Bentuk Dan Ciri Adjektiva Bahasa Dayak Ngaju (Forms and Characteristics of Dayak Ngaju Language) Elisten Parulian Sigiro

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Mabasan, Vol. 10, No.

1, Januari--Juni 2016: 31--45

BENTUK DAN CIRI ADJEKTIVA BAHASA DAYAK NGAJU

(FORMS AND CHARACTERISTICS OF DAYAK NGAJU LANGUAGE)

Elisten Parulian Sigiro


Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah
Pos el: [email protected]

Diterima: 19 Juli 2016; Direvisi: 03 Agustus 2016; Disetujui: 10 November 2016

Abstract
The method used in this research is descriptive qualitative methods and techniques in this study reflect
the reality on the facts (fact findings) that is in the field as it is. This research examines how the shape
and characteristics of adjectives in BDNg. Thus, the researchers sought to describe objectively and
accurately in accordance with the aspects of adjectives BDNg current conditions. In practice, this is
done through two methods of data collection techniques, namely by using interview and
documentation techniques. The findings of this research, that adjective BDNg can be marked by
characteristic, namely (1) there is a possibility to join the particle beken 'not' and dia 'no' (2) can
accompany a noun, or (3) may be accompanied by words labih 'more' , pangka 'most', tutu 'very', and
labien 'very'. Meanwhile, based on variations in shape, adjectives can be distinguished BDNg its kind
on the basis adjectives and adjectival derivative. Basic adjectives are adjectives that only consist of a
single morpheme. Meanwhile, the derivative adjective derivative form BDNghave formed through the
process of moving on word class and morphological processes, namely affixation, reduplication and
compounding. Based their category, there is only one category of adjectives of adjectives BDNg, the
adjectives predicative (adjectives that could occupy the position of the predicate in the clause).
Furthermore, in its formation, adjectives BDNg formed through some process of affixation,
reduplication and compounding.

Key words: descriptive, qualitative, morphological, adjectives

Abstrak
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif karena metode dan
teknik penelitian ini mencerminkan kenyataan berdasarkan fakta-fakta (fact findings) yang ada di
lapangan sebagaimana adanya. Penelitian ini mengkaji bagaimana bentukdan ciriadjektiva dalam
BDNg. Dengan demikian, peneliti berusaha menggambarkan secara objektif dan tepat aspek adjektiva
BDNg sesuai dengan kondisi BDNg saat ini. Dalam pelaksanaannya, metode ini dilakukan melalui
dua teknik pengumpulan data, yakni dengan menggunakan teknik wawancara dan teknik dokumentasi.
Adapun temuan penelitian ini, yakni adjektiva BDNg dapat ditandai dengan ciri, yaitu (1) ada
kemungkinan untuk bergabung dengan partikel beken µEXNDQ¶ GDQ dia µWLGDN¶ 2) dapat mendampingi
nomina, atau (3) dapat didampingi kata labih µOHELK¶ pangka µSDOLQJ¶ tutu µVDQJDW¶ GDQ labien
µVDQJDW¶ 6HGDQJNDQ Eerdasarkan variasi bentuk, adjektiva BDNg dapat dibedakan jenisnya atas
adjektiva dasar dan adjektiva turunan. Adjektiva dasar adalah adjektiva yang hanya terdiri atas satu
morfem. Sementara itu, adjektiva turunan BDNg mempunyai bentuk turunan yang terbentuk melalui
proses pindah kelas kata dan proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Berdasarkan katergorinya, adjektiva BDNg hanya ada satu kategori adjektiva, yaitu adjektiva
predikatif (adjektiva yang dapat menempati posisi predikat dalam klausa). Selanjutnya, dalam
pembentukannya, adjektiva BDNg dibentuk melalui beberapa proses afiksasi, reduplikasi, dan
pemajemukan.

