Jurnal BPH
Jurnal BPH
ABSTRACT
Background: Benign Prostate Hyperplasia (BPH) is a benign tumor frequently found
in men and its incidence increases with age. Total Prostate Specific Antigen (tPSA) is
a tumor marker and applied to patients with prostate enlargement. Prostate Specific
Antigen Density (PSAD) measurement is one way to increase the effectiveness of
tPSA. Objectives: To evaluate tPSA, PSAD and histopathological-features of BPH.
Methods: Seventy subjects age >50 year old were involved in this study. Measurement
of tPSA and PSAD levels as well as histologic examination were done. Results:
BPH, Prostatic Intra-Epithelial Neoplasia (PIN) and adenokarsinoma were found in
47.2%; 41.4% and 11.4% patient, respectively. In BPH, PIN and adenokarsinoma
the mean of tPSA 7.4+5.8ng/ml (0.7-24.9), 12.9+6.8ng/ml (2.6-26.1) dan 19.2±6.5ng/
ml (9.0-27.8) respectively, whereas PSAD mean 0.2±0.2ng/ml/cc (0.2-0.8), 0.4±0.3ng/
ml/cc (0.06-1.0) and 0.4±0.2ng/ml/cc (0.1-0.6), respectively. tPSA 9.0-24.9ng/ml and
PSAD 0.1-0.8ng/ml/cc were found to be in grey area. There was a significant different
of histologic feature of patient with tPSA <4ng/ml, 4-10ng/ml, >10-20ng/ml and
>20ng/ml (p<0.05) and with PSAD >0.15ng/ml/cc dan <0.15 ng/ml/cc (p<0.005).
Conclusions: tPSA and PSAD can be used to predict prostate hiperplasia conditions
but the effectiveness of tPSA was not increased by PSAD.
Keywords: prostate, antigen, age, histology
263
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.5 July 2009 p. 263-274
PENDAHULUAN
Kelenjar prostat merupakan organ pria Di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo
yang sering mengalami kelainan. (RSCM) Jakarta ditemukan rata-rata 150
Kelainan yang bersifat jinak disebut sampai 200 penderita pembesaran
Hipertrofi Prostat (HP) atau Benign prostat setiap tahun yang memerlukan
Prostatic Hyperplasia (BPH) atau tindakan operasi, dan kecenderungan
Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) sedang angka tersebut terus meningkat.6 Di SMF
yang bersifat ganas disebut Karsinoma Urologi RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Prostat (KaP).1-3 Makassar, dalam 5 tahun terakhir ini PPJ
PPJ merupakan tumor jinak yang sering menduduki peringkat pertama
ditemukan pada pria yang berumur lebih menggeser batu saluran kemih (protap
dari 50 tahun dan insidennya semakin 10 penyakit SMF Urologi RS Dr. Wahidin
meningkat dengan bertambahnya Sudirohusodo).5
umur.1,4,5 Penelitian secara histopatologi PPJ secara klinis tidak dicurigai suatu
di negara Barat menunjukkan sekitar keganasan prostat dengan pemeriksaan
20% kasus PPJ pada umur 41-50 tahun, Digital rectal examination (DRE), Prostate
50% pada umur 51-60 tahun dan lebih specific antigen (PSA), dan Transrectal
dari 90% pada umur lebih dari 80 tahun.1 Ultrasonography (TRUS). Sampai
Di Indonesia PPJ merupakan kelainan sekarang belum ada tes laboratorium
urologi kedua setelah batu saluran kemih yang spesifik untuk PPJ. Tes yang ada
yang dij umpai di klinik Urologi dan adalah tes petanda tumor untuk KaP
diperkirakan 50% pada pria berusia yaitu tes PSA. Tes PSA perlu diperiksa
diatas 50 tahun. Angka harapan hidup di pada semua pembesaran prostat karena
Indonesia, rata-rata mencapai 65 tahun penderita yang secara klinis diduga
sehingga diperkirakan 2,5 juta laki-laki menderita PPJ, setelah tindakan
di Indonesia menderita PPJ5,6. pembedahan prostatektomi dan
264
Pakasi. Prostate specific antigen
265
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.5 July 2009 p. 263-274
umur 50 tahun dan umur 40 tahun bagi Rasio fPSA/tPSA yang semakin kecil
yang mempunyai resiko tinggi (ras Afrika- maka kecurigaan KaP semakin besar.
