10 AK Nuraini Sari OK
10 AK Nuraini Sari OK
10 AK Nuraini Sari OK
Nuraini Sari
Accounting and Finance Department, Faculty of Economic and Communication, BINUS University
Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to provide an overview of the disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in
the mining company's corporate sustainability report. It is also to analyze the disclosure of Corporate Social
Responsibility (CSR) in corporate sustainability report with standard Global Reporting Initiatives (GRI) 3.1.
Research was conducted in Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. and Timah (Persero) Tbk. on their corporate
sustainability report for the year of 2012. The analysis was conducted on the presentation of economic
performance indicator, environmental performance indicator, performance indicators of employment and
workplace practices, human rights performance indicator, public performance indicator and performance
indicator reported products liability provisions established in the GRI 3.1. The result is the two companies have
disclosed CSR in accordance with GRI3.1. Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk and Timah (Persero) Tbk have
disclosed their performance indicators; and the average has exceeded 75%. However, the disclosure of each
indicator and its aspects are not comprehensive.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Global Reporting Initiative (GRI), performance indicator
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam laporan keberlanjutan perusahaan perusahaan tambang. Penelitian juga
menganalisis pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan keberlanjutan perusahaan
dengan standar Global Reporting Initiatives (GRI) 3.1. Penelitian dilakukan terhadap Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk. dan Timah (Persero) Tbk. pada laporan keberlanjutan perusahaan untuk tahun 2012. Analisis
dilakukan terhadap penyajian indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan hidup, indikator kinerja
praktik ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, indikator kinerja hak asasi manusia, indikator kinerja
masyarakat dan indikator kinerja tanggung jawab produk yang dilaporkan dengan ketentuan yang ditetapkan
pada GRI 3.1. Hasil yang diperoleh adalah kedua perusahaan sudah mengungkapkan CSR sesuai dengan
GRI3.1. Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk telah mengungkapan setiap indikator
kinerja dan pengungkapan rata-rata sudah melebihi 75%. Namun pengungkapan indikator dan masing-masing
aspeknya masih belum rinci.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Global Reporting Initiative (GRI), indikator kinerja
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) berfokus pada triple bottom line yakni
economic prosperity, enviromental quality, social justice. Perusahaan dapat terus melanjutkan
kegiatan usahanya dengan mengimplementasikan konsep triple bottom line ke dalam tiga aspek, yaitu
keuntungan (profit), terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan menjaga
kelestarian lingkungan (planet). Perusahaan mengungkapkan tindakan pertanggungjawaban sosial
yang telah dilakukan oleh perusahaan kepada stakeholders dalam sustainability report (laporan
keberlanjutan). Laporan keberlanjutan perusahaan memberikan gambaran yang seimbang dan wajar
terhadap kinerja keberlanjutan dari organisasi atau perusahaan pelapor, termasuk kontribusi positif dan
negatif yang telah mereka lakukan dalam periode tertentu.
Pedoman atau standar yang sering digunakan oleh perusahaan dalam melaporkan
keberlanjutan perusahaan mereka yaitu Global Reporting Initiatives (GRI). Adapun standar GRI yang
berlaku sekarang adalah GRI G3.1 yang merupakan penyempuranaan dari standar-standar
sebelumnya. GRI G3.1 memberikan prinsip-prinsip dalam mendefinisikan isi laporan dan menjamin
kualitas dari informasi yang dilaporkan dalam hal pelaporan keberlanjutan perusahaan. Kerangka
pelaporan yang disusun dalam Global Reporting Initiative membagi aspek pelaporan ke dalam enam
aspek, dimana setiap aspek berisi protokol indikator (indikator kinerja). Keenam aspek atau indikator
tersebut adalah indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan hidup, indikator kinerja
praktik ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, indikator kinerja hak asasi manusia, indikator kinerja
masyarakat, dan indikator kinerja tanggung jawab produk.
Penelitian ini menganalisis dan membandingkan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam GRI G3.1 dengan laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability reporting)
tahun 2012 pada perusahaan tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. dan Timah (Persero) Tbk.
Penelitian ini mengembangkan penelitian terdahulu yang dilakukan Budisusetyo dan Almilia (2008)
yang membandingkan mengenai pengungkapan Internet Sustainability Reporting pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 dan mengembangkan penelitian yang dilakukan
Defri (2012) yang menganalisis pengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perusahaan pertambangan berdasarkan GRI G3.
Penelitian ini mempunyai identifikasi masalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana tingkat
pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan keberlanjutan yang diterbitkan
perusahaan tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk. tahun 2012
dengan setiap indikator kinerja dalam standar Global Reporting Initiative G3.1. Kedua, bagaimana
pengungkapan dan pengaruh suplemen indikator mining and metal (MM) dalam setiap indikator
kinerja GRI G3.1. Ketiga, bagaimana tingkat pelaporan CSR perusahaan secara keseluruhan.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk studi literatur dengan tujuan untuk
menganalisis penerapan standar GRI 3.1 yaitu untuk indikator indikator kinerja ekonomi, indikator
kinerja lingkungan hidup, indikator kinerja praktik ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, indikator
kinerja hak asasi manusia, indikator kinerja masyarakat dan indikator kinerja tanggung jawab produk
dalam laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability reporting) perusahaan tambang pada 2012.