Kata kunci: deskriptif, kualitatif, morfologis, adjektiva

31
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

1. Pendahuluan (historicity), dan 4) keterpakaian


1.1 Latar Belakang
Bahasa Dayak Ngaju merupakan (vitality). Penguasaan wilayah tutur

salah satu bahasa daerah yang terdapat di bahasa Dayak Ngaju di Kalimantan

wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Tengah tidak lepas dari peran para

Dari sekian banyak bahasa daerah di misionar yang melakukan penginjilan di

provinsi ini, bahasa Dayak Ngaju Kalimantan Tengah pada tahun 1935.

memiliki populasi penutur yang sangat Sebelumnya, yakni pada tahun 1922,

besar. Tidaklah mengherankan kalau K.D. Epple telah membuat daftar kata dan

bahasa ini menjadi lingua franca bagi petunjuk/tata bahasa Dayak Ngaju, di

masyarakat Kalimantan Tengah pada dalam bukunya yang berjudul Soerat

umumnya. Bahkan penggunaan bahasa Logat Basa Ngadjoe, menyusul sebelas

daerah ini dijadikan sebagai salah satu tahun kemudian, yakni tahun 1933,

bahan ajar (muatan lokal) di sekolah diterbitkan pula Kurze Einführung In die

dasar maupun di sekolah lanjutan tingkat Ngadjoe-Dajaksprache. Selanjut-nya,

pertama. pada tahun 1859, telah dikodifikasi dan

Bahasa Dayak Ngaju dipandang diterbitkan sebuah kamus berbahasa

sebagai satu-satunya bahasa yang Dayak²Jerman oleh Hardeland. Satu-

memenuhi persyaratan sebagai sebuah satunya penutur asli yang menulis tentang

bahasa yang wajib dilestarikan. Stewart pelajaran bahasa Dayak Ngaju setelah

dalam Elbaar (1995:10) mempostulatkan para peneliti asing adalah Tjilik Riwut,

empat klasifikasi sebuah bahasa, antara yakni Peladjaran Bahasa Dajak Ngadju

lain: 1) kebakuan struktur (1970).

(standardization), 2) kemandirian bahasa Penelitian-penelitian lain tentang

(autonomy), 3) kesejarahannya bahasa Dayak Ngaju telah banyak

32
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

dilakukan, di antaranya Struktur Bahasa pembentukan adjektiva dalam BDN,

Dayak Ngaju oleh Santoso, dkk. (1991), penelitian ini dibatasi pada beberapa hal,

Upon Ajar Bahasa Dayak Ngaju atau antara lain sebagai berikut.

Pokok Ajaran Bahasa Dayak Ngaju oleh (1) Apa saja jenis-jenis (bentuk)

Bingan, dkk. (2001), dan lain- adjektiva dalam BDN?

lain.Menyikapi pentingnya kodifikasi (2) Apa saja kategori adjektiva dalam

bahasa Dayak Ngaju (karena bahasa BDN?

Dayak Ngaju sebagai linguafranca di (3) Bagaimanakah proses pem-bentukan

Kalimantan Tengah) bagi kepentingan adjektiva dalam BDN?

pembinaan dan pengembangannya, pada 1.4 Tujuan Penelitian

tulisan ini (untuk menutupi kerumpangan Secara umum, penelitian

yang terdapat pada penelitian adjektiva dalam BDN ini dilakukan

sebelumnya) akan menyelisik aspek dengan tujuan untuk:

bentuk dan ciri adjektiva bahasa Dayak (1) mendeskripsikan jenis-jenis

Ngaju (bahasa Dayak Ngaju selanjutnya adjektiva dalam BDN;

dalam tulisan ini disingkat BDNg). (2) mendeskripsikan kategori adjektiva

1.2 Masalah dalam BDN, dan

Penelitian ini mengkaji jenis, (3) mendeskripsikan proses

kategori, dan proses pembentukan pembentukan adjektiva dalam BDN.

adjektiva dalam BDN. Hal yang tidak kalah penting

diharapkan dari penelitian ini untuk

1.3 Batasan Masalah memberikan sumbangsih bagi khazanah

Dalam mengungkapkan per- penelitian linguistik di Indonesia.

masalahan jenis, kategori dan proses

33
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

2. Kerangka Teori mempunyai ciri-ciri morfologis, seperti ±

Terkait penelitian ini, diuraikan er (dalam honorer), -if (dalam sensitif), -i

batasan konsep dasar kelas kata (dalam alami) atau (5) dibentuk menjadi

adjektivadan pendeskripsian kaidah jenis nomina dengan konfiks ke-an, seperti adil

