Jurnal Rossilawati
Jurnal Rossilawati
Jurnal Rossilawati
The Differences In The Level Of Active Phase 1 Pain In Primipara Mother With Acupressure And
Counter Pressure In The Delivery Room Of Aura Syifa Hospital, Kediri Regency
Rossilawati
Poltekkes Kemenkes Malang
Prodi Kebidanan Kediri JL. KH. Wakhid Hasyim 64 B Kediri
[email protected]
Abstract : Pain is an integral part of labor and delivery. Pain during the first stage of the active phase of labor is
caused by dilatation of the cervix and lower uterine segments and corpus uteri. One effort to reduce labor pain is the
non-pharmacological method with acupressure and counter pressure techniques. The design of this study used a quasi-
experimental technique with simple random sampling. The sample in this study were 50 primiparous women who
fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The group given acupressure were 25 respondents, and the group given
counter pressure were 25 respondents. Retrieval of data obtained by using observation, then data were analyzed using
the Wilcoxon Match Pairs Test with p ≤ 0.05. The results of this study note that pain during labor in the first phase of
the active phase is caused by several factors including age and maternal perception of pain. Acupressure can reduce
pain because acupressure points on the hands can be useful for the release of endorphins, blocking pain receptors to
the brain, so that pain can be reduced. The counter pressure technique can also reduce pain scale because strong
pressure on counter pressure can overcome sharp pain and provide pleasant sensations that counteract discomfort
during contractions. In this study shows that there is an influence before and after given acupressure and counter
pressure treatment to decrease the intensity of labor pain during the active phase. Based on the results of the study, in
addition to pharmacological pain management, medical personnel can use acupressure and counter pressure as non-
pharmacological pain management.
Keywords: Acupressure, Stage 1 Active Phase, Counter Pressure, Pain Scale.
Abstrak : Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan. Nyeri selama kala 1 fase aktif
persalinan diakibatkan oleh dilatasi serviks dan segmen bawah uterus dan korpus uteri. Salah satu upaya untuk
menurunkan nyeri persalinan yaitu dengan metode non farmakologi dengan teknik acupressure dan counter pressure.
Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian
ini adalah 50 ibu bersalin primipara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok yang diberikan
acupressure sebanyak 25 responden, dan kelompok yang diberikan counter pressure sebanyak 25 responden.
Pengambilan data diperoleh dengan menggunakan observasi, kemudian data dianalisis menggunakan Wilcoxon Match
Pairs Test dengan p ≤ 0,05. Hasil penelitian ini diketahui bahwa nyeri selama persalinan kala 1 fase aktif diakibatkan
karena bebrapa faktor antara lain umurdan persepsi ibu terhadap nyeri. Acupressure dapat menurunkan nyeri karena
teknik acupressure titik pada tangan dapat bermanfaat untuk pelepasan endorphin, memblok reseptor nyeri ke otak,
sehingga nyeri dapat berkurang. Pada teknik counter pressure juga dapat menurunkan skala nyeri dikarenakan tekanan
kuat pada counter pressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan sensasi menyenangkan yang melawan rasa
tidak nyaman pada saat kontraksi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan acupressure dan counter pressure terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif.
Berdasarkan hasil penelitian maka selain manajemen nyeri farmakologi tenaga medis dapat menggunakan acupressure
dan counter pressure sebagai manajemen nyeri non farmakologi.
Kata kunci: Acupressure, Kala 1 Fase Aktif, Counter Pressure, Skala Nyeri
PENDAHULUAN
Persalinan adalah suatu proses yang Pengalaman nyeri sangat bervariasi dari
dimulai dengan adanya kontraksi uterus segi atau aspek fisik dan psikologis serta
yang menyebabkan terjadinya dilatasi respon setiap wanita terhadap nyeri
serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran akansangat berbeda (Setyowati, 2018).
plasenta, proses tersebut merupakan Nyeri pada saat persalinan memiliki
proses alamiah (Oktarina, 2016). Setiap derajat nyeri yang sangat tinggi
wanita memiliki pengalam melahirkan dibandingkan dengan nyeri yang lain
yang unik termasuk pengalaman nyeri misalnya patah tulang atau sakit gigi.