Perusahaan Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, dan Timah (Persero) Tbk dipilih sebagai objek dan
sampel penelitian karena kemungkinan terdapat fakta menarik untuk dianalisis berdasarkan tujuan
penelitian ini. Adapun kode perusahaan pada BEI untuk kedua perusahaan ini adalah PTBA (Batubara
Bukit Asam) dan TINS (Timah).
Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan-perusahaan
sektor bahan tambang di BEI tahun 2012, yaitu Perusahaan Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan
Timah (Persero) Tbk. Data yang digunakan adalah laporan tahunan perusahaan (annual report),
laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability report) yang berdasarkan standar GRI 3.1. Peneltian
menggunakan data pendukung dari situs resmi perusahaan. Untuk menunjang penelitian ini, penulis
menggunakan standar mengenai pelaporan CSR yakni standar Global Reporting Initiative G3.1. Data
yang didapatkan dari penelitan akan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi mengenai penentuan
skala likert dalam penerapan indeks Global Reporting Initiative (disajikan dalam bentuk angka 0-4),
sehingga dapat diketahui perusahaan mana yang mengungkapkan pelaporan CSR secara jelas dan
menyeluruh. Selain penjelasan menggunakan tabel, penjelasan juga akan dilakukan dalam bentuk
paragraf yang berisi simpulan dari tabel setiap indikator. Penggunaan skala Likert dalam penelitian ini
untuk memberikan skor penilaian terhadap indikator pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan
sektor bahan tambang yang terdaftar di BEI pada 2013 yang disesuaikan dengan standar
pengungkapan berdasarkan kerangka pelaporan Global Reporting Initiative. Skor yang diberikan
didasarkan pada tingkat informasi yang disampaikan dalam laporan CSR perusahaan. Kriteria dalam
pemberian skor tersebut yaitu seperti pada Tabel 1.
Skor Keterangan
0 Perusahaan tidak memberikan penjelasan untuk indikator
1 Perusahaan hanya menyebutkan indikator tanpa adanya penjelasan
2 Perusahaan menyebutkan indikator dan memberikan penjelasan secara singkat
3 Perusahaan menyebutkan indicator dan memberikan penjelaskan dengan beberapa
detail atau rincian.
4 Perusahaan menjelaskan indikator secara lengkap dan rinci
Pembahasan dimulai dengan melihat secara umum laporan laporan keberlanjutan perusahaan
(sustainability reporting) tahun 2012 perusahaan Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah
(Persero) Tbk. Laporan laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability reporting) tersebut kemudian
dianalisis untuk mengetahui apakah perusahaan Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah
Dalam pengungkapan indikator kinerja ekonomi, Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk kurang
menjelaskan mengenai rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum
setempat pada daerah operasi utama. Berdasarkan jenis kelamin (EC5) hanya dijelaskan dengan chart
tanpa diberikan rincian atau penjelasan lebih lanjut. Kemudian Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
juga kurang menjelaskan definisi pemasok lokal dan proporsi pengeluaran (EC6).
Dalam pengungkapan indikator kinerja ekonomi, Timah (Persero) Tbk kurang menjelaskan
mengenai implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas
organisasi (EC2) dan skema pembayaran program manfaat pasti secara jelas (EC3). Timah (Persero)
Tbk hanya menjelaskan bahwa program manfaat pasti diatur oleh pihak asuransi yang bekerja-sama
dengan perusahaan.
Tabel 4 dan Tabel 5 memberikan informasi mengenai tingkat pengungkapan dari masing-
masing indikator kinerja Kinerja Lingkungan (EN).
Total
Kode Saham Perusahaan Pengungkapan Maksimal % Pengungkapan
Pengungkapan
PTBA 46 38 82.61%
TINS 46 35 76.09%
Indikator kinerja lingkungan adalah indikator terendah yang diungkapkan oleh kedua
perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan pada indikator ini terdapat paling banyak hal yang harus
diungkapkan perusahaan. Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk tidak
menjelaskan mengenai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi
pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang
memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi) (EN12).
Kedua perusahaan juga kurang menjelaskan mengenai suplemen indikator (MM) yang ada dalam
indikator kinerja lingkungan ini.
Tabel 6 dan Tabel 7 memberikan informasi mengenai tingkat pengungkapan dari masing-
masing indikator kinerja masyarakat (SO).
Ada beberapa indikator yang tidak dijelaskan oleh Timah (Persero) Tbk. Hal tersebut di
antaranya seperti operasi yang memiliki potensi signifikan atau dampak negatif aktual terhadap
komunitas lokal (SO9). Perusahaan juga tidak menjelaskan hal-hal yang dilakukan dalam pencegahan
dan implementasi mitigasi dalam operasi yang memiliki potensi signifikan atau dampak negatif aktual
terhadap komunitas lokal (SO10).
