0% found this document useful (0 votes)
91 views6 pages

Pengaruh Sp-36 Dan Asam Humat Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine Max L)

This document summarizes a study on the effects of SP-36 fertilizer and humic acid on the growth and production of soybean plants. The study found: 1) There was an interaction between SP-36 fertilizer and humic acid doses on soybean plant dry weight at 14 and 21 days, as well as on number of pods, seed weight per plot, and yield. 2) Giving 200 kg/ha of SP-36 fertilizer with 50kg/ha of humic acid increased crop production by 43% compared to no SP-36 or humic acid. 3) SP-36 fertilizer doses influenced soybean plant growth rate at 14-21 days and 21-

Uploaded by

Alif Fazari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
91 views6 pages

Pengaruh Sp-36 Dan Asam Humat Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine Max L)

This document summarizes a study on the effects of SP-36 fertilizer and humic acid on the growth and production of soybean plants. The study found: 1) There was an interaction between SP-36 fertilizer and humic acid doses on soybean plant dry weight at 14 and 21 days, as well as on number of pods, seed weight per plot, and yield. 2) Giving 200 kg/ha of SP-36 fertilizer with 50kg/ha of humic acid increased crop production by 43% compared to no SP-36 or humic acid. 3) SP-36 fertilizer doses influenced soybean plant growth rate at 14-21 days and 21-

Uploaded by

Alif Fazari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

1

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan/ Buana Sains Vol 19 No 2 : 1-6

PENGARUH SP-36 DAN ASAM HUMAT TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L)

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan


Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Kadiri

Abstract
Soybean is a food crop commodity that is needed by the Indonesian population
because it is a source of vegetable protein, fat, vitamins, and minerals. To increase
soybean production one of the things that needs to be done is the addition of
phosphorus to increase the density of soybean seeds. The purpose of this study was to
determine the effect of interactions between the administration of SP36 fertilizer doses
and humic acid doses on the growth and production of soybean (Glycine max L) Dega
1 variety. Plosoklaten, Kediri Regency, with a height of 105 meters above sea level, with
sandy loam soil type with soil pH 5. The study used factorial randomized block design
(RBD) consisting of two factors, repeated 3 times. Parameters observed were Plant
dried weight, plant growth rate, number of pods/plants, the weight of Seeds per plot,
yield, observation data were analyzed using analysis of variance (F test). The results of
the analysis of the real variance were continued with the Significant Difference test at a
5% significance level to find out the difference between treatments. The first factor is
SP36 fertilizer and the second factor is humic acid. Based on the results of research that
has been done, there was an interaction between the administration of SP36 fertilizer
and humic acid in the parameters of plant dry weight at the age of 14 and 21, number of
pods, seed weight per plot and yield., Giving fertilizer SP36 200 kg /ha with humic acid
50kg / ha can increase crop production by 43% compared to without SP36 and without
humic acid.

Keywords: Fertilizer; humic acid; production; SP-36; soybean.

Pendahuluan areal tanaman kedelai mencapai 1,4


juta ha, sedangkan pada tahun 2005,
Tanaman kedelai merupakan
luas areal hanya 500.000 ha. Total
komoditas tanaman pangan yang
produksi selama periode yang sama
dibutuhkan oleh penduduk Indonesia
menurun dari 1,9 juta ton menjadi
karena sebagai sumber protein nabati,
700.000 ton (Adisarwanto, 2002).
lemak, vitamin dan mineral yang
Ada dua masalah yang saling
murah. Kebutuhan kedelai di
terkait dan berpengaruh terhadap
Indonesia setiap tahun selalu
produktivitas tanaman kedelai, yaitu
meningkat seiring pertumbuhan
faktor teknis dan sosial-ekonomi.
penduduk dan perbaikan pendapatan
Faktor teknis yang berpengaruh
per kapita. Namun perkembangan
terhadap produktivitas tanaman
tanaman kedelai selama 10 tahun
kedelai yaitu kualitas benih yang
terakhir menunjukkan penurunan yang
ditanam, pemeliharaan tanaman yang
cukup besar, lebih dari 50 %, baik
meliputi pemupukan dan pengairan
dalam luasan areal maupun
produksinya. Pada tahun 1995, luas
2

