International Financial Reporting Standards, Enhanced Edition. John Wiley & Sons Australia
International Financial Reporting Standards, Enhanced Edition. John Wiley & Sons Australia
International Financial Reporting Standards, Enhanced Edition. John Wiley & Sons Australia
PERTEMUAN 1
This paper runs for 12 weeks, and has one 2-3 hour session per week. Students will be required to
supplement each hour of class with 3 hours of their own work: This is semester six paper, worth 3
points.
The aim of this paper is to critically examine conceptual issues and advanced theoretical problems
in external financial reporting and evaluate current, recommended and emerging practice in the
treatment of contemporary financial accounting and reporting issues.
Learning Outcomes
Critically examine the main issues in contemporary accounting theory and practice.
Research and analyze the basis of current financial accounting and reporting practices.
Critically analyze deficiencies/problems in current financial reporting practices and evaluate and
recommend potential solutions to such problems.
Required Text:
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2009 (PSAK)
Drever, M., Stanton, P., & McGowan, S. (2007). Contemporary Issues in Accounting. John
Wiley & Sons Australia Ltd.
Alfredson, K., Leo, K., Picker, R., Pacter, P., Radford, J. & Wise, V. (2007). Applying
International Financial Reporting Standards, enhanced edition. John Wiley & Sons Australia
Ltd.
Papers:
Angle, Mitchell & Wood, (1997), Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience:
Defining the Principle of Who and What Really Counts, The Academy of Management Review,
Vol. 22 (No. 4): 853-886
Dechow, Patricia M. and Catherine M. Schrand. (2004). Earnings Quality. The Research
Foundation of CFA Institute.
Dichev, Ilia, (2008), On the balance sheet-based model of financial reporting, Accounting
Horizons, Vol. 22 (No. 4): 453-470
Hooper, Keith, (2008), From Record Keeping to Modern Accounting, Conceptual Issues in
Accounting. 1-15
Veron, Nicolas, (2008), Fair value accounting is the wrong scapegoat for this crisis, Accounting
in Europe, 5(2), 63-69.
Learning objectives
Pengantar
mengapresiasi konteks dan signifikansi status akuntansi saat ini maupun masa yang akan datang.
Beragam aspek dan area dalam akuntansi awal tidak lagi exist dalam praktik akuntansi saat ini.
Akuntansi dalam perkembangannya merupakan refleksi dari tuntutan proses dan profesi.
Akuntansi bermula pada konsep stewardship. Stewards bertanggung jawab dalam mengawasi
perdagangan dan estate. Pengakuan masyarakat bahwa Stewards adalah pembuat aturan atau
penguasa (Page, 1934).
Sekelompok auditor secara fisik menghitung hasil panen tahunan yang dikumpulkan pada musim
gugur. Pembukuan dimaksudkan untuk menguji integritas dan menemukan
penyalahgunaan/penyelewengan.
Sejumlah records membuktikan praktik akuntansi awal. Clay tablet” sekitar 2500 BC di
peradaban Sumerian. Code of Manu, refleksi dari ajaran Hindu mengenai audit periodic. The
importance of records juga ditemukan di Quran.
Papyrus (sejenis kertas) diperkenalkan di Mesir 2390 BC, pencatatan menjadi lebih mudah.
Peran akuntan (record keepers) menjadi penting namun berbahaya. Kesalahan berakibat
hukuman mutilasi atau kematian.
Praktik income smoothing dilakukan luas, auditor berorientasi hanya memenuhi standards
(Bennet, 1937)
Format tertulis akuntansi mulai umum digunakan antara abad 14 dan akhir 15. Akuntansi mulai
berorientasi pada dokumentasi.
Penggunaan numeric Roman pada abad 15 membuat perhitungan menjadi sulit. Pencatatan
dibuat dalam bentuk narrative. Noke (1981) mengemukakan bahwa tidak ada upaya menkonversi
dalam bentuk uang dan kuantitas. Tidak ada angka 0 dalam numeric Roman (Edwards, 1989)
Pencatatan tertulis kemudian berkembang; berisi element theory dan lebih dialetik. Pencatatan
tertulis menjawab kebutuhan informasi. Perusahaan menjadi lebih besar dan shipping venture
menjadi popular.