selama persalinan dan cara mengatasinya. Banyak wanita belum siap memiliki anak
karena membayangkan rasa sakit yang Nyeri juga dapat disebabkan oleh
akan dialaminya saat melahirkan (Judha, kontraksi otot rahim, regangan otot dasar
Sudarti, & Fauziah, 2012). Sekitar 63,2% panggul, episiotomy, dan juga kondisi
ibu bersalin kala 1 primipara mengalami psikologis. Rasa nyeri yang dialami ibu
nyeri sedang, sebanyak 27,9% mengalami bersalin bersifat unik dan berbeda-beda
nyeri berat, dan sebanyak 8,8% intensitasnya, hal tersebut dikarenakan
mengalami nyeri ringan. Hal tersebut ada beberapa faktor yang
dikarenakan tidak adanya pengalaman mempengaruhinya antara lain budaya,
melahirkan pada ibu primipara rasa takut, kecemasan, pengalaman
(Rahmawati, Hartati, & Sumami, 2016). persalinan sebelumnya, dan persiapan
Penglaman ibu terhadap nyeri sebelumnya persalinan serta dukungan.
dan tingkat kecemasannya juga Rasa nyeri dapat menimbulkan
mempengaruhi kemampuannya untuk dampak psikologi pada ibu yaitu
mengelola nyeri sat ini dan saat yang akan kegelisahan dan kecemasan, hal tersebut
datang. Begitu juga dengan lingkungan sering dikaitkan dengan rasa nyeri walau
asing dan peristiwa-peristiwa yang belum sebenarnya belum tentu berkaitan
dikenalinya atau belum terbiasa juga dapat langsung. Selain itu rasa nyeri juga akan
meningkatkan kecemasan. Perhatian berdampak pada aktivitas harian ibu, sulit
maupun distraksi juga mempengaruhi tidur, tidak nafsu makan, dan sulit
persepsi nyeri. Jika sensasi nyeri menjadi konsentrasi. Biasanya respon ibu terhadap
fokus perhatiannya, maka intensitas nyeri rasa nyeri dapat berupa tangisan, rintihan,
yang dirasakan juga akan semakin besar mengepal atau menarik diri, bahkan
(Maryuni, 2010).Dan jika ibu sudah tidak berteriak (Judha, Sudarti, & Fauziah,
dapat mengendalikan rasa sakitnya 2012).
dengan pengaturan nafas maka ibu akan Berdasarkan pernyataan diatas maka
menangis dan berteriak bahkan mungkin perlu upaya untuk mengurangi rasa nyeri
akan meluapkan kemarahannya kepada pada persalinan yaitu dengan metode
orang-orang terdekatnya atau keluarga farmakologi dan non farmakologi. Metode
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013). farmakologi antara lain menggunakan
Beberapa penelitian mengungkapkan analgesia dan anastesia, namun
bahwa ada perbedaan nyeri pada penggunaan obat inibiasanya memiliki
persalinan ibu primipara dan multipara. efek samping dan terkadang obat tidak
Berdasarkan penelitian Kusnita, mempunyai kekuatan efek yang
Mudayati, & Susmini, 2017didapatkan diharapkan. Sedangkan pada metode
hasil bahwanyeri persalinan fase aktif kala nonfarmakologi yaitu dengan metode
1 pada ibu primipara mempunyai tingkat TENS (Transcutaneus Electrical Nerve
nyeri yang lebih tinggi dibandingkan Stimulation), aromatherapi, musik,
dengan tingkat nyeri pada ibu multipara. hemeopati, hidroterapi, posisi, hypno
Sejalan dengan penelitian Kusnita, birthing, dan massage (pijatan). Pada
Magfuroh, 2012 juga mengungkapkan metode pijatan akan mampu meredakan
bahwa tingkat nyeri pada ibu primipara ketegangan otot serta memberikan rasa
lebih tinggi daripada ibu multipara hal ini relaks, sirkulasi darah akan menjadi lancar
dikarenakan ibu primipara belum sehingga nyeri akan berkurang. Salah satu
mendapatkan pengalaman melahirkan metode pijatan yaitu dengan Acupressure
sebelumnya. dan Counter Pressure (Judha, Sudarti, &
Rasa nyeri pada persalinan merupakan Fauziah, 2012). Teknik Acupressure ini
bentuk dari adanya kontraksi otot rahim. dapat menyebabkan pelepasan endorfin,
Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa memblokir reseptor nyeri, dan
sakit atau nyeri pada pinggang dan daerah menyebabkan dilatasi serviks, serta
perut. Kontraksi ini disebabkan karena meningkatkan efektifitas kontraksi uterus.
