Analisis Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran PKN Di Kelas Viii
Analisis Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran PKN Di Kelas Viii
Analisis Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran PKN Di Kelas Viii
ABSTRAK
ABSTRACT
This research was aimed to describe and analyze the internalization of five
basic principles of Indonesia’s values in learning civic education at class VIII
of even semester of SMP Negeri 2 Way Kenanga Regency of Tulang Bawang
Barat. Method of this research was descriptive qualitative. Type of research
used was fenomologic evaluative. Instrument to gain data used snowball
sampling technique based on interview, observation and documentation. Data
analysis used Interactive Model Analysis which was conducted through
gaining the data, data reduction, data presentation and creating conclusion.
Proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh seorang guru, harus mampu
memberikan nilai-nilai positif yang dapat diterapkan oleh siswa, sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam tiap butir pancasila. “Kegiatan belajar berpusat
pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas
lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik
(Darsono, 2000:24)”. Oleh karena itu, mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan mempunyai peranan yang penting untuk menjadikan siswa
sebagai warga Negara yang baik dan mengerti cara bertingkah laku dan bergaul
dengan lingkungan sekitar.
Nilai moral merupakan nilai yang penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai
makhluk pribadi, makhluk Tuhan, maupun makhluk sosial. Nilai moral
merupakan nilai yang digunakan sebagai dasar, tuntunan, dan tujuan manusia
dalam kehidupannya. Nilai moral yang terkandung didalam pendidikan
kewarganegaraan dapat mendukung siswa untuk dapat bergaul dengan teman
sebaya dan lingkungan. Agar pendidikan moral dapat diimplementasikan dan
tercapai sesuai harapan bangsa diperlukan rasa memiliki (sense of belonging)
dasar konsep pendidikan moral,diperlukan rasa solidaritas yang tinggi terhadap
sesama (sense of solidarity) , dan diperlukan rasa bertanggung jawab (sense of
responsibility ) terhadap dasar konsep pendidikan moral itu sebagai bahan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk mengamalkan nilai – nilai luhur
Pancasila.
Keadaan atau kondisi tersebut, masih terdapat masalah atau hambatan dalam
internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran PKn di sekolah.
Seyogyanya pembelajaran PKn di sekolah mampu menginternalisasikan nilai-nilai
Pancasila melalui tahap-tahap sebagai berikut; tahap transformasi nilai, tahap
transaksi nilai dan tahap trans internalisasi.
Tujuan dari peneltian ini adalah mengkaji dan menganalisis internalisasi nilai-
nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di kelas, supaya siswa dapat menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan, khususnya dilingkungan sekolah,
masyarakat, dan keluarga.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Muhaimin dalam Mona, (2010 : 153) Dalam proses internalisasi yang
dikaitkan dengan pembinaan peserta didik atau anak asuh ada tiga tahap yang
mewakili proses atau tahap terjadinya internalisasi, yaitu:
a. Tahap Transformasi Nilai : Tahap ini merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik
dan kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara
pendidik dan peserta didik atau anak asuh.
b. Tahap Transaksi Nilai : Suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan
melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik
dengan pendidik yang bersifat interaksi timbal-balik.
c. Tahap Transinternalisasi : Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap
transaksi. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi
verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini
komunikasi kepribadian yang berperan secara aktif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang datanya diambil dari subjek
penelitian atau sumber data. Penggalian informasi akan menggunakan teknik
pengambilan sumber data dengan metode tertentu. Adapun sumber data yang
ditetapkan dengan metode tertentu salah satunya wawancara. Teknik
pengumpulan yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan
wawancara langsung dengan informan sedemikian rupa dengan cara terlebih
dahulu mewawancarai informan yang menjadi kunci.
Hasil
Pemaparan Data
1) Karakteristik guru
Karakteristik guru PKn di SMP Negeri 2 Way Kenanga merupakan salah satu
factor penentu keberhasilan dalam pembelajaran di dalam kelas. Berikut ini
akan dijabarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai
berikut:
a. Hasil Wawancara
1) Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh guru PKn di sekolah di SMP
Negeri 2 Way Kenanga, sebagai berikut :
Kalau dilihat dari latar belakang guru PKn sendiri sebenarnya kurang
mendukung dikarenakan SMP N 2 Way Kenanga hanya memiliki 1 orang
guru dan latar belakangnya lulusan S1 dalam jabatan di UNILA tahun 2010.
