J P S T: Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan Di Rsud Kabupaten Sidoarjo

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Journal Of Pharmacy Science And Technology

Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

Research Article

STUDI KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN di RSUD


KABUPATEN SIDOARJO

Efer Memento Yotlely Romera1, Angelica Kresnamurti2, Dyah Ayu Febiyanti3


1Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
2Bagian Farmasi Komunitas, Program Studi Farmasi, Universitas Hangtuah, Surabaya
3RSUD Kabupaten Sidoarjo

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disease that has symptoms due to elevated blood glucose levels above
normal values and requires regular treatment. Patient adherence is very important to reduce the risk of
complications in diabetes mellitus patient. This research aims to determine correlation the patient
adherence in taking antidiabetic drugs with two different methods, Pill count and MMAS-8 method. This
research used cross-sectional with non-probability sampling methods. There were 21 outpatients in
Sidoarjo Hospital included in this research. Based on the result by pill count, obtained 14 respondents
adherent (66.67%) and non-adherent respondents was 7 (33.33%), while the result of MMAS-8 method
was 8 respondents (38.10%) with high adherence, 10 respondents (47.62%) with moderate adherence and
3 respondents (14.29%) with low adherence. Comparison between pill count and MMAS-8 was carried out
using the SPSS statistical program, and 50% result had expected count value less than 5, so did not qualify
for chi-square (χ2). Therefore, the Fisher exact test was done as the alternative way by viewing the exact-
sig value in the column Fisher exact-test and obtained the value of 0.247 with a significance value of 0.05.
So it shows there is no correlation between the measurements result of adherence with the method MMAS-
8 and pill count.
Keywords : Diabetes mellitus, Pill count, MMAS-8

ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang memiliki kumpulan gejala yang timbul karena ada
peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal dan membutuhkan pengobatan yang teratur.
Kepatuhan pasien sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi pada penderita diabetes
mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan pasien dalam meminum obat antidiabetes
dengan dua metode berbeda yaitu Pill count dan MMAS-8, serta melihat adanya korelasi antara kedua
metode tersebut. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan metode non-probability sampling, yang dilakukan pada 21 pasien rawat jalan di RSUD
Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode pill count, diperoleh 14 responden
(66,67%) patuh dan 7 responden (33,33%) tidak patuh, sedangkan hasil penelitian dengan metode MMAS-
8 diperoleh 8 responden (38,10%) memiliki kepatuhan tinggi, 10 responden (47,62%) memiliki kepatuhan
sedang dan 3 responden (14,29%) memiliki kepatuhan rendah. Perbandingan antara metode pill count dan
MMAS-8 dilakukan menggunakan program statistik SPSS, dan diperoleh hasil sebanyak 50% memiliki nilai
expected count kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi square(χ2). Oleh
karena itu, dilakukan uji fisher exact sebagai alternatifnya dengan cara melihat nilai exact sig pada kolom
fisher exact test dan diperoleh nilai sebesar 0,247 dengan nilai signifikansi 0,05 sehingga hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara hasil pengukuran kepatuhan dengan metode MMAS 8 dan
pill count.
Kata Kunci : Diabetes mellitus, Pill count, MMAS-8

Correspondence : Efer Memento Yotlely Romera, Fakultas Farmasi, Universitas Widya


Mandala,Surabaya.Email:[email protected]