(bentuk), ketegori, serta proses ² keadilan, halus ² kehalusan, yakin ²

pembentukannya. keyakinan (ciri terakhir ini berlaku bagi

2.1 Adjektiva sebagian besar adjektiva dasar dan bisa

Menurut Kridalaksana (2007:68), menandai verba intransitif, jadi ada

adjektiva adalah kategori yang ditandai tumpang tindih di antaranya).

oleh kemungkinannya untuk (1) 2.2 Bentuk Adjektiva

bergabung dengan partikel ³tidak´, (2) Berdasarkan bentuk, adjektiva

mendampingi nomina, (3) didampingi dapat dibedakan atas beberapa jenis.

partikel, seperti lebih, sangat, agak, (4)

a) Adjektiva Dasar

1) yang dapat diuji dengan kata sangat, lebih, misalnya:

adil bagus cemberut deras


afdol bahagia celaka disiplin
agung baik cemas dungu
aib bangga cepat durhaka
ajaib baru
cerdas durjana

2) yang tidak dapat diuji dengan kata sangat, lebih, misalnya:

buntu genap langsung pelak


cacat interlokal laun tentu
gaib kejur musnah tunggal
ganda lancing niskala

34
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

b) Adjektiva Turunan berkurang, berlebihan, bertambah,

Selain bentuk dasar, adjektiva melebih, menyengat, mungkin.

mempunyai bentuk turunan yang 4) pembentukan adjektiva dari kelas

terbentuk melaui proses afiksasi, numeralia ke kelas adjektiva atau

reduplikasi, pemajemukan (subordinatif yang disebut denumeralisasi seperti:

dan koordinatif). Selain itu, adjektiva juga manunggal, mendua, menyeluruh.

memiliki bentuk turunan pindah kelas 5) pembentukan adjektiva dari kelas

yang terbentuk melalui proses: interjeksi ke kelas adjektiva atau yang

1) pembentukan adjektiva dari kelas disebut de-interjeksi, seperti: aduhai,

verba ke kelas adjektiva atau yang wah, sip, asoi, yahud.

disebut deverbalisasi seperti: 2.3 Kategori Adjektiva

melengking, melepuh, melimpah, Ada dua macam kategori

meluap, memalukan, membenci, adjektiva, yaitu:

menggoda, mengganggu, 1) adjektiva redikatif, yaitu adjektiva

menggembirakan. yang dapat menempati posisi predikat

2) pembentukan adjektiva dari kelas dalam kalusa, misalnya hangat, sulit,

nomina ke kelas adjektiva atau yang mahal.

disebut nominalisasi, seperti: angin- 2) adjektiva atributif, yaitu adjektiva

angin, atas, bawah, belakang, yang mendampingi nomina dalam

berakar,berapi-api, berhati-hati. pfrase nominal, misalnya nasional,

3) pembentukan adjektiva dari kelas niskala.

adverbial ke kelas adjektiva atau yang Pada umumnya, adjektiva

disebut deadverbialisasi, seperti: predikatif dapat berfungsi secara atributif,

35
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

sedangkan ajektiva atributif tidak dapat 5) Pemajemukan:

berfungsi secara predikatif. a) adjektiva koordinatif (komponen-

1) adjektiva bertaraf, yakni yang dapat komponennya ber-status

berdampingan dengan agak, sangat, sederajat), misalnya: besar mulut,

dan sebagainya, seperti pekat, buta huruf, buta warna, keras

makmur. kepala, keras hati, dan

2) ajektifa tak bertaraf, yakni yang tidak b) adjektiva subordinatif

dapat berdampingan dengan agak, (kopmponen-komponenya ber-

sangat, dan sebagainya, seperti status berlainan): gagah berani,

nasional, intern. cantik jelita, lemah gemulai,

2.4 Proses Pembentukan Adjektiva lemah lembut.

Adjektiva dibentuk melalui

beberapa proses, di antaranya: 3. Metode Penelitian

1) afiksasi, misalnya terhormat, 3.1 Metode

2) berafikske-R-an atau ke-an, misalnya: Metode yang digunakan dalam

kebelanda-belandaan, kemalu- penelitian ini adalah metode deskriptif

maluan, kesakitan, kesepian, kualitatif karena metode dan teknik

3) berafiks±i (atau alomorfnya), penelitian ini mencerminkan kenyataan

misalnya: abadi, alami, duniawi, berdasarkan fakta-fakta (fact findings)

grejani, hewani, yang ada di lapangan sebagaimana

4) reduplikasi, misalnya: muda-muda, adanya (Nawawi dan Hadari, 1967:78).

