Bertanya Dan Menjawab 2
Bertanya Dan Menjawab 2
Abstract: The knowledge has always starts with asking. For teachers, asking questions is
seen as an activity to encourage, guide, and assess students' thinking abilities. For students,
asking questions is an important part of exploring information, informing what is known, and
directing what is not yet known. The aim of this research is to determine the quantity and
quality of students' asking ability based on revised Bloom's taxonomy by applying the
problem based learning model to the material temperature and heat. The method in this
research is descriptive qualitative method. This research was conducted at SMP Negeri 2
Jember with research respondents being all students of class VII F of the odd semester of the
2019/2020 school year. Data collection using observation sheets to ask students. Based on
the data obtained, it shown that the quantity of students who ask questions is 37.63%. The
quality of questions in this research is 100% in the low level but there are no questions
classified as high level. Based on these results, it can be concluded that the asking ability of
students of class VII F in SMP Negeri 2 Jember are relatively low and need to be improved.
269
Pratwi, Analisis Keterampilan Bertanya... 270
interaksi komunikasi antar siswa serta siswa siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep
dengan guru yang sehingga proses dan materi yang diajarkan di kelas (Ramadhan
pembelajaran tidak hanya bersifat satu arah. et al, 2017). Sedangkan bagi siswa, bertanya
Menurut Rosidah, (2019) salah satu kecakapan merupakan kegiatan menggali informasi,
dalam berkomunikasi, yaitu keterampilan menginformasikan apa yang diketahui, dan
siswa dalam bertanya. Namun pada mengarahkan pada apa yang belum diketahui.
kenyataannya, sebagian besar siswa memiliki Beberapa keterampilan dasar bertanya
kendala untuk bertanya sehingga siswa menurut Lestari (2017), adalah sebagai
memilih untuk menjawab pertanyaan daripada berikut; (1) memberikan pertanyaan secara
memberi pertanyaan (Royani dan Muslim, jelas dan singkat; (2) penyebaran lingkup
2014). pertanyaan; (3) tingkatan kognitif pertanyaan;
Menurut Royani dan Bukhari (2014), (4) urutan pertanyaan yang mempunyai urutan
mengajukan pertanyaan sama dengan yang logis. Sedangkan menurut Husain (2013:
menunjukkan pola pikir seseorang sehingga 4), indikator kemampuan bertanya antara lain;
dengan bertanya dapat mendorong (1) konten; (2) performansi nonverbal; (3)
kemampuan berpikir siswa. Kegiatan menanya suara; (4) pengungkapan secara verbal atau
dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi redaksi kalimat; (5) kategori pertanyaan; dan
tambahan dan tidak dipahami mengenai apa (6) sikap.
yang sedang diamati. Menurut Kemendikbud Menurut Harlen dan Qualter (2004),
(2013) bahwa standar kompetensi lulusan pada keterampilan bertanya dapat diukur dengan
domain kemampuan, yaitu mengamati, menganalisis jenis pertanyaan yang diajukan
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan siswa. Salah satu cara untuk mengukur
mencipta . Berdasarkan standar kompetensi keterampilan bertanya siswa adalah melalui
lulusan tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu pengamatan kualitas dan kuantitas pertanyaan
aspek penilaiannya adalah menanya. Maka dari yang diajukan siswa. Kualitas pertanyaan
itu, kegiatan pembelajaran berbasis pertanyaan dapat diukur berdasarkan taksonomi Bloom
perlu dikembangkan untuk meningkatkan revisi yaitu pertanyaan kognitif tingkat rendah,
kemampuan bertanya siswa, demikian juga yaitu pertanyaan yang diajukan siswa berada
dengan pembelajaran IPA atau fisika. pada tingkatan kognitif menghafal,
Pentingnya siswa pada kegiatan bertanya memahami, dan menerapkan, sedangkan
sebagai bentuk dari pengembangan pola pertanyaan kognitif tingkat tinggi meliputi
pikirnya. Dengan bertanya, siswa dapat pertanyaan pada tingkat menganalisis,
menunjukkan bagaimana sikap, keterampilan, mengevaluasi, dan mengkreasi (Anderson et
dan pemahaman yang dimiliki siswa atas al., 2001). Sebagai indikator lainnya dari
materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. keterampilan bertanya adalah kuantitas
Kegiatan bertanya akan membentuk karakter pertanyaan. Kuantitas pertanyaan merupakan
siswa dalam membiasakan siswa untuk jumlah seluruh pertanyaan yang diajukan siswa
spontan berpikir, cepat, dan sigap merespon selama proses pembelajaran. Semakin sering
suatu persoalan serta melatih keterampilan siswa bertanya menunjukkan bahwa siswa
siswa dalam berbicara. Agustina, dkk. (2015) tersebut semakin aktif mengikuti proses
menyatakan bahwa keterampilan bertanya pembelajaran.