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


26
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

PENDAHULUAN dapat mengambil bentuk pill count atau berupa


Diabetes mellitus adalah penyakit penggunaan alat pengamatan elektronik [7]. Metode
metabolisme yang merupakan suatu kumpulan self report dan pill count merupakan metode yang
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya paling sederhana dan murah. Metode self report
peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai yang divalidasi dapat secara praktik digunakan
normal. Penyakit ini disebabkan gangguan dalam pengaturan klinis, sedangkan metode pill
metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik count dapat digunakan sebagai pelengkap metode
secara absolut maupun relatif [1]. Di Indonesia, self report [8].
prevalensi diabetes mellitus menunjukkan angka Adanya peningkatan jumlah pasien
sekitar 1,1% pada tahun 2007 [2], dan pada tahun penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun,
2013 mengalami kenaikan menjadi 2,1%. maka perlu dilakukan penelitian mengenai
Persentase tertinggi diperoleh di Sulawesi Tengah kepatuhan pasien rawat jalan dalam mengkonsumsi
(3,7%) dan yang terendah di Lampung (0,8%), obat antidiabetes. Melalui penelitian ini diharapkan
sedangkan di Jawa Timur sendiri memiliki menjadi masukan bagi dokter, farmasis, serta tenaga
persentase 2,5% [1]. kesehatan lainnya dalam upaya meningkatkan
Secara umum, ketidaktaatan meningkatkan kepatuhan meminum obat antidiabetes pada pasien
risiko berkembangnya masalah kesehatan atau diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Kabupaten
memperpanjang serta memperburuk kesakitan yang Sidoarjo.
sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan
bahwa 20% jumlah opname di rumah sakit METODE PENELITIAN
merupakan akibat dari ketidaktahuan penderita Penelitian ini merupakan penelitian cross
terhadap aturan pengobatan. Oleh karena itu, dalam sectional (potong lintang) dengan sumber data yang
pengobatan diperlukan adanya kepatuhan dari digunakan adalah data primer dan data sekunder.
pasien. Kepatuhan merupakan tingkat pasien dalam Data primer diperoleh dari aksi langsung dengan
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang responden melalui kunjungan ke rumah responden
disarankan dokter atau paramedis, sebagaimana dan data sekunder diperoleh dari data rekam medik
ketentuan yang disarankan kepada siapa saja. pasien dari RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Banyak penyandang diabetes mellitus yang Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan
mengalami kegagalan dalam pengobatan, hal ini adalah pasien diabetes yang mendapat obat
dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya antidiabetes dengan atau resep di RSUD Kabupaten
tidak menjalani diet dengan baik [3]. Faktor-faktor Sidoarjo serta yang memenuhi kriteria inklusi
yang mempengaruhi pengetahuan adalah jenis sampel. Penelitian ini dilakukan pada 21 pasien
kelamin, umur, lingkungan, sosial budaya, rawat jalan di RSUD Kabupaten Sidoarjo pada bulan
pendidikan, informasi, pengalaman atau masa kerja Februari-April 2017, menggunakan metode pill count
[4]. dan kuisioner MMAS-8. Peneliti mendapat data
Metode yang digunakan dalam mengukur pasien dari rekam medik RSUD Kabupaten Sidoarjo,
kepatuhan pasien dapat digolongkan ke dalam kemudian melakukan kunjungan pertama untuk
pengukuran langsung dan pengukuran tidak menghitung jumlah obat awal dan kunjungan kedua
langsung [5,6]. Deteksi obat dalam cairan biologis untuk menghitung jumlah obat sisa dan memberikan
dan pengamatan langsung pada pasien yang kuisioner MMAS-8.
mengkonsumsi obat termasuk dalam pengukuran Kriteria Inklusi dan Eksklusi
langsung, sedangkan medication monitoring, self Kriteria Inklusi
report, dan prescription claims data termasuk dalam Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-
pengukuran tidak langsung. Medication monitoring ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


27
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

yang dapat diambil sebagai sampel penelitian [4]. 4. Pasien yang bersedia menjadi responden
Yang termasuk ke dalam kriteria inklusi pada penelitian;
penelitian ini adalah : 5. Pasien yang dapat membaca, menulis,
1. Pasien yang mengalami penyakit diabetes mendengar dan berkomunikasi dengan baik.
mellitus yang menjadi pasien rawat jalan dan
terdaftar di rekam medis di RSUD Kabupaten Kriteria Eksklusi
Sidoarjo; Kriteria eksklusi yaitu kriteria di luar kriteria
2. Pasien DM yang menderita komplikasi maupun inklusi [4], terdiri atas:
tidak menderita komplikasi; 1. Pasien Diabetes mellitus yang memakai insulin;
3. Pasien DM yang menebus resep obat diabetes 2. Pasien Diabetes mellitus pediatri dan geriatri.
di instalasi farmasi RSUD Kabupaten Sidoarjo;

