Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

TEKNIK MASSAGE EFFLEURAGE UNTUK MENGURANGI NYERI

MELAHIRKAN KALA I DI RUMAH SAKIT


SWASTA PALEMBANG
Maliha Amin1, Herawati Jaya2,Atika Qainitah Ulipia Harahap3
1,2,3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
[email protected]

ABSTRACT
Background: Mother who will labor feel labor pain during the first stage due to uterine
contractions that cause cervical dilation. Labor pain is a problem that worries mothers who are
about to give birth, especially for primigravida. There are several non-pharmacological methods
that can be used to reduce pain, one of which is the effleurage massage technique. This technique
can provide a relaxing effect and make mothers in labor adapt to the pain. This study aims to
describe the nursing implementation of the effleurage massage technique to reduce labor pain in
the 1st stage of labor. Method: Descriptive research design in the form of a case study with a
nursing process approach consisting of: assessment, nursing diagnosis, planning, implementation,
and evaluation by focusing on implementation of nursing of first stage labor pain through
providing and teaching effleurage massage techniques and providing education about labor pain.
The case study subjects are to two cases with the problem of first stage labor pain at Hospital in
Palembang. Result: Effleurage massage techniques have an influence effectively to reducing the
pain experienced by first stage in labor patients. Conclusion: implementation of nursing through
massage effleurage technique can overcome labor pain. Suggestion: It is hoped that the patient /
family can apply the massage effleurage technique independently in order to increase the ability to
adapt in the childbirth process.

Keywords: Massage Effleurage Technique, Childbirth Pain, Stage I.

ABSTRAK
Latar Belakang: Ibu inpartu merasakan nyeri melahirkan saat kala 1 akibat kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi serviks. Nyeri melahirkan merupakan masalah yang sangat mencemaskan
bagi ibu primigravida. Ada beberapa metode nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri, salah satunya teknik massage effleurage yang dapat memberikan efek relaksasi
dan membuat ibu beradaptasi pada nyerinya. Penelitian ini betujuan mendeskripsikan implementasi
keperawatan teknik massage effleurage untuk mengurangi nyeri melahirkan kala 1. Metode:
Desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan
memfokuskan implementasi keperawatan pada nyeri melahirkan kala I dengan memberikan dan
mengajarkan teknik massage effleurage dan memberikan edukasi tentang nyeri melahirkan.
Adapun subjek studi kasus berjumlah dua kasus dengan masalah keperawatan nyeri melahirkan
kala 1 di Rumah Sakit swasta di Kota Palembang. Hasil: Teknik massage effleurage berpengaruh
secara efektif untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien inpartu kala I. Kesimpulan:
implementasi keperawatan melalui teknik massage effleurage dapat mengatasi nyeri melahirkan.
Saran: Diharapkan pasien / keluarga dapat mengaplikasikan teknik massage effleurage secara
mandiri guna meningkatkan kemampuan adaptasi dalam proses melahirkan.
Kata kunci: Teknik Massage Effleurage, Nyeri Melahirkan, Kala I.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 224


PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Pengaturan
Pelayanan Kesehatan Persalinan bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir, mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Persalinan
diberikan kepada ibu bersalin dalam bentuk 5 (lima) aspek dasar meliputi: membuat keputusan
klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medis) asuhan
persalinan dan rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes, 2014). World
Health Organization (WHO) mengenai status kesehatan nasional pada capaian target Sustainable
Development Goals (SDGs) menyatakan secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari
karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dengan tingkat angka kematian ibu (AKI)
sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. Rasio AKI masih dirasa cukup tinggi sebagaimana
ditargetkan menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2017). Menurut
laporan World Health Organization (WHO), penyebab langsung kematian ibu terjadi saat dan
pasca-melahirkan. 75 persen kasus kematian ibu diakibatkan oleh perdarahan, infeksi, atau tekanan
darah tinggi saat kehamilan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012), angka kematian ibu di
Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk
mencapai target AKI sesuai Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030. Angka Kematian Ibu di Indonesia ini termasuk tinggi diantara negara-negara
ASEAN (Kemenkes, 2015). Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 sebanyak 120
orang meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 orang. Penyebab kematian ibu adalah Perdarahan
sebanyak 46 orang, Infeksi sebanyak 2 orang (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan, 2018).
Nyeri persalinan merupakan bagian dari proses normal dapat diprediksi munculnya nyeri
yakni sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
persalinan, nyeri yang muncul bersifat akut memiliki tenggang waktu yang singkat, munculnya
nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan sudah berakhir (Manurung, 2011).
Nyeri melahirkan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu inpartu, khususnya ibu
primigravida dan biasanya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri adalah
dengan metode massage,
Handayani (2016), Nyeri melahirkan dapat diatasi dengan dengan menggunakan metode
massage effleurage. Pasien yang mendapatkan massage effleurage ini akan mempengaruhi
psikologis lebih merasa tenang, nyaman, rileks, puas dan akan lebih dekat dengan petugas
kesehatan yang melayani sehingga secara tidak langsung hal ini bisa mengurangi intensitas nyeri
yang dirasakan. Massage merupakan salah satu manajemen nyeri non farmakologi untuk membuat
tubuh menjadi rileks, bermanfaat mengurangi rasa sakit atau nyeri, menentramkan diri, relaksasi,
menenangkan saraf dan menurunkan tekanan darah (Maryunani, 2010). Effluerage adalah teknik
pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak putus-putus (Pastuty, 2010).
Effleurage adalah bentuk massase dengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan
lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang yang bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi darah, memberi tekanan serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental
(Handayani, 2013). Pijatan effleurage dapat juga dilakukan dipunggung, tujuan utamanya untuk
relaksasi (Gadysa, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskrpsikan
Implementasi Keperawatan Teknik Massage Effluerage untuk Mengurangi Nyeri Melahirkan Kala
1 di Rumah Sakit Swasta di Kota Palembang.

METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif deskriptif untuk mengeksplorasi masalah Implementasi
Keperawatan Teknik Massage Punggung Effluerage untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala 1 di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 225


pelaksanaan, evaluasi, serta dokumentasi keperawatan. Subjek yang digunakan dalam studi kasus
keperawatan adalah ibu primigravida dengan kasus yang diteliti secara rinci dan mendalam.
Adapun subjek yang diteliti berjumlah 2 orang pasien yakni Pasien 1 (Ny. R) yang berusia 26
tahun dan Pasien 2 (Ny. D) yang berusia 24 tahun, dengan tujuan untuk mendeskripsikan nyeri
melahirkan pada kedua pasien tersebut serta implementasi keperawatan masafe effleurage untuk
mengurangi nyeri melahirkan kala 1. Asuhan keperawatan dilakukan pada dua pasien di Rumah
Sakit swasta di Kota Palembang, Asuhan ini dilakukan dimulai dari kegiatan, pengumpulan data,
dilanjutkan dengan penulisan laporan penelitian. Proses pengambilan asuhan keperawatan dari
tanggal 5 s/d 15 April 2021. Pengumpulan data studi kasus dilakukan menggunakan teknik
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik serta penelurusan data sekunder pada dokumen rekam
medik. Wawacara digunakan untuk pengumpulan data keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat
persalinan yang bersumber dari pasien dan keluarga. Observasi dan pemeriksaan dilakukan denga
teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan palpasi, sedangkan data sekunder merupakan data hasil
perkembangan harian pasien, maupun check list pasien. Instrumen pengumpulan data
menggunakan format asuhan keperawatan. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan etik
penelitian berupa penandatangan lembar persetujuan responden (Informed consent); autonomy,
anonymity, confidentialily, justice dan non malaficience.Analisa data yang digunakan dalam studi
kasus ini adalah analisis deskriptif yang disajikan secara tekstular/narasi.