dengan hasil belajar memiliki hubungan positif Hasil observasi pada kegiatan
yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi pembelajaran IPA kelas VII F di SMP Negeri
keterampilan bertanya siswa maka semakin 2 Jember tahun ajaran 2019/2020 menunjukan
meningkat hasil belajarnya. Hal ini sejalan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas masih
dengan pernyataan Trianto (2008) yang dominan menggunakan metode yang berpusat
menjelaskan bahwa jika tidak ada siswa yang pada guru seperti metode ceramah. Hal ini
bertanya maupun menjawab pertanyaan, maka dapat menyebabkan siswa kurang aktif dalam
dapat dikatakan jika siswa tersebut belum pembelajaran. Sementara kurikulum 2013
melakukan kegiatan belajar. menuntut siswa aktif dalam seluruh aktivitas
Bagi guru, kegiatan bertanya yang pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat
dilakukan oleh siswa dapat dijadikan sebagai pada guru atau teacher centered learning
media untuk menilai seberapa jauh kesiapan seperti metode ceramah, masih digunakan oleh
271 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 4, Desember 2019, hal 269 - 274
guru saat ini karena dianggap praktis dan tidak Desain penelitian yang digunakan
banyak menyita waktu. Namun dengan merupakan desain penelitian deskriptif. Desain
pembelajaran tersebut, siswa akan cenderung penelitian deskriptif adalah suatu desain
pasif dan kurang berperan aktif selama proses penelitian yang menjelaskan secara nyata atau
pembelajaran berlangsung sehingga diperlukan sebenar-benarnya kondisi suatu objek yang
pembaharuan suasana kelas, salah satunya akan diteliti. Tujuan dari penelitian deskriptif
dengan beralih pada pembelajaran student adalah untuk mendeskripsikan atau
centered learning yaitu Problem Based menggambarkan suatu objek secara sesuai
Learning. dengan keadaan yang sebenarnya mengenai
Problem Based Learning merupakan sifat dan keterkaitan antar objek yang sedang
pembelajaran yang menuntun siswa untuk diamati.
menyelesaikan permasalahan dengan Tujuan penelitian ini untuk memberikan
mengaitkan pada pengalaman mereka, deskripsi tentang keterampilan bertanya siswa
sehingga siswa diharapkan dapat pada materi suhu dan kalor menggunakan
mengembangkan keterampilan berpikir untuk model pembelajaran problem based learning di
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi kelas VII F SMP Negeri 2 Jember. Langkah-
serta cara menyampaikan solusi dari langkah pembelajaran dilakukan mengikuti
permasalahan yang dihadapi melalui sintaks model pembelajaran problem based
komunikasi yang baik. Problem based learning (Arends, 2015). Selama pelaksanaan
learning merupakan aktivitas belajar mengajar pembelajaran, kelas dikondisikan agar
yang memfokuskan siswa untuk melatih siswa memungkinkan siswa untuk mengajukan
membuat penyelesaian dari suatu pertanyaan dengan cara kegiatan dialogis yang
permasalahan yang bermakna (Nafisah et al., interaktif.
