Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
ABSTRACT
This research aimed to examine the effect of leverage, liquidity, profitability and firm size on dividend policy.
While, leverage was measured by Debt to Equity Ratio, liquidity was measured by Current Ratio, profitability
was measured Return On Asset, firm size was measured by firm size and dividend policy was measured by
Dividend Payout Ratio. The research was quantitative. Moreover, the population was food and beverages
companies which were listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2012-2018. Furthermore, the data
collection technique used purposive sampling, in which the sample was based on criteria given. In line with,
there were 8 companies as sample. Additionally, the data were secondary which in from of annual report or
annual financial statement from IDX website or Indonesia Stock Exchange.In addition, the data analysis
technique used multiple linear regression with SPSS 21. The research result concluded leverage, liquidity,
profitability and firm size had positive effect on dividend policy.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Variabel leverage diukur menggunakan rasio debt to
equity ratio, variabel likuiditas diukur menggunakan rasio current ratio, variabel profitabilitas diukur
menggunakan rasio return on asset, variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan firm size dan
variabel kebijakan dividen diukur menggunakan dividend payout ratio. Jenis penelitian yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang artinya, sampel yang digunakan
di dalam penelitian ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Sehingga penelitian ini memperoleh 8
perusahaan yaitu menggunakan perusahaan manufaktur sektor food and beverages selama periode
tahun 2012-2018. Penelitian ini mendapatkan data sekunder yang berupa annual report atau laporan
keuangan tahunan dari website IDX atau Bursa Efek Indonesia. Teknik analisa data yang digunakan
di dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda yang dihitung
menggunakan program SPSS versi 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage, likuiditas,
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
PENDAHULUAN
Di Bursa Efek Indonesia, kegiatan pasar modal menjadi sangat penting terutama bagi
perusahaan go public disetiap sektor-sektornya. Karena dengan adanya Bursa Efek Indonesia,
para investor dapat melakukan investasi pada beberapa sektor-sektor perusahaan yang
terdaftar didalamnya melalui pembelian saham yang ditawarkan ataupun diperdagangkan.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan masing-masing, yaitu ingin mendapatkan keuntungan
atau laba yang besar. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengharapkan bantuan
dana dari pihak eksernal untuk membantu kegiatan operasional perusahan. Pihak eksternal
yang dimaksud dalam hal ini adalah kreditur dan investor. Dalam hal ini kreditur akan
mendapatkan feedback bunga sedangkan investor akan mendapatkan feedback dividen
yang diberikan oleh perusahaan. Hal yang terpenting bagi investor dalam menginvestasikan
dananya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Maka dari itu, investor perlu menilai
apakah perusahaan tersebut layak untuk berinvestasi dan mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang. Perusahaan akan dihadapkan pada tiga keputusan yang saling
berkaitan antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan untuk
menentukan berapa banyak dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
(Anisah dan Amanah, 2014). Keputusan investasi ini sering kali membuat para investor sulit
memprediksi adanya berbagai macam risiko dan kondisi yang mengalami ketidakpastian.
Untuk mengurangi risiko tersebut, investor harus mengetahui kondisi ekonomi perusahaan
dan mengetahui informasi mengenai laporan keuangan perusahaan yang relevan. Karena
laporan keuangan tersebut salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja terhadap
pemegang saham. Menurut Kieso et al (2011) pelaporan keuangan berguna bagi investor
serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya untuk membuat keputusan
investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. Seorang investor harus mampu
mengatur investasinya agar dividen atau tingkat pengembalian yang diinginkan bisa
maksimal yaitu dengan cara mengelola investasinya dan memperhatikan kondisi pasar
modal agar terhindar dari kerugian.
