Kajian Pengolahan Air Limbah Laundry Dengan Metode Adsorpsi Karbon Aktif Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Azolla

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Tanah dan Air (Soil and Water Journal)

  ISSN: 1411-5719(p): 2655-500X (e), Volume 15, Nomor 1 (Juni 2018): 38 – 46 

KAJIAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN METODE


ADSORPSI KARBON AKTIF SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP PERTUMBUHAN AZOLLA

Fanty Eka Adiastuti1), Yanisworo Wijaya Ratih2), dan Miseri Roeslan Afany2)
1)
Alumni Program Studi Agroteknologi
2)
Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta
E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Study of Laundry Wastewater Treatment using Activated Carbon Adsorption


Method and Its Effects on Azolla Growth (Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo Wijaya
Ratih, and Miseri Roeslan Afany): Recently, industrial laundry has been increasing
rapidly, however generally the waste water of loundry industries were dumped directly to
the environment without any treatment.. The purpose of the research is to study pollutants
decrease of laundry industrial wastewater by using activated carbon and to evaluate the
loundry wastewater treated be used for Azolla cultivation. This research applied 4
treatments that are application of activated carbon with 3 replications using Completely
Randomize Design (CRD). The treatment consists of 0g, 5g, 10g, and 15 g of activated
carbon which was added in one litre of laundry wastewater. The parameters which were
analysis were pH, detergent and P content, also BOD and COD value. The next step is the
use of loundry wastewater treated for Azolla cultivation. Azolla biomass was being
observed in every 5 days for 20 days. The results showed that the use of 5g/L activated
carbon on laundry wastewater increases significantly levels of phosphate, and decreases
significantly of detergent content, BOD and COD value. Azolla sp. has not able to grow on
Azolla sp. has the ability to grow on the activated carbon application of 5g/L and their
growth was not significantly different from 10g/L and 15g/L treatment.
Keywords: Laundry wastewater, activated carbon, Azolla.

analisis kimiawi limbah laundry


PENDAHULUAN
menunjukkan bahwa nilai pH, BOD, COD,
dan deterjen lebih besar dari nilai ambang
Industri kecil laundry saat ini berkembang
batas yang sudah ditentukan. Hudori
pesat. Perkembangan industri ini perlu
(2008) dalam penelitiannya menunjukkan
mendapat perhatian karena pada umumnya
bahwa limbah loundry mempunyai nilai
para pelaku industri membuang langsung
pH, BOD, COD, serta deterjen berturut-
limbah sisa produksinya ke selokan atau
turut sebesar 8,67; 182,78 mg/L; 599,44
badan air tanpa pengolahan terlebih dulu.
mg/L, dan 256,87 mg/L. Limbah cair yang
Pencemaran terhadap lingkungan dapat
dihasilkan dari sisa proses pencucian baju
timbul karena air limbah dari industri
juga mengakibatkan kekeruhan sehingga
loundry banyak mengandung polutan
menghalangi sinar matahari masuk ke
berupa lemak dan senyawa organik lain
dalam air (Stefhany et a., 2013). Proses
yang berasal dari pakaian kotor, beberapa
dalam industri loundry membutuhkan air
senyawa kimia seperti natrium tripoly-
yang banyak dan menghasilkan air limbah
phosphat sebagai pengisi, dan deterjen atau
yang banyak pula. Rata-rata kebutuhan air
surfaktan yang sulit terombak secara alami
di alam (Agustina et al., 2014). Hasil dalam industri laundry mencapai 15 L/kg
pakaian yang diproses (Ciabatti et al.,

