Nilai Waktu Dari Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Abstract
Nilai Waktu Dari Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Abstract
Nilai Waktu Dari Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Abstract
Misbahul Khoir
Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan
e-mail: [email protected]
Abstract: The time value of money is associated with the current value and
future value because the money received now is more worth than the money
received in the future. However, is the concept of time value of money is
appropriate and justified by the Shari'ah? The time value of money is a concept
that says that the money of the one rupiah that can be received today is more
worth than one rupiah which will be received in the future time. The concept of
time value of money is needed by financial managers in making decision when
will invest in an asset and determine the source of loan funds that will be chosen.
Methods for the time value of money pervade; a) the method of average rate of
return. This method measures the level of profit gained by an investment. The
disadvantage of this method is ignoring the time value of money; b) the payback
period method. The method measures how fast the investment return is, the
sooner the better; c) method of net present value (NPV). This method calculates
quarrel between the current value of investment and the present value of net cash
receipts in the future and calculates quarrel between the present value of cash
outflow (investment) and cash inflow (income) per year; d) profitability index
method (PI). This method calculates ratio between the present value of net cash
receipts in the future and the present value of the investment; and e) the methods
of internal rate of return (IRR). If IRR > saving or profit required → decent. Islam
views money as a flow concept. Money must rotate in an economy and may not
be idle for too long time. Moreover, it lets for years. Islam does not recognize the
method of time value of money because this method adds value to money solely
with increasing time and not effort. Islam actually knows the money value of
time; that is the time has economic value as well as the money value of money.
Imam Nawawi provides definition related to value addition for money based
solely on the value of time is the category of riba.
Pendahuluan
Konsep nilai waktu dari uang adalah konsep yang berkaitan dengan waktu dalam
menghitung nilai uang. Artinya, uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama
nilainya dengan satu tahun yang akan datang. Uang yang diterima sekarang nilainya lebih
besar daripada uang yang diterima di masa mendatang. Nilai waktu dari uang berkaitan
dengan nilai saat ini dan nilai yang akan datang. Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai
untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus diakumulasikan dengan
tingkat bunga tertentu (compound factor). Perbandingan jumlah uang dari periode periode
waktu yang berbeda akan berarti. Namun, apakah konsep nilai waktu dari uang (time value
of money) sesuai dan dibenarkan oleh syariah Islam?
Para pelaku ekonomi (pembuat keputusan), entah itu olahragawan, petani, peternak,
artis, eksekutif bisnis, pegawai negeri atau swasta, bahkan orang tua yang menabung untuk
pendidikan anak-anak mereka, harus menyesuaikan diri terhadap dampak bunga dan
perubahan harga-harga ekonomi serta pajak dan zakat yang wajib dikeluarkan. Setiap bulan
jutaan atau milyaran individu melakukan pembayaran hipotek atas rumah mereka belum lagi
yang ikut asuransi, investasi, baik jangka panjang maupun menengah.
Dari situasi-situasi semacam ini, ada keputusan yang harus dibuat sehubungan dengan
aliran kas masuk dan keluar selama satu periode waktu yang panjang. Pengambilan
keputusan keuangan yang tepat mengharuskan kita mempertimbangkan nilai waktu dari
uang dan apakah itu dibolehkan dalam syariat Islam? Untuk itulah pentingnya kita untuk
lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan nilai waktu dari uang dan bagaimana
pandangan syariat Islam tentang hal itu, terutama kalau hal itu dikaitkan dengan niat, motif
dan proses serta tujuan dari adanya time value of money itu sendiri. Semisal, ada yang
menginvestasikan uangnya atau sekedar menabung dengan akad wadiah yad dhamanah dan
ada pula yang ikut produk deposito mudharabah dengan tujuan bukan bunga atau motif
lainnya melainkan supaya uangnya aman dan nilainya tetap terjaga di masa yang akan datang
(tidak semakin menyusut karena adanya inflasi atau perubahan lainnya) dan bagaimana
dengan mereka yang menerapkannya di bank konvensional meskipun dengan niat yang
sama?