Pertumbuhan perusahaan manufaktur berkembang dengan sangat cepat karena
adanya faktor yang berhubungan langsung dengan daya beli masyarakat. Untuk
meningkatkan modalnya, maka Perusahaan Manufaktur perlu melakukan investasi. Tidak
hanya itu, perusahaan harus memikirkan secara matang-matang strategi perencanaan untuk
meningkatkan nilai perusahaannya agar lebih unggul dari perusahaan lainnya. Menurut
Sulistyowati et al (2010) peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan
mampu beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Karena dengan adanya
keuntungan tersebut, maka perusahaan akan mampu membagikan dividen kepada
pemegang saham dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menentukan berapa besarnya
keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham yang sudah memberi dana
kepada perusahaan tersebut. Dengan adanya kebijakan dividen ini, perusahaan bisa
menentukan apakah saham tersebut dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Teori
kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai kebijakan dividen yang mencapai suatu
keseimbangan antara dividen saat ini ada pertumbuhan dimasa mendatang dan
memaksimalkan harga saham (Brigham dan Houston, 2006). Betapa pentingnya kebijakan
dividen ini karena bekaitan langsung dengan kesejahteraan pemegang saham dan dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan, nilai perusahaan, dan harga saham perusahaan.
Terdapat dua alasan mengapa kebijakan dividen ini sangat penting bagi perusahaan. Alasan
yang pertama, kebijakan dividen bisa mempengaruhi nilai perusahaan yang dapat dilihat
dari harga saham perusahaan. Jika dividen yang dibayarkan perusahaan semakin tinggi,
maka harga saham perusahaan pun akan semakin tinggi, sehingga nilai perusahaan juga
akan semakin tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan perusahaan kecil maka harga
saham perusahaan juga akan menjadi kecil. Alasan yang kedua, kebijakan dividen sangat
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
3
penting karena sumber dana internal terbesar bagi pertumbuhan perusahaan adalah berasal
dari laba ditahan. Karena pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga
dana yang ada untuk pembiayaan kegiatan operasi maupun investasi akan berkurang.
Sebagai pengelola perusahaan, Manajer diharapkan mampu membuat perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan agar dapat diberikan kepada para pemegang saham
perusahaan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen harus dilakukan secara stabil dengan
cenderung naik dari waktu ke waktu karena dapat meningkatkan rasa kepercayaan terhadap
perusahaan, sehingga dapat mengurangi risiko ketidakpastian dalam berinvestasi. Manajer
juga harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan dividen, karena jika kebijakan dividen
berubah maka harga saham akan mengalami penurunan. Apalagi jika investor tertarik
dengan kebijakan dividen yang baru maka harga saham akan tetap tertekan. Kebijakan
dividen terbaru tersebut akan menarik para investor yang lebih besar dari perusahaan
sebelumnya dan dalam hal tersebut maka harga saham perusahaan akan naik. Terkadang
para investor dan manajer memiliki kepentingan pribadi yang berbeda. Dimana para
manajer terlalu mementingkan kepentingan pribadinya dan membuat manajer tidak disukai
investor. Karena investor beranggapan bahwa kepentingan pribadi akan menghambat atau
mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Dengan adanya masalah kepentingan ini,
dapat membuat penurunan peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Maka dalam hal
itu, dengan adanya kebijakan dividen inilah dapat mengurangi konflik yang dapat
merugikan investor dan tingkat pertumbuhan atau keuntungan perusahaan.
Rasio leverage merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran bunga atas hutang. Jika perusahaan
memiliki hutang yang sangat tinggi, maka perusahaan akan menahan labanya dan
digunakan untuk melunasi hutang-hutangnya tersebut. Jadi perusahaan yang memiliki
hutang yang sangat tinggi maka dividennya akan dibagikan dengan jumlah yang kecil.
Rasio likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan tepat waktu. Para pemegang saham bisa menggunakan rasio ini
untuk mempertimbangkan sejauh mana perusahaan bisa memberikan dividen yang besar.
