa dilihat dari berbagai macam cara, antara lain seperti total aktiva, nilai
pasar saham, jumlah karyawan dan lain-lainnya. Ukuran perusahaan dibagi menjadi tiga
bagian antara lain, perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm). Seperti menurut Ardyansyah dan Zulaikha (2014) ia
mengatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
suatu perusahaan. Maka semakin besar ukuran perusahaan, dana yang dibutuhkan juga
akan semakin besar dibanding dengan ukuran perusahaan yang lebih kecil, karena
perusahaan dengan ukuran yang besar akan memperoleh pendapatan yang tinggi.
Perusahaan yang berukuran besar memiliki banyak kelebihan, diantaranya
perusahaan tersebut dapat dengan mudahnya mendapatkan dana dari pasar modal.
Perusahaan yang berukuran besar juga memiliki akses yahng mudah dan luas dalam
memperoleh sumber pendanaan dari luar sehingga perusahaan dengan mudah memperoleh
pinjaman karena ukuran perusahaan yang besar lebih memiliki kesempatan yang luas dalam
memenangkan persaingan atau bertahan lebih lama dalam dunia industri.

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen
Leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Semakin tinggi tingkatan Leverage perusahaan maka semakin kecil
perusahaan membagikan dividennya. Pada saat perusahaan menggunakan hutang dengan
jumlah yang tinggi maka perusahaan akan mempunyai beban yang tinggi pula seperti
berupa bunga dan angsuran pokok yang wajib dibayarkan. Dengan itu, perusahaan akan
cenderung memikirkan bagaimana membayar hutang dan akan menahan laba lalu tidak
membayarkan dividen kepada para pemegang saham perusahaan. Menurut hasil penelitian
dari Anisah dan Amanah (2014), Sari dan Sudjarni (2015), serta Ishaq dan Asyik (2015)
menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
H₁: Leverage berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Dividen

Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen


Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayarkan
kewajiban atau hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo dengan tepat pada waktunya.
Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka perusahaan bisa membayar hutangnya dalam
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
7

waktu yang sudah ditentukan, karena perusahaan yang likuid mempunyai aset lancar yang
jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan akan lebih cepat menetapkan
kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai masalah pendanaan.
Likuiditas perusahaan dipergunakan untuk alat prediksi dengan guna memprediksi tingkat
pengembalian investasi yang berupa dividen bagi pihak pemegang saham perusahaan.
Menurut hasil penelitian dari Sari dan Sudjarni (2015) bahwa likuiditas perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
H₂: Likuiditas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen


Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
atau keuntungan bersih dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin besar
keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan maka semakin besar pula perusahaan dalam
membayar dividen perusahaan kepada para pemegang saham. Hal tersebut diperlukan
adanya kestabilan dari tingkat profitabilitas perusahaan. Kestabilan tersebut sangat penting
bagi pihak investor karena jika terjadi penurunan laba maka pihak manajemen perusahaan
akan melakukan pemotongan dividen. Suharli (2006) menyatakan bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
H₃: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen


Ukuran suatu perusahaan merupakan suatu indikator yang menunjukkan kondisi
suatu perusahaan melalui beberapa parameter untuk menentukan besar kecilnya suatu
perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan berdampak pada besar kecilnya
pembayaran dividen suatu perusahaan kepada para pemegang saham. Karena perusahaan
yang berukuran besar memiliki akses yang sangat mudah ke pasar modal. Setiawati dan
Yesica (2016) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen.
H₄: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
yaitu penelitian yang menganalisis suatu data dalam berupa angka dengan prosedur
statistik yang dipusatkan pada pengujian hipotesis. Penelitian ini tergolong penelitian
komparatif. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) penelitian komparatif adalah penelitian
yang pengaruhnya atas variabel bebas dan variabel terikat yang bertujuan untuk
mendapatkan penjelasan tentang pengaruhnya variabel independen yaitu leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap sektor Food and
Beverages. Karena populasi didalam penelitian ini relatif kecil, maka data penelitian diambil
selama periode 7 tahun yaitu sejak 2012 - 2018.

Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah satuan atau bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi yang
diteliti. Sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.
Teknik purposive sampling merupakan salah satu teknik sampling tidak acak dan dalam
menentukan pengambilan sampel berdasarkan kriteria khusus yang sesuai dengan tujuan
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
8

penelitian agar dapat menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Kriteria
khusus yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut: (1)
Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2012 – 2018; (2) Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang
mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2012 – 2018; (3)
Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang memperoleh laba selama periode 2012
– 2018; (4) Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang membagikan dividen secara
berturut-turut selama periode 2012 - 2018.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data adalah data
dokumentasi. Data dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mengkaji, menganalisis
dan mencatat data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan
audit perusahaan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui akses
internet (www.idx.co.id) serta buku-buku dan jurnal maupun penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen
(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah leverage (debt equity ratio), likuiditas (current ratio), profitabilitas (return
on asset), dan ukuran perusahaan (firm size). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kebijakan dividen (dividend payout ratio).

Definisi Operasional Variabel


Variabel Dependen
Kebijakan dividen adalah kebijakan pihak manajemen dalam menentukan presentase
besar kecilnya laba perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
perusahaan dalam bentuk dividen. Menurut Arilaha (2009) kebijakan dividen diukur dengan
Dividend Payout Ratio (DPR) dengan rumus sebagai berikut:

Dividen Per Lembar Saham


Dividend Payout Ratio (DPR) =
Laba Per Lembar Saham

Variabel Independen
Leverage adalah rasio yang mengukur besarnya perbandingan antara nilai ekuitas dan
hutang dalam suatu perusahaan. Menurut Arilaha (2009) leverage diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER) dengan rumus sebagai berikut:

Total Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) =
Total Ekuitas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang


lancarnya dengan aktiva lancarnya. Perusahaan dikatakan likuid pada saat memiliki total
aset lancar yang jumlahnya lebih besar dari pada hutang lancarnya. Karena dengan hal itu
perusahaan mampu membayar dividen kepada para pemegang saham. Menurut Sartono
(2001) likuiditas perusahaan diukur dengan Current Ratio (CR) dengan rumus sebagai
berikut:
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
9

Aktiva Lancar
Current Ratio (CR) =
Hutang Lancar

Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam


memperoleh laba atau keuntungan. Menurut Husnan (2001) profitabilitas diukur dengan
Return on Asset (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

Laba setelah Pajak


Return on Asset (ROA) =
Total Aktiva

Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya


perusahaan yang dapat dilihat dari total aktiva maupun total penjualan bersih perusahaan
tersebut. Semakin besar total aktiva maupun penjualan suatu perusahaan maka semakin
besar pula ukuran perusahaan. Menurut Riyanto (2010) ukuran perusahaan diukur
menggunakan rumus sebagai berikut:

Size = Ln (Total Aset)

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah upaya atau cara untuk menganalisis data agar data
tersebut bisa dipahami dan bisa menyelesaikan suatu permasalahan didalam penelitian.
Didalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi
linier berganda yang perhitungannya menggunakan SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 21.

Analisis Statistik Deskriptif


Analisis Statistik Deskriptif adalah suatu analisis yang digunakan untuk menilai
karakteristik dan mendeskripsikan variabel dalam sebuah data. Dalam penelitian yang
menggunakan analisis statistik deskriptif, karakteristik yang dicari adalah untuk mengetahui
nilai minimal, maximal, mean dan standart deviation atau mendeskripsikan variabel variabel
dalam penelitian yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kebijakan
dividen.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi data
atau angka dalam variabel independen terhadap variabel dependen memiliki normalitas
atau tidak. Menurut Ghozali (2016) residual terdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih
dari 0,05.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat hubungan interkorelasi atau kolinearitas antara variabel bebas (independen).
Menurut Ghozali (2016) untuk mendeteksi pengujian ini bisa dilihat dari Variance Inflation
Factor (VIF) dengan sebagai berikut: (1) Jika VIF > 10, maka ada multikolinearitas; (2) Jika
VIF < 10, maka tidak ada multikolinearitas.
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
10

Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Menurut Ghozali (2016) pengujian ini dideteksi
menggunakan Durbin Watson dengan sebagai berikut: (1) Jika angka D – W dibawah -2 maka
ada autokorelasi positif; (2) Jika angka D – W diantara -2 maka tidak ada autokorelasi; (3)
Jika angka D – W diatas +2 maka ada autokorelasi negatif.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat ketidaksamaan antara varian residual suatu suatu pengamatan dengan pengamatan
lainnya. Pengujian ini dideteksi dengan melihat scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
Menurut Ghozali (2016) jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola
teratur (bergelombang, melebar, lalu menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Tetapi
jika terdapat pola yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda


Regresi linier berganda digunakan untuk menentukan arah dan besarnya pengaruh
dari variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Persamaan regresi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

DPR= a + DER + CR + ROA + β₄FS+ e…

Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio
DER : Debt to Equity Ratio
CR : Current Ratio
ROA : Return On Asset
FS : Firm Size
a : konstanta
, , , β₄ : koefisien regresi
e : error

Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menjelaskan tentang macam-macam variabel dependen.
Jika nilai angka R mendekati angka satu, maka variabel independen mampu menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh terhadap variabel dependen. Tetapi jika nilai angka R sangat kecil,
maka variabel independen tidak mampu menjelaskan bahwa terdapat pengaruh terhadap
variabel dependen dikarenakan terdapat keterbatasan dari model regresi.
Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan apakah variabel independen
(bebas) memiliki signifikansi terhadap variabel dependen (terikat) dengan menggunakan uji
ANOVA. Hasil pengujian ini bisa dilihat dari nilai signifikasi F = 5% atau 0,05 dengan
kriteria sebagai berikut: (1) Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka model yang digunakan
dalam penelitian tidak memenuhi kriteria. (2) Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka model
yang digunakan dalam penelitian memenuhi kriteria.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
11

Pengujian Hipotesis (Uji t)


Uji t dilakukan dengan tujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh antara
variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Penelitian ini menguji
pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Beberapa kriteria pengujian parsial dengan tingkat signifikansi t = 0,05 yaitu: (1)
Jika nilai signifikansi uji t > 0,05 maka H₀ diterima dan H₁ ditolak. (2) Jika nilai signifikansi
uji t ≤ 0,05 maka H₀ diterima dan H₁ diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 1
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Standar Devitation

DER 56 0,16 3,03 0,89 0,58


CR 56 0,51 8,64 2,52 1,81
ROA 56 0,03 0,66 0,15 0,14
FS 56 26,24 32,20 29,17 1,67
DPR 56 0,00 1,53 0,40 0,30
Valid N 56
(listwise)
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 1 diatas yaitu hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan


jumlah sampel pengamatan perusahaan (N) sebanyak 56 data pengamatan perusahaan
manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hasilnya
berasal dari 8 perusahaan dikali dengan periode penelitian selama 7 tahun.
Berdasarkan Tabel 1 yang memberikan hasil uji analisis statistik deskriptif maka nilai
variabel leverage yang diukur menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dengan jumlah
sampel 56 hasil pengamatan perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0,89 dengan standar
deviasi sebesar 0,58. Nilai maksimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 3,03. Nilai
minimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 0,16.
Berdasarkan Tabel 1 yang memberikan hasil uji analisis statistik deskriptif maka nilai
variabel likuiditas yang diukur menggunakan rasio Current Ratio (CR) dengan jumlah
sampel 56 hasil pengamatan perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 2,52 dengan standar
deviasi sebesar 1,81. Nilai maksimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 8,64. Nilai
minimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 0,51.
Berdasarkan Tabel 1 yang memberikan hasil uji analisis statistik deskriptif maka nilai
variabel profitabilitas yang diukur menggunakan rasio Return On Asset (ROA) dengan
jumlah sampel 56 hasil pengamatan perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0,15 dengan
standar deviasi sebesar 0,14. Nilai maksimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 0,66.
Nilai minimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 0,03.
Berdasarkan Tabel 1 yang memberikan hasil uji analisis statistik deskriptif maka nilai
variabel ukuran perusahaan yang diukur menggunakan rasio Firm Size (FS) dengan jumlah
sampel 56 hasil pengamatan perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 29,17 dengan standar
deviasi sebesar 1,67. Nilai maksimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 32,20. Nilai
minimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 26,24.
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
12

Berdasarkan Tabel 1 yang memberikan hasil uji analisis statistik deskriptif maka nilai
variabel kebijakan dividen yang diukur menggunakan rasio Dividend Payout Ratio (DPR)
dengan jumlah sampel 56 hasil pengamatan perusahaan manufaktur sektor food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0,40
dengan standar deviasi sebesar 0,30. Nilai maksimum yang terdapat dalam variabel ini
sebesar 1,53. Nilai minimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 0,00.

Uji Asumsi Klasik


Hasil Uji Normalitas

Gambar 1
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Menurut Gambar 1 grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pola data berada di
penyebaran sekitar garis diagonal dan dengan searah mengikuti garis diagonal yang artinya
bahwa analisis data model regresi ini dapat dikatakan mempunyai pola distribusi yang
normal atau memenuhi asumsi uji normalitas. Selain menggunakan model pendekatan
grafik normal P-P Plot bisa juga melakukan uji normalitas data menggunakan uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Untuk menguji dengan menggunakan metode ini dapat dilihat nilai
signifikasi data jika > 0,05 maka artinya distribusi tersebut normal, namun jika < 0,05 maka
artinya distribusi tersebut tidak normal.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
13

Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 56

Mean 0,000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 0,210

Absolute 0,078

Most Extreme Differences Positive 0,078

Negative -0,074

Kolmogorov-Smirnov Z 0,586

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,882

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 2 hasil uji normalitas data menggunakan One-Sample Kolmogorov-


Smirnov Test seperti Tabel maka dapat diketahui bahwa jumlah nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,882 yang artinya nilai signifikasi lebih besar dari standar uji normalitas data yaitu
0,05 (0,882 > 0,05) maka nilai residual tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF

(Constant)
ROA 0,852 1,174

CR 0,464 2,157

DER 0,449 2,227

FS 0,865 1,156
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 3 hasil uji multikolinearitas yang terdapat di tabel bahwa data
diatas menunjukkan nilai tolerance dari variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai sebesar
0,852, variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai sebesar 0,464, variabel Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki nilai sebesar 0,449, variabel Firm Size (FS) memiliki nilai sebesar 0,865. Maka
dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen yang terdapat dalam tabel diatas
masing-masing variabel memiliki nilai tolerance > 0,10 yang artinya keempat variabel
independen tersebut menunjukkan bahwa bebas dari gejala multikolinearitas.
Begitu sebaliknya dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada tabel
di atas. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai sebesar 1,174. Variabel Current Ratio
(CR) memiliki nilai sebesar 2,157. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai sebesar
2,227. Variabel Firm Size (FS) memiliki nilai sebesar 1,156. Maka dapat disimpulkan bahwa
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
14

keempat variabel independen yang terdapat dalam tabel diatas masing-masing variabel
memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 yang artinya keempat variabel independen
tersebut menunjukkan bahwa bebas dari gejala multikolinearitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson


Estimate

0,724a 0,525 0,487 0,218 1,676


1

a. Predictors: (Constant), FS, DER, ROA, CR

b. Dependent Variable: DPR

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4 hasil uji autokerelasi pada tabel diatas maka dapat diperoleh
bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,676 dan nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2
yang berarti menunjukkan bahwa model regresi didalam penelitian ini bebas atau tidak
terdapat gejala autokorelasi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2
Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 2 yaitu hasil uji heteroskedastisitas diatas bahwa titik-titik


membentuk pola yang jelas, karena titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol yang
terdapat pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini metode
regresinya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
15

Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda merupakan teknik analisis data untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara variabel Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR),
Return On Asset (ROA), Firm Size (FS) terhadap variabel Dividend Payout Ratio (DPR). Berikut
ini merupakan hasil dari analisis regresi linier berganda:

Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1,742 0,603 -2,889 0,006
ROA 1,242 0,232 0,561 5,363 0,000
1 CR 0,053 0,024 0,314 2,217 0,031
DER 0,264 0,076 0,499 3,461 0,001
FS 0,054 0,019 0,295 2,845 0,006
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5 yang menunjukkan hasil analisis regresi linier berganda seperti
diatas, maka dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

