Jurnal Morfometrik, Meristik Dan Pola Pertumbuhan Ikan JULUNG-JULUNG (Hemirhamphodon Pogonognathus Bleeker, 1865) Dari Perairan Umum Universitas Riau
Jurnal Morfometrik, Meristik Dan Pola Pertumbuhan Ikan JULUNG-JULUNG (Hemirhamphodon Pogonognathus Bleeker, 1865) Dari Perairan Umum Universitas Riau
Jurnal Morfometrik, Meristik Dan Pola Pertumbuhan Ikan JULUNG-JULUNG (Hemirhamphodon Pogonognathus Bleeker, 1865) Dari Perairan Umum Universitas Riau
OLEH
ARI FADLI
By:
Abstract
Hemirhamphodon pogonognathus is a type of freshwater fish that inhabit waters around the
Riau University. This fish is potential for decorative fish. Information on biological,
including morphometric, meristic, and growth patterns, however, is rare. To understand the
morphometrical and meristical characteristics and also the growth pattern of the fish, a
research has been conducted February-March 2018. There were 100 fishes (33.35-82.65 TL
mm and 1.3-0.1 gr BW). There were 28 morphological characteristic measured and 11
meristical characteristic counted. The meristical characteristics obtained were as follows:
D.15-17; P.5-8; V.5-6; A.8-9; C.17-20. The number of scale in the pre-dorsal fin was 47-52,
around the body 52-62, in the caudal peduncle was 14-16, in the lateral line was 98-110,
above lateral line was 19-25 and under lateral line was 25-31. Resylts of Withney test shown
that there were 9 morphometrical characteristic differences between male and female. They
were height of caudal-peducle depth, distance between dorsal fin and the base caudal fin,
height of dorsal fin, length pectoral fin base, anal fin height, length of ventral fin base, height
of ventral fin, length of caudal fin base, and height of caudal fin. The length - weight
relationship shown that the growth of male and female was isometric.
Abstrak
Ikan Julung-julung (Hemirhamphodon pogonognathus) adalah salah satu jenis ikan air tawar
yang hidup di perairan umum Universitas Riau. Ikan ini memiliki potensi jika dijadikan
sebagai ikan hias. Informasi mengenai aspek biologi morfometrik, meristik dan pola
pertumbuhan ikan ini masih sedikit. Untuk mengetahui ciri morfometrik, meristik dan pola
pertumbuhan ikan ini. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2018.
Jumlah ikan tertangkap adalah 100 ekor (33,35-82,65 mm dan berat 1,3-0,1 g). Ada 28
karakter morfometrik yang diukur dan 11 karakter meristik yang dihitung. Jumlah meristik
(D.15-17; P.5-8; V.5-6; A.8-9; C.17-20). Sisik Depan Sirip Punggung 47-52, Sisik Sekeliling
Badan 52-62, Sisik Batang Ekor 14-16, Sisik Linea Lateralis 98-110, Sisik di Atas
Linealateralis 19-25 dan Sisik di Bawah Linealateralis 25-31. Berdasarkan uji withney
terdapat perbedaan karakter morfometrik antara ikan julung-julung jantan dan betina yaitu
pada karakter morfometrik tinggi batang ekor (TBE) ikan julung-julung jantan lebih panjang
daripada ikan julung-julung betina. Jarak sirip punggung ke pangkal sirip ekor (JSDSC).
Tinggi sirip punggung (TSD. Panjang dasar sirip dada (PDSP). Tinggi sirip anus (TSA).
Panjang dasar sirip perut (PDSV). Tinggi sirip perut (TSV). Panjang dasar sirip caudal
(PDSC). Tinggi sirip caudal (TSC). Hubungan pola pertumbuhan ikan julung-julung (H.
pogonognathus) dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang alometrik negatif.
Kata Kunci: Ikan Air Tawar, Allometrik negatif, Ikan hias, Karakter morfometrik, Karakter
meristik
Keterangan Gambar 1.
1. Panjang Tolal (PT) 15. Jarak Sirip Perut ke Pangkal Sirip
Anus (JSVSA)
2. Panjang Standar (SL) 16. Jarak Sirip Anus ke Pangkal Sirip
Ekor (JSASC)
3. Panjang Kepala (PK) 17. Panjang Dasar Sirip Punggung
(PDSD)
4. Tinggi Kepala (TK) 18. Tinggi Sirip Punggung (TSD)
5. Tinggi Badan (TB) 19. Panjang Dasar Sirip Dada (PDSP)
6. Tinggi Batang Ekor (TBE) 20. Tinggi Sirip Dada (TSP)
7. Lebar Badan (LB) 21. Panjang Dasar Siri Anus (PDSA)
8. Jarak Mulut ke Pangkal Sirip 22. Tinggi Sirip Anus (TSA)
Dorsal (JMSD)
9. Jarak Mulut ke Mata (JMM) 23. Panjang Dasar Sirip Perut (PDSV)
10. Jarak Mulut ke Pangkal Sirip Dada 24. Tinggi Sirip Perut (TSV)
(JMSP)
11. Jarak Mulut ke Pangkal Sirip Perut 25. Panjang Dasar Sirip Caudal
(JMSV) (PDSC)
12. Jarak Sirip Punggung ke Pangkal 26. Tinggi Sirip Caudal (TSC)
Sirip Ekor (JSDSC)
13. Diameter Mata (DM) 27. Panjang Rahang Atas (PRA)
14. Jarak Mata ke Tutup Insang (JMTI) 28. Panjang Rahang Bawah (PRB)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Letak awal sirip perut ikan ini berada di
Ikan julung-julung dari hasil depan sirip punggung, sirip punggung
penangkapan selama penelitian berjumlah lebih panjang dari pada sirip lainnya dan
100 ekor, 60 ekor ikan betina dan 40 ekor memiliki dorsal 15-17 dan sirip anus 8-9.
ikan jantan. Alat tangkap yang digunakan Hal ini sesuai dengan pendapat
adalah tangguk (scop net) dengan mesh Kottelat et al. (1993) yang menyatakan
size 3 mm. bahwa ikan julung-julung (H.
