Artikel Skripsi
Artikel Skripsi
Artikel Skripsi
Maria H. D. Wea
16133200076
Pembimbing: Adhi Prakosa, S.E., M.Sc.
Jurnal Manajemen, Fakultas Bisnis, Universitas PGRI Yogyakarta,
Indonesia
ABSTRACT
This research aims to analyzed the effect of personality, organizational climate,
and motivation on organizational citizenship behavior (OCB). This research was
conducted on Waroeng Spesial Sambal headquarters employees. The method of analysis
used the method of statistical analysis of quantitative. The population used in this
research is the headquarters employees of Waroeng Spesial Sambal Yogyakarta which
consists of 185 people with 65 of them are chosen as the respondents of this research.
The sampling technique used in this research is proportionate stratified random
sampling. The analysis technique used is multiple linear regression analysis with SPSS
25.0.
The results showed there was a simultaneous influence between the personnality,
organizational climate and motivation variables on the headquarters employees of
Waroeng Spesial Sambal Yogyakarta. the significance value on the F test is 0,000 which
means is is smaller than 0,05 so it can be stated that all independent variables consisting
of personality, organizational climate, motivation simultaneously have a significant effect
on OCB employees. There is partial effect between the personality, organizational
climate and motivation variables on the headquarters employees of Waroeng Spesial
Sambal Yogyakarta. significance value on the t test of each variable < 0,05 in the amount
of (=0,275, =0,264, =0,296), which means that the variable personality,
organizational climate and motivation partially positive and significantly influence
employee OCB.
PENDAHULUAN
Menghadapi kondisi persaingan seperti saat ini, organisasi atau perusahaan
telah menyadari bahwa dengan mengembangkan sumber daya manusia organisasi
bisa tetap tumbuh. Sumber daya manusia menjadi aset penting dalam
pengembangan inovasi organisasi, sehingga mampu bersaing dan memberikan
kontribusi berupa hasil kerja yang maksimal demi kesuksesan organisasi.
Salah satu fokus utama dalam mencapai kesuksesan organisasi adalah
perilaku sumber daya manusia dalam bekerja. Seperti yang dikatakan Sahertian
(2020), bahwa aspek penentu dominan dari efektivitas dalam organisasi adalah
perilaku masing-masing individu, yang meliputi perilaku in-role dan perilaku
extra-role. Perilaku in-role yaitu perilaku yang berkaitan dengan tugas resmi dan
perilaku extra-role yaitu perilaku yang bukan menjadi kewajiban tugasnya.
Perilaku-perilaku tersebut termasuk dalam perilaku organisasional. Perilaku
organisasional berhubungan dengan situasi-situasi yang berkaitan dengan
pekerjaan, oleh sebab itu perilaku organisasional fokus pada teknik meningkatkan
produktivitas, mengurangi absenteeism, employee turnover, perilaku menyimpang
di tempat kerja, organizational citizenship behavior, serta kepuasan kerja
(Robbins dan Judge, 2007). Dalam penelitian ini, situasi berkaitan dengan
pekerjaan dijadikan topik pembahasan adalah perilaku organizational citizenship
behavior.
Organizational citizenship behavior (OCB) merupakan salah satu aspek
yang unik dari aktivitas sumber daya manusia dalam bekerja. OCB menunjukkan
perilaku individu yang mampu menjalankan tugas melebihi tuntutan tugas yang
diberikan kepadanya. Seperti yang dikemukakan oleh Organ (1983) bahwa
organizational citizenship behavior sebagai perilaku individu yang dengan
sukarela, tidak berkaitan secara langsung dengan sistem reward serta dapat
meningkatkan efektivitas organisasi. Contoh perilaku yang termasuk OCB adalah
membantu rekan dalam tim, bersedia melaksanakan pekerjaan ekstra, menghindari
konflik yang tidak bernilai, memberikan saran-saran yang membangun organisasi,
dan menoleransi kerugian serta gangguan terkait pekerjaan yang kadang terjadi.
Dapat dibayangkan apabila sebagian besar anggota organisasi atau karyawan
memiliki OCB yang tinggi, maka akan berimplikasi positif pada kinerja
organisasi.
