Filosofi Sarung Tenun Samarinda Sebagai Simbol Dan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm.

21-31 ISSN: 2302-2582

FILOSOFI SARUNG TENUN SAMARINDA SEBAGAI SIMBOL DAN


IDENTITAS IBU KOTA KALIMANTAN TIMUR
1)
Rina Rifayanti, 2) Gledis Kristina, 3) Sri Roman Doni, 4) Rulis Setiani, 5) Three Putri Welha
1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: [email protected]
2)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: [email protected]
3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: [email protected]
4)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: [email protected]
5)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: [email protected]

ABSTRACT. Sarong Samarinda or Tajong Samarinda is a kind of traditional woven fabric that can be
obtained in the city of Samarinda, East Kalimantan. This sarong is woven using a loom (ATBM called gedokan).
Samarinda weaving stamps become icons or symbols because Sarong Weaving has its own characteristics.
Sarong Tenun Samarinda has also become the identity according to the election and voting by the government
and set in 2013, then inaugurated by the Minister of Education and Culture by establishing the cultural work
of Sarong Tenun Samarinda as the object of Indonesian cultural heritage from East Kalimantan Province in
2016. This research aims to know the philosophy of Sarong Tenun Samarinda as symbol and identity of East
Kalimantan capital city. The research method used in this research is qualitative with phenomenology
approach. The phenomenology approach is all about the nature of attitudes until a certain foundation is found.
The subject of this research is Samarinda City Government Office which is related to Sarong Tenun Samarinda
and Samarinda Sarong weaving craftsmen. Data analysis techniques used in this study are data completion,
data reduction, data presentation and decision and verification.

Keywords: symbols, identities, motifs, sarong samarinda.

INTISARI. Sarung Samarinda atau Tajong Samarinda adalah sejenis kain tenun tradisional yang dapat
diperoleh di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sarung ini ditenun menggunakan alat tenun (ATBM disebut
gedokan). Perangko tenun Samarinda menjadi ikon atau simbol karena Tenun Sarung memiliki ciri khas
tersendiri. Sarung Tenun Samarinda juga telah menjadi identitas menurut pemilihan dan pemungutan suara oleh
pemerintah dan ditetapkan pada tahun 2013, kemudian diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan membentuk karya budaya Sarong Tenun Samarinda sebagai objek warisan budaya Indonesia dari
Kalimantan Timur Provinsi 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui filosofi sarung Tenun Samarinda
sebagai simbol dan identitas ibu kota Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologis adalah semua tentang sifat
sikap sampai fondasi tertentu ditemukan. Subjek penelitian ini adalah Kantor Pemerintah Kota Samarinda yang
terkait dengan Sarung Tenun Samarinda dan pengrajin sarung tenun Samarinda. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kelengkapan data, reduksi data, penyajian data serta pengambilan
keputusan dan verifikasi

Kata kunci: simbol, identitas, motif, sarung samarinda.

1. PENDAHULUAN khas bangsa Indonesia dengan motif dan coraknya


Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki yang beraneka ragam. Perbedaan letak geografis
Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau
keanekaragaman dan warisan budaya bernilai tinggi
mengakibatkan keragaman jenis kain dan ragam
yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu
hiasnya tersebut. Pendapat tersebut diperkuat oleh
warisan budaya itu adalah tenun. Tenun merupakan
Kartiwa (2007) bahwa keragaman kain-kain
salah satu keanekaragaman warisan budaya Indonesia
tradisional dihasilkan oleh perbedaan tenun adalah
yang harus dilestarikan karena dapat memperkaya ciri
21
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

