0% found this document useful (0 votes)
292 views14 pages

Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 191

NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI


(Kajian Analisis Wacana Kritis Michel Foucault)

Achmad Fathoni
SMP Negeri 2 Modo-Lamongan
Telp. 081330719962
E-mail: [email protected]

Abstract:The aim of study was to describe the authority of discursive practice of


OrdeBaru in novel Orang – orang Proyek by Ahmad Tohari, the roles of a literary work
as a resistance to the hegemony power of OrdeBaru in novel Orang – orang Proyek by
Ahmad Tohari, the discursive strategy as an effort to frame knowledge or desire in novel
Orang – Orang Proyek by Ahmad Tohari, the power relation in novel Orang – Orang
Proyek by Ahmad Tohari.The methodology of this research is descriptive qualitative by
using the theory of Michael Foucault’s Critical Discourse Analysis. The result of this
study shows that the power of OrdeBaru wants to form a development by moving the
normalization with party similarity that tends to do a dishonest political practice and
cause corruption. Novel Orang –Orang Proyek by Ahmad Tohari has a role as a tool to
fight the authority the discursive of OrdeBaru which near with dishonest politic,
corruption, and repressive will cause the resistance to the hegemony power. Writing is a
discursive strategy that Ahmad Tohari did to apply the counter-hegemony to the
government through his novel. Power relation will proof that there is a knowledge
production to strengthen the authority and the truth.

Keywords: Michael Foucault’s Critical Discourse Analysis, authority discursive


practice, discursive role as literary work , discursive strategy, and power relation.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah, 1)mendeskripsikan praktik diskursif


penguasaOrde Baru dalam novel Orang-Orang Proyekkarya Ahmad Tohari,
2)mendeskripsikan peran diskursifkarya sastra sebagai bentuk resistensi terhadap
hegemoni penguasa Orde Baru dalam novelOrang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari, 3)
mendeskripsikan strategi diskursif sebagai upaya untuk menciptakan pengetahuan atau
kehendak berkuasa dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari, 4)
mendeskripsikan relasi kekuasaan dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad
Tohari.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan teori analisis wacana kritis Michel Foucault.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keinginan penguasa Orde Baru untuk mewujudkan pembangunan
dengan menggulirkan wacana normalisasi melalui penyeragaman partai yang mengarah
pada tindakan kecurangan berpolitik dan menimbulkan tindak koruptif. NovelOrang-
Orang Proyek mengemban peran sebagai wahana untuk menandingi diskursif penguasa
Orde BaruPenguasa Orde Baru yang melakukan kecurangan politik, koruptif, dan
cenderung represif sebagai bentuk resistensi terhadap hegemoni penguasa. Menulis
merupakan strategi diskursif yang dilakukan Ahmad Tohari guna melakukan counter-
hegemoni terhadap pemerintah melalui novelnya. Relasi kekuasaan akan memperlihatkan
adanya produksi pengetahuan untuk mengukuhkan kekuasaan atau kebenaran.

Kata kunci: Analisis Wacana Kritis Michel Foucault, praktik diskursif penguasa, peran
diskursif karya sastra, strategi diskursif, dan relasi kekuasan.
192 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

PENDAHULUAN tahu adalah nama lain bagi kehendak


Ahmad Tohari, salah satu sastrawan untuk berkuasa (Adian, 2002:22).
yang karya-karyanya mendapat sambutan Karya sastra tidak kalah penting
hangat dari masyarakat, bahkan beberapa dibandingkan teks-teks faktual, baik
karyanya telah mendunia. Karya- tulisan sejarah, berita, maupun karya
karyanya acapkali diwarnai oleh ilmiah. Namun, karya sastra juga tidak
keberpihakannya pada wong cilik. Salah lebih penting dibandingkan teks-teks itu.
satunya dapat ditemukan dalam Masing-masing punya peran dalam
novelOrang-Orang Proyek. menentukan, mengarahkan,
Penyebabnya, Ahmad Tohari marah atau mendisiplinkan suatu diskursus.
gelisah terhadap para pemimpin yang Diskursus (discourse) sebagaimana
belum juga membuktikan komitmennya dinyatakan Foucault (2002:9), yaitu cara
pada orang-orang kecil (Yudiono, menghasilkan pengetahuan, beserta
2003:2-3). Hal ini tampak pada praktik sosial yang menyertainya, bentuk
Pemimpin atau penguasa Orde Baru yang subjektivitas yang terbentuk darinya,
ingin kekal berkuasadengan wacana- relasi kekuasaan yang ada di balik
wacana ke publik melalui praktik pengetahuan dan praktik sosial tersebut,
diskursifnya untuk melanggengkan serta saling keterkaitan di antara semua
hegemoni kekuasaannya. aspek tersebut.
Sebagai bentuk peran diskursif karya Berkaitan dengan hal di atas, dalam
sastra, melalui Orang-Orang Proyek, penelitian ini akan dibicarakan
Ahmad Tohari menyampaikan gugatan masalahpraktik diskursif penguasaOrde
dan kegusarannya terhadap praktik Baru dalam novel Orang-Orang
pemerintah Orde Baru yang nyaris Proyekkarya Ahmad Tohari, peran
mengabadi. Kegusasaran sebagai bentuk diskursifkarya sastra sebagai bentuk
resistensi terhadap praktik kekuasaan resistensi terhadap hegemoni penguasa
pemerintah Orde Baru. Orde Baru dalam novelOrang-Orang
Pengarang atau penulis selalu Proyek karya Ahmad Tohari, strategi
berkaitan dengan aktivitas menulis, diskursif sebagai upaya untuk
sebagai bagian dari proses produksi dan menciptakan pengetahuan atau kehendak
reproduksi teks. Dari menulislah berkuasa dalam novel Orang-Orang
pengetahuan tentang sebuah wacana atau Proyek karya Ahmad Tohari, relasi
diskursus diciptakan. Sebagaimana kekuasaan dalam novel Orang-Orang
dinyatakan oleh Foucault, pengetahuan Proyek karya Ahmad Tohari.Metode
itu identik dengan kekuasaan. Kekuasaan yang digunakan dalam penelitian ini
muncul bersandarkan pada sejumlah adalah metode deskriptif kualitatif
pengetahuan; begitu juga pengetahuan dengan menggunakan teori analisis
melahirkan kekuasaan. Kekuasaan dan wacana kritis Michel Foucault.
pengetahuan yang dalam buku Foucault
ditulis dengan Power/Konwlegde (2002) METODE
adalah ibarat dua sisi mata uang; satu Penelitian ini dirancang dalam
kesatuan yang kemunculannya menuntut bentuk penelitian deskriptif
kehadiran sisi lainnya. Kehendak untuk kualitatif.Data dalam penelitian ini adalah
data deskriptif yangditemukan dalam
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 193