38
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46 

2009). Dengan demikian pemrosesan limbah laundry dengan penambahan


limbah loundry menjadi sangat penting karbon aktif.
agar beban pencemaran berkurang dan air
dapat dimanfaatkan kembali. BAHAN DAN METODE
Beberapa metode dapat digunakan
untuk mengolah limbah cair seperti limbah Penelitian ini dilaksanakan
loundry, baik secara khemis, fisis, maupun menggunakan Rancangan Acak Lengkap
biologis. Salah satu cara yang digunakan (RAL) satu faktor berupa takaran karbon
adalah dengan memanfaatkan karbon aktif dengan 4 perlakuan, yaitu
aktiv. Karbon aktiv adalah material karbon penambahan karbon aktif pada limbah
amorf tersusun atas pelat-pelat datar atom loundry sebesar 0g/L, 5g/L, 10g/L, dan
C yang terikat secara kovalen dalam suatu 15g/L. Air limbah diambil dari industri
kisi heksagonal dengan satu atom C pada laundry rumahan yang berlokasi di Dusun
setiap sudutnya. Dengan luas permukaan Seturan, Kecamatan Depok, Kabupaten
yang tinggi dan porous maka karbon aktiv Sleman, Yogyakarta. Karbon aktif
dapat berperan sebagai adsorben yang baik diperoleh secara komersial dari Bandung,
(Hartanto dan Ratnawati 2010). Fungsi sedangkan Azolla diperoleh dari petani di
karbon aktif sebagai adsorben pada air daerah Bantul, DIY. Air limbah ditambah
limbah diantaranya untuk menyaring atau dengan karbon aktiv dengan takaran sesuai
menghilangkan bau dan mengurangi zat dengan perlakuan, selanjutnya diaduk
pencemar dalam air limbah (Atmayudha, selama 2 jam. Setelah 2 jam pengadukan
2007). Selain proses adsorpsi secara fisika, air limbah disaring menggunakan dakron
adsorpsi secara kimia juga terjadi antara dan kapas untuk memisahkan karbon
antara karbon aktif dan pencemar dalam aktifnya (Gumelar et al., 2015),
limbah. Selanjutnya dilakukan pengamatan
Azolla pinata merupakan tanaman terhadap parameter pH, kadar P, BOD,
paku air yang mempunyai kecepatan COD, dan kadar deterjen. Sebanyak 3,5 L
pertumbuhan yang tinggi, mudah air limbah yang sudah diperlakukan
beradaptasi pada kondisi lingkungan yang dengan karbon aktiv kemudian
tidak menguntungkan, toleran pada kisaran dipindahkan ke ember plastik sebagai
pH yang luas (4,5 – 8,3), serta mudah media budidaya azolla. Azolla yang
pemeliharannya. Oleh sebab itu maka berumur 2 minggu digunakan sebagai
Azolla sering digunakan sebagai agen bibit. Masing-masing air limbah ditambah
yang efektif untuk fitoremediasi limbah Azolla sebanyak 4 gram. Media tanam
organik maupun anorganik (Wulandari & padat Azolla yang digunakan berupa
Simanungsong, 2009; Fikri, 2013; Eribo & campuran 1 kg tanah Regosol dengan 0,4
Kadiri, 2016; Mentari et al., 2016). Namun gram pupuk SP-36. Volume atau
demikian, hasil penelitian Abidin (2015) ketinggian air dalam wadah budidaya
menunjukkan bahwa Azolla tidak mampu Azolla dipertahankan, jika terjadi
tumbuh pada limbah loundry yang tidak penguapan dilakukan penambahan air.
diencerkan. Penanaman azolla dilakukan selama 20
Penelitian ini dilakukan untuk hari. Pengukuran berat basah azolla
mengetahui pengaruh penambahan karbon dilakukan setiap 5 hari. Tanaman azolla
aktif terhadap penurunan kadar polutan yang akan dihitung berat basahnya
limbah laundry serta menguji kemampuan disaring dan ditiriskan terlebih dahulu
tumbuh Azolla pada limbah yang sudah dengan kain kasa sebelum ditimbang,
diperlakukan dengan karbon aktiv. Dalam setelah ditimbang azolla dikembalikan lagi
penelitian ini Azolla berperan sebagai untuk pengamatan 5 hari selanjutnya.
indikator keberhasilan pengolahan air Berat kering azolla dilakukan pada akhir
inkubasi dengan mengeringkannya pada

