Analisis Positioning Produk Umkm MJB (Milo Jelly Kasus: Outlet Komplek Tiban Cipta Puri Batam)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

305

Journal of Business Administration Vol 1, No 2, September 2017, hlm. 305-318 e-ISSN:2548-9909

ANALISIS POSITIONING PRODUK UMKM MJB (MILO JELLY


BUBBLE) BERDASARKAN PERSEPSI PELANGGAN (Studi
Kasus: Outlet Komplek Tiban Cipta Puri Batam)
1) 2)
Geliga Tieland , Shinta Wahyu Hati
1) Prodi A d m i n i s t r a s i B i s n i s , Politeknik Negeri Batam, email [email protected]
2) Prodi A d m i n i s t r a s i B i s n i s , Politeknik Negeri Batam, email [email protected]

Abstract
This study aims to analyze product positioning milo jelly bubble based on the perception of customers in Tiban
Cipta Puri Sekupang, Batam. Total of sample is 100 by using Probability Sampling technique, simple random
sampling. Data were collected by using questionnaires and Likert scale. Data analysis method used descriptive
analysis and inferential analysis by using SEM-PLS and the coefficient of determination (R2). The results of this
study indicate that: (1) there is a positive and insignificant relationship with product attributes (X1),
demonstrated T-statistic (0.197) are lower than the T-table (1.64). (2) there is a positive and significant
relationship with the benefits of the product (X2), demonstrated T-statistic (1.768) is higher than the T-table
(1.64). (3) there is a positive and insignificant relationship with product user (X3), demonstrated T-statistic
(0.628) are lower than the T-table (1.64). (4) there is a positive and significant relationship with competitors
(X4), demonstrated T-statistic (1.699) is higher than the T-table (1.64). (5) there is a positive and significant
relationship with product category (X5), demonstrated T-statistic (2.855) are higher than the T-table (1.64). (6)
there is a positive and significant relationship with attribute price (X6), demonstrated T-statistic (1,996) are
higher than the T-table (1.64).

Keywords : atribut produk, manfaat produk, persepsi, positioning

Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan positif dan tidak signifikan dengan
atribut produk (X1), dibuktikan T-statistic (0,197) lebih kecil dari T-tabel (1,64). (2) terdapat hubungan positif
dan signifikan dengan manfaat produk (X2), dibuktikan T-statistic (1,768) lebih besar dari T-tabel (1,64). (3)
terdapat hubungan positif dan tidak signifikan dengan pemakai produk (X3), dibuktikan T-statistic (0,628) lebih
kecil dari T-tabel (1,64). (4) terdapat hubungan positif dan signifikan dengan pesaing (X4), dibuktikan T-statistic
(1,699) lebih besar dari T-tabel (1,64). (5) terdapat hubungan positif dan tidak signifikan dengan kategori produk
(X5), dibuktikan T-statistic (2,855) lebih kecil dari T-tabel (1,64). (6) terdapat hubungan positif dan tidak
signifikan dengan atribut harga (X6), dibuktikan T-statistic (1,996) lebih kecil dari T-tabel (1,64).

PENDAHULUAN Memulai usahanya pada tahun 2012, Milo


Jelly Bubble yang biasa dikenal dengan MJB
Latar Belakang ini menyajikan minuman yang terbuat dari
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan susu Milo yang di campur dengan susu kental
Menengah) merupakan bisnis yang manis dan gula yang kemudian diblender
menjanjikan bagi masyarakat menengah menjadi ice blended. MJB menyediakan
kebawah yang tidak memiliki modal yang berbagai macam toping yang bisa dipilih oleh
besar untuk membuka usaha, dengan modal pelanggan seperti : Jelly, Bubble, Oreo, serta
yang rendah dapat menghasilkan pendapatan Crunch. Selain itu MJB juga menyediakan
yang tinggi jika bisnis berjalan secara menu pilihan lain untuk pelanggan yang tidak
konsisten. Selain itu, masyarakat telah menyukai susu, yaitu : Vanilla latte,
mendapat dukungan dari pemerintah berupa Cappucino, serta Pink Strawberry.
pemberian pinjaman serta pelatihan usaha bagi MJB yang dikenal dengan tagline
masyarakat yang ingin membuka usahanya minuman sehat berenergi ini, telah
(skpd.batamkota.go.id). menjalankan usaha selama 4 (empat) tahun dan
Milo Jelly Bubble merupakan salah satu berhasil mengembangkan bisnisnya hingga 4
UMKM yang bergerak dalam bidang outlet yaitu di Tiban Centre, Komplek Taman
pengolahan minuman siap saji atau yang biasa Sari, Komplek Tiban Cipta Puri serta Tiban 1
disebut dengan minuman ice blended. (satu). Walaupun menjual produk yang sama
306

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

yaitu Milo Jelly Bubble, penjualan dimasing- Berdasarkan Persepsi Pelanggan dengan studi
masing outlet ini sangatlah berbeda. kasus Outlet Komplek Tiban Cipta Puri Batam.
Pemilik usaha MJB adalah usaha keluarga
yang dikelola oleh suami istri, dahulunya Perumusan Masalah
mereka adalah karyawan yang bekerja pada
perusahaan di Batam. Untuk menambah Berdasarkan Latar belakang di atas, maka
penghasilan mereka berjualan minuma Milo penulis merumuskan masalah penelitian
Jelly Bubble yang biasa dikenal dengan MJB. adalah:
Usaha yang awalnya dianggap usaha 1. Bagaimana pengaruh variabel atribut
sampingan ternyata bisa menguntungkan. produk (X1) terhadap persepsi pelanggan
Usaha yang dijalankan tersebut awalnya (Y)?
dilakukan di waktu siang sepulang kerja dan 2. Bagaimana pengaruh variabel manfaat
hari libur saja. produk (X2) terhadap persepsi pelanggan
Setelah dievaluasi omset usaha cukup (Y)?
tinggi, maka akhirnya mereka memutuskan 3. Bagaimana pengaruh variabel pemakai
berhenti bekerja dan melanjutkan menekuni produk (X3) terhadap persepsi pelanggan
usaha tersebut sampai sekarang. Alasan yang (Y)?
lain juga karena bisa mengurus keluarga secara 4. Bagaimana pengaruh variabel pemakai
bersama-sama.Keputusan yang diambil untuk produk (X4) terhadap persepsi pelanggan
memilih menjadi pengusaha adalahbagian dari (Y)?
toleransi resiko, Kondis tersebut sesuai dengan 5. Bagaimana pengaruh variabel pesaing (X5)
penelitian Irawati dan Hati SW (20014)bahwa terhadap persepsi pelanggan (Y)?
eberhasilan diri dan toleransi resiko 6. Bagaimana pengaruh variabel harga (X6)
berpengaruh signifikan sedangkan kebebasan terhadap persepsi pelanggan (Y)?
dalam bekerja..
MJB outlet Komplek Tiban Cipta Puri Tujuan Penelitian
selalu mengungguli banyaknya penjualan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
setiap harinya. Sebagai lokasi pertama 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
berkembangnya usaha MJB, Cipta Puri variabel atribut produk (X1) terhadap
merupakan tempat strategis dalam persepsi pelanggan (Y).
berwirausaha. Lokasinya yang dekat dengan 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pasar Cipta Puri serta 3 (tiga) komplek yang variabel manfaat produk (X2) terhadap
berdekatan yaitu Tiban Puri Malaka, Tiban persepsi pelanggan (Y).
Koperasi, Serta Tiban Housing membuat pasar 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Cipta Puri selalu ramai dikunjungi masyarakat variabel pemakai produk (X3) terhadap
yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari. persepsi pelanggan (Y).
Lokasi yang strategis ini, Komplek Tiban 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Cipta Puri banyak ditempati oleh UMKM yang variabel pemakai produk (X4) terhadap
menjual berbagai jenis makanan serta persepsi pelanggan (Y).
minuman. Banyaknya UMKM yang 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
berkembang di Komplek Tiban Cipta Puri variabel pesaing (X5) terhadap persepsi
menimbulkan banyak pesaing bagi MJB baik pelanggan (Y).
itu pesaing produk sejenis maupun tidak 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
sejenis. variabel harga (X6) terhadap persepsi
Dalam melakukan strategi pemasaran pelanggan (Y).
kita perlu mengetahui aspek-aspek yang
terkait, yaitu: segmenting, targeting, dan Manfaat Penelitian
positioning. Aspek Positioning produk
merupakan salah satu hal yang perlu Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
diperhatikan untuk kesuksesan sebuah brand 1. Manfaat Praktis
dalam waktu panjang. Berdasarkan latar a. Perusahaan : Perusahaan dapat
belakang di atas, penulis ingin melakukan mengetahui bagaimana positioning
penelitian mengenai Analisis Positioning produk dikalangan masyarakat serta
307

Geliga & Shinta, Analisis Positioning Produk MJB (Milo Jelly Bubblle)…

melakukan perbaikan terhadap produk cara pembeli memandang karakteristik kunci


berdasarkan hasil dari penelitian sebuah produk yang bersaing. Peta persepsi ini
b. Pelaku UMKM : Sebagai bahan akan menjadi dasar bagi pembeli dalam
referensi untuk menjalankan usaha. menggunakan produk misalnya harga dan
2. Manfaat Teoritis kualitas. Oleh karena itu konsep positioning
a. Penulis : Menambah wawasan penulis dapat dilihat sebagai as a perceive high quality
mengenai positioning produk yang (kualitas yang dipersepsikan melebihi harapan
diteliti serta mengetahui persepsi konsumen atas manfaat produk yang diperoleh
pelanggan terhadap produk. konsumen lebih tinggi: harga lebih rendah,
b. Pembaca : Sebagai bahan tambahan kualitas lebih tinggi) (Hasan,A., 2013:395).
referensi untuk kajian dalam kasus Menurut Kotler dalam
yang sama. Mustain,H.L.(2012:87) adalah tindakan
KAJIAN PUSTAKA merancang tawaran dan citra perusahaan
Strategi Pemasaran sehingga menempati posisi yang khas
Menurut Phillips Kotler (2008) (dibandingkan para pesaing) di dalam benak
marketing is asocial and managerial by which pelanggan sasarannya. Hasil akhir positioning
individuals and group obtain what they need adalah terciptanya proporsi nilai yang pas,
and what trough creating, offering, and yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk
exchanging product of value of with other membeli.
(pemasaran adalah proses sosial dan manajerial 2. Strategi Positioning
dimana seseorang atau kelompok memperoleh Menurut Kotler (2004:345) (dalam Dwianto
apa yang mereka butuhkan dan inginkan WK,B.: 2011) terdapat tujuh pendekatan dalam
melalui penciptaan dan pertukaran produk dan melakukan positioning, yaitu :
nilai). 1. Penentuan posisi menurut atribut
2. Penentuan posisi menurut manfaat
Desain Strategi Pemasaran 3. Penentuan posisi menurut penerapan
Desain strategi pemasaran seperti dan penggunaan
gambar dibawah memperlihatkan keterikatan 4. Penentuan posisi menurut pemakai
segmentasi, targeting, positioning yang 5. Penentuan posisi menurut pesaing
dipandu oleh strategi, program dan value yang 6. Penentuan posisi menurut kategori
dibangun dan dikembangkan secara simultan produk
dan terpadu antara marketing mix (core 7. Penentuan posisi menurut harga
integrate), positioning (being strategy), 3. Positioning berdasarkan Atribut
differensiasi (core program) dan brand (value Posisiprodukdirancangdengan
indicator) untuk menciptakan/menghasilkan menonjolkan satu atau beberapa atribut-
tawaran (offer) produk, harga, kemudahan feature-customer benefits yang dihubungkan
akses (saluran distribusi) dan komunikasi dengan merek, manfaat bagi pelanggan.
pemasaran yang memberikan value secara Pemilihan atribut yang digunakan sebagai
optimal bagi konsumen. Pendekatan ini akan basis positioning didasarkan pada :
mampu melakukan penyesuaian terhadap a. Derajat kepentingan (importance), artinya
perubahan lingkungan sehingga keunikan atribut tersebut sangat bernilai dimata
masaing-masing aspek dapat menciptakan pelanggan.
power yang lebih kuat di pasar (Hasan,A., b. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut
2013:439). tersebut tidak ditawarkan perusahaan lain.
Bisa pula atribut itu dikemas secara lebih
Positioning jelas oleh perusahaan dibandingkan
1. Pengertian Positioning pesaingnya.
Positioning merupakan upaya untuk c. Dapat dikomunikasikan (communicability),
membentuk citra sebuah produk muncul dalam artinya atribut tersebut dapat
kaitannya dengan produk lain di pasar atau dikomunikasikan secara sederhana dan
diposisikan terhadap merek bersaing dalam jelas, sehingga pelanggan dapat
peta persepsi konsumen. Peta persepsi memahaminya.
mendefinisikan pasar dalam hal bagaimana
308

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

d. Preemptive, artinya atribut tersebut tidak tertentu. Produk secara keseluruhan


dapat ditiru oleh pesaingnya. menonjolkan nama mereknya secara penuh dan
e. Terjangkau (affordability), artinya diposisikan lebih baik daripada pesaingnya.
pelanggan sasaran akan mampu membayar Berdasarkan penjelasan diatas, indikator
perbedaan atau keunikan atribut tersebut. positioning pesaing yang digunakan untuk
Setiap tambahan biaya atas karakteristik mengetahui keputusan pembelian dalam
khusus dipandang sepadan nilai tambahnya. penelitian ini:
f. Kemampulabaan (profitability), artinya 1. Perbandingan Kualitas Produk
perusahaan mampu memperoleh tambahan 2. Perbandingan Pelayanan
laba dengan menonjolkan perbedaan 3. Perbandingan Desain Interior
tersebut. 7. Positioning berdasarkan Kategori Produk
Berdasarkan penjelasan diatas, Cara ini dilakukan dengan memposisikan
indikator atribut produk yang digunakan untuk produk sebagai pemimpin dalam kategori
mengetahui keputusan pembelian dalam produk. Pemosisian dengan mengalihkan atau
penelitian ini adalah: mengganti kelas produk tertentu, misalnya
1. Derajat kepentingan (importance) pada permen “kopiko” yang diposisikan
2. Keunikan (distinctiveness) sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan
3. Dapat dikomunikasikan (communicability) permen rasa kopi.
4. Positioning Berdasarkan Manfaat Berdasarkan penjelasan diatas, indikator
Cara ini memiliki maksud bahwa produk kategori produk yang digunakan dalam
diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu mengetahui keputusan pembelian dalam
manfaat tertentu atau lebih dikaitkan dengan penelitian ini:
manfaat lebih yang diberikan dari suatu 1. Kategori produk minuman kopi.
produk. 2. Varian rasa kopi dan minuman lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, indikator 3. Varian bentuk gelas.
positioning manfaat yang digunakan untuk 8. Positioning Berdasarkan Harga
mengetahui keputusan pembelian dalam Yaitupositioningyangberusaha
penelitian ini adalah: menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi
a. Kebutuhan lewat harga tinggi atau sebaliknya menekankan
b. Keinginan harga murah sebagai indikator nilai. Disini
c. Selera produk diposisikan memberikan nilai yang
5. Positioning Berdasarkan Pemakai terbaik.
Ini berarti memposisikan produk yang Berdasarkan penjelasan diatas, indikator
terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai atau atribut produk yang digunakan dalam
dengan kata lain produk lebih ditujukan pada mengetahui keputusan pembelian:
sebuah komunitas atau lebih. Atau dengan kata 1. Harga tinggi
lain positioning menurut pemakai dilakukan 2. Diskon
dengan mengasosiasikan produk dengan 3. Paket gratis
kepribadian atau tipe pemakai produk. Untuk membangun suatu positioning yang
Berdasarkan penjelasan diatas, indikator tepat menurut Kartajaya
positioning pesaing yang digunakan untuk (2004:4) (dalam Dwianto WK,B.: 2011), ada
mengetahui keputusan pembelian dalam empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
penelitian ini: a. Positioning harus dapat dipersepsi secara
1. Asosiasi Merek positif oleh para konsumen sehingga akan
2. Status Sosial menjadi reason to buy (alasan untuk
3. Kebanggaan membeli) konsumen.
b. Positioning seharusnya mencerminkan
6. Positioning berdasarkan Pesaing kekuatan dan keunggulan kompetitif
Yaitu dikaitkan dengan posisi persaingan perusahaan.
dengan pesaing pertama. Seringkali c. Positioningharuslah bersifatunik
pemosisian jenis ini adalah untuk meyakinkan sehingga dapat dengan mudah
kosumen bahwa suatu merek lebih baik mendiferensiasikan diri dari para pesaing.
daripada merek pemimpin pasar untuk ciri-ciri
309

Geliga & Shinta, Analisis Positioning Produk MJB (Milo Jelly Bubblle)…

d. Positioning harus berkelanjutan dan selalu 4. Variabel pesaing (X4) tidak berpengaruh
relevan dangan berbagai perubahan dalam terhadap persepsi pelanggan (Y)
lingkungan bisnis. 5. Variabel kategori produk (X5) tidak
Persepsi berpengaruh terhadap persepsi
1. Pengertian Persepsi pelanggan (Y)
Menurut Hawkins (2013) (dalam
6. Variabel harga (X6) tidak berpengaruh
Dewi,L.A.P., Dkk.: 2015) persepsi merupakan
proses yang dimulai dari exposure, dan terhadap persepsi pelanggan (Y)
perhatian terhadap stimulus pemasaran dan
berakhir dengan interpretasi konsumen. Proses METODE PENELITIAN
persepsi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
exposure, attention dan interpretation. Jenis Penelitian
Exposure merupakan sifat dimana konsumen Rancangan penelitian menggunakan
sangat selektif dalam memilih stimulus yang pendekatan eksplanatori (Explanatory
mau dilihat dan voluntary exposure sifat Research). Menurut Sugiyono (2008:5) dalam
dimana konsumen sengaja untuk melihat Dwiyanto (2011) merupakan penelitian yang
stimulus secara aktif. Selanjutnya adalah menjelaskan hubungan kausal antara variabel
proses attention (perhatian) yang ditentukan penelitian dengan pengujian hipotesis.
oleh tiga faktor yang dinamakan faktor Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini
individual, situasional dan stimulus. Faktor adalah metode survei atau penelitian yang
stimulus merupakan bentuk fisik dari stimulus dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta
itu sendiri seperti ukuran, posisi, isolasi, dll. mengenai fenomena-fenomena yang ada di
Faktor individual adalah karakteristik yang dalam obyek penelitian dan mencari
membedakan satu individu dengan yang lain keterangan secara aktual dan sistematis.
yang secara umum terbagi atas motivasi dan Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
kemampuan konsumen. Faktor situasional Objek dan ruang lingkup penelitian ini
meliputi rangsangan yang berada di dilakukan pada pelanggan MJB (Milo Jelly
lingkungan selain stimulus. Bubble) di outlet Komplek Tiban Cipta Puri.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Kerangka Penelitian Positioning (X) Positioning adalah
Atribut Produk segala upaya untuk mendesain produk dan
merek agar dapat menempati sebuah posisi
Manfaat yang unik di benak pelanggan. Variabel
POSITIONING PERSEPSI Turunan
MJB Pemakai PELANGGAN 1. Atribut
(MILO JELLY (Y)
BUBBLE) 2. Manfaat
Pesaing
(X) 3. Pemakai
4. Pesaing
Kategori Produk
5. Kategori produk
Harga
6. Harga
1. Atribut Produk (X1) Perusahaan
memposisikan diri menurut atribut, seperti
Gambar 1 Kerangka Penelitian ukuran, lama keberadaannya.
a. Derajat kepentingan (importance)
Hipotesis Penelitian b. Keunikan(distinctiveness)
1. Variabel atribut produk (X1) tidak c. Dapat dikomunikasikan
berpengaruh terhadap persepsi pelanggan (communicability)
(Y) 2. Manfaat (X2) Produk diposisikan
2. Variabel manfaat produk (X2) tidak sebagai pemimpin berdasar manfaat
berpengaruh terhadap persepsi pelanggan tertentu.
(Y) a. Kebutuhan
3. Variabel pemakai produk (X3) tidak b. Keinginan
berpengaruh terhadap persepsi pelanggan c. Selera
(Y)
310

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

3. Pemakai (X3) Memposisikan produk dalam perusahaan serta informasi-informasi


sebagai yang terbaik bagi sejumlah yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan
kelompok pemakai. dengan masalah yang diteliti. Contoh dari data
a. Asosiasi Merek kualitatif adalah data dikelompokkan
b. Status Sosial berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan,
c. Kebanggaan daerah asal, jenis pekerjaan. Jika data kualitatif
4. Kategori Produk (X5) Produk diposisikan diterapkan pada benda, misalnya data tentang
sebagai pemimpin pada kategori produk. buah berarti dapat dikelompokkan menjadi
a. Kategori produk minuman ice blended. ukuran besar, sedang, kecil, pada rasa buah
b. Varian rasa milo dan minuman lainnya. menjadi manis dan tidak manis (Sunyoto :
c. Varian toping. 2012).
5. Harga (X6) Produk diposisikan sebagai
menawarkan nilai terbaik. b. Data Kuantitatif
a. Harga relatif Data Kuantitatif yaitu data yang
b. Diskon berupa angka-angka atau bilangan baik utuh
c. Paket gratis (diskrit) maupun tidak utuh (kontinu). Data
6. Persepsi Pelanggan (Y) Individu kuantitatif jenis diskrit misalnya data mengenai
memilih, mengorganisasikan dan jumlah konsumen, jumlah televisi, jumlah
menginterpretasikan stimuli menjadi suatu mobil, jumlah karyawan, jumlah penjual,
yang bermakna. Memahami informasi jumlah baju dan sebagainya. Sedangkan data
tentang spesifikasi/atribut produk. kuantitatif jenis kontinu, misalnya ukuran berat
a. Memahami tentang atribut produk. badan atau berat dalam perdagangan, ukuran
b. Mengetahui tentang kualitas produk. jarak, ukuran tinggi rendah, dan sebagainya.
c. Mengetahui keunggulan kualitas Sumber Data
produk. a. Data Primer
Populasi dan Sampel Kata primer merupakan lawan kata
Dikarenakan jumlah populasinya tidak dari sekunder, di mana artinya asli atau utama
diketahui secara pasti maka untuk menentukan atau secara langsung dari sumbernya. Jadi
besarnya sampel yaitu dengan menggunakan pengertian data primer adalah data asli yang
rumus Unknown Populations: (Frendy dikumpulkan oleh periset untuk menjawab
2011:53) masalah riset secara khusus. Dalam riset
Keterangan : pemasaran, data primer diperoleh secara
n = ukuran sampel langsung dari sumbernya, sehingga periset
Z = tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan merupakan tangan pertama yang memperoleh
dalam penelitian, pada α = 5% data tersebut.
(derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = Data primer didapatkan dari kuesioner yang
1,96 disebarkan kepada responden yang menjadi
μ = margin of error, tingkat kesalahan yang sampel penelitian ini untuk mengetahui
dapat ditolerir (ditentukan 10%) positioning produk MJB. b. Data Sekunder
Dengan menggunakan rumus diatas, maka
diperoleh perhitungan sebagai berikut : Setelah data primer atau data utama
n = 96,4 ≈ 100 responden pada riset dilakukan, sebagai sarana
Dari hasil perhitungan tersebut maka pendukungnya adalah data bersifat sekunder
diketahui besar sampel yang diperlukan adalah atau yang kedua, maksudnya adalah bahwa
100 responden selain data utama, periset memandang perlu
untuk menambah daya dukung atas
Jenis Data dan Sumber Data penelitiannya dengan data-data lain yang
berkaitan dengan penelitian. Misalnya
a. Data Kualitatif mengenai identitas para responden, sarana dan
Data Kualitatif yaitu data yang bukan prasarana dalam proses produksi, informasi
dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat jumlah konsumen dari waktu ke waktu,
dihitung, dan diperoleh dari hasil wawancara informasi jumlah karyawan sebuah
dengan pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan, informasi jumlah produk yang
311

Geliga & Shinta, Analisis Positioning Produk MJB (Milo Jelly Bubblle)…

dijual ke pasar, informasi mengenai segmen


pasar yang menjadi target, keuntungan HASIL DAN PEMBAHASAN
perusahaan secara periodik, dan sebagainya.
Analisis Deskriptif
Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diolah didapat dari 1. Pelanggan dari Kelurahan
pengumpulan data menurut Sujarweni
(2014:74) melalui :
a. Observasi, pengamatan dan pencacatan
secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.
b. Studi literatur, dengan mencari dan
mengumpulkan informasi berupa teori dari
berbagai sumber bacaan yang berkaitan
dengan materi penelitian ini terutama
mengenai positioning serta peta persepsi.
c. Pengisian kuesioner, kuesioner dibagikan
ke sejumlah konsumen MJB outlet
Komplek Tiban Cipta Puri. Responden
akan mengisi sendiri kuesioner tersebut Gambar 2 Asal Pelanggan
sesuai dengan pendapat masing-masing
tanpa adanya arahan ataupun paksaan dari Kelompok responden terbanyak
pihak terkait. berada di kelurahan Tiban baru sebagai
lokasi usaha MJB, yaitu sebanyak 31
Validitas dan Reliabilitas responden (31%). Peringkat kedua responden
1.Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur terbanyak berada di kelurahan Tiban lama
suatu kuesioner yang merupakan indikator yaitu sebanyak 15 responden (15%). Peringkat
dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji ketiga terbanyak hanya selisih 1 poin dari
statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel peringkat kedua yaitu sebanyak 14 responden
dikatakan reliabel jika memberikan nilai (14%) yang berada di kelurahan Tiban asri
cronbach’ alpha > 0,60. yang merupakan lokasi terdekat dengan lokasi
2. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah usaha MJB.
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji
validitas diukur menggunakan SEM-PLS. 2. Jenis Kelamin Pelanggan

Metode Analisis Data Analisis


Deskriptif Kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif.
Merupakan metode yang bertujuan mengubah
kumpulan data mentah menjadi bentuk yang
mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang
ringkas, dimana hasil penelitian beserta
analisanya diuraikan dalam suatu tulisan
ilmiah yang mana dari analisis tersebut akan Gambar 3 Jenis Kelamin pelanggan
dibentuk suatu kesimpulan.
Berdasarkan jenis kelamin
Analisis inferensial diklasifikasikan menjadi dua yaitu laki-laki
Analisis Koefisien Determinasi (R2) dan perempuan. Kelompok responden
Untuk variabel yang mempunyal banyak terbanyak adalah responden berjenis
indikator serta lebih kompleks, analisis PLS kelamin perempuan yaitu sebanyak 59
merupakan pendekatan terbaik ( Hair dkk. responden (59%). Sementara jumlah
2013, hal. 19). Oleh sebab itu uji instrumen
responden laki-laki yaitu sebanyak 41
menggunakan PLS (Partial Least Square).
responden (41%). Dari klasifikasi di atas
312

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

diketahui bahwa mayoritas pelanggan MJB toping yang disajikan dalam varian menu
adalah perempuan. Milo Pas Mantap yang mendapatkan 9
responden (9%). Milo Pas Mantap
3. Frekwensi Pembelian Pelanggan merupakan menu special dari MJB dengan
harga paling mahal diantara varian menu
lainnya yaitu Rp10.000,-. Selanjutnya
varian menu yang hanya selisih 1 poin dari
Milo Pas Mantap adalah Milo Oreo Van
Crunch yaitu 8 responden (8%). Milo
Extravaganza mendapat 6 responden (6%),
Milo Larva Crunch mendapat 4 responden
(4%) dan varian menu yang paling sedikit
dipilih oleh pelanggan adalah Milo Jelly
Crunch yaitu sebanyak 2 responden (2%).
Gambar 4 Pembelian Pelanggan Penulis mengambil kesimpulan bahwa
pelanggan lebih tertarik dengan varian
Pelanggan MJB mayoritas melakukan menu yang sederhana seperti Milo Jelly dan
membelian lebih dari 3 kali dalam seminggu, Milo Jelly Bubble
jarang sekali pelanggan yang membeli hanya
1 kali seminggu. Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa MJB mendapat respon yang
positif dari pelanggan sehingga pelanggan
sering melakukan pembelian.

4. Frekwensi Pembelian Variasi Produk


Karakteristik responden berdasarkan
frekuensi variasi rasa apa yang sering dibeli
diklasifikasikan menjadi 8 varian menu
yaitu Milo Jelly, Mili Jelly Bubble, Milo
Jelly Oreo, Milo Jelly Crunch, Milo
Extravaganza, Milo Larva Crunch, Milo Gambar 5 Pembelian Variasi Rasa
Produk 5. Informasi Produk
Oreo Van Crunch, dan Milo Pas Mantap.
Dari hasil yang di dapat, pilihan terbanyak
jatuh pada varian menu Milo Jelly yaitu
sebanyak 29 responden (29%). Varian rasa
Milo Jelly merupakan harga termurah dari
semua varian menu MJB yaitu hanya Rp
6000,- , sehingga pilihan pelanggan
terbanyak jatuh pada varian rasa Milo Jelly.
Pilihan kedua terbanyak adalah Milo Jelly
Bubble yaitu sebanyak 27 responden (27%).
Milo Jelly Bubble merupakan menu andalan
yang dijadikan sebagai menu utama MJB.
Gambar 6 Informasi Produk
Pada tingkatan ketiga terbanyak
mendapatkan 15 responden (15%) adalah Penulis mengambil kesimpulan bahwa,
varian menu Milo Jelly Oreo. Terkadang pelanggan MJB mengetahui informasi tentang
pelanggan bingung dalam menentukan MJB karena kebetulan melewati stan MJB dan
pilihan varian menu sehingga pelanggan berdasarkan rekomendasi dari teman ataupun
memutuskan untuk membeli semua varian saudara, sedikit sekali dari pelanggan yang
313

Geliga & Shinta, Analisis Positioning Produk MJB (Milo Jelly Bubblle)…

mencari informasi sendiri mengenai MJB. Bisa 8.Deskripsi Variabel Pemakai Produk (X3)
dikatan bahwa posisi lokasi berjualan produk Tabel 3 Variabel Pemakaian Produk
MJB strategis.
6. Deskripsi Variabel Atribut Produk
Tabel 1 Variabel Atribut Produk (X1)

SKOR JAWABAN
VARIAB
EL (X1) ITEM SS S TS STS MEAN
f % f % f % f %
Derajat MJB merupakan produk minuman kesukaan saya X1.1.1 41 0.41 58 0.58 1 0.01 0 0 3.40
Kepentingan
Rasa MJB lebih enak daripada produk lain
(X1.1) sejenis. X1.1.2 41 0.41 57 0.57 2 0.02 0 0 3.39

Rasa MJB yang nikmat terletak pada rasa Milo X1.2.1 47 0.47 47 0.47 6 0.06 0 0 3.41
Keunikan
dan Bubble nya.
(X1.2)
Rasa Milo dan Jelly selalu ada dalam produk
X1.2.2 47 0.47 53 0.53 0 0 0 0 3.47
MJB.

Saya bisa mengenali rasa MJB ketika saya X1.3.1 42 0.42 56 0.56 2 0.02 0 0 3.40
Dapat
diberikan produk lain sejenis.
Dikomunikas
ikan (X1.3)
Saya bisa membedakan produk MJB dengan X1.3.2 43 0.43 56 0.56 1 0.01 0 0 3.42
produk lain sejenis.
MEAN VARIABEL 3.42

Kesimpulan bahwa minuman MJB bisa


Kesimpulan bahwa produk MJB diminum oleh semua kalangan usia terbukti
merupakan produk favorit pelanggan dengan dengan rentang usia pelanggan yang berbeda-
rasa nikmat yang tidak dijumpai di produk lain beda namun tetap menyukai produk MJB.
sejenis. Rasa nikmat dari milo dan bubblenya Minuman MJB terkenal sebagai minuman
serta kekenyalan jelly yang selalu bisa masa kini yang trendi dikarenakan mayoritas
dirasakan dalam MJB membuat produk MJB pembelinya berasal dari anak muda dengan
mudah dikenali dan pelanggan bisa rentang usia 15-25 tahun yang menjadikan
membedakan produk MJB dengan produk lain minuman MJB sebagai minuman masa kini.
sejenis sehingga pelanggan tidak mudah tertipu Minuman MJB merupakan produk kreasi
dengan produk selain MJB yang menyerupai minuman ice blended yang kreatif sehingga
produk MJB. pelanggan bangga bisa membeli produk MJB.
Dengan kesegaran yang dihasilkan produk
7. Deskripsi Variabel Manfaat Produk (X2) MJB membuat pelanggan yang
Kesimpulan bahwa pelanggan cenderung mengkonsumsinya merasa lebih bersemangat
membeli produk MJB disaat panas dikarena dan bertenaga dalam hidup. Pelanggan
kesegaran dari minuman ice blended MJB mengaku bahwa mengkonsumsi MJB
yang membuat haus dan dahaga pelanggan membuatnya merasa hidup modern dengan
hilang seketika. Dengan campuran bahan mengkonsumsi minuman trendi khas anak
yang pas membuat produk MJB lebih enak muda masa kini sehingga meminum produk
dan sesuai dengan selera pelanggan MJB menjadi gaya hidup modern bagi para
pelanggan.
sehingga pelanggan lebih memilik produk
MJB daripada produk lain sejenis 9.Deskripsi Variabel Pesaing (X4)
Tabel 4 Deskripsi variabel Pesaing (X4)
Tabel 2 Deskripsi variabel Manfaat (X2)

Pelanggan menyukai produk MJB


dikarenakan rasa milo pada produk MJB lebih
314

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

terasa kuat daripada produk lain yang juga Kesimpulan bahwa harga produk
menggunakan campuran susu milo. Produk minuman MJB sesuai dengan varian toping
MJB selalu memberikan yang terbaik bagi yang diberikan. Semakin banyak toping yang
pelanggan sehingga tidak mengurangi rasa asli dipilih, semakin mahal harga yang harus
dari milo dan menghasilkan produk berkualitas dibayar. Namun, harga produk MJB sesuai
yang menjadikan toping jelly dan bubble dengan kualitas produk yang diberikan
produk MJB lebih terasa enak dan sehingga pelanggan tidak berat hati
campurannya pas serta sesuai daripada produk mengeluarkan uang untuk sebuah produk MJB
lain sejenis. Selain rasa yang enak pelanggan yang nikmat.
juga menilai dari karyawan yang melayani
pembeli dengan ramah dan cepat merespon
pelanggan serta memiliki keahlian dalam 12. Deskripsi Variabel Persepsi Pelanggan
mengemas produk sehingga produk aman saat Tabel 7 Deskripsi Variabel Persepsi Pelanggan
sampai ke tangan pelanggan. Produk MJB
memiliki khas dengan stan bewarna hijau
lumut serta logo MJB yang unik yang
membuat pelanggan mudah mengenali serta
membedakan stan MJB dengan produk lain
sejenis.

10.Deskripsi Variabel Kategori Produk (X5)


Tabel 5 Deskripsi Variabel Kategori Produk

Kesimpulan bahwa mayoritas pelanggan


mengetahui setiap perkembangan harga terbaru
dari produk MJB. Perubahaan harga terjadi
akibat naiknya bahan baku serta kelangkaan
bahan baku. Selain mengetahui perkembangan
harga terbaru, pelanggan juga mengtahui setiap
Kesimpulan bahwa produk MJB telah viariasi dan campuran toping MJB yang tertera
melekat dibenak pelanggan dengan kesegaran pada daftar menu yang ditempelkan di stan
ice blended milo didampingi dengan berbagai MJB.
varian toping yang nikmat sehingga ketika
pelanggan mengingat ice blended pelanggan Analisis Inferensial
langsung tertuju pada produk MJB. Varian rasa
dan toping produk MJB lebih banyak dan lebih
enak daripada produk lain sejenis. Mulai dari
jelly, bubble, oreo hingga crunch, semua
toping menarik minat pelanggan untuk
mencobanya.