Awal ditemukan system double entry diakui masih misteri. Dokumentasi formal menunjukkan
bahwa system double entry dibuat pada tahun 1949 oleh seorang “Tuscan Friar” yang bernama
Luca Pacioli dalam buku “summa”.
Sistem double entry bookkeeping berpindah dari kuantitas fisik ke penilaian asset dan kewajiban.
Fokus akan tetapi berorientasi pada status asset dan kewajiban, tidak pada performance
keuangan. Hal ini konsisten bahwa pencatatan dihubungkan dengan finite ventures.
Walaupun double entry sudah berkembang, akuntansi single entry sering digunakan pada bisnis
kecil.
Double entry mampu menentukan dan menilai sukses/kegagalan (performance) bisnis selama
beberapa periode, namun tidak diappresiasi pada periode ini.
Konsep periodicity dan matching juga tidak diappresiasi, modern konsep seperti depresiasi dan
kerugian piutang tidak diakui.
Fokus pada periode ini lebih ke arah akuntansi venture, mengakui venture pada periode yang
lebih pendek.
Scientific accounting 1
The increasing number of corporate type businesses that were characterised with a separation of
owners and managers created further challenges on the accounting process.
The effect of the industrial revolution and the growth of large companies demanded further
developments.
Accountants were required to distinguish between capital and revenue items, private and business
transactions and to measure the value of fixed assets, determine depreciation rates provision for
doubtful debts.
Scientific accounting 2
Many railway companies collapsed highlighting the problem of not distinguishing between
capital and revenue and the allocation of asset depreciation to expenses.
Historical cost was used as the method for valuing fixed assets with depreciation only being a
voluntary exercise.
Income smoothing continued to be practiced through the avenue afforded by the accrual process.
It was at this stage that the going concern, matching and prudence principles were beginning to
be recognised.
During the 19th century performance measures marked a shift away from the balance sheet to the
income statement.
PERTEMUAN 2
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran, dengan aturan baku dan dalam
satuan uang, transaksi dan peristiwa yang paling tidak sebagian darinya, memiliki karakter keuangan dan
selanjutnya intrepretasi atas hasilnya.
Walaupun akuntansi adalah sekumpulan teknik-teknik yang dapat digunakan di area-area khusus,
akuntansi dipraktekkan dalam suatu kerangka teoritis implicit yang terdiri dari prinsip dan
praktek yang telah diterima oleh profesi karena dugaan kegunaan dan logikanya.
Perubahan-perubahan pada prinsip terjadi terutama sebagai akibat dari berbagai usaha yang
dilakukan untuk memberikan solusi kepada masalah-masalah akuntansi yang muncul dan untuk
merumuskan suatu kerangka teoritis bagi disiplin ilmu tersebut.
Proses dari penyusunan teori harus diselesaikan oleh verifikasi teori.
Pendekatan nonteoretis
Pendekatan deduktif
Pendekatan Induktif
Pendekatan etis
Pendekatan sosiologi
Pendekatan ekonomi
Diskusi dengan pertimbangan yang sehat (kemungkinan dengan melihat teori-teori fundamental)
Selanjutnya, sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan
Standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan penyelenggaraan sebuah
perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi.
Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publik yang
memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam menjual keahlian
dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan dan membuktikan validitas
dari laporan-laporan tersebut.
- Kreditor danpemasok
- Manajemen perusahaan
- Otoritas perpajakan
- Pekerja dalamsuatuorganisasi
- Bursa saham
- Pengacara
- Asosiasi perdagangan
- Serikat pekerja
- Pesaing
- Masyarakat umum
- Bursa saham
- Pengacara
- Asosiasi perdagangan
- Serikat pekerja
- Pesaing
- Masyarakat umum
Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam
kebutuhan dari para pembuat, pengguna, dan CPA.
PERTEMUAN KE 3
Financial Accounting Theory
Chapter 6
• Suatu sistem koheren dari hubugan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar
yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.
1. Amerika
2. Inggris
3. Kanada
4. Australia
5. New zealand
6. Irlandia
• Salah satu negara yang sangat aktif dalam mengembangkan kerangka kerja dalam kaitannya
degan pelaporan finansial adalah Amerika.
• Awalnya beberapa pekerjaan yang terlibat mengembangkan “teori preskriptif” tetang bagaimana
akuntansi harus dilakukan, sementara penelitian lain yang berkaitan degan pegembagan “teori
deskriptif “tetang bagaimana akuntansi berterima umum .
• Laporan Trueblood
• Laporan yang dihasilkan untuk menentukan tujuan laporan keuangan sebab meskipun
pernyataan APB no.4 tidak meyebabkan kontroversi besar, profesi akuntansi berada di bawah
beberapa kritik karena kurang jelasnya dari kerangka teoritis nyata. Tujuan laporan keuangan
yang dihasilkan laporan trueblood terdiri dari 12 nomor lalu dibentuklah FASB (financial
accounting standards board)
Bergerak awal pada pedoman yang berkaitan dengan tujuan dan identifikasi pengguna laporan
Perusahaan (1976)
Peduli dalam menangani hak-hak masyarakat terkait akses mereka terhadap informasi
keuangan (lebih luas dari pada gagasan pengguna diadopsi dalam kerangka kerja
lainnya).
The ASB mengadopsi IASC CF. Kerangka IASB umumnya konsisten dengan AS dan
kerangka kerja Australia
• Negara – negara lain termasuk Australia, Canada, New Zealand telah megabdikan sumber daya
untuk megembangkan kerangka konseptual.
– Prinsip pengukuran
• Organisasi yang lebih kecil mungkin merasa terbebani dengan persyaratan pelaporan
• Biasanya ekonomi dalam fokus sehingga mengabaikan transaksi yang tidak terlibat transaksi
pasar atau pertukaran hak milik.
– lebih lanjut memperkuat pentingnya kinerja ekonomi relatif terhadap kinerja sosial
PERTEMUAN 4
Tiga komponen dari ekonomi yang membuat asumsi tidak valid, ketika Biaya Historis
dikembangkan :
Dampak Inflasi
Aset-aset memiliki daya beli yang rendah pada akhir periode akan terhubung pada awal periode
Aset non moneter dimulai kembali untuk daya beli sehingga tidak mengakui keuntungan atau
kerugian
Historical cost is based on actual, not merely possible, transactions. Under historical cost
accounting, a record of actual transactions is made. This is necessary for accountability. Ijiri
(1975) argues that as long as accountability is important, historical cost must be used.
Throughout history, financial statements based on historical cost have been found to be useful.
The best understood concept of profit is the excess of selling price over historical cost. This
notion of profit is used as a measure of successful performance.
Harga index digunakan ketika akan menerapkan akuntansi harga level umum
Harga index adalah timbangan rata-rata untuk nilai saat ini, yang berhubungan dengan timbangan
rata-rata dari periode sebelumnya (berdasarkan periode)
eg. Australian Consumer Price Index (CPI); bisa menggunakan harga index khusus atau umum
Alternative models
IASB and AASB merekomendasikan penggunaan fair value dalam beragam standar
akuntansi. Akan tetapi beberapa aset masih diukur dengan menggunakan historical cost.
CPPA – uses number generated by the historical cost accounting as the basis of the
financial statement.
CPPA – applies price index; typically general price index to adjust the historical cost
number
CPPA – didukung oleh sejumlah profesi akuntan pada tahun 1960s dan 1970s.
It requires only one type of valuation for all assets (based on exit price)
PERTEMUAN 5
Perbandingan Biaya Historis Dan Nilai Wajar (Jhon Blesia, SE, MPA, ASA)
Krisis keuangan yang sedang berlangsung telah mendorong banyak penelitian tentang akuntansi nilai
wajar dalam instrumen keuangan, sebagaimana tercantum dalam standar yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di seluruh dunia; eg Amerika pada umumnya.