Untuk mempercepat penerapan ekonomi syariah, diperlukan upaya-upaya sistemik dan
mendasar yang diharapkan dapat membentuk pola pikir dan perilaku syariah sebelum
memasuki dunia kerja, bahkan semenjak memasuki pendidikan dasar. Karena tanpa sadar,
mungkin saja kita melegitimasi sesuatu itu benar karena sudah terbiasa (menjadi kebiasaan)
dan bukan sebaliknya, membiasakan sesuatu itu karena benar.
dengan riba dalam hutang? Kita akan mengetahui jawabannya dari konsep nilai waktu dari
uang itu sendiri.
Konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan
ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang
tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang
tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor).
Istilah yang digunakan :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
An =Annuity (serangkaian pembayaran yang sama selama periode waktu tertentu
yang sama pula)
I = interest (i = interest / suku bunga)
n = tahun ke-(jumlah periode)
P0 = (Jumlah pokok yang akan diakumulasikan)
Formulasi : FV = PV (1 + i)n
PV = FV / (1 + i)n
Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang
dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi
nilainya dibandingkan jumlah yang sama di masa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp.
6.000 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang sejumlah
tersebut di atas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan, mungkin 0,9 liter. Di
sini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu.
Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.
Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti
kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang
menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan
hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat, karena orang-orang
menerima penghasilan, maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah
kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu)
merupakan salah satu indikator menurunnya pengangguran.
Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian
seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Misalnya dalam keputusan memilih
investasi. Jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai
tambah, akhirnya justru menurun.
semua dana dimasukkan dalam investasi yang memberi imbal hasil lebih besar dari laju
inflasi, bagaimana dengan dana kebutuhan sehari-hari?
Tentu saja, kebutuhan dana sehari-hari bisa ditempatkan di bank yang besarnya
sekadar untuk berjaga-jaga, sementara untuk belanja bulanan bisa menggunakan kartu kredit
yang ketika tagihannya jatuh tempo Anda bayar penuh sehingga tidak dibebani bunga kredit.
Dengan pola semacam ini, dana Anda bisa ditempatkan pada deposito berjangka 1 bulan
yang bunganya lebih tinggi dari bunga tabungan. Dana Anda akan mendapat imbal hasil
cukup tinggi dan bisa di atas laju inflasi. Di sisi lain, pengaturan uang tunai Anda juga akan
bagus sebab belanja rumah tangga bisa dilakukan sekali sebulan, pakai kartu kredit, dan
dibayar lunas pada awal bulan berikutnya. Itu baru dalam konteks nilai waktu uang dikaitkan
dengan belanja sehari-hari yang notabene bersifat jangka pendek.
Katakanlah uang Rp. 100 juta itu ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka dan
mendapat bunga 10% per tahun. Maka, pada tahun kedua, total dana menjadi Rp. 110 juta
dan tahun berikutnya menjadi Rp. 121 juta. Sementara itu, teman Anda dengan dana awal
Rp. 101 juta, pada tahun kedua dananya menjadi Rp. 121 juta dan tahun berikutnya menjadi
Rp. 133 juta. Bayangkan jika pokok yang ditambah bunga tersebut kemudian diinvestasikan
terus-menerus dalam waktu 10 tahun. Awalnya, perbedaan dana Anda dengan teman hanya
Rp. 1.000.000, tetapi dalam 10 tahun kemudian perbedaannya sudah sangat besar.
Ringkasnya, nilai waktu akan uang menjadi berarti jika Anda menginvestasikan dana Anda
lebih besar dalam dalam kurun waktu panjang.1
Selain inflasi, kita harus memperhatikan biaya-biaya yang mungkin muncul dalam
investasi kita. Seperti yang kita ketahui, sering instrumen yang kita gunakan dalam
berinvestasi memerlukan biaya-biaya dalam pengelolaan atau penguasaannya. Ada beberapa
biaya yang muncul selama kita menguasai investasi tersebut. Contohnya adalah Pajak Bumi
Bangunan (untuk investasi berupa properti), zakat (bagi seorang muslim wajib berzakat bila
memiliki emas), dan lain-lain.