Tabel 8 dan Tabel 9 memberikan informasi mengenai tingkat pengungkapan dari masing-
masing indikator tanggung jawab produk (PR).
Tabel 9 Persentase Pengungkapan Setiap Aspek dalam Indikator Tanggung Jawab Produk
Pengungkapan Total %
Kode Saham Perusahaan
Maksimal Pengungkapan Pengungkapan
ANTM 10 10 100.00%
INCO 10 10 100.00%
PTBA 10 10 100.00%
TINS 10 10 100.00%
Untuk indikator tanggung jawab produk, baik Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk maupun
Timah (Persero) Tbk sudah mengungkap seluruh aspek walaupun pengungkapan dan penjelasannya
belum rinci. Kedua perusahaan mengungkapkan seluruh aspek mengenai produk mereka dikarenakan
indikator ini mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai produk mereka dan juga tanggung
jawab perusahaan mengenai produk yang mereka produksi.
Tabel 10 dan Tabel 11 memberikan informasi mengenai tingkat pengungkapan dari masing-
masing indikator kinerja praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak (LA).
Pengungkapan Total %
Kode Saham Perusahaan
Maksimal Pengungkapan Pengungkapan
PTBA 16 15 93.75%
TINS 16 15 93.75%
Timah (Persero) Tbk tidak melaporkan pelaksanaan mengenai program pendidikan, pelatihan,
penyuluhan/ bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan,
anggota keluarga, dan anggota masyarakat mengenai penyakit berat/berbahaya (LA8). Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk tidak menjelaskan mengenai masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup
dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan (LA9). Kedua perusahaan juga kurang menjelaskan
mengenai suplemen indikator (MM) yang ada dalam indikator kinerja lingkungan ini.
Tabel 12 dan Tabel 13 memberikan informasi mengenai tingkat pengungkapan dari masing-
masing indikator kinerja hak asasi manusia (HR).
Dalam aspek mengenai persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat
klausula HAM atau telah menjalani proses screening/filtering terkait dengan aspek HAM (HR1),
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk tidak mengungkapkan secara detail perjanjian mengenai HAM.
Timah (Persero) Tbk tidak melaporkan jumlah dan persentase perjanjian investasi signifikan yang
memasukkan klausula HAM.
Pada Timah (Persero) Tbk persentase pemasok dan rekanan bisnis lainnya yang signifikan
telah menjalani proses screening/filtering atas aspek HAM (HR2). Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk tidak melakukan pelatihan bagi karyawan mengenai kebijakan dan serta prosedur terkait dengan
aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah
menjalani pelatihan selama tahun 2012 (HR3).
Berdasarkan hasil analisis, kedua perusahaan sudah mengungkapkan GRI 3.1 dengan baik.
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk telah mengungkapan setiap indikator
kinerja dan pengungkapan rata-rata sudah melebihi 75%. Akan tetapi, pengungkapan indikator beserta
masing-masing aspeknya masih belum rinci. Berdasarkan Tabel 14, diperoleh simpulan bahwa
indikator tanggung jawab produk (PR) merupakan indikator kinerja dengan pengungkapan tertinggi
yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Hal ini berkaitan dengan suplemen indikator (MM) pada
indikator kinerja tanggung jawab produk (PR) yang hanya berjumlah satu suplemen indikator sehingga
memudahkan perusahaan dalam mengungkapkan setiap aspek dalam indikator PR. Di sisi lain kedua
perusahaan mengungkapkan seluruh aspek mengenai produk mereka (PR) karena indikator ini
mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai produk mereka dan juga tanggung jawab
perusahaan mengenai produk yang mereka produksi.
Sebagai saran dari penelitian adalah Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah (Persero)
Tbk untuk lebih mengungkapkan indikator kinerja lingkungan (EN) dan indikator kinerja masyarakat
(SO) yang berdasarkan standar GRI 3.1 di dalam laporan keberlanjutan perusahaan beserta dengan
suplemen indikator (MM) di setiap indikator kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Bouten, L., Everaert, P., Liedekerke, L.V., Moor, L. D. (2011). Corporate Social Responsibility
reporting: A comprehensive picture? Accounting Forum, 35, 187– 204.
Budisusetyo, S., and Almilia, L. S. (2008). Exploring financial and sustainability reporting on the web
in Indonesia. Diakses dari SSRN: http://ssrn.com/abstract=1219449 atau
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1219449
Bukit Asam. (n.d.) Laporan Keberlanjutan 2012. Diakses 5 Mei 2014 dari
http://ptba.co.id/assets/datafiles/SustainabilityReportPTBA2012.pdf.
Defri. (2012). Analisis Perbandingan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI tahun 2011 berdasarkan Global Reporting
Initiatives (GRI) G3.1. Skripsi S1. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.