Ciri-ciri ikan julung-julung (H. pogonognathus) ciri khususnya yaitu
pogonognathus) yang tertangkap pada memiliki rahang bawah yang memanjang.
penelitian ini yaitu memiliki bentuk tubuh Letak awal sirip perut di depan sirip
yang memanjang atau disbeut fusiform punggung, melanofor pada sirip punggung
dengan warnah putih keabu-abuan, bentuk hanya satu ukuran saja tidak berlanjut
kepala simetris. Ikan ini memiliki tipe sampai pangkal membran antara jari-jari 3-
mulut seperti rahang dimana rahang bawah 7. Saanin (1968) juga menyatakan bahwa
lebih panjang dari pada rahang atas. Pada ikan ini memiliki kepala yang simetris,
rahang atas terdapat lubang hidung dan moncong seperti paruh, bagian bawah
memiliki lekukan yang menonjol memanjang lebih dari bagian atas.
sedangkan pada rahang bawah bergerigi. Permulaan sirip punggung ikan ini berada
di atas atau di muka permulaan sirip dubur, dan betina. Dimorfisme ciri seksual
sirip punggung lebih panjang, bagian sekunder pada ikan jantan yaitu tubuhnya
rahang bawah yang melewati rahang atas lebih besar dan lebih panjang daripada
bergerigi dan memiliki sirip dorsal 15-17. ikan betina (Gambar 2 sampai 4).
Secara morfologi terdapat
perbedaan antara ikan julung-julung jantan
Tabel 2. Ukuran Maksimum dan Minimum Karakter Morfometrik Ikan Julung-julung (H.
pogonognathus).
KARAKTER Betina Jantan
NO Kode
MORFOMETRIK Maks Min Maks Min
1 Panjang Total PT 63,04 31,61 71,93 28,94
2 Panjang Standar PB 73,99 36,88 82,65 33,35
3 Panjang Kepala PK 25,77 9,29 28,33 10,99
4 Tinggi Kepala TK 4,05 2,09 5,01 2,08
5 Tinggi Badan TB 6,69 2,77 7,56 2,31
6 Tinggi Batang Ekor TBE 2,68 1,05 3,26 1,02
7 Lebar Badan LB 5,32 1,67 5,81 1,75
Jarak Mulut ke Pangkal
8 JMSD 50,86 26,21 55,14 23,94
Sirip Dorsal
9 Jarak Mulut ke Mata JMM 21,33 9,79 24,92 9,52
Jarak Mulut ke Pangkal
10 JMSP 28,14 13,25 32,31 12,89
Sirip Dada
Jarak Mulut ke Pangkal
11 JMSV 45,9 23,9 51,42 22,12
Sirip Perut
Jarak Sirip Punggung ke
12 JSDSC 2,96 0,22 3,51 0,46
Pangkal Sirip Ekor
13 Diameter Mata DM 3,31 1,39 3,41 1,1
Jarak Mata ke Tutup
14 JMTI 6,48 1,39 7,15 2,14
Insang
Jarak Sirip Perut ke
15 JSVSA 8,73 3,09 10,97 2,62
Pangkal Sirip Anus
Jarak Sirip Anus ke
16 JSASC 5,75 0,94 5,72 0,79
Pangkal Sirip Ekor
Panjang Dasar Sirip
17 PDSD 11,28 4,97 13,28 4,99
Punggung
18 Tinggi Sirip Punggung TSD 4,95 0,8 5,76 0,73
19 Panjang Dasar Sirip Dada PDSP 1,73 0,43 1,86 0,62
20 Tinggi Sirip Dada TSP 7,47 2,34 8,74 3,01
21 Panjang Dasar Sirip Anus PDSA 3,82 0,88 4,67 0,98
22 Tinggi Sirip Anus TSA 7,91 2,45 12,42 1,93
23 Panjang Dasar Sirip Perut PDSV 0,98 0,32 1,77 0,49
24 Tinggi Sirip Perut TSV 7,28 1,64 9,64 1,99
25 Panjang Dasar Sirip Caudal PDSC 2,8 1,18 4,19 1,19
26 Tinggi Sirip Caudal TSC 10,58 3,4 11,5 3,66
27 Panjang Rahang Atas PRA 7,19 2,06 6,8 1,83
28 Panjang Rahang Bawah PRB 20,25 7,02 22,97 9,07
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa 36,88-73,99 mm. Artinya ukuran ikan
ukuran ikan julung-julung (H. yang paling kecil dijumpai pada ikan
pogonognathus) yang terkecil sampai julung-julung jantan dan ukuran ikan yang
ukuran terbesar adalah 33,35-82,65 mm. terpanjang juga dijumpai pada ikan
Ikan julung-julung jantan memiliki kisaran julung-julung jantan. Sedangkan nilai
panjang baku (PB) 33,35-82,65 mm, proporsi karakter morfometrik ikan julung-
sedangkan ikan julung-julung betina julung (H. pogonognathus) dapan dilihat
memiliki kisaran panjang (PB) baku pada Tabel 3