adanya pembukaan mulut rahim (serviks) Begitu juga dengan Counter Pressure,
yang kemudian akan terjadi persalinan. teknik ini memerlukan energi yang cukup
besar dan sangat cocok dilakukan pada Kala 1 Fase Aktif Ibu Primipara
akhir kala 1 persalinan dengan melakukan Dengan PemberianAcupressure dan
penekanan di daerah sakrum untuk Counter Pressure Di Ruang Bersalin
meredakan nyeri saat kontraksi (Yuliatun, RS Aura Syifa Kabupaten Kediri.
2008). Tujuan khusus penelitian adalah:
Dalam Penelitian Suroso & Mulati, 1)Mengidentifikasi nyeri persalinan
2014tentang “Penerapan Teknik sebelum diberikan acupressure pada
Acupressure Titik Pada Tangan Terhadap ibu primipara kala 1 fase aktif.
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1” 2)Mengidentifikasi nyeri persalinan
didapatkan intensitas nyeri persalinan kala sesudah diberikan acupressure pada
1 sebelum diberi tindakan Acupressure ibu primipara kala 1 fase aktif.
mayoritas nyeri berada di skor 7 dan 8, 3)Mengidentifikasi perubahan skala
sedangkan setelah diberi tindakan nyeri persalinan sebelum dan sesudah
Acupressure mayoritas nyeri berada pada diberikan acupressure pada ibu
skor 2, 3, dan 5, artinya primipara kala 1 fase aktif.
bahwaAcupressure dapat menurunkan 4)Mengidentifikasi nyeri persalinan
tingkat nyeri pada ibu bersalin kala 1. Dan sebelum diberikan counter pressure
pada penelitian “Pengaruh Sebelum Dan pada ibu primipara kala 1 fase aktif. 5)
Sesudah Dilakukan Pijat Punggung Mengidentifikasi nyeri persalinan
Teknik Counter Pressure Terhadap sesudah diberikan counter pressure
Pengurangan Rasa Nyeri Ibu Bersalin pada ibu primipara kala 1 fase aktif.
Kala 1 Fase Aktif” yang di lakukan oleh 6)Mengidentifikasi perubahan skala
M. Satriamemberikan hasil bahwa nyeri persalinan sebelum dan sesudah
sebelum dilakukan pijat Counter Pressure diberikan counter pressure pada ibu
tingkat nyeri sebesar 8,3 (nyeri berat) primipara kala 1 fase aktif.
dengan skala nyeri minimum 7 dan 7)Menganalisis perbedaan tingkat
maksimum 9, namun setelah dilakukan nyeri kala 1 fase aktif ibu primipara
pijatan Counter Pressure tingkat nyeri dengan pemberian acupressure dan
menjadi 5,1 (nyeri sedang) dengan skala counter pressure di ruang bersalin RS
nyeri minimum 3 dan maksimum 7 yang Aura Syifa Kabupaten Kediri.
artinya Counter Pressure juga dapat
menurunkan nyeri pada ibu bersalin kala 1 METODE PENELITIAN
(Satria, 2017). Metode penelitian dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil dari beberapa merupakan metode penelitian kuantitatif.
penelitian bahwa teknik Acupressure dan Jenis penelitian yang dipakai adalah Quasy
Counter Pressure dapat menurunkan Eksperiment dengan rancangan Pretest and
tingkat nyeri pada ibu bersalin kala 1, Posttest without control group design.
namun sejauh ini masih belum ada yang Penelitian ini dilakukan di ruang bersalin RS
meneliti tentang perbedaan tingkat nyeri Aura Syifa kabupaten kediri pada tanggal 05
Acupressure dengan Counter Pressure, Februari – 29 Februari 2020.