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan/ Buana Sains Vol 19 No 2 : 1-6

serta penanganan panen dan pasca tulis, kalkulator, timbangan, kamera,


panen. (Atman, 2009). dan kebutuhan alat untuk penelitian
Untuk meningkatkan produksi lainnya. Bahan yang digunakan dalam
kedelai salah satu hal yang perlu penelitian ini atara lain : Benih Kedelai
dilakukan yaitu penambahan unsur varietas Dega 1, plat label perlakuan,
fosfor untuk meningkatkan massa pupuk SP36, Asam humat, Pestisida.
jenis biji kedelai. Pemberian fosfor Penelitian dilaksanakan secara faktorial
dapat dilakukan dengan pemberian dengan menggunakan Rancangan
bahan organik seperti asam humat dan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari
juga bisa pemberian pupuk anorganik dua faktor, diulang sebanyak 3 kali.
yaitu dengan pupuk SP36. Faktor I : Dosis pupuk SP36 (B) yang
Peningkatan ketersediaan P akibat terdiri dari 4 level : B0 = Tanpa SP36,
pemberian bahan organik terjadi B1 = Dosis pupuk SP36 100 kg/ha,
karena selama proses dekomposisi B2 = Dosis pupuk SP36 150 kg/ha,
bahan organik akan dihasilkan asam B3 = Dosis pupuk SP36 200 kg/ha.
humat (Asam humat memegang Faktor II : Perlakuan Dosis Asam
peranan penting pada lepasnya Humat (P) yang terdiri dari 3 level : P0
pengikatan Al dan Fe, sehingga P yang : Tanpa Asam humat, P1 : Dosis Asam
semula terjerap Al dan Fe menjadi humat 25 kg/ha, P2 :Dosis Asam
tersedia (Malcolm et al, 1979) humat 50 kg/ha.
Jayasumarta (2015) menyatakan bahwa Parameter yang diamati Berat
pemupukan fosfor memberikan Kering Tanaman (g), laju
manfaat seperti memperbaiki pertumbuhan tanaman, Jumlah
pembungaan, pembuahan dan Polong/Tanaman , Berat Biji per Plot
pembentukan benih, mempercepat (g), bobor kering biji ( t ha-1). Data
pemasakan buah, serta mengurangi yang diperoleh dianalisis dengan
kerontokan buah. Bobot biji per menggunakan analisis ragam (uji F)
tanaman digunakan untuk mengetahui pada taraf 5 % untuk mengetahui
hasil produksi setiap tanaman. pengaruh perlakuan. Hasil analisis
Tanaman kedelai mampu menyerap ragam yang nyata dilanjutkan dengan
unsur hara fosfor dengan baik didalam uji Beda Nyata Jujur pada taraf nyata 5
tanah, sehingga pemberian berbagai % untuk mengetahui perbedaan
dosis pupuk SP-36 dalam diantara perlakuan.
menghasilkan bobot biji pertanaman
yang berbeda-beda. Hasil dan Pembahasan
Metode Penelitian Bobot Kering Tanaman (g)
Hasil sidik ragam menunjukkan
Penelitian ini dilaksanakan bahwa terjadi interaksi antara
pada bulan Desember 2017 hingga perlakuan pemberian pupuk SP-36
Februari 2018 bertempat di lahan dengan pemberian asam humat pada
SMKN 1 Plosoklaten, Kecamatan umur 14 dan 21 hst pada parameter
Plosoklaten, Kabupaten Kediri, berat kering tanaman. Rata – rata berat
dengan ketinggian tempat 105 mdpl, kering tanaman akibat interaksi, dapat
dengan jenis tanah lempung berpasir disajikan pada Tabel 1.
dengan pH tanah 5 . Alat yang
digunakan dalam penelitian ini antara
lain : cangkul, sabit, soil tester,
meteran, gembor, ajir, ember, alat
3

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan/ Buana Sains Vol 19 No 2 : 1-6