HASIL
Setelah memberikan asuhan keperawatan pada ibu melahirkan dengan nyeri
melahirkan pada Ny. R dan Ny. D dilakukan pada tanggal 5 - 15 April 2021. Proses keperawatan
mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian
Didapatkan hasil pengkajian sebagai berikut:
Kasus 1 (Ny. R)
Pengkajian pada Ny. R dilakukan pada tanggal 5 April 2021 dengan usia 26 tahun, agama
islam, pendidikan terakhir Perguruan Tinggi, pekerjaan sebagai karyawan swasta. Ny. R masuk
rumah sakit melalui IGD pada tanggal 5 April 2021 pukul 17.30 WIB keluar lendir dan bercampur
darah dari vagina dan masuk ke ruang bersalin pada pukul 19.00 WIB, Nyeri yang dirasakan Ny. R
berawal dari perut dan merambat ke pinggang hingga ke bokong, nyeri yang dirasakan oleh Ny. R
terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri terasa saat berbaring dan hilang timbul dengan skala nyeri 8
nyeri berat, Ny. R mengatakan hamil anak pertama. Hasil pemeriksaan tekanan darah 130/70
mmHg, nadi 86x/menit, suhu tubuh 36,5°C. Pada pemeriksaan tinggi fundus uteri 30 cm dengan
usia kehamilan 40 minggu. Kontraksi rahim terjadi 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Ny. R
tampak gelisah, Ny. R mengatakan ia sedikit cemas karena ini adalah pertama kalinya ia
mengalami proses persalinan normal dan merasakan nyeri melahirkan.
Kasus 2 (Ny. D)
Pengkajian pada Ny. D dilakukan pada tanggal 15 April 2021 dengan usia 24 tahun, agama
islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Ny. D masuk rumah sakit
melalui IGD pada tanggal 15 April 2021 pukul 13.30 WIB keluar lendir dan bercampur darah dari
vagina dan masuk ke ruang bersalin pada pukul 17.30 WIB, nyeri yang dirasakan Ny. D berawal
dari perut dan merambat ke pinggang, nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 8
nyeri berat, Ny. D mengatakan hamil anak pertama. Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 130/70
mmHg, nadi 86x/menit, suhu tubuh 36,5°C. Pada pemeriksaan tinggi fundus uteri 30 cm dengan
usia kehamilan 36 minggu. Kontraksi rahim terjadi 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Ny. D
tampak gelisah, Ny. D mengatakan ia sedikit cemas karena ini pertama kalinya mengalami proses
persalinan normal dan merasakan nyeri melahirkan.
Hasil pengkajian dari Ny. R dan Ny. D nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk, terasa saat
berbaring dan hilang timbul. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada kedua pasien, dapat
dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 226


Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
No Kasus 1 (Ny. R) Kasus 2 (Ny. D) Nilai Normal
Diagnostik
1 Hemoglobin 11, 3 g/dL 10, 8 g/dL 12, 0 – 16, 0
2 Hematokrit 32, 8% 32, 0% 37, 0 – 47, 0
3 Golongan Darah A O
4 Rhesus + +
5 Gula Darah 79 mg/dL 54 mg/dL 70 - 140
Sewaktu
6 Antigen Sars-CoV- Negatif Negatif Negatif
2

Pengkajian yang dilakukan pada Ny. R dan Ny. D sesuai dengan berupa identitas, keluhan
utama, riwayat kesehatan, riwayat menstruasi, riwayat penyakit sistemik, riwayat penyakit
keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik. Pengkajian keluhan utama saat dikaji,
Ny. R mengeluh sakit ingin melahirkan sejak pukul 17.30 WIB pada tanggal 05 April 2021 dan
keluar lendir darah, merasa mules, hamil anak pertama. Ny. D mengeluh nyeri pada bagian perut
dan pinggang seperti mau melahirkan sejak pukul 13.30 WIB pada tanggal 15 April 2021 dan
keluar lendir dan darah, hamil anak pertama

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu,
keluarga, atau komunitas pada malasalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada
proses kehidupan (PPNI, 2017). Diagnosa yang mungkin muncul pada Kala 1 dengan penulisan
diagnosa keperawatan mengikuti Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016) yaitu:

Tabel 2. Diagnosa Keperawatan


Masalah Keperawatan
No Pasien Ny. R No Pasien Ny. D
1. (D.0079) Nyeri Melahirkan 1 (D.0079) Nyeri Melahirkan
berhubungan dengan Dilatasi Serviks berhubungan dengan Dilatasi Serviks
2. (D.0080) Ansietas berhubungan dengan 2 (D.0080) Ansietas berhubungan
Krisis Situasional dengan Krisis Situasional

Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien,
dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk
klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2009). Penulisan intervensi keperawatan
mengikuti Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018). Intervensi keperawatan pada
studi kasus ini yang berfokus baik pada kasus 1 maupun kasus 2 pada nyeri melahirkan memiliki
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat beradaptasi dengan nyeri
dengan kriteria hasil berdasarkan SLKI: meliputi klien dapat berdaptasi dan mampu mengenali
nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologis (teknik massage effleurage) dan tanda-tanda
vital dalam rentang normal. Intervensi yang ditentukan pada kasus 1 dan kasus 2 berdasarkan SIKI
yaitu, (I.08238) Manajemen Nyeri. Berikut intervensi keperawatan yang dilakukan pada kedua
pasien (Ny. R dan Ny. D):
Observasi:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (teknik masase effleurage)
Edukasi:

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 227


1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (teknik masase effleurage)