novel Orang-Orang Proyekkarya Ahmad pilihan yang tepat, yaitu Golongan


Tohari. Sementara itu, pengumpulan data Lestari Menang alias Orde baru. Karena,
dilakukan dengan teknikpustaka dan selain GLM isinya Cuma politikus-
catat. Analisis data dalam penelitian ini politikus tukang omong kosong.
memakai teknik analisis deskriptif Sedangkan kita, GLM, jagonya
pembangunan. Maka Ketua Dewan
dengan teori analisis wacana kritis Pembina kita digelari Bapak
Michel Foucault. Pembangunan, iya kan?” (Tohari,
2004:79)
PEMBAHASAN Penguasa Orde Baru berupaya
Novel Orang-Orang Proyek berlatar menanamkan pemahaman bahwa Partai-
waktu pada tahun 1990-1991, bertepatan partai selain Golongan Karya hanya
dengan masa kampanye menjelang berisikan para pembual dan pembohong
pemilu 1992. Sesuai dengan latarnya, hal politik. Yang kerjanya hanya membuat
yang menonjol adalah upaya kacau negara. Hal ini seperti dalam
penyeragaman satu partai dalam wadah kutipan berikut.
Golongan Karya yang oleh Ahmad “Eh, di masa pembangunan semua
Tohari diidentikkan denganGolongan dalang harus kreatif menciptakan lakon
Lestari Menang (GLM) dengan segala yang bersemangat Orde Baru. Dan
pernak-pernik akibat yang ditimbulkan. Gatotkaca Kembar Tiga menceritakan
ada tiga Gatotkaca. Yang satu
a. Praktik Diskursif Penguasa Orde berkampuh warna hijau, satu lagi
Baru dalam Novel Orang-Orang berkampuh warna merah, dan yang lain
berkampuh warna lambang GLM. Dan
Proyek
akhir cerita membuktikan, Sang
Gatotkaca yang berkampuh warna
Karya Ahmad Tohari GLM-lah yang asli. Lainnya palsu dan
Normalisasi kondisi negara perlu kerjanya bikin kacau negara.”
diwujudkan agar pembangunan dapat “Tapi ceritanya tidak berhenti di situ,”
berjalan. Hanya dengan keadaan politik potong Tamu-2. “Setelah dikalahkan
yang normal dan stabillah yang oleh Gatotkaca asli, maka dua yang
memungkinkan terjadinya pembangunan. palsu berbalik menjadi abdi sang
Oleh karena itu, perlu tindakan nyata pemenang,” sambung Tamu-2 (Tohari,
untuk mewujudkan kondisi ideal itu. 2004:80-82).
Salah satu aspek yang harus ditata adalah Di Indonesia pada masa Orde Baru
partai politik. Menurut penguasa Orde berkuasa terdapat tiga lembaga yang
Baru partai politik adalah sumber konflik memerankan diri dengan peran seperti itu
karena keegoisannya.Karena itu, yaitu Golongan Karya, Partai Persatuan
pemerintahan tidak dapat berjalan jika Pembangunan (PPP), dan Partai
selalu berganti penguasa. Agar tidak Demokrasi Indonesia (PDI). Keberadaan
terjadi demikian, sumber konflik itu lembaga ini nyaris hanya sebagai simbol
harus dibuat normal.Rakyat hanya punya dan sebagai stempel demokrasi begitu
satu pilihan yang tepat, yaitu Golongan halnya orang-orang partai yang duduk
Lestari Menang alias Orde Baru, Orde dalam lemabaga legislatif. Tak lebih
Pembangunan . Hal ini sesuai dengan hanya sebagai eksesori pula.
kutipan berikut. “Di tahun 1991 ini Kabul sering
“....Kepada seluruh warga hendaknya membaca kritikan pedas terhadap para
dikatakan mereka hanya punya satu anggota dan lembaga DPRD. Secara
kelembagaan DPRD sering dicap hanya
194 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