Rasio Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang bisa didapatkan oleh
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya. Keuntungan bersih ini diperoleh
setelah bunga dan pajak. Maka semakin besar keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan
maka semakin besar pula kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Lintner (1956)
menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama
dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Sehingga rasio ini merupakan
faktor yang sangat penting dalam pembagian dividen perusahaan. Ukuran perusahaan juga
mempengaruhi kebijakan dividen karena perusahaan yang berukuran besar cenderung
mempunyai akses yang sangat mudah menuju pasar modal. Dengan hal itu membuat
perusahaan mudah memperoleh dana yang cukup besar. Dana tersebut bisa digunakan
untuk pembayaran dividen bagi para pemegang saham perusahaan. Maka semakin besar
ukuran perusahaannya maka semakin besar pula tingkat pembayaran dividennya. Menurut
Halim dan Sarwoko (1995) keputusan besar kecilnya dividen tunai yang dibagikan
perusahaan dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Jika perusahaan membutuhkan dana
untuk investasi yang bisa menguntungkan perusahaannya, maka dividen akan dibagikan
dalam tingkatan yang rendah. Tetapi jika kondisi perusahaan sudah optimal dan
mendapatkan pendapatan yang stabil maka dividen akan dibagikan dalam tingkatan yang
tinggi.
Penelitian ini memilih perusahaan manufaktur sektor food and beverages dikarenakan
perusahaan food and beverages sangat berkembang dengan pesat dan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sebab produk yang dihasilkan oleh perusahaan food and beverages menjadi suatu
kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar
belakang masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
4
TINJAUAN TEORITIS
datang dan bisa memberikan keuntungan yang besar bagi para pemegang saham berupa
dividen.
Kebijakan Dividen
Menurut Sartono (2008), pengertian kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Dalam
hal ini kebijakan dividen yang optimal, yaitu kebijakan dividen yang dapat menciptakan
keseimbangan antara pertumbuhan sekarang dengan pertumbuhan di masa depan yang
memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).
Leverage
Leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya dengan jatuh tempo lebih dari setahun. Dalam penelitian ini
menggunakan debt to equity ratio dikarenakan untuk mengukur seberapa jauh suatu
perusahaan yang telah dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio leverage maka
dividen yang dibagikan akan semakin rendah. Rasio ini juga berhubungan dalam suatu
keuangan perusahaan yaitu seperti bagaimana cara perusahaan tersebut mendanai
aktivitasnya. Karena aktivitas perusahaan didanai dengan hutang jangka panjang
perusahaan tersebut. Menurut Irham Fahmi (2011) leverage merupakan alat ukur seberapa
besar perusahaan yang dibiayai oleh hutangnya. Pembagian dividen dengan jumlah yang
sangat rendah merupakan akibat dari tingginya tingkat hutang perusahaan, dikarenakan
tingkat hutang perusahaan berpengaruh dalam pembagian dividen perusahaan.
Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayarkan
kewajiban atau hutang jangka pendeknya kepada pihak luar dengan cara
mempertimbangkan aktivitas dari aset lancar maupun kas keluar dari perusahaan.
Likuiditas perusahaan mempunyai resiko yang sangat besar ketika perusahaan tidak
mampu untuk membayar hutangnya secara tunai dalam waktu yang sudah ditentukan.
Namun jika perusahaan bisa membayar hutangnya dalam waktu yang sudah ditentukan,
maka perusahaan tersebut berada dikondisi yang likuid yaitu mempunyai aset lancar yang
jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan perusahaan tersebut akan lebih cepat
menetapkan kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai masalah
pendanaan.
Penelitian ini menggunakan current ratio dikarenakan aset lancar perusahaan
merupakan bentuk yang paling likuid yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
6
finansial perusahaan, dan hutang lancar perusahaan merupakan kewajiban perusahaan yang
wajib dibayar dengan tepat waktu. Menurut Subramanyam dan Wild (2010) bahwa
likuiditas perusahaan mengacu terhadap ketersediaan sumber daya pada suatu perusahaan
agar dapat memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya. Maka semakin kuat likuiditas
perusahaan, maka semakin kuat juga kemampuan perusahaan membayar dividen (Riyanto,
2001).
