Uji Daya Hambat Beberapa Jenis Obat Antijamur Pada Jamur Yang Di Isolasi Dari Kuku Kaki

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)

ISSN : 2087-1333 (Online)

UJI DAYA HAMBAT BEBERAPA JENIS OBAT ANTIJAMUR PADA JAMUR


YANG DI ISOLASI DARI KUKU KAKI

Inhibitiveness Test Of Several Types Of Antifungal Medication In Fungi Is Isolated


From Toenails

Ayu Minarni 1, Widarti2, Rahman2


Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Analis Kesehatan, Makassar

Koresponden: [email protected]/082354040094

ABSTRACT

Nails are plates made of horn cells that cover the dorsal surface of the fingers and
toes. Fungi are one of the normal floras. Fungi that are included in normal flora that
infect nails are a class of dermatophytes such as Epidermaphyton floccosum. The aims of
this research were to determine the inhibitory test of antifungal drugs from the azole
group, namely antifungal drugs such as griseofulvin, ketoconazole, itraconazole, and
clotrimazole. The type of research used is descriptive research conducted in the
laboratory through observational antifungal inhibition power isolated from toenails. This
research was conducted at the Makassar Health Polytechnic Microbiology Laboratory
with a total sample of 10 samples. The results showed that the inhibitory test of several
types of antifungal did not occur in the fungi isolated from toenails, therefore further
research is expected to take sampling with a greater number of research subjects. Double
assimilation tests can be carried out to identify species of fungi so that the number and
type of species are larger, varied and more specific. Sensitivity tests can be carried out
with more antifungal drugs.
Keywords : antifungal, toenails

ABSTRAK

Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukaan
dorsal ujung jari tangan dan kaki. Jamur merupakan salah satu flora normal. Jamur yang
termasuk dalam flora normal yang menginfeksi kuku adalah golongan dermatofita seperti
Epidermaphyton floccosum. Tujuan penelitian ini untuk menentukan uji daya hambat obat
antijamur dari golongan azol yaitu antijamur jenis obat griseofulvin, ketoconazole,
intraconazole dan clotrimazole. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat
deskripif yang dilakukan secara laboratorik melalui observasional daya hambat antijamur
yang diisolasi dari kuku kaki. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Politeknik Kesehatan Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 10 sampel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa uji daya hambat beberapa jenis antijamur tidak terjadi
daya hambat pada jamur yang diisolasi dari kuku kaki oleh karena itu penelitian
selanjutnya diharapkan melakukan pengambilan pengambilan sampel dengan jumlah
subjek penelitian yang lebih banyak. Dapat dilakukan uji asimilasi ganda untuk
mengidentifikasi spesies dari jamur sehingga jumlah dan jenis spesies lebih besar,
bervariasi, dan lebih spesifik. Dapat dilakukan uji sensitivitas dengan obat antijamur yang
lebih banyak.
Kata kunci : obat antijamur, kuku kaki