kain tradisional Indonesia yang diproduksi diberbagai dengan menggunakan jahitan tangan. Warna yang
wilayah Nusantara seperti Sumatera, Kalimantan, dominan adalah warna-warna tua dan kontras.
Bali, Sulawesi, Lombok, dan Sumbawa. Warna-warna yang dominan adalah hitam, putih,
Kain tenun tradisional yang berkembang di nusantara merah, ungu, biru laut dan hijau. Corak yang dibuat
telah memberikan ragam corak yang sangat menarik dalam sarung Samarinda sangatlah beragam serta
untuk memperkaya khasanah budaya bangsa. Sebagai memiliki makna dan nilai filosofi masing-masing
karya seni yang luhur, keberadaan kain tradisional yang akhirnya membuat sarung tenun Samarinda
nusantara sarat akan hubungan kontekstual ruang dan menjadi simbol dan identitas dari Ibu Kota
waktu yang saling terkait dengan kebudayaan Kalimantan Timur. (Kantor Perwakilan BI
masyarakat setempat. Kain tenun tradisional tidak Kalimantan Timur, 2014). Kalimantan Timur serta
hanya menyajikan aspek keindahan saja namun sebagai sumbangan teoritis terhadap kajian ilmu
dibalik keindahan kain tersebut terdapat ketekunan pengetahuan Psikologi terutama pada Universitas
penenun dalam menghasilkan karya seni dengan Mulawarman.
didasari nilai serta falsafah hidup yang patut untuk
dilestarikan. Nilai yang terdapat dalam setiap pola
tenun menandakan adanya keterkaitan dengan 2 TINJAUAN PUSTAKA
berbagai hal seperti falsafah hidup, nilai-nilai, adat 2.1 Simbol
istiadat, serta identitas masyarakat setempat.
Tenun yang dihasilkannya pun berbeda-beda dan Kata simbol berasal dari kata Yunani yaitu Symbolos
memiliki makna, nilai sejarah dan teknik yang yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan
berbeda juga. Hal ini terlihat dari segi warna, ragam sesuatu hal kepada seseorang. Simbol sebagai benda
hias, dan jenis bahan serta benang yang digunakan. atau objek material yang nilai atau arti yang ada
Keahlian bangsa Indonesia dalam membuat kain padanya ditetapkan oleh orang yang menggunakan
tenun dapat dilihat dari ragam hiasnya yang tidak objek tersebut (White, 1955).
terlepas dari makna dan nilai sejarah dari para Simbol sebagai kelas tanda dikelompokkan menjadi
leluhurnya dahulu. Kain tenun yang dipakai untuk tiga aspek : simbol sebagai tanda konvensional,
pakaian sehari-hari memakai motif yang sederhana, simbol sebagai jenis tanda ikonik, dan simbol sebagai
berbeda dengan busana adat yang dijadikan busana tanda konotasional. Berikut penjelasan aspek
pembesar kerajaan pada waktu upacara adat, busana menurut North (1990) yaitu:
untuk pengantin, kain samping untuk pria, a. Simbol sebagai tanda konvensional (kesepakatan
perlengkapan peralatan adat yang memakai kain yang bersama).
khusus dan motif yang mempunyai simbol dan makna Sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau
tertentu. individu-individu dengan arti tertentu yang kurang
Kerajinan tenun sarung Samarinda ini pada mulanya lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota
dibawa oleh pendatang suku Bugis dari Sulawesi masyarakat itu.
yang berdiam di kawasan Tanah Rendah (sekarang b. Simbol sebagai jenis tanda ikonik.
bernama Samarinda Seberang) pada tahun 1668. Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang
Orang Bugis pendatang inilah yang mengembangkan diwakilinya. Dapat pula dikatakan, tanda yang
corak asli tenun Bugis menjadi tenun Samarinda. Sar- memiliki ciri–ciri sama dengan apa yang
ung Samarinda atau Tajong Samarinda adalah jenis dimaksudkan.
kain tenun tradisional yang bisa didapatkan di Kota c. Simbol sebagai tanda konotasional (mengandung
Samarinda Kalimantan Timur. Sarung ini ditenun makna).
dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin Konotasi merupakan makna-makna kultural yang
(ATBM) yang disebut Gedokan. muncul atau bisa juga disebut makna yang muncul
Produk yang dihasilkan untuk satu buah sarung karena adanya konstruksi budaya sehingga ada
memakan waktu 2 hari paling cepatnya. Ciri khas sebuah pergeseran, tetapi tetap melekat pada
sarung Samarinda adalah bahan bakunya yang simbol atau tanda tersebut
menggunakan benang yang khusus di datangkan dari 2.2 Identitas
Cina. Sebelum ditenun bahan baku benang masih
harus menjalani beberapa proses agar kuat saat Secara etimologi kata Identitas berasal dari kata
dipintal. Sehelai sarung yang dihasilkan pengrajin identity yang berarti: kondisi atau kenyataan tentang
biasanya memiliki lebar 80 centimeter dan panjang 2 sesuatu yang sama, mirip satu sama lain (Liliweri,
meter. Dengan ukuran sarung sebesar itu pasti ada 2007). Menurut Kaplan (2006) dalam pandangannya
jahitan sambungan di bagian tengahnya yang dibuat terhadap identitas yang dilekatkan pada etnisitas
22
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