Profitabilitas
Profitabilitas juga bisa menjadi salah satu indikator yang sangat penting bagi
perusahaan karena digunakan untuk mengukur suatu kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Profitabilitas juga sebagai tolak ukur perusahaan untuk mengetahui
seberapa efektifnya perusahaan dalam mengelola sumber modal yang berhubungan dengan
keuntungan perusahaan. Menurut Ishaq dan Asyik (2015) yang menyatakan bahwa
profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan yang didalamnya memanfaatkan
modal perusahaan, aset perusahaan, serta tingkatan penjualan agar menghasilkan laba yang
nantinya akan menjadi dasar pembagian dividen kepada para pemegang saham.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu perbandingan besar kecilnya suatu
perusahaan yang bisa dilihat dari berbagai macam cara, antara lain seperti total aktiva, nilai
pasar saham, jumlah karyawan dan lain-lainnya. Ukuran perusahaan dibagi menjadi tiga
bagian antara lain, perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm). Seperti menurut Ardyansyah dan Zulaikha (2014) ia
mengatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
suatu perusahaan. Maka semakin besar ukuran perusahaan, dana yang dibutuhkan juga
akan semakin besar dibanding dengan ukuran perusahaan yang lebih kecil, karena
perusahaan dengan ukuran yang besar akan memperoleh pendapatan yang tinggi.
Perusahaan yang berukuran besar memiliki banyak kelebihan, diantaranya
perusahaan tersebut dapat dengan mudahnya mendapatkan dana dari pasar modal.
Perusahaan yang berukuran besar juga memiliki akses yahng mudah dan luas dalam
memperoleh sumber pendanaan dari luar sehingga perusahaan dengan mudah memperoleh
pinjaman karena ukuran perusahaan yang besar lebih memiliki kesempatan yang luas dalam
memenangkan persaingan atau bertahan lebih lama dalam dunia industri.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen
Leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Semakin tinggi tingkatan Leverage perusahaan maka semakin kecil
perusahaan membagikan dividennya. Pada saat perusahaan menggunakan hutang dengan
jumlah yang tinggi maka perusahaan akan mempunyai beban yang tinggi pula seperti
berupa bunga dan angsuran pokok yang wajib dibayarkan. Dengan itu, perusahaan akan
cenderung memikirkan bagaimana membayar hutang dan akan menahan laba lalu tidak
membayarkan dividen kepada para pemegang saham perusahaan. Menurut hasil penelitian
dari Anisah dan Amanah (2014), Sari dan Sudjarni (2015), serta Ishaq dan Asyik (2015)
menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
H₁: Leverage berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Dividen
waktu yang sudah ditentukan, karena perusahaan yang likuid mempunyai aset lancar yang
jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan akan lebih cepat menetapkan
kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai masalah pendanaan.
Likuiditas perusahaan dipergunakan untuk alat prediksi dengan guna memprediksi tingkat
pengembalian investasi yang berupa dividen bagi pihak pemegang saham perusahaan.
Menurut hasil penelitian dari Sari dan Sudjarni (2015) bahwa likuiditas perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
H₂: Likuiditas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen
METODE PENELITIAN
penelitian agar dapat menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Kriteria
khusus yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut: (1)
Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2012 – 2018; (2) Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang
mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2012 – 2018; (3)
Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang memperoleh laba selama periode 2012
– 2018; (4) Perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang membagikan dividen secara
berturut-turut selama periode 2012 - 2018.
Variabel Independen
Leverage adalah rasio yang mengukur besarnya perbandingan antara nilai ekuitas dan
hutang dalam suatu perusahaan. Menurut Arilaha (2009) leverage diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER) dengan rumus sebagai berikut:
Total Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) =
Total Ekuitas
Aktiva Lancar
Current Ratio (CR) =
Hutang Lancar
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat hubungan interkorelasi atau kolinearitas antara variabel bebas (independen).
Menurut Ghozali (2016) untuk mendeteksi pengujian ini bisa dilihat dari Variance Inflation
Factor (VIF) dengan sebagai berikut: (1) Jika VIF > 10, maka ada multikolinearitas; (2) Jika
VIF < 10, maka tidak ada multikolinearitas.