119
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

PENDAHULUAN Onikomikosis, 80% adalah infeksi pada


Dalam manusia yang sehat, jaringan kuku kaki dan hampir setengah kasus
permukaan yaitu kulit dan selaput lendir dari semua penyakit kuku adalah pada
(mukosa) mudah dihuni oleh berbagai orang dewasa terutama pada orang tua
spesies mikroba yang disebut sebagai (James A, dkk, 2016).
flora normal (Todar K, 2012). Flora Angka kejadian Onikomikosis pada
normal dibagi kepada dua kelompok populasi di seluruh dunia sekitar 5%. 20-
yaitu flora tetap (resident flora) dan flora 40% dari kejadian tersebut merupakan
sementara (transient flora). Flora tetap Onychopathies dan 30% kejadian adalah
terdiri dari mikroorganisma tertentu dan kasus micotic cutaneous infection.Pada
menetap pada bagian tubuh tertentu dan negara maju, angka kejadian
pada usia tertentu sedangkan flora Onikomikosis lebih tinggi sekitar 2-3%
sementara pula terdiri dari sampai 13%. Sedangkan negara Asia
mikroorganisma nonpatogenik atau Tenggara, angka kejadian Onikomikosis
berpotensi patogen yang mendiami kulit lebih rendah. Ini dapat dilihat dari skala
atau selaput lender (mukosa) selama survei besar di Asia pada akhir 1990-an
beberapa jam, hari atau minggu dan di mana prevalensi Onikomikosis lebih
biasanya tidak akan menghasilkan rendah di negara-negara tropis (3,8%)
penyakit (Jawetz E, dkk, 1980). daripada di negara-negara subtropis dan
Kuku merupakan lempeng yang Negara-negara di zona beriklim (18%)
terbuat dari sel tanduk yang menutupi (Kaur R, dkk, 2008).
permukaan dorsal ujung jari tangan dan Di Indonesia, Onikomikosis
kaki (Haneke E, 2006). Jamur merupakan salah satu masalah kesehatan
merupakan salah satu flora normal. dari segi diagnosis dan pengobatan.
Jamur yang termasuk dalam flora normal Untuk mengatasi hal ini, telah dilakukan
yang menginfeksi kuku adalah Candida dua penelitian retrospektif tentang
albicansdari golongan yeast. Jamur lain kejadian Onikomikosis pada tahun 1997-
yang sering berkolonisasi pada kuku 1998 dan 2003 yang melibatkan 10
adalah golongan dermatofita seperti rumah sakit universitas negeri pada
Trichophyton rubrum, Trichophyton seluruh negara Indonesia. Hasil
mentagrophytes, dan golongan penelitian menunjukkan tahun 1997-
nondermatofita seperti Aspergillus spp, 1998 kejadian Onikomikosis sebanyak
Scopulariopsis brevicaulis dan 3,5% dan pada tahun 2003 kejadian
sebagainya (Prasad G, Minakshi, 2007). Onikomikosis meningkat ke 4,7% di
Jamur-jamur ini berkolonisasi pada kota-kota besar (Bramono K, dkk, 2005).
kuku yang luka, kuku yang rusak atau Jamur atau fungi adalah salah satu
kulit yang selalu lembab pada waktu sumber penyebab timbulnya penyakit.
yang lama dan orang-orang dengan Infeksi oleh mikroba banyak terjadi
imunitas tubuh yang rendah. Kolonisasi apalagi di negara tropis seperti di
jamur pada kuku menyebabkan Indonesia yang kelembabannya cukup
perubahan warna, perubahan struktur tinggi. Hal ini menyebabkan baik bakteri
dan bentuk dan membawa berbagai jenis maupun jamur tumbuh dan berkembang
komplikasi pada kuku (Chander J, 2002). dengan cepat. Perkembangannya yang
Onikomikosis adalah infeksi kuku sangat cepat dan kemudahannya untuk
disebabkan oleh jamur dermatofita, tumbuh telah menuntut para penemu
nondermatofita dan yeast yang obat untuk mencari dan menemukan obat
menyerang daerah superfisial kulit baru yang berfungsi sebagai
(epidermis). Dari semua kasus antimikroba, karena infeksi oleh jamur

