Pengaruh Musik Amerika Latin Terhadap Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENGARUH MUSIK AMERIKA LATIN TERHADAP INDONESIA

Daniel Antonio Milán Cabrera


Mahasiswa Program Studi S-2 Pendidikan Seni,
Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Since the beginning of the last century, Latin American music has been succes in the U.S. music
industry because its intrinsic musical characteristics and its involvement within the film industry.
Through the U.S. and Europe, it has been influencing popular music around the world; including
Indonesia, Malaysia, Singapore, and India, countries that also contributed to the diffusion of Latin
styles in Indonesia. The corpus of original works of Indonesian-Latin music is quite huge and has
great quality; particularly audio recordings done in the 1950s and 1960s that mixed Latin, Western,
and regional musical elements to create new musical forms know as lagu daerah (regional songs)
and pop daerah (regional pop). This article aims to provide some understandings of this complex
diffusion process utilising mainly a bibliographical research method (books, journals, digital news,
etc.), interviews, and listening-based information from old audio recordings. My hipothesis is that
Latin American music has been well accepted in Indonesia, espetially in Java and Sumatra, due to
historical crossroads that spread musical and cultural similarities in both regions. In order of its
importance in Indonesian-Latin music, these are: the conection of Asia and America during the
Spanish, Portugal, and Holand colonial era; the Islamic influence in Indonesia, India, Malaysia,
and the Iberic peninsula; the influence of Dutch music in Indonesia and German music in Latin
America; the role of African music in Latin America and the probable two side influences between
Africa and Indonesia; and the inmigration to Amerika from Nusantara-Oceania sailors in prehis-
toric times.

Keywords: Latin American music, Indonesian-Latin music, Popular Indonesian Music, Regional
Indonesian Songs, Cha Cha, Rhumba, Orkes Melayu, Music Difussion.

ABSTRAK

Sejak awal abad terakhir, musik Amerika Latin telah meraih kesuksesan dalam industri musik AS karena
karakteristik musiknya tersendiri dan penggabungannya dengan industry perfilman. MelaluiAmerika Serikat
dan Eropa, ia telah mempengaruhi musik populer di dunia; termasuk Indonesia, Malaysia, Singapur, dan
India, juga negara-negara yang juga berkontribusi dalam penyebaran gaya Latin di Indonesia. Korpus
karya asli musik Indonesia-Latin cukup besar dan memiliki kualitas yang hebat, khususnya rekaman audio
yang dilakukan pada 1950-an dan 1960-an yang memadukan unsur musik Latin, Barat, dan daerah sehingga
tercipta bentuk musik baru yang dikenal sebagai lagu daerah dan pop daerah. Artikel ini bertujuan untuk
memberikan beberapa pemahaman tentang proses difusi yang rumit ini dengan menggunakan metode
penelitian bibliografi (buku, jurnal, berita digital), wawancaradan informasi berbasis pendengaran rekaman
audio lama. Hipotesis penulis adalah bahwa musik Amerika Latin diadopsi dengan baik di Indonesia,
khususnya di Jawa dan Sumatra, karena persimpangan sejarah yang menyebarkan persamaan musikal
dan budaya di kedua wilayah. Menurut kepentingannya musik Indonesia-Latin berperan dalam proses:
hubungan antara Asia dan Amerika pada zaman penjajahan Spanyol, Portugis, dan Belanda; pengaruh

36 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

islam di Indonesia, India, Malaysia, dan semenanjung Iberia; pengaruh musik Belanda di Indonesia dan
German di Amerika Latin; peran musik Afrika di Amerika Latin dan kemungkinan pengaruh dua arah
antara Afrika dan Indonesia; dan inmigrasi di Amerika oleh nelayan Nusantara-Oseania pada masa
prasejarah.

Kata kunci: Musik Amerika Latin, Musik Latin-Indonesia, Musik Populer Indonesia, Lagu Daerah In-
donesia, Cha Cha, Rhumba, Orkes Melayu, Difusi Musikal.

1. PENDAHULUAN oleh Fahmi Shahab dari lagu asal Venezuela


Moliendo Café yang direkam pertama kali pada
“Ahai Nurlela, sukanya berlagu mambo chacha tahun 1958 oleh Mario Suárez. Kemungkinan
Hatinnya takkan senang duduknya tak tenang contoh paling awal adalah rekaman tango dan
Dengar bunyi gendang ingin serta berlenggang rhumba oleh pemain gambus asal Surabaya Syech
Hai Nurlela, mendengar calypso dengan bonggo…” Albar, pada tahun 1937 (Weintraub, Archipel,
2010); sedangkan contoh terkini adalah Despacito,
Cuplikan lagu Nurlela oleh Bing Slamet ciptaan Luis Fonsi yang meledak di berbagai negara
pada tahun 2017 sehingga kini telah menjadi video
Dalam film Bing Slamet Tukang Becak terpopuler di YouTube. Lagu ini mengakibatkan
(1959), Bing Slamet menyanyikan lagu ciptaanya kemunculan beberapa versi di Indonesia, termasuk
Nurlela, yang mencontohkan kegemaran orang yang memakai gamelan3. Ternyata irama reguetón
Indonesia terhadap irama-irama dari Amerika Latin ini, yang tariannya lebih erotis daripada dangdut
(AL) pada pertengahan abad lalu. Selain itu: “Di terhot; sudah mulai muncul dalam beberapa lagu
akhir era 50-an Bing Slamet membentuk sebuah ciptaan orang Indonesia, termasuk beberapa lagu
kelompok musik yang diberi nama islami (Leon G. Medellín, komunikasi pribadi, 2019)
Mambetarumpajo, merupakan akronim dari dan lagu resmi Asian Games 2018 Meraih Bintang,
mambo, beguine, tango, rhumba, passo double, yang juga meniru harmoni Despacito4.
dan joget, yang saat itu adalah jenis musik untuk
mengiringi dansa (Badil 2010:201:77). Namun 2. METODE
genre-genre itu hanya sebagian dari jenis musik Latin
yang mulai terdengar di Indonesia sejak awal abad Setelah satu tahun mengerjakan artikel ini,
ke-XX melalui piringan hitam, siaran radio1, film penulis belum menemukan satu pun buku atau tulisan
musikal, dan rombongan-rombongan teater populer yang membahas secara khusus pengaruh musik Latin
yang mengelilingi Sumatera, Jawa, Malaysia, dan di Indonesia. Riset ini menggunakan metode kajian
Singapura. Selain irama-irama yang disebut di atas; pustaka dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Spanyol,
genre habanera, bolero, danzón, son cubano, dan Inggris; termasuk penelitian di perpustakaan,
guaracha, bossa nova, ska, reggae, trova, dan jurnal daring, berita digital, dan tulisan di blog-blog
musik populer lain sudah mempengaruhi peta musik pribadi. Selain itu, penulis dapat berbagai data penting
Tanah Air. Kini, lantaran penggunaan internet serta dari hasil wawancara etnomusikolog Asep Nata5
penyebaran sanggar capoeira, ballroom2, dan serta mendengarkan banyak rekaman lama di
zumba; irama samba, salsa, cumbia, merengue, YouTube, di tokoh kaset dan piringan hitam bekas
soca, bachata, lagu-lagu capoeira, dan reguetón D.U. 68 (Bandung) milik Irham Fikry, di http://
tidak asing di telinga sebagian orang Indonesia. madrott er.blogspot.com, dan di ht tps://
Contoh pengaruhnya musik Latin paling digitalcollections.universiteitleiden.nl
terkenal adalah Kopi Dangdut, sebuah aransemen