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
10
Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Menurut Ghozali (2016) pengujian ini dideteksi
menggunakan Durbin Watson dengan sebagai berikut: (1) Jika angka D – W dibawah -2 maka
ada autokorelasi positif; (2) Jika angka D – W diantara -2 maka tidak ada autokorelasi; (3)
Jika angka D – W diatas +2 maka ada autokorelasi negatif.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat ketidaksamaan antara varian residual suatu suatu pengamatan dengan pengamatan
lainnya. Pengujian ini dideteksi dengan melihat scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
Menurut Ghozali (2016) jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola
teratur (bergelombang, melebar, lalu menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Tetapi
jika terdapat pola yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio
DER : Debt to Equity Ratio
CR : Current Ratio
ROA : Return On Asset
FS : Firm Size
a : konstanta
, , , β₄ : koefisien regresi
e : error
Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menjelaskan tentang macam-macam variabel dependen.
Jika nilai angka R mendekati angka satu, maka variabel independen mampu menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh terhadap variabel dependen. Tetapi jika nilai angka R sangat kecil,
maka variabel independen tidak mampu menjelaskan bahwa terdapat pengaruh terhadap
variabel dependen dikarenakan terdapat keterbatasan dari model regresi.
Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan apakah variabel independen
(bebas) memiliki signifikansi terhadap variabel dependen (terikat) dengan menggunakan uji
ANOVA. Hasil pengujian ini bisa dilihat dari nilai signifikasi F = 5% atau 0,05 dengan
kriteria sebagai berikut: (1) Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka model yang digunakan
dalam penelitian tidak memenuhi kriteria. (2) Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka model
yang digunakan dalam penelitian memenuhi kriteria.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
11
Tabel 1
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Standar Devitation
Berdasarkan Tabel 1 yang memberikan hasil uji analisis statistik deskriptif maka nilai
variabel kebijakan dividen yang diukur menggunakan rasio Dividend Payout Ratio (DPR)
dengan jumlah sampel 56 hasil pengamatan perusahaan manufaktur sektor food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0,40
dengan standar deviasi sebesar 0,30. Nilai maksimum yang terdapat dalam variabel ini
sebesar 1,53. Nilai minimum yang terdapat dalam variabel ini sebesar 0,00.
Gambar 1
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020
Menurut Gambar 1 grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pola data berada di
penyebaran sekitar garis diagonal dan dengan searah mengikuti garis diagonal yang artinya
bahwa analisis data model regresi ini dapat dikatakan mempunyai pola distribusi yang
normal atau memenuhi asumsi uji normalitas. Selain menggunakan model pendekatan
grafik normal P-P Plot bisa juga melakukan uji normalitas data menggunakan uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Untuk menguji dengan menggunakan metode ini dapat dilihat nilai
signifikasi data jika > 0,05 maka artinya distribusi tersebut normal, namun jika < 0,05 maka
artinya distribusi tersebut tidak normal.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 9 Nomor 6 Juni 2020
13
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 56
Mean 0,000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 0,210
Absolute 0,078
Negative -0,074
Kolmogorov-Smirnov Z 0,586
Tabel 3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
(Constant)
ROA 0,852 1,174
CR 0,464 2,157
FS 0,865 1,156
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 3 hasil uji multikolinearitas yang terdapat di tabel bahwa data
diatas menunjukkan nilai tolerance dari variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai sebesar
0,852, variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai sebesar 0,464, variabel Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki nilai sebesar 0,449, variabel Firm Size (FS) memiliki nilai sebesar 0,865. Maka
dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen yang terdapat dalam tabel diatas
masing-masing variabel memiliki nilai tolerance > 0,10 yang artinya keempat variabel
independen tersebut menunjukkan bahwa bebas dari gejala multikolinearitas.
Begitu sebaliknya dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada tabel
di atas. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai sebesar 1,174. Variabel Current Ratio
(CR) memiliki nilai sebesar 2,157. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai sebesar
2,227. Variabel Firm Size (FS) memiliki nilai sebesar 1,156. Maka dapat disimpulkan bahwa
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
14
keempat variabel independen yang terdapat dalam tabel diatas masing-masing variabel
memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 yang artinya keempat variabel independen
tersebut menunjukkan bahwa bebas dari gejala multikolinearitas.