Amerika, genetik) untuk melakukan tes Nilai batas optimal sampai saat ini belum
DRE dan tPSA setiap tahun dalam upaya dapat disepakati, diperlukan pengukuran
deteksi dini KaP.23 dua tes, berhubungan dengan biaya yang
Tes tPSA juga mempunyai keterbatasan tinggi. 16 Pengukuran rasio PSA-ACT/
yaitu bersifat organ spesifik dan bukan tPSA, PSMA dan HK2 belum dianjurkan
tumor spesifik sehingga tidak dapat untuk tes rutin karena alasan teknis dan
membedakan dengan jelas antara PPJ belum tersedia.16,20,25,28
dengan KaP. Ketidak mampuan ini Prostat Specific Antigen Density (PSAD)
terutama terjadi pada penderita dengan merupakan nilai pembagian tPSA
tPSA 4,0-10.0ng/ml dan 4-20ng/ml.12,24-26 terhadap volume prostat yang ditentukan
Peningkatan palsu tPSA didapatkan dengan TRUS. 16 Peningkatan tPSA
sekitar 60%.15 diperhitungkan dengan penambahan
Adanya nilai yang tumpang tindih antara volume kelenjar prostat.17,20,21 Nilai cutt
peningkatan kadar tPSA pada penderita off yang dianjurkan yaitu 0,15 ng/ml/
PPJ dan KaP merupakan suatu masalah cc.16,20,21 Hasil PSAD lebih dari 0,15 ng/
apabila deteksi KaP hanya meng- ml/cc diindikasikan suspek KaP. 12,21,29
gunakan tes tPSA saja. Untuk mengatasi Beberapa peneliti melaporkan bahwa
keterbatasan tersebut diatas, diajukan PSAD penderita KaP secara statistik
beberapa strategi untuk meningkatkan berbeda bermakna dibanding PSAD
efisiensi penggunaan tPSA dalam deteksi penderita PPJ dan spesifisitas dapat
dini KaP, antara lain Age-Specific ditingkatkan sampai 62% dengan
Reference, Prostate Specific Antigen mempertahankan sensitivitas 85%, dan
velocity (PSAV), Rasio Free-Prostate sekitar 24-42% biopsi yang tidak
Specific Antigen ( fPSA) dan tPSA, diperlukan dapat dihindari.16
Prostate Specific Antigen- Kuriyama membandingkan antara tPSA,
Antichimotrypsin (PSA-ACT), Prostate rasio antara fPSA (PSA yang bebas)
specific membrane antigen (PSMA), dengan tPSA (fPSA + PSA yang terikat),
Human kalicrein 2 (HK2) dan Prostate dan PSAD pada nilai serum tPSA 2-20
Specific Antigen Density (PSAD).20,25,27,28 ng/ml pada 714 penderita (184 KaP) dan
Walaupun beberapa strategi diatas dapat 530 bukan KaP (terbanyak PPJ) dengan
meningkatkan efisiensi tPSA, namun memper-tahankan sensitivitas 90%,
mempunyai juga kelemahan. Pada Age- maka didapatkan spesifisitas tPSA
Specific Reference, kadar tPSA akan 20.4% dan biopsi dapat dihindari
meningkat seiring dengan bertambahnya sebanyak 17.6%, spesifisitas fPSA/tPSA
umur, namun biaya untuk tes lanjutan 17.9 % dan biopsi dapat dihindari
meningkat pada kelompok umur muda sebanyak 15.8% dan spesifisitas PSAD
dan angka deteksi KaP yang masih 28.5% dan biopsi dapat dihindari sebesar
curable pada kelompok umur tua 23.7%. Diantara ketiga parameter ini,
menurun.20,25 Prostate Specific Antigen nilai PSAD dapat memberikan hasil yang
Velocity (PSAV) adalah kecepatan lebih baik 3. Meskipun demikian, PSAD
perubahan kadar tPSA dari waktu ke mempunyai kelemahan yaitu
waktu. Seseorang harus menunggu 6-12 kemungkinan terj adinya bias akibat
bulan sehingga diagnosis tertunda. 27,28 kesalahan pengukuran volume prostat.16
266
Pakasi. Prostate specific antigen
267
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.5 July 2009 p. 263-274
hubungan antara kelompok umur baik ditemukan PPJ. Analisis statistik dengan
dengan nilai rerata tPSA maupun dengan uji X 2 tidak menunjukkan perbedaan
nilai rerata PSAD. distribusi hasil pemeriksaan histopatologi
yang bermakna menurut kelompok umur
Dari 70 penderita PPJ (DRE kesan jinak), (p>0.05).