elok-elok, ringan-ringan, gagah- Dengan demikian, peneliti berusaha

gagah, dan menggambarkan secara objektif dan tepat

36
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

aspek adjektiva BDNg sesuai dengan strata sosial pemakaian bahasa tersebut

kondisi BDNg saat ini. supaya data yang diperoleh lebih

Dalam pelaksanaannya, metode komprehensif dan representatif.

ini dilakukan melalui dua teknik


3.2 Sumber Data
pengumpulan data, yakni dengan
Data yang digunakan dalam
menggunakan teknik wawancara dan
penelitian ini berupa semua adjektiva
teknik dokumentasi (Chaer, 2007:58).
dalam BDNg. Sumber data pada
Teknik wawancara dalam penelitian ini
penelitian ini adalah informan/penutur
adalah teknik wawancara terbuka atau
asli BDNg, sedangkan yang menjadi
yang sering dikenal dengan sebutan
rujukan data untuk penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur
korpus data adjektiva dalam BDNg, dan
(unstructurized interview). Wawancara
dokumen penelitian terdahulu tentang
tidak terstruktur atau terbuka ini
morfologi BDNg, terutama yang
digunakan dengan tujuan untuk
membahas tentang adjektiva.
memperoleh informasi sebanyak-
Data primer penelitian ini ialah
banyaknya tentang adjektiva yang ada
data yang disediakan oleh peneliti berasal
pada BDNg tanpa harus membatasi
dari penutur asli BDNg (populasi). Sesuai
tuturan percakapan responden yang
dengan tujuan yang hendak dicapai
diwawancarai. Untuk mendapatkan
penelitian ini, yakni deskripsi struktur
gambaran permasalahan yang lebih
adjektiva, dalam penelitian ini tidak
lengkap, peneliti perlu melakukan
dipakai populasi dalam jumlah besar,
wawancara kepada responden yang
tetapi hanya sejumlah kecil informan
mewakili berbagai wilayah pengguna
(sebagai pemerdata/sampel) yang dipilih
BDNg serta yang mewakili tingkatan
menurut syarat-syarat penentuan

37
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

informan yang memenuhi syarat. Samarin berbahasa BDNg (Lembaga Alkitab

(1988:28) mengatakan bahwa seseorang Indonesia, 1999) dan ditambah dari hasil

yang meneliti suatu bahasa dengan tujuan wawancara dengan beberapa informan.

menemukan deskripsi struktural bahasa Adjektiva yang berhasil dihimpun dari

itu sebenarnya memerlukan tidak lebih percakapan informan dan Alkitab disusun

seorang informan yang baik. dalam sebuah pangkalan data (database)

Sejalan dengan syarat pemilihan untuk membangun sebuah korpus data.

informan, informan dalam penelitian ini Adjektiva-adjektiva ini telah diklasifikasi

sebanyak empat informan yang berasal berdasarkan proses morfologis

dari Desa Pulau Telo, Kecamatan Pulau pembentukannya. Beberapa dokumen

Petak, Kabupaten Kapuas. Pimilihan penelitian yang menjadi perbandingan

wilayah penelitian ini berdasarkan asumsi penyusunan penelitian ini adalah

bahwa dialek Pulau Petak digunakan para ³3HPHULDQ 0RUIRORJL %DKDVD 'D\DN

misionaris dalam penulisan Surat Barasi 1JDMX´ .0$ M. Usop, 1975), dan

(Alkitab). Dengan demikian, dialek Pulau ³6WUXNWXU %DKDVD 'D\DN 1JDMX´ 'HZL

Petak telah banyak digunakan masyarakat Mulyani Santosa, dkk., 1991).