Volume 13 No. 1 Juli 2020 37


3. PEMBAHASAN Melayu-Mongoloid, Proto-Melayu, Polinesia,
Melanesia, Australoid, dan Tasmanoid. (Frank,
3.1 Persimpangan sejarah dan budaya 2008: 5,6). Teori Nusantara-Oseania sebagai salah
Musik Latin digemar oleh banyak orang dari satu asal-usul orang Amerindian diperkuat oleh
berbagai negara di dunia karena melodinya yang kajian genetik (Arnaiz-Villena et al, 2010) dan
menyayat hati dan/atau iramanya yang mengundang budaya, di antaranya: kemiripan etimologi, kalender,
bedansa. Selain alasan itu, hipotesis penulis adalah dan mata angin antara suku Melayu dan Maya
bahwa musik Latin tidak sulit diterima di Indonesia, (Thomas,1898); mitos suku Hopi tentang kreasi
terutama di Sumatera dan Jawa; karena ada unsur- dunia (Waters, 1993: 37-43); dan kemiripan bahasa,
unsur musikal dan budaya yang sama atau mirip, teknik pangan, pakaian, rumah, agama, hiburan, seni,
akibat kebetulan sejarah yang berkelak-kelok. Demi dan transportasi antara Polinesia dan benua Amerika,
memahami hal ini, penulis akan membahas terlebih akibat difusi budaya dua arah (Sorenson,1952).
dahulu tentang definisi, penduduk, dan sejarah AL. Jalur samudra Pasifik ini baru mulai diarungi
Istilah dan ide AL, sebagai antonim Amerika secara berkesinambungan di antara tahun 1565 dan
Sakson, memerlukan sekitar 50 tahun (1836-1886) 1815 ketika rute La Nao de China dari kerajaan
untuk muncul dan menyebar secara luas (Ardao, Spanyol menukarkan dagangan serta unsur-unsur
2019). Menurut etimologinya, AL dapat diartikan budaya antara Manila (Filipina) dan Acapulco
sebagai wilayah benua Amerika yang berbahasa (Meksiko). Melalui kedua pelabuhan ini,
nasional Spanyol, Portugis, atau Perancis; yang wilayah lain di dunia seperti Amerika
merupakan percampuran antara bahasa Latin kasar Selatan, Amerika Utara, kepulauan Karibe, Eropa
dengan bahasa-bahasa daerah Eropa, yang terjadi Barat, Tiongkok, Jepang, Asia Tenggara; bahkan
pada zaman penjajahan Romawi. Pengertian yang Sri Lanka, India, Timur Tengah, dan Afrika menjadi
lebih komprehensif merujuk kepada suatu wilayah terhubung. (Bernabéu et al., 2014). Sebelum zaman
yang mempunyai kesamaan budaya dan sejarah. penjajahannya, kerajaan-kerajaan Eropa sangat
Dalam pengertian pertama, Quebec (bagian dari terpesona oleh buku Marco Polo tentang Catay
Kanada yang berbahasa Perancis) termasuk AL, (Tiongkok) serta barang mewah dan rempah-rempah
sedangkan Jamaica dan Belize (yang berbahasa dari Asia Timur, Nusantara, dan India yang didapat
Ingriss) tidak termasuk. Sebaliknya, dalam melalui para pedagang dari kerajaan-kerajaan Islam
pengertian kedua, Quebec tidak termasuk AL di sepanjang “jalur sutra”. Setelah mengusir atau
karena budayanya lebih dekat dengan Amerika menkatolikkan orang Islam yang telah menduduki
Serikat (AS) dan Eropa; sedangkan Jamaika, Belize, daerahnya selama sekitar delapan abad, kerajaan
Puerto Rico, dan beberapa daerah di selatan AS Spanyol dan Portugis mencoba menghindari
dianggap bagian dariAL. Pengertian kedualah yang perantaraan mereka dengan menjelajahi rute-rute
digunakan dalam tulisan ini dengan istilah Amerika baru: Kolumbus berlayar ke Barat sehingga
Latin dan “musik Latin”. mendarat di Amerika, sedangkan para nelayan
Sama halnya dengan Indonesia, AL menjadi Portugis membuka berbagai pusat perdagangan di
tempat percampuran berbagai suku bangsa di dunia. jalur pesisir Afrika, samudra India dan Asia Timur.
Secara garis besar, penduduknya terdiri dari tiga Budaya dan genetik bangsa Portugis dan Spanyol
rumpun ras serta peranakannya (mestizo): sangat dekat karena dua-duanya merupakan
amerindian, kaukasoid, dan negroid. Menurut teori percampuran berbagai bangsa, di antaranya: suku-
multi-ras yang dibela oleh Paul Rivet, José Imbelloni, suku pribumi semenanjung Iberia, suku Kelt, suku
dan Salvador Canals Frau; penduduk pribumi Romawi, dan suku-suku Arab-Timor Tengah. Dari
Amerika datang dari dua jalur utama dalam dunia Islam, mereka telah menyerap berbagai unsur
beberapa gelombang inmigrasi: jalur selat Bering dan bahasa, musik, arsitektur, ilmu, gastronomi, akhlak,
kepulauan Aleitian oleh ras mongoloid, eskimo, dan dan agama.
Asia utara; dan jalur samudera Pasifik oleh ras

38 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

Berbeda dengan Inggris dan Belanda yang dan warna suara mempunyai keperanan lebih
hanya ingin mengambil keuntungan; Perancis, penting, namun hal ini memerlukan penelitan lebih
Spanyol dan Portugis menerapkan penjajahan ala seksama.
“Latin” (Romawi) yang senantiasa mencampurkan Rojas (2005) telah membahas persamaan
gennya serta memaksakan budayanya, bahasanya musik antara suku-suku Amerindian dengan Asia.
dan agamanya. Akibat kerja paksa yang keras serta Beliau membandingkan banyak data tentang musik
wabah-wabah yang dibawah oleh orang Eropa, masa lampau dan musik etnis zaman sekarang, baik
banyak orang pribumi Amerika meninggal sehingga dari segi musikal murni ataupun dari segi sosial-
populasinya menurun secara drastis. Untuk budaya; sehingga berhipotesis bahwa musik
menggantikannya, para penjajah membawa budak6 Amerindian berasal dari Asia, terutama dari
dari Afrika sub-Sahara; terutama Kamerun, Kongo, kebudayaan Tiongkok. Beliau juga menduga bahwa
Nigeria, Ghana, Guinea, Senegal, Angola, beberapa aspek musik AL yang dianggap berasal
Mozambik, dan Madagaskar. Mereka juga dari Afrika, kemungkinan berakar dari musik
membawa budayanya masing-masing dan ikut Amerindian. Secara garis besar, musik populer7 AL
tercampur dengan orang pribumi dan Eropa, menggunakan tangga nada, alat musik, harmoni,
sehingga terjadi sistem peranakan dan kelas yang ritme, dan bahasa dari Eropa yang dicampur dengan
sangat rumit. Setelah kemerdekaan negara-negara unsur ritme, alat musik, dan pola antifonal dariAfrika;
bekas penjajahan Spanyol pada awal abad ke XIX, sedangkan unsur-unsur Amerindian tidak muncul
rute La Nao de China berhenti, perbudakan jelas di permukaan tetapi tersembunyi dalam makna
dilarang secara bertahap, pengaruh ekonomi dan kata, rasa dalam permainan, ritme, warna suara, dan
budaya AS mulai masuk, dan beberapa inmigran dari bentuk musikal.
Itali, Spanyol, German, Turki, Palestina, Surya, Ketika Spanyol mulai mempengaruhi musik
Lebanon, Jepang dan Tiongkok mulai menghuni AL. di AL, di Indonesia “Bangsa Portugis telah
memeperkenal-kan jenis musik moresko, prounga
3.2 Persamaan musikal dan kafrinju yang kemudian berkembang menjadi
Musik Aztek, Maya, Inca, dan bangsa- keroncong, stambul dan irama Melayu…” (Suadi,
bangsa lain di Amerika pada zaman pra-Kolumbus 2017:10). Pada akhir abad XIX kaum Indo di
telah lenyap lantaran penjajahan ekonomi, politik Batavia suka merayu nona-nona di tengah malam
dan budaya Eropa; namun para peneliti masih bisa dengan lagu-lagu keroncong yang sedang mendekati
membayangkannya melalui pengkajian terhadap alat bentuk yang kini sangat populer di Indonesia. Namun
musik, gambar, dan naskah zaman pra-Kolumbus; tindakan itu, yang dipengaruhi oleh kebiasaan ber-
laporan para misionaris serta beberapa tulisan serenata orang Spanyol dan Portugis, dikritik
berhuruf Latin oleh orang pribumi pada zaman sebagai tindakan yang kurang layak. (Suadi,
kolonial; dan beberapa musik etnis yang sampai 2017:70).
sekarang tidak (atau kurang) terpengaruhi oleh unsur- Portugis mempengaruhi juga musik dari
unsur Spanyol ataupun Afrika. Para peneliti akhir berbagai wilayah di Indonesia, misalnya: yangere
abad ke XIX sampai pertengahan abad ke-XX dan tari katreji di Maluku; tanjidor dan gambang
(Mendivil, 2017; Aretz, 1952) beranggapan bahwa keromong di Jakarta; gamat dan kapri pada
kebanyakan musik Amerindian berpatokan pada masyarakat Minang (Barendregt, 2002); mendu di
tangga nada pentatonis (putaran kuin murni), namun Kep. Riau; atau mamanda di Kalimantan Selatan.
kajian kemudian yang membahas musik tradisional Tangga nada modal diatonis, mayor dan minor;
dan alat musik kuno tidak menemukan adanya satu harmoni modal dan tonal; penggunaan alat musik
tangga nada yang dominan. Hipotesis penulis adalah dawai, baik yang dipetik (berbagai jenis gitar dan
bahwa dalam musik Amerindian tidak ada patokan harpa) atau yang digesek (berbagai jenis viola8);
tangga nada karena unsur-unsur lain seperti ritme kontrapung; dan melodi atau cengkok (hiasan lagu)

Volume 13 No. 1 Juli 2020 39


yang dipengaruhi oleh Timur Tengah; merupakan lalu samba13 dan rhumba14; rekaman penyanyi,
beberapa ciri musik Portugis dan Spanyol pada ensambel dan orkes dari Kuba, Puerto Rico,
zaman penjajahan mereka, yang berbarengan Meksiko, Peru, Brasil, Argentina, dan negara AL
dengan zaman renaisans, barok, dan klasik dalam lain meningkat pesat di AS sejak dasawarsa 1920-
sejarah musik Barat. Di sisi lain, musik Arab dan an sampai daswarsa 1960-an.
dunia Islam telah lama membent uk dan Gaya mereka kadang-kadang berbeda
mempengaruhi berbagai musik di Indonesia, dengan tempat asalnya karena sudah disesuaikan
contohnya: musik qasidah, musik Melayu, Aceh, oleh produser, biasanya dengan menggunakan
terbangan, dhikr, marhaban, sholawatan, orkes bahasa Ingriss dan/atau unsur-unsur jazz dan big
gambus, dll. Jadi musik Timur Tengah mempengaruhi band yang sedang digemari juga di AS 15 .
musik Indonesia secara langsung dan secara tidak Sebaliknya, musik Latin juga mempengaruhi musik
langsung, melalui musik Latin. “Tin Pan Alley, musik panggung dan film, jazz16,
Selain itu, pengaruh paduan suara diatonis rhythm-and-blues, musik country, dan rock and
yang digunakan dalam gereja Protestan dapat roll” (Storm, 1979). Baik dengan bentuk baru ini
didengar dalam kesenian tifa totobuang (Maluku), maupun dengan bentuk aslinya, musik Latin
gondang batak (Sumatra Utara), pa´pompang menyebar serta mempengaruhi musik berbagai
(Sulawesi Selatan), dan musik tradisional lain; negara melalui New York, Los Angeles, London,
sedangkan musik asal German mempengaruhi musik dan Paris17. Sebagai contoh, akibat kegilaan
Latin pada akhir abad ke-XIX sampai pertengahan terhadap rhumba di AS pada dasawarsa 1930-an;
abad ke-XX, misalnya dalam genre wals, corrido, di Spanyol lahir jenis rumba flamenca, rumba
polka, norteña, cumbia, tango, cueca, wayno, gallega, dan rumba catalana; di Kolombia rumba
forró, merengue, vallenato, dll. Di sisi lain, criolla; di wilayah Afrika Tengah rumba lingana
walaupun belum ada bukti yang kuat untuk dan soukous; dan di Indonesia arabic rumba (Syech
membenarkan teori A.M. Jones tentang pengaruh Albar).
musik Indonesia di Afrika, selain Madagaskar9; tentu Beberapa lagu Latin abad lalu yang sangat
saja ada persamaan atau kebetulan seperti pola ritmis terkenal di berbagai negara adalah: La Paloma, El
3-3-2 (lihat notasi pola bas son cubano di diagram Día Que Me Quieras, Lamento Borincano, Brasil,
2), sinkope, tekstur heterofoni, dan penggunaan alat El Manisero, Canto Siboney, La Cucaracha18,
musik perkusi (xilofon dan membranofon) dan alat Bésame Mucho, Ay Mamá Inés, Tico Tico No
musik dawai (harpa) yang mirip. Fuba, Banana Boat, Quizás Quizás Quizás, El
Condor Pasa, Carnavalito, Guantanamera,
3.3 Penyebaran Musik Latin Perfidia, Caballo Viejo, Pepito, Cielito Lindo,
Penyebaran musik AL, jazz, rock and roll Garota de Ipanema Tequila, La Bamba, dan Oye
dan pop tidak dapat terlepas dari industri rekaman Como Va. Sedangkan beberapa musisi dan grup
AS, terutama Columbia Phonograph Company yang mempunyai peran penting dalam penyebaran
(1889) dan RCA Victor 10 (1901). Kedua musik Latin termasuk: Dolores del Río, Guty
“monopoli” ini yang berpusat di New York dapat Cárdenas, Carlos Gardel, Amalya Mendoza,
menguasai pasaran karena mempunyai paten, namun Edmundo Ros, Carmen Miranda, Don Arpizu, Yma
lantaran perubahan teknologi dan hukum, perusahaan Sumac, Rafael Hernández, Ignacio Piñero, Benny
lain mulai menyaingi mereka11. Sejak awal abad ke- Goodman, Trío Matamoros, Bing Crosby, Machito,
XX, para musisi AL yang tinggal, datang, atau Cachao, Art ie Shaw, Los Panchos, Los
didatangi ke AS oleh perusahaan rekaman atau Paraguayos, Benny Moré, Pérez Prado, Tito
manager; mulai mengabadikan berbagai jenis musik Puente, Carlos Jobim, Carlos Santana, Los Tres
tradisional dan populer dalam piringan hitam12. Tenores, Bing Crosby, Ritchie Valenz, Pedro
Sesudah terbukti kesuksesan ekonomi musik tango, Infante, Chuck Río, Los Lobos, José Feliciano,

40 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

Ruben Blades, Fania All Stars, Víctor Jara, Celia Tiga Dara (1957), Asrama Dara (1958), dan Bing
Cruz, Buena Vista Social Club, dan Gypsi Kings. Slamet Tukang Becak (1959). Asrama Dara, yang
Beberapa penyanyi AL terlibat juga dalam dimusikalisasikan oleh Sjaiful Bachri dengan bantuan
film musikal Holywood, misalnya Carmen Miranda El Dolores Combo, mengangkat secara ringkas
asal Brasil yang membintangi Flying Down to Rio tema rumberas serta menggambarkan kegemaran
(1933). Film ini sempat ditayangkan beberapa tarian Latin di Jakarta pada pertengahan abad lalu.
minggu di kota-kota besar di India pada tahun 1934, Berbarangan dengan India, pada akhir dasawarsa
sehingga membuka kegilaan di Mumbai terhadap 1930-an musik Latin pun mengubah tarian ronggeng
tarian carioca (Shopi, 2014). Tema Latin yang Melayu di Singapura dan Malaysia (van der Putten,
eksotis sangat menguntungkan; oleh karena itu, pada 2014):
tahun 1945, AS telah membuat sebanyak 84 film
yang tersebar di pasaran lokal dan internasional “[…] Irama-irama baru dari AL membanjiri
(Shaw and Dennison, 2007 dalam Shopi, 2014). Malaya setelah perang. Di mana-mana di
Biasanya film-film itu mengandung musik Latin Malaya terjadi kegilaan terhadap samba dan
sehingga mendukung juga penjualan rekaman- rumba– dan popularitas tarian nasionalnya
rekaman artis mereka serta penyebaran musik Latin sangat menurun. Pemilik ronggeng yang
pada umumnya. hampir bankrut mencari cara baru untuk
Dipengaruhi oleh film noir asal Perancis, menarik langganan, namun tanpa berubah
film musikal Hollywood, dan tempat hiburan malam suasana pesta ronggeng Melayu. Pada
di Kota Meksiko dan Havana yang menyebar sejak awalnya mereka mengembangkan musiknya
tahun 1920-an; genre film rumberas (wanita-wanita dengan menambah pemusik dan berubah
penari rumba) asal Meksiko membintangi sesosok ritmenya secara bertahap. Lalu tiba-tiba
perempuan muda dan sintal yang menari seksi di penaklukkanya sudah lengkap. Rumba,
sebuah kabaret. Selain rumba, femme fatale itu samba dan conga menduduki ronggeng.
juga menari danzón, mambo, conga, calypso, Joget modern terlahir”. (The Straits Times,
samba, son cubano, cha cha chá dan musik Afro- 1949 dalam van der Putten, 2014)
Karibe lainnya. Di antara film pertama berjudul
Siboney (1938) dan Caña Brava (1965), Meksiko
memproduksi sekitar seratus film rumberas19 yang
mempengaruhi kembali Hollywood, bahkan
Bollywood dan industri film lainnya, termasuk
Indonesia.
Sejak akhir dasawarsa 1930-an para
pengusaha Mumbai membuka kabaret-kabaret
untuk tarian ballroom Latin dan AS yang diiringi
oleh pemusik lokal ataupun luar negeri. Salah satu
adalah pemain trompet asal Goa Chic Chocolate
yang sejak tahun 1941 bermain musik Latin dan jazz
dengan grupnya Chic and His Music Makers. Dia
berkolaborasi dengan komponis Ramachandra
untuk merekam musik berbagai film Bollywood
bernuansa Latin20, di antaranya Albela (1951). Film-
film Bollywood sering ditonton di Malaysia21 dan Diagram 1: Difusi musik dan budaya yang
Indonesia22, sehingga mempengaruhi musiknya dan berperan dalam pengaruhnya musik AL di
filmnya. Di Indonesia tiga film bertema Latin adalah: Indonesia.

Volume 13 No. 1 Juli 2020 41


3.4 Pengaruh Musik Latin di Indonesia an di Medan, Jakarta dan Surabaya mencampurkan
Sekitar tahun 1930-an beberapa komponis unsur-unsur musik Melayu, Barat, Amerika Latin,
mencoba memasukan unsur-unsur Barat dan Latin India, dan Timur Tengah sehingga menghasilkan
ke dalam irama keroncong. Di antaranya: S. sebuah kategori fleksibel yang terus berubah dan
Abdullah yang membuat lagu-lagu keroncong berkembang, yaitu “Melayu” (Weintraub, 2010).
rumba, keroncong tango (lagu Priksa Dirimu), Menurut beliau, yang dari Medan23 dianggap “OM
dan berbagai perpaduan lainnya; Kusbini, yang asli” karena mereka yang pertama muncul.
menciptakan lagu kroncong tango Sorga Dunia, Musiknya berakar dalam kesenian Melayu Deli serta
dan Oemar Bakri. Sejak itu keroncong mulai disukai musik Malaysia. Yang dari Jakarta24 dianggap “OM
oleh semua lapisan masyarakat dan tersebar luas modern”. Mereka sering menyanyikan lagu-lagu
sampai Malaysia dan Singapura. Beberapa orang Bollywood dalam bahasa Indonesia dan
menganggap perkembangan ini tidak layak disebut penyanyinya meniru ornamen khas India. Gaya inilah
keroncong sehingga menjadi polemik yang yang pada dasawarsa 1970-an berkembang menjadi
memunculkan istilah “keroncong asli” dan musik dangdut. Sedangkan OM dari Surabaya25
“keroncong modern” (Suadi, 2017:101-107). berkiblat ke Timur Tengah serta terinspirasi oleh
Selain keroncong dan orkes gambus; Orkes Gambus Syech Albar (1920-an dan 1930-
pemusik Melayu, Minang, Sunda, Batak, dan suku- an) dan Orkes Gambus Alfan (1940-an).
suku lain mencampurkan musik tradisional masing- Melihat keberhasilan OM, musisi-musisi
masing dengan unsur-unsur Latin dan AS, sehingga Minang meniru gayanya tetapi dengan menggunakan
muncul yang disebut lagu daerah dan/atau pop lagu, bahasa dan unsur musikal khas mereka dan
daerah pada pertengahan abad ke-XX. Mereka daerah lain. Gaya ini juga disebut Minang Mambo,
memainkan bongo, conga, maraca, claves, piano, dan di antara grup terkenal termasuk: Orkes
dan trompet; mengarensemen lagunya dengan motif Kinantan di bawah pimpinan (dbp) Cassim Abbas,
paduan alat musik tiup logam atau ensambel gitar Orkes Cubana Teruna Ria (1957) atau Orkes
khas Latin; memakai harmoni dan melodi tonal khas Teruna Ria dbp Zaenal Arifin (dengan penyanyi
Latin; dan menggunakan irama-irama Latin yang tersohor Oslan Husein dan Mus D.S.), Orkes Sjaiful
berdasarkan ritme clave, habanera, quintillo, dan Nawas dbp Sjaiful Nawas, Etika Rama dbp Jus
sinkopase. Kinantan, Orkes Kumbang Tjari, dan Orkes
Gumarang (1953) dbp Asbon Madjid, yang sempat
mengadakan beberapa pertunjukan di AS dan
Eropa pada tahun 1964.
Asbon pernah menjelaskan alasannya untuk
menggunakan unsur-unsur musik Latin yang sedang
disukai di Indonesia pada saat itu: “Sebenarnya
cuma sekadar aransir dan tempo saja supaya bisa
diterima masyarakat bukan Minang”. Sedangkan
penyanyi Elly Kasim, yang pernah diiringi oleh Orkes
Gumarang menyatakan: “Meski musiknya Latin, lagu
dan syairnya menyatu. Intonasi, cengkok, cara
Diagram 2: Pola-pola ritmis khas Latin yang nyanyi Gumarang itu Minang sekali. Kalau lirik
digunakan di Indonesia diterjemahkan ke bahasa Indonesia, akan terasa
tidak mengena, dan janggal […] Gumarang itu
Dalam artikel berjudul Musik dan ke- tonggak lagu-lagu pop daerah. Dialah yang
Melayuan, Weintraub menjelaskan bahwa “Orkes mengangkat lagu daerah menjadi terkenal”
Melayu [OM] pada dasawarsa 1950-an dan 1960- (Kompas, 2012)

42 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

Formula lagu daerah yang diaransemen ala 1955, yang sempat merekam banyak lagu daerah
Latin dikembangkan juga di berbagai provinsi di yang kemudian disiarkan di RRI sebagai upaya untuk
Indonesia, misalnya: Orkes Sinondang Na Uli dbp membangun hiburan daerah (Yampolsky, 1987
Gordon Tobing26 dan Nahum Band dbp Nahum dalam Barendregt, 2002) . Pada tahun 1965, akibat
Situmorang di Sumatera Utara, Orkes Taboneo dbp dari wejangan Ki Hajar yang mengatakan harus ada
Usman S. dan Orkes Melayu Rindang Banua dbp pengganti musik bagi pemuda (Pertiwi, 2014),
Dokter Sarkawi di Banjar, Kalimantan Selatan, diterbitkan album Mari Bersuka Ria dengan Irama
Orkes Maredja Redja dbp Mariana Latuhero, Lenso yang merupakan upaya sang presiden untuk
Lenny Beslar, dan Orkes Marentjong Rentjong menyaingi tarian Latin dan rock and roll. Beliau
dbp Peter Latuhero di Makasar, Orkes Didy mengajak seniman Jack Lesmana, Idris Sardi dan
Pattirane, Djodjaro Telu, dan Orkes Rame Bing Slamet untuk menggali tari lenso28, akan tetapi
Dendang dbp C. Hehanusa di Maluku. Sedangkan album ini tetap terdengar unsur Latin-nya (Raditya,
di Bandung pada akhir tahun 1950-an Eka Djaya 2017). Sepertinya, mereka tidak mampu atau
Combo dbp Rudy Rusadi memainkan lagu-lagu memang sengaja memasukan unsur musik Latin, yang
Sunda dengan irama Latin dan warna suara ala Elvis sudah menjadi inspirasi mereka pada saat
Presley. Grup dan penyanyi lain yang memadukan memainkan musik.
unsur Latin dan Sunda adalah Etty Bardjah, Etty Selain membentuk grup Mambetarumpajo,
Kusumah, Nina Kirana, Nada Kantjana dbp Moh Bing Slamet bersama Yamin Wijaya, Ireng Maulana,
Jasin, Madesya Group, dan Uppit Sarimana. Pola Itje Kumaunang, Benny Mustaph dan Idris Sardi
bas son cubano (diagram 2) sangat mempengaruhi menciptakan grup rock-latinan Eka Sapta pada
genre Pop Sunda. tahun 1963, serta Trío Los Gilos dan Trío SAE,
Di Bandung dan kota-kota besar lain, yang meniru gaya Trío Los Panchos.29 Namun, grup
banyak tempat ballroom dan sanggar-sanggar dansa 1960-an Los Morenos-lah yang paling sukses
Barat terpaksa tertutup (Sjafari, 2016) lantaran meniru lagu-lagu bolero Los Panchos dan trío Los
larangan Sukarno terhadap musik ala Barat, Paraguayos dengan memainkan karyanya sendiri
sebagaimana disampaikan dalam pidato Penemuan (seperti Borondong Garing yang memadukan musik
Kembali Revolusi Kita pada tahun 1959: Latin dan Sunda) ataupun lagu-lagu Latin dalam
“…kenapa di kalangan engkau tidak banyak yang bahasa Spanyol atau Indonesia (misalnya Merlina
menentang imperialisme kebudayaan? Kenapa di karya Julito Rodríguez) Grup ini, yang merupakan
kalangan engkau banyak yang masih rock and roll- perkembangan dari Eka Djaya Combo dan El
rock and roll-an, dansidansian ala cha cha cha27, Dolores Combo dari Bandung, disponsori oleh
musik musikan ala ngak ngik ngok gila-gilaan dan perusahan Pertamina dan sering menampilkan di
sebagiannya lagi […] Pemerintah akan melindungi Istana Negara sampai tahun 2000.
kebudayaan nasional dan membantu Seiring dengan mulainya pemerintahan Orde
berkembangnya kebudayaan nasional” (Soekarno, Baru, pada akhir dasawarsa 1960-an mulai menurun
1959:39) kegandrungan terhadap musik ala rumba dan cha
Akibat ini, impor film-film Barat dan India cha, dan mulai muncul kegilaan terhadap dangdut
dibatasi. Orkes Melayu pun, yang mengandung dan rock-pop gaya AS dan Inggris. Namun,
unsur musik Latin dan India, mendapat kesulitan pengaruh musik Latin masih dapat terasa dalam
untuk mengadakan pertunjukan. Namun, aturan ini kesuksesan Los Morenos dan munculnya, pada
tidak diperlakukan seketat seperti dengan musik akhir 1970-an dan awal 1980-an, artis-artis balada
rock and roll (Sjafari, 2016). Demi menguatkan dan lagu protes seperti Leo Cristi, Abiet G. Ade,
musik tradisional Indonesia, Sukarno mendirikan dan Iwan Fals. Mereka dipengaruhi oleh musik rock,
Konservatori Karawitan Indonesia pada tahun 1950 balada AS seperti Bob Dylan, musik country, musik
dan perusahaan rekaman Lokananta pada tahun Lat in pop dan gerakan nueva canción

Volume 13 No. 1 Juli 2020 43


latinoamericana (lagu baru AL)30 atau trova nueva
(trova baru), yang juga mempengaruhi musik balada
AS.
Di sisi lain, album kedua berjudul Si
Ompong (1973 Serimpi Records) dari band
psychodelic rock Ariesta Birawa (Surabaya
1964); menggunakan perkusi Latin sehingga
terdengar serupa dengan tiga álbum pertama band
Santana. Pada tahun 1972 album Catch a Fire
oleh Bob Marley and The Wailers menyebar di
berbagai negara dan membuka kegemaran terhadap
musik reggae dan falsafat rastafarai. Album Diagram 3: Relatifnya kegemaran/pengaruh jenis-
Rambut Gimbal (1996) oleh Toni Q Rastafara jenis musik Latin di Indonesia. x= sedikit, X=
(yang sejak 1989 sampai 1994 bernama Roots Rock sedang, X = banyak
Reggae) membuka zaman reggae di Indonesia yang
diikuti oleh band dan musisi lain seperti: Asian 4. SIMPULAN
Roots, Steven & Coconut Treez, Joni Agung,
Penyebaran musik Latin di Indonesia
Mbah Surib, Ras Muhammad, Heru “Shaggu”
disebabkan oleh munculnya teknologi rekaman serta
Dog, dan Rumput Laut. Musik reggae di Indonesia
keinginan mencari keuntungan oleh perusahan
senantiasa mewarnai genre ini dengan memasukan
rekaman. Sekarang pun ceritanya tidak jauh
unsur-unsur musik tradisional seperti gamelan atau
berbeda. Sebagai contoh, genre cha cha chá yang
nuansa Melayu.
lahir pada tahun 1953 sudah mempengaruhi musik
Pada tahun 2001 diterbit album berjilid
Indonesia pada tahun 1959; sementara, di zaman
empat Bossa Jawa yang memainkan musik Jawa
digital ini, lagu Despacito yang lahir pada tahun
dan Indonesia dengan irama bossa nova, sebuah
2017 hanya memerlukan set ahun unt uk
jenis musik yang muncul pada tahun 1950-an
mempengaruhi musik Indonesia. Dengan adanya
lantaran campuran berbagai jenis musik tradisional
internet kita bisa menikmati musik apapun di dunia;
Brasil dengan jazz. Sedangkan, musik salsa, yang
akan tetapi belum semua orang dapat mengakses
merupakan perpaduan antara berbagai musik Afro-
jaringan dan sebagian besar yang mempunyai
Karibe dan jazz, meledak dengan lahirnya grup
fasilitas ini tidak penasaran mencari dan hanya
Fania All Stars di New York pada tahun 1968.
menerima dan menggemari tawaran oleh industri
Musik dan tarian ini yang sangat digemari di Afrika,
musik yang terus mengompori dengan uang besar
Eropa dan Jepang31; sampai saat ini, baru saja dapat
para musisi komersial mereka. Masih banyak musik
perhatian oleh grup Samba Sunda yang memasukan
tradisional dan populer AL yang sangat berkualitas
beberapa unsur salsa dan Latin di albumnya Salsa
namun belum dikenal di Indonesia, di antaranya:
& Salse (2002). Pada akhir dasawarsa 1990-an
cumbia, danzón, merengue, son jarocho, son
dan awal dasawarsa 2000-an, sinetron Meksiko
huasteco, bambuco, milonga, forró, dan vals
membanjiri Indonesia dan membawa arus baru
peruano. Tentu saja juga, masyarakat AL (kecuali
musik pop Latin; terutama dari artis Thalía, bintang
Surinam) belum mengenal musik tradisional dan
dari sinetron Marimar, Maria Mercedes, Maria
populer Indonesia. Dengan menggunakan situs
Cinta yang Hilang, dan Rosalinda. Kini, irama
seperti Youtube, Spotify, atau Soundcloud, para
reguetón yang muncul pada tahun 1990-an dengan
musisi gampang mencari inspirasi di negara yang
musisi asal Panamá El General, tetapi mulai
jauh untuk mengembangkan musiknya.
menyebar pada dasawarsa 2010-an, sedang
merubah musik pop di Indonesia.

44 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

Pemusik-pemusik Indonesia sejak awal peruana-en-el-siglo-XX-primeras-


abad ke-XX mulai mendengarkan musik Latin, grabaciones/
mengubahnya dan memadukannya dengan musik
lokal dan internasional sehingga terciptakan-lah Ardao, Arturo (2019). Génesis de la idea y el
berbagai gaya baru yang sangat berkualitas. nombre de América Latina. México:
Kebanyakan lagu yang telah ditelusuri dalam Centro de Investigaciones sobre America
penelitian ini adalah karya baru, bukan arensemen Latina y el Caribe. UNAM, hal. 15
ulang (atau yang biasanya disebut sebagai cover).
Terutama pada tahun 1950-an dan 1960-an, korpus Aretz, Isabel (1952). Música pentatónica en
musik Latin-Indonesia sangat banyak, berkualitas, Sudamérica. Separata de Archivos
Venezolanos de Folklore, Año I, No. 2,
dan mempunyai kekhasan tersendiri. Sepengetahuan
Caracas,
penulis, belum pernah diteliti dengan seksama dari
segi Latinnya.
Arnaiz-Villena et al. 2010. The Origin of
Wawancara, kajian pustaka, dan analisis
Amerindians and the Peopling of the
musikal lebih lanjut dibutuhkan untuk mendaftarkan Americas According to HLA Genes:
lagu dan rekaman yang dipengaruhi oleh musik Latin, Admixture with Asian and Pacific
dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: People. Current Genomics, 2010, 11,
Musik Latin apa yang pemusik dan masyarakat 103-114. Bentham Science Publishers
Indonesia mendengarkan di abad lalu? Siapa yang Ltd.
menerbitkan rekaman itu di Indonesia dan bagaimana
keberhasilannya secara ekonomi? Apakah ada Badil, Rudi. 2010. Warkop: Main-Main Jadi
pemusik ahli/asal Latin yang pernah mengajar di Bukan Main. Kepustakaan Populer
Indonesia, atau para pemusik dapat mempelajarinya Gramedia.
dengan mendengar rekaman saja? Oleh siapa dan
bagaimana terbuat alat musik Latin seperti bongós, Kristeva, Julia. 1980. Desire in Language: A
congas, maracas, dan claves? Kenapa genre salsa Semiotic Approach to Literature and
yang begitu menyebar tidak dapat sambungan baik Art. Columbia University Press.
oleh pemusik Indonesia? Siapa pemusik atau grup
Latin yang pernah tampil di Indonesia? Apakah Barendregt, Bart. (2002). The Sound of ‘Longing
pemusik Indonesia bergaya Latin pernah tampil di for Home’. Redefining a Sense of Com-
AL dan bagaimana sambutannya di sana? munity through Minang Popular Mu-
Bagaimana pengaruh musik Latin terhadap negara- sic. Bijdragen tot de taal-, land- en
negara lain di Asia Tenggara, khususnya Brunei dan volkenkunde / Journal of the Humanities
Filipina, dan bagaimana pengaruhnya kembali ke and Social Sciences of Southeast Asia
Indonesia? Jadilah tulisan ini sebagai inspirasi dan
Bermúdez, Egberto (2009). Cien años de
jalan pembuka untuk menelusuri secara lebih
grabaciones comerciales de música
mendalam sejarah harmoni ini antara satu negara dan
colombiana: los discos de Pelón y
satu wilayah yang mempunyai begitu banyak
Marín (1908) y su contexto. Ensayos.
persamaan. Historia y teoría del arte (17) Bogota:
Universidad Nacional de Colombia.
5. DAFTAR ACUAN
Bernabéu, Albert Salvador et al. (2014). La Nao
Alvarado, Luis (2014). La música peruana en el de China, 1565-1815. Navegación
siglo XX: primeras grabaciones. comercio e intercambios culturales.
Infoartes https://infoartes.pe/la-musica- Universidad de Sevilla

Volume 13 No. 1 Juli 2020 45


Connell, John & Gibson, Chris (2004). World mu- Pérez Valero, Luis (2018). Industria y música tropi-
sic: deterritorializing place and iden- cal: apuntes para una historia de la
tity. Progres in Human Geography 28 (3). producción musical en Hispanoamérica
y el Caribe (1901-1968). El oído
Fernández, Waldo (2004?). Nostalgia Cubana: La pensante 6 (2): 49-76. ht tp://
Historia del Cha Cha Cha. Cuba, un p p c t . c a i c yt . g o v. a r / in d e x. p h p /
siglo de música, vol.4. https://youtu.be/ oidopensante
XqVEWIarHyU
Pertiwi, Ayu (2014). Larangan Soekarno
Frank, Susana (2008). Pueblos Originarios de Terhadap Musik Barat Tahun 1959-
América. Del Sol, Buenos Aires 1967. AVATARA, e-Journal Pendidikan
Sejarah Volume 2, No 3, Oktober
Hanggoro, Hendaru Tri (2015). Ketika Film India 2014, hal: 340
dan Malaya Bersaing dengan Film In-
donesia. http://historia.id/articles/ketika- de la Peza, María del Carmen (2006). Music and
film-india-dan-malaya-bersaing-dengan- Globalization: the Impact of Latin
film-indonesia-DOazq American Music in Japan. Dalam: Ming
Chen, Guo dan Hill, L. Brooks (Ed.). In-
Jeffreys, M.D.W. (1961). Negro Influences on tercultural Communication Studies XV:1.
Indonesia. African Music : Journal of the San Antonio, TX: International Associa-
African Music Society. Vol. 2 No.4 tion of Intercultural Communication Stud-
ies.
Kompas (2012). Mendengar Rasa Indonesia di
Lokananta. 26 Agustus 2012. https:// Puspitadewi, Rachmani (2006). Aspek Hukum
regional.kompas.com/read/2012/08/26/ Penyelenggaraan Radio Siaran Swasta
03240986/Mendengar. di Indonesia. Jurnal Hukum Pro Justitia,
Rasa.Indonesia.di.Lokananta?page=all 24 (3)

Malcomson, Hettie (2011). The ´routes´ and van der Putten, Jan (2014). ‘Dirty Dancing’ And
´roots´of danzón: a critique of the his- Malay Anxieties: The Changing Con-
tory of a genre. Popular Music, 30, pp. text Of Malay Ronggeng In The First
263-278 http://journals.cambridge.org/ Half Of The Twentieth Century. Dalam:
PMU. Sonic Modernities in the Malay World.
Bart Barendregt (Editor). Brill, Leiden-
Mendivil, Julio (2017). Cosa de hombres: sobre Boston
construcciones de género en la
musicología sobre la música de los Quintero Rivera, Ángel G. (2007). Migration,
Andes. Diagonal: An Ibero-American ethnicity, and interactions between the
Music Review, 2(2), hal:3-77 https:// United States and Hispanic Caribbean
escholarship.org/uc/item/3th1332z Popular Culture. Latin American Per-
spective 34 (1): 83-93.
Oropeza Keresey, Déborah (2011). La Esclavitud
Asiática en el Virreinato de la Nueva Raditya, Michael HB (2017). Ketika Bung Karno
España, 1565-1673. Historia Mexicana, ‘Melarang’ Dangdut. ht tps://
vol. LXI, núm. 1, julio-septiembre, 2011, jurnalruang.com/read/1504165648-
pp. 5-57 El Colegio de México, A.C. ketika-bung-karno-melarang-dangdut
Distrito Federal, México

46 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

Reynolds, Dwight F (2009). Music in Medieval Spottswood, Richard K. (1990). Ethnic music on
Iberia: Contact, Inûuence and Hybrid- records: A discography on ethnic re-
ization. Medieval Encounters 15 (2009) cordings produced in the United States,
236-255. Koninklijke Brill NV, Leiden, 1893 to 1942. Urbana (IV). University
2009 of Illinois Press, hal. 2386-2387

Ricardo Samosir, Disper Antoni (2015).Tiga lagu Stewart, Jack (1991). The Mexican band Legend:
populer Batak Toba dengan melodi Myth, Reality, and Musical Impact; a
yang diadopsi dari musik Barat: kajian Preliminary Investigation. The Jazz
comparative melodi, makna teks, dan Archivist, Vol XI, 2. Tulane University
respons pendengar. Tesis, Universitas
Sumatera Utara, 2015. Storm Roberts, John (1979). The Latin Tinge: The
Impact of Latin American Music in the
Sakrie, Denny (2013). Tio Tek Hong Label United States. Oxford University Pres,
Rekaman Pertama di Indonesia. hal: ix
http://dennysakrie63.wordpress.com/2013/09/22/
tio-tek-hong-label-pertama-di-indonesia/ Suadi, Haryadi (2017). Djiwa Manis Indoeng
Disajang: Musik dan Dunia Hiburan
Shopi, Bradley (2014). Latin American Music in Tempo Dulu. Jilid I: Irama Keroncong.
Moving Pictures and Jazzy Cabarets in Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Mumbai, 1930s-1950s. Dalam: More
than Bollywood: Studies in Indian Popu- Suet Ching, Clare Chang. (2012) P. Ramlee´s
lar Music. Boot, Gregory and Shope, Music: An expression of local identity
Bradley (Editor). Oxford University in Malaya during the mid-twentieth
Press, hal. 202-212 century. Malaysian Music Journal 1 (1),
hal. 16-32. ISSN 2232-1020
Sjafari, Irwan (2016). “De-Westernisasi”, Gaya
Hidup dan Seni Pertunjukan di Kota Thomas, Cyrus (1898). Maya and Malay. The Jour-
Bandung Oktober 1959 – Januari nal of the Polynesian Society. Vol. 7, No.
1960. https://www.kompasiana.com/ 2(26), pp. 89-100 (12 pages)
j u r n a l g e m i n i /
57a80e62f87a61bc70db49cb/de- Waters, Frank. (1996). El Libro de los Hopis.
westernisasi-gaya-hidup-dan-seni- Fondo de Cultura Económica, Méx
pertunjukan-di-kota-bandung-oktober- Weintraub, Andrew (2010). Dangdut Stories: A
1959-januari-1960?page=all Social and Musical History of
Indonesia´s Most Popular Music. Ox-
Soekarno (1959). Penemuan Kembali Revolusi ford University Press, hal. 40
Kita. Kementrian Penerangan R.I.
Pertjetakan Negara, Jakarta Weintraub, Andrew (2010). Music and Malayness:
Orkes Melayu in Indonesia. 1950-
Sorenson, John Leon (1952). Evidences of Cul- 1965. In: Archipel, volume 79, 2010.
ture Contacts Between Polynesia and Musiques d’un Archipel. Sous la direc-
the Americas in Precolombian Times. tion de Dana Rappoport, de Jérôme
Master Thesis, Department of Archaeol- Samuel. pp. 57-78.
ogy, Brigham Young University, Provo
Utah

Volume 13 No. 1 Juli 2020 47


Catatan Akhir: Berkembang untuk menjalankan program S-2 di UPI
Bandung.
1
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda,
6
Tio Tek Hong di Batavia adalah perusahaan pertama Portugal, Inggris, Belanda, Perancis, dan
yang memproduksi piringan hitam pada tahun 1904 Denmark merupakan pedagang budak Afrika di
(Sakrie, 2013); sedangkan Radio Malabar di pasaran Eropa dan Amerika. Akan tetapi
Bandung dan Bataviesche Radio Vereniging penganiayaan ini terjadi juga terhadap orang Asia,
merupakan radio perintis di Tanah Air pada tahun misalnya orang Jawa yang dibawa ke Suriname oleh
1925 (Puspitadewi, 2006:273). Belanda; dan lelaki, wanita dan anak kecil dari
Filipin (kerajaan Spanyol) beserta orang dari
2
Ballroom adalah tempat orang Eropa Ternate, Tidore, Maluku, Sulawesi, Flores, Papua,
kalangan atas berdansa pasangan dengan tujuan Brunei, Jawa, Sumatra, Malaka, Thailan, Makao,
hiburan dan sosialisasi, sejak abad XIV sampai XIX; Nagasaki, Bengala, Goa, Kocin, Gujarat, Malabar,
namun pada abad ke-XX tarian ballroom menjadi Sri Lanka, Mozambik, dan tempat lain di Afrika;
sangat populer di dunia Barat sehingga sering yang diperdagangkan oleh Portugis di Manila antara
dilombakan. Kini tarian ballroom mengandung tahun 1570 dan 1673, sebagian besar untuk
berbagai tarian Eropa, AS, AL, bahkan Afrika, di diperjualbelikan di Meksiko (Oropeza, 2011: 6-29).
antaranya: wals, polka, schottische, mazurca,
tango, foxtrot, swing, lindy hop, twist, salsa, 7
Dalam makalah ini istilah “musik populer”
cumbia, mambo, merengue, porro, cha cha chá, merujuk pada musik yang tersebar melalui media
bachata, kizomba, zouk, forró, samba, dan masa (Manuel 1988:2 dalam Barendregt 2002:
lambada. 414), sedangkan musik tradisional merujuk pada
etimologinya: musik yang diwariskan dari generasi
3
https://youtu.be/Yb1l2Tn01Dg. ke generasi, baik melalui lisan atau tulisan.
Dalam ht tps:// www.youtube.com
8
playlist?list=PLaCs1kl9ISBCBeoMGXw_FmCwL- Menurut Reynolds (2009: 246-253), alat
B_ucBWk penulis telah membuat playlist berjudul musik gesek menyebar dari Asia Tengah
Latinesia dengan contoh-contoh musik Indonesia (kemungkinan Uzbekistan) lalu dibawah ke
yang terpengaruhi oleh musik Latin. semenanjung Iberia oleh orang Arab. Di sanalah
orang Kristen berubah tekniknya dari posisi berdiri
4
Harmoni vi – IV - I – V ini dipakai juga ke posisi tidur, dan mengembangkannya ke kuartet
dalam lagu dangdut Syantik yang tersohor di Tanah alat gesek moderen.
Air setelah meledaknya Despacito sehingga
9
dianggap jiplakannya; namun harmoni yang khas ini Setelah membahas teori A.M. Jones,
telah dipakai jauh sebelumnya dalam beberapa lagu Jeffreys (1961) malah menduga bahwa orang
termasuk Música Ligera, Cómo Te Deseo, Negro-lah, yang dibawa sebagai budak oleh orang
Travesuras, Snow, Zombie, Bailando, dll. Arab, mempengaruhi musik Nusantara.

5
Orang lain yang menyumbangkan data, 10
RCA Victor mempunyai dalam katalognya
saran dan koreksi adalah Ari Nursenja, Burhan 300 rekaman lama dari Kuba dan 350 di antara
Sidik, Leon Gilberto Medellín, Uus Karwati, Argentina dan Uruguay (Quintero, 2007:85).
Irwansyah Harahap, Ismet Ruchimat, dan Stanley
Tulung. Penulis sangat berterima kasih kepada 11
Di antaranya adalah: 1) yang menerbitkan
mereka, dan juga kepada RISTEKDIKTI yang telah musik “tropis” (musik untuk menari dari kepulauan
memberikan beasiswa Kemitraan Negara Karibe dan Brasil) seperti Okeh (1916), Arc (1929),