menjadi tukang stempel atau aksesori kampanye sebagai sarana untuk


pemerintah Orde Baru. Rakyat jadi memproduksi wacanatentang mesin
pemilih sangat naif yang hanya dipinjam politiknya Partai Golongan Lestari
namanya. Keterwakilan mereka di Menang yang mampu menghegemoni
lembaga legislatif sangat rendah. masyarakat untuk merasa, berpikir, dan
Amanat rakyat pemilih kurang tersalur
dan lebih banyak menjadi bahan retorika
bersikap (beraktualisasi) sesuai dengan
para politikus” (Tohari, 2004:54) wacana penguasa.
Golongan Karya pada periode ini
memiliki tempat yang lebih istimewa a. Peran Diskursif Karya Sastra
daripada dua partai politik lain. sebagai Bentuk Resistensi
Golongan Karya yang digunakan oleh terhadap Hegemoni Penguasa
Suharto sebagai kendaraan politik, dan dalamNovel Orang-Orang Proyek
lembaga stempel paling loyal tempat ia Karya Ahmad Tohari
mendaftarkan diri maju sebagai presiden Penguasa menutup-nutupi realitas
setiap lima tahun sekali. Partai yang dengan melakukan diskursif.
kalah dalam pemilu (PPP dan PDI) pada Pengkultusan satu partai yang akhirnya
akhirnya akan menjadi partai yang selalu memunculkan tindakan tidak terpuji:
mengamini semua program Orde Baru. kecurangan dan penyelewengan dana
Kedua partai ini hanya sekadar proyek demi perayaan hari ulang tahun
simbolisasi pelaksanaan demokrasi, tidak partai. Ironisnya, para pemimpin di
lebih dari itu. negara demokrasi yang partainya sudah
Rakyat yang sudah terhipnotis satu azas, dan semua aparatnya sudah
dengan wacana yang sudah dibangun ditatar P-4. Ahmad Tohari
penguasa hanya bisa tunduk patuh menggambarkannya dalam kutipan
memberikan kesetiaan yang kosong tanpa berikut.
nilai. Kesetian buta karena akal sehat “Brengsek! Samad mulai terbakar
emosinya. Negara dan pejabat negara
sudah terkalahkan dengan diskursif
merasa dirinya tak bisa salah? Itu kan
penguasa. kultur negara kerajaan yang feodal? Apa
“Ribuan mesin mulai hidup. Dan sorak- kita yang sudah 45 tahun menjadi negara
sorai membahana. Sang Ketua Umum republik masih berjiwa feodal?
datang dan mobil mewahnya menempati Apa kamu kira negara kita yang konon
kepala barisan. Ribuan massa berpancasila ini, dan semua aparatnya
merengsek dan meneriakkan yel-yel sudah ditatar P-4, sebuah negara
GLM ketika diumumkan ketua umum republik demokrasi? Bangun, bangun!
siap menggunting pita tanda presmian Hentikan mimpimu. Dan sadari di tahun
penggunaan jembatan. Maka sang ketua 1991 ini kita hidup di bawah sebuah
turun dari mobil dengan senyum khas orde feodal baru” (Tohari, 2004:111).
karena gigi taringnya sedikit gingsul. Kekuasaan yang lalim dapat
Langkahnya megah. Penuh kejayaan.
dilakukan oleh semua pihak yang
Dan puja-puji, hidup Orde Baru”
(Tohari, 2004:215-216). memiliki otoritas formal dan tradisional,
Orde Baru yang memiliki posisi kekuatan represif, maupun kewenangan
sebagai man of desire, dapat menciptakan publik yang luas. Manifestasinya
dan mengkondisikan kebenaran sesuai beragam, mulai dari penindasan,
yang dikehendaki. Dengan berlatar pengekangan, pembungkaman, hingga
waktu menjelang pemilu, dalam novel pembiaran atas ketidakadilan. Misalnya,
Orang-Orang Proyek menjadikan praktik korupsi yang menggila. Korupsi
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 195

telah menjadi suatu kewajaran. biasa. Bila ketahuan, ya mereka akan


Kecurangan sudah menjadi barang biasa. membeli rokok buat pak mandor.
Kejujuran adalah hal istimewa bagi Selesai.”
orang-orang korup seperti dalam kutipan (Tohari, 2004:15-16)
berikut. Kutipan di atas dapat menunjukkan
“Ya, kecurangan memang sudah bahwa rakyat kecil menjadi bersifat
menjadi barang biasa. Maka Dalkijo apatis dengan tindak korup atau
juga pernah bilang kepada Kabul, si penyelewengan yang sudah terjadi di
jujur adalah orang yang menentang arus mana-mana. Pelakunya tidak tanggung-
dan konyol. Blo’on. Mungkin. Namun tanggung dari para kontraktor, pejabat,
bagi Kabul kejujuran sebenarnya bukan hingga para wakil rakyat. Jadi rakyat pun
suatu hal yang istimewa. Dialah yang melakukan semacam gerakan tandingan
seharusnya dianggap biasa “(Tohari, untuk ikut merasakan uang korupsi. Yang
2004:52).
menarik adalah bahwa hukum pun bisa
Salah satu bentuk respon terhadap dipermainkan. Sanksi bisa hilang dengan
tatanan yang lalim adalah munculnya adanya permainan. Penegakan hukum
resistensi publik. Ini merupakan yang amburadul. Dalam pola pikir
perlawanan terhadap hegemoni masyarakat yang sudah koruptif
kekuasaan, penentangan terhadap memainkan undang-undang demi
penguasa yang lalim, maupun gerakan kepentingannya sudah biasa. Kutipan
tandingan yang dilakukan oleh rakyat berikut menunjukkannya.
atas kebejatan rezim. Secara konseptual, “Pak Dalkijo, saya ingatkan ada
gerakan rakyat ini bisa berupa counter- undang-undang nomor 18 tahun 1990;
movements, counter-hegemony, maupun pemborong wajib menjamin bangunan
infrapolitik. yang dikerjakan bisa bermanfaat
setidaknya selama sepuluh tahun.
“Pertanyaan apa? Kalau sulit saya tak Wah, Dik Kabul, terima kasih atas
bisa. peringatan ini. Dan terus terang, saya
Mudah saja. Mengapa beberapa juga tidak pernah melupakan undang-
penduduk di sini suka menyuap kuli-kuli undang itu. Tapi bisa dibilang undang-
untuk mendapat, atau tepatnya dicurikan undang tersebut baru lahir kemarin
semen? sore. Jadi, belum memasyarakat. Lagi
Oh, maaf. Tadi Mas Kabul tanya apa? pula Dik Kabul tahu bagaimana
Ah, saya ingat. Ada orang kampung efektivitas hukum di negeri ini.
ingin mendapat semen dari proyek ini Penegakkannya amburadul. Makanya
dengan cara menyuap kuli-kuli? banyak orang bilang di sini hukum
Ya. dibuat hanya untuk di langgar, iya
Tanpa maksud membela sesama saudara kan?” (Tohari, 2004:186)
sekampung, bukankah mereka tak bisa Aksi infrapolitik merupakan bentuk
merugikan proyek tanpa kerja sama resistensi publik yang sangat mudah
dengan orang dalam, bukan?” dijumpai. Manifestasi infrapolitik oleh
Ya. Tapi kan, selama ini saya rakyat kecil sangat beragam, mulai dari
menganggap orang kampung lugu, gaya subversi halus, pembangkangan,
bersih, tidak melik terhadap barang
hingga pemberontakan. Dalam novel
orang lain.
He he he..., itu dulu, Mas Kabul. Orang-Orang Proyek direpresentasikan
Sekarang lain. Sekarang orang kampung oleh Kabul yang dengan tegas tetap tidak
menganggap, misalnya, mengambil mau bekerja sama untuk
aspal dari pinggir jalan adalah perkara menyelewengkan dana proyek demi
196 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