pada pemeriksaan histopatologi
ditemukan 33 (47.2%) PPJ, 29 (41.4%) Nilai rerata tPSA tertinggi dijumpai pada
PIN dan 8 (11.4%) KaP insidental penderita dengan gambaran
(adenokarsinoma). Gambaran histopatologi KaP insidental
histopatologi berdasarkan kelompok (adenokarsinoma) yaitu 19.25 ng/ml
umur dapat dilihat pada tabel 2. pada nilai antara 9.0-27.8 ng/ml disusul
Kelompok umur 50-59 tahun terbanyak oleh penderita dengan gambaran
ditemukan PPJ 50.0% disusul PIN 37.5% histopatologi PIN yaitu 12.9ng/ml pada
dan KaP insidental (adenokarsinoma) nilai antara 2.6-26.1 ng/ml dan paling
12.5%. Kelompok umur 60-69 tahun rendah pada penderita dengan gambaran
terbanyak ditemukan PPJ 52.7% disusul histopatologi PPJ yaitu 7,40 ng/ml pada
PIN 38.0% dan KaP insidental nilai antara 0.7-24,9 ng/ml. Analisis
(adenokarsinoma) 8.3%. Kelompok umur statistik dengan uji one-way Anova
70-79 tahun terbanyak ditemukan PIN menunjukkan adanya perbedaan nilai
50.0% disusul PPJ (37.5%) dan KaP tPSA bermakna (p<0.05) menurut
insidental (adenokarsinoma) (12.5%). gambaran histopatologi. Nilai tPSA pada
Kelompok umur > 80 tahun ditemukan KaP insidental (adenokarsinoma) lebih
KaP insidental (adenokarsinoma) dan tinggi daripada PIN dan nilai tPSA pada
PIN sama banyak 50.0% tetapi tidak PIN lebih tinggi daripada PPJ.
Tabel 1. Distribusi Total Prostate Specific Antigen (tPSA) dan Prostate Specific
Antigen Density (PSAD) menurut kelompok umur pada penderita Pembesaran
Prostat Jinak (PPJ)
268
Pakasi. Prostate specific antigen
UMUR HISTOPATOLOGI
TOTAL
(tahun)
ADENOKARSINOMA PIN PPJ
50-59 2 ( 12.5 %) 6 (37,5%) 8 (50,0%) 16 (100 %)
60-69 3 ( 8.3%) 14 (38,0%) 19 (52,7%) 36 (100 %)
70-79 2 (12.5 %) 8 (50,0%) 6 (37,5%) 16 (100 %)
≥80 1 (50.0 %) 1 (50,0%) 0 (0,0% ) 2 (100 %)
TOTAL 8 ( 11,4%) 29 (41,4%) 33 (47,2%) 70 (100 %)
Keterangan: hasil uji X2 p=0,5570
Nilai rerata PSAD tertinggi dijumpai pada pada penderita dengan gambaran
penderita dengan gambaran histopatologi PPJ yaitu 0,21ng/ml/cc
histopatologi KaP insidental pada nilai antara 0,01-0,76ng/ml/cc.
(adenokarsinoma) yaitu 0,36 ng/ml/cc Hasil analisis dengan uji one way anova
pada nilai antara 0,10-0,59 ng/ml/cc menunj ukkan perbedaan nilai PSAD
sama dengan gambaran histopatologi bermakna (p<0,05). Nilai PSAD pada
PIN yaitu 0,36 ng/ml/cc pada nilai antara penderita adenokarsinoma dan PIN lebih
0,06-1,03ng/ml/cc dan paling rendah tinggi daripada nilai PSAD pada PPJ.