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Berdasarkan Tabel 4 hasil uji autokerelasi pada tabel diatas maka dapat diperoleh
bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,676 dan nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2
yang berarti menunjukkan bahwa model regresi didalam penelitian ini bebas atau tidak
terdapat gejala autokorelasi.
Gambar 2
Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1,742 0,603 -2,889 0,006
ROA 1,242 0,232 0,561 5,363 0,000
1 CR 0,053 0,024 0,314 2,217 0,031
DER 0,264 0,076 0,499 3,461 0,001
FS 0,054 0,019 0,295 2,845 0,006
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 5 yang menunjukkan hasil analisis regresi linier berganda seperti
diatas, maka dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
regresi dalam menjelaskan tentang macam-macam atau variasi variabel dependen. Jika nilai
koefisien semakin besar maka artinya variabel independen mampu menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh terhadap variabel dependen. Namun jika nilai koefisien kecil maka
artinya variabel independen tidak mampu menjelaskan bahwa terdapat pengaruh terhadap
variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi sebagai berikut:
Tabel 6
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Tabel 7
Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVAa
Total 5,111 55
Berdasarkan Tabel 7 diatas yaitu hasil uji kelayakan model (uji F) dapat diketahui
bahwa nilai F hitung sebesar 14,069 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000b yang artinya
bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansinya yaitu 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yang terdiri dari Debt Equity Ratio (DER), Current
Ratio (CR), Return On Asset (ROA), dan Firm Size (FS) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel independen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR). Dengan demikian model
yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria.
Tabel 8
Hasil uji hipotesis (uji t)
Coefficientsa
Model T Sig.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel leverage nilai thitung
sebesar 3,461 dengan tingkat signifikansi 0,001 maka nilai tersebut lebih kecil dari batas
signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0.001 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa dalam hipotesis
pertama ini menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Maka menurut hasil pengujian ini, hipotesis pertama ditolak.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel likuiditas nilai thitung
sebesar 2,217 dengan tingkat signifikansi 0,031 maka nilai tersebut lebih kecil dari batas
signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0,031 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa likuiditas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Maka menurut hasil pengujian ini, hipotesis
kedua diterima.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel profitabilitas nilai
thitung sebesar 5,363 dengan tingkat signifikansi 0,000 maka nilai tersebut lebih kecil dari batas
signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0,000 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Maka menurut hasil pengujian ini, hipotesis
ketiga diterima.
Berdasarkan Tabel 8 yaitu hasil uji hipotesis (uji t) pada variabel ukuran perusahaan
nilai thitung sebesar 2,845 dengan tingkat signifikansi 0,006 maka nilai tersebut lebih kecil dari
batas signifikansi yaitu 0,05 atau 5% (0,006 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Maka menurut hasil pengujian
ini, hipotesis keempat diterima.
Pembahasan
Penelitian ini melakukan pengujian variabel independen yaitu leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Model regresi pada penelitian ini telah memenuhi kriteria uji asumsi klasik yang
artinya bahwa bebas dari adanya gejala uji multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas dan hasil pengujian berpengaruh signifikan.
Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Asif, et al (2011) dan Karami (2013)
yang menyatakan bahwa semakin besar leverage maka struktur permodalan usaha lebih
banyak memanfaatkan hutang yang relatif terhadap ekuitas, pembayaran dividen dengan
jumlah yang besar dapat meningkatkan kesempatan perusahaan untuk memperbesar
modalnya dari sumber eksternalnya. Hal ini akan mengakibatkan total aset perusahaan dan
EPS meningkat sehingga perusahaan mampu membayar dividen kepada para pemegang
saham.
Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Menurut hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2012-2018 dengan nilai
t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 2,217 dengan tingkat signifikan 0,031
(0,031 < 0,05).