1
William R. Lasher, Financial Management: Kelayakan Bisnis (USA: Thomson South-Westren, 2008), 67
a) Rumus dasar future value anuitas biasa adalah sebagai berikut: FVn = PMT(1+i)n –
1/ i
Keterangan :
FVn = Future value (nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n)
PMT = Payment (pembayaran anuitas yang disimpan atau diterimapada setiap
periode)
i = Interest rate (tingkat bunga atau diskonto tahunan)
n = Jumlah tahun akan berlangsungnya anuitas
Contoh Estelle Company mendepositokan uang sebesar 200.000 pada setiap akhir
enam bulan selama lima tahun untuk membangun pabrik produksi, agar produksinya
lebih banyak, jika suku bunga 4%, berapakah jumlah deposito tersebut pada akhir
lima tahun
= 200.000 (1+0,04)10- 1 / 0.04
= 200.000 (12,00610712)
= 2.401.221,425
b) Rumus dasar present value anuitas biasa adalah sebagai berikut:PVn = FVn1 – 1 ( 1
+i)ni
Keterangan:
PVn = Present value (nilai sekarang dari anuitas pada akhir tahun ke-n)
Contoh: Perusahaan memiliki penerimaan sebesar 100.000 yang akan diterima
setiap akhir tahun selama tiga tahun, perusahaan ingin mengetahui nilai sekarang
dari tiga penerimaan tersebut yang didiskontokan pada 11%.
PVn= 100.000 (1 – 1 / (1+0,11) 3 / 0,11)
= 100.000 (2,443714715)
= 244.371,4715
b. Anuitas terhitung adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal
interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal
interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya.
Rumus dasar future value anuitas terhutang:
FVn = PMT ( FVIFAi,n ) ( 1 + i )
Contoh: Aris merencanakan untuk menikah pada umur 25 tahun, namun saat ini umur
Aris baru 20 tahun, untuk mewujudkan rencananya Aris akan mendepositikan uang
500.000 tiap tanggal lahirnya, jadi mulai hari ini Aris akan mendepositokan sejumlah
uang tersebut, kemudian Aris saat ini ingin mengetahui berapa uang yang akan
terkumpul sampai anda umur 25 tahun, 10% dimajemukkan secara tahunan.
FVn=(1+0,1 )5 - 1 / 0,1
= 6, 1051
=6, 1051 × 1,1
=6,71561 × 500.000
=3.357.805
Keterangan : 1,1 berasal dari 1 + 10%
Adapun konsep nilai waktu dari uang antara lain sebagai berikut:
a. Nilai yang akan datang (Future value)
Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari
sejumlah modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga)
tertentu.
Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sebagai berikut :
FV = Mo(1+i)n
Keterangan :
FV = Future Value
Mo = Modal awal
i = Bunga per tahun
n = Jangka waktu dana dibungakan
Contoh :
Tuan Juna pada 1 Januari 2010 menanamkan modalnya sebesar Rp. 100.000.000,00
dalam bentuk deposito di bank selama 1 tahun, dan bank bersedia memberi bunga 10%
per tahun, maka pada 31 Desember 2010. Tuan Juna akan menerima uang miliknya yang
terdiri dari modal pokok ditambah bunganya.
Diketahui : Mo = 100.000.000
i = 10% = 10/100 = 0,1
n=1
Jawab :
FV = Mo(1 + i)n
FV = 100.000.000 ( 1 + 0,10 )1
FV = 100.000.000 ( 1 + 0,1 )
FV = 100.000.000 (1,1)
FV = 110.000.000
Jadi, nilai yang akan datang uang milik Tuan Juna adalah Rp. 110.000.000,00.
b. Nilai sekarang (Present value)
Nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang
lebih besar di masa mendatang. Nilai saat ini dari jumlah uang di masa datang dinilai
pada tingkat bunga yang ditentukan:
Pv = FV/(1+i)n
Keterangan:
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv =Future Value (Nilai yang akan datang)
i = Interest/suku bunga
n = Jangka waktu dana dibungakan
Contoh :
Dua tahun lagi Tami akan menerima uang sebanyak Rp. 50.000,00. Berapakah nilai uang
tersebut sekarang jika tingkat bunga adalah 12 % setahun?
Diketahui : Fv = 50.000,00
i = 0,12
n=2
Jawab :
Pv = Fv/(1+i)n
Pv = 50.000/(1 + 0,12)(2)
Pv = 50.000/2,24
Pv = 22.321,43
Jadi, nilai sekarang uang milik Tami adalah Rp. 22.321,43,00
c. Nilai masa datang dan masa sekarang
Faktor bunga nilai sekarang PVIF (r,n), yaitu persamaan untuk diskonto dalam
mencari nilai sekarang merupakan kebalikan dari faktor bunga nilai masa depan FVIF
(r,n) untuk kombinasi r dan n yang sama.