39 
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry 

suhu 60oC selama 48 jam. Data yang


diperoleh diolah dengan Analysis of 7.60
Variance (ANOVA) pada taraf 5%, 7.40
apabila terdapat perbedaan yang signifikan 7.20
7.00
dilanjutkan dengan Duncan Multiple
6.80
Range Test (DMRT) pada taraf 5%. 6.60

pH
6.40
HASIL DAN PEMBAHASAN 6.20
L-Ka L-Ka L-Ka 50 L-Ka
Tabel 1 berikut adalah hasil analisis data 0gr 25gr gr 75gr
dari beberapa parameter air limbah yang
Penambahan karbon aktif/L
diperoleh setelah air limbah diolah dengan
karbon aktif. Grafik perubahan nilai atau Gambar 1. pH limbah setelah perlakuan
kadar masing-masing parameter disajikan dengan karbon aktif
pada gambar 1 sampai dengan 5.
Berdasarkan nilai pada perlakuan tanpa aktiv sampai dengan 15g/L tidak
penambahan karbon aktif, maka dapat mengakibatkan perubahan secara nyata
diketahui bahwa kadar detergent, BOD, pada pH limbah loundry. Gambar 1
dan COD limbah loundry jauh di atas menampilkan perubahan pH limbah pada
ambang batas ketentuan yang berlaku di perlakuan penambahan karbon aktiv yang
Daerah Istimewa Yogyakarta. Nilai COD berbeda beda.
yang tinggi dan jauh lebih tinggi dari BOD
menunjukkan bahwa limbah loundry yang Kadar Fosfat Total
digunakan dalam penelitian ini banyak
Data pada tabel 1 menunjukan
mengandung senyawa organik yang susah
bahwa kadar fosfat air semakin tinggi
dirombak/persisten.
dengan meningkatnya penambahan karbon
aktiv. Kadar fosfat berkisar antara 0,66
pH
mg/L pada perlakuan penambahan karbon
Nilai pH berkisar antara 6,7 pada aktiv 0g/L sampai dengan 10,55 mg/L
perlakuan tanpa penambahan karbon aktif pada perlakuan penambahan karbon aktif
sampai dengan 7,1 pada perlakuan 15g/L. Apabila dibandingkan dengan
penambahan karbon aktiv 15g/L. Hasil kontrol (0g/L), penambahan karbon aktif
analisis data menunjukkan bahwa 10g/L meningkatkan secara nyata kadar P
perlakuan dengan penambahan karbon total limbah, dan perlakuan 10g/L tidak
Tabel 1. Rerata hasil analisis kimiawi air limbah setelah perlakuan
Parameter
Perlakuan penambahan
No fosfat Deterjen COD BOD
karbon aktif per liter pH
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 0g 6,7 a 0,66 c 55,46 a 668,83 a 182,0 a
2 5g 6,8 a 4,28 bc 0,62 b 256,33 b 85,3 b
3 10g 6,8 a 7,16 ab 0,70 b 291,33 b 99,3 b
4 15g 7,1 a 10,55 a 0,88 b 265,67 b 90,0 b
Keterangan:
1. Rata-rata yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada DMRT taraf 5%.
2. Kadar maksimum merujuk pada Perda Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2006, tentang
Baku Mutu Air Limbah Laundry untuk pH, kadar detergent, BOD, dan COD berturut-turut
adalah 6-9, 5mg/L, 75 mg/L, dan 150mg/L

40
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46 

berbeda nyata dengan perlakuan 15g/L. maupun tanaman atau gulma air yang
Terjadinya peningkatan kadar fosfat cepat sehingga menutup permukaan air.
diduga karena karbon aktiv mengandung Tertutupnya permukaan air oleh tanaman
fosfat. Pada proses pembuatan karbon mengakibatkan terhambatnya paparan
aktiv, arang yang dihasilkan dari proses sinar matahari, serta berkurangnya kadar
karbonisasi diaktifkan untuk meningkatkan oksigen terlarut dibawah permukaan air.
efektivitasnya sebagai bahan penjerap. Keadaan tersebut mengakibatkan
Aktivasi dapat dilakukan secara terganggunya aktivitas organisme atau
pemanasan dan penambahan senyawa biota air (Wardana, 2009 dalam Majid dkk,
kimia seperti H3PO4, NH4Cl, AlCl3, dan 2017). Namun demikian apabila hasil
lain lain. (Lempang, 2014). Ada pengolahan limbah digunakan untuk
kemungkinan bahwa karbon aktiv yang budidaya tanaman, seperti Azolla, maka
digunakan diaktifkan dengan H3PO4. keberadaan P dapat menguntungkan,
karena tanaman membutuhkan P untuk
16.00 pertumbuhannya.
Kadar Fosfat (mg/L)