hanya untuk kegiatan HUT Partai larut dan permisif terhadap kekuasaan
Golongan Lestari Menang. Walaupun ia yang lalim.Semua itu mengarah pada
harus dianggap orang yang tidak loyal upaya sadar, meski tanpa koordinasi, oleh
pada Orde Baru, tidak berpartisipasi rakyat yang tertindas dan tergilas
dalam pembangunan. Menurutnya ketidakadilan untuk menegasikan public
penyelewengan adalah kesalahan besar. transcripts, yaitu potret diri penguasa dan
Korupsi dengan mengambil dana proyek wacana kekuasaan yang diproduksi dan
untuk kegiatan lain tidak boleh diinternalisasi oleh para elite penguasa
disamakan dengan bentuk partisipasi lalim melalui berbagai instrumen dan
pembangunan. Penyelewengan adalah media sosialisasi supaya ketidakadilan
penyelewengan. Kabul tetap bergeming, dan kelaliman diterima sebagai hal wajar
sekalipun ia harus berhadapan dengan oleh rakyat kecil.
tuduhan subversif dan tidak bersih Dalam novel ini, Ahmad Tohari
lingkungan, bahkan harus berhadapan tidak memberikan revolusi itu sebagai
dengan tindakan represif aparat. pilihan untuk keluar dari permasalahan
“Tapi Kabul, benarkah kamu akan yang dibicarakannya. Tatapi, ia
seberani itu? Sebab bila kamu berani menawarkan solusi damai. Lebih pada
membantah, si Tamu-1 pasti akan pelontaran wacana untuk merenovasi
menerormu dengan tuduhan sengit; karakter bangsa dengan
loyalitas terhadap Orde Baru diragukan; kereligiusitasannya dan kejawaannya.
tak mau berpartisipasi dalam
pembangunan. Atau kamu akan ditliti,
Ahmad Tohari menawarkan solusi untuk
dikuliti, sampai mereka yakin bahwa keluar dari korupsi dengan selalu ingat
kamu bersih lingkngan. Yakni kamu Tuhan , jujur, dan sederhana.
bukan anak, kemenakan, sepupu jauh, Selalu ingat pada Tuhan (eling)
satu buyut, dengan orang-orang yang adalah yang paling dasar dalam
terlibat gerakan komunis” (Tohari, keimanan. Allah swt telah mengutus Nabi
2004: 85). Muhammad untuk menata keimanan
Kutipan lain juga disebutkan, yang sebenar-benarnya sehingga umatnya
“.... Dengar, Dik. Untuk memeriksa atau berbudi pekerti luhur. Dengan
bahkan menahan Dik Kabul, mereka begitusegala masalah negeri ini teratasi.
akan menemukan banyak alasan. “Ya. Bahwa Kanjeng Nabi tidak diutus,
Misalnya, menghambat pelaksanaan k-e-c-u-a-l-i untuk menyempurnakan
program pembangunan; tidak loyal akhlak manusia. Ah, dari dulu kita
kepada pemerintah; menentang Orde terpesona oleh kata ‘kecuali’ itu yang
Baru, sampai indikasi bahaya laten agaknya diabaikan oleh banyak orang.
komunis. Dan sekali Dik Kabul Padahal kosakata itu, dalam konteks
beruurusan dengan aparat keamanan, riwayat tadi, punya peran amat strategis”
nama Dik Kabul akan masuk daftar (Tohari, 2004: 36)
hitam; Dik Kabul akan tetap diawasi dan Kemudian dilanjutkan dalam kutipan,
mungkin tidak akan dapat bekerja di “....’Kecuali’. Kosakata ini sepanjang
mana pun” (Tohari, 2004:205). permenungan Pak Tarya, mewajibkan
Dalam kesehariannya, resistensi orang membidik serta memaknai
publik bisa terekspresikan melalui seoptimal mungkin kata kunci
karnaval budaya, ritual lokal, hingga berikutnya, yakni ‘menyempurnakan
bentuk kesenian rakyat lainnya yang sarat akhlak’. Karena selain ‘
kritik dan pesan untuk penguasa lalim menyempurnakan akhlak sudah
serta ajakan untuk rakyat supaya tidak dikecualikan. Artinya, selain
penyempurnaan akhlak, bukan tujuan
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 197

diutusnya Kanjeng Nabi” (Tohari, membentuk diskursus. Derrida pernah


2004:38) menyatakan bahwa tidak ada apa-apa di
Jujur (temen) merupakan salah satu luar teks, Il n’y a pas de horstexte.
wujud budi luhur yang harus diwujudkan Semuanya ada dalam teks belaka.
dalam kehidupan sehari-hari. Sikap jujur Melalui tekslah pertarungan membentuk
identik dengan kebenaran. Jadi hegemoni atau kekuasaan itu
memanfaatkan kesempatan atau berlangsung(Kurniawan, 2005).
mengklaim hak orang lain berada jauh Dengan menulis novel Orang-Orang
dari wilayah kebenaran ini. Selain Proyek, Ahmad Tohari menyampaikan
mendatangkan ketenangan, kejujuran kegusarannya atas tindak penguasa Orde
juga akan mendatangkan Baru. Ia merasa geram dengan
kemudahan.Dalam Orang-Orang Proyek, ketidaksesuaian antara kebenaran wacana
kejujuran Kabul jelas berdampak pada yang dimunculkan penguasa Orde Baru
kesejahteraan orang-orang di sekitarnya. dengan realitas. Wacana penyeragaman
Kejujurannya merupakan bagian didikan partai dengan dalih mewujudkan
ibunya, yaitu cablaka. stabilitas atau normalisasi dan demi
“Kegelisahan saya mungkin muncul pembangunan ternyata hanyalah stabilitas
karena saya mewarisi watak orangtua. semu. Begitu pula dengan pembangunan.
Saya anak petani kecil. Kami biasa Pembangunan memunculkan adanya
bersikap cublaka. Tidak biasa nakal.
Tidak biasa selingkuh, apalagi
praktik korupsi. Penyebabnya adalah
selingkuh.” (Tohari, 2004:67)
keinginan para pengurus partai untuk
Sederhana (Prasaja) merupakan mendanai berbagai kegiatan partai yang
hidup hemat, tidak konsumtif. Dalam berkuasa melalui proyek-proyek yang
Orang-Orang Proyek dititipkan oleh dianggap sebagai milik orang-orang
Ahmad Tohari pada tokoh biyung, ibu partai. Hal ini seperti tampak dalam
Kabul. Dengan kesederhanaan, ia kutipan berikut.
“Dan campur tangan itu ternyata tidak
mendidik anak-anaknya menjadi manusia terbatas pada penentuan awal pekerjaan
sejati. Biyung menjadi petunjuk yang menyalahi rekomendasi para
bagaimana seorang berlaku hemat di perancang, tapi masuk juga hal-hal lain.
masa materi berlebih, tidak cepat silau Proyek ini yang dibiayai dengan dana
dengan kemewahan. Walaupun Kabul pinjaman luar negeri dan akan menjadi
sudah bekerja, namun Biyung tetap beban masyarakat, mereka anggap
berkarya. Ia tidak mau hanya sebagai milik pribadi. Kabul tahu
menggantungkan pemberian sang anak. bagaimana bendahara proyek wajib
Kesederhanaan ini pantas untuk dicontoh mengeluarkan dana untuk kegiatan
bagi para penguasa agar rakyat juga partai golongan penguasa” (Tohari,
2004 : 22).
memiliki pola hidup yang sama dengan
penguasanya. Sebagaimana yang tercantum dalam
kutipan itu pula, Ahmad Tohari melalui
b. Strategi Diskursif sebagai Upaya tulisannya (novelnya) ingin menanamkan
untuk Menciptakan Pengetahuan pengetahuan dalam benak pembaca
atau Kehendak untuk Berkuasa bahwa sebenarnya dalam pembangunan
dalam Novel Orang-Orang Proyek ada konsekuensi logis yang harus
Karya Ahmad Tohari ditanggung oleh rakyat; utang luar
Tulisan, sebagai salah satu produk negeri. Dana pembangunan itu berasal
teks merupakan faktor penting dalam dari utang luar negeri yang akan menjadi
198 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

