Pengaruh Metode Deep Back Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No.

1, November 2019 : 11-17

PENGARUH METODE DEEP BACK MASSAGE TERHADAP NYERI


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

Nurul Hikmah Annisa1, Susilia Idyawati2, Yadul Ulya3


1,2,3)
STIKES Yarsi Mataram , Jl. TGH Ali Batu Lingkar Selatan, Mataram, Kode Pos : 83361
email: [email protected]

Abstract
Childbirth is a process of opening and depletion of the cervix and uterine contractions causing pain in
childbirth. The purpose of this research is to identify the influence of massage methods on labor pain
during the active phase. The design of the research used the Quasy-experiment of two groups Pretest-
Postest. Sample in this study was 38 people where 19 intervention groups and 19 control groups, with
simple random sampling technique. Analysis of the data used is t-dependent and t-independent test. The
results of the study obtained the intensity of pain in the intervention group before the average massage
7.26 and after an average of 4.74, while in the control group before the average massage 7.00 and after
average 6.16. The results of the t-dependent pain in the intensity before and after the massage in the
intervention group obtained the value p=0,000 and in the control group before and after the Massage
obtained the value p=0,007. t-independent test results can be concluded that there is a significant
difference in the intervention group is the value p=0.001. Based on the results of the study gained that
there is an influence of massage method to decrease the pain intensity of labor active phase.

Keywords : Massage , Labor Pain

Abstrak
Persalinan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi kontraksi uterus sehingga
menyebabkan nyeri pada proses persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh
metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah quasy-eksperimen yang bersifat two group pretest-postest. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 38 orang dimana 19 kelompok intervensi dan 19 kelompok kontrol, dengan teknik
pengambilan sampel simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen dan t-
independen. Hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan
masase rata-rata 7,26 dan sesudah rata-rata 4,74 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan
masase rata-rata 7,00 dan sesudah rata-rata 6,16. Hasil uji t-dependen intensitas nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi diperoleh nilai P=0,000 dan pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah dilakukan masase diperoleh nilai P=0,007. Hasil uji t-independen dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi yaitu
nilai P=0,001. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa adanya pengaruh metode masase terhadap
penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.

Kata Kunci : Metode masase , nyeri persalinan kala I fase aktif

PENDAHULUAN kehamilan dan persalinan. Persalinan


Upaya Peningkatan derajat merupakan suatu hal yang fisiologis
kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh wanita di dunia, walaupun
diperlukan sikap respontif dan efektif sebagian besar ibu inpartu merasa
dalam melakukan suatu tindakan untuk tegang, takut dan menyakitkan
memberi kenyamanan dan menghindari menghadapi proses persalinan.
resiko yang akan terjadi seperti resiko

11
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 11-17

Nyeri adalah proses alamiah dalam ataupun pasien itu sendiri akan lebih
persalinan. Apabila tidak diatasi dengan bebas dari rasa sakit, karena masase
baik akan menimbulkan masalah lain meransang tubuh melepaskan senyawa
yaitu meningkatnya kecemasan karena endorphin. Banyak bagian tubuh ibu
kurangnya pengetahuan dan belum ada bersalin yang dapat di masase, seperti
pengalaman pada ibu primigravida saat kepala, leher, punggung dan tungkai.
menghadapi persalinan sehingga Saat memijat, pemijat harus
produksi hormon adrenalin meningkat memperhatikan respon ibu apakah
dan mengakibatkan vasokonstriksi yang tekanan yang diberikan sudah tepat
menyebabkan aliran darah ibu ke janin (Meiliasari, M., dan Danuatmaja, B.,
menurun. Janin akan mengalami 2004, hal. 67).
hipoksia sedangkan ibu akan Penelitian Rahmadani (2009) yang
mengalami persalinan lama dan dapat bertujuan untuk mengetahui pengaruh
meningkatkan tekanan sistolik dan pijat punggung terhadap nyeri
diastolik. persalinan yang dilakukan pada 9
Penelitian Sylvia T Brown (2001) orangibu primipara kelompok intervensi
yang bertujuan untuk melihat pengaruh dan 9 orang kelompok kontrol selama
metode nonfarmakologi terhadap 30 menit dengan menggunakan desain
penurunan intensitas nyeri persalinan quasy eksperimen diperoleh hasil
dengan 10 metode nonfarmakologi yang bahwa sebelum dilakukan pijat,
dilakukan pada 46 orang sampel intensitas nyeri rata-rata 7,33 dan
diperolah hasil bahwa teknik setelah dilakukan pijat punggung
pernapasan, relaksasi, akupresur, intensitas nyeri rata-rata 4,56. Hal ini
masase merupakan teknik paling efektif menunjukkan bahwa pijat punggung
menurunkan nyeri saat persalinan dapat menurunkan intensitas nyeri
(Arifin, L., 2008,). persalinan pada ibu primipara kala I.
Dalam persalinan, masase Berdasarkan latar belakang diatas
membantu ibu lebih rileks dan nyaman maka penulis tertarik melakukan
selama persalinan. Ibu yang yang di penelitian Pengaruh Metode Deep Back
masase 20 menit setiap jam selama Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I
tahapan persalinan yang dilakukan oleh Fase Aktif pada Ibu Inpartu.

petugas kesehatan, keluarga pasien


12
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 11-17

digunakan adalah uji t-dependen dan t-


METODE PENELITIAN independen.
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian quasi- eksperimen yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat two group pretest-postest. 1. Hasil Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Karateristik responden berdasarkan
seluruh ibu inpartu kala I fase aktif yang hasil penelitian diperoleh data bahwa
fisiologis yang mempunyai keluhan dari 19 orang kelompok intervensi
nyeri persalinan dengan partus sebagian besar responden berada pada
pervaginam di Rumah Sakit Awet Muda rentang usia 24-29 tahun sebanyak 8
Narmada. orang (42,1%), paritas responden
Sampel dibagi dalam 2 kelompok sebagian besar adalah multipara (>2
yaitu kelompok kontrol dan intervensi anak) sebanyak 8 orang (42,1%), dan
sebanyak 38 orang yang sesuai dengan sebagian besar tingkat pendidikan
kriteria yaitu 19 orang kelompok responden adalah SMA sebanyak 14
kontrol dan 19 orang kelompok orang (73,7%). Sedangkan pada 19
intervensi. Pengambilan sampel orang kelompok kontrol sebagian besar
dilakukan secara simple random responden berada pada rentang usia 24-
sampling dengan kriteria inklusi: ibu 29 tahun juga sebanyak 7 orang
inpartu yang mengalami nyeri pada (36,8%), paritas responden sebagian
proses persalinan kala I fase aktif tanpa besar adalah multipara (>2 anak)
pengaruh analgesik atau obat anti nyeri sebanyak 9 orang (47,4%), dan sebagian
ataupun obat-obatan untuk induksi besar tingkat pendidikan responden
persalinan, ibu inpartu dengan adalah SMA sebanyak 18 orang
presentasi kepala, tanpa penyulit dan (94,7%). Analisis Univariat.
komplikasi. Analisa data yang
Tabel 1. Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan
Intervensi Pada Kelompok Intervensi
Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri Sebelum 7,26 1,195 5–9 6,69 – 7,84


dilakukan Intervensi
Intensitas Nyeri Sesudah 4,74 1,14 3–7 4,18 – 5,29
dilakukan Intervensi

13
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 11-17

Hasil penelitian pada kelompok 6,69-7,84. Sesudah dilakukan masase


intervensi diperoleh intensitas nyeri rata-rata 4,74 dengan standar deviasi
sebelum dilakukan masase rata-rata 1,147, min-max 3-7 dan 95% CI nya
7,26 dengan standar deviasi 1,195, adalah 4,18-5,29.
min-max 5-9 dan 95% CI nya adalah

Tabel 2. Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan


Intervensi Pada Kelompok Kontrol
Variabel Mean SD Min-Max 95% CI
Intensitas NyeriSebelum 7,00 0,816 6–8 6,61 – 7,39
dilakukan Intervensi
Intensitas NyeriSesudah 6,16 1,259 4-8 5,55 – 6,76
dilakukan Intervensi
Hasil penelitian pada kelompok rata-rata 6,16 dengan standar deviasi
kontrol diperoleh intensitas nyeri 1,259 min-max 4-8 dan 95% CI nya
sebelum dilakukan masase rata-rata adalah 5,55 – 6,76. Hasil tersebut
7,00 dengan standar deviasi 0,816, dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini
min-max 6-8 dan 95% CI nya adalah Analisis Bivariat
6,61-7,39. Sesudah dilakukan masase
Tabel 3. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan
Intervensi Pada Kelompok Intervensi
Variabel Mean SD Beda Mean Pvalue N
Intensitas Nyeri 7,26 1,195 19
Sebelum 2,526 0,000
dilakukan
Intervensi
Intensitas Nyeri 4,74 1,147 19
Sesudah dilakukan
Intervensi

Hasil penelitian diperoleh rata- sesudah dilakukan metode masase


rata skala nyeri sebelum dilakukan 4,74 dengan standar deviasi 1,147.
metode masase pada kelompok
Beda mean 2,526 diperoleh
intervensi adalah 7,26 dengan standar
Pvalue 0,000. Maka dapat disimpulkan
deviasi 1,195. Rata-rata skala nyeri
bahwa ada perbedaan signifikan skala
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
14
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 11-17

metode masase pada kelompok intervensi.

Tabel 4. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan


Intervensi Pada Kelompok Kontrol

Variabel Mean SD Beda Pvalue n


Mean
Intensitas Nyeri 7,00 0,816 19
Sebelum dilakukan 0,842 0,007
Intervensi

Intensitas Nyeri 6,16 1,259 19


Sesudah dilakukan
Intervensi

Hasil penelitian diperoleh rata- deviasi 1,259. Beda mean 0,842


rata skala nyeri sebelum dilakukan diperoleh Pvalue 0,007. Maka dapat
metode masase pada kelompok kontrol disimpulkan bahwa ada perbedaan
7,00 dengan standar deviasi 0,816. signifikan skala nyeri sebelum dan
Rata-rata skala nyeri sesudah sesudah dilakukan metode masase
dilakukan metode masase pada pada kelompok kontrol.
kelompok kontrol 6,16 dengan standar
Tabel 5. Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Masase
Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Variabel Mean SD SE P value n

Kelompok Intervensi 4,74 1,147 0,263


38
0,001
Kelompok Kontrol 6,16 1,259 0,289

Hasil penelitian intensitas nyeri nyeri sesudah dilakukan metode


pada kelompok intervensi dan masase pada kelompok kontrol 6,16
kelompok kontrol sesudah dilakukan dengan standar deviasi 1,259 dan
masase diperoleh rata-rata skala nyeri standar error 0,289. Hasil uji statistik
4,74 dengan standar deviasi 1,147 dan didapatkan nilai p adalah 0,001 maka
standar error 0,263. Rata-rata skala dapat disimpulkan bahwa ada

15
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 11-17

perbedaan signifikan dari skala nyeri metode masase berpengaruh terhadap


sesudah dilakukan metode masase pengurangan intensitas nyeri pada
pada kelompok intervensi dan kontrol. persalinan kala I fase aktif dan ada
2. Pembahasan perbedaan pengurangan intensitas
Dari hasil uji statistik t-dependent nyeri yang dirasakan sebelum dan
dan t-independent diperoleh sesudah dilakukan masase pada
kesimpulan bahwa ada pengaruh yang kelompok intervensi dan kontrol serta
signifikan pada pengurangan nyeri perbedaan signifikan sesudah
persalinan kala I fase aktif sebelum dilakukan masase pada kedua
dan sesudah dilakukan metode masase kelompok tersebut.
pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. SIMPULAN
Sebuah penelitian menyebutkan, Dari hasil penelitian dan
ibu yang di masase 20 menit setiap pembahasan tentang pengaruh metode
jam selama tahapan persalinan akan masase terhadap nyeri persalinan
lebih bebas dari rasa sakit. Hal ini kala I fase aktif di Rumah Sakit Awet
dikarenakan masase meransang tubuh Muda Narmadatahun 2019 dapat
melepaskan senyawa endorphin yang ditarik kesimpulan sebagai berikut :
dapat menghilangkan sakit secara 1. Intensitas nyeri responden pada
alamiah sehingga lebih nyaman kelompok intervensi rata-rata skala
(Meiliasari, M., & Danuatmaja, B., nyeri sebelum dilakukan metode
2004). Menurut Simkin (1989), masase adalah 7,26 dan sesudah
dianjurkan selama persalinan agar dilakukan metode masase adalah
masase dilakukan terus-menerus, 4,74 diperoleh nilai p=0,000. Pada
karena rasa nyeri cenderung akan kelompok kontrol rata-rata skala
meningkat jika masase dihentikan. Hal nyeri sebelum dilakukan metode
tersebut terjadi karena sistem saraf masase adalah 7,00 dan sesudah
menjadi terbiasa terhadap stimulus dan dilakukan metode masase pada
organ-organ indra berhenti merespons kelompok kontrol 6,16 diperoleh
nyeri tersebut (Jones, K., & nilai p=0,007. Sehingga
Henderson, C., 2005). perbandingan sesudah dilakukan
Dari uraian di atas, maka hipotesa metode masase pada kelompok
penelitian dapat dijawab bahwa
16
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 11-17

intervensi dan kontrol diperoleh http://keperawatan


nilai p=0,001. maternitas.blogspot.com
2. Hasil uji statistik t-dependen Jones, K., dan Henderson, C. (2005).
kelompok intervensi nilai p=0,000 Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
dan kelompok kontrol nilai Meiliasari, M., dan Danuatmaja, B.
p=0,007, sedangkan t-independen (2004). Persalinan Normal
didapatkan nilai p adalah 0,001, Tanpa Rasa Sakit. Jakarta :
maka dapat disimpulkan bahwa Puspa Swara
ada pengaruh yang signifikan Rahmadani, F. (2009). Pengaruh Pijat
metode masase terhadap Punggung Terhadap Penurunan
pengurangan nyeri persalinan pada Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
ibu inpartu kala I fase aktif. Fase Aktif Pada Ibu Primipara.
Medan : tidak dipublikasikan
DAFTAR PUSTAKA Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler,
Arifin, L. (2008). Teknik Akupresur A. (2007). Panduan Lengkap
pada Persalinan. Diambil 22 Kehamilan, Melahirkan dan Bayi.
September 2010, dari Jakarta : Arcan

17

You might also like