FV = Ko (1 + r) ^n
Keterangan :
FV = Future value ( Nilai mendatang)
Ko = arus kas awal
R = rate / tingkat bunga
n = tahun ke-n (pangkat n)
Contoh : Jika Jily menabung Rp. 5.000.000,00 dengan bunga 15% maka setelah 1 tahun
Jily akan mendapat?
Diketahui : Ko = 5.000.000
r = 15% = 15/100 = 0,15
n =1
Jawab :
FV = Ko (1 + r)^n
FV = 5.000.000 (1+0.15)^1
FV = 5.000.000 (1,15)
FV = 5.750.000
Jadi di masa mendatang uang Jily adalah Rp. 5.750.000,-
Ketika membahas nilai waktu dari uang, maka dalam praktik ekonomi yang ada saat
ini belum bisa lepas dari yang namanya bunga, sehingga secara ekonomi syariah kita harus
dapat memahami dan membedakan mana bunga yang diperbolehkan dalam Islam dan mana
bunga yang terlarang baik dalam transaksi pinjaman (utang-piutang), jual beli (perdagangan),
baik secara tunai maupun tangguh/kredit juga transaksi di bidang jasa maupun kegiatan
ekonomi lainnya.
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu
kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut
apabila diinvestasikan atau sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai
kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang. Ada dua jenis bunga
yang umum dan juga digunakan dalam perhitungan present ataupun future value yakni
Bunga tunggal, Bunga majemuk.
Bunga sederhana (simple interest) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari
jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam atau bunga
yang dibayar satu kali dalam setahun.
Rumus : i = p x r x t
Dengan : i = jumlah bunga sederhana
p = jumlah uang pokok
r = tingkat suku bunga per periode
t = waktu (jumlah periode)
Bunga majemuk atau (compound interest) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan
dari bunga yang dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam/dipinjamkan atau
bunga dibayar lebih dari 1 kali.
Untuk mengilustrasikan perhitungan bunga sederhana dan bunga majemuk
diasumsikan bahwa uang Rp. 100.000.000 didepositokan kesebuah bank dan dibiarkan
selama 4 tahun dengan tingkat bunga 8% per tahun, pada akhir tahun pertama bunga dari
uang tesebut senilai (100.000.000x0.08x1) = Rp. 8.000.000.sehingga total uang tersebut
menjadi Rp. 108.000.000 untuk tahun kedua menjadi Rp. 116.000.000 sedangkan
perhitungan bunga majemuk untuk tahun pertama sama dengan bunga sederhana yatu Rp.
8.000.000 dan totalnya juga sama yaitu Rp. 108.000.000, sedangkan pada tahun kedua bunga
yang diterima yaiu( 8% dari total uang tahun pertama yaitu 108.000.000) sehingga bunganya
menjadi Rp. 8.640.000 sehingga total uang yang diterima yaitu Rp. 116.640.000 tabel
dibawah ini akan menggambarkan tingkat bunga sederhana dan bunga majemuk selama
empat tahun dalam satuan.
a) Future Value
Future value digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang apabila
uang tersebut diberikan sekarang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang
tetap selama periode tertentu kemudian definisi lain dari future value adalah nilai uang
yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu
sekarang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
1) Perhitungan future value dengan bunga tunggal
Untuk menghitung nilai yang akan datang kita dapat menggunakan rumus di bawah
ini :
FV = PV (1 + i)n
keterangan : FV = (Future Value) nilai yang akan datang
PV =(Present Value) nilai saat ini
i = Interest (bunga)
n = jangka waktu
Contoh Tn. Ahmad akan menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 10.000.000 berapa
jumlah uang Tn Ahmad selama 2 tahun dengan bunga 10% per tahun.