beban masyarakat. Eronisnya masyarakat yang menyangkut kekuasaan negara.


telah terbutakan oleh wacana pemerintah Dalam bola mata mereka ada cekam
Orde Baru. Dan utang itu ternyata tidak ketakutan. Ada bayangan menggigil
hanya untuk pembangunan tetapi juga karena kecut hati. Wajah berubah jadi
dimanfaatkan oleh penguasa melalui pucat dengan bibir bergetar. Tangan
wel-welan karena tak tahu lagi cerca dan
partainya untuk kepentingan nista, apalagi yang akan mereka terima”
pelanggengan kekuasaan. Kekuasaan (Tohari, 2004:86)
yang menurut Ahmad Tohari sebagai Dalam kutipan lain disebutkan pula,
kekuasaan yang gila. “....Mereka adalah warga desa yang
“Saya jujur. Bukan hanya desa ini, disandangi gelar yang selalu membuat
melainkan semua desa membutuhkan merka ketakutan: OT dan ET. Dan saya
kades atau lurah seperti kamu. Saya kira – Kades Basar- mendapat perintah
perubahan harus dimulai dari desa. mengabadikan stigma pembrontakan
Sayang, saya juga tahu hal ini tidak komunis tahun 1965 hingga harga diri
mudah dalam sistem kekuasaan gila dan jiwa mereka luluh?...” (Tohari,
seperti ini” (Tohari, 2004:93) 2004: 86)
Pada kutipan lain disebutka pula, Rehabilitasi para korban Orde Baru
“Terima kasih. Kalau kamu bilang saya
akan didengar oleh kalangan pimpinan
dibutuhkan, saya akan mencoba
eksekutif, legislatif dan judikatif, kalau
bertahan. Saya akan bersiasat untuk
sedikit mengurangi dampak kerakusan ada desakan yang kuat dan terus-menerus
GLMagar kerusakan desa saya tak oleh berbagai kalangan dalam
terlalu parah. Ya kalau benda yang masyarakat.Rehabilitasi nama baik para
rusak, tapi kalau hati dan moral rakyat ex-tapol ini bukan saja akan
serta nilai-nilai yang hidup disini?” membebaskan para ex-tapol dari
(Tohari, 2004:94) penyiksaan batin (dan juga fisik, bagi
Penghilangan hak sebagai warga sebagiannya), tetapi juga melegakan para
negara yang merdeka sering diterima oleh keluarga dan sanak-saudaranya (dekat
rakyat. Rezim yang represif, selalu maupun jauh) yang jumlahnya cukup
memberikan label dengan “perbuatan besar. Rehabilitasi nama baik para ex-
makar, subversif, tidak bersih tapol juga akan menimbulkan dampak
lingkungan, eks tapol-napol, dan masih kesejukan dalam kehidupan masyarakat,
banyak lagi yang lainnya pada orang- yang merupakan langkah penting untuk
orang yang menentang penguasa. Dengan terciptanya rekonsiliasi nasional.
kenyataan ini Ahmad Tohari Ahmad Tohari sebagai pengarang
menyadarkan pembaca bagaimana yang tidak lainpulaadalah salah satu agen
nistanya nilai kemanusiaan orang-orang hegemoni sebagaimana dinyatakan oleh
yang ber-KTP OT dan ET sebagaiamana Gramsci, yakni sebagaiintelektual;
kutipan berikut. sebagai intelektual tradisional yang
“Gusti, demi pemiliki nama Sang menjadi bagian dari kelompoksubordinat
Pengampun, Sang Penyayang. Haruskah yang melakukan resistensi atas kelompok
mereka menangung beban sejarah hegemonik. Melalui karyanya ia
seumur hidup? Haruskah anak cucu menghadirkan wacana rehabilitasi bagi
mereka terus menanggung hukuman
orang-orang yang ‘dianggap’ pemerintah
kesalahan politik yang tidak mereka
lakukan? Lihat mata mereka ketika Orde Baru sebagai komunis. Ia ingin
kusebutkan kata ‘GLM’ atau ‘Orde menghilangkan stigma yang disandang
Baru’ atau ‘pemerintah’ atau lainnya para warga dengan KTP dengan OT dan
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 199