48 Volume 13 No. 1 Juli 2020


Daniel Antonio Milán Cabrera: Pengaruh Musik Amerika Latin terhadap Indonesia

dan Capitol (1942); 2) yang bergerak khususnya Meksiko sejak 1884 (pembukaan World´s
dalam musik “tropis” seperti Dynasonic (1934), Industrial and Cotton Centennial Exposition)
Coda (1940-1945?), Spanish Music Center sampai 1920 di New Orleans, sehingga
(1940-1945?), Seeco (1944), Ideal (1946), Tico mempengaruhi lahirnya musik jazz (Stewart,
Records (1946), Alegre Records (1956); 3) yang 1991:1-6). Musik Afro-Karibe juga menyentuh
menerbitkan musik Meksiko dan Latin lainnya musik jazz, pertama dengan ritme habanera pada
seperti Alamo, Gaviota, Del Valle, dan Azteca zaman New Orleands dan kemudian dengan lahirnya
(1946-1949?). (Pérez, 2018: 55, 67-69) Latin jazz dan cubob pada pertengahan abad ke-
XX.
12
Spottswood (dalam Bermúdez, 2009:87-
17
134) mencatat bahwa pada tahun 1906 Victor “Tango adalah musik Latin pertama yang
Argentine Orchestra telah merekam berbagai tango datang ke Jepang. Ini terjadi lantaran pemuda-
criollo, di antaranya tango terkenal El Choclo. pemudi kalangan atas yang mendengar dan menari
Lima tahun kemudian duet Montes dan Manrique tango di Paris pada dasawarsa 1920-an. Mouline
asal Peru merekam untuk Columbia 91 keping Rouge Tango Band asal Perancis bermain lebih dari
piringan hitam berisi musik tradisional criolla tiga tahun di Florida Ballroom, yaitu ballroom
(Alvarado, 2014: paragraf 6). terpenting di Tokyo pada dasawarsa 1930-
an…Pada tahun 1935, rumba pun datang ke
13
Kata samba, yang kemungkinan berasal Jepang. Namun, musik ini tidak sukses seperti tango
dari Kongo-Angola (Afrika Barat), diggunakan sebab bagi orang Jepang irama poliritmik rumba
untuk tarian-tarian dari berbagai daerah di Brazil. susah diikuti dan tidak dapat didansa”. (de la Peza,
Versi terkenal di dunia adalah samba jenis carioca 2006:170,171).
dari Rio de Janeiro. (Storm, 1979, hal. 13)
18
Lagu asal Spanyol ini menjadi populer
14
Lagu El Manisero versi Don Arpizu dalam irama wals saat Revolusi Meksiko pada awal
(1930) membuka kegilaan terhadap musik Afro- abad ke-XX. Louis Armstrong merekamnya pada
Karibe di AS dan negara-negara lain. Lagu ini tahun 1935 dalam irama rhumba dan versi inilah
digolongkan sebagai rhumba-foxtrot, sehingga ke yang menyebar di berbagai negara. Di Indonesia
depan istilah rhumba dipakai sebagai merk dagang telah menjadi repertoar opera Batak dengan judul
untuk seluruh jenis musik Afro-Karibe. Rhumba ini Tungkot Salagundi (Irwansya Harahap,
merupakan adaptasi dari musik guaracha dan son komunikasi pribadi, 2019)
cubano asal Kuba; bukanlah jenis rumba Kuba
19
(rumba cubana), yang lebih dekat dengan musik ht t p : / / es. m. wikiped ia. o r g/ w iki/
tradisional Afrika Barat. Anexo:Pel%C3%ADculas_de_rumberas

15 20
Fenomena ini menjadi cikal bakal genre Komponis film lain yang memasukkan
World Music yang datang secara formal pada tahun unsur-unsur Latin dalam karyanya termasuk Omkar
1987. Cap dagang ini menggunakan “percampuran Prasad Nayyar, Naushad Ali, duo Shankar-
dan perpaduan berbagai gaya musik sehingga lebih Jaikshan, (Shope, 2014), dan Iqbal Qureshi, penata
sulit untuk mengetahui asal usulnya, sekaligus musik film hindi berjudul Cha Cha Cha (1964).
eksotisnya menjadikan diterima lebih
21
gampang”(Connell et al., 2004:342-361) Salah satu komponis, penyanyi musik
populer dan pemain film Malaysia yang sangat
16
Beberapa band alat tiup logam dan mempengaruhi musik Indonesia adalah P. Ramlee.
pemusik dari Meksiko sering bermain musik khas Beliau sendiri dipengaruhi oleh teater bangsawan dan

Volume 13 No. 1 Juli 2020 49


orkes Melayu, dan mencampurkan “berbagai irama awal abad ke-20, istilah chacha menjadi cap umum
asing dari Barat termasuk rumba, samba, cha-cha- untuk berbagai jenis musik Afro-Karibe dan Afro-
cha, beguine, dan waltz. Dia juga memadukan Kuba, dan di Indonesia telah berkembang menjadi
irama-irama asing dari Timur Tengah seperti zapin lagu-lagu daerah dan Indonesia yang diaransemen
dan masri, inang dari India dan irama lokal asli. P. ala Latin (terutama dengan unsur-unsur reggae dan
Ramlee juga memasukan dalam musiknya tangga musik Kuba) dengan suara organ atau komputer, di
nada/laras dari musik Arab dan Cina, serta cuplikan antaranya: Cha Cha Ambon, Cha Cha Manado, Cha
lagu-lagu Barat yang terkenal” (Suet Ching, Cha Nostalgia, Cha Cha Teluk Bayur, Cha Cha
2012:17) Batak, Disco Cha Cha, Cha Cha Reggae, Cha Cha
Dangdut, Cha Cha Pop Mandarin, Cha Cha Rohani,
22
Film India pertama ditayangkan di Gorontalo Cha Cha, Cha Cha Cha Irian, Betawi
Indonesia pada tahun 1948. Sejak itu sampai tahun Cha Cha, Cha Cha Lagu Barat, dan Cha Cha Jawa.
1952, sebanyak 81 film asal India telah masuk Tanah Selain di Indonesia, jenis musik cha cha ini bisa
Air (Hanggoro, 2015) ditemukan juga di Thailandia, China, Korea,
Vietnam, Kambodia, Laos, dan Filipinas.
23
Di antara yang menggunakan unsur-unsur
28
musik Latin: Orkes Tropicana di bawah pimpinan Tarian tradisional penyambut tamu dan
(dbp) Muis Radjab, Orkes Studio Medan (RRI) pergaulan dari Maluku (wanita) dan Minahasa
dbp Lily Suhardi, Orkes Sukma Murni dbp Achmad (berpasangan) yang berakar dari Portugis.
F., Orkes Pantjaran Muda, Orkes Melayu
29
Chandralela dbp Husein Bawafie, dan Orkes Al Los Panchos tampil pertama kali pada
Wathan Medan dbp Muchlis. tahun 1944 di New York, dan sejak itu beberapa
trio di Meksiko mengikuti gayanya, di antaranya:
24
Di antara yang menggunakan unsur-unsur Los Diamantes, Los Tres Caballeros, Los Tres
musik Latin: Orkes Saiful Bachri dbp Saiful Bachri, Ases dan Los Montejo.
Orkes Melayu Irama Agung dbp Saudi Effendi,
30
Orkes Melayu Kenangan dbp Husein Aidit dan Dipengaruhi oleh munculnya
Orkes Melayu Bukit Siguntang dbp Abdul Chalik. pemerintahan diktatorial di AL (1960 s.d. 1980) dan
Revolusi Kuba (1959), beberapa musisi mulai
25
Orkes Melayu Sinar Kemala dbp dan menciptakan lagu-lagu “protes” dengan tema sosial
Orkes A. Kadir bermain lagu populer Barat dan dan utopisme yang berakar dalam musik tradisional
Latin di berbagai acara (Weintraub, 2010: 73) daerah AL. Di antaranya: Violeta Parra, Víctor Jara,
Inti Illimani (Chili), Amparo Ochoa, Oscar Chavez
26
Dalam rekaman Gordon Tobing, yang (Meksiko), Soledad Bravo (Venezuela), Facundo
sempat pertunjukan di luar negeri, kita bisa Cabral, Mercedes Sosa, Atahualpa Yupanqui
merasakan perpaduan asri antara musik Batak, (Argentina), Chico Buarque, Caetano Veloso
musik gereja protestan, dan musik Latin. Irama (Brasil), Rubén Blades (Nicaragua), Pablo Milanés,
calypso, rumba, tango, chacha, bolero, samba, Silvio Rodríguez (Cuba), dan Alfredo Zitarrosa
waltz, dan bossa nova juga mempengaruhi berbagai (Uruguay).
karya orang Batak (Ricardo, 2015:79, 80).
31
Grup Orquesta de la Luz muncul pada
27
Musik cha cha ini bukanlah irama cha tahun 1984, tetapi mulai dikenal di dunia dan di
cha chá asli yang lahir di Kuba pada 1953 dengan Jepang sendiri setelah berbagi panggung dengan
lagu La Engañadora. Sama seperti rumba pada Fania All Stars di New Jersey pada tahun 1990.

50 Volume 13 No. 1 Juli 2020

You might also like