mengatakan bahwa etnisitas merupakan sebuah Sarung Samarinda sebagai salah satu hasil asimilasi
konsep yang kompleks, memiliki ciri dan pandangan budaya suku Bugis dan Kutai yang dibawa dari Tanah
yang berbeda-beda di dalam mengartikan diri. asalnya dan dikembangkan sebagai usaha keluarga
Biasanya diasosiasikan dengan perilaku kebudayaan, atau home industri, sampai kini terkenal sampai
contohnya pada bahasa, adat istiadat, keyakinan, mancanegara sebagai hasil budaya khas daerah
sejarah, pakaian dan budaya materi. Kalimantan Timur dengan kualitas yang tinggi. Lahir
Tilaar (2007) dalam bukunya berjudul dari tangan penenun Bugis. Sarung Samarinda
“MengIndonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa”, berkembang karena berhasil memadukan motif
menguraikan hubungan antara identitas individu, Bugis, Dayak, dan Kutai. Secara garis besar sarung
identitas etnis terbentuk menjadi identitas bangsa. Samarinda terdiri dari beberapa motif yaitu motif
Berikut tiga aspek identitas yaitu : Hatta, Soeharto, dan Sari Pengantin. Berdasarkan
1. Identitas diri hasil data dari Dinas Pariwisata, Dinas Perindsutrian
Identitas diri merupakan komponen penting yang Perdagangan dan Koperasi serta Dinas Kebudayaan
menunjukkan identitas personal individu. Semakin Kota Samarinda (2017) maka terdapat empat aspek
baik struktur pemahaman diri seseorang sarung tenun yaitu:
berkembang, semakin sadar individu akan 1. Aspek Sosial
keunikan dan kemiripan dengan orang lain, Dalam aspek sosial kain tenun banyak digunakan
sebaliknya jika kurang berkembang maka individu untuk upacara-upacara adat seperti kelahiran,
semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal perkawinan, ataupun kematian. Bahkan lambang
untuk evaluasi diri. dan warnanya pun telah disesuaikan.
2. Identitas budaya 2. Aspek Ekonomi
Identitas budaya mengacu keanggotaan formal Kain tenun dalam aspek ekonomi dipakai sebagai
atau informal dalam kelompok yang meneruskan alat pertukaran. Pertukaran dalam arti barang yang
dan menanamkan pengetahuan, keyakinan, nilai, dipertukarkan dengan barang lainnya.
sikap, tradisi dan cara hidup. Perhatian identitas 3. Aspek Religi
budaya adalah mengenai apa yang telah dipelajari Pada aspek religi terlihat bahwa ragam hias yang
seseorang di masa lalu dan bagaimana mereka diterapkan mengandung unsur perlambangan yang
menggunakannya untuk mempengaruhi masa berhubungan dengan kepercayaan atau agama
depan. tertentu. Dalam upacara keagamaan kain tenun
3. Identitas nasional atau bangsa khusus digunakan oleh pemuka agama atau dukun.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki 4. Aspek Estetika
oleh suatu bangsa yang secara filosofis Aspek estetika terlihat pada keterampilan,
membedakan antara bangsa yang satu dengan ketekunan didalam menciptakan suatu karya. Baik
bangsa yang lain. dari segi garis, motif dan warnanya dan
menghasilkan suatu nilai estetika.
2.3 Sarung Tenun Samarinda
Tenun termasuk benda-benda seni rupa yang
mengandung nilai fungsional, benda seperti itu 3 METODE PENELITIAN
mempunyai manfaat ganda yaitu sebagai
3.1 Jenis Penelitian
alat/perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Di samping itu tenun dinikmati karena Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
keindahannya. Tenun merupakan salah satu kerajinan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian
seni yang patut dilestarikan (Fisher, 1981). kualitatif adalah suatu penelitian untuk memahami
Sarung samarinda atau Tajong Samarinda adalah masalah-masalah manusia atau sosial dengan
sebuah karya kerajinan rakyat berupa tenunan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks
tradisional yang bisa di dapatkan di Kota Samarinda yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan
Kalimanta Timur. Kerajinan ini berasal dari daerah pandangan terinci dari para sumber informasi serta
Sulawesi Selatan, dibawa oleh orang-orang Bugis ke dilakukan dalam latar yang alamiah. Penelitian
Samarinda tepatnya Samarinda Seberang pada kualitatif bertujuan untuk menyediakan penjelasan
sekitar abad ke 18, dan berkaitan erat dengan sejarah tersurat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas
kedatangan suku Bugis ke Kalimantan Timur. Sarung yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan.
ini di tenun dengan menggunakan alat tenun bukan Penelitian kualitatif dilakukan dalam latar (setting)
mesin(ATBM) yang di sebut Gedokan yang alamiah (naturalistic), peneliti kualitatif
menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh
23
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana Informan yang terlibat dalam penelitian ini memiliki
makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. pengetahuan tentang sarung tenun Samarinda dengan
Menurut Huserl (2011) fenomenoogi adalah ciri-ciri sebagai berikut:
pengalaman subjektif atau pengalaman a. Berusia 28-80 tahun.
fenomenologikal; atau suatu studi tentang kesadaran b. Masih aktif sebagai pengrajin sarung tenun
dari perspektif pokok dari seseorang. Fenomenologi Samarinda.
memiliki riwayat cukup panjang dalam penelitian c. Tidak memiliki gangguan komunikasi (untuk
sosial, termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan kepentingan wawancara).
sosial. d. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
secara utuh.
3.2 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, dengan ciri-ciri diatas
Lokasi penelitian dibagi menjadi empat tempat yang didapatkanya jumlah keseluruhan subjek dan
berbeda sesuai dengan subjek yang diteliti. Pada informan sebanyak 8 orang yaitu 3 subjek dengan 5
subjek pertama yaitu saudari R proses pengumpulan orang informan
data dilakukan dengan metode observasi dan
3.4 Metode Pengumpulan Data
wawancara di kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Samarinda yang beralamat jalan Ir. Tekhnik pengumpulan data merupakan cara yang di
Juanda. Pada subjek kedua MF proses pengumpulan gunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam
data dilakukan dengan metode observasi dan suatu penelitia. Pada penelitian ini peneliti memilih
wawancara yang dilakukan di kantor Dinas jenis penelitian kualitatif maka data yang di peroleh
Pariwisata Kota Samarinda yang beralamat di jalan haruslah jelas spesifik dan terperinci.
Dahlia. Pada subjek ketiga D proses pengumpulan Selanjutnya di jelaskan oleh beberapa metode yang
data dilakukan dengan metode observasi dan lazim digunakan dalam penelitian kualitatif antara
wawancara dilakukan di kantor Dinas Kebudayaan lain wawancara, observasi, diskusi kelompok terarah,
yang beralamat di jalan Biola. analisis karya, analisis dokumen, analisis catatan
Pada informan H, K, S, M, proses pengumpulan data pribadi, studi kasus, studi riwayat hidup, dan lain
dilakukan dengan metode observasi dan wawancara sebagainya (Poerwandari, 2011). Metode
dilakukan di rumah kediaman informan yang pengumpulan data dalam, penelitian ini
beralamat di jalan Bung Tomo gang Karya Muharram menggunakan observasi, wawancara, dan
kelurahan kampung tenun Kota Samarinda dan pada dokumentasi.
informan W dilakukan di Dinas Pariwisata Kota
3.5 Teknik Analisis Data
Samarinda di jalan Dahlia.
Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
3.3 Subjek Penelitian
Creswell (2010) mengatakan analisis data secara
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive keseluruhan melibatkan usaha memaknai data yang
sampling. teknik ini digunakan karena pemilihan berupa teks atau gambar. Pada dasarnya proses
subjek dan informan penelitian didasarkan atas ciri- analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang dari berbagai sumber data. Adapun langkah-langkah
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri analisis data yang digunakan penelitian ini menurut
atau sifat populasi yang memenuhi tujuan-tujuan Miles dan Huberman (2009) yaitu pengumpulan data,
yang telah ditetapkan (Azwar, 2012). reduksi data, penyajian data serta kesimpulan dan
Secara khusus, subjek yang terlibat dalam penelitian verifikasi.
ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengetahui tentang simbol dan identitas sarung
tenun Samarinda. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
b. Berusia 43-51 tahun. 4.1 Hasil Penelitian
c. Masih aktif sebagai pejabat pemerintah Kota
Samarinda yang menangani tentang sarung tenun Ketika melakukan wawancara dengan subjek
Samarinda. penelitian, peneliti melakukan wawancara, dan ber-
d. Tidak memiliki gangguan komunikasi (untuk interaksi sesering mungkin dengan subjek untuk
kepentingan wawancara). mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai
e. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian apa yang hendak diungkap dalam penelitian ini. Da-
secara utuh. lam melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu
meminta kesepakatan subjek mengenai waktu dan
24
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