ET. Boleh dikata Ahmad Tohari seperti yang diindikasikan punya hubungan
halnya Said, Oktar, Gray, dan dengan komunis dan punya potensi
Brownyang telah melakukan counter- mempunyai ideologi komunis. Dengan
hegemonik atas diskursus orientalisme, penyebaran serentak semacam itu
holocaust,terorisme, dan keimanan khalayak didikte untuk memandang
Kristiani. komunisme sabagi sesuatu yang
berbahaya sekaligus sebagai kekuatan
c. Relasi Kekuasaan dalam Novel yang harus diwaspadai karena setiap saat
Orang-Orang Proyek Karya bisa bangkit.
Ahmad Tohari Pengetahuan ini ditanamkan ke
Pengetahuan dan Kekuasaan benak khalayak dikontrol, diatur,
mempunyai hubungan timbal balik. didisiplinkan bukan dengan jalan fisik,
Penyelenggaraan kekuasaan terus tetapi lebih kepemikiran, ide sehingga
menerus akan menciptakan entitas selalu waspada dengan kekuatan
pengetahuan, begitu pun sebaliknya komunis. Pelabelan dalam identitas diri
penyelenggaraan pengetahuan akan penduduk dipakai sebagai strategi agar
menimbulkan efek kekuasaan. Demikian rakyat menginternalisasi pengetahuan
bunyi teori Michel Foucault tentang relasi yang diwacanakan Orde Baru.
Kekuasaan- Pengetahuan (Eriyanto, “Jangan lupa warga yang ber-KTP
2003:65). dengan tanda OT atau ET. Ingatkan
Dalam novel Orang-Orang Proyek mereka akan peristiwa ’65 agar mereka
karya Ahmad Tohari memperlihatkan dan seluruh keluarga mereka menjadi
bahwa tokoh-tokoh cerita merasakan pendukung kita. Manfaatkan kekuasaan
Anda ketika warga datang untuk minta
adanya entitas penyelenggaraan tanda tangan demi melestarikan
kekuasaan yang dilakukan Orde Baru kemenangan GLM. Dan, Anda tidak
dalam sepak terjang pemerintahannya akan memberikan atau memperpanjang
sehingga melahirkan pengetahuan. Begitu surat izin usaha untuk toko,warung,
pula sebaliknya. Penyelenggaraan kilang padi, dan sebagainya, kecuali
pengetahuan akan menimbulkan efek mereka berjanji dan sudah terbukti
kekuasaan. Terkait bahaya komunisme, mendukung kita”(Tohari, 2004:80)
misalnya. Pencantuman OT dan ET dalam
Komunisme merupakan suatu KTP penduduk yang dianggap memiliki
wacana paling penting dalam kekuasaan kedekatan dengan “komunisme”. Basar
orde baru. Lewat sekolah-sekolah dan sebagai kepala desa dengan pengetahuan
institusi pendidikan disebarkan tersebut demi kelestarian kemenangan
pengajaran sejarah yang menggambarkan GLM. Begitu pula untuk warga lainnya
kekuatan komunis itu buruk sekali. Lewat yang ingin memperpanjang surat izin
birokrasi dengan membedakan perlakuan usahanya harus membuat dan mengisi
yang berbeda kepada yang dituduh punya lembar-lemabar tertulis yang berisi
kaitan atau orang tuanya komunis. Lewat pernyataan dukungannya kepada GLM.
institusi militer, dilakukan dengan Di era kejayaan Orde Baru bukan hal
melarang orang yang punya indikasi aneh bila harus meminta rekomenadasi
komunis masuk militer. Lewat terlebih dahulu dari pimpinan ranting
pemerintah, dengan penerapan litsus. Dan Golkar jika akan mengurusi suatu urusan.
lewat institusi kemasyarakatan dengan Basar memiliki kapasistas untuk
pemberian kode tertentu kepada mereka
200 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

menyampaikan pengetahuan sebagai kades seperti Basar sudah tercantum


orang yang dianggap memiliki kuasa. sebagai kader Golongan Lestari
Kekuasaan tersebut beroperasi secara Menang” (Tohari, 2004:83).
tak sadar dalam jaringan kesadaran Kekuasaan sesuai data di atas sama
masyarakat. Inilah yang diharapkan sekali berbeda dengan pengertian yang
dalam konteks ini. Adanya regulasi- dipahami oleh masyarakat selama ini.
regulasi dari dalam yang menormalkan. Kekuasaan diartikan secara represif dan
Kekuasaan tidak datang dari luar tapi kadangkala malah opresif. Namun,
menentukan susunan, aturan-aturan, kekuasaan di atas dilakukan dengan
hubungan-hubungan itu dari dalam. menciptakan regulasi-regulasi dalam
Sebagai contoh dapat disebutkan seorang struktur kehidupan masyarakat tujuannya
karyawan yang secara berdisiplin bekerja adalah untuk melakukan pengawasan
sesuai dengan tugas-tugasnya. Bahwa yang lebih ekonomis. Sistem panoptis
ketaatan karyawan tersebut bukan karena diterapkan penguasa untuk menciptakan
adanya represi dari bos atau pimpinan kepatuhan warganya, khususnya para
namun karena adanya regulasi-regulasi pejabat pemerintah. Dalam tubuh-tubuh
dari dalam yang menormalkan. Mereka itu terdapat internalisasi atas perturan-
bekerja dengan giat bukan saja hanya peraturan yang diciptakan penguasa.
karena ada ancaman atau tekanan tapi Di sisi lain, internalisasi pada tokoh
juga karena adanya semacam struktur Kabul misalnya. Dalam dirinya telah
diskursif yang mengatakan akan ada tertanam kuat atas pemahaman kejujuran
penghargaan bagi karyawan yang dan berkorupsi dengan melakukan tindak
berprestasi dalam bekerja. penyelewengan berarti tidak berpihak
Tokoh Basar, mantan aktivis, yang kepada masyarakat miskin. Tindak
dulunya giat berdemo menentang Orde penyelewengan merupakan suatu bentuk
Baru kini harus menjadi bagian dari Orde penghianatan atas tujuan mulia
Baru. Sebagai kepala desa ia secara pembangunan. Kepatuhan seperti inilah
otomatis menjadi orang Golongan Lestari yang mestinya perlu dibangun dalam
Menang (Golkar). Realitas ini upaya membebaskan negara republik ini
mengharuskannya untuk melakukan agar terbebas dari masalah dekadensi
disiplin tubuh bahwa ia adalah Golongan moral, korupsi akibat hilangnya
Lestari Menang. Internalisasi terjadi ketidakjujuran.
dalam diri Basar. Kekuasaan telah “Aku insinyur. Aku tak bisa
menguraikan dengan baik hubungan
memproduksi pengetahuan baru pada diri
antara kejujuran dan kesungguhan dalam
Basar sebagai kepala desa dan sebagai pembangunan proyek ini dengan
orang partai. Basar menjelma menjadi keberpihakan kepada masyarakat
tubuh-tubuh yang taat (dociel bodies) miskin... Yang jelas bagiku kecurangan
sebagaimana dalam kutipan berikut. besar maupun kecil yang terjadi di
“Memang ya. Karena, sistem kekuasaan proyek ini pasti akan mengurangi
di bawah Golongan Lestari Menang, tingkat kesungguhan, bahkan
GLM, menempatkan jajaran perangkat mengkhianati tujuan dasarnya. Dan
desa dan kelurahan seluruh Indonesia hatiku tak bisa menerimanya” (Tohari,
menjadi onderbouw mereka. Jajaran 2004: 31-32).
perngkat desa adalah satu di antara tiga Keberadaan panoptisme dan
pilar penopang GLM. Dua pilar lain internalisasi dalam diri tokoh di atas
adalah birokrasi pegawai negeri dan memperlihatkan cara membaca yang
ABRI. Maka suka atau tidak, seorang
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 201