dalam acara kebaktian di gereja sehingga


3.3 Teknik Pengumpulan Data
masyarakat lebih mengenal kosa kata
Menurut Soebroto (2007), ada
BDNg dialek Pulau Petak.
beberapa teknik yang digunakan untuk
Data sekunder penelitian ini (data
mengumpulkan data dalam sebuah
yang sudah tersedia dari berbagai tulisan)
penelitian. Teknik-teknik tersebut adalah:
berasal dari tulisan, seperti korpus data
1) Teknik rekam dan kerja sama dengan
dan dokumen penelitian. Korpus data
informan
penelitian ini berasal dari Alkitab (Bible)

38
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

Teknik ini digunakan untuk merekam Yang dimaksud dengan metode simak

ujaran lisan yang spontan dari seorang dan catat adalah mengadakan

informan. Medium yang digunakan penyimakan terhadap pemakaian

adalah alat perekam mini. Satuan bahasa lisan yang bersifat spontan dan

kebahasaan kemudian kita minta mengadakan pencatatan terhadap data

untuk diucapkan secara wajar dan relevan yang sesuai dengan sasaran

normal oleh informan secara berganti- dan tujuan penelitian. Data yang

ganti. Dalam melaksanakan metode relevan biasanya dicatat lengkap

ini, peneliti perlu bekerja sama dengan konteks latarnya, yaitu

dengan informan. Teknik kerja sama keterangan singkat yang

dengan informan ini mirip dengan melatarbelakangi terdapatnya data

teknik wawancara. Yang relevan. Media yang digunakan

membedakannya adalah teknik ini adalah satu set alat tulis.

bersifat eksperimental. Bersifat

eksperimental di sini berarti peneliti 3) Teknik studi pustaka

meminta kepada informan agar Yang dimaksud dengan teknik studi

menanggapi kalimat-kalimat atau pustaka adalah menggunakan sumber-

satuan bahasa lain yang berisi data sumber tertulis untuk memperoleh

tertentu. Teknik ini mempunyai data. Sumber tertulis yang digunakan

keuntungan, yaitu data yang diperoleh dipilih yang mencerminkan

benar-benar sahih dan mencegah pemakaian bahasa sinkronis. Sumber-

peneliti untuk cenderung sumber tertulis tersebut dapat berupa

membenarkan hipotesisnya. buku, kamus, majalah, artikel, dan

2) Teknik simak dan catat sebagainya.

39
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

Teknik pengumpulan data lainnya lainnya. Teknik distribusional ini

dalam penelitian ini adalah studi selanjutnya dibagi lagi menjadi (1) teknik

dokumen. Menurut Sugiyono urai unsur terkecil, yaitu mengurai suatu

(2009:329), studi dokumen merupakan satuan lingual tertentu atas unsur-unsur

pelengkap penggunaan metode observasi terkecilnya dan (2) teknik urai/pilah unsur

dan wawancara dalam penelitian langsung, yaitu memilah suatu konstruksi

kualitatif. Sugiyono juga menekankan tertentu atas unsur-unsur langsungnya

bahwa hasil penelitian dengan metode (unsur langsung adalah unsur yang secara

observasi atau wawancara akan dapat langsung membentuk konstruksi yang

dipercaya/lebih kredibel apabila didukung lebih besar).

dengan studi dokumen tentang masalah-


4. Pembahasan
masalah terkait. Dengan demikian, dua
4.1 Batasan dan Ciri Adjektiva
teknik pengumpulan data inilah yang
Adjektiva adalah kata yang
dianggap paling relevan pada penelitian
menerangkan nomina (kata benda) dan
ini.
secara umum dapat bergabung dengan

3.4 Teknik Analisis Data kata lebih dan sangat. Adjektiva BDNg

Teknik yang digunakan dalam dapat ditandai dengan ciri. yaitu (1) ada

menganalisis data adalah teknik kemungkinan untuk bergabung dengan

distribusional. Menurut Soebroto, teknik partikel beken µEXNDQ¶ GDQ dia µWLGDN¶ 2)

distribusional didasarkan atas perilaku dapat mendampingi nomina, atau (3)