Implementasi Keperawatan
Pada kegiatan implementasi, penulis melakukan kontrak terlebih dahulu dengan kedua pasien
agar siap dari segi fisik maupun psikis dalam menerima asuhan keperawatan. Implementasi
diberikan berdasarkan diagnosa yang diangkat dengan berfokus pada prioritas masalah yaitu nyeri
melahirkan. Penulis memberikan implementasi keperawatan teknik massage effleurage dan
pendidikan kesehatan mengenai nyeri dan teknik massage effleurage terhadap nyeri melahirkan
sebagai diagnosa utama. Peneliti melakukan massage effleurage dan mengatur posisi pasien dengan
miring ke kiri di tempat tidur. Massage effleurage dilakukan saat rahim mulai berkontraksi dengan
cara menggunakan ujung jari yang lembut dan ringan. Melakukan usapan dengan ringan dan tanpa
tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit. Pemberian implementasi
keperawatan teknik massage effleurage ini diharapkan dapat membantu pasien dalam mengontrol
nyeri yang dialami sehingga pasien dapat beradaptasi dengan nyeri tersebut.
Sebelum diberikan tindakan massage effleurage pasien 1 (Ny. R) terlihat meringis sambil
menahan nyeri, Ny. R mengatakan nyeri pada perut dan pinggangnya dan berkeringat. Pasien 2
(Ny. D) juga terlihat meringis menahan nyeri, pasien mengatakan nyeri pada perut dan
pinggangnya, Ny. D juga berkeringat. Ny. D selalu memanggil bidan rungan menanyakan apakah
pembukaan sudah lengkap karena pasien merasa ingin melahirkan. Pasien sesekali meminta
dipanggilkan ibunya untuk menemani sebentar. Pasien 1 dan pasien 2 ini belum memiliki
pengalaman melahirkan sebelumnya karena ini merupakan kelahiran anak pertama.
Saat melakukan teknik massage effleurage pasien 1 (Ny. R) dan pasien 2 (Ny. D) sangat
kooperatif selama pemberian implementasi keperawatan sehingga teknik massage effleurage dapat
berpengaruh untuk mengontrol rasa nyeri yang dialaminya. Setalah diberikan tindakan massage
effleurage pada pasien pertama yaitu Ny. R mengatakan mampu mengontrol nyeri dan beradaptasi
terhadap nyeri yang dialami dengan skala 8 menjadi skala 5. Pada pasien kedua yaitu Ny. D juga
mengatakan setelah dilakukan massage effleurage selama kontraksi Ny. D mengatakan mampu
mengontrol nyeri dan beradaptasi terhadap nyeri yang dialami dengan skala 8 menjadi skala 5.
Artinya ada perbedaan signifikan tingkat nyeri pada pasien inpartu kala I antara sebelum diberikan
teknik massage effleurage dan setelah diberikan teknik massage effleurage.

Evaluasi Keperawatan
Peneliti melaksanakan evaluasi berdasarkan kriteria hasil yang telah di tetapkan.
Hasil evaluasi dari diagnosa keperawatan nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi
serviks yang sudah dilakukan didapatkan hasil pasien berpartisipasi dalam mengontrol
nyeri dan melaksanakan teknik massage effleurage. Kedua pasien (Ny. R dan Ny. D)
mengatakan nyaman saat diberikan teknik massage effleurage. Kedua pasien (Ny. R dan
Ny. D) kooperatif selama pemberian implementasi sehingga kedua pasien dapat merasakan
manfaat dari teknik massage effleurage. Setelah diberikan teknik massage effleurage pada
kedua pasien (Ny. R dan Ny. D) selama kontraksi kedua pasien mengatakan mampu
mengontrol nyeri dan beradaptasi terhadap nyeri yang dialami dengan skala 8 menjadi
skala 5.

PEMBAHASAN
Pengkajian, sebelum dan sesudah melaksanakan teknik massage effleurage peneliti
menggunakan skala numeric, didapatkan hasil skala nyeri pada pasien 1 (Ny. R) dan pasien 2 (Ny.
D) sebesar 8. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-
10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi
terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm.
(Handayani et al., 2011). Skala nyeri pada kedua pasien adalah 8 termasuk skala nyeri berat, secara
objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi masih berespons terhadap tindakan,