DPR= a + DER + CR + ROA + β₄FS+ e


Maka, DPR= -1,742 +0,264 DER + 0,053 CR + 1,242 ROA + 0,054 FS+ e

Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
regresi dalam menjelaskan tentang macam-macam atau variasi variabel dependen. Jika nilai
koefisien semakin besar maka artinya variabel independen mampu menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh terhadap variabel dependen. Namun jika nilai koefisien kecil maka
artinya variabel independen tidak mampu menjelaskan bahwa terdapat pengaruh terhadap
variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi sebagai berikut:
Tabel 6
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,724a 0,525 0,487 0,218


a. Predictors: (Constant), FS, DER, ROA, CR

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 6 diatas yang menunjukkan hasil uji koefisien determinasi


diketahui bahwa koefisien regresi atau R Square adalah 0,525 atau 52,5% yang artinya bahwa
variabel dependen yang terdiri dari Debt Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On
Asset (ROA), dan Firm Size (FS) mampu mempengaruhi variabel independen yaitu dividend
payout ratio (DPR) sebesar 0,525 atau 52,5% dan sisanya sebesar 0,475 atau 47,5% dijelaskan
oleh variabel dan faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
16

Uji Kelayakan Model (Uji F)


Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen (bebas) memiliki
signifikansi terhadap variabel dependen (terikat). Hasil pengujian ini bisa dilihat dari nilai
signifikasi F = 5% atau 0,05 dengan kriteria jika nilai signifikansi F > 0,05 maka model yang
digunakan dalam penelitian tidak memenuhi kriteria. Sedangkan jika nilai signifikansi F <
0,05 maka model yang digunakan dalam penelitian memenuhi kriteria. Berikut merupakan
hasil uji kelayakan model (uji F) sebagai berikut:

Tabel 7
Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 2,681 4 0,670 14,069 0,000b

Residual 2,430 51 0,048


1

Total 5,111 55

a. Dependent Variable: DPR


b. Predictors: (Constant), FS, DER, ROA, CR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 7 diatas yaitu hasil uji kelayakan model (uji F) dapat diketahui
bahwa nilai F hitung sebesar 14,069 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000b yang artinya
bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansinya yaitu 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yang terdiri dari Debt Equity Ratio (DER), Current
Ratio (CR), Return On Asset (ROA), dan Firm Size (FS) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel independen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR). Dengan demikian model
yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria.

Pengujian Hipotesis (Uji t)


Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh antara variabel independen
(bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Beberapa kriteria pengujian parsial dengan
tingkat signifikansi t = 0,05 adalah jika nilai signifikansi uji t > 0,05 maka variabel
independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Namun jika nilai
signifikansi uji t < 0,05 maka variabel independen memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji hipotesis (uji t) sebagai berikut:

Tabel 8
Hasil uji hipotesis (uji t)
Coefficientsa

Model T Sig.

(Constant) -2,889 0,006


ROA 5,363 0,000
1CR 2,217 0,031
DER 3,461 0,001
FS 2,845 0,006
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020
17

Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel leverage nilai thitung
sebesar 3,461 dengan tingkat signifikansi 0,001 maka nilai tersebut lebih kecil dari batas
signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0.001 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa dalam hipotesis
pertama ini menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Maka menurut hasil pengujian ini, hipotesis pertama ditolak.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel likuiditas nilai thitung
sebesar 2,217 dengan tingkat signifikansi 0,031 maka nilai tersebut lebih kecil dari batas
signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0,031 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa likuiditas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Maka menurut hasil pengujian ini, hipotesis
kedua diterima.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel profitabilitas nilai
thitung sebesar 5,363 dengan tingkat signifikansi 0,000 maka nilai tersebut lebih kecil dari batas
signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0,000 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Maka menurut hasil pengujian ini, hipotesis
ketiga diterima.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel ukuran perusahaan
nilai thitung sebesar 2,845 dengan tingkat signifikansi 0,006 maka nilai tersebut lebih kecil dari
batas signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0,006 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Maka menurut hasil pengujian
ini, hipotesis keempat diterima.