269
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.5 July 2009 p. 263-274
270
Pakasi. Prostate specific antigen
271
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.5 July 2009 p. 263-274
272
Pakasi. Prostate specific antigen
Penderita dengan diagnosis klinis PPJ PIN 7 (26.9%). Dari 8 penderita KaP
(DRE kesan jinak) ditambah dengan nilai insidental (Adenokarsinoma), 7 penderita
PSAD yang tinggi (>0.15ng/ml/cc) lebih berada pada nilai PSAD >0.15ng/ml/cc
banyak ditemukan pada penderita dan 1 penderita <0.15ng/ml/cc. Di negara
dengan gambaran histopatologi PIN dan Asia yang prevalensi KaP rendah
adenokarsinoma, sedangkan nilai PSAD terdapat perbedaan nilai normal PSA.
rendah (<0.15ng/ml/cc) lebih banyak Pada nilai PSAD > 20 baru perlu
ditemukan pada penderita dengan dilakukan biopsi prostat.
gambaran histopatolgi PPJ. Ditemukan
Penyebab peningkatan tPSA dan PSAD
perbedaan distribusi hasil kategori nilai
lebih tinggi pada KaP insidental
PSAD menurut gambaran histopatologi.
(adenokarsinoma) dibanding PPJ oleh
Hasil uji X 2 menunjukkan perbedaan
karena pada KaP akan mensekresi PSA
distribusi yang bermakna (p<0.05).
12 kali lebih besar per volume prostat
Walaupun nilai PSAD < 0,15 ng/ml/cc
dibanding jaringan PPJ. Referensi lain
lebih banyak ditemukan pada penderita
mengatakan bahwa KaP melepaskan 30
dengan gambaran histopatologi PPJ,
kali lebih banyak PSA ke dalam sirkulasi
tetapi masih ditemukan pada penderita
dibanding jaringan prostat normal.12,27,34
dengan adenokarsinoma 1 (3.8%) dan
DAFTAR RUJUKAN
1. Presti JC. Neoplasms of the Prostate Gland Prostat Jinak dalam Kursus Penyegar Ilmu
in Smith”s General Urology Sixteenth Edition, bedah, PIT-X IKABI, Bali. 1995: 1-15.
Mc Graw Hill, Boston, 2004; 367 – 84.
7. American Urological Association (AUA ),
2. Purnomo BB. Dasar- Dasar Urologi, CV. Pros tate-Specifik Antigen(PSA) Bes t
Sagung Seto. Jakarta, 2003; 69-85, 175-80. Practice Policy, Oncology, 14 (2), 2000:
3. Kuriyama M. et al. Determination of 267-86.
Reference Value for Total PSA, F/T and 8. Underwood JCE. General and Systematic
PSAD According to Prostatic Volume in Patology, Edisi 2, Jakarta, EGC, 2000; 609-
Japanase Prostate Cancer Patiens with 612.
Slightly Elevated Serum PSA Levels, 1999:
9. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar
http://www.oup.co.uk/jjco/Volume 29/Issue
Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta,
12/html/hyc 162 gml.html
1997; 1058 – 66.
4. Cigna Healthcare Coverage Position,
Prostate-Specif ic Antigen Testing f or 10. Khodjojo KZ. Perbandingan Hasil
Screening and Early Detection of Prostate Pemeriksaan Klinis Preoperatif dan Patologi
Cancer. 2004. Anatomi pada Penderita Pembes aran
Prostat Jinak, Karya Akhir, Makassar, 1999;
5. Palinrungi AM. Terapi Medikamentosa 1-11.
Pembesaran Prostat Jinak dalam Jurnal
11. Stephan C, Jung K. Indirect free PSA and
Medika Nusantara, April- Juni, 2001; 22 (2):
Other Molecular Forms of PSA in Lab
360-69.
Medica International, Johns Hopkins
6. Raharjo J. Perkembangan Mutakhir Medical Institutions, Baltimore, USA, 2004;
Diagnostik dan Penanganan Pembesaran 14-6.