2019). Sintakmatik atau tahapan model Sampel penelitian terdiri dari siswa
pembelajaran problem based learning sebanyak 31 orang. Instrumen penelitian yang
berturut-turut meliputi orientasi siswa pada dipakai berupa lembar observasi keterampilan
masalah; mengorganisasi siswa untuk belajar; bertanya siswa. Data penelitian diperoleh dari
membimbing penyelidikan individual maupun lembar observasi kemampuan bertanya siswa.
kelompok; mengembangkan dan menyajikan Keterampilan bertanya yang diukur pada
hasil karya; serta menganalisis dan penelitian ini, yaitu kuantitas (jumlah
mengevaluasi proses pemecahan masalah pertanyaan yang diajukan siswa) dan kualitas
(Arends, 2015). pertanyaan yang diajukan. Kualitas pertanyaan
Problem based learning saat diterapkan dilihat dari jenis pertanyaan yang diajukan
pada aktivitas pembelajaran menghasilkan siswa berdasarkan klasifikasi taksonomi
beberapan kelebihan (Kilbane dan Milman, Bloom revisi. Adapun rumus analisis deskriptif
2014), diantaranya: (1) menumbuhkan dalam bentuk persentase untuk kuantitas dan
keterampilan abad 21 pada siswa; (2) kualitas pertanyaan siswa yaitu:
mengembangkan pemahaman dan penguasaan 𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
siswa terhadap berbagai permasalahan 𝑁
kompleks dalam kehidupan sehari-hari; (3) Keterangan:
mengembangkan kekuatan retensi siswa n = jumlah pertanyaan yang diajukan siswa
terhadap konten materi; (4) meningkatkan N = jumlah semua pertanyaan
motivasi siswa untuk belajar; 5) mengaktifkan
pengetahuan awal siswa. Problem based Prosedur penelitian yang dilakukan
learning melatih siswa dengan memberi adalah sebagai berikut :
permasalahan dalam dunia nyata sehingga 1. Persiapan
perlu dicari solusi yang tepat agar masalah Tahap ini meliputi persiapan instrumen-
tersebut dapat diselesaikan secara tepat. Maka instrumen yang akan digunakan pada saat
dari itu siswa dibiasakan untuk berpikir penelitian serta observasi awal mengenai
menemukan solusi serta cara untuk keadaan siswa ke guru mata pelajaran.
mengkomunikasikannya. 2. Pelaksanaan
Tahap ini berisi pelaksanan penelitian yang
METODE dilakukan dengan mengamati secara
Pratwi, Analisis Keterampilan Bertanya... 272
Royani, M. dan Muslim, B. (2014). Supeno, S., Kurnianingrum, A. M., & Cahyani,
Keterampilan bertanya siswa SMP M. U. (2017). Kemampuan penalaran
melalui strategi pembelajaran aktif tipe berbasis bukti dalam pembelajaran fisika.
team quiz pada materi segi empat. EDU- Jurnal Pembelajaran Dan Pendidikan
MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Sains, 2(1), 65–78.
2(1), 22-28. Suprapto, N. (2014). Role of physics’
Rosidah, R. L. (2019). Analisis Kemampuan questions on the improvement of thinking
Bertanya Siswa dengan Memperhatikan skills: a case of indonesian student.
Dimensi Proses Kognitif Pada Penerapan International Journal of Education and
Pembelajaran Kooperatif. Skripsi, Research. 2(12), 71-82.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Zahrok, H., Supeno, & Lesmono, A. D. (2017).
Surabaya. Students’ argumentation skills through
Supardi, Leonard, H. Suhendri, dan PMA learning in vocational school. The
Rismurdiyati. (2012). Pengaruh media International Journal of Social Sciences
pembelajaran dan minat belajar terhadap and Humanities Invention, 4(7), 3619-
hasil belajar fisika. Jurnal Ilmiah 3624. doi: 10.18535/ijsshi/v4i7.08.
Pendidikan MIPA, 2(1), 71 – 81.