120
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

sering dialami oleh manusia ataupun obat antijamur (Annisa Septiningrum,


hewan. dkk. 2018).
Sementara itu, saat ini banyak Infeksi dapat diobati dengan
mikroba yang telah resisten terhadap menggunakan antijamur. Antijamur
beberapa jenis antijamur. Tubuh kita adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
merupakan tempat tinggal bagi sebagian mikroba, terutama fungi (jamur), yang
jamur dan bakteri. Sebagian dari dapat menghambat atau dapat
mikroba tersebut berguna bagi manusia, membasmi mikroba jenis lain, yang
dan yang lain dalam kondisi tertentu memiliki khasiat mematikan atau
dapat dengan cepat menggandakan diri menghambat pertumbuhan kuman,
dan akhirnya menyebabkan peradangan sedangkan toksisitasnya bagi manusia
atau infeksi pada tubuh kita. relatif kecil (Sofa, 2004). Akan tetapi
Antijamur sistemik golongan azol penggunaan antijamur secara besar-
yang dapat digunakan sebagai obat besaran untuk terapi dan profilaksis
antijamur salah satunya yaitu flukonazol adalah faktor utama terjadinya resistensi.
dengan angka kesembuhan mencapai Banyaknya jamur yang sudah resisten
97%- 100% dalam dosis 300 mg per terhadap antijamur tertentu
minggu selama 2–3 minggu. Dalam menyebabkan pengobatan terhadap
penelitian sebelumnya membuktikan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bahwa flukonazol dapat digunakan jamur menjadi lebih lama (Anonim,
secara efektif untuk mengobati antijamur 2011).
dengan efek samping yang rendah atau Antifungi merupakan salah satu
bahkan tidak ada. flukonazol pada kasus antijamur yang digunakan untuk
antijamur secara in vitro, didapatkan menyembuhkan infeksi yang disebabkan
hasil sensitivitas 100% dari semua oleh fungi atau jamur. Antifungi adalah
sampel. Dalam praktik klinik obat ini aktivitas suatu senyawa yang dapat
masih jarang diresepkan karena menghambat atau membunuh jamur
sediaanya yang hanya terdapat dalam tertentu, sehingga antifungi ini
bentuk sistemik. Sayangnya beberapa diharapkan dapat menyembuhkan suatu
penelitian menunjukkan fakta bahwa penyakit yang disebabkan oleh infeksi
telah terjadi resistensi obat untuk jamur. Beberapa antifungi yang
pengobatan penyakit jamur yang digunakan oleh masyarakat umum
disebabkan baik dari faktor pejamu, adalah obat-obat hasil sintesis secara
obat, maupun dari jamur itu sendiri kimiawi, dari golongan azole.
(Annisa Septiningrum, dkk. 2018).
Dari Journal of Fungi disebutkan METODE
bahwa angka kekambuhan dapat Desain, tempat, dan waktu
mencapai 80% dalam 2 tahun setelah Penelitian ini merupakan penelitian
pengobatan, sehingga untuk benar-benar deskripif yang dilakukan secara
sembuh harus dilakukan pengobatan laboratorik melalui observasional daya
secara menyeluruh, tekun, dan konsisten. hambat antijamur yang diisolasi dari
Meningkatnya angka kekambuhan dapat kuku kaki. Penelitian ini dilaksanakan
menjadi suatu masalah di dunia pada tanggal 21 Mei s/d 20 Juni 2019.
kesehatan. Hal ini menyebabkan banyak Lokasi pengambilan sampel dilakukan di
obat antijamur digunakan secara luas di Balocci Kecamatan Balocci Kabupaten
masyarakat yang akhirnya dapat Pangkep. Dan penelitian ini
meningkatkan angka resistensi terhadap dilaksanakan di Balocci Kecamatan
Balocci Kabupaten Pangkep.

121
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

griseofulvin, ketoconazole,
Bahan dan alat intraconazole dan clotrimazole,
Populasi dalam penelitian ini adalah masing-masing sebanyak 200 gr
semua kuku kaki petani yang terinfeksi antijamur tersebut digerus dan
jamur yang ada di Balocci. Sampel dihaluskan terlebih dulu agar dapat
dalam penelitian ini adalah beberapa diencerkan dengan menggunakan
kuku kaki petani yang terinfeksi jamur methanol 96 % sebanyak 5 ml.
sebanyak 10 sampel. Teknik 2. Analitik
pengambilan sampel dalam penelitian ini Dituang suspensi jamur sebanyak
adalah dengan menggunakan purposive 0,1 ml kedalam 20 ml media SDA
sampling. Alat yang digunakan dalam yang sudah padat kemudian
penelitian ini adalah Gelas kimia, gelas diratakan, diamkan pada suhu kamar
ukur, labu erlemeyer, pipet tetes, pipet selama 15 menit, kemudian cakram
ukur, timbangan, pengaduk, sendok steril dicelupkan kedalam beberapa
tanduk, pinset, kertas timbang, cawan antijamur,diletakkan cakram diatas
petri, ose, spoit, spirtus, objek gelass, permukaan media SDA yang sudah
deck glass, mikroskop, autoclave, jangka diinokulasi jamur, inkubasi pada suhu
sorong. Dan bahan yang digunakan 20-25 oC selama 7 hari.
adalah media SDA, aquadest steril, 3. Pasca Analitik
cakram steril, antijamur griseofulvin, Parameter yang di ukur adalah
ketoconazole, intraconazole dan aktivitas antijamur yang membentuk
clotrimazole. zona bening yang terjadi pada sekitar
cakram dengan cara mengukur zona
Langkah-langkah penelitian hambat yang terbentuk dengan
1. Pra Analitik menggunakan jangka sorong.
a. Persiapan sampel
1) Identifikasi Jamur Pengolahan dan analisa data
Pemeriksaan ini menggunakan Semua data yang peroleh dari hasil
KOH 10% dan sediaan kerokan kuku penelitian diolah secara deskriptif yaitu
kaki menggunakan pisau skalpel atau dengan menggambarkan hasil yang
gelas objek kemudian diberi KOH diperoleh dan selanjutnya dibuatkan
10% dan dilihat dibawah mikroskop. tabel dan dijelaskan dengan narasi.
2) Inokulasi Jamur
Kuku didesinfeksi dengan kapas HASIL
alcohol 70 %, sampel diambil dari Pada media Kode sampel
kuku yang digunting atau kerokan 1,2,3,4,6,7, dan 10 menunjukkan bahwa
dari nail bed. Bila perlu dengan terjadi pertumbuhan jamur Aspergillus
mengerok kuku bagian proksimal, flavus, pada kode sampel 5 dan 9 terjadi
sampelnya kemudian di inokulasi pertumbuhan jamur Rhizopus sp,
pada media SDA, diinkubasi pada sedangkan sampel 8 terjadi pertumbuhan
suhu 20-25 oC selama 3-4 hari hingga jamur Epidermophyton floccosum.
mendapatkan pertumbuhan yang Uji daya hambat pada jamur
normal. Selanjutnya Buat suspensi Epidermophyton floccosum pada anti
koloni jamur yaitu satu ose dalam 5 jamur griseofulvin, ketoconazole dan
ml NaCl 0,9 %. intraconazole menunjukkan tidak terjadi
3) Persiapan antijamur daya hambat, dan pada anti jamur
Anti jamur yang digunakan clotrimazole menunjukkan uji daya
adalah golongan azol yaitu hambat 1 mm.

122
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

dinding sel jamur menjadi permeable


PEMBAHASAN dan terjadi penghancuran jamur.
Jamur pada kuku adalah kondisi Pengujian aktivitas antijamur sama
umum yang menyebabkan munculnya artinya dengan menentukan kerentanan
titik berwarna putih atau kuning di jamur terhadap suatu zat antijamur.
bagian bawah ujungnya jika infeksi Beberapa faktor yang mempengaruhi
jamur kuku menjalar semakin dalam. aktivitas antijamur in vitro antara lain
Kondisi yang juga memiliki nama lain adalah pH lingkungan, komponen media,
onikomikosis ini dapat menyerang lebih stabilitas zat antijamur, ukuran
dari satu kuku, namun jarang sekali inokulum, masa inkubasi dan aktivitas
menyerang seluruh kuku. Pada kasus metabolisme mikroorganisme.
jamur kuku parah dapat terjadi Metode difusi agar dari prosedur
kerusakan permanen pada kuku serta Kirby-Bauer, sering digunakan untuk
menimbulkan rasa sakit. mengetahui sensitivitas mikroba. Prinsip
Antifungi merupakan salah satu dari metode ini adalah penghambatan
antibiotika yang digunakan untuk terhadap pertumbuhan mikroba, yaitu
menyembuhkan infeksi yang disebabkan zona hambat akan terlihat sebagai daerah
oleh fungi atau jamur. Antifungi adalah jernih di sekitar sumuran yang
aktivitas suatu senyawa yang dapat mengandung zat antimikrobia. Luas
menghambat atau membunuh jamur zona hambat pertumbuhan mikrobia
tertentu, sehingga antifungi ini menunjukkan sensitifitasnya terhadap
diharapkan dapat menyembuhkan suatu zat antimikrobia yang digunakan.
penyakit yang disebabkan oleh infeksi Selanjutnya, dikatakan bahwa semakin
jamur. Beberapa antifungi yang besar luas zona hambat yang terbentuk
digunakan oleh masyarakat umum berarti mikrobia tersebut semakin
adalah obat-obat hasil sintesis secara sensitif. Zona hambat merupakan tempat
kimiawi, misalnya Nistantin, mikrobia terhambat pertumbuhannya
Ketoconazole, Fluconazole yang akibat senyawa antimikrobia.
mungkin lebih mahal dan sulit disintesis. Dalam penelitian ini menggunakan
Anti jamur golongan azol obat anti jamur golongan azol yaitu
merupakan senyawa sintetik dengan griseofulvin, ketoconazole,
aktivitas spectrum yang luas, yang intraconazole dan clotrimazole.
diklasifikasi berdasarkan kandungan Griseofulvin adalah obat anti jamur yang
atom nitrogennya. Kerja antijamur efektif terhadap berbagai jenis
secara tidak langsung (golongan azol) dermatofit seperti Epidermophyton
adalah menganggu biosintesis ergosterol floccosum. Ketoconazole adalah obat
dengan cara menganggu demetilasi anti jamur untuk mengobati infeksi
ergosterol pada jalur sitokrom P450 jamur tertentu pada tubuh, ketoconazole
(demetilasi precursor ergosterol). termasuk golongan azol yang berkerja
Pada umumnya golongan azol menghentikan pertumbuhan jamur.
bekerja menghambat biosintesis Intraconazole adalah obat untuk
ergosterol yang merupakan sterol utama mengatasi infeksi jamur dengan cara
untuk mempertahankan integritas menghambat pertumbuhan sel jamur.
membrane sel jamur. Bekerja dengan Sedangkan clotrimazole adalah obat
cara menginhibisi enzim sitokrom P450, antijamur yang berfungsi untuk
C-14-α-demethylase yang bertanggung mengobati infeksi jamur pada kulit (tinea
jawab merubah lanosterol menjadi pedis, kurap, panu) dengan cara
ergosterol, hal ini mengakibatkan

123
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

menghambat pertumbuhan jamur antijamur juga meningkatkan


penyebab infeksi. kemungkinan resistensi, seperti yang
Berdasarkan hasil penelitian pernah dilaporkan oleh Al-Refai (2007)
menunjukkan bahwa uji daya hambat pada kasus tinea kapitis yang
pada jamur Epidermophyton floccosum mendapatkan pengobatan berulang akan
pada anti jamur griseofulvin, membutuhkan waktu penyembuhan
ketoconazole dan intraconazole yang lebih panjang Ini memungkinkan
menunjukkan tidak terjadi daya hambat, terdapat mekanisme resistensi yang
dan pada anti jamur clotrimazole berbeda-beda terhadap antijamur
menunjukkan uji daya hambat 1 mm. golongan azol. Beberapa mekanisme ini
Penelitian sebelumnya serupa dengan resistensi antibakteri.
menunjukkan bahwa hasil uji kepekaan 4 Kadang kejadian resistensi terhadap
obat anti jamur yaitu griseofulvin, sebuah obat golongan azol
ketoconazole, intraconazole, dan menyebabkan resistensi silang terhadap
terbinafin terhadap spesies dermatofit obat-obat golongan azol lainnya. Namun
yauti griseofulvin 23,3 % sensitive kadang resistensi ini bersifat spesifik
terhadap ketokonasol, 16,7 % sensitive untuk satu obat saja. Keadaan ini
terhadap intrakonasol, dan 20 % tergantung dari spesifisitas mekanisme
sensitive terhadap terbinafin (Ratri et al, resistensinya (misalnya afinitas enzim
2015). target atau efflux pump untuk struktur
Dengan melihat hasil penelitian molekular tertentu).
yang telah dilakukan menunjukkan Beberapa mekanisme resistensi
bahwa dari ketiga antijamur yaitu terhadap antijamur golongan azol antara
golongan azol griseofulvin, lain: 1) Overproduksi enzim target,
ketoconazole, dan intraconazol tidak sehingga obat tidak menghambat reaksi
terjadi daya hambat sedangkan antijamur biokimia secara lengkap, 2) Perubahan
golongan azol clotrimazole pada target obat sehingga obat tidak
menunjukkan uji daya hambat sebesar 1 dapat berikatan dengan target, 3) Obat
mm. hal ini disebabkan oleh jumlah dipompa keluar oleh efflux pump, 4)
isolat yang diperiksa, sehingga Jalan masuk obat terhalang pada tingkat
pengamatan KHM kurang maksimal, membran sel atau dinding sel, 5) Sel
dan dapat pula terjadi akibat terinfeksi mempunyai jalur bypass yang dapat
oleh spesies dermatofit yang sudah mengkompensasi hilangnya fungsi
resisten pada obat antijamur, tetapi hasil penghambatan akibat aktivitas obat, 6)
penelitian yang menunjukkan Beberapa “enzim” jamur yang
kemungkinan resistensi yang dilakukan mengubah obat inaktif menjadi bentuk
secara in vitro masih belum dihubungkan aktif terhambat, 7) Sel mensekresi
dengan keberhasilan terapi secara klinis. beberapa enzim ke medium
Adanya kemungkinan resistensi ekstraseluler, yang mendegradasi obat.
terhadap spesies dermatofit yang diteliti
ini menjadi suatu kekhawatiran dan KESIMPULAN
membuat kita sebagai klinisi harus lebih Berdasarkan hasil penelitian
berhati-hati dalam pemberian dosis terhadap 10 media SDA menunjukkan
obat antijamur. Penggunaan obat anti- bahwa uji daya hambat beberapa jenis
jamur secara luas tanpa resep dokter antijamur tidak terjadi daya hambat pada
juga dapat menyebabkan resistensi, jamur yang diisolasi dari kuku kaki.
selain itu penggunaan yang kurang
adekuat dan pemberian berulang obat SARAN

124
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

1. Penelitian selanjutnya diharapkan James A, Mark O, Nyong A. Fungal Nail


melakukan pengambilan Infections: Spectrum of
pengambilan sampel dengan jumlah Aetiologic Agents and Pattern of
subjek penelitian yang lebih banyak. Lesions. Journal of Microbiology
Dapat dilakukan uji asimilasi ganda and Infectious Diseases. 2016:
untuk mengidentifikasi spesies dari 6(01): 23-27.
jamur sehingga jumlah dan jenis Jawetz E, Melnick J.L, Adelberg E.A.
spesies lebih besar, bervariasi, dan Normal Microbial Flora of the
lebih spesifik. Dapat dilakukan uji Human Body. In : eview of
sensitivitas dengan obat antijamur Medical Microbiology : 14th
yang lebih banyak. edition. California: Lange
2. Disarankan kepada masyarakat untuk Medical Publications; 1980. 176
dapat menggunakan antijamur yang Jawetz, E, J. melnick, el al. 2006.
efektif sehingga menghindari reisten Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta.
obat anti jamur. EGC
Kaur R, Kashyap B, Bhalla P.
UCAPAN TERIMA KASIH Onychomycosis-Epidemiology,
Penulis mengucapkan banyak terima Diagnosis and Management.
kasih kepada seluruh pihak Jurusan Indian Journal of Medical
Analis Kesehatan yang telah membantu Microbiology. 2008: 26(2): 108-
dalam proses penelitian ini. 116.
Prasad G, Minakshi. Immunology and
DAFTAR PUSTAKA Medical Microbiology : Normal
Annisa Septiningrum., Muslimin., V Microbial Flora of Human Body
Rizke Ciptaningtyas. 2018. Uji and Host Parasite Relationship.
Beda Sensivitas Jamur 2007 Aug 02: 1-23
Malassezia sp terhadap Todar K. The Normal Bacterial Flora of
flukonazol dan mikonazol secara Humans. Online Textbook of
in vitro. Universitas Diponogoro. Bacteriology. 2012. Available
Semarang. from:
Anonim, 2011. Efek Samping Fungisida www.textbookofbacteriology.net
Golongan Azol.
http://blajartani.blogspot.com/20
11_04_01_archive.html. Diakses
tanggal 20 Januari 2019.
Bramono K, Budimulja U.
Epidemiology of
Onychomycosis in Indonesia :
Data Obtained from Three
Individual Studies. Jpn J Med
Mycol. 2005: 46(3): 171-176.
Chander J. Textbook of Medical
Mycology: Dermatophytoses.
2nd edition. New Delhi: Mehta
publishers; 2002.
Haneke E. Surgical Anatomy of the Nail
Apparatus. Dermatologic
Clinics. 2006 : 24(3): 291-296.

125
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)

Tabel 01. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Daya Hambat

No Daerah Hambatan Ketentuan

1 >20 mm Sangat Kuat

2 10-20 mm Kuat

3 5-10 mm Sedang

4 ˂5 mm Lemah

Tabel 02. Hasil Pertumbuhan Pada Media Sabouraud Dextrose Agar

Hasil Identifikasi Kultur


Sampel Pertumbuhan
Mikroskopis
Jamur
Control
Media Tidak ditemukan (-) tidak ditemukan
Control
Ruang Hitam (+) spora, Aspergillus sp
1 Hitam, Putih (+) spora, Aspergillus sp
Hitam, Putih,
2 Kekuningan (+) spora, Aspergillus sp
3 Hitam, Putih (+) spora, Aspergillus sp
4 Hitam, Kehijauan, Putih (+) hifa, Aspergillus sp
5 Hitam, Putih (+) spora, Rhizopus sp
6 Hitam, Putih (+) hifa, Aspergillus sp
7 Hitam, Putih (+) spora, Aspergillus sp
(+) hifa, Epidermophton
8 Hitam, Putih floccosum
Hitam, Putih,
9 Kekuningan (+) hifa, Rhizopus sp
10 Kehijauan, Putih (+) hifa, Aspergillus sp
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel 03. Hasil Uji Daya Hambat Antijamur

Jamur Uji Daya Hambat Obat Anti Jamur (mm)


Griseofulvin Ketoconazole Intraconazole Clotrimazole
Tidak
Epidermophyton
terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
floccosum 1
Daya
hambat Daya hambat Daya hambat
Sumber : Data Primer, 2019

126
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1784

You might also like