237009171
237009171
237009171
ABSTRACT
This study aims to determine whether or not there is a decrease in the protein
content of full cream liquid milk stored at room temperature and refrigerator
temperature analyzed by the Kjeldahl method. The basic principle of Kjeldahl is the
calculation of protein content by calculating the element N (nitrogen) based on the
sample. From the results of the study the protein content of full cream liquid milk
stored at room temperature in sample A from day 0 (2.43%),day 2nd (2.39%), day 4th
(2.34%) , day 6th (2.34%), day 8th (2.34%), day 10th (2.32%) and day 12th (2.31%).
Whereas in sample B from day 0 (2.41%), day 2nd (2.39%), day 4th (2.34%), day 6th
(2.33%), day 8th (2.33%), 10th day (2.32%) and 12th day (2.32%). And the results of
determining the protein content of full cream liquid milk stored at the refrigerator
temperature in sample A from day 2nd (2.38%), day 4th (2.38%), day 6th (2.38 %),
day 8th (2.37%), day 10th (2.36%) and day 12th (2.34%). Whereas in sample B from
day 2nd (2.38%), day 4th (2.37%), day 6th (2.36%), day 8th (2.36%), day 10th
(2.35%) and day 12th (2.33%). It was concluded that the decrease in protein levels
was due to the temperature at the storage time.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penurunan kadar
protein susu cair full cream yang disimpan pada suhu kamar dan suhu lemari
pendingin yang dianalisis dengan metode Kjeldahl. Prinsip dasar Kjeldahl adalah
perhitungan kadar protein dengan menghitung unsur N (nitrogen) berdasarkan
sampel. Dari hasil penelitian kadar protein susu cair full cream yang disimpan pada
suhu kamar pada sampel A dari hari ke-0 (2,43%), hari ke-2 (2,39%), hari ke-4
(2,34%), hari ke-6 (2,34%), hai ke-8 (2,34%), hari ke-10 (2,32%) dan hari ke-12
(2,31%). Sedangkan pada sampel B dari hari ke-0 (2,41%), hari ke-2 (2,39%), hari
ke-4 (2,34%), hari ke-6 (2,33%), hari ke-8 (2,33%), hari ke-10 (2,32%) dan hari ke-
12 (2,32%). Dan pada hasil penetapan kadar protein susu cair full cream yan
disimpan pada suhu lemari pendingin pada sampel A dari hari ke-2 (2,38%), hari ke-4
(2,38%), hari ke-6 (2,38%), hari ke-8 (2,37%), hari ke-10 (2,36%) dan hari ke-12
(2,34%). Sedangkan pada sampel B dari hari ke-2 (2,38%), hari ke-4 (2,37%), hari
ke-6 (2,36%), hari ke-8 (2,36%), hari ke-10 (2,35%) dan hari ke-12 (2,33%).
Disimpulkan penurunan kadar protein tersebut dikarenakan oleh suhu pada lama
waktu penyimpanan.
Tabel 1.
Hasil Uji Identifikasi Biuret Hasil Uji Identifikasi Protein Secara Biuret
Pada Susu Cair UHT Full Cream
Tabel 2.
Hasil Pembakuan Larutan Standar NaOH 0,1 N
Berat Berat
Berat Volume Konsentrasi Konsentrasai
No Kertas + Kertas +
KHP (mg) NaOH (ml) (N) Rata-rata (N)
KHP (mg) Sisa (mg)
1. 399,00 296,00 103,00 5,10 0,0989
2. 397,00 295,00 102,00 5,10 0,0979 0,0989
3. 395,00 294,00 101,00 5,00 0,0989
Keterangan= KHP : Kalium Hidrogen Phtalat
Tabel 3.
Rekap Kadar Protein Susu Cair UHT Full Cream Selama
Penyimpanan Suhu Kamar
destilasi dan tahap titrasi. Pada tahap dengan memecah amonium sulfat
destruksi, sampel dipanaskan dalam menjadi amonia (NH3) dengan
asam sulfat pekat sehingga terjadi menambahkan NaOH 50% sampai
penguraian menjadi unsur-unsurnya alkalis kemudian dipanaskan.Fungsi
yaitu C, H, O, N, S dan P. Unsur N penambahan NaOH 50% adalah untuk
dalam protein ini dipakai untuk memberikan suasana basa karena
menentukan kandungan protein dalam reaksi tidak dapat berlangsung dalam
suatu bahan. Penambahan CuSO4 dan keadaan asam. Pada proses destilasi ini
K2SO4 sebagai katalisator yang perlu ditambahkan batu didih yang
bertujuan untuk mempertahankan titik bertujuan untuk meratakan panas dan
didih asam sulfat sehingga destruksi menghindari pemercikan, cairan
berjalan lebih cepat.Tiap 1 gram ataupun timbulnya gelembung gasyang
K2SO4dapat menaikkan titik didih besar. Amonia (NH3) yang dibebaskan
3˚C.Setelah dilakukan penambahan selanjutnya akan ditangkap oleh
katalisator, sampel dimasukkan larutan asam penampungnya (HCl 0,1
kedalam labu Kjeldahl kemudian N). Supaya amonia dapat ditangkap
ditambahkan dengan H2SO4 pekat yang seecara maksimal, maka sebaiknya
bertujuan untuk memisahkan unsur ujung alat destilasi harus benar-benar
nitrogen dan unsur lainnya dapat lepas tercelup kedalam larutan, sehingga
dari ikatan senyawanya. amonia (NH3) yang terbentuk tidak
Kemudian dilakukan proses dapat menguap, karena langsung
destruksi dengan pemanasan api kontak dan bereaksi dengan larutan
langsung, mula-mula dengan api kecil, asam penampungnya. Proses destilasi
dan setelah asap hilang api dibesarkan, akan berakhir bila amonia yang telah
cara ini bertujuan agar hasil yang terdestilasi tidak bereaksi basa
diperoleh saat destruksi mendapatkan terhadap fenolftalein.
hasil yang efisien, karena apabila dari
awal proses destruksi menggunakan
api yang besar maka asam sulfat akan
cepat habis sebelum proses destruksi
selesai. Pemanasan pada saat destruksi
harus tinggi, supaya unsur nitrogen
dan unsur lainnya dapat lepas dari Pada tahap titrasi, kelebihan HCl
ikatan senyawanya. Dalam setiap 0,1 N yang tidak bereaksi dengan
pengujian agar lebih cepat maka harus amonia dititrasi dengan larutan standar
dilakukan pula titrasi blanko yaitu NaOH 0,1 N dengan menggunakan
dengan perlakuan yang sama seperti indikator fenolftalein 1% sampai terjadi
titrasi penetapan kadar protein hanya titik akhir yang ditandai dengan
hanya saja titrasi blanko tidak berubahnya warna larutan menjadi
menggunakan sampel dan hanya merah muda konstan.
menggunakan aquadest. Titrasi blanko
bertujuan untuk koreksi adanya
senyawa N yang berasal dari reagensia
yang digunakan.Setelah itu barulah
dilanjutkan ketahap berikutnya. Dari data penelitian sampel susu
UHT disimpan dalam suhu kamar dan
suhu lemari pendingin dengan
perlakuan selama 12 hari, dari hari ke-
0(kontrol), hari ke-2, hari ke-4, hari
ke-6, hari ke-8, hari ke-10 dan hari ke-
12. Dari data tersebut kadar protein
Setelah tahap destruksi, pada susu cair UHT full cream yang
diperoleh cairan berwarna hijau jernih disimpan pada suhu kamar dan suhu
kemudian ditambah aquadest untuk lemari pendingin mengalami
mengencarkan hasil destruksi.Pada penurunan, dapat dilihat pada gambar
dasarnya tujuan destilasi adalah 7, 8, 9 dan 10.
memisahkan zat yang diinginkan, yaitu
dapat terjadi karena suhu. Hal tersebut sampel B dari hari ke-0 (2,41%), hari
dikarenakan pada kemasan 250 ml ke-2 (2,39%), hari ke-4 (2,34%), hari
susu cair UHT full cream disarankan ke-6 (2,33%), hari ke-8 (2,33%), hari
untuk dikonsumsi sekali minum, dan ke-10 (2,32%) dan hari ke-12
apabila kemasan yang telah dibuka (2,32%). Dan pada hasil penetapan
sebaiknya disimpan pada suhu lemari kadar protein susu cair full cream yan
pendingin dan baik dikonsumsi tidak disimpan pada suhu lemari pendingin
lebih dari 4 hari. Hal ini berdasarkan pada sampel A dari hari ke-2 (2,38%),
sesuai petunjuk kemasan sampel. hari ke-4 (2,38%), hari ke-6 (2,38%),
Berdasarkan penelitian Elsa Putri hari ke-8 (2,37%), hari ke-10 (2,36%)
tentang kualitas protein susu sapi segar dan hari ke-12 (2,34%). Sedangkan
berdasarkan waktu penyimpanan pada sampel B dari hari ke-2 (2,38%),
menunjukkan bahwa rerata kadar hari ke-4 (2,37%), hari ke-6 (2,36%),
protein dari susu sapi segar terjadi hari ke-8 (2,36%), hari ke-10 (2,35%)
penurunan selama penyimpanan (3 dan hari ke-12 (2,33%).
jam, 6 jam, 9 jam, dan 12 jam) yang
disimpan dalam lemari pendingin. SARAN
Penurunan kadar protein susu sapi Susu cair UHT full cream dengan
segar selama penyimpanan dapat kemasan kecil lebih baik dikonsumsi
disebabkan oleh berbagai faktor, untuk sekali minum dan lebih baik
seperti pertumbuhan mikroorganisme. disimpan di suhu lemari pendingin.
Pencemaran mikroorganisme di dalam Bagi peneliti selanjutnya disarankan
susu sapi segar dapat disebabkan pada untuk melakukan pengujian kadar
saat di dalam ambing, juga ketika susu lemak pada susu cair UHT full cream.
diambil dari puting. Lubang di ujung
puting tidak tertutup dan biasanya DAFTAR PUSTAKA
basah.Pencemaran berikutnya timbul 1. Amanah, Siti, Arifin, Hanung
dari tubuh dan kotoran sapi, alat-alat Dhidhik, dan Mudawaroch, Roisu
yang kurang bersih, dan lingkungan Eni., 2013. Pengaruh Lama
kandang (lantai, air, dan udara). Penyimpanan Dalam Suhu Beku
Terhadap Kadar Protein, Kadar
KESIMPULAN Lemak dan Kadar Asam Laktat
Dari hasil pengujian yang Susu Kambing Peranakan Ettawa
dilakukan di Laboratorium pada uji (PE), Vol 2, No 2.
identifikasi (uji biuret) larutan sampel 2. Budiyono, Haris., 2009. Analisis
menunjukkan adanya protein dengan Daya Simpan Produk Susu
menunjukkan adanya warna biru violet. Pasteurisasi Berdasarkan Kualitas
Terjadinya penurunan kadar protein Bahan Baku Mutu Susu, Jurnal
pada susu cair UHT full cream terhadap Paradigma Vol. X No. 2.
lama penyimpanan baik yang disimpan 3. Depkes RI, 1995, Farmakope
pada suhu kamar maupun suhu lemari Indonesia, edisi IV, Departemen
pendingin. Penurunan kadar protein Kesehatan Republik Indonesia,
dapat terjadi karena suhu. Hal tersebut Jakarta.
dikarenakan pada kemasan kecil susu 4. Jarwati, Rita Dwi. 2013. Penetapan
cair UHT full cream disarankan untuk Kadar Protein Pada Susu Kedelai
dikonsumsi sekali minum, dan apabila Tidak Bermerk yang beredar Di
kemasan yang telah dibuka sebaiknya Pasar Pasir Gintung Bandar
disimpan pada suhu lemari pendingin Lampung Dengan Metode Kjeldahl,
dan baik dikonsumsi tidak lebih dari 4 Karya Tulis Ilmiah. Bandar
hari (terdapat pada saran kemasan). Lampung.
Hasil penetapan kadar protein susu cair 5. Putri, Elisa., 2016. Kualitas Protein
UHTfull cream yang disimpan pada Susu Sapi Segar Berdasarkan
suhu kamar pada sampel A dari hari Waktu Penyimpanan, Chempublish
ke-0 (2,43%), hari ke-2 (2,39%), hari Journal Volume 1 No. 2.
ke-4 (2,34%), hari ke-6 (2,34%), hai Universitas Sains Cut Nyak Dhien
ke-8 (2,34%), hari ke-10 (2,32%) dan Langsa.
hari ke-12 (2,31%). Sedangkan pada