Variabel Penelitian
Tabel 1. Variabel penelitian.
Variabel Indikator Alat Ukur Skala
Kepatuhan Jumlah obat Pill Count 80%-100% = Patuh
<80% = Tidak patuh
Lupa minum obat MMAS-8 no.1 Untuk pertanyaan no. 1-4,6-7:
Konsistensi pemakain MMAS-8 no.2 Ya =0
obat Tidak = 1
Penghentian pemakaian MMAS-8 no.3 Untuk pertanyaan no. 5:
obat tanpa konsultasi Ya =1
Tidak = 0
Ketersediaan obat MMAS-8 no.4 Untuk pertanyaan no. 8:
Pemakaian obat saat MMAS-8 no.5 Tidak pernah/jarang = 4
kemarin Sesekali = 3
Penghentian MMAS-8 no.6 Terkadang = 2
penggunaan obat saat Biasanya = 1
merasa baikan Setiap waktu = 0
Merasa tidak nyaman MMAS-8 no.7 Skor MMAS-8:
terhadap pemakaian obat 8 = Kepatuhan tinggi

Kesulitan mengingat MMAS-8 no.8 6 - < 8 = Kepatuhan sedang

untuk memakai obat < 6 = Kepatuhan rendah

Analisis Data
Pill Count
Metode pill count merupakan metode pengukuran kepatuhan pasien dengan melakukan perhitungan sisa
obat pasien untuk mendapatkan % kepatuhan menggunakan rumus Grymonpre [9] :

(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 1)−(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 2)


%Kepatuhan = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ x 100
𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖)𝑥(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2)

Tingkat kepatuhan untuk metode pill count yang diperoleh ≥ 80% dan tidak patuh apabila hasil
terdiri atas dua kategori yaitu patuh apabila hasil yang diperoleh <80% [10].