oleh karena itu peneliti tertarik untuk Populasi dalam penelitian ini sebanyak 88 ibu
melakukan penelitian yang berjudul bersalin primipara kala 1 fase aktif. Teknik
“Perbedaan Tingkat Nyeri Kala 1 Fase sampling dalam penelitian ini adalah simple
Aktif Ibu Primipara Dengan Pemberian random sampling, sehingga jumlah sampel
Acupressure dan Counter Pressure Di sebanyak 50 responden yang memenuhi
Ruang Bersalin RS Aura Syifa Kabupaten kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
Kediri” sebagai salah satu alternatif untuk penelitian yaitu 1)Ibu inpatu primipara yang
pengurangan nyeri pada ibu bersalin bersedia menjadi subyek penelitian, 2)Ibu
primipara. primipara yang dijumpai saat pengambilan
data, 3) Ibu inpartu primipara yang kooperatif
Tujuan umum penelitian ini dan 4) Pasien inpartu dengan pembukaan 4-7
menganalisis Perbedaan Tingkat Nyeri cm. Dalam penelitian ini, responden dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok I yang F %
diberikan pijatan acupressure dan kelompok 2 Acupressure Tidak 0 0
Nyeri
yang diberikan pijatan counter pressure.
Nyeri 0 0
Instrumen yang digunakan dalam Ringan
penelitian ini adalah SOP, lembar observasi, Nyeri 15 60
sisir, jam tangan. Prosedur pengambilan data Sedang
dilakukan dengan mendapatkan izin dari Nyeri 9 36
Ketua Program Studi Kebidanan Kediri, Berat
Nyeri 1 4
mengambil data ibu bersalin primipara
Sangat
dengan datang ke rumah sakit pada pukul Berat
08.00-21.00 WIB, Apabila pada jam tersebut Jumlah 25 100
peneliti menjumpai ibu bersalin yang datang
sesuai kriteria akan diambil sebagai Tabel 2. Distribusi frekuensi intensitasnyeri
responden, memberikan penjelasan sebelum persalinan kala 1 fase aktif sesudah pemberian
penelitian dan informed consent, pada ibu acupressure di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri
Kelompok Kriteria Posttest
bersalin yang datang pertama akan diberi
perlakuan acupressure pretest kemudian F %
Acupressur Tidak 0 0
posttest dan pada ibu bersalin yang datang e Nyeri
selanjutnya akan diberi perlakuan counter Nyeri 15 60
pressure prestest kemudian posttest begitu Ringan
seterusnya secara bergantian, menentukan Nyeri 8 32
jumlah sampel, membagi menjadi dua Sedang
Nyeri 2 8
kelompok. Metode pengolahan data dengan
Berat
cara editing, coding, scoring, processing dan Nyeri 0 0
cleaning. Sangat
Analisis data dilakukan dengan uji Berat
Wilcoxon Match Pairs Test dengan nilai Jumlah 25 100
signifikansi 0,05. Pengambilan kesimpulan
sebagai berikut : Ha ditolak jika p > 0,05 dan Tabel 3. Perubahan skala nyeri persalinan
kala1 fase aktif sebelum dan sesudah
Ha diterima jika p < 0,05. Etika pengambilan pemberian acupressure di RS Aura Syifa
data dalam penelitian ini meliputi informed Kabupaten Kediri
consent, anonymity, confidentily dan ethical Kelompok Kriteria Pretest Posttest
aproval dengan nomor register 761 / KEPK- F % F %
POLKESMA/ 2020 pada tanggal 17 April Acupressur Tidak 0 0 0 0
2020. e Nyeri
Nyeri 0 0 15 60
Ringan
Nyeri 15 60 8 32
Sedang
Nyeri 9 36 2 8
HASIL PENELITIAN Berat
Hasil pengumpulan data di dapatkan Nyeri 1 4 0 0
Sangat
50 responden yang digunakan sebagai sampel Berat
penelitian terdiri dari 25 responden kelompok Jumlah 25 100 25 100
yang diberikan acupressure dan 25 responden
yang diberikan counter pressure. Data
diperoleh dengan menggunakan lembar
observasi.