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 228


dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan
perubahan posisi, napas panjang. Nyeri saat melahirkan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah
perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim
(serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan. (Judha, 2012).
Terdapat perbedaan pada lokasi nyeri yang dirasakan oleh kedua pasien, yaitu pada pasien 1 (Ny.
R) mengatakan nyeri yang dirasakan berawal dari perut dan merambat ke pinggang hingga bokong,
sedangkan pada pasien 2 (Ny. D) mengatakan nyeri yang dirasakan berawal dari perut hingga ke
pinggang saja. Nyeri yang dirasakan oleh kedua pasien disebabkan oleh kontraksi uterus dan
dilatasi serviks. Perberdaan lokasi nyeri pada kedua pasien dikarenakan nyeri yang dirasakan
bersifat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang itulah yang dapat menjelaskan, menunjukkan lokasi nyeri dan
mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. (Ilmiah, 2015) Nyeri yang dirasakan oleh kedua pasien
harus dikontrol karena rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin.
Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh darah berkontraksi sehingga akan
mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke uterus dan mengakibatkan penurunan
kontraksi uterus yang akan menyebabkan memanjangnya waktu persalinan, sehingga
menghilangkan rasa takut dan nyeri selama proses persalinan menjadi hal yang cukup penting.
(Herinawati et al., 2019) Jika nyeri melahirkan tidak diatasi dapat menyebabkan tekanan darah ibu
meningkat dan kontraksi selama proses melahirkan terganggu.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. (Safitri R, 2019). Tujuan dari pelaksanaan /
implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di evaluasi
untukmengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat, untuk mempertahankan
daya tahan tubuh, untuk mencegah komplikasi, untuk menemukan perubahan system tubuh, untuk
memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien, dan untuk mengimplementasi pesan dokter
(Safitri R, 2019).
Implementasi keperawatan studi kasus yang diterapkan oleh peneliti yaitu melaksanakan
asuhan keperawatan pada dua pasien hanya berfokus pada satu masalah keperawatan yaitu masalah
nyeri melahirkan dan berfokus pada tindakan teknik massage effleurage. Teknik massage
effleurage dapat mengurangi nyeri melahirkan kala 1, dalam melakukan teknik massage effleurage
dapat memberikan efek relaksasi dengan dilakukan secara teratur dan sesuai SOP sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri pada punggung ibu. Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksankan
oleh penulis didapatkan bahwa teknik massage effleurage efektif dalam mengontrol nyeri sehingga
kedua pasien dapat beradaptasi dengan nyeri melahirkan. Hasil Penelitian ini didukung dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya Tri Handayani (2020) dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan nyeri pada kala I fase aktif saat sebelum dan
sesudah melakukan teknik massage effleurage, yaitu sebelumnya ada 15 responden mengalami
nyeri berat menjadi 14 responden dengan nyeri tingkat sedang. Teknik massage effleurage
berpengaruh secara signifikan dalam penurunan nyeri melahirkan pada kala I. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa teknik massage effleurage dapat berpengaruh secara efektif untuk mengontrol
nyeri melahirkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Setelah peneliti melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. R dan Ny. D dengan nyeri
melahirkan, maka peneliti berkesimpulan bahwa:
Hasil penelitian menggambarkan bahwa implementasi keperawatan yang telah dilakukan
dapat mengurangi nyeri melahirkan kala satu dan meningkatnya kemampuan pasien untuk
beradaptasi terhadap nyeri. Nyeri yang dialami oleh pasien 1 (Ny. R) sebelum melakukan
implementasi keperawatan teknik massage effleurage yaitu 8 dan setelah dilakukan implementasi
keperawatan skala nyeri yang dialami menjadi 5 dan pada pasien 2 (Ny. D) skala nyeri sebelum

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 229


dilakukan implementasi keperawatan yaitu 8 dan setelah dilakukan implementasi keperawatan
teknik massage effleurage skala nyeri yang dialami menjadi 5. Ada penurunan skala nyeri pada
kedua pasien yang artinya ada pengaruh pemberian teknik massage effleurage terhadap penurunan
tingkat nyeri ibu bersalin kala I.

Saran
1. Rumah Sakit
Bagi petugas kesehatan diharapkan untuk melakukan pendekatan massage effleurage untuk
membantu mengurangi nyeri melahirkan.
2. Bagi Keilmuan
Penelitian ini dapat memperkaya evidance base massage effleurage sebagai prosedur dalam
mengelola nyeri persalinan.