273
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.5 July 2009 p. 263-274
12. Jain S, Bhojwani AG, Mellon JK. Improving Series, The Prostate Cancer, Takeda
the Utility of Prostate Spesific Antigen (PSA) Pharmaceutical Company Limited, 2004: 4.
in the Diagnosis of Prostate Cancer, The
use of PSA Derivates and Novel Markers, 24. Chan Daniel W, Sell Stewart. Tumor
Postgraduate Medical Journal, 2002; 78: Markers in Tietz Fundamentals of Clinical
646-50. Chemistry, 4 th ed, W B Saunders ,
Philadelphia. 1996; 336- 50.
13. Ferri FF. Instant Diagnosis and Treatment, 25. Partin AW. c PSA More Ac curate f or
Mosby. 2004; 701-2, 1398. Detecting Prostate Cancer in Lab Medica
14. Hardjoeno. Interpretas i Has il Tes International, Johns Hopkins Medical
Laboratorium Diagnostik, Hasanuddin Institutions, Baltimore,USA, 21(4), 2004.
University Press, Makassar. 2003: 421-5. 26. Tandisau JR. Pengaruh Colok Dubur
terhadap Kadar PSA dalam darah pada
15. Adshead JM. Stricker Philip D, Localized
penderita Pembesaran Prostat Jinak. Karya
Prostate Cancer Questions Patients Ask,
Akhir, Makassar. 1999: 1-21.
Medical Progress, Januari. 2005; 32 (1):
5-12. 27. Steven PB. at al. Biology of Prostate-
Spes if ic Antigen, J ournal of Clinic al
16. Umbas R. Perkembangan Mutakhir
Oncology. 2003: 21; 383-91.
Penanda Tumor untuk Kanker Prostat,
Jurnal Ilmu Bedah Indonesia. 2003; 31 (1): 28. National Guideline Clearinghouse (NGC),
48-51. Prostate spesific antigen (PSA), Best
Practice Policy, 2000: http://
17. Malawat HR. Diagnosis and Tumor Marker w w w. g u i d e l i n e . g o v / s u m m a r y /
of Prostate Cancer dalam Jurnal Medika summary.apx?ss=15&doc_id=2181&nbr
Nusantara. 2001; 22(2): 386-8 =&string.
18. Malawat HR, Insidens Kanker Prostat di 29. Birowo P, Rahardjo D, Pembesaran Prostat
Makassar dan Sekitarnya dalam Jurnal J inak, Tinjauan Pus taka: http://
Medika Nusantara, 2000; 21(4): 222-3. www.tempo.co.id/ medika/arsip/072002/
pus-3.htm.
19. Reiter RE deKernion JB. Epidemiology,
Etiology and Prevention of Prostate Cancer, 30. Malawat HR, Prostat Intraepihelial
2003. Neoplas ma dalam J urnal Medika
Nusantara. 2000; 21(4): 241-2.
20. Sikaris KA. Prostate Specipic Antigen,
Clinical Biochem Revs, 1996: 17; 50-60. 31. Malawat HR, Pemakaian Prostat Spesifik
Antigen secara Rasional pada Penatalak-
21. Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), sanaan Kanker Prostat dalam Jurnal
Laboratorium Klinik Prodia, Diagnostik Medika Nusantara. 2001; 22(1): 306-7.
Laboratorik Kanker yang Akurat, Pra Konas
IV POI, Makassar, 2002. 32. Raharjo J, Pembesaran Prostat Jinak,
Manif estas i klinik dan Manajemen,
22. Thompson IM. et al. Prevalence of Prostate Ropanasuru, 1997; XXV (1): 37-43.
Cancer among Men with a Prostate-
33. Suryaatmadja M, Penggunaan Petanda
Specific Antigen Level £ 4.0 ng per milliliter,
Tumor PSA pada Kanker Prostat, Buletin
The New England Journal of Medicine May,
ABC, V/I/, 2005.
2004; 350( 22): 2239-46.
34. Brosman SA, Prostate–Specific Antigen,
23. Dodi S. PSA and Prostate Cancer
2005: eMedic ine.c om,Inc. http://
Detection in Surabaya in Asian Lecture Tour
www.emedicine. com/med/topic3465.htm.
274