Tabel 1. Rata-rata bobot kering tanaman kedelai varietas Dega 1 akibat pengaruh
pemberian pupuk SP-36 dan asam humat.
Perlakuan Rata-rata berat kering tanaman (g)
14 hst 21 hst 28 hst 35 hst
B0P0 0.40 a 1.53 a 4.30 5.53
B0P1 0.53 ab 1.97 ab 3.87 5.07
B0P2 0.60 ab 3.77 b 2.63 4.53
B1P0 0.73 ab 2.50 ab 2.87 5.07
B1P1 0.53 ab 1.63 a 3.63 7.43
B1P2 0.60 ab 1.77 a 3.50 6.53
B2P0 0.87 ab 1.63 a 3.20 6.73
B2P1 0.83 ab 1.73 a 3.53 6.97
B2P2 0.60 ab 1.83 a 3.97 9.43
B3P0 0.73 ab 1.27 a 3.10 3.30
B3P1 0.50 ab 0.97 a 2.97 3.43
B3P2 1.00 b 1.30 a 2.97 3.40
BNJ 5% 0.521 1.87 tn tn
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%. tn: tidak nyata,
B0 :Tanpa SP36, B1 : SP36 100 kg/ha, B2 : SP36 150 kg/ha, B3 : SP36
200 kg/ha. P0 : Tanpa Asam humat, P1 : Asam humat 25 kg/ha, P2 :
Asam humat 50 kg/ha.
pada perlakuan pemberian pupuk SP-
Hasil dari rata-rata berat kering 36 pada umur 14-21 hst dan umur 21-
tanaman dengan perlakuan pemberian 28 hst. Sedangkan pada pemberian
pupuk SP-36 (B) dan asam humat (P), asam humat tidak berpengaruh
menunjukkan terjadinya interaksi pada terhadap laju pertumbuhan tanaman
umur 14 hst dengan rata-rata 1,00 kedelai varietas Dega 1. Rata – rata
(B3P2) dan umur 21 hst dengan rata- laju pertumbuhan tanaman, dapat
rata 3,77 (B0P2). Menurut disajikan pada Tabel 2.
Wahyuningsih et al, (2016), aplikasi Hasil dari rata-rata laju
asam humat memberikan hasil yang pertumbuhan tanaman kedelai dengan
terbaik pada bobot tanaman kering. perlakuan pemberian pupuk SP-36
Hal ini seiring dengan semakin (B0) menunjukkan pengaruh yang
meningkatnya ketersediaan P dalam nyata terhadap laju pertumbuhan
tanah mempengaruhi serapan P oleh tanaman kedelai pada umur 14-21 hst
tanaman. Unsur hara P yang diserap dengan rata-rata 70,00 dan pemberian
tanaman mampu merangsang pupuk SP-36 (B1) juga menunjukkan
pembentukan akar sehingga pengaruh yang nyata terhadap laju
pertumbuhan tanaman menjadi baik. pertumbuhan tanaman kedelai pada
umur 21-28 hst dengan rata-rata 90,66
Laju Pertumbuhan dan untuk pemberian asam humat (P)
Hasil sidik ragam menunjukkan tidak menunjukkan pengaruh yang
bahwa terjadi pengaruh yang nyata nyata pada laju pertumbuhan tanaman
pada parameter laju pertumbuhan kedelai varietas Dega 1.
4

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan/ Buana Sains Vol 19 No 2 : 1-6

Tabel 2. Rata-rata laju pertumbuhan tanaman kedelai varietas Dega 1 akibat pengaruh
pemberian pupuk SP-36 dan asam humat.
Perlakuan Rata-rata laju pertumbuhan
14-21 hst 21-28 hst 28-35 hst
B0 70.00 b 75.66 b 25.00
B1 60.66 b 90.66 b 20.66
B2 51.00 ab 71.66 ab 29.00
B3 35.66 a 49.00 a 36.00
BNJ 5% 20.47 24.01 tn
P0 57.33 80.66 39.66
P1 75.33 105.33 30.33
P2 84.66 101.00 40.66
BNJ 5% tn tn tn
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%. tn: tidak nyata,
B0 :Tanpa SP36, B1 : SP36 100 kg/ha, B2 : SP36 150 kg/ha, B3 : SP36
200 kg/ha. P0 : Tanpa Asam humat, P1 : Asam humat 25 kg/ha, P2 :
Asam humat 50 kg/ha.