KONFLIK KEPENTINGAN
Penelitian ini tidak terdapat konflik kepentingan. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk
mengembangkan keilmuan keperawatan. Publikasi ditujukan untuk kepentingan pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D (2017). Tehnik Massage Punggung Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol. 8 No. 2, 100-106. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Darmawati, Lilik (2019). Perbedaan Effleurage Massage Dengan Teknik Kompres Hangat
Terhadap Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Fase Aktif. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Farida, dkk (2017). Pengetahuan Bidan Tentang Teknik Massage Dengan Minat Penerapan Dalam
Mengurangi Nyeri Persalinan. Prosiding seminar nasional kebidanan dan call for paper.
Akbid ngudi waluyo. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Gadysa, 2009. Persepsi ibu tentang metode massage. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Hidayat, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Handayani, dkk. (2015). Pengaruh Massage Effleurage terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primipara di RSIA Bunda Arif Purwokerto Tahun
2012. Jurnal Kebidanan, Vol. 05 No. 01. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Handayani, Sri (2016). Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif. Jurnal
Kesehatan Samodra Ilmu. Stikes Yogyakarta. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Hartinah, Dewi, dkk (2018). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan
Kala 1 Fase Aktif The 8th University Research Colloquium 2018 Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Herinawati, dkk (2019). Pengaruh Effleurage Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota
Jambi Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol. 19 No. 03. Diunduh
pada 25 Januari 2021.
Johnson, Joyce Y (2014). Keperawatan Maternitas Demystified. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Joseph, 2010. Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Perslinan Kala 1 Pada Ibu
Bersalin Di Rsu Muhammadiyah Delenggu Klaten. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Judha, dkk (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Maryunani (2010). Pengaruh massage effleurage terhadap pengurangan rasa nyaman nyeri
persalinan kala 1 fase aktif di wilayah kerja puskesmas kemalang. Diunduh pada 25 Januari
2021.
Mutmainnah, Annisa, dkk (2017). Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. Samarinda:
ANDI.
Novita, R, m (2011). Keperawatan Maternitas. Bogor: GI.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 230


Paramita, Iswari. (2013). Efektivitas Perlakuan Pijat Effleurage Pada Kala I Fase Aktif Persalinan
Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin di BPM Yusnaeni Bulan Mei Tahun 2013.
Journal Of Health. Stikes Guna Bangsa Yogyakarta. Diunduh pada 25 Januari 2021.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Profil Kesehatan Palembang (2018). Angka Kematian Ibu. Di akses pada 6 Januari 2021.
Rahma, dkk. (2017). Efektivitas Teknik Effleurage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri. Prosiding
seminar nasional kebidanan dan call for paper. Fakultas kesehatan Universitas ngudi waluyo.
Diunduh pada 25 Januari 2021.
Ratnawati, Ana (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Reeder, Martin dan Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi Dan
Keluarga. Jakarta: EGC.
Rejeki, S (2013). Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan melalui Teknik Back-Effluerage dan
Counter-Pressure. Jurnal Keperawatan Maternitas, Vol. 01 No. 02. Diunduh pada 25 Januari
2021.
Riska dan Mariza (2016). Pengaruh Massase Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada Ibu Inpartu
Kala I di BPS Nurhasanah Kecamatan Teluk Betung Bandar Lampung. Jurnal Kebidanan.
Universitas Malahayati. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Rohani, (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Rosalinna. (2017). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada
Persalinan Kala I Fase Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemalang. Volume 1 Nomor 2.
Diunduh pada 25 Januari 2021.
Safitri, R. (2019). Implementasi Keperawatan sebagai Wujud dari Perencanaan Keperawatan
Guna Meningkatkan Status Kesehatan Klien. Diunduh pada 27 Januari 2021.
Sari, dkk. (2018). Nyeri persalinan. E-Book Penerbit STIKes Majapahit, 1-30. Diunduh pada 26
Januari 2021.
Schoot, dkk (2002). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada
Persalinan Kala 1 Diwilayah Kerja Puskesmas Kemalang. Diakses pada 25 Januari 2021.
Sitanggang, R (2019). Tujuan Evaluasi dalam Keperawatan. Diunduh pada 27 Januari 2021.
Tazkiyah, K. I (2014). Pengaruh Teknik Massage Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I
Fase Aktif. Jurnal Kebidanan, Vol. 6 No. 1. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Wagiyo dan Putrono (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, Dan Bayi Baru Lahir
Fisiologis Dan Patologis. Yogyakarta: ANDI.
Wulandari, Priharyanti (2015). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Pengurangan Tingkat
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di Ruang Bougenville Rsud Tugurejo
Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 3, No. 1. Diunduh pada 25 Januari 2021.
Yulizawati (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 231

You might also like