11. Deskripsi Variabel Harga (X6) Gambar 7. Path Model


Tabel 6 Deskripsi Variabel Harga (X6)
315

Geliga & Shinta, Analisis Positioning Produk MJB (Milo Jelly Bubblle)…

Dari Gambar di atas terjadi pengurangan produk (X1) seperti kepentingan, keunikan,
path coefisien pada variabel laten 7 yaitu dan dapat dikomunikasikan tidak
koefisien Y1.3.4. Tidak disertakannya path berpengaruh positif langsung terhadap
coefisien pada variabel laten 7 dikarenakan persepsi pelanggan (Y).
nilainya yang tidak valid. Setelah pengukuran 2. Skor T-statistic adalah 1,768 diatas nilai T-
path model yang ketiga, dilakukan lagi proses table (1,768>1,64) Artinya, manfaat produk
iterasi algoritma untuk menentukan validitas. (X2) yang terbagi menjadi kebutuhan,
Berikut tabel yang dihasilkan dari proses keinginan, dan selera berpengaruh positif
iterasi algoritma: langsung terhadap persepsi pelanggan (Y).
Tabel 8 Iterasi Algoritma 3. Skor T-statistic adalah 0,628 dibawah nilai
T-table (0,628<1,64) Artinya, pemakai
produk (X3) yang terbagi menjadi asosiasi
merek, kebanggaan, serta status sosial tidak
berpengaruh positif langsung terhadap
persepsi pelanggan (Y).
4. Skor T-statistic adalah 1,699 diatas nilai T-
Dari tabel di atas terlihat bahwa 7 table (1,699>1,64) Artinya, pesaing (X4)
variabel laten sudah memenuhi ketentuan yang terbagi menjadi perbandingan kualitas
dengan nilai Cronbach’s Alpha dan Composite produk, perbandingan pelayanan karyawan
Reliability > 0,7. Sebuah data dikatakan serta desain interior berpengaruh positif
reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha dan langsung terhadap persepsi pelanggan (Y).
Composite Reliability > 0,7. 5. Skor T-statistic adalah 2,855 diatas nilai T-
Setelah tidak disertakanya path coefisien table (2,855>1,64) Artinya, kategori produk
pada variabel laten 7 yang tidak memenuhi (X5) yang terbagi menjadi kategori produk
kriteria sebanyak 2 kali, didapatkan nilai serta varian rasa dan toping produk
variabel laten 7 sebanyak 0,510 yang telah naik berpengaruh positif langsung terhadap
dari sebelumnya yang bernilai 0.487. Ini persepsi pelanggan (Y).
menunjukkan bahwa variabel laten 7 sudah 6. skor T-statistic adalah 1,996 diatas nilai T-
dikatakan valid dikarenakan nilai AVE sudah table (1,996>1,64) Artinya, harga (X6)
>0.5. berpengaruh positif langsung terhadap
Tabel 9 R Square persepsi pelanggan (Y).
Pembahasan
Tabel di atas menunjukkan tabel R 1. Pengaruh Variabel Atribut Produk (X1)
terhadap Persepsi Pelanggan (Y)
Posisi produk dirancang dengan
Nilaia R square yang diperoleh dari menonjolkan satu atau beberapa atribut-
iterasi algoritma path model yang telah reliabel feature-customer benefits yang dihubungkan
dan valid. Apabila nilai Adjusted R Square dengan merek, manfaat bagi pelanggan
adalah 0,54 maka besarnya pengaruh variabel Menurut Kotler (dalam Dwianto WK,B.:
bebas terhadap variabel terikat adalah 54%, 2011). Hasil uji T-statistic menerangkan
sedangkan sisanya (100 – 54 = 46%) bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian. signifikan antara variabel atribut produk (X1)
Tabel 10 Hasil Tingkat Signifikansi
dengan persepsi pelanggan (Y) dengan nilai
signifikansi yang diperoleh 0,197. Nilai yang
dihasilkan memiliki arti bahwa variabel atribut
produk (X1) tidak memiliki hubungan positif
dan signifikan terhadap persepsi pelanggan.
Keberadaan MJB sebagai minuman kegemaran
pelanggan tidak mempengaruhi penilaian
persepsi pelanggan terhadap MJB.

2. Pengaruh Variabel Manfaat Produk (X2)


1. Skor T-statistic adalah 0,197 dibawah nilai
terhadap Persepsi Pelanggan
T-table (0,197<1,64). Artinya, atribut
316

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam menawarkan berbagai varian rasa dan toping
suatu manfaat tertentu atau lebih dikaitkan membuat kategori produk berpengaruh
dengan manfaat lebih yang diberikan dari suatu terhadap persepsi pelanggan mengenai produk
produk Menurut (Kotler, 2004:345). MJB.
Hasil uji T-statistic menerangkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan 6. Pengaruh Variabel Harga (X6) terhadap
antara variabel manfaat produk (X2) dengan Persepsi Pelanggan (Y)
persepsi pelanggan (Y) dengan nilai
signifikansi yang diperoleh 1,768. Nilai yang Hasil uji T-statistic menerangkan bahwa
dihasilkan memiliki arti bahwa variabel terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
manfaat produk (X2) memiliki hubungan antara variabel harga (X6) dengan persepsi
positif dan signifikan terhadap persepsi pelanggan (Y) dengan nilai signifikansi yang
pelanggan. Manfaat yang diberikan produk diperoleh 1,996. Nilai yang dihasilkan
MJB berpengaruh terhadap persepsi memiliki arti bahwa variabel harga (X6)
pelanggan. memiliki hubungan positif dan signifikan
3. Pengaruh Variabel Pemakai Produk (X3) terhadap persepsi pelanggan.
terhadap Persepsi Pelanggan (Y) SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil uji T-statistic menerangkan bahwa
1.Variabel atribut produk (X1) berpengaruh
tidak terdapat pengaruh yang positif dan
positif dan tidak signifikan terhadap persepsi
signifikan antara variabel pemakait produk
pelanggan (Y). Dibuktikan dengan skor T-
(X3) dengan persepsi pelanggan (Y) dengan
statistic yang lebih rendah dari nilai T-table
nilai signifikansi yang diperoleh 0,628. Nilai
yaitu (0,197<1,64). Tidak dibutuhkan
yang dihasilkan memiliki arti bahwa variabel
variabel atribut produk dengan indikator
pemakai produk (X3) memiliki hubungan
derajat kepentingan, keunikan, serta dapat
positif dan tidak signifikan terhadap persepsi
dikomunikasikan untuk menilai persepsi
pelanggan. MJB sebagai minuman trendi masa
pelanggan terhadap produ MJB.
kini tidak mempengaruhi penilaian persepsi
pelanggan terhadap MJB. 2.Variabel manfaat produk (X2) berpengaruh
4. Pengaruh Variabel Pesaing (X4) terhadap positif dan signifikan terhadap persepsi
Persepsi Pelanggan (Y) pelanggan (Y). Dibuktikan dengan skor T-
Produk secara keseluruhan menonjolkan statistic yang lebih tinggi dari nilai T-table
nama mereknya secara penuh dan diposisikan yaitu (1,768>1,64). Dibutuhkan variabel
lebih baik daripada pesaingnya (Kotler, manfaat produk seperti mengetahui
(2004:345). Hasil uji T-statistic menerangkan keinginan, kebutuhan dan selera pelanggan
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan dalam menilai persepsi pelanggan.
signifikan antara variabel pemakai (X4)
3.Variabel pemakai produk (X3) berpengaruh
dengan persepsi pelanggan (Y) dengan nilai
positif dan tidak signifikan terhadap persepsi
signifikansi yang diperoleh 1,699. Nilai yang
pelanggan (Y). Dibuktikan dengan skor T-
dihasilkan memiliki arti bahwa variabel statistic yang lebih rendah dari nilai T-table
pesaing (X4) memiliki hubungan positif dan yaitu (0,628<1,64). Tidak dibutuhkan
signifikan terhadap persepsi pelanggan. variabel pemakai produk seperti dengan
5. Pengaruh Variabel Kategori Produk (X5) indikator asosiasi merek, kebanggan dan
terhadap Persepsi Pelanggan (Y) status sosial dalam menilai perepsi
Hasil uji T-statistic menerangkan bahwa pelanggan.
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel kategori produk (X5) dengan 4.Variabel pesaing (X4) berpengaruh positif
persepsi pelanggan (Y) dengan nilai dan signifikan terhadap persepsi pelanggan
signifikansi yang diperoleh 2,855. Nilai yang (Y). Dibuktikan dengan skor T-statistic yang
dihasilkan memiliki arti bahwa variabel lebih tinggi dari nilai T-table yaitu
kategori produk (X5) memiliki hubungan (1,699>1,64). Dibutuhkan variabel pesaing
positif dan signifikan terhadap persepsi seperti mengetahui perbandingan kualitas
pelanggan. Minuman produk MJB yang produk, perbandingan pelayanan karyawan,
317

Geliga & Shinta, Analisis Positioning Produk MJB (Milo Jelly Bubblle)…

dan desain interior dalam menilai persepsi DAFTAR PUSTAKA


pelanggan.
Ampuero, O.,Vila, N.,(2006). Consumer
5.Variabel kategori produk (X5) berpengaruh
Perception of Product
positif dan signifikan terhadap persepsi
Packaging.Journal of Consumer
pelanggan (Y). Dibuktikan dengan skor T-
Marketing. 1-17.
statistic yang lebih tinggi dari nilai T-table
Dewi, L.A.P.,Dkk. (2015). Analisis
yaitu (2,855>1,64). Dibutuhkan variabel
Positioning Franchise Bubble
kategori dalam menilai persepsi pelanggan.
DrinkBerdasarkan Persepsi Konsumen
6.Variabel harga (X6) berpengaruh positif dan di Kota Bandung (Studi pada
signifikan terhadap persepsi pelanggan (Y). Calais,Chatime, I-Cup, Presotea,
Dibuktikan dengan skor T-statistic yang Sharetea). 1-7.
lebih tinggi dari nilai T-table yaitu Dwiyanto WK, B. (2011). Analisis Positioning
(1,996>1,64). Dibutuhkan variabel harga Handphone Merek Nokia Berdasarkan
dengan mengetahui harga relatif dalam Persepsi Konsumen Terhadap Atribut
menilai persepsi pelanggan. Produk Di Kota Jember. 1-146.
Hasan, A. (2013). Marketing. Yogjakarta:
SARAN Berdasarkan penelitian penulis, ada
beberapa poin yang bisa dijadikan saran CAPS (Center of Academic Publishing
untuk perusahaan MJB, yaitu: Service).
Irawati, R., dan Hati, S.W. (2014) Faktor-
1. Pada variabel atribut produk, banyak faktor yang Memotivasi Minat
jawaban tidak setuju pada item pernyataan Mahasiswi dalam Berwirausaha Di
rasa MJB yang nikmat terletak pada jelly Politeknik Negeri Batam. Jurnal
dan bubble nya yang membuat atribut
produk tidak signifikan terhadap persepsi
Ekonomi Pendidikan dan
pelanggan. Ini membuktikan bahwa MJB Kewirausahaan Volume 2 Nomor 1,
harus meningkatkan kualitas jelly dan hlm 10-139. ISSN 2579-387X.
bubble sehingga bisa mempertahankan Program Studi Pendidikan Ekonomi
pelanggan agar tidak beralih ke pesaing Pascasarjan UNESA Surabaya
produk sejenis. Jogiyanto,.(2011). Konsep dan Aplikasi
Structural Equation Modeling (SEM)
2. Pada variabel pemakai produk, banyak
Berbasis Varian dalam Penelitian
jawaban tidak setuju pada item pernyataan :
Bisnis. Yogyakarta:STIM YKPN:
MJB adalah produk minuman masa kini
Yogyakarta.
yang trendi, saya bangga membeli produk
Mustain, H.L. (2012). Analisis Pengaruh
MJB karena MJB merupakan produk
Strategi Positioning Terhadap
minuman kreatif, minum produk MJB terasa
Keputusan Pembelian Pada Konsumen
lebih bersemangat dalam hidup, minum
Starbucks Coffee Di Makassar. 1-96.
produk MJB terasa lebih bertenaga, minum
Rahmana, A.,Dkk. (2012). Strategi
MJB membuat saya lebih merasa hidup
Pengembangan Usaha Kecil dan
modern, minum produk MJB adalah bagian
Menengah Sektor Industri
dari gaya hidup modern. Indikator tersebut
Pengolahan. 1-8.
tidak dibutuhkan dalam penelitian persepsi
Resfani, D.L. (2013). Analisis Kepuasan
pelanggan. Agar pelanggan merasa istimewa
Konsumen Dan Positiong Produk
setelah meminum produk MJB sebaiknya
Waralaba Teh Instan (Es Teh Poci). 1-
MJB menjadikan produk minumannya
95.
sebagai produk yang bermerek dan berkelas
Shakhshir, G.,(2014). The Positioning
standar minuman ice blended yang di jual di
Analysis of Premium Food Brands in
pusat
theRomanian Market. The
perbelanjaan dengan menciptakan kemasan
International Journal of Management.
dan stan yang menarik sehingga membeli
ISSN 2277-5846. 1-13.
produk MJB menciptakan kebanggaan
Srivastava, G.,(2013). Brand Positioning of
tersendiri bagi pelanggan.
Automotive Lubricant in IndiaMarket.
International Journal of Economic
Practices and Theories, Vol. 4, No.
2, 2014, Special issue on Marketing
318

Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 305-318

and Business Development, e -ISSN


2247–7225. 1-8.
Sujarweni, V.W.(2014).Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: PT PUSTAK BARU
Sunyoto, D.(2012). Konsep Dasar Riset
Pemasaran & Perilaku Konsumen. PT.
BUKU SERU: Jakarta
Sunyoto,D.(2012). Dasar-dasar Manajemen
Pemasaran.Yogyakarta: CAPS(Center
of Academic Publishing Service).

You might also like