Pemberian pupuk P berguna bagi bahan organic yang berfungsi untuk


tanaman terutama untuk pertumbuhan memperbaiki sifat-sifat pada tanah
dan perkembangan tanaman, karena bukan pada tanaman itu sendiri. Hal
merupakan unsur hara makro yang ini sejalan dengan pernyataan Lingga
berpengaruh pada pertumbuhan (2004), yang menyatakan bahwa bahan
tanaman. Hal ini sejalan dengan organic memegang peranan penting di
pernyataan Damanik et al.(2011)yang dalam tanah terutama dalam hal
menyatakan unsur hara fosfor adalah memperbaiki struktur tanah,
unsur hara makro yang dibutuhkan menaikkan daya serap tanah terhadap
tanaman dalam jumlah yang banyak, air, menaikkan kondisi di dalam
karena terlibat langsung pada seluruh kehidupan di dalam tanah, dan sebagai
proses kehidupan tanaman. Menurut sumber zat makanan bagi tanaman.
Setyawan(2017), Bahwa pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh faktok Jumlah Polong/Tanaman
lingkungan dan genetik, faktor Hasil sidik ragam menunjukkan
lingkungan dan faktor genetik bahwa terjadi interaksi antara
tersebut dapat membantu perlakuan pemberian pupuk SP-36
pertumbuhan. Faktor lingkungan dengan pemberian asam humat pada
tersebut salah satunya tentang jumlah polong/tanaman. Rata – rata
kesuburan tanah, dimana dengan jumalah polong / tanaman akibat
kesuburan tanah diharapkan dapat interaksi, dapat disajikan pada Tabel 3.
meningkatkan pertumbuhan, Apalagi Hasil dari rata-rata jumlah
dengan pemberian bahan organik dan polong/tanaman dengan perlakuan
B. subtilis dapat memberi pengaruh pemberian pupuk SP-36 (B) dan asam
positif terhadap pertumbuhan dan humat (P), menunjukkan terjadinya
hasil tanaman. interaksi dengan rata-rata 36 (B3P2).
Sedangkan asam humat tidak Menurut Sutejo (1999), pemupukan P
berpengaruh pada laju pertumbuhan dapat memperbaiki pertumbuhan
diduga karena asam humat merupakan generatif terutama pembentukan
5

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan/ Buana Sains Vol 19 No 2 : 1-6

bunga, buah, dan biji pada tanaman Hasil Panen


polong-polongan. Sedangkan asam Hasil sidik ragam menunjukkan
humat berperan untuk membantu bahwa terjadi interaksi antara
melepaskan unsur p dari jelatan Al da perlakuan pemberian pupuk SP-36
Fe di dalam tanah. Hal ini sejalan dengan pemberian asam humat pada
dengan pernyataan Damanik et al. hasil panen. Rata – rata hasil panen
(2011), yang menyatakan bahwa akibat interaksi, dapat disajikan pada
penambahan asam humat dapat Tabel 3.
membantu penyerapan P dari dalam Hasil dari rata-rata hasil panen
tanah. Asam humat yang diberikan ke ton per ha dengan perlakuan
tanah akan melepaskan ion organic pemberian pupuk SP-36 (B) dan asam
yang membuat P yang terikat oleh humat (P), menunjukkan terjadinya
logam tanah terlepas dari ikatannya interaksi terbaik dengan rata-rata 2,266
sehingga menjadi tersedia untuk (B3P2). Ini terjadi karena fungsi P
tanaman. salah satunya sebagai pembentukan
masa biji sehingga hasil biji per ha
Bobot Biji per Plot (g) dapat dimaksimalkan karena ditunjang
Hasil sidik ragam oleh fungsi P itu sendiri. Secara
menunjukkan bahwa terjadi interaksi umum, fungsi P dalam tanaman adalah
antara perlakuan pemberian pupuk merangsang pertumbuhan akar,
SP-36 dengan pemberian asam humat mempercepat serta memperkuat
pada berat biji/plot. Rata – rata bobot tanaman muda menjadi tanaman
biji per plot akibat interaksi, dapat dewasa dan menaikkan prosentase
disajikan pada Tabel 3. bunga menjadi buah/biji. Sedangkan
Hasil dari rata-rata bobot biji asam humat sendiri menurut Heil
per plot dengan perlakuan pemberian (2004) memainkan peran aktif dalam
pupuk SP-36 (B) dan asam humat (P), memacu pertumbuhan secara langsung
menunjukkan terjadinya interaksi melalui peningkatan laju fotosintesis,
dengan rata-rata 1136,67 (B3P2). Hal pertumbuhan, dan hasil tanaman.
ini dikarenakan unsur P sangat penting
bagi pembentukan masa berat biji Kesimpulan
pada masa generative. Ini sesuai Terjadi interaksi antara pemberian
dengan pernyataan (Winarso, 2005) pupuk SP36 dan asam humat pada
yang menyatakan apabila tanaman parameter bobot kering tanaman,
sudah memasuki fase generative jumlah polong, bobot biji per plot dan
sebagian besar P dimobilisasi ke biji hasil panen., Pemberian pupuk SP36
dan buah atau bagian generative yang 200 kg/ha dengan asam humat
lain. Serapan hara P saat vegetative 50kg/ha dapat meningkatkan produksi
yaitu mulai perkecambahan hingga tanaman sebesar 43% dibandingkan
berbunga, total serapan tidak lebih dari dengan tanpa SP36 dan asam humat.
10%, sehingga 90% unsur hara P Pemberian pupuk SP36 secara
selama pertumbuhan diserap pada tunggal memberikan pengaruh
masa generatif. Sedangkan menurut terhadap parameter laju pertumbuhan
Minardi (2010), pemberian asam 14-21 hst dan 21-28 hst. Pemberian
humat ternyata memacu pertumbuhan, asam humat secara tunggal tidak
berat kering tajuk serta akar. memberikan pengaruh terhadap semua
parameter pertumbuhan dan
parameter panen.
6