(W.TU.22.4.2014)
2) Masa Kerja
Masa kerja guru PKn di SMP N 2 Way Kenanga dan pengaruh masa kerja
dengan cara guru dalam memberikan pelajaran dikelas kepada siswa, sebagai
berikut :
Guru PKn disini sudah mengajar cukup lama, yakni sejak sekolahan ini
berdiri ditahun 2010 sampai dengan sekarang. Berarti sudah 4 tahun guru
PKn ini mengabdikan diri disini, Jadi sudah dapat dipastikan guru PKn disini
memberikan pembelajaran dikelas dengan sangat baik dan sungguh-sungguh.
(W.TU.22.4.2014)
Saya sudah menjadi guru disini selama 4 tahun, dan saya merasa sudah
memberikan yang terbaik.
(W.GP.22.4.2014)
Guru PKn disini masih berstatus guru honorer, tapi walaupun masih berstatus
guru honorer, guru PKn disini selalu dengan sepenuh hati memberikan
pelajaran kepada siswa-siswa disini, dan guru PKn disini juga selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan selalu belajar metode-metode belajar yang baru
dan variatif agar siswa dapat mengerti materi dengan baik
(W.TU.22.4.2014)
Saya masih berstatus sebagai guru honorer jadi belum memiliki pangkat
apalagi golongan, tetapi saya selalu memberikan yang terbaik untuk murid-
murid dan juga untuk sekolah ini
(W.GP.22.4.2014)
1) Transformasi nilai
Proses sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang disampaikan oleh guru kepada
siswa di dalam kelas,sebagai berikut :
Sudah hampir setiap awal dan akhir pelajaran PKn, pak guru selalu
mengingatkan kami tentang nilai-nilai Pancasila
(W.SW2.22.4.2014)
Sikap tenggang rasa, toleransi antar umat beragama, tolong menolong, saling
menghormati, sopan santun dan lain sebagainya.
(W.GP.22.4.2014)
Sikap cinta kepada tanah air, tolong menolong, saling menghormati antar
umat beragama dan lain-lain.
(W.SW2.22.4.2014)
2) Transaksi Nilai
Proses diskusi yang dilakukan oleh guru dan siswa tentang nilai-nilai
Pancasila di dalam Kelas sebagai berikut:
Sering, dua minggu sekali biasanya kami membentuk gruf diskusi setiap
pulang sekolah, tapi tidak semuasiswa mengikuti diskusi tersebut, diskusinya
menyeluruh tentang pembelajaran PKn jadi bukan cuma Pancasila saja
(W.SW1.22.4.2014)
Semester kemarin pernah melakukan diskusi, kalo semester ini biasanya pak
guru membuat kelompok diskusi sepulang sekolah biasanya dua minggu
sekali tapi bukan hanya mendiskusikan tentang Pancasila saja tetapi semua
yang berhubungan dengan pelajaran PKn (W.SW2.22.4.2014)
Iya nilai yang dikembangkan ya nilai yang menurut kami dan pak guru harus
dikembangkan.
(W.SW1.22.4.2014)
Yang dikembangkan atau sering disampaikan sih antara lain, tenggang rasa,
saling menghormati antara umat beragama dan saling tolong menolong.
(W.SW2.22.4.2014)
Respon dan kritik yang disampaikan oleh siswa setelah guru memberikan
informasi mengenai nilai-nilai Pancasila sebagai berikut :
Ya, siswa merespon dengan baik terhadap nilai-nilai yang menurut mereka
membantu dan perlu dikembangkan, seperti: saling menghormati, tolong
menolong, tenggang rasa, toleransi antar umat beragama dan lain-lain.
(W.GP.22.4.2014)
3) Transinternalisasi Nilai
Sikap yang ditunjukkan oleh guru dan staf di sekolahan alam menanamkan
nilai-nilai Pancasila terhadap siswa sebagai berikut :
Setiap guru dan staf disini selalu memberikan contoh yang baik kepada siswa
disekolah (W.GP.22.4.2014)
Moto yang ada disekolah dan poster-poster yang dipasang siswa dikelas dapat
membantu dalam penanaman nilai-nilai Pancasila kepada siswa di Sekolah.
(W.GP.22.4.2014)
Kalau menurut saya, sudah cukup mendukung, mulai dari moto yang ada di
sekolah sampai yang ada di dalam kelas dan di dalam mushola.
(W.SW1.22.4.2014)
Mulai dari poster-poster pahlawan yang ada dikelas-kelas serta moto yang
ada di sekolahan selalu memberikan motivasi lebih kepada kami.
(W.SW2.22.2014)
a. Hasil Wawancara
1) Penerapan Nilai-nilai Pancasila sila ke-1 sampai sila ke-5
Sikap yang dilakukan siswa dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila yang ada
di sila 1 sampai dengan sila 5 di kelas VIII sebagai berikut :
Penerapannya sudah cukup baik, tapi tidak semua siswa menerapkan nilai-
nilai yang sudah disampaikan oleh guru.