14.00
12.00 Biochemical Oxigen Demand (BOD)
10.00
8.00 BOD atau Kebutuhan Oksigen Biologis
6.00 adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
4.00 oleh bakteri untuk menguraikan
2.00
0.00 (mengoksidasi) senyawa organik yang
L-Ka 0gr L-Ka L-Ka 50 L-Ka terlarut dan sebagian senyawa organik
25gr gr 75gr tersuspensi dalam air. Hasil analisis data
(Tabel 1) menunjukkan bahwa penggunaan
Gambar 2. Kadar fosfat limbah setelah karbon aktiv secara nyata menurunkan
perlakuan dengan karbon aktif angka BOD dari 182 mg/L pada perlakuan
penambahan karbon aktif 0g/L menjadi
85,3 pada perlakuan penambahan karbon
Terjadinya penambahan P ini perlu aktif 5g/L. Perlakuan penambahan karbon
diperhatikan. Pada kondisi lingkungan aktif 5g/L tidak berbeda nyata dengan
yang tidak terkontrol, timbulnya fosfat perlakuan penambahan karbon aktif 10g/L
yang berlebihan merugikan lingkungan, dan 15g/L. Namun demikian penambahan
karena memungkinkan terjadinya proses karbon aktif sampai 15g/L tidak berhasil
eutrifikasi, yaitu kondisi lingkungan menurunkan nilai BOD sehingga mencapai
perairan dengan nutrisi yang berlebihan bawah ambang batas yang berlaku.
yang mengakibatkan pertumbuhan alga Gambar 3 menunjukkan terjadinya
250 800
200 700
600
BOD (mg/L)

COD (mg/L)

150 500
100 400
300
50 200
0 100
0
L-Ka 0gr L-Ka L-Ka L-Ka
25gr 50gr 75gr L-Ka 0gr L-Ka L-Ka L-Ka
25gr 50gr 75gr
Penambahan karbon aktif
Penambahan karbon aktif
Gambar 3. Perubahan BOD limbah setelah Gambar 4. Nilai COD limbah setelah
perlakuan dengan karbon aktif perlakuan dengan karbon aktif

41 
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry 

penurunan BOD akibat perlakuan dan 15g/L. Namun demikian, seperti


penambahan karbon aktif. halnya pada pengamatan terhadap BOD,
Biochemical Oxygen Demand penambahan karbon aktif sampai 15g/L
(BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang belum menurunkan nilai COD sehingga di
diperlukan secara biologis untuk mengurai bawah ambang batas yang berlaku. Nilai
atau mendekomposisi bahan organik yang COD yang lebih tinggi dari BOD
relatif mudah dirombak dalam kondisi menunjukkan bahwa limbah loundry juga
aerobik. Dengan demikian, apabila kadar mengandung senyawa organik persisten.
bahan organik dalam badan air tinggi,
maka nilai BOD juga tinggi dan tingkat Deterjen/surfaktan
pencemaran oleh senyawa organik tinggi. Hasil analisis data dengan uji DMRT
menunjukkan bahwa perlakuan berupa
Chemical oxygen demand (COD) penambahan karbon aktif sebesar 5g/L,
COD atau Kebutuhan Oksigen Kimia 10g/L, serta 15g/L menurunkan secara
(KOK) adalah jumlah oksigen yang nyata kadar deterjen/surfaktan sehingga
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat mencapai 0,62 mg/L, dibawah ambang
organik yang ada dalam 1 liter sampel air, batas nilai yang ditentukan, yaitu sebesar
dengan pengoksidasi berupa K2Cr2O7. 5mg/L (Tabel 1). Gambar 5 menunjukkan
Karena K2Cr2O7 merupakan oksidator penurunan kadar deterjen limbah setelah
kuat, maka semua jenis senyawa organik perlakuan penambahan karbon aktif.
baik yang bersifat persisten maupun tidak Bahan organik dalam limbah laundry
akan teroksidasi dengan sempurna. berasal dari pakaian kotor yang dicuci dan
Gambar 4 berikut ini adalah grafik surfaktan dalam deterjen. Secara umum
penurunan nilai COD setelah diberi komponen penyusun deterjen adalah
perlakuan berupa penambahan karbon surfaktan, builders, bleaching agent dan
aktiv. bahan aditif (Smulders dalam Suwahdendi,
Hasil analisis data COD (Tabel 1) 2016). Surfaktan yang merupakan bahan
menunjukan bahwa terjadi penurunan utama penyusun deterjen merupakan
kadar COD secara nyata setelah perlakuan senyawa organik yang terombak dalam
dengan penambahan karbon aktiv. Nilai waktu lama. Karbon aktiv sebagai
COD pada perlakuan tanpa karbon aktiv adsorben mampu menjerap surfaktan dan
668,83 mg/L, secara nyata turun menjadi senyawa organik melalui oksigen
256,33 mg/L pada pelakuan dengan karbon kompleks pada permukaannya maupun
aktif 5g/L. Perlakuan penambahan karbon pori-porinya, sehingga kadar deterjen,
aktif 5g/L tidak berbeda nyata dengan COD, dan BOD turun.
perlakuan penambahan karbon aktif 10g/L Kelompok fungsional permukaan
800 karbon aktif berperan penting dalam
700 adsorpsi berbagai molekul organik.
600 Menurut Cecen dan Aktas (2011),
COD (mg/L)