berbeda tentang kekuasaan sebagaimana Dari kajian ini dapat disimpulkan


Foucault memahami kekuasaan yang pula bahwa karya sastra (Novel Orang-
sangat orisinal. Kekuasaan tidak dimiliki Orang Proyek) memiliki peran diskursif.
dan dipraktikkan dalam suatu ruang Novel ini sebagai wahana untuk
lingkup di mana ada banyak posisi yang menyampaikan wacana. Bentuk
secara strategis berkaitan antara satu diskursifnya merupakan counter-
dengan yang lain. Kekuasaan lebih pada hegemonik/resistensi terhadap penguasa
individu, subjek dalam lingkup yang Orde Baru.Resistensi dalam novel Orang-
paling kecil. Dikatakan individu karena Orang Proyek bukan konter-hegemoni
kekuasaan menyebar tanpa bisa yang represif dan anarkis. Novel Orang-
dilokalisasi dan meresap ke dalam Orang Proyek telah menunjukkan bahwa
seluruh jalinan perhubungan sosial. praktik-praktik diskursif penguasa Orde
Kekuasaan beroperasi dan bukan dimiliki Baru; normalisasi/stabilisaasi dengan
oleh oknum siapa pun dalam relasi-relasi penyeragaman partai demi kelangsungan
pengetahuan, ilmu, lembaga-lembaga. pembangunan ditandingi dengan wacana
Lagipula sifatnya bukan represif, di balik berbagai proyek pembangunan
melainkan menormalisasikan susunan- ada penyelewengan, korupsi. Korupsi
susunan masyarakat. yang muncul akibat keinginan menjaga
superioritas partai.
SIMPULAN DAN SARAN Selain diwujudkan dalam bentuk
Dengan kajian analisis wacana kritis wacana yang merupakan konter-diskursif
Michel Foucault ini dapat diketahui penguasa Orde Baru, resistensi ini
bahwa dalam novel Orang-Orang Proyek ternyata berupa wacana yang memuat
karya Ahmad Tohari ini menunjukkan ide-ide solutif Ahmad Tohari dalam
adanya praktik diskursif yang dilakukan mengentaskan problem korupsi bangsa
oleh pemerintahan Orde Baru. Salah satu melalui perbuatan para tokoh novel.
yang kuat adalah normalisasi dengan Menulis merupakan salah satu
penataan partai politik, karena partai strategidiskursif dalam menciptakan
politik adalah sumber konflik. Agar tidak pengetahuan; dengan kata lain yaitu
terjadi demikian, sumber konflik itu kehendak untuk berkuasa.Pengetahuan,
dibuat normal, ditata sehingga partai sebagaimana dinyatakan oleh Foucault,
politik tidak menjadi penghalang identik dengan kekuasaan.
kelangsungan pembangunan. Partai Menulis,termasuk menulis karya sastra,
politik harus diseragamkan atau harus ada merupakan salah satu dari strategi itu.
satu partai yang lebih dominan. Golongan Melalui novel yang telah ditulisnya,
Karya yang dalam novel Ahmad Tohari Ahmad Tohari menggulirkan wacana
disebut Golongan Lestari Menang, sebagai bentuk counter-hegemonik
sebagai kendaraan politik dan salah satu pemerintah Orde Baru; penyeragaman
pilar Orde Baru harus mendominasi partai ternyata hanya menimbulkan
perolehan suara dalam setiap pemilu. masalah baru yakni korupsi. Di samping
Struktur diskursif inilah yang dibangun itu, rehabilitasi terhadap warga yang ber-
oleh Orde Baru dan disebarkan lewat KTP dengan tanda OT dan ET juga
pernyataan pidato dari pejabat pusat diwacanakan oleh Ahmad Tohari.
sampai daerah, lewat buku-buku ajar Disimpulkan pula bahwa relasi
sekolah, dan sebagainya. kekuasaan tampak dalam pengetahuan
(wacana) yang diproduksi oleh
202 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

pemerintah Orde Baru untuk akan tumbuh subur di negeri ini.