atau tingkah laku satuan-satuan lingual dapat didampingi kata labih µOHELK¶

tertentu yang teramati dalam pangka µSDOLQJ¶ tutu µVDQJDW¶ GDQ labien

hubungannya dengan satuan lingual µVDQJDW¶

40
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

Data 01
dia µWLGDN¶ bahandang µPHUDK¶ Æ dia bahandang µWLGDN PHUDK¶
dia µWLGDN¶ basingi µPDUDK¶ Æ dia basingi µWLGDN PDUDK¶
labih µOHELK¶ paringkong µNXUXV¶ Ælabih paringkong µOHELK NXUXV¶
pangka µSDOLQJ¶ hai µEHVDU¶ Æpangka hai µSDOLQJ EHVDU¶
harati µSLQWDU¶ tutu µVDQJDW¶ Æharati tutu µVDQJDW SLQWDU¶
labien µVDQJDW¶ EDNHQD µFDQWLN WDPSDQ¶ Ælabien bakena µVDQJDW FDQWLN WDPSDQ¶

4.2 Jenis Adjektiva tamam ¶VRPERQJ¶


hai ¶EHVDU¶
Berdasarkan variasi bentuk,
mameh ¶ERGRK¶
kaput ¶JHODS¶
adjektiva BDNg dapat dibedakan
taheta ¶EDUX¶
balau ¶ODSDU¶
jenisnya atas adjektiva dasar dan
kurik ¶NHFLO¶
benyem ¶GLDP¶
adjektiva turunan.
lumbah ¶OXDV¶
gantung ¶WLQJJL¶
4.2.1 Adjektiva Dasar
mangat ¶HQDN¶
Adjektiva dasar adalah adjektiva
4.2.2 Adjektiva Turunan
yang hanya terdiri atas satu morfem.
Adjektiva turunan BDNg
Data 02
mempunyai bentuk turunan yang
bahalap ¶FDQWLN¶
hanjak 'JHPELUD¶
terbentuk melalui proses pindah kelas
taheta ¶EDUX¶
maram ¶EXVXN¶
kata dan proses morfologis, yaitu
bakas ¶WXD¶
tabela ¶PXGD¶
afiksasi, reduplikasi, dan
paringkong ¶NXUXV¶
baseput ¶JHPXN¶
pemajemukan.
pehe ¶VDNLW¶
1) Adjektiva turunan yang terbentuk dari proses pemindahan kelas kata
Data 03
apui µDSL¶ Æ baapui-apui µberapi-DSL¶
N A
putak ¶EXVD¶ Æ baputa-putak ¶EHUEXVD-EXVD¶
N A

41
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

2) Adjektiva turunan yang terbentuk dari proses afiksasi


Data 04
darem ¶GHPDP¶ Æ badarem ¶PHULDQJ¶
A A
busau ¶PDEXN¶ Æbabusau ¶PDEXN¶
A A
pehe ¶VDNLW¶ Ækapehe ¶NHVDNLWDQ¶
A A

4.3 Kategori Adjektiva predikatif. Adjektiva predikatif adalah

Dalam BDNg, hanya ada satu adjektiva yang dapat menempati posisi

kategori adjektiva, yaitu adjektiva predikat dalam klausa.

Data 05
1) lasu-lasut ¶KDQJDW¶ Æ danum te lasu-lasut ¶DLU LWX KDQJDW¶
2) bahali ¶sulLW¶ Æ gawi te bahali ¶SHNHUMDDQ LWX VXOLW¶
3) larang ¶PDKDO¶ Æ lauk tuh larang ¶LNDQ LQL PDKDO¶

4.4 Proses Pembentukan Adjektiva 1) Afiksasi

Adjektiva BDNg dibentuk melalui Proses pembentukan adjektiva

beberapa proses afiksasi, reduplikasi, dan dalam BDNg melalui afiksasi dapat

pemajemukan. dicontohkan sebagai berikut.

