Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
Februari
2014
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT
KABUPATEN MINAHASA UTARA
Meylen Suoth
Hendro Bidjuni
Reginus T. Malara
Abstrak. Penyakit hipertensi sangat dipengaruhi oleh Gaya hidup yang tidak sehat. Ada
beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, diantaranya mengkonsumsi
makanan, tidak melakukan aktifitas fisik serta tidak berolahraga secara teratur, tidak dapat
mengendalikan stres dan adanya kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan gaya hidup dengan penyakit hipertensi. Metode penelitian ini
dilaksanakan dengan metode Cross sectional, pemilihan sampel dengan purposive
sampling. Sampel 32 responden, pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner.
Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah menggunakan bantuan komputer dengan
menggunakan uji Korelasi Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan ( ) 0,05. Hasil
penelitian ini
menunjukkan konsumsi makanan didapat nilai signifikan (p)=0,004 dengan demikian H1
diterima dan H0 ditolak. Aktifitas fisik didapat nilai signifikan (p)=0,000 dengan demikian
H1 diterima H0 ditolak. Stres didapat nilai signifikan (p)= 0,002 dengan demikian H1
diterima dan H0 ditolak. Merokok didapatkan nilai signifikan (p)=0,447 dengan demikian
maka dapat dikatakan H0 diterima dan H1 ditolak. Kesimpulan: gaya hidup sangat
mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi. Saran yang dapat diberikan adalah bagi
penderita penyakit hipertensi untuk selalu mengontrol tekanan darah dan menghindari
faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.
Kata kunci: Gaya hidup, Konsumsi makanan, Merokok, Stres, Aktifitas fisik.
1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan yang diberikan hipertensi pada pasien yang berobat di
puskesmas merupakan pelayanan yang Poliklinik dewasa Puskesmas Bangkinang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (Anggraini, 2009).
(pengobatan), preventif (pencegahan), Berdasarkan data awal yang diambil di
promotif (peningkatan kesehatan), dan Puskesmas Kolongan, Kecamatan Kalawat
rehabilitative (pemulihan kesehatan). Kabupaten Minahasa Utara, tempat
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua bekerjanya peneliti dan tempat diadakannya
penduduk dengan tidak membedakan jenis penelitian, maka pada tanggal 17 Oktober
kelamin dan golongan umur, sejak dari 2013 telah diambil data dari petugas
pembuahan dalam kandungan sampai tutup surveilans, jumlah pengidap penyakit
usia (Muninjaya, 2010). hipertensi tahun 2012 berjumlah 1138
Pada abad 21 ini diperkirakan terjadi penderita penyakit hipertensi. pada bulan
peningkatan insidens dan prevalensi Januari sampai bulan Oktober 2013
Penyakit tidak menular (PTM) secara cepat berjumlah 648 penderita penyakit hipertensi
yang merupakan tantangan utama masalah dari 25.149 jumlah penduduk Kecamatan
kesehatan dimasa yang akan datang. WHO Kalawat (Laporan Surveilans, 2013).
memperkirakan pada tahun 2020 penyakit Sesungguhnya gaya hidup merupakan
tidak menular akan menyebabkan 73% faktor terpenting yang sangat mempengaruhi
kematian dan 60% seluruh kesakitan di kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang
dunia. Diperkirakan Negara yang paling tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya
merasakan dampaknya adalah Negara penyakit hipertensi, misalnya; Makanan,
berkembang termasuk Indonesia (Rahajeng, aktifitas fisik, stres, dan merokok
2009). (Puspitorini, 2009).
Penyakit ini menjadi salah satu Jenis makanan yang menyebabkan
masalah utama dalam kesehatan masyarakat hipertensi yaitu makanan yang siap saji yang
di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan mengandung pengawet, kadar garam yang
sekitar 80% kenaikkan kasus hipertensi terlalu tinggi dalam makanan, kelebihan
terutama terjadi di negara berkembang pada konsumsi lemak (Susilo, 2011).
tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus Adapun cara penanganan untuk
di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan menurunkan hipertensi adalah dengan
meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di beraktifitas secara fisik dan olahraga cukup
tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada dan secara teratur. Kegiatan ini secara
angka penderita hipertensi dan pertambahan terbukti dapat membantu menurunkan
penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012). hipertensi, oleh karena itu penderita
Pada tahun 2012 penderita hipertensi hipertensi dianjurkan untuk berolahraga
di Sulawesi utara mencapai 33.968 kasus cukup dan secara teratur (Wolf, 2008).
(Dinkes Provinsi Sulut, 2013). Pada saat tekanan darah meningkat.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan hormon epinefrin atau adrenalin akan
oleh Anggraini 2009, dalam Penelitian dilepaskan. Adrenalin akan meningkatkan
tentang judul faktor-faktor yang tekanan darah melalui kontraksi arteri
berhubungan dengan kejadian hipertensi (Vasokonstriksi) dan peningkatan denyut
pada pasien yang berobat di Poliklinik jantung, dengan demikian orang akan
dewasa Puskesmas Bangkinang, kesimpulan mengalami stress. Jika stres berlanjut,
bahwa hasil penelitian adanya hubungan tekanan darah akan tetap tinggi sehingga
antara faktor-faktor dengan kejadian orang tersebut mengalami hipertensi
(Junaidy, 2010).
2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
10 15
5 10 6 orang
(18,8%)
0 5
Baik Kurang
0
Gambar 5.5. Distribusi Menurut Gaya Hidup :
Konsumsi Makanan Responden Di Puskesmas Tidak Ya
Kolongan Kecamatan Kalawat Gambar 5.7. Distribusi Menurut Gaya Hidup :
Kabupaten Minahasa Utara Mengalami Stres Di Puskesmas Kolongan
Kecamatan Kalawat Kabupaten
Minahasa Utara
Gambar 5.5 menunjukkan bahwa responden
yang paling banyak dalam penelitian dengan Gambar 5.7 menunjukkan bahwa responden
gaya hidup konsumsi makanan yang baik yang paling banyak dengan tidak mengalami
sebanyak 21 orang (65,6%) dibanding yang stres sebanyak 26 orang (81,3%) sedangkan
kurang baik sebanyak 11 orang (34,4%) dari yang mengalami stres sebanyak 6 orang
32 responden. (18,8%) dari 32 responden
6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
7
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
8
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
9
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari
1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari