Kajian Pengolahan Air Limbah Laundry Dengan Metode Adsorpsi Karbon Aktif Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Azolla
Kajian Pengolahan Air Limbah Laundry Dengan Metode Adsorpsi Karbon Aktif Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Azolla
Kajian Pengolahan Air Limbah Laundry Dengan Metode Adsorpsi Karbon Aktif Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Azolla
ISSN: 1411-5719(p): 2655-500X (e), Volume 15, Nomor 1 (Juni 2018): 38 – 46
Fanty Eka Adiastuti1), Yanisworo Wijaya Ratih2), dan Miseri Roeslan Afany2)
1)
Alumni Program Studi Agroteknologi
2)
Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
38
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46
39
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry
pH
6.40
HASIL DAN PEMBAHASAN 6.20
L-Ka L-Ka L-Ka 50 L-Ka
Tabel 1 berikut adalah hasil analisis data 0gr 25gr gr 75gr
dari beberapa parameter air limbah yang
Penambahan karbon aktif/L
diperoleh setelah air limbah diolah dengan
karbon aktif. Grafik perubahan nilai atau Gambar 1. pH limbah setelah perlakuan
kadar masing-masing parameter disajikan dengan karbon aktif
pada gambar 1 sampai dengan 5.
Berdasarkan nilai pada perlakuan tanpa aktiv sampai dengan 15g/L tidak
penambahan karbon aktif, maka dapat mengakibatkan perubahan secara nyata
diketahui bahwa kadar detergent, BOD, pada pH limbah loundry. Gambar 1
dan COD limbah loundry jauh di atas menampilkan perubahan pH limbah pada
ambang batas ketentuan yang berlaku di perlakuan penambahan karbon aktiv yang
Daerah Istimewa Yogyakarta. Nilai COD berbeda beda.
yang tinggi dan jauh lebih tinggi dari BOD
menunjukkan bahwa limbah loundry yang Kadar Fosfat Total
digunakan dalam penelitian ini banyak
Data pada tabel 1 menunjukan
mengandung senyawa organik yang susah
bahwa kadar fosfat air semakin tinggi
dirombak/persisten.
dengan meningkatnya penambahan karbon
aktiv. Kadar fosfat berkisar antara 0,66
pH
mg/L pada perlakuan penambahan karbon
Nilai pH berkisar antara 6,7 pada aktiv 0g/L sampai dengan 10,55 mg/L
perlakuan tanpa penambahan karbon aktif pada perlakuan penambahan karbon aktif
sampai dengan 7,1 pada perlakuan 15g/L. Apabila dibandingkan dengan
penambahan karbon aktiv 15g/L. Hasil kontrol (0g/L), penambahan karbon aktif
analisis data menunjukkan bahwa 10g/L meningkatkan secara nyata kadar P
perlakuan dengan penambahan karbon total limbah, dan perlakuan 10g/L tidak
Tabel 1. Rerata hasil analisis kimiawi air limbah setelah perlakuan
Parameter
Perlakuan penambahan
No fosfat Deterjen COD BOD
karbon aktif per liter pH
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 0g 6,7 a 0,66 c 55,46 a 668,83 a 182,0 a
2 5g 6,8 a 4,28 bc 0,62 b 256,33 b 85,3 b
3 10g 6,8 a 7,16 ab 0,70 b 291,33 b 99,3 b
4 15g 7,1 a 10,55 a 0,88 b 265,67 b 90,0 b
Keterangan:
1. Rata-rata yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada DMRT taraf 5%.
2. Kadar maksimum merujuk pada Perda Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2006, tentang
Baku Mutu Air Limbah Laundry untuk pH, kadar detergent, BOD, dan COD berturut-turut
adalah 6-9, 5mg/L, 75 mg/L, dan 150mg/L
40
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46
berbeda nyata dengan perlakuan 15g/L. maupun tanaman atau gulma air yang
Terjadinya peningkatan kadar fosfat cepat sehingga menutup permukaan air.