Pembahasan
Penelitian ini melakukan pengujian variabel independen yaitu leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Model regresi pada penelitian ini telah memenuhi kriteria uji asumsi klasik yang
artinya bahwa bebas dari adanya gejala uji multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas dan hasil pengujian berpengaruh signifikan.

Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen


Menurut hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2012-2018 dengan nilai
t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 3,461 dengan tingkat signifikan 0,001
(0,001 < 0,05).
Hasil uji hipotesis ini tidak membuktikan bahwa leverage berpengaruh negatif karena
uji hipotesis membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif yang artinya semakin besar
debt to equity ratio dapat menunjukkan semakin besar pula tingkat ketergantungan
perusahaan terhadap pihak eksternal yaitu kreditur, yang artinya perusahaan bisa
memanfaatkan hutangnya untuk kegiatan operasional perusahaan dan hasilnya dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dan dapat membagikan dividen kepada para
pemegang saham setiap tahunnya. Namun perusahaan harus memantau secara efektif
tingkat leverage perusahaannya agar selalu dibatas aman dan bisa dikendalikan. Maka
perusahaan tidak perlu mengurangi jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham. Karena perusahaan yang memiliki hutang dengan jumlah yang tinggi
selama tidak melebihi batas kemampuan normal perusahaan maka perusahaan tersebut juga
mempunyai peluang untuk melakukan ekspansi dan inovasi produk yang ujungnya bisa
meningkatkan laba bersih perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang
membayar dividen setiap tahunnya. Sudah menjadi ketetapan suatu perusahaan baik
mengalami laba atau rugi kebijakan dividen akan tetap berjalan.
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
18

Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Asif, et al (2011) dan Karami (2013)
yang menyatakan bahwa semakin besar leverage maka struktur permodalan usaha lebih
banyak memanfaatkan hutang yang relatif terhadap ekuitas, pembayaran dividen dengan
jumlah yang besar dapat meningkatkan kesempatan perusahaan untuk memperbesar
modalnya dari sumber eksternalnya. Hal ini akan mengakibatkan total aset perusahaan dan
EPS meningkat sehingga perusahaan mampu membayar dividen kepada para pemegang
saham.
Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Menurut hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2012-2018 dengan nilai
t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 2,217 dengan tingkat signifikan 0,031
(0,031 < 0,05).
Variabel likuiditas diukur menggunakan rasio current ratio dengan rumus
membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Besar kecilnya likuiditas
mempengaruhi besar kecilnya kebijakan dividen yang akan dibagikan kepada investor atau
pemegang saham. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka perusahaan bisa membayar
hutangnya dalam waktu yang sudah ditentukan, karena perusahaan yang likuid
mempunyai aset lancar yang jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan akan
lebih cepat menetapkan kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai
masalah pendanaan. Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Sari dan Sudjarni
(2015) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Menurut hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2012-2018 dengan
nilai t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 5,363 dengan tingkat signifikan
0,000 (0,000 < 0,05).
Variabel profitabilitas diukur menggunakan return on asset dengan rumus
membandingkan laba setelah pajak dengan total aset. Pengaruh profitabilitas terhadap
kebijakan dividen berpengaruh positif yang artinya bahwa semakin besar keuntungan yang
didapatkan oleh perusahaan maka semakin besar pula perusahaan dalam membagikan
dividen perusahaan kepada para investor maupun pemegang saham. Namun jika
keuntungan yang didapatkan perusahaan kecil maka perusahaan juga membagikan dividen
dengan jumlah yang kecil juga kepada para investor maupun pemegang saham. Keuntungan
yang tinggi juga bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan
yang sangat baik karena dividen yang dibagikan jumlahnya juga semakin tinggi dan
investor akan tertarik untuk menginvestasikan dan menanamkan modalnya untuk
bergabung dalam perusahaan tersebut dan para investor juga bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan yang mendapatkan keuntungan tinggi akan
membagikan dividen secara teratur dengan melihat besar kecilnya keuntungan yang
diperoleh perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Suharli (2006), Ishaq dan Asyik
(2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen


Menurut hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2012-2018 dengan
19

nilai t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 2,845 dengan tingkat signifikan
0,006 (0,006 < 0,05).
Variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan size dengan rumus log total aset.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen berpengaruh positif yang artinya
bahwa jika ukuran perusahaan semakin besar maka perusahaan mampu menghasilkan laba
yang semakin besar juga sehingga perusahaan dapat membagikan dividen yang jumlahnya
besar kepada para investor maupun pemegang saham. Namun jika ukuran perusahaan kecil
maka perusahaan juga akan membagikan dividen dengan jumlah yang kecil kepada para
investor maupun para pemegang saham. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan yang besar bisa menjadi faktor pendukung bagi para investor untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut karena memiliki tingkat risiko yang kecil dan memiliki daya tarik
investasi yang tinggi kepada para investor. perusahaan tersebut juga memiliki akses yahng
mudah dan luas dalam memperoleh sumber pendanaan dari luar sehingga mudah
memperoleh pinjaman karena ukuran perusahaan yang besar lebih memiliki kesempatan
yang luas dalam memenangkan persaingan atau bertahan lebih lama dalam dunia industri.
Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Ardyansyah dan Zulaikha (2014),
Setiawati dan Yesica (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Peneliti membuat penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh dari
leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sub sektor food and beverages
yang berjumlah sebanyak 7 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode tahun 2012-2018.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas
dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen maka dapat disimpulkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan sebagai berikut: (1) Rasio leverage menggunakan
perhitungan debt to equity ratio dengan membandingkankan total hutang dengan total
ekuitas. Menurut hasil pengujian, leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
yang artinya semakin besar debt to equity ratio dapat menunjukkan semakin besar pula
tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal yaitu kreditur, yang artinya
perusahaan bisa memanfaatkan hutangnya untuk kegiatan operasional perusahaan dan
hasilnya dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dan dapat membagikan dividen
kepada para pemegang saham setiap tahunnya; (2) Rasio likuiditas menggunakan
perhitungan current ratio dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar.
Menurut hasil pengujian, likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang
artinya semakin tinggi likuiditas perusahaan maka perusahaan bisa membayar hutangnya
dalam waktu yang sudah ditentukan, karena perusahaan yang likuid mempunyai aset lancar
yang jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan akan lebih cepat menetapkan
kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai masalah pendanaan; (3) Rasio
profitabilitas menggunakan perhitungan return on asset dengan membandingkankan laba
setelah pajak dengan total aktiva. Menurut hasil pengujian, profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen yang artinya jika perusahaan mendapatkan keuntungan
yang besar maka perusahaan akan membagikan dividen kepada para pemegang saham
maupun investor dengan jumlah yang besar; (4) Rasio ukuran perusahaan menggunakan
perhitungan firm size dengan rumus log total aset. Menurut hasil pengujian, ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, yang artinya jika ukuran
perusahaan semakin besar, maka perusahaan akan mudah mendapatkan laba yang sangat
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
20

besar dan berpengaruh pada pembagian dividen yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham maupun investor dengan jumlah yang besar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan pada penelitian ini yaitu pengaruh
leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen, penulis
memberikan saran yang diharapkan bisa memberi manfaat kepada pihak yang memiliki
kepentingan terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi Perusahaan,
Penulis berharap pada perusahaan sebaiknya dapat meningkatkan pendapatan dan mampu
mengelola investasi secara efisien agar perusahaan mengalami peningkatan yang stabil dan
mendapatkan keuntungan yang nantinya dapat dibagikan dalam bentuk dividen kepada
pemegang saham dan investor. Dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
bagi pihak perusahaan saat mengalami kesulitan atau masalah terkait kebijakan dividen
serta meningkatkan kinerja keuangan perusahaan; (2) Bagi Peneliti selanjutnya, Penulis
berharap pada peneliti selanjutnya untuk memperluas atau menambah beberapa perusahaan
dan periode pengamatan agar sampel yang diperoleh lebih banyak. Sehingga hasil penelitian
selanjutnya dapat memperoleh hasil uji yang lebih baik dan lebih akurat agar bisa dijadikan
tambahan informasi dan pengetahuan bagi perusahaan yang akan menentukan kebijakan
dividen kepada para pemegang saham dan investor. Pada penelitian selanjutnya, penulis
berharap untuk menambah atau mencoba variabel independen lainnya agar penelitian ini
semakin berkembang ilmunya di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Anisah. dan L. Amanah. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Cash Position, Leverage, Growth
terhadap Kebijakan Pembagian Dividen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 3(6): 1-20
Ardyansyah, D., dan Zulaikha. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity
Ratio dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (Etr). Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang
Arilaha, M. A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan 13(1): 78-87
Asif, A., W. Rasool., dan Y. Kamal. 2011. Impact Of Financial Leverage On Dividend Policy:
Empirical Evidence From Karachi Stock Exchange Listed Companies. African Journal
of Business Management 5: 1312-1324 ISSN 1993-8233- Academic Journals.
Atmaja, L. S. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Brigham, E. F., dan F. J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
Chasanah, A. N. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR)
Pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Easterbrook, F.H., 1984. “Two agency-cost explanations of dividends”, American Economics
Review, 74 (4) : 650-659.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Edisi Delapan. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Halim, A. dan Sarwoko. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. AMP YKPN. Yogyakarta.
Handayani, D. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
21