Data 06
a) Prefiks ba-
ba- + darem Æ badarem µPHULDQJ¶
Pre A A
ba- + singi Æ basingi µPDUDK¶
Pre N A

ba- + daham Æ badaham µUDNXV¶


Pre A A

b) Prefiks ka-
ka- + labien µOHELK¶ Æ kalabien µEHUOHELKDQ¶
Pre A A
ka- + kuntep µSHQXK¶ Æ kakuntep µVHSHQXK¶
Pre A A

42
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

c) Prefiks paN-
paN- + kabehu µFHPEXUX¶ Æ pangabehu µPXGDK FHPEXUX¶
Pre N A
paN- + kamue µPDQMD¶ Æpangamue µNHPDQMD-PDQMDDQ¶
Pre N A
d) Prefiks saka-
saka- + tutu µVXQJJXK¶ Æ sakatutu µVHVXQJJXK VHEHQDU¶
Pre Adv A
saka- + lepah µKDELV¶ Æ sakalepah µVHKDELV¶
Pre Adv A
2) Reduplikasi pengulangan dalam BDNg dapat
Proses pembentukan adjektiva
digolongkan dalam bentuk-bentuk
melalui mekanisme reduplikasi atau
pengulangan berikut.

a) Pengulangan Seluruh
Data 07
singi µPDUDK¶ Æsingi-singi µVDQJDW PDUDK¶
BD (V) BU (A)
handang µPHUDK¶ Æhanda-handang µNHPHUDK-PHUDKDQ¶
BD (A) BU (A)
henda µNXQLQJ¶ Æhenda-henda µNHNXQLQJ-NXQLQJDQ¶
BD (A) BU (A)

Bentuk dasar singi yang terletak jajar kedua merupakan bentuk ulangnya,

pada jajar pertama merupakan bentuk dengan pengulangan bentuk tersebut

dasar, sedangkan singi yang terletak pada maka terbentuklah kata ulang singi-singi.

b) Pengulangan Sebagian

Data 08
(a) ba + kena µFDQWLN¶ Æ bakena-kena µFDQWLN-FDQWLN¶
Pre A BU (A)

ba + dengen µWXOL¶ Æ badenge-dengen µWXOL-WXOL¶


(b)
Pre A BU (A)

ma + hamen µPDOX¶ Æ mahame-hamen µPDOX-PDOX¶


(c)
Pre A BU (A)

43
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

ba + darem µGLQJLQ¶ Æ badare-darem µGLQJLQ-GLQJLQ¶


(d)
Pre A BU (A)
ba + tekang µNHUDV¶ Æ bateka-tekang µNHUDV-NHUDV¶
(e)
Pre A BU (A)

Proses reduplikasi pembentuk adjektiva dibedakan dalam dua jenis, yakni (1)

BDNg terdapat dalam dua bentuk adjektiva koordinatif (kompome-

pengulangan saja, yakni pengulangan komponennya berstatus sederajat) dan (2)

seluruh dan pengulangan sebagian. adjektiva subordinatif (kopmponen-

4.4.3 Pemajemukan komponenya berstatus berlainan).

Proses pemajemukan dalam

pembentukan adjektiva BDNg dapat

Data 09
1) Adjektiva koordinatif
sala µVDODK¶ + buahµEHQDU¶ Æsala buah µEDLN EXUXN¶
kurik ¶NHFLO¶ + hai µEHVDU¶ Ækurik hai µEHVDU NHFLO¶
bakena µFDQWLN¶ + bahalap µMHOLWD¶ Æ bakena bahalap µFDQWLN MHOLWD¶
mamut µJDJDK¶ + menteng µSHUNDVD¶ Æmemuat mameteng µJDJDK SHUNDVD¶
lemu ¶OHPDK¶ + lembai µJHPXODL¶ Ælemu lembai µOHPDK JHPXODL¶
bakas µWXD¶ + tabela µPXGD¶ Æbakas tabela µWXD PXGD¶
2) Adjektiva subordinatif
hai µEHVDU¶ takuluk µNHSDOD¶ Æhai takuluk µEHVDU NHSDOD¶
batekang µNHUDV¶ + atei µKDWL¶ Æbatekang atei µNHUDV KDWL¶
kahian µLNODV¶ + atei¶KDWL¶ Ækahian atei µUHOD LNKODV¶
rutik µUDPDK¶+ ampah µVDPSDK¶Æ rutik ampah µVDPSDK WDN EHUJXQD¶
banipis µWLSLV¶ + pinding µWHOLQJD¶Æ banipis pinding µSHUDVD¶
mait µDPSXK¶ + jela µOLGDK¶Æmait jela µPDQMXU ELMDN¶
bajenta µUDPDK¶ bajurah ¶WDPDK¶ Æ bajenta bajurah µUDPDK WDPDK¶