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


28
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

MMAS-8 melakukan penghitungan jumlah awal obat


Kuesioner MMAS-8 merupakan kuesioner antidiabetes dan menggali data sosiodemografis.
dengan 8 pertanyaan yang terdiri dari 7 pertanyaan Kunjungan kedua diadakan kurang lebih 5-7 hari
iya/tidak dengan skor 0 (iya) dan 1 (tidak) untuk kemudian, jika resep untuk 10 hari. Jika resep untuk
pertanyaan nomor 1-4 dan 6-7, serta skor 0 (tidak) satu bulan kunjungan kedua dilakukan pada hari ke
dan 1 (iya) untuk pertanyaan no.5. Untuk pertanyaan 14/15. Jika responden berhalangan maka jadwal
no. 8 menggunakan skala likert (5 poin) dengan skor menyesuaikan dengan pasien. Kunjungan kedua ini
4 (tidak pernah/jarang), 3 (sesekali), 2 (terkadang), 1 untuk menghitung sisa obat antidiabetes dan untuk
(biasanya) dan 0 (setiap waktu). Skoring dalam memberikan kuesioner MMAS-8 pada pasien untuk
tingkat kepatuhan berdasarkan MMAS-8 adalah diisi.
kepatuhan tinggi bila skor 8, kepatuhan sedang bila Pada penelitian ini jenis kelamin laki-laki
skor 6-7 dan kepatuhan rendah bila skor <6 [11]. lebih dominan dari pada perempuan, yaitu laki-laki
sebanyak 14 orang responden (66,67%) dan
Hubungan Hasil Pengukuran Kepatuhan perempuan sebanyak 7 orang responden (33,33%).
Setelah didapatkan skor untuk masing-masing Dikarenakan karena pada saat penelitian ini pasien
metode, kemudian dilakukan analisis data yaitu laki-laki lebih mudah bersedia untuk menjadi
dengan melihat hubungan hasil pengukuran responden. Menurut Jelantik (2014) menunjukan
kepatuhan yang diukur dengan metode pill count dan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis
MMAS-8 menggunakan uji chi-square. Jumlah kelamin dengan kejadian diabetes mellitus. Data
kategori kepatuhan MMAS-8 akan dijadikan dua selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.
kategori, yaitu patuh (gabungan kategori kepatuhan Umur responden lebih banyak pada kategori
tinggi dan sedang) dan tidak patuh (kategori 46-55 tahun yaitu sebanyak 9 orang responden
kepatuhan rendah) [12]. Apabila p <α (0,05) artinya (42,85%), lalu selanjutnya responden dengan umur
ada hubungan antara hasil pengukuran kepatuhan 36-45 tahun sebanyak 7 orang responden(33,33%),
berdasarkan metode pill count dengan hasil responden dengan usia 56-65 sebanyak 4 orang
pengukuran kepatuhan berdasarkan MMAS-8. responden(19,04%) dan responden dengan umur
26-35 tahun sebanyak 1 orang responden(4,76%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Yanita dan Kurniawaty [13], menunjukan
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten hasil variabel usia ≥ 50 tahun dapat meningkatkan
Sidoarjo selama bulan Februari sampai April 2017. kejadian diabetes mellitus, dikarenakan penuaan
Populasi penelitian adalah semua pasien rawat jalan yang menyebabkan menurunnya sensitivitas insulin
yang berobat di RSUD Kabupaten Sidoarjo, sampel dan menurunnya fungsi tubuh untuk metabolisme
penelitian ini adalah pasien RSUD Kabupaten glukosa. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
Sidoarjo yang memenuhi semua kriteria inklusi. 2.
Dalam penelitian ini, didapatkan pasien sebanyak 21 Berdasarkan hasil penelitian, tingkat
responden yang memenuhi kriteria inklusi peneliti pendidikan yang paling banyak ditamatkan oleh
dari RSUD Kabupaten Sidoarjo. responden adalah sekolah menengah atas (SMA),
Penelitian ini menggunakan data rekam yaitu sebanyak 9 orang responden (66,67%).
medis yang diberikan dari RSUD Kabupaten Penelitian yang dilakukan oleh Maranis dan San [14],
Sidoarjo. Peneliti melakukan kunjungan pertama di menunjukan bahwa tingkat pendidikan
rumah pasien dimana peneliti meminta waktu pasien mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes. Tingkat
untuk menjelaskan secara singkat tentang penelitian pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meminta kesediaan pasien untuk menjadi responden terhadap penyakitnya dan dampak dari
responden penelitian, selanjutnya peneliti diabetes. Semakin tinggi pendidikan seseorang

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


29
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

maka akan semakin baik atau cepat menerima dan ini disebabkan karena kurangnnya pengetahuan
menyerap informasi yang diberikan oleh konselor, responden tentang penyakit dan obat diabetes.
serta memiliki pola pikir yang lebih baik terhadap Selain itu, dapat disebabkan karena responden
penyakit dan terapi yang dijalani, sehingga mengganti obat tablet dengan insulin, karena
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam memiliki keluhan pada saluran pencernaan.
mengkonsumsikan obat antidiabetes. Data Hasil uji kuisioner MMAS-8 dibagi menjadi 3
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. kategori yaitu kepatuhan tinggi bila nilai MMAS-8 =
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat 8, kepatuhan sedang bila nilai MMAS-8 = 6-7 dan
pekerjaan yang paling banyak adalah pegawai dan kepatuhan rendah bila nilai MMAS-8 = <6.
lain-lain dengan jumlah yang sama yaitu 5 orang Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan
responden (23,81%). Kategori lain-lain terdiri atas responden dengan tingkat kepatuhan tinggi
pekerja bengkel dan pensiunan. Data selengkapnya sebanyak 8 responden atau sebesar 38,10% dan
dapat dilihat pada tabel 2. Penelitian yang dilakukan kepatuhan sedang yang paling dominan yaitu
oleh Adisa et al [15], menyatakan bahwa pekerjaan sebanyak 10 responden atau sebesar 47,62%.
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam meminum Responden dengan kepatuhan rendah hanya
obat antidiabetes. Pasien diabetes yang tidak aktif sebanyak 3 orang atau sebesar 14,29%. Hasil
bekerja memiliki kepatuhan yang lebih tinggi kepatuhan pasien dengan MMAS-8 dapat dilihat
dibandingkan dengan pasien yang aktif bekerja. pada gambar 2 dan lampiran 1.
Responden dengan jumlah terbanyak Dalam penelitian ini, uji statistik dilakukan
adalah yang lama menderita diabetesnya berkisar menggunakan uji chi-square dengan tingkat
antara 1-5 tahun, yaitu sebanyak 12 orang signifikansi sebesar 5% (α=0,05) untuk
responden (57,14%). Data selengkapnya dapat membandingkan hasil kepatuhan pasien antara
dilihat pada tabel 2. Hal ini sejalan dengan pendapat metode Pill count dengan metode MMAS-8. Setelah
Donald et al [16], durasi diabetes melitus yang dilakukan analisa dengan chi-square, maka pertama
panjang disertai dengan kepatuhan dan yang dilihat adalah nilai expected count dari hasil uji
pengontrolan gula darah yang tepat walaupun telah chi square(χ2), dan dalam penelitian ini diperoleh
terkena komplikasi tentunya akan membuat pasien hasil sebanyak 50% memiliki nilai expected count
memiliki kualitas hidup yang baik dan terpelihara. kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk
Hasil uji pill count tergolong patuh apabila dilakukan uji chi square(χ2). Oleh karena itu,
memiliki persentase 80-100% dan tidak patuh dilakukan uji fisher exact sebagai alternatifnya
apabila < 80% [10]. Uji pill count dilakukan dengan dengan cara melihat nilai exact sig. Pada kolom
menghitung jumlah obat pada kunjungan pertama fisher exact test nilai exact sig yang diperoleh adalah
dan jumlah obat pada kunjungan kedua yang 0,247 (>0,05), maka Ho diterima, artinya tidak ada
dilakukan di rumah pasien. Hasil uji pill count korelasi antara hasil pengukuran kepatuhan dengan
menunjukkan kepatuhan pasien rata-rata adalah metode MMAS-8 dan pill count. Data hasil uji statistik
83,83% ± 16,21% dan sebanyak 14 responden dengan SPSS dapat dilihat pada lampiran 2.
(66,67%) dapat dikatakan patuh, sedangkan Hasil uji statistik dengan SPSS yang
sebanyak 7 responden (33,33%) dapat dikatakan menunjukkan tidak adanya korelasi antara metode
tidak patuh. Untuk persentase kepatuhan pasien pill count dan MMAS-8 dapat disebabkan karena
berkisar antara 42,86-100%. Data hasil uji pill count keterbatasan pada masing-masing metode. Pada
dapat dilihat pada gambar 1 dan lampiran 1. metode pill count, hasilnya dihitung hanya dalam
Penyebab responden memiliki kepatuhan jangka waktu terapi resep itu saja, dan tidak dalam
yang rendah karena responden berhenti minum obat jangka rutinitas yang panjang karena resep yang
saat merasa kadar gula darahnya sudah normal, hal diberikan oleh rumah sakit didominasi oleh resep

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


30
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

pengobatan selama 1 bulan. Hasil uji dengan metode PENDANAAN


pill count menunjukkan pasien lebih banyak yang Seluruh biaya penelitian ditanggung
patuh, hal ini disebabkan karena selisih hari sepenuhnya oleh peneliti serta tidak mendapatkan
kunjungan pertama dan kedua tidak terlalu lama sponsorship dari pihak manapun
maksimal 2 minggu, sehingga responden masih
berportensi untuk memiliki kepatuhan yang ≥80%. KONFLIK KEPENTINGAN
Pada metode kuisioner MMAS-8, hasil yang Penulis tidak memiliki konflik kepentingan
diperoleh juga didominasi oleh patuh, hal ini dalam penelitian ini.
disebabkan karena metode ini tidak memiliki rentang
waktu yang jelas, sehingga data kuisioner lebih DAFTAR PUSTAKA
bersifat subjektif atau dapat dengan mudah
dimanipulasi oleh responden. Selain itu, karena tidak 1. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset
memiliki rentang waktu yang jelas, maka pasien bisa Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.
saja mengingat kejadian yang terjadi 1 tahun lalu Badan Penelitian dan Pengembangan
atau bisa lebih lama lagi dari durasi terapi resep yang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
diberikan oleh rumah sakit, sehingga hasil kuisioner Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
tidak akurat. 2. Kementerian Kesehatan RI. 2007. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007.
KESIMPULAN Badan Penelitian dan Pengembangan
1. Pengukuran kepatuhan pasien dengan metode Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
pill count adalah diperoleh 14 responden Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
(66,67%) patuh dan 7 responden (33,33%) tidak 3. Astuti, Yani Praja, 2012. Pengaruh Persepsi
patuh. Keadilan Pajak terhadap Perilaku
2. Pengukuran kepatuhan dengan metode MMAS- Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di
8 diperoleh 8 responden (38,10%) memiliki Indonesia. Universitas Indonesia.
kepatuhan tinggi, 10 responden (47,62%) 4. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
memiliki kepatuhan sedang dan 3 responden Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta,
(14,29%) memiliki kepatuhan rendah. Jakarta.
3. Berdasarkan data hasil uji statistik yang 5. Farmer, K. C. 1999. Methods for Measuring
diperoleh dengan program SPSS dengan uji and Monitoring Medication Regimen
fisher exact test terhadap perbandingan Adherence in Clinical Trials and Clinical
kepatuhan denga metode pill count dan MMAS- Practice. Clinical Therapeutics, 21 (6) :
8 diperoleh hasil bahwa tidak ada korelasi 1071-1090.
antara hasil kepatuhan metode pill count 6. Morris, L. S, Schulz, R. M. 1992. Patient
dengan MMAS-8 untuk mengukur tingkat Compliance: An Overview, Journal of
kepatuhan pasien dalam menggunakan obat Clinical Pharmcay and Therapeutics, 17 :
antidiabetes. 183-195.
7. Fairman, K, Motheral, B. 2000. Medication
UCAPAN TERIMA KASIH Adherence: Which Measure is Right for
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Your Program. J Manages Care Pharm :
Angelica Kresna serta Dyah Ayu yang telah 499-504 46
membantu dalam penelitian ini serta penyusunan 8. HIV Clinical Resources. 2005. Appendix X:
naskah publikasi Advantages and Disadvantages of
Adherence Measures, [Online] Available