Husnan, S. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. BPFI. Yogyakarta.


Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keenam.
Cetakan Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Fahmi, I. 2011, Analisa Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Ishaq, A. F. dan N. F. Asyik. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Cash Position, Leverage, Dan
Growth terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntasi 4(3):1-15.
Kaaro, H. 2003. Analisis Leverage Dan Dividen Dalam Lingkungan Ketidakpastian:
Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing Theory. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Teknologi Yogyakarta (9), September-Desember, 423-444.
Kadir. A. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Credit Agencies Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
dan Akuntansi, 11 (1)
Karami, L. C. 2013. The Influence Of Liquidity and Leverage On Dividend Policy (Empirical
Study On Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2008-2010. Jurnal
Ilmiah Universitas Brawijaya,1(1)
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield. 2011. Akuntansi Intermediate. Edisi
kedua Belas. Erlangga. Jakarta.
Lintner, J. 1956. Distribution of Income of Corporation of Aming Dividend Retained Earning,
and Taxes. The American Review 46: 97-113.
Mahaputra, G. A. dan N. G. P. Wirawati. 2014. Pengaruh Faktor Keuangan dan Ukuran
Perusahaan Pada Dividend Payout Ratio Perusahaan Perbankan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 9(3): 695-708
Muhajir dan Triyono. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Semarang.
Myers, S. C dan N. S. Majluf. 1984. Corporate Financing & Invesstment Decision When Firm
Have Information That Investor Do Not Have. Journal of Fianancial Economics. 187-221.
Pasadena, R. Persia. 2013. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Rahardjo, B. 2007. Keuangan dan Akuntansi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE-UGM. Yogyakarta.
. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed. 4, BPFE.Yogyakarta.
Safariyan, F. 2015. Pengaruh Arus Kas, Likuiditas, Rentabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan
Risiko Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jom FEKON 2 (2): 1-15.
Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta.
Sari, K. A., dan L. K. Sudjarni. 2015. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan
Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud 4(10): 3346-3374.
Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). BPFE. Yogyakarta.
. 2008. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). BPFE. Yogyakarta.
Setiawati, L. W. dan L. Yessica. 2016. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,
Kebijakan Hutang, Collateralizable Assets, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014. Jurnal Akuntansi 10(1): 52-82
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
22

Subramanyam, K. R. Dan J.J. Wild 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Salemba
Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke 20. Alfabeta.
Bandung.
Suharli, M. 2006. Studi Empiris mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga
Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai, Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003. Jurnal Maksi Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya, 6(2)
Sulistyowati, I., R. Anggraini. Dan T. H. Utaminingtyas. 2010. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate
Govermance sebagai Variabel Interning. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto : 1-23
Tarjo dan J. Hartono. 2003. Analisis Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Kebijakan Hutang Paad Perusahaan Publik di Indonesia. Makalah Seminar, Simposium
Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia :278-293
Wicaksono, S. dan M. Nasir. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011-2013. Diponegoro
Journal of Manajement 3(4):1-13
Wonggo. 2016, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga Saham terhadap
Kebijakan Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009 – 2013)”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(1):40-52

You might also like