Variabel likuiditas diukur menggunakan rasio current ratio dengan rumus
membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Besar kecilnya likuiditas
mempengaruhi besar kecilnya kebijakan dividen yang akan dibagikan kepada investor atau
pemegang saham. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka perusahaan bisa membayar
hutangnya dalam waktu yang sudah ditentukan, karena perusahaan yang likuid
mempunyai aset lancar yang jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan akan
lebih cepat menetapkan kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai
masalah pendanaan. Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Sari dan Sudjarni
(2015) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Menurut hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode 2012-2018 dengan
nilai t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 5,363 dengan tingkat signifikan
0,000 (0,000 < 0,05).
Variabel profitabilitas diukur menggunakan return on asset dengan rumus
membandingkan laba setelah pajak dengan total aset. Pengaruh profitabilitas terhadap
kebijakan dividen berpengaruh positif yang artinya bahwa semakin besar keuntungan yang
didapatkan oleh perusahaan maka semakin besar pula perusahaan dalam membagikan
dividen perusahaan kepada para investor maupun pemegang saham. Namun jika
keuntungan yang didapatkan perusahaan kecil maka perusahaan juga membagikan dividen
dengan jumlah yang kecil juga kepada para investor maupun pemegang saham. Keuntungan
yang tinggi juga bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan
yang sangat baik karena dividen yang dibagikan jumlahnya juga semakin tinggi dan
investor akan tertarik untuk menginvestasikan dan menanamkan modalnya untuk
bergabung dalam perusahaan tersebut dan para investor juga bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan yang mendapatkan keuntungan tinggi akan
membagikan dividen secara teratur dengan melihat besar kecilnya keuntungan yang
diperoleh perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Suharli (2006), Ishaq dan Asyik
(2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen.
nilai t hitung yang arah koefisiennya positif yaitu sebesar 2,845 dengan tingkat signifikan
0,006 (0,006 < 0,05).
Variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan size dengan rumus log total aset.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen berpengaruh positif yang artinya
bahwa jika ukuran perusahaan semakin besar maka perusahaan mampu menghasilkan laba
yang semakin besar juga sehingga perusahaan dapat membagikan dividen yang jumlahnya
besar kepada para investor maupun pemegang saham. Namun jika ukuran perusahaan kecil
maka perusahaan juga akan membagikan dividen dengan jumlah yang kecil kepada para
investor maupun para pemegang saham. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan yang besar bisa menjadi faktor pendukung bagi para investor untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut karena memiliki tingkat risiko yang kecil dan memiliki daya tarik
investasi yang tinggi kepada para investor. perusahaan tersebut juga memiliki akses yahng
mudah dan luas dalam memperoleh sumber pendanaan dari luar sehingga mudah
memperoleh pinjaman karena ukuran perusahaan yang besar lebih memiliki kesempatan
yang luas dalam memenangkan persaingan atau bertahan lebih lama dalam dunia industri.
Hasil penelitian ini didukung juga penelitian dari Ardyansyah dan Zulaikha (2014),
Setiawati dan Yesica (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen.
Simpulan
Peneliti membuat penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh dari
leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sub sektor food and beverages
yang berjumlah sebanyak 7 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode tahun 2012-2018.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas
dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen maka dapat disimpulkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan sebagai berikut: (1) Rasio leverage menggunakan
perhitungan debt to equity ratio dengan membandingkankan total hutang dengan total
ekuitas. Menurut hasil pengujian, leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
yang artinya semakin besar debt to equity ratio dapat menunjukkan semakin besar pula
tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal yaitu kreditur, yang artinya
perusahaan bisa memanfaatkan hutangnya untuk kegiatan operasional perusahaan dan
hasilnya dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dan dapat membagikan dividen
kepada para pemegang saham setiap tahunnya; (2) Rasio likuiditas menggunakan
perhitungan current ratio dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar.