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


31
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

from : http://www.hivguidelines.org/clinical- vol. 5 (2). Fakultas Kedokteran. Universitas


guidelines/hiv-andsubstance-use/appendix- Lampung.
x-advantages-and-disadvantages- 14. Marhanis, S.O., dan San, K.L., 2014.
ofadherence-measures [Accessed: 15th Diabetes Knowledge And Medication
Oktober 2016]. Adherence Among Geriatric Patient With
9. Grymonpre, R.E., Didur, C.D., Montgomery, Type 2 Diabetes Mellitus. International
P.R., Sitar, D.S., 1998, Pill Count, Self- Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Report, and Pharmacy Claims Data to Sciences. 6 : 103-104.
Measure Medication Adherence in the 15. Adisa, R., Alutundu, M.B. & Fakeye, T.O.,
Elderly, The Annals of Pharmacotherapy, 2009, Factors contributing to nonadherence
32: 749-754. to oral hypoglycemic medications among
10. Lee, J. Y., Kusek, J. W., Greene, P. G., ambulatory type 2 diabetes patients in
Bernhard, S., Norris, K., Smith, D., et al. Southwestern Nigeria, Pharmacy Practice,
1996. Assessing Medication Adherence by 7(3): 163-169
Pill Count and Electronic Monitoring in the 16. Donald, M., Dower, J., Coll, J. R., Baker, P.,
African American Study of Kidney Disease Mukandi, B. & Doi, S. A. 2013. Mental health
and Hypertension (AASK) Pilot Study, issue decrease diabetes-specific quality of
American Journal of Hypertension, 9 (8), life independent of glycaemic controland
719-725. complications: findings from Australia’s
11. Morisky, D. E., Ang, A., Krousel-Wood, M., living with diabetes cohort study. BioMed
dan Ward, H. J., 2008, Predictive Validity of Central, 11, 1-8.
A Medication Adherence Measure in an
Outpatient Setting, J Clin Hypertens
(Greenwich), 10 (5) : 348-354.
12. Saepudin., Padmasari, S., Hidayanti, P.,
Ningsih, E. S. 2013. Kepatuhan
Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi
di Puskesmas, Jurnal Farmasi Indonesia, 6
(4): 246-253.
13. Yanita, Bella dan Kurniawaty, Evi. 2016.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II. Majority,

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


32
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

Tabel 2. Jumlah Responden berdasarkan Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Jumlah Pasien (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 14 (66,67%)
Perempuan 7(33,33%)
Total 21
Umur
26-35 tahun 1 (4,76%)
36-45 tahun 7 (33,33%)
46-55 tahun 9 (42,85%)
56-65 tahun 4 (19,04)
Total 21
Tingkat Pendidikan
SD 4 (4,76%)
SMP 6 (19,04%)
SMA 9 (66,67%)
Sarjana 2 (9,52%)
Total 21
Jenis Pekerjaan
Tidak bekerja 3 (14,29%)
Pegawai 5 (23,81%)
Wirausaha/pedagang 4(19,05%)
Ibu rumah tangga 4 (19,05%)
Lain-lain 5 (23,81%)
Total 21
Lama Menderita Diabetes
< 1 tahun 2 (9,52%)
1-5 tahun 12 (57,14%)
6-10 tahun 6 (28,57%)
11-15 tahun 1 (4,76%)
Total 21

Kepatuhan berdasarkan Pill Count

7 (33,33%)
Patuh
Tidak Patuh

14 (66,67%)

Gambar 1. Distribusi Tingkat Kepatuhan Responden berdasarkan Pill Count

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


33
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

Kepatuhan berdasarkan MMAS-8


3 (14,29%)
Kepatuhan Tinggi
8 (38,10%) Kepatuhan Sedang
Kepatuhan Rendah
10 (47,62%)

Gambar 2. Distribusi Tingkat Kepatuhan Responden Berdasarkan MMAS-8

Lampiran 1

Tabel Data Hasil Pill Count dan MMAS-8

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


34
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)
Journal Of Pharmacy Science And Technology
Volume 1 No.1 Juli 2018 Online : 2614-0993

Lampiran 2

Hasil Uji Chi-Square

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.750* 1 .186


Continuity Correctionb .438 1 .508
Likelihood Ratio 1.644 1 .200
Fisher's Exact Test .247 .247
Linear-by-Linear 1.667 1 .197
Association
N of Valid Cases 21
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,29.

Studi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan


35
di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Efer Memento et al)

You might also like