FV = 10.000.000(1+0,1)2
= 10.000.000 x 1,21
= 12.100.000
Jadi uang Tn. Ahmad setelah 2 tahun menjadi Rp. 12.100.000,-
2) Perhitungan future value dengan bunga majemuk
Untuk menghitung nilai Uang yang akan datang datang dengan bunga majemuk
Kita dapat menggunakan rumus di bawah ini :
FV = PV (1 + i / m)m x n
Keterangan FV = (Future Value) nilai yang akan datang
PV = (Present Value) nilai saat ini
i = Interest(bunga)
n = jangka waktu
m = periode yang dimajemukkan
Contoh: Tn. Ahmad Menginvestasikan uangnya Rp. 50.000.000 dengan bunga 12%
per tahun berapa uang Tn. Ahmad setelah 36 bulan.
i=12%=0,12
n=36/12=3
m=12/3=4
FV=50.000.000 (1+0,12/4)4x3
memperoleh dana yang diinginkan. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan
cadangan wajib atau Reserve Requrement (RR) yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
2) Biaya Operasi
Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan
prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana
ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya
operasi.
3) Cadangan Risiko Kredit
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini
disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak
terbayar.
4) Laba yang diinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang
maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting,
mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga
kredit.
5) Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang
memberikaan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
Selain bunga, kita sering mendengar mengenai suku bunga. Suku bunga adalah
persentase pokok utang (besar uang yang dipinjam) yang dibayarkan sebagai balas
jasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suku bunga tersebut antara
lain: kebutuhan dana, persaingan, kebijakan pemerintah, target laba yang
diharapkan, jangka waktu (peminjaman atau penanaman), kualitas jaminan yang
diberikan, jaminan pihak ketiga, reputasi perusahaan, jenis produk, dan hubungan
baik antara bank dan nasabah. Istilah bunga yang digunakan dalam jasa keuangan
ada banyak, di antaranya yaitu:
1) Bunga flat, bunga jenis ini sistem pembayaran utang pokok dan bunga kredit
besarnya akan sama setiap bulannya. Nilai bunga akan tetap sama setiap
bulannya karena sistem ini menghitung dari awal. Maksudnya, bunga dihitung
dari persentasi bunga yang dikalikan pokok pinjaman awal. Bunga jenis ini
biasanya digunakan pada peminjaman jangka pendek ataupun kendaraan.
2) Bunga efektif, di mana besar bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang
belum dibayar dan dilakukan di setiap akhir periode angsuran. Nilai bunga yang
dibayar akan semakin mengecil sehingga angsuran perbulan juga akan semakin
menurun dari waktu ke waktu. Perhitungan demikian tidak berarti bahwa bunga
efektif akan lebih rendah dibandingkan bunga flat.
3) Bunga anuitas, pada bunga ini porsi atau komposisi bunga dan pokok akan
berubah setiap periodenya, akan tetapi besar angsuran tetap sama setiap
periodenya. Di mana, untuk perhitungannya porsi bunga pada awal akan sangat
besar sedangkan pokoknya kecil, dan di akhir pembayaran bunga yang mengecil
sedangkan pokok besar.
4) Bunga mengambang, sistem ini besar bunga tergantung atau mengikuti suku
bunga pasar. Di mana, jika suku bunganya naik maka besar bunga akan naik
pula, dan jika suku bunga pasar turun maka besar bunga juga akan turun.
Sementara metode-metode yang digunakan dalam menentukan nilai waktu uang,
antara lain:
a) Metode average rate of return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu investasi
atau LABA/INVESTASI.
Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan→ layak.
Kelemahan metode ARR : Mengabaikan nilai waktu uang
b) Metode payback period
Mengukur seberapa cepat investasi itu kembali.
Kriteria penilaian investasi : Semakin cepat semakin baik
Kelemahan Metode payback period : Mengabaikan nilai waktu uang.
c) Metode net present value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
NPV = -Investasi+Kas thn1+Kas thn.2+… Kas thn.n (1+ i) 1 (1+ i) 2 (1+ i ) n
dimana i adalah suku bunga bank.
Proyek dinilai layak jika NPV=positif atau Jika NPV +→ layak
d) Metode profitability index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas
bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi Jika PI lebih
dari 1→ layak.
e) Metode internal rate of return (IRR)
Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai
sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
Jika IRR >tabungan atau laba yang disyaratkan→ layak .
2
Edi Wibowo dan Untung Hendry Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah? (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005),
45-46
Hasan, sistem bagi hasil merupakan salah satu bentuk kerja sama antara pemilik modal dan
seseorang, yang dilandasi oleh rasa tolong menolong. Sebab ada orang yang mempunyai
modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam menjalankan roda perusahaan. Ada juga
orang yang mempunyai modal dan keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu. Sebaliknya, ada
orang yang mempunyai keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal.3
Dalam sumber lain disebutkan bahwa bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha
di mana pemilik bekerja sama dengan pemilik modal untuk melakukan kegiatan usaha.
Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi berdua dan ketika mengalami
kerugian ditanggung bersama pula. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak
ada pihak yang terekploitasi.4
Ekonomi Islam memberikan solusi supaya uang saat ini di masa mendatang tetap
memiliki nilai tinggi meski cenderung mengalami penurunan ketika didiamkan dari waktu ke
waktu mengalami inflasi, yakni dengan jalan investasi, menabung dan bisnis (no risk, no
return) yang menerapkan sistem bagi hasil (sesuai nisbah) dengan akad mudharabah dan
musyarakah untuk produk-produk pembiayaan ekonomi yang berbasis Natural Uncertainty
Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return),
baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing).5 Sementara solusi kedua, dengan
margin keuntungan, margin keuntungan hanya digunakan pada produk-produk pembiayaan
yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang memberikan
kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti
pembiayaan murabahah, ijaroh, salam dan istisna’.6
Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang membahas tentang Nilai Waktu Dari Uang, maka kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan atau nilai
waktu dari uang di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu
memegang peranan penting. Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer
keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu
aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang
akan di pilih.
2. Mengatasi penurunan nilai uang karena tergerus inflasi dan karena tertelan oleh waktu
adalah dengan membuat uang tersebut produktif dan atau memberi imbal hasil melebihi
laju inflasi. Cara paling efektif adalah menginvestasikan dana tersebut agar
menghasilkan imbal hasil di atas laju inflasi sehingga nilai uang yang ada relatif tetap
atau bahkan bisa bertambah.
3
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 169
4
Evi Natalia, Dzulkirom, dan Sri Mangesti Rahayu, “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan
Suku Bunga Deposito Bank Umum terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi pada PT Bank
Syariah Mandiri periode 2009-2012)”, dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 9, No. 1, April 2014, 3
5
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010),
286
6
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum (Jakarta: Cendekia Institute, 1999), 199
3. Selain inflasi kita harus memperhatikan biaya-biaya yang mungkin muncul dalam
investasi kita. Seperti yang kita ketahui, sering instrumen yang kita gunakan dalam
investasi memerlukan biaya-biaya dalam pengelolaan atau penguasaannya. Terhadap
biaya-biaya tersebut maka kita harus sedikit meluangkan waktu dalam menghitungnya.
Karena itu, kita harus memahami tentang bunga, konsep nilai waktu dan metode-metode
nilai waktu uang.
4. Dalam pandangan ekonomi Islam tidak mengenal metode time value of money karena
metode ini menambah nilai kepada uang semata-mata dengan bertambahnya waktu dan
bukan usaha yang itu justru mengarah pada transaksi ribawi sebagaimana pendapat
Imam Nawawi memberikan definisi terkait penambahan nilai uang yang hanya
didasarkan pada nilai waktu adalah kategori riba. Islam justru mengenal money value of
time, yaitu waktu memiliki nilai ekonomi. Sesuai dengan ajaran Islam, manajemen
moneter yang efisien dan adil tidak didasarkan pada penerapan metode bunga. Namun,
di Islam dikenal istilah sistem bagi hasil, baik PLS (profit and loss sharing) ataupun bagi
pendapatan (reveneu sharing).
Daftar Rujukan
A., Deanta, Perencanaan Investasi dan Studi Kelayakan Proyek, Yogyakarta: Penerbit CV.
Andi Offset, 2006
Antonio, Muhammad Syafi’i Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Cendekia
Institute, 1999
Edi Wibowo dan Untung Hendry Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005
Evi Natalia, Dzulkirom, dan Sri Mangesti Rahayu, Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito
Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum terhadap Jumlah Simpanan
Deposito Mudharabah (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri periode 2009-2012).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 9 No. 1 April 2014
Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003
Karim, Adiwarman A., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2010
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Prenada Media, 2003
William R. Lasher, Financial Management: Kelayakan Bisnis, USA: Thomson South-
Westren, 2008
Http///www. Nilai waktu dari uang/Menulis Untuk Belajar, Belajar Untuk Menulis Konsep
Nilai Waktu Dari Uang.htm