Menurut Organ (2015) bentuk perilaku OCB dapat diimplementasikan
dalam bentuk perilaku yaitu: Altruism (membantu rekan kerja tanpa ada paksaan
pada tugas operasional organisasi), Conscuentiousness (perilaku yang melampaui
syarat minimal perusahaan), Sportmanship (perilaku sportif seperti toleransi
terhadap ketidaknyamanan dalam bekerja yang tidak dapat dihindari tanpa
mengeluh), courtessy (perilaku mencegah timbulnya persoalan pada orang lain
dengan memberikan informasi-informasi), civic virtue (perilaku yang
menunjukkan partisipasi sukarela dan dukungan terhadap keberlangsungan
organisasi). Implementasi perilaku-perilaku OCB sudah terwujud di Waroeng
Spesial Sambal. Terlebih Waroeng Spesial Sambal menjadi salah satu
penyumbang kuliner yang selalu berupaya menciptakan kenyamanan dan rasa
kekeluargaan bagi semua anggota organisasi. Pengimplementasian aspek OCB di
Waroeng “SS” dalam berbagai bentuk, seperti dalam pelaksanaan event-event,
olahraga, pengajian, penyaluran dana sosial, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Salah
satunya ketika dilaksanakan kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility/CSR), sehingga setiap bagian atau lingkup
perusahaan bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti dapatkan dari beberapa karyawan di Waroeng “SS”,
bahwa terdapat perilaku OCB antar sesama karyawan kantor Waroeng “SS”
diantaranya yaitu karyawan bagian SDM membantu menyiapkan ruangan dan
sound system untuk briefing, menggantikan rekan kerja yang berhalangan hadir,
membantu rekan kerja yang pekerjaannya overload. Kemudian ketika ada personil
baru, maka personil lama akan membantu memberikan arahan tentang teknis-
teknis pekerjaan. Perilaku ini mencerminkan salah satu aspek OCB yaitu courtesy
dilakukan oleh karyawan Waroeng “SS”. Kemudian menggantikan rekan kerja
yang tidak masuk dikarenakan sakit atau ada urusan yang tidak bisa diabaikan.
Perilaku ini mencerminkan aspek altruism dilakukan dengan baik oleh karyawan
Waroeng “SS”. Menurut Organ (1995), faktor yang mempengaruhi OCB adalah
budaya dan iklim organisasi, kepribadian dan suasana hati, persepsi terhadap
dukungan organisasional, persepsi terhadap kualitas interaksi atasan bawahan,
masa kerja, dan jenis kelamin. Menurut Kaswan (2015), OCB dipengaruhi oleh
karakteristik pekerjaan, kepribadian, sikap kerja, motivasi, kepemimpinan,
karakteristik kelompok dan organisasi. Sementara Purba dan Seniati (2004)
mengatakan perilaku individu disebabkan faktor internal misalnya kepribadian
(antara lain traits kepribadian) dan faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang ada
di lingkungannya seperti perilaku kerja (antara lain komitmen organisasi). Pada
penelitian ini, peneliti memilih faktor internal yaitu kepribadian dan motivasi
sedangkan faktor eksternal yaitu iklim organisasi. Variabel tersebut diperkirakan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku OCB karyawan. Banyak
penelitian terdahulu yang meneliti bahwa terdapat hubungan positif antara
kepribadian dengan OCB. Seperti penelitian yang dilakukan Ariance (2017)
tentang pengaruh kepribadian terhadap OCB pada karyawan PT Cahaya Riau
Mandiri. Dari hasil analisa penelitian tersebut terbukti bahwa kepribadian sebagai
salah satu faktor terbentuknya OCB. Dengan kepribadian yang baik setiap
karyawan tentunya dapat meningkatkan OCB.
Kepribadian (personality) merupakan keseluruhan cara dimana seorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain menurut Robbins & Judge
(2017). Sama seperti yang didefinisikan oleh Rivai dan Mulyadi (2011) bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis pada masing-masing sistem psikofisik yang
menentukan penyesuaian unik pada lingkungannya dan kepribadian merupakan
total jumlah dari seorang individu dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang
lain.
Apabila kepribadian merupakan faktor internal yang berperan terhadap
OCB, maka faktor eksternal yang mungkin memiliki hubungan dengan OCB
adalah iklