Bentuk Dan Ciri Adjektiva Bahasa Dayak Ngaju (Forms and Characteristics of Dayak Ngaju Language) Elisten Parulian Sigiro
Bentuk Dan Ciri Adjektiva Bahasa Dayak Ngaju (Forms and Characteristics of Dayak Ngaju Language) Elisten Parulian Sigiro
Bentuk Dan Ciri Adjektiva Bahasa Dayak Ngaju (Forms and Characteristics of Dayak Ngaju Language) Elisten Parulian Sigiro
Abstract
The method used in this research is descriptive qualitative methods and techniques in this study reflect
the reality on the facts (fact findings) that is in the field as it is. This research examines how the shape
and characteristics of adjectives in BDNg. Thus, the researchers sought to describe objectively and
accurately in accordance with the aspects of adjectives BDNg current conditions. In practice, this is
done through two methods of data collection techniques, namely by using interview and
documentation techniques. The findings of this research, that adjective BDNg can be marked by
characteristic, namely (1) there is a possibility to join the particle beken 'not' and dia 'no' (2) can
accompany a noun, or (3) may be accompanied by words labih 'more' , pangka 'most', tutu 'very', and
labien 'very'. Meanwhile, based on variations in shape, adjectives can be distinguished BDNg its kind
on the basis adjectives and adjectival derivative. Basic adjectives are adjectives that only consist of a
single morpheme. Meanwhile, the derivative adjective derivative form BDNghave formed through the
process of moving on word class and morphological processes, namely affixation, reduplication and
compounding. Based their category, there is only one category of adjectives of adjectives BDNg, the
adjectives predicative (adjectives that could occupy the position of the predicate in the clause).
Furthermore, in its formation, adjectives BDNg formed through some process of affixation,
reduplication and compounding.
Abstrak
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif karena metode dan
teknik penelitian ini mencerminkan kenyataan berdasarkan fakta-fakta (fact findings) yang ada di
lapangan sebagaimana adanya. Penelitian ini mengkaji bagaimana bentukdan ciriadjektiva dalam
BDNg. Dengan demikian, peneliti berusaha menggambarkan secara objektif dan tepat aspek adjektiva
BDNg sesuai dengan kondisi BDNg saat ini. Dalam pelaksanaannya, metode ini dilakukan melalui
dua teknik pengumpulan data, yakni dengan menggunakan teknik wawancara dan teknik dokumentasi.
Adapun temuan penelitian ini, yakni adjektiva BDNg dapat ditandai dengan ciri, yaitu (1) ada
kemungkinan untuk bergabung dengan partikel beken µEXNDQ¶ GDQ dia µWLGDN¶ 2) dapat mendampingi
nomina, atau (3) dapat didampingi kata labih µOHELK¶ pangka µSDOLQJ¶ tutu µVDQJDW¶ GDQ labien
µVDQJDW¶ 6HGDQJNDQ Eerdasarkan variasi bentuk, adjektiva BDNg dapat dibedakan jenisnya atas
adjektiva dasar dan adjektiva turunan. Adjektiva dasar adalah adjektiva yang hanya terdiri atas satu
morfem. Sementara itu, adjektiva turunan BDNg mempunyai bentuk turunan yang terbentuk melalui
proses pindah kelas kata dan proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Berdasarkan katergorinya, adjektiva BDNg hanya ada satu kategori adjektiva, yaitu adjektiva
predikatif (adjektiva yang dapat menempati posisi predikat dalam klausa). Selanjutnya, dalam
pembentukannya, adjektiva BDNg dibentuk melalui beberapa proses afiksasi, reduplikasi, dan
pemajemukan.
31
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
salah satu bahasa daerah yang terdapat di bahasa Dayak Ngaju di Kalimantan
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Tengah tidak lepas dari peran para
provinsi ini, bahasa Dayak Ngaju Kalimantan Tengah pada tahun 1935.
memiliki populasi penutur yang sangat Sebelumnya, yakni pada tahun 1922,
besar. Tidaklah mengherankan kalau K.D. Epple telah membuat daftar kata dan
bahasa ini menjadi lingua franca bagi petunjuk/tata bahasa Dayak Ngaju, di
daerah ini dijadikan sebagai salah satu tahun kemudian, yakni tahun 1933,
bahan ajar (muatan lokal) di sekolah diterbitkan pula Kurze Einführung In die
memenuhi persyaratan sebagai sebuah satunya penutur asli yang menulis tentang
bahasa yang wajib dilestarikan. Stewart pelajaran bahasa Dayak Ngaju setelah
dalam Elbaar (1995:10) mempostulatkan para peneliti asing adalah Tjilik Riwut,
empat klasifikasi sebuah bahasa, antara yakni Peladjaran Bahasa Dajak Ngadju
32
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
Dayak Ngaju oleh Santoso, dkk. (1991), penelitian ini dibatasi pada beberapa hal,
Upon Ajar Bahasa Dayak Ngaju atau antara lain sebagai berikut.
Pokok Ajaran Bahasa Dayak Ngaju oleh (1) Apa saja jenis-jenis (bentuk)
33
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
batasan konsep dasar kelas kata (dalam alami) atau (5) dibentuk menjadi
adjektivadan pendeskripsian kaidah jenis nomina dengan konfiks ke-an, seperti adil
a) Adjektiva Dasar
34
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
35
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
36
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
aspek adjektiva BDNg sesuai dengan strata sosial pemakaian bahasa tersebut
37
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
(1988:28) mengatakan bahwa seseorang Indonesia, 1999) dan ditambah dari hasil
yang meneliti suatu bahasa dengan tujuan wawancara dengan beberapa informan.
itu sebenarnya memerlukan tidak lebih percakapan informan dan Alkitab disusun
bahwa dialek Pulau Petak digunakan para ³3HPHULDQ 0RUIRORJL %DKDVD 'D\DN
misionaris dalam penulisan Surat Barasi 1JDMX´ .0$ M. Usop, 1975), dan
(Alkitab). Dengan demikian, dialek Pulau ³6WUXNWXU %DKDVD 'D\DN 1JDMX´ 'HZL
38
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
Teknik ini digunakan untuk merekam Yang dimaksud dengan metode simak
ujaran lisan yang spontan dari seorang dan catat adalah mengadakan
adalah alat perekam mini. Satuan bahasa lisan yang bersifat spontan dan
untuk diucapkan secara wajar dan relevan yang sesuai dengan sasaran
normal oleh informan secara berganti- dan tujuan penelitian. Data yang
satuan bahasa lain yang berisi data sumber tertulis untuk memperoleh
39
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
dalam penelitian ini adalah studi selanjutnya dibagi lagi menjadi (1) teknik
pelengkap penggunaan metode observasi terkecilnya dan (2) teknik urai/pilah unsur
bahwa hasil penelitian dengan metode (unsur langsung adalah unsur yang secara
3.4 Teknik Analisis Data kata lebih dan sangat. Adjektiva BDNg
Teknik yang digunakan dalam dapat ditandai dengan ciri. yaitu (1) ada
distribusional. Menurut Soebroto, teknik partikel beken µEXNDQ¶ GDQ dia µWLGDN¶ 2)
atau tingkah laku satuan-satuan lingual dapat didampingi kata labih µOHELK¶
tertentu yang teramati dalam pangka µSDOLQJ¶ tutu µVDQJDW¶ GDQ labien
40
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
Data 01
dia µWLGDN¶ bahandang µPHUDK¶ Æ dia bahandang µWLGDN PHUDK¶
dia µWLGDN¶ basingi µPDUDK¶ Æ dia basingi µWLGDN PDUDK¶
labih µOHELK¶ paringkong µNXUXV¶ Ælabih paringkong µOHELK NXUXV¶
pangka µSDOLQJ¶ hai µEHVDU¶ Æpangka hai µSDOLQJ EHVDU¶
harati µSLQWDU¶ tutu µVDQJDW¶ Æharati tutu µVDQJDW SLQWDU¶
labien µVDQJDW¶ EDNHQD µFDQWLN WDPSDQ¶ Ælabien bakena µVDQJDW FDQWLN WDPSDQ¶
41
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
Dalam BDNg, hanya ada satu adjektiva yang dapat menempati posisi
Data 05
1) lasu-lasut ¶KDQJDW¶ Æ danum te lasu-lasut ¶DLU LWX KDQJDW¶
2) bahali ¶sulLW¶ Æ gawi te bahali ¶SHNHUMDDQ LWX VXOLW¶
3) larang ¶PDKDO¶ Æ lauk tuh larang ¶LNDQ LQL PDKDO¶
beberapa proses afiksasi, reduplikasi, dan dalam BDNg melalui afiksasi dapat
Data 06
a) Prefiks ba-
ba- + darem Æ badarem µPHULDQJ¶
Pre A A
ba- + singi Æ basingi µPDUDK¶
Pre N A
b) Prefiks ka-
ka- + labien µOHELK¶ Æ kalabien µEHUOHELKDQ¶
Pre A A
ka- + kuntep µSHQXK¶ Æ kakuntep µVHSHQXK¶
Pre A A
42
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
c) Prefiks paN-
paN- + kabehu µFHPEXUX¶ Æ pangabehu µPXGDK FHPEXUX¶
Pre N A
paN- + kamue µPDQMD¶ Æpangamue µNHPDQMD-PDQMDDQ¶
Pre N A
d) Prefiks saka-
saka- + tutu µVXQJJXK¶ Æ sakatutu µVHVXQJJXK VHEHQDU¶
Pre Adv A
saka- + lepah µKDELV¶ Æ sakalepah µVHKDELV¶
Pre Adv A
2) Reduplikasi pengulangan dalam BDNg dapat
Proses pembentukan adjektiva
digolongkan dalam bentuk-bentuk
melalui mekanisme reduplikasi atau
pengulangan berikut.
a) Pengulangan Seluruh
Data 07
singi µPDUDK¶ Æsingi-singi µVDQJDW PDUDK¶
BD (V) BU (A)
handang µPHUDK¶ Æhanda-handang µNHPHUDK-PHUDKDQ¶
BD (A) BU (A)
henda µNXQLQJ¶ Æhenda-henda µNHNXQLQJ-NXQLQJDQ¶
BD (A) BU (A)
Bentuk dasar singi yang terletak jajar kedua merupakan bentuk ulangnya,
dasar, sedangkan singi yang terletak pada maka terbentuklah kata ulang singi-singi.
b) Pengulangan Sebagian
Data 08
(a) ba + kena µFDQWLN¶ Æ bakena-kena µFDQWLN-FDQWLN¶
Pre A BU (A)
43
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
Proses reduplikasi pembentuk adjektiva dibedakan dalam dua jenis, yakni (1)
Data 09
1) Adjektiva koordinatif
sala µVDODK¶ + buahµEHQDU¶ Æsala buah µEDLN EXUXN¶
kurik ¶NHFLO¶ + hai µEHVDU¶ Ækurik hai µEHVDU NHFLO¶
bakena µFDQWLN¶ + bahalap µMHOLWD¶ Æ bakena bahalap µFDQWLN MHOLWD¶
mamut µJDJDK¶ + menteng µSHUNDVD¶ Æmemuat mameteng µJDJDK SHUNDVD¶
lemu ¶OHPDK¶ + lembai µJHPXODL¶ Ælemu lembai µOHPDK JHPXODL¶
bakas µWXD¶ + tabela µPXGD¶ Æbakas tabela µWXD PXGD¶
2) Adjektiva subordinatif
hai µEHVDU¶ takuluk µNHSDOD¶ Æhai takuluk µEHVDU NHSDOD¶
batekang µNHUDV¶ + atei µKDWL¶ Æbatekang atei µNHUDV KDWL¶
kahian µLNODV¶ + atei¶KDWL¶ Ækahian atei µUHOD LNKODV¶
rutik µUDPDK¶+ ampah µVDPSDK¶Æ rutik ampah µVDPSDK WDN EHUJXQD¶
banipis µWLSLV¶ + pinding µWHOLQJD¶Æ banipis pinding µSHUDVD¶
mait µDPSXK¶ + jela µOLGDK¶Æmait jela µPDQMXU ELMDN¶
bajenta µUDPDK¶ bajurah ¶WDPDK¶ Æ bajenta bajurah µUDPDK WDPDK¶
44
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
4.5 Adjektiva dan Pertarafan (6a) Nyai murid je harati tutu hung
sakula.
Adjektiva dalam fungsinya µ1\DL PXULG \DQJ pintar sekali
GL VHNRODK ¶
sebagai atribut nomina dapat menunjuk
5. Penutup
tingkat kualitas dan tingkat bandingan.
Dalam penelitian ini, ditemukan
Adjektiva dapat menunjuk tiga tingkat,
bahwa adjektiva BDNg dapat ditandai
yaitu
dengan ciri, yaitu (1) ada kemungkinan
Data 10
untuk bergabung dengan partikel beken
(a) tingkat positif, yakni menerangkan
bahwa nomina dalam keadaan biasa. µEXNDQ¶ GDQ dia µWLGDN¶ 2) dapat
Contoh:
mendampingi nomina, atau (3) dapat
(4) Human Jagau hai.
µ5XPDK VL -DJDX besar.¶ didampingi kata labih µOHELK¶ pangka
(4a) Human Jagau sama kahai µSDOLQJ¶ tutu µVDQJDW¶ GDQ labien
dengan humangku.
µ5XPDK -DJDX sama besarnya µVDQJDW¶ 6HGDQJNDQ Eerdasarkan variasi
GHQJDQ UXPDKNX ¶
bentuk, adjektiva BDNg dapat dibedakan
(b) tingkat komparatif, yakni
jenisnya atas adjektiva dasar dan
menerangkan bahwa suatu nomina
melebihi keadaan nomina lain, adjektiva turunan. Adjektiva dasar adalah
misalnya:
adjektiva yang hanya terdiri atas satu
(5) Human Jagau labih hai bara
humangku. morfem. Sementara itu, adjektiva turunan
µ5XPDK VL -DJDX lebih besar dari
UXPDKNX ¶ BDNg mempunyai bentuk turunan yang
(c) tingkat superlatif, yakni menerangkan terbentuk melalui proses pindah kelas
bahwa keadaan nomina melebihi
kata dan proses morfologis, yaitu afiksasi,
keadaan beberapa atau semua nomina
reduplikasi, dan pemajemukan.
lain yang dibandingkannya, misalnya:
(6) Nyai murid je pangka harati Berdasarkan katergorinya,
hung sakula.
¶1\DL PXULG \DQJ paling pintar adjektiva BDNg hanya ada satu kategori
GL VHNRODK ¶
adjektiva, yaitu adjektiva predikatif.
45
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45
46