44
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

4.5 Adjektiva dan Pertarafan (6a) Nyai murid je harati tutu hung
sakula.
Adjektiva dalam fungsinya µ1\DL PXULG \DQJ pintar sekali
GL VHNRODK ¶
sebagai atribut nomina dapat menunjuk
5. Penutup
tingkat kualitas dan tingkat bandingan.
Dalam penelitian ini, ditemukan
Adjektiva dapat menunjuk tiga tingkat,
bahwa adjektiva BDNg dapat ditandai
yaitu
dengan ciri, yaitu (1) ada kemungkinan
Data 10
untuk bergabung dengan partikel beken
(a) tingkat positif, yakni menerangkan
bahwa nomina dalam keadaan biasa. µEXNDQ¶ GDQ dia µWLGDN¶ 2) dapat
Contoh:
mendampingi nomina, atau (3) dapat
(4) Human Jagau hai.
µ5XPDK VL -DJDX besar.¶ didampingi kata labih µOHELK¶ pangka

(4a) Human Jagau sama kahai µSDOLQJ¶ tutu µVDQJDW¶ GDQ labien
dengan humangku.
µ5XPDK -DJDX sama besarnya µVDQJDW¶ 6HGDQJNDQ Eerdasarkan variasi
GHQJDQ UXPDKNX ¶
bentuk, adjektiva BDNg dapat dibedakan
(b) tingkat komparatif, yakni
jenisnya atas adjektiva dasar dan
menerangkan bahwa suatu nomina
melebihi keadaan nomina lain, adjektiva turunan. Adjektiva dasar adalah
misalnya:
adjektiva yang hanya terdiri atas satu
(5) Human Jagau labih hai bara
humangku. morfem. Sementara itu, adjektiva turunan
µ5XPDK VL -DJDX lebih besar dari
UXPDKNX ¶ BDNg mempunyai bentuk turunan yang

(c) tingkat superlatif, yakni menerangkan terbentuk melalui proses pindah kelas
bahwa keadaan nomina melebihi
kata dan proses morfologis, yaitu afiksasi,
keadaan beberapa atau semua nomina
reduplikasi, dan pemajemukan.
lain yang dibandingkannya, misalnya:
(6) Nyai murid je pangka harati Berdasarkan katergorinya,
hung sakula.
¶1\DL PXULG \DQJ paling pintar adjektiva BDNg hanya ada satu kategori
GL VHNRODK ¶
adjektiva, yaitu adjektiva predikatif.

45
Mabasan, Vol. 10, No. 1, Januari--Juni 2016: 31--45

Adjektiva predikatif adalah adjektiva Kridalaksana, Harimurti. (2007). Kelas


Kata dalam Bahasa Indonesia.
yang dapat menempati posisi predikat Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
dalam klausa. Selanjutnya, dalam
Mahsun. (2005). Metode Penelitian
pembentukannya, adjektiva BDNg Bahasa: Tahapan Strategi,
Metode, dan Tekniknya. Jakarta:
dibentuk melalui beberapa proses PT Raja Grafindo Persada.

afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. Ramlan, M. (1981). Ilmu Bahasa


Indonesia: Sintaksis. Yogyakrta:
C.V Karyono.

Daftar Pustaka Santoso, Mulyani Dewi dkk. (1991).


Struktur Bahasa Dayak Ngaju.
Laporan Penelitian. Palangka
Alwi, Hasan et al. (2000). Tata Bahasa Raya: Universitas Palangka Raya.
Baku Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Bingan, Albert dan Offeny Ibrahim.


(2001). Upon Ajar Basa Dayak
Ngaju (Pokok Pelajaran Bahasa
Dayak Ngaju). Palangka Raya:
Primal Indah.

Bingan, Albert dan Offeny Ibrahim.


(2005). Kamus Dwibahasa Dayak
Ngaju-Indonesia. Palangka Raya:
Primal Indah.
Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, Offeny A. dan Albert A. Bingan.


(2005). Kamus Dwibahasa Dayak
Ngaju±Indonesia. Palangka Raya:
Primal Indah.

Kridalaksana, Harimurti. (1988).


Beberapa Prinsip Perpaduan
Leksem dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Kanisius.

Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus


Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

46

You might also like