500 permukaan karbon aktif umumnya


400 mengandung berbagai kompleks oksigen
300
dalam beberapa bentuk karboksilat,
200
100 fenolik, dan karbonil yang berasal dari
0 bahan baku serta saat proses aktivasi.
L-Ka 0gr L-Ka L-Ka L-Ka Sebagai contoh, senyawa aromatik dapat
25gr 50gr 75gr diadsorb oleh karbonil pada permukaan
Penambahan karbon aktif
karbon dengan mekanisme pembentukan
komplek donor-akseptor. Oksigen karbonil
Gambar 4. Nilai COD limbah setelah bertindak sebagai donor elektron,
perlakuan dengan karbon aktif sedangkan cincin aromatik dari zat terlarut

42
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46 

Tabel 2. Berat basah dan berat kering Azolla yang ditumbuhkan pada air limbah loundry setelah
perlakuan penambahan karbon aktif
Rerata Pertumbuhan Azolla (gram) Berat kering
Sampel
5 HST 10 HST 15 HST 20 HST
L-Ka 0 2,84a 2,32a 0,00b 0,00b 0,00
L-Ka 25 3,95a 4,04a 10,22ab 19,57a 2,28
L-Ka 50 3,32a 4,22a 10,37ab 19,56a 3,47
L-Ka 75 3,11a 4,20a 12,57a 22,16a 2,95
Keterangan:
Rata-rata yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
DMRT taraf 5%.
HST: Hari Setelah Tanam
Berat kering diamati pada akhir penanaman ( 20 HST)

bertindak sebagai akseptor elektron.


100.00

Kadar Deterjen (mg/L)


Pertumbuhan Azolla 80.00
Untuk menguji keefektifan 60.00
penggunaan karbon aktif dalam 40.00
menurunkan polutan pada limbah loundry,
maka air limbah digunakan untuk 20.00
budidaya Azolla. Data pertumbuhan 0.00
Azolla disajikan pada tabel 2. Berat basah L-Ka 0gr L-Ka L-Ka 50 L-Ka
azolla diamati setiap 5 hari sejak 25gr gr 75gr
Penambahan karbon aktif
penanaman. Pengamatan dilakukan hingga
umur Azolla 20 hari, saat Azolla menutupi Gambar 5. Penurunan kadar deterjen limbah
permukaan tempat budidaya. Azolla tidak setelah perlakuan dengan karbon aktif
mengalami pertumbuhan pada limbah yang
tidak diperlakukan dengan penambahan
karbon aktif (perlakuan 0g/L). Meskipun biasanya pertumbuhan yang optimam
air limbah yang sudah diperlakukan terjadi pada hari ke 7 sampai dengan 14
dengan penambahan karbon aktif memiliki setelah tanam. Panjangnya fase adaptasi
nilai BOD dan COD di atas ambang batas, karena nilai COD limbah masih tinggi,
namun Azolla masih mampu tumbuh pada yaitu 256,33 mg/L. Hasil penelitian
limbah tersebut. Hasil analisis data Mentari et al., 2016 menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa perlakuan pertumbuhan Azolla pada limbah loundry
penambahan karbon aktiv 5g/L secara yang diencerkan dua kali dengan nilai
nyata meningkatkan pertumbuhan COD berkisar antara 124,18 sampai
tanaman. Hasil analisis data menunjukkan dengan 140,10 mg/L mencapai puncaknya
bahwa perlakuan 5g/L tidak berbeda nyata pada pengamatan hari ke 7. Berdasarkan
dengan perlakuan 10g/L mupun 15g/L. hasil ini, dapat diketahui bahwa biomassa
Pertumbuhan Azolla dapat dilihat pada atau berat kering azolla yang paling tinggi
gambar 6. terdapat pada perlakuan dengan 15g/L.
Pertumbuhan Azolla secara dengan penambahan karbon aktif. 
eksponensial terjadi setelah penanaman Secara keseluruhan hasil penelitian
selama 10 hari. Fase adaptasi yang ini menunjukkan bahwa penambahan
dibutuhkan Azolla relatif lama, karena karbon aktif sebesar 5g/L pada limbah
pada media tanam berupa air tanpa polutan loundry sudah berhasil menurunkan kadar