Menurut hasil pengujian, likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang
artinya semakin tinggi likuiditas perusahaan maka perusahaan bisa membayar hutangnya
dalam waktu yang sudah ditentukan, karena perusahaan yang likuid mempunyai aset lancar
yang jumlahnya lebih besar daripada hutang lancarnya dan akan lebih cepat menetapkan
kebijakan dalam investasinya tanpa adanya kendala mengenai masalah pendanaan; (3) Rasio
profitabilitas menggunakan perhitungan return on asset dengan membandingkankan laba
setelah pajak dengan total aktiva. Menurut hasil pengujian, profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen yang artinya jika perusahaan mendapatkan keuntungan
yang besar maka perusahaan akan membagikan dividen kepada para pemegang saham
maupun investor dengan jumlah yang besar; (4) Rasio ukuran perusahaan menggunakan
perhitungan firm size dengan rumus log total aset. Menurut hasil pengujian, ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, yang artinya jika ukuran
perusahaan semakin besar, maka perusahaan akan mudah mendapatkan laba yang sangat
Pengaruh Leverage, Likuiditas... Zilvia Intan Aryani; Astri Fitria
20
besar dan berpengaruh pada pembagian dividen yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham maupun investor dengan jumlah yang besar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan pada penelitian ini yaitu pengaruh
leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen, penulis
memberikan saran yang diharapkan bisa memberi manfaat kepada pihak yang memiliki
kepentingan terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi Perusahaan,
Penulis berharap pada perusahaan sebaiknya dapat meningkatkan pendapatan dan mampu
mengelola investasi secara efisien agar perusahaan mengalami peningkatan yang stabil dan
mendapatkan keuntungan yang nantinya dapat dibagikan dalam bentuk dividen kepada
pemegang saham dan investor. Dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
bagi pihak perusahaan saat mengalami kesulitan atau masalah terkait kebijakan dividen
serta meningkatkan kinerja keuangan perusahaan; (2) Bagi Peneliti selanjutnya, Penulis
berharap pada peneliti selanjutnya untuk memperluas atau menambah beberapa perusahaan
dan periode pengamatan agar sampel yang diperoleh lebih banyak. Sehingga hasil penelitian
selanjutnya dapat memperoleh hasil uji yang lebih baik dan lebih akurat agar bisa dijadikan
tambahan informasi dan pengetahuan bagi perusahaan yang akan menentukan kebijakan
dividen kepada para pemegang saham dan investor. Pada penelitian selanjutnya, penulis
berharap untuk menambah atau mencoba variabel independen lainnya agar penelitian ini
semakin berkembang ilmunya di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anisah. dan L. Amanah. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Cash Position, Leverage, Growth
terhadap Kebijakan Pembagian Dividen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 3(6): 1-20
Ardyansyah, D., dan Zulaikha. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity
Ratio dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (Etr). Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang
Arilaha, M. A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan 13(1): 78-87
Asif, A., W. Rasool., dan Y. Kamal. 2011. Impact Of Financial Leverage On Dividend Policy:
Empirical Evidence From Karachi Stock Exchange Listed Companies. African Journal
of Business Management 5: 1312-1324 ISSN 1993-8233- Academic Journals.
Atmaja, L. S. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Brigham, E. F., dan F. J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
Chasanah, A. N. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR)
Pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Easterbrook, F.H., 1984. “Two agency-cost explanations of dividends”, American Economics
Review, 74 (4) : 650-659.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Edisi Delapan. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Halim, A. dan Sarwoko. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. AMP YKPN. Yogyakarta.
Handayani, D. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
21
Subramanyam, K. R. Dan J.J. Wild 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Salemba
Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke 20. Alfabeta.
Bandung.
Suharli, M. 2006. Studi Empiris mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga
Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai, Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003. Jurnal Maksi Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya, 6(2)
Sulistyowati, I., R. Anggraini. Dan T. H. Utaminingtyas. 2010. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate
Govermance sebagai Variabel Interning. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto : 1-23
Tarjo dan J. Hartono. 2003. Analisis Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Kebijakan Hutang Paad Perusahaan Publik di Indonesia. Makalah Seminar, Simposium
Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia :278-293
Wicaksono, S. dan M. Nasir. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011-2013. Diponegoro
Journal of Manajement 3(4):1-13
Wonggo. 2016, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga Saham terhadap
Kebijakan Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009 – 2013)”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(1):40-52