mendapatkan kekuasaan/melakukan Kebijakan penggalangan dana kegiatan
pembenaran guna melanggengkan partai dengan dalih partisipasi untuk
hegemonninya. Apa yang sudah tertanam pembangunan seperti pada novel Orang-
sebagai kebenaran dalam aras pikiran Orang Proyek sebagai bukti akan hal itu.
rakyat perlu dilanggengkan. Untuk Oleh karena itu, harus ada batas yang
melanggengkannya, pemerintah Orde tegas dalam pendanaan partai. Jika
Baru menerapkan panoptisme. Yakni, kesadaran berdemokrasi masyarakat
pengawasan yang diskontinyu, namun maka jumlah partai yang porposional dan
membawa dampak yang kontinyu. profesional akan menambah kualitas
Praktiknya dibentuklah regulasi-regulasi demokrasi di Indonesia.
dalam struktur sosial masyarakat agar Ketiga, karya sastra pun memiliki
masyarakat menjadi tubuh-tubuh yang andil dalam pemberian pencerahan.
patuh, manusia yang disiplin. Penggalian nilai untuk perbaikan negeri
Kedisiplinan ini bukan karena sikap ini dapat ditemukan dalam karya sastra.
represif ataupun oprasif, namun semata- Solusi dalam upaya mengatasi korupsi
mata karena adanya internalisasi terhadap misalnya. Oleh karena itu, karya sastra
pengetahuan yang ia pahami. Sistem harus tetap mendapatkan tempat dan
panoptis ini ada kalanya bersifat halus tidak boleh dipinggirkan dalam
dan kadang kasarbila terlampau kasar, pengkajiannya.
bisa berdampak buruk pada kekuasaan.
Peneliti berharap bahwaPertama, DAFTAR RUJUKAN
kebohongan dan kezaliman walau
ditutup-tutupi akan terlihat juga. Wacana Adian, Donny Gahral. 2002. “Berfilsafat
seyogyanya digunakan untuk Tanpa Sabuk Pengaman, Sebuah
menciptakan grand narative yang Pengantar,” dalam Pengetahuan
memungkinkan untuk kemajuan dan danMetode, Karya-Karya Penting
kemakmuran rakyat. Antara wacana yang Foucault. Yogyakarta: Jalasutra.
dibangun dan kenyataan harus
diselaraskan agar tidak terjadi resistensi Allen, Pamela. 2004. Membaca, dan
terhadap wacana yang digulirkan. Membaca Lagi, [Re]interpretasi
Kedua, keberadaan partai, sedikit Fiksi Indonesia 1980-1995.
atau banyak jumlahnya belum tentu akan Magelang:Indonesiatera.
menjamin berlangsungnya demokrasi
yang baik. Semuanya bergantung pada Budianta, Melani. 2002. “Teori Sastra
pelakunya. Oleh karena itu, kedewasaan Sesudah Strukturalisme: dari Studi
berpolitik dan etika berpolitik perlu Teks ke Studi Wacana Budaya,”
dibangun. Penyeragaman partai yang BahanPelatihan Teori dan Kritik
keterlaluan nyatanya dapat Sastra. Jakarta: PPKB Lembaga
menumbuhkan bibit penyelewengan Penelitian Universitas Indonesia.
wewenang dan kekuasaan. Penggiat
partai akan berupaya untuk mewujudkan Damono, Sapardi Djoko. 1989. Sosiologi
cita-cita partai dan cenderung Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.
menghalalkan segala cara untuk Jakarta: P3B Depdikbud.
meraihnya. Korupsi, intimidasi, dan
kecurangan-kecurangan politik bisa jadi
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Achmad Fathoni) 203

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi


Penelitian Sosiologi sastra.
Yogyakarta: CAPS.
Jalal, Moch. Tanpa Tahun. Praktik
Eriyanto.2011.Analisis Wacana : Diskursif The Theory of Truth
Pengantar Analisis teks Michel Foucault dalam Kontruksi
Media.Yogyakarta:LKiS Simbolisaasi Bahasa di
Indonesia.(Online),
Esten, Mursal. 1984. Sastra Indonesia (http://journal.unair.ac.id/filerPDF
dan Subkultur. Bandung: Angkasa. /Praktik%20Diskursif.pdf, diakses
pada 9 September 2013).
Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra:
dari structural Genetik sampai Kurniawan. 2005. ”Bekas-bekas
Post-Modernism. Yogyakarta: Dekonstruksi Derrida”(www.
Pustaka Pelajar. Cybersastra.net. diakses pada 9
September 2013).
Foucault, Michel2002a.
Power/Knowledge, Wacana Luxemburg, Jan van et al. 1984.
Kuasa/Pengetahuan. Yogyakarta: Pengantar Ilmu Sastra:
Bentang. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta:
Gramedia.
Foucault, Michel. 2007. Order of Thing
:Arkeologi Ilmu-Ilmu Pengetahuan. Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori
Diterjemahkan oleh Tim Kita. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gajah Mada University Press.

Foucault, Michel. 2011. Pengetahuan Nurhadi. 2006. Peran Diskursif Karya


dan Metode: Karya-Karya Penting Sastra.Jurnal Diksi FBS, UNY.
Michel Foucault. Diterjemahkan (Online), No. 44Edisi Januari.
oleh Arif. Yogyakarta: Jalasutra. (http://staff.uny.ac.id..., diakses 9
September 2013).
Foucault, Michel. 2012. Arkeologi
Pengetahuan. Diterjemahkann oleh Nurhadi. 2006. Menulis sebagai Strategi
Inyiak Ridwan Munzir. Diskursif .Jurnal Diksi FBS, UNY.
Yogyakarta: IRCiSoD. (Online), No. 32Edisi ...... 2005.
(http://staff.uny.ac.id..., diakses 9
Hardiyanta, P. Sunu. 1997. Michel September 2013).
Foucault : Bengkel Individu
ModernDisiplin Tubuh. Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Prinsip-
Yogyakarta: LkiS. Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Haryatmoko, “Kekuasan melahirkan
Anti Kekuasaan” dalam Jurnal Purwanto, Bambang. 2003. “Historisisme
Basis No 01-02 Tahun ke-51, Baru dan Penulisan Sejarah,”
Januari-Februari 2002. dalam Muh. Arif Rokhman dkk.,
204 EDU-KATA, Vol. 1, No. 2, Agustus 2014:191—204

SastraInterdisipliner. Yogyakarta: Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995.


Qalam. Teori Kesusasteraan (Terjemahan
Melanie Budianta). Jakarta:
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Paradigma Grasindo.
Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Yudiono, KS. 2003. Ahmad Tohari:
Karya dan Dunianya. Jakarta:
Tohari, Ahmad. 2004. Orang-Orang Grasindo.
Proyek. Yogyakarta: Mahatari.

Tim Penyusun KBBI. 2005. Kamus Besar


Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.

Said, Edward W. 1995. Kebudayaan dan


Kekuasaan, Membongkar Mitos
hegemoni Barat (terjemahan dari
Cultureand Imperialism, 1993).
Bandung: Mizan.

Said, Edward W. 1994. Orientalisme


(terjemahan dari Orientalism,
1979). Bandung: Pustaka.

Salmon, Claudine. 1985. Sastra Cina


Peranakan dalam Bahasa Melayu.
Jakarta: Balai Pustaka.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media.


Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan
Analisis Framing. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sunardi, St. 2002. Semiotika Negativa.


Yogyakarta: Kanal.

Storey, John. 2003. Teori Budaya dan


Budaya Pop, Memetakan Lanskap
Konseptual Cultural Studies.
Yogyakarta:Qalam.

Suryadinata, Leo. 1992. Golkar dan


Militer. Jakarta: LP3ES.

You might also like