43 
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry 

mg/L, dan dari 55,46 mg/L menjadi


25 0,62 mg/L
2. Azolla tidak dapat tumbuh pada limbah
L-Ka 0
20 loundry yang tidak diperlakukan
Berat Basah Azolla (gram)
L-Ka 25 dengan penambahan karbon aktif.
L-Ka 50 3. Azolla mampu tumbuh pada limbah
15 loundry yang diberi perlakuan
L-Ka 75
penambahan karbon aktif 5g/L dan
10 pertumbuhannya tidak berbeda nyata
dengan perlakuan penambahan 10g/L
maupun 15g/L.
5
DAFTAR PUSTAKA
0
0 HST 5 HST 10 HST 15 HST 20 HST Abidin, J. 2015. Kajian Pemanfaatan
Rerata Pertumbuhan Azolla Limbah Laundry untuk Penanaman
Azolla dan Pengaruhnya Terhadap
Gambar 6. Pertumbuhan Azolla pada limbah Peningkatan Kualitas Limbah.
loundry yang sudah diperlakukan  Skripsi. Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian:
Universitas Pembangunan Nasional
polutan sehingga nilai BOD, COD, dan “Veteran” Yogyakarta.
kadar deterjen/surfaktan berkurang,
sehingga hasil pengolahan limbah dapat Agustina, TE., Faizal, M., And Aprianti,
dimanfaatkan untuk budidaya Azolla. T. 1 Application of Activated
Azolla di samping dimanfaatkan sebagai Carbon and Natural Zeolite for
tanaman dalam fitoremediasi juga banyak Phosphate Removal from Laundry
dimanfaatkan dalam bidang pertanian Wastewater Proceedings of The 5th
karena kadar nitrogennya yang tinggi Sriwijaya International Seminar on
(Gunawan, 2014). Penelitian Mentari et Energy and Environmental Science
al., 2016 juga menujukkan bahwa & Technology Palembang, Indonesia
penanaman Azolla mampu menurunkan September 10-11, 2014
angka COD limbah loundry. Penelitian ini Asfawi, S. 2014. Dampak Usaha Laundry
perlu dilanjutkan dengan aplikasi karbon Terhadap Tingkat Pencemaran Air.
aktif kurang dari 5g/L untuk mendapatkan Studi Kasus di Kelurahan Pindrikan
tingkat efisiensi yang paling tinggi. Kidul. Laporan Penelitian Dosen
Pemula. Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro.
KESIMPULAN
Atmayudha, Ardhana. 2007. Pembuatan
Karbon Aktif Berbahan Dasar
Penambahan karbon aktif 5g/L
Tempurung Kelapa dengan
secara nyata menurunkan nilai BOD,
Perlakuan Aktivasi Terkontrol serta
COD, dan kadar detergent limbah loundry.
Uji Kinerjanya. Skripsi. Departemen
Perlakuan penambahan karbon aktif 5g/L
Teknik Kimia Fakultas Teknik
limbah tidak berbeda nyata dengan
Universitas Indonesia.
perlakuan penambaha karbon aktif 10g/L
mauun 15g/L. BOD, COD, dan Cecen, F., and Aktas, O. 2011. Activated
1. kadar detergent menurun berturut-turut Carbon for Water and Wastewater
dari dari 182 mg/L menjadi 85,33 Treatment: Integration of Adsorption
mg/L, dari 668,83 mg/L menjadi 256,33 and Biological Treatment. Wiley-