diduga karena karbon aktiv mengandung Tertutupnya permukaan air oleh tanaman
fosfat. Pada proses pembuatan karbon mengakibatkan terhambatnya paparan
aktiv, arang yang dihasilkan dari proses sinar matahari, serta berkurangnya kadar
karbonisasi diaktifkan untuk meningkatkan oksigen terlarut dibawah permukaan air.
efektivitasnya sebagai bahan penjerap. Keadaan tersebut mengakibatkan
Aktivasi dapat dilakukan secara terganggunya aktivitas organisme atau
pemanasan dan penambahan senyawa biota air (Wardana, 2009 dalam Majid dkk,
kimia seperti H3PO4, NH4Cl, AlCl3, dan 2017). Namun demikian apabila hasil
lain lain. (Lempang, 2014). Ada pengolahan limbah digunakan untuk
kemungkinan bahwa karbon aktiv yang budidaya tanaman, seperti Azolla, maka
digunakan diaktifkan dengan H3PO4. keberadaan P dapat menguntungkan,
karena tanaman membutuhkan P untuk
16.00 pertumbuhannya.
Kadar Fosfat (mg/L)
14.00
12.00 Biochemical Oxigen Demand (BOD)
10.00
8.00 BOD atau Kebutuhan Oksigen Biologis
6.00 adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
4.00 oleh bakteri untuk menguraikan
2.00
0.00 (mengoksidasi) senyawa organik yang
L-Ka 0gr L-Ka L-Ka 50 L-Ka terlarut dan sebagian senyawa organik
25gr gr 75gr tersuspensi dalam air. Hasil analisis data
(Tabel 1) menunjukkan bahwa penggunaan
Gambar 2. Kadar fosfat limbah setelah karbon aktiv secara nyata menurunkan
perlakuan dengan karbon aktif angka BOD dari 182 mg/L pada perlakuan
penambahan karbon aktif 0g/L menjadi
85,3 pada perlakuan penambahan karbon
Terjadinya penambahan P ini perlu aktif 5g/L. Perlakuan penambahan karbon
diperhatikan. Pada kondisi lingkungan aktif 5g/L tidak berbeda nyata dengan
yang tidak terkontrol, timbulnya fosfat perlakuan penambahan karbon aktif 10g/L
yang berlebihan merugikan lingkungan, dan 15g/L. Namun demikian penambahan
karena memungkinkan terjadinya proses karbon aktif sampai 15g/L tidak berhasil
eutrifikasi, yaitu kondisi lingkungan menurunkan nilai BOD sehingga mencapai
perairan dengan nutrisi yang berlebihan bawah ambang batas yang berlaku.
yang mengakibatkan pertumbuhan alga Gambar 3 menunjukkan terjadinya
250 800
200 700
600
BOD (mg/L)
COD (mg/L)
150 500
100 400
300
50 200
0 100
0
L-Ka 0gr L-Ka L-Ka L-Ka
25gr 50gr 75gr L-Ka 0gr L-Ka L-Ka L-Ka
25gr 50gr 75gr
Penambahan karbon aktif
Penambahan karbon aktif
Gambar 3. Perubahan BOD limbah setelah Gambar 4. Nilai COD limbah setelah
perlakuan dengan karbon aktif perlakuan dengan karbon aktif
41
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry
42
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46
Tabel 2. Berat basah dan berat kering Azolla yang ditumbuhkan pada air limbah loundry setelah
perlakuan penambahan karbon aktif
Rerata Pertumbuhan Azolla (gram) Berat kering
Sampel
5 HST 10 HST 15 HST 20 HST
L-Ka 0 2,84a 2,32a 0,00b 0,00b 0,00
L-Ka 25 3,95a 4,04a 10,22ab 19,57a 2,28
L-Ka 50 3,32a 4,22a 10,37ab 19,56a 3,47
L-Ka 75 3,11a 4,20a 12,57a 22,16a 2,95
Keterangan:
Rata-rata yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
DMRT taraf 5%.