tempat yang disepakati atau yang dipilih oleh subjek 4.1.1 Sarung Tenun Samarinda
dan informan penelitian untuk melakukan proses wa- Hasil wawancara terhadap subjek terdapat empat
wancara. dalam proses wawancara subjek dan in- aspek pada Sarung Tenun Samarinda yaitu dapat
forman menjawab semua pertanyaan yang diajukan dilihat dari tabel berikut:
peneliti dengan lancar dan tanpa adanya hambatan
berkomunikasi.
Tabel 1. Sarung Tenun Samarinda Pada Subjek
Aspek Umum Khusus
Subjek R Subjek MF Subjek D
Sosial Sarung Tenun Corak pengantin yang harus Sarung samarinda Sarung Samarinda
Samarinda digunakan dibawa pada saat seorang laki-laki dikembangkan sebagai dikembangkan sebagai
untuk berbagai acara melamar kekasihnya tarian Tajong Samarinda pakaian adat Samarinda
adat dan baju Adat Samarinda adat yaitu baju Takwo
Ekonomi Untuk menaikan Dengan melakukan Peningkatan produksi dari Mengembangkan
sektor pemasaran pengembangan industri kreatif modifikasi Sarung Tenun ekonomi kreatif untuk
sarung tenun dan dari program Indonesia BERSERI Samarinda menjadi brand memenuhi permintaan
menaikan tingkat fashion sehingga memiliki pemerintah pusat
ekonomi penenun nilai jual yang lebih tinggi
dikota Samarinda
Religi Kain yang digunakan − − −
untuk acara
keagaman
Estetika Penggunaan Sarung Saat menggunakan sarung tumpal Nilai estetika dari Sarung Nilai estetika dari
Tenun Samarinda (kepala) harus berada didepan. Tenun Samarinda dari Sarung Samarinda, yaitu
yang harus sesuai Hal tersebut merupakan nilai pengembangan sarung keindahanya terbuat dari
dengan fungsi dan estetika secara adat. Nilai estetika menjadi busana sehingga sutera yang lembut
nilai estetika sarung kombinasi warna, motif dan terlihat lebih baik dan
teknik menenun supaya simetris memiliki nilai
dan indah

4.1.2 Simbol menjadi tiga aspek. Adapun aspek dari symbol ter-
hadap subjek penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Simbol menurut North (1990) adalah salah satu istilah
yang cukup berpengaruh dalam ruang lingkup ke-
manusiaan. Dalam bukunya, North membagi simbol
Tabel 2. Simbol Sarung Tenun Samarinda Pada Subjek
Aspek Umum Khusus
Subjek R Subjek MF Subjek D
Simbol sebagai Sarung Samarinda Berawal dari program Kami melakukan survei Dipilihnya Sarung Tenun
tanda ditetapkan berdasar- yang dibuat oleh kurang lebih tiga sampai Samarinda karena selama
konvensional kan hasil voting. Dari Kementrian Dinas empat tahun untuk mencari ini produk sarung tenun
(kesepakatan hasil voting tersebut Perindustrian yaitu produk unggulan Kota Sa- yang dikenal masyarakat
bersama) skor untuk Sarung program Indonesia marinda. seluruh Indonesia dan
Tenun Samarinda BERSERI (bersih, sehat, luar negeri.
yang paling tinggi ramah dan indah)
Simbol sebagai Sarung Tenun Sa- Sarung Tenun Samarinda Dibuatlah pakaian khas untuk Karena Sarung Tenun
jenis tanda marinda terdapat pada sudah menjadi ikon Kota pejabat, walikota, DPRD, kita Samarinda sudah terkenal
ikonik beberapa hal yang su- Samarinda seperti kita buatlah pakaian adatnya Sa- hingga keluar negeri
dah ada seperti pot lihat pada gapura dan pot marinda semuanya dari sar- seperti Malaysia bahkan
bunga yang berada di bunga di pinggir jalan ung Samarinda. Kita buatlah India makanya dijadikan
jalan, gapura, seragam Kota Samarinda . pakaian khas itu khusus untuk landmark karena memang
pemerintahan dan pejabat, walikota, DPRD, kita itulah yang tidak dimiliki
sekolah buatlah pakaian adatnya Sa- kota lain
marinda semuanya dari sar-
ung Samarinda.
Simbol sebagai Setiap corak yang ada − − −
tanda mengandung makna
konotasional yang berbeda-beda.

25
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

4.1.3 Identitas Bangsa”, maka didapatkan 3 aspek identitas. Adapun


hasil penelitian identitas terhadap subjek penelitian
Menurut H.A.R. Tilaar (2007) dalam bukunya ber-
dapat dilihat pada tabel berikut:
judul “MengIndonesia Etnisitas dan Identitas
Tabel 3. Identitas Sarung Tenun Samarinda Pada Subjek.
Aspek Umum Khusus
Subjek R Subjek MF Subjek D
Identitas Bahwa kurangnya inovasi Setiap hasil karya harus memiliki − −
diri dari setiap pengrajin dalam identitas diri (label) meskipun ada
pengembangan motif maupun Hatta Hasil Sumarni, Hatta Hasil
warna. Marumi dan Hatta Hasil dari
Bunga semua harus ada identitas
diri karena mereka merasa bahwa
kepunyaan dirinya lah yang paling
bagus.
Identitas Sarung Tenun Samarinda Dari program Indonesia BERSERI − −
budaya merupakan hasil kebudayaan dicari produk unggulan yang sudah
perempuan suku Bugis Wajo berakar budaya salah satunya yaitu
yang sudah ada sejak dahulu Sarung Tenun Samarinda
dan terus dilestarikan di
Samarinda Sebrang hingga
sekarang
Identitas Sarung Tenun Samarinda Dari program Indonesia BERSERI Sudah diakui oleh Sudah pernah
nasional memang sudah terkenal ini dikaitkan dengan program Kementrian mengikuti perlombaan
atau dalam tingkat nasional DEKRANAS (Dewan Kerajinan Kebudayaan pada tingkat nasional
bangsa maupun mancan negara nasional) dan memang program sebagai Warisan dan masuk dalam
BERSERI ini terintegrasi antara Budaya Tak nominasi. Akhirnya
program prsiden, program Benda. Sarung Tenun
pemerintah, dan program Dewan Samarinda menjadi
Kerajinan Nasional terkenal

Tabel 4. Hubungan Sarung Tenun Samarinda Sebagai Simbol


Sarung Tenun Simbol
Samarinda
Aspek Simbol Sebagai Tanda konvensional (kesepakatan bersama)
R MF D
Sosial Sarung Tenun Samarinda yang Dari Sarung Tenun Samarinda sebagai Produk sarung Tenun
memilki skor tinggi darihasil produk unggulan dikembangkan Samarinda yang dikenal
vooting, dan salah satunya yaitu menjadi pakain Adat Samarinda serta masyarakat luas, maka
corak pengantin dibawa oleh Tari Tajong Samarinda dikembangkan menjadi baju
mempelai laki-laki sebagai Adat Samarinda yaitu baju
syarat melamar Takwo
Ekonomi Dari program Indonesia Sarung Tenun Samarinda merupakan Sarung Tenun Samarinda sudah
BERSERI yang tujuanya untuk produk unnggulan Kota Samarinda, dikenal masyarakat luas,
mengembangkan perekonomian sehingga dimofikasi menjadi brand sehingga berkembang menjadi
Sarung Tenun Samarinda fashon agar meningkatkan produksi dan ekonomi kretaif untuk
menjadi indsutri kreatif memiliki nilai jual yang tinggi memenuhi permintaan
pemerintah pusat
Religi − − −
Estetika − Sarung Tenun Samarinda merupakan Sarung Tenun Samarinda sudah
produk unnggulan Kota Samarinda, dikenal masyarakat luas karena
dilihat dari segi keterampilan dalam kain berbahan lembut sehingga
memodifikasi sarung menjadi busana dari segi bahan memilki nilai
sehingga terlihat lebih baik dan memiliki estetika
nilai estetika yang lebih tinggi.

26
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

Tabel 5. Hubungan Sarung Tenun Samarinda Sebagai Simbol


Sarung Tenun Simbol
Samarinda
Aspek Simbol Sebagai Tanda Konotasional
R MF D
Sosial Sarung Tenun Samarinda yang Sarung Tenun Samarinda Dijadikan Sarung Tenun Samarinda menjadi
bernama corak pengantin dibawa nama tarian yaitu Tari Tajong landmark karena terkenal secara
oleh mempelai laki-laki sebagai Samarinda dan baju adatnya luas sampai keluar negeri,
syarat melamar sehinggan dikembangkan menjadi
baju Adat Samarinda yaitu baju
Takwo
Ekonomi Ikon Sarung Tenun Samarinda Peningkatan produksi dari Sarung Tenun Samarinda menjadi
yang terdapat di gapura dan pot- modifikasi Sarung Tenun Samarinda landmark KotaSamarinda karena
pot di jalanan, tujuannya untuk menjadi brand fashion yang sudah dikenal secara luas sampai
memperkenalkan dan digunakan pada pakaian khas untuk keluar negeri, sehingga
meningkatan daya beli pejabat, walikota, DPRD, semuanya berkembang menjadi ekonomi
masyarakat agar dari Sarung Tenun Samarinda kretaif untuk memenuhi
mengembangkan perekonomian permintaan pemerintah pusat
Sarung Tenun Samarinda
Religi − − −
Estetika − Nilai estetika Sarung Tenun Sarung Tenun Samarinda menjadi
Samarinda dilihat dari landmark Kota Samarinda yang
pengembangan sarung menjadi sudah dikenal secara luas sampai
busana sehingga terlihat lebih baik keluar negeri, karena berbahan
dan memiliki nilai seperti pada paka- lembut sehingga dari segi bahan
ian khas untuk pejabat, walikota, memilki nilai estetika
DPRD, semuanya dari Sarung
Tenun Samarinda

Tabel 6. Hubungan Sarung Tenun Samarinda Sebagai Simbol


Sarung Tenun Simbol
Samarinda
Aspek Simbol Sebagai Jenin Tanda Ikonik
R MF D
Sosial Setiap corak memiliki makna − −
yang berbeda salah satunya
corak pengantin yang dibawa
oleh mempelai laki-laki sebagai
syarat melamar
Ekonomi Setiap corak yang ada mengan- Setiap corak yang ada mengandung Setiap corak yang ada mengan-
dung makna yang berbeda- makna yang berbeda-beda dung makna yang berbeda-beda
beda.
Religi Sarung Tenun Samarinda Sarung Tenun Samarinda digunakan Sarung Tenun Samarinda
digunakan untuk beribadah untuk beribadah digunakan untuk beribadah
Estetika Saat menggunakan Sarung Sarung Tenun Samarinda memiliki Meskipun setiap corak memiliki
Tenun Samarinda Tumpal makna yang berbeda-beda , dari hal makna yang berbeda, namun
(kepala) atau bagian depan dari tersebu Sarung Tenun Samarinda semua Sarung Tenun Samarinda
sarung, harus berada didepan dimodifikasi menjadi busana yang memiliki nilai keindahan yang
ini merupakan nilai estetika dapat meningkatkan nilai estetika yang sama karena bahannya terbuat dari
secara adat atau kultur tinggi. sutera yang lembut.

27
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

Tabel 7. Hubungan Sarung Tenun Samarinda Sebagai Identitas


Sarung Tenun Identitas
Samarinda
Aspek Identitas diri
R MF D
Sosial − − −
Ekonomi Pengembangan industri kreatif Kurangnya inovasi dari pengrajin Kurangnya inovasi dari pengrajin
dari program Indonesia dalam modifikasi motif sehingga tidak dalam modifikasi motif sehingga
BERSERI dilihat dari setiap memilki ciri khas masing-masing tidak memilki ciri khas masing-
hasil karya pengrajin harus pengrajin. Dan untuk mengingkatkan masing pengrajin, sehingga
memiliki identitas diri (label) produksi Sarung Tenun Samarinda, pemerintah mengembangkan
meskipun ada corak Hatta hasil pemerintah melakukan modifikasi ekonomi kreatif untuk memenuhi
Sumarni, Hatta Hasil Marumi sarung menjadi brand fashion permintaan pemerintah pusat
dan Hatta Hasil dari Bunga sehingga memilki nilai jual yang tinggi
tetapi harus ada ciri khas
masing-masing pengrajin
Religi − − −
Estetika Bahwa kurangnya inovasi dari Bahwa kurangnya inovasi dari setiap Bahwa kurangnya inovasi dari
setiap pengrajin dalam pengrajin dalam pengembangan motif setiap pengrajin dalam
pengembangan motif maupun maupun warna. Sehingga, tidak pengembangan motif maupun
warna. Sehingga, tidak mempunyai ciri khas masing-masing warna. Sehingga, tidak
mempunyai ciri khas masing- pengrajin, hal itu dapat mengurangi mempunyai ciri khas masing-
masing pengrajin, hal itu dapat nilai estetika pada sarung. masing pengrajin, hal itu dapat
mengurangi nilai estetika pada mengurangi nilai estetika pada
sarung. sarung.

Tabel 8. Hubungan Sarung Tenun Samarinda Sebagai Identitas


Sarung Tenun Identitas
Samarinda
Aspek Identitas Budaya
R MF D
Sosial Sarung Tenun Samarinda Sarung Tenun Samarinda merupakan Sarung Tenun Samarinda
merupakan hasil kebudayaan hasil kebudayaan turun-temurun dari merupakan hasil kebudayaan
turun-temurun dari suku Bugis suku Bugis Wajo turun-temurun dari suku Bugis
Wajo, dan Wajo
Dikaitkan dengan program
Indonesia BERSERI dicari
produk unggulan yang sudah
berakar budaya salah satunya
yaitu Sarung Tenun Samarinda
Ekonomi Sarung Tenun Samarinda Sarung Tenun Samarinda merupakan Sarung Tenun Samarinda
merupakan hasil kebudayaan hasil kebudayaan perempuan suku merupakan hasil kebudayaan
perempuan suku Bugis Wajo, Bugis Wajo, kemudian diakukan perempuan suku Bugis Wajo,
kemudian dikembangkan modifikasi sarung menjadi brand kemudin pemerintah
menjadi industri kreatif dari fashion sehingga memiliki nilai jual mengembangkan ekonomi kreatif
program Indonesia BERSERI. yang tinggi. untuk memenuhi permintaan
pemerintah pusat.
Religi Sarung Tenun Samarinda Sarung Tenun Samarinda merupakan Sarung Tenun Samarinda
merupakan hasil kebudayaan hasil kebudayaan perempuan suku merupakan hasil kebudayaan
perempuan suku Bugis Wajo Bugis Wajo yang sudah ada sejak perempuan suku Bugis Wajo yang
yang sudah ada sejak dahulu dahulu awalnya hanya digunakan sudah ada sejak dahulu awalnya
awalnya hanya digunakan untuk untuk beribadah hanya digunakan untuk beribadah
beribadah
Estetika Sarung Tenun Samarinda Sarung Tenun Samarinda merupakan Sarung Tenun Samarinda
merupakan hasil kebudayaan hasil kebudayaan perempuan suku merupakan hasil kebudayaan
perempuan suku Bugis Wajo, Bugis Wajo, kemudian perempuan suku Bugis Wajo yang
untuk pengembangan Sarung Dikengembangankan dari sarung sudah ada sejak dahulu, karena
Tenun Samarindaaragar menjadi busana sehingga terlihat lebih terbuat dari bahan sutera yang
memliki nilai estetika, harus ada baik dan memiliki nilai estetika lembut dapat
kombinasi warna, motif dan menghasilkan nilai estetika dari
teknik menenun supaya simetris segi kualitas.
dan indah

28
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

Tabel 9. Hubungan Sarung Tenun Samarinda Sebagai Identitas


Sarung Tenun Identitas
Samarinda
Aspek Identitas National
R MF D
Sosial − − −
Ekonomi Dari program Indonesia Pemberian penghargaan oleh Sarug Tenun Samarinda sudah
BERSERI ini dikaitkan dengan Kementrian Kebudayaan pada pernah mengikuti perlombaan pada
program DEKRANAS (Dewan Sarung Tenun Samarinda sebagai tingkat nasional dan masuk dalam
Kerajinan nasional) dari hal Warisan Budaya tak benda, sehingga nominasi. Akhirnya Sarung Tenun
tersebut produksi Sarung Tenun pemerintah melakukan modifikasi Samarinda menjadi terkenal, dari
Samarinda semakin meningkat sarung menjadi brand fashion agar hal tersebut pemerintah
sehingga berkembang menjadi memilki nilai jual yang tinggi mengembangkan ekonomi kreatif
industri kreatif untuk memenuhi permintaan
pemerintah pusat
Religi − − −
Estetika − Pemberian penghargaan oleh Sarug Tenun Samarinda sudah
Kementrian Kebudayaan pada pernah mengikuti perlombaan pada
Sarung Tenun Samarinda sebagai tingkat nasional dan masuk dalam
Warisan Budaya tak benda, sehingga nominasi. Akhirnya Sarung Tenun
pemerintah mengembangankan Samarinda menjadi terkenal karena
sarung menjadi busana sehingga terbuat dari bahan sutera yang
terlihat lebih baik karendan memiliki lembut sehingga memilki nilai
nilai estetika yang indah estetika yang indah

4.2 Pembahasan terdapat 4 aspek yaitu aspek sosial, aspek ekonomi,


aspek religi, dan aspek estetika. Berdasarkan hasil
Kota Samarinda merupakan Ibukota Provinsi Kali-
wawancara pada subjek tentang aspek Sarung Tenun
mantan Timur serta merupakan salah satu kota
Samarinda, pertama aspek sosial bahwa Sarung
terbesar di Kalimantan. Samarinda juga memiliki
Tenun Samarinda digunakan untuk berbagai acara
identitas khusus dari budaya nenek moyang yang su-
adat. Aspek ekonomi untuk menaikan sektor pemasa-
dah turun temurun sesuai sejarah dari masa lampau
ran sarung tenun dan menaikan tingkat ekonomi
dan berakar budaya yang masih lestari hingga kini Sa-
penenun dikota Samarinda. Aspek religi bahwa Sar-
marinda yang memiliki unsur budaya dan ciri khas
ung Tenun Samarinda merupakan kain yang
yang beragam menjadikan Samarinda lebih di kenal
dari yang lebih unik yaitu Sarung Tenun Samarinda digunakan untuk acara keagaman, dan untuk aspek
atau Tajong Samarinda yang meiliki filosofi dan un- estetika subjek mengatakan bahwa penggunaan Sar-
ung Tenun Samarinda yang harus sesuai dengan
sur sebagai identitas bagian dari ciri khas dari Kota
fungsi dan nilai estetika sarung.
Samarinda. Ada beberapa ikon atau simbol yang
Munculnya Sarung Samarinda akhirnya menjadi
mencerminkan Kota Samarinda yaitu pesut, tam-
simbol Kota Samarinda. Menurut North (1990), sim-
bangan, amplang, tepian, dan Sarung Tenun Sa-
bol juga sebagai kelas tanda dikelompokkan menjadi
marinda.
tiga kategori: simbol sebagai tanda konvensional,
Dasar kompeten yang Pemerintah Kota lakukan un-
simbol sebagai jenis tanda ikonik, dan simbol sebagai
tuk mencari identitas dari Ibukota Samarinda ini me-
tanda konotasional. Adapun aspek simbol yang
lalui produk unggulan yang sudah berakar budaya
disampaikan oleh North (1990) terdapat tiga aspek
yang masih tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu,
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simbol se-
pada saat dilakukan vooting untuk memilih apa yang
bagai tanda konvensional (kesepakatan bersama),
lebih tepat ikon pada saat itu dari lima ikon atau sim-
simbol sebagai jenis tanda ikonik, dan simbol sebagai
bol Kota Samarinda, lalu dari hasil vooting tersebut,
tanda konotasional (mengandung makna). Berdasar-
Sarung Samarinda yang paling banyak dipilih oleh
kan hasil wawancara pada subjek tentang aspek sim-
masyakarat. Dan pada saat itu muncul pula istilah
bol, pertama simbol sebagai tanda konvensional
“One Village One Product”, dimana skor Sarung Sa-
marinda yang paling tinggi pada saat itu. (kesepakatan bersama) bahwa Sarung Samarinda
Sarung Samarinda atau Tajong Samarinda adalah se- ditetapkan berdasarkan hasil voting. Dari hasil voting
tersebut skor untuk Sarung Tenun Samarinda yang
buah karya kerajinan rakyat berupa tenunan tradi-
paling tinggi. Kedua dari aspek simbol sebagai jenis
sional yang bisa kita dapatkan di Kota Samarinda
tanda ikonik bahwa Sarung Tenun Samarinda ter-
Provinsi Kalimantan Timur. Adapun aspek Sarung
dapat pada beberapa hal yang sudah ada di Kota Sa-
Tenun Samarinda berdasarkan hasil wawancara
marinda seperti pot bunga yang berada di jalan,
29
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

gapura, seragam pemerintahan dan seragam sekolah. Indonesia BERSERI yaitu program pada zaman Pres-
Ketiga simbol sebagai tanda konotasional (mengan- iden SBY yang memiliki arti Bersih, Sehat, Ramah,
dung makna) yaitu setiap corak Sarung Tenun Sa- dan Indah. Program BERSERI ini dikaitkan dengan
marinda yang ada mengandung makna yang berbeda- program DEKRANAS (Dewan Kerajinan Nasional).
beda. Penetapan Kota Wisata Kampung Tenun Samarinda
Munculnya Saruung Tenun Samarinda sebagai sim- sebagai destinasi wisata ditetapkan pada tahun 2013.
bol menjadi salah satu diantara beragam keunikan ciri Hal ini juga memperkuat sebagai salah satu bentuk
khas Samarinda yang memiliki nilai estetika dan penghormatan founding father kepada Ir. Muhammad
filosofi hingga di kenal sampai saat ini dan di jadikan Hatta pada saat itu. Sarung Samarinda memiliki
identitas Samarinda yang sudah terkenal di berbagai kualitas yang bermutu tinggi dan dinilai dari tekstur
daerah maupun mancanegara. Selain dijadikan sim- kelembutannya, dari nilai estetika inilah yang men-
bol Kota Samarinda, secara tidak langsung Sarung jadikan corak Hatta menjadi ikon utama Samarinda
Tenun Samarinda juga menjadi identitas dari Kota yang tidak luput dari pandangan masyarakat, karena
Samarinda. Tilaar (2007), dalam bukunya berjudul sesuatu yang akan diangkat menjadi identitas harus-
“MengIndonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa”, lah sesuatu yang dikenal dan terkenal, maka dari itu
menguraikan bahwa setidaknya terdapat empat kon- corak Hatta yang mengungguli dari semuanya.
sep yang dapat berkembang: identitas berarti indentik Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
dengan yang lain. Mengarah pada adanya kesamaan ditetapkannya Sarung Tenun Samarinda menjadi sim-
antara individu dengan individu lainnya; identitas be- bol dan idenitas Kota Samarinda didasarkan pada pro-
rarti menjadi diri sendiri, dilahirkan sebagai suatu in- gram Indonesia BERSERI pada zaman bapak presi-
dividu yang memiliki jiwa sendiri yang terhubung den SBY. Indonesia BERSERI artinya bersih, sehat,
dengan proses kemerdekaan; indentitas berarti men- ramah dan indah. Program BERSERI ini dikaitkan
jadi identik dengan suatu ide. Adapun aspek identitas dengan program DEKRANAS (Dewan Kerajinan
yang telah disampaikan oleh Tilaar (2007) maka Nasional), yang pada saat itu ketua adalah ibu kepala
didapatkan 3 aspek identitas yaitu identitas diri, iden- negara, program ini terintegrasi antara program pres-
titas budaya, dan identitas nasional atau bangsa, ka- iden, program pemerintah, dan program kerajinan na-
rena identitas terbentuk dari keadaan yang tidak ter- sional. Kedua dasarnya adalah program kempetensi
lepas dari lingkungan budaya maupun lingkungan inti dari Kementerian Perindustrian yang esensinya
alamiah yang mana di angkatnya sebuah identitas dari program itu mencari produk unggulan daerah yang
ciri khas haruslah budaya lokal asli yang turun sudah berakar budaya, dan Sarung Tenun Samarinda
temurun di wariskan dari nenek moyang sesuai letak merupakan salah satu hasil budaya masyarakat yang
daerah masing-masing yang mengkhususkanya sudah berakar budaya, tumbuh dan sampai sekarang
hingga akhirnya Sarung Samarinda di akui secara na- tetap ada. Indonesia BERSERI, DEKRANAS Pusat,
sional menjadi warisan budaya tak benda dan menjadi kemudian Kementerian Perindustrian menetapan Sar-
ikon khas dari Kota Samarinda yang telah di sahkan ung Tenun Samarinda ini menjadi salah satu produk
hingga terkenal di masyarakat luas. Berdasarkan hasil unggulan dan ciri khas Kota Samarinda hingga men-
wawancara pada subjek tentang aspek identitas pada jadi simbol dan identitas Kota Samarinda yang kita
Sarung Tenun Samarinda. Pertama aspek identitas lihat di kantor dinas pemerintahan, seragam dinas, se-
diri bahwa kurangnya inovasi dari setiap pengrajin ragam sekolah, serta gapura di Kota Samarinda.
dalam pengembangan motif maupun warna. Kedua
aspek identitas budaya bahwa Sarung Tenun Sa-
marinda merupakan hasil kebudayaan perempuan 5 PENUTUP
suku Bugis Wajo yang sudah ada sejak dahulu dan 5.1 Kesimpulan
terus dilestarikan di Samarinda Sebrang hingga
sekarang. Terakhir identitas nasional atau bangsa Sarung Tenun Samarinda atau Tajong Samarinda
yaitu Sarung Tenun Samarinda memang sudah terke- adalah jenis kain tenunan tradisional yang bisa
nal dalam tingkat nasional maupun mancanegara. didapatkan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Serangkaian kompleksitas dari asal mula di Sarung ini ditenun dengan menggunakan Alat Tenun
angkatnya ikon Kota Samarinda yaitu Sarung Sa- Bukan Mesin (ATBM) yang disebut Gedokan.
marinda atau Tajong samarinda sebagai simbol dan Produk yang dihasilkan untuk satu buah sarung
identitas Samarinda pada mulanya muncul corak memakan waktu 2 hari paling cepatnya.
Hatta sebagai ikon Kota Samarinda pada dasarnya Ciri khas Sarung Samarinda adalah bahan bakunya
bermula dari program Indonesia BERSERI oleh Ke- yang menggunakan benang yang khusus didatangkan
menterian Perindustrian dan selain program dari China. Sebelum ditenun, bahan baku benang
30
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017, hlm. 21-31 ISSN: 2302-2582

masih harus menjalani beberapa proses agar kuat saat Creswell JW. 2010. Research design, qualitative,
dipintal. Sehelai sarung yang dihasilkan pengrajin quantitative, and mixed approaches. Singapore:
biasanya memiliki lebar 80 centimeter dan panjang 2 Sage Publications.
meter. Dengan ukuran sarung sebesar itu pasti ada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014.
jahitan sambungan di bagian tengahnya yang dibuat Sarung Samarinda, Museum Negeri Propinsi
dengan menggunakan jahitan tangan. Sarung asli Kalimantan Timur “Mulawarman”.
tidak pernah disambung dengan menggunakan mesin Fisher J. 1979. Threads of tradition: textiles of
jahit. Inilah salah satu cara untuk membedakan kain Indonesia and Sarawak. Berkeley: Lowie
yang asli dari yang palsu atau buatan mesin pabrik. Museum of Anthropology.
Penetapan Sarung Tenun Samarinda ini memiliki Husserl E. 2006. The basic problems of
beberapa dasaran program Indonesia BERSERI pada phenomenology: From the lectures, Winter
zaman bapak presiden SBY. Beliau memiliki sebuah Semester. Netherlands: Springer.
program yaitu Indonesia BERSERI artinya bersih, Kaplan & Manners. 2006. Teori budaya. Yogyakarta:
sehat, ramah dan indah Dasarnya adalah program PT. Pustaka Pelajar.
kempetensi inti dari Kementerian Perindustrian yang Kartiwa S. 2007. Tenun ikat: ragam kain
esensinya program itu mencari produk unggulan tradisional Indonesia. Jakarta: Gramedia
daerah yang sudah berakar budaya. Hal ini sudah Pustaka Utama.
berakar budaya dan sudah tumbuh hingga sampai Liliweri A. 2007. Dasar-dasar Sikap. Yogyakarta:
sekarang tetap ada. Indonesia BERSERI, Pustaka Pelajar.
DEKRANAS Pusat, kemudian Kementerian Miles MB, Huberman AM. 2009. Analisis Data
Perindustrian menetapankan Sarung Tenun Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Samarinda ini menetapkan Sarung Tenun Samarinda Noth W. 1990. Handbook of Semiotics. USA:
ini menjadi salah satu produk unggulan dan ciri khas Indiana University Press Obituary band
Kota Samarinda hingga menjadi simbol dan identitas (online).
Kota Samarinda yang kita lihat di kantor dinas Poerwandari EK. 2011. Pendekatan Kualitatif untuk
pemerintahan, seragam dinas , seragam sekolah, serta Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3.
gapura di Kota Samarinda. Tilaar. 2007. Mengindonesia etnisitas dan identitas
bangsa Indonesia: tinjauan dari perspektif ilmu
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
6 DAFTAR PUSTAKA White LA. 1966. The social organization of
Azwar S. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: ethnological theory. Rice University. 52 (4).
Pustaka Pelajar.

31

You might also like