44
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46 

VCH Verlag & Co. KGaA, Boschstr. Hudori. 2008. Pengolahan Air Limbah
12, 69469 Weinheim, Germany. Laundry dengan Menggunakan
Elektrokoagulasi. Skripsi. Institut
Ciabatti, I, F. Cesaro, L.Faralli, E.Fatrella,
Teknologi Bandung.
Dan F.Togotti. 2009. Demonstration
Of A Treatment System For Lempang, Mody. 2014. Pembuatan dan
Purification And Reuse Of Laundry Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis
Wastewater, Desalination, 245, 451- EBONI Vol. 11 No. 2, Desember
459. 2014 : 65 – 80.
Eribo, O And Kadiri, MO., 2016, Growth Majid M, Amir R, Umar R, dan Hengky
Performance and Phytoremediation H.K. 2017. Efektivitas Penggunaan
Ability of Azolla Pinnata in Karbon Aktif Pada Penurunan Kadar
Produced Water J. Appl. Sci. Fosfat Limbah Cair Usaha Laundry
Environ. Manage. Vol. 20 (4) 1053- di Kota Parepare Sulawesi Selatan.
1057 Prosiding Seminar Nasional
IKAKESMADA “Peran Tenaga
Fikri, Z. 2013. Aquatic Plant Treatment
Kesehatan dalam Pelaksanaan
Tumbuhan Paku Air Azolla pinnata
terhadap Penurunan Kadar Nitrat dan SDGs”. ISBN: 978-979-3812-41-0.
Nitrit pada Air Limbah Industri Tahu 26 Januari 2017.
di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Mentari, A., Probosunu, N., Adharini, R,I.
Sekarbela, Nusa Tenggara Barat. 2016. Pemanfaatan Azolla sp. Untuk
Media Binia Ilmiah. ISSN No. 1978- Menurunkan Kandungan COD
3787. (Chemical Oxygen Demand) dalam
Gumelar, Dalas., Yusuf Hendrawan, dan Limbah Laundry. Jurnal Perikanan
Rini Yulianisngsih. 2015. Pengaruh UGM (J. Fish. Sci.) XVIII (2): 67-72
Aktivator dan Waktu Kontak ISSN: 0853-6384 eISSN: 2502-
Terhadap Kinerja Arang Aktif 5066.
Berbahan Eceng Gondok (Eichornia Peraturan Daerah DIY No. 7. 2016. Baku
crossipes) Pada Penurunan COD Mutu Air Limbah. Yogyakarta:
Limbah Cair Laundry. Jurnal Gubernur Daerah Istimewa
Keteknikan Pertanian Tropis dan Yogyakarta.
Biosistem Vol. 3 No. 1, Februari Smulders, E. 2002. Laundry Detergents.
2015, 15-23. Wiley -VCH Verlag GmbH,
Gunawan, I. 2014. Kajian Peningkatan Weinheim, Germany
Peran Azolla Sebagai Pupuk Organik
Stefhany, C.A, Sutisna. M, Pharmawati, K.
Kaya Nitrogen pada Padi Sawah. 2013. Fitoremediasi Phospat dengan
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. menggunakan Tumbuhan Eceng
Vol. 14 (2): 134-138. ISSN 1410 - Gondok (Eichornia crassipers) pada
5020 Limbah Cair Industri Kecil
Hartanto, S dan Ratnawati. 2010. Pencucian Pakaian (Laundry). Jurnal
Pembuatan Karbon Aktif Dari Teknik Lingkungan Itenas. Vol. 1.
Tempurung Kelapa Sawit Dengan No. 1. Februari 2013.
Metode Aktivasi Kimia. Jurnal Sains Suharto. 2011. Limbah Kimia dalam
Materi Indonesia. Indonesian Journal Pencemaran Udara dan Air.
of Materials Science. Vol. 12, No. 1,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Oktober 2010, hal : 12 – 16. ISSN :
1411-1098.

45 
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry 

Wulandari, C.D. & Simanungsong, T.L.


2009. Uji Efektivitas Azolla pinnata
dan Hydrilla sp. untuk Meremovel
Logam Berat Kromium (Cr) pada
Limbah Tekstil (Studi Kasus Limbah
Pencelupan Batik di Malang). Jurnal
Lingkungan ITN Malang.

46

You might also like