IFRS dan US GAAP membagi tiga tingkat hirarki untuk mengukur nilai wajar :
1. Sudah diatur sebagai harga pasar yang dapat diobservasi (pengamatan Pasar aktif)
Definisi
• Historical cost: Assets are recorded at the amount of cash or cash equivalents paid or the fair
value of consideration given to acquire them at the time of their acquisition. Liabilities are
recorded at the amount of the proceeds received in exchange for the obligation.
• Fair value: It’s the price that would be received to sell a asset or paid to transfer a liability in an
orderly transaction between market participants at the measurement date. (IFRS 13, para 9)
Konsep dibelakang Akuntansi Fair value
•
Harga pasar saat diamati memberikan indikasi terbaik
terhadap nilai suatu akun/rekening.
• Mengacu pada riset ekonomi yang telah menunjukkan selama puluhan tahun bahwa pasar sering
tidak sempurna, bahkan dalam keadaan normal sekalipun; pasar berada dalam periode
spekulatif, terutama akibat asimetri informasi dan perbedaan di antara pelaku pasar dalam hal
keyakinan dan perilaku.
Isu pengukuran akuntansi fair value menyatakan semua aset dan kewajiban pada neraca sebagai nilai
yang berorientasi pada pemegang saham
• Akuntansi historical cost memandang nilai yang dihasilkan dalam bisnis melalui proses
pembelian (input); mentransformasi mereka menurut suatu rencana bisnis dan menjual produk.
• Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah.
• Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi
adanya stable monetary unit
1. Perkiraan manajemen tentang fair value bisa menjadi salah pada luas berbagai prediksi dan
asumsi yang salah.
manajemen.
Fair value accounting yields reliable information when there are active markets for all assets and
liabilities. However, many assets and liabilities do not have active markets. In such cases, the
inputs and methods for the estimation of their fair values are subjective, and hence the fair value
estimates are less reliable. For example, fair value estimates for bank loans may vary greatly,
depending on the valuation inputs and methodology used.
Management bias may result in inappropriate fair value measurement and misstated earnings and
equity. Without reliable fair value estimates, the potential for misstatements in financial
statements under fair value is greater than under historical cost.
Fair value estimates that are not based on observable market prices are difficult to verify.
The value of a financial instrument may be coupled with an intangible asset. The current
accounting literature provides little guidance on how to separate these assets and determine their
separate values.
Main arguments that fair value contributed to the current financial crisis:
Illiquidity: The market for many financial instruments has become illiquid because an imbalance
between supply of and demand for the instruments. The result had been a significant drop in
prices, which was incommensurate with the fundamentals. Thus, financial institutions had to
record a reduction in shareholders’ equity. To maintain the solvency ratios, banks either had to
raise new funds under depressed market conditions to the detriment of existing shareholders or to
reduce lending, which had an adverse impact on the economy.
Procyclicality: The very idea that the market price, when observable, provides the best possible
indication of value is flawed, because it boosts apparent robustness of the bank’s balance sheet at
the top of the business cycle and reduces it by the same measure at the bottom. Market prices are
imperfect, especially in periods of speculative bubbles and collective panic. Thus, by granting
too much authority to market prices, accounting standards would thus become the cultprits of
accentuating bubble and burst.
Policy conclusion of these arguments: The scope of fair value should be restricted. Veron (2008) disputes
this policy conclusion.
2. Historical cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya, tidak pada kemungkinan.
3. Selama sejarah, laporan keuangan yang menggunakan historical cost sangat ber-guna.
4. Pengertian terbaik mengenai konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual dari historical
cost
1. Investor-investor berfokus pada nilai, bukan biaya, maka melaporkan fair value
2. Dengan berlalunya waktu, harga historis jadinya tidak relevan di dalam menaksir posisi
keuangan suatu entitas. Harga (melalui fair value) menyediakan informasi terbaru terkait nilai
dari aset-aset
3. Akuntansi fair value melaporkan aset dan kewajiban dalam cara yang ekonomis.
5. Fair value adalah penukuran berbasis pasar yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor khusus
untuk entitas tertentu.