HST: Hari Setelah Tanam
Berat kering diamati pada akhir penanaman ( 20 HST)
43
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry
44
J. Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018: 38-46
VCH Verlag & Co. KGaA, Boschstr. Hudori. 2008. Pengolahan Air Limbah
12, 69469 Weinheim, Germany. Laundry dengan Menggunakan
Elektrokoagulasi. Skripsi. Institut
Ciabatti, I, F. Cesaro, L.Faralli, E.Fatrella,
Teknologi Bandung.
Dan F.Togotti. 2009. Demonstration
Of A Treatment System For Lempang, Mody. 2014. Pembuatan dan
Purification And Reuse Of Laundry Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis
Wastewater, Desalination, 245, 451- EBONI Vol. 11 No. 2, Desember
459. 2014 : 65 – 80.
Eribo, O And Kadiri, MO., 2016, Growth Majid M, Amir R, Umar R, dan Hengky
Performance and Phytoremediation H.K. 2017. Efektivitas Penggunaan
Ability of Azolla Pinnata in Karbon Aktif Pada Penurunan Kadar
Produced Water J. Appl. Sci. Fosfat Limbah Cair Usaha Laundry
Environ. Manage. Vol. 20 (4) 1053- di Kota Parepare Sulawesi Selatan.
1057 Prosiding Seminar Nasional
IKAKESMADA “Peran Tenaga
Fikri, Z. 2013. Aquatic Plant Treatment
Kesehatan dalam Pelaksanaan
Tumbuhan Paku Air Azolla pinnata
terhadap Penurunan Kadar Nitrat dan SDGs”. ISBN: 978-979-3812-41-0.
Nitrit pada Air Limbah Industri Tahu 26 Januari 2017.
di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Mentari, A., Probosunu, N., Adharini, R,I.
Sekarbela, Nusa Tenggara Barat. 2016. Pemanfaatan Azolla sp. Untuk
Media Binia Ilmiah. ISSN No. 1978- Menurunkan Kandungan COD
3787. (Chemical Oxygen Demand) dalam
Gumelar, Dalas., Yusuf Hendrawan, dan Limbah Laundry. Jurnal Perikanan
Rini Yulianisngsih. 2015. Pengaruh UGM (J. Fish. Sci.) XVIII (2): 67-72
Aktivator dan Waktu Kontak ISSN: 0853-6384 eISSN: 2502-
Terhadap Kinerja Arang Aktif 5066.
Berbahan Eceng Gondok (Eichornia Peraturan Daerah DIY No. 7. 2016. Baku
crossipes) Pada Penurunan COD Mutu Air Limbah. Yogyakarta:
Limbah Cair Laundry. Jurnal Gubernur Daerah Istimewa
Keteknikan Pertanian Tropis dan Yogyakarta.
Biosistem Vol. 3 No. 1, Februari Smulders, E. 2002. Laundry Detergents.
2015, 15-23. Wiley -VCH Verlag GmbH,
Gunawan, I. 2014. Kajian Peningkatan Weinheim, Germany
Peran Azolla Sebagai Pupuk Organik
Stefhany, C.A, Sutisna. M, Pharmawati, K.
Kaya Nitrogen pada Padi Sawah. 2013. Fitoremediasi Phospat dengan
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. menggunakan Tumbuhan Eceng
Vol. 14 (2): 134-138. ISSN 1410 - Gondok (Eichornia crassipers) pada
5020 Limbah Cair Industri Kecil
Hartanto, S dan Ratnawati. 2010. Pencucian Pakaian (Laundry). Jurnal
Pembuatan Karbon Aktif Dari Teknik Lingkungan Itenas. Vol. 1.
Tempurung Kelapa Sawit Dengan No. 1. Februari 2013.
Metode Aktivasi Kimia. Jurnal Sains Suharto. 2011. Limbah Kimia dalam
Materi Indonesia. Indonesian Journal Pencemaran Udara dan Air.
of Materials Science. Vol. 12, No. 1,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Oktober 2010, hal : 12 – 16. ISSN :
1411-1098.
45
Fanty Eka Adiastuti, Yanisworo W.R, dan Miseri Roeslan A.: Pengolahan Air Limbah Laundry
46