Fajar Setyawan dan Feri Setyawan/ Buana Sains Vol 19 No 2 : 1-6

Tabel 3. Rata-rata jumlah polong/tanaman, Bobot biji per plot dan hasil panen pada
tanaman kedelai varietas Dega 1 akibat interaksi pemberian pupuk SP-36
dan asam humat.
Jumlah Berat biji/plot Hasil panen
Perlakuan
polong/tanaman (g) ton/ha
B0P0 19.97 a 641.00 a 1.276 a
B0P1 22.13 ab 704.67 ab 1.406 ab
B0P2 22.43 ab 718.00 ab 1.433 ab
B1P0 23.73 b 759.00 b 1.513 b
B1P1 23.40 b 747.67 ab 1.490 b
B1P2 25.47 b 814.33 b 1.626 b
B2P0 25.97 bc 829.33 bc 1.656 bc
B2P1 25.67 b 821.33 b 1.636 b
B2P2 29.70 cd 948.67 c 1.896 cd
B3P0 29.13 c 931.67 c 1.860 c
B3P1 32.80 d 1034.00 cd 2.080 d
B3P2 36.00 d 1136.67 d 2.266 d
BNJ 5 % 3.28 107.11 209.38
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%., B0 :Tanpa SP36, B1 : SP36
100 kg/ha, B2 : SP36 150 kg/ha, B3 : SP36 200 kg/ha. P0 : Tanpa Asam humat, P1 :
Asam humat 25 kg/ha, P2 : Asam humat 50 kg/ha.

DAFTAR PUSTAKA Lingga, P. dan Marsono. 2004.


Adisarwanto, T. 2002. Budidaya Petunjuk Penggunaan Pupuk.
Kedelai Tropika. Penebar Penebar Swadaya. Jakarta
Swadaya. Jakarta. Malcolm, R.E., and Vaughan, D. 1979.
Atman. 2009. Strategi Peningkatan Humic Subtances and
Produksi Kedelai di Phophatase Activities in Plant
Indonesia. Jurnal Ilmiah. Tissues. Soil Biol. Biochem.
Tambua. Jakarta. 8:39-45. 11: 253-259.
Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan, Setyawan, F. 2017. Pengaruh
Fauzi, Saifuddin dan H. Bacillus subtilis dan Bahan
Hanun. 2011. Kesuburan Organik Terhadap
Tanah dan Pemupukan. USU Pertumbuhan dan
Press. Medan. Produksi tanaman Kedelai (
Heil, W., 2004. Reference Ranges for Glycine MaxL.). J. Hijau
Adults and Children (Pre- Cendekia. 2 (1) : 21 –28.
Analitycal Considerations). Wahyuningsih., E. Proklamaningsih,
Roche Diagnotic GmbH. P: M. Dwiati. 2016. Serapan
26-27. Fosfor dan Pertumbuhan
Jayasumarta, D. 2015. Pengaruh Kedelai (Glycine Max) pada
Sistem Olah Tanah dan Tanah Ultisol dengan
Pupuk P Terhadap Pemberian Asam Humat. J.
Pertumbuhan dan Produksi Fakultas Biologi. 1 (1) 68-69.
Tanaman Kedelai (Glycine max Winarso. 2005. Pengertian dan Sifat
L). J. Ilmu Pertanian Kimia Tanah. Gajah Mada
“AGRIUM”. 17(3): 41-48 University Press. Yogyakarta.

You might also like