(W.SW1.22.4.2014)
Penerapannya sendiri sih sudah mulai dilakukan oleh siswa, walaupun belum
keseluruhannya, masih ada sebagian siswa yang belum menerapkannya.
(W.SW2.22.4.2014)
Banyak, contohnya jum’at bersih. Jadi, setiap jum’at itu kita semua bersih-
bersih sekolahan, seluruh guru dan murid ikut bersih-bersih. Membuat
kelompok belajar, jadi murid-murid yang tidak mengerti mengenai pelajaran
yang diberikan guru di kelas bisa belajar bareng,. Menghargai teman-teman
yang berbeda agama, kan disini murid-muridnya bukan hanya beragama
muslim saja tetapi tidak sedikit yang beragama hindu dan khatolik jadi kalo
ibadah itu tidak saling mengganggu.
(W.SW1.22.4.2014)
Temuan Penelitian
Dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh guru PKn di SMP N 2
Way Kenanga yang merupakan lulusan dari S1 Dalam Jabatan Unila 2010, sudah
cukup mendukung dalam pemberian materi pembelajaran di dalam kelas.
Walaupun masih berstatus guru honorer, guru PKn di SMP N 2 Way Kenanga
dapat memberikan pembelajaran yang baik kepada siswa-siswa di SMP N 2 Way
Kenanga. Terbukti guru PKn disini disenangi oleh murid-murid karena dalam
pembelajaran di kelas guru PKn disini selalu memberikan hal-hal yang baru
tentang materi PKn.
Dalam proses penanaman nilai-nilai Pancasila yang dilakukan oleh guru kepada
siswa sudah cukup baik, dan sudah memberikan pengetahuan yang lebih kepada
siswa-siswa di SMP N 2 Way Kenanga. Agar dapat menerapkan nilai-nilai yang
terkandung didalam Pancasila ini dalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak sedikit
siswa yang menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh guru PKn di kelas.
Pembahasan
Pada tahap yang kedua, transaksi nilai, pada tahap ini guru PKn di SMP Negeri 2
Way kenanga sudah menjadi mediator yang sangat baik dalam mengembangkan
minat siswa tentang nilai-nilai Pancasila yang dapat membantu siswa dalam
pembelajaran ataupun dalam pergaulan sehari-hari baik dengan sesama siswa,
siswa dengan guru, bahkan siswa dengan masyarakat. Semua itu sudah dapat
dilakukan dengan baik oleh siswa dikarenakan peran guru PKn yang selalu
memberikan contoh yang baik kepada siswa.
Pada tahap yang terakhir, transinternalisasi nilai, pada tahap ini yang dituntut
untuk memberikan contoh-contoh yang baik adalah seluruh warga di lingkungan
sekolah. SMP Negeri 2 Way Kenanga sudah cukup baik memainkan perannya
dalam membangun sikap siswa yang selalu memberikan toleransi kepada siswa
yang memiliki agama yang berbeda, menghormati semua keputusan yang diambil,
selalu menghormati guru yang ada disekolahan, senantiasa membantu sesama
siswa dalam pembelajaran, dan semua ini sudah berjalan dengan cukup baik.
Kesimpulan
Proses internalisasi nilai-nilai Pancasila yang dilakukan oleh guru di dalam kelas
sudah dapat dimengerti dan dipahami oleh hampir seluruh siswa yang ada di kelas
VIII SMP Negeri 2 Way Kenanga. Dan sekolahan sudah menjadi wadah dan
contoh yang baik bagi siswa –siswa agar dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila
yang telah diberikan oleh guru di dalam kelas. Penerapan nilai-nilai Pancasila
yang dilakukan oleh siswa-siswa di SMP Negeri 2 Way Kenanga sudah berjalan
dengan lancar, dilihat dari pergaulan siswa sehari-hari, baik dilingkungan sekolah
maupun di dalam kelas.
Saran
3. Siswa
Sebagai seorang siswa yang memiliki budi pekerti yang baik seharusnya
dapat memberikan yang terbaik untuk diri mereka sendiri, dan
memberikan yang terbaik bagi sekolah. Siswa juga seharusnya dapat
menjadi cermin bagi siswa-siswa yang lain untuk dapat menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Jadi lah siswa yang selalu mencoba menggapai semua
prestasi tanpa sekalipun mengucapkan kata menyerah untuk
mewuudkannya.
DAFTAR PUSTAKA