Artikel Ilmiah Mohamad Safri Sauqi
Artikel Ilmiah Mohamad Safri Sauqi
Artikel Ilmiah Mohamad Safri Sauqi
ABSTRACT
This study aims to determine the ectoparasites and endoparasites that infest fruit bats
(Cynopterus brachyotis) in Ketapang Timur, Ketapang District, Sampang Regency. The
samples in this study were blood, feces and ectoparasites from 50 fruit bats taken in
Ketapang District, Sampang Regency. Blood samples were examined using a blood
smear method with Giemsa staining, while stool samples were examined using three
methods, namely native, sucrose floating, and acid-fast modification. Blood examination
was checked using a microscope with 1000x magnification and stool examination at
400x magnification. The sample is considered positive if under microscope observation
found parasites that match the characteristics of the protozoa sourced from scientific
references. The results of the study of 50 fruit bats examined found five positives for
digestive protozoa and ectoparasites, the infection was single, with details of one tail
being infected with Eimeria sp. and one tail was infected by Leptocyclopodia ferrarii, while
blood protozoa were not found. This study concludes that the type of protozoa found in
the digestive tract is Eimeria sp. (14%) and ectoparasite Leptocyclopodia ferrarii. (2%). The
total percentage obtained was 16% positive for a single infection of protozoa and
ectoparasites from 50 fruit bats. Suggestions that can be put forward are to conduct
further research using PCR and sequencing to obtain more specific and accurate
identification results, for subspecies or strains.
Mohamad Safri Prof. Muchammad Yunus, drh., M.Kes., Dr. Tjuk Imam R., drh., M.Si.
Sauqi SIN. Ph.D. NIP.196612291993031001 NIP.196109111989031002
061711133265
Approval of Lecturer I Approval of Lecturer II Approval of Lecturer III
Prof. Dr. Setiawan Koesdarto, drh., Dr. Poedji Hastutiek, drh, Dr. Boedi Setiawan, drh.,
M.Sc. NIP.195209281978031002 M.Si. M.P.
NIP.196104021988031003 NIP.197103161996031001
IDENTIFIKASI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA KELELAWAR BUAH
(Cynopterus brachyotis) DI DESA KETAPANG TIMUR KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN SAMPANG
ABSTRAK
Analisis Data
Sampel feses yang didapat dari kelelawar buah (Cynopterus brachyotis) di Desa
Ketapang Timur, Kabupaten Sampang diperiksa secara berurutan dengan metode natif,
sedimentasi dan apung, apabila dalam pemeriksaan ditemukan telur cacing dan
protozoa maka selanjutnya dilakukan identifikasi spesies parasit yang ditemukan.
Sampel darah diperiksa dengan metode ulas darah, apabila dalam pemeriksaan
ditemukan protozoa darah selanjutnya dilakukan identifikasi spesies parasit yang
ditemukan. Spesimen ektoparasit yang ditemukan juga diidentifikasi dengan kunci
identifikasi morfologi menurut Klimpel et al., (2016) dan Taylor et al., (2016). Data yang
diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif.
HASIL
Identifikasi Protozoa Pada Darah, Saluran Pencernaan dan Ektoparasit
Infeksi protozoa dan infeksi ektoparasit pada penelitian ini tergolong infeksi
tunggal, yaitu satu ekor kelelawar buah terinfeksi satu jenis protozoa dan satu jenis
ektoparasit. Pada penelitian ini tidak ditemukan protozoa darah yang menginfeksi
kelelawar buah. Identifikasi pada penelitian ini terbatas pada tingkatan genus yang
diamati dibawah mikroskop berdasarkan morfologi yang disesuaikan dengan
beberapa buku dan jurnal terkait. Tabel 1 menyajikan hasil pemeriksaan protozoa dan
ektoparasit dari 50 ekor kelelawar buah yang diamati.
Pada pemeriksaan feses kelelawar buah protozoa yang ditemukan dari saluran
pencernaan kelelawar buah adalah Eimeria sp. pemeriksaan feses kelelawar buah
melalui metode pengapungan didapatkan ookista Eimeria sp. yang telah bersporulasi
dengan tiga sporokista, berbentuk ovoid dan memiliki dinding berbatas jelas. Eimeria
sp. ditemukan pada satu ekor dari 50 ekor kelelawar buah yang diamati, sehingga
prevalensi Eimeria sp. adalah 2% berada pada kategori Occasionally dengan infeksi
kadang. Jumlah Eimeria sp. dalam satu lapang pandang berjumlah 170 ookista.
Gambaran Hasil pengukuran Eimeria sp. perbesaran 400x dapat dilihat pada Gambar
1.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada 50 ekor kelelawar buah yang diambil dari
sekitar goa di Desa Ketapang Timur, Kabupaten Sampang. Didapatkan satu ekor
kelelawar buah positif Eimeria sp. (2%) dan empat ekor kelelawar buah positif
Leptocyclopodia ferrarii (8%). Sehingga jumlah kelelawar buah yang terinfeksi protozoa
bersifat tunggal sebanyak lima ekor (10%). Jumlah tersebut lebih rendah dari daripada
penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yakni 15% oleh Gay et al. (2014).
Pada penelitian ini tidak ditemukan protozoa darah yang menginfeksi kelelawar
buah. Tidak ditemukannya protozoa darah tersebut kemungkinan disebabkan karena
perbedaan kondisi wilayah, habitat, umur, makanan, serta perbedaan perilaku antar
spesies. Menurut Wilson and Carpenter (1996) kerentanan hewan terhadap parasit dapat
disebabkan antara lain kapasitas penangkaran, suhu lingkungan, kebersihan, musim,
jumlah parasit, ketersediaan hospes, serta gizi dan usia hospes.
Pada beberapa penelitian kelelawar yang sering terinfeksi protozoa darah merupakan
kelelawar penghisap darah dan kelelawar pemakan serangga. Hal ini dikarenakan
serangga yang dikonsumsi sebelumnya telah terinfeksi oleh parasit, dimana serangga
diketahui bertindak sebagai hospes perantara atau transvektor untuk protozoa
(Adhikari, 2020). Kelelawar penghisap darah adalah kelelawar yang sering terindikasi
terinfeksi protozoa darah serta sebagai host dan vektor terhadap hewan lain yakni di
benua Amerika Selatan dan Amerika Utara (Hoare, 1965). Protozoa darah yang
ditemukan pada kelelawar juga bergantung pada keadaan geografis suatu daerah
apakah merupakan daerah endemis protozoa darah atau tidak.
Eimeria sp. serta endoparasit pencernaan yang lainnya seperti giardia dan
cryptosporidium lebih banyak ditemukan pada kelelawar pemakan serangga hal ini
beralasan karena beberapa kelelawar pemakan serangga diketahui memangsa serangga
tanah dan memangsa laba-laba sebagai makanannya (Nowak, 1994). Serangga yang
dikonsumsi biasanya seperti lebah, kecoa, kumbang, lalat, belalang, nyamuk, ngengat
dan rayap. Satu dari beberapa serangga ini merupakan vektor untuk cacing atau parasit
protozoa (Adhikari et al., 2020).
Lebih spesifik lagi Leptocyclopodia ferrarii pada penelitian ini seluruhnya ditemukan
pada kelelawar buah betina. Preferensi Leptocyclopodia ferrarii pada kelelawar buah betina
juga dipengaruhi oleh adanya perilaku grooming. Menurut Mille (2014) perilaku
grooming merupakan mekanisme pertahanan terhadap ektoparasit. Meskipun
merupakan mekanisme pertahanan, namun perilaku grooming memiliki beberapa
kerugian, seperti dapat merontokkan rambut dan menguras banyak energi (Hofstede
et al., 2005). Dengan energi yang terbatas kelelawar betina umumnya tidak melakukan
perilaku grooming karena lebih mengalokasikan energinya untuk aktivitas menyusui
dan perawatan anak (Piksa, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Miller, C. 2014. Host specificity and ectoparasite load of batflies in Utila, Honduras.
Nangoy, M., Ransaleleh, T., Lengkong, H., Koneri, R., Latinne, A., and Kyes,
R.C. 2021. Diversity of fruit bats (Pteropodidae) and their ectoparasites in Batuputih
Nature Tourism Park, Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological
Diversity, 22(6).
Nowak, R.M., and Walker, E.P. 1994. Walker's bats of the world. JHU Press.
Olival, K. J., Dick, C. W., Simmons, N. B., Morales, J. C., Melnick, D. J., Dittmar, K., and
DeSalle, R. 2013. Lack of population genetic structure and host specificity in the
batfly, \Cyclopodia horsfieldi, across species of Pteropus bats in Southeast Asia.
Parasites &Vectors,6(1):1-18.
Pierson, E., and Rainey. 1992. The Biology of Flying Foxes of the Genus Pteropus: a
review. In: Pacific Island Flying Foxes: Proceedings of an International
Conservation Conference (eds. D.E. Wilson and
G.L. Graham). 1-17.
Piksa, K., Skwarek, M., and Siuda, K. 2011. Argasid and spinturnicid mite load on
swarming bats in the Tatra mountains, Poland. Folia parasitologica, 58(4),322.
Suyanto, A. 2001. Kelelawar di Indonesia. Cetakan Pertama.Puslitbang Biologi –
LIPI. Bogor.
Tan, K., Zubaid, and Kunz. 1998. Food Habits of Cynopterus brachyotis (Muller)
(Chiroptera: Pteropodidae) in Peninsular Malaysia. Journal of Tropical Ecology.
14:299–307.
Taylor, M., Coop., and Wall. 2016. Veterinary Parasitology. 4th Edition. Blackwell
Publishing. UK. 853-886.
Wilson, S. C., and Carpenter, J. W. 1996. Endoparasitic diseases of reptiles. In Seminars
in Avian and Exotic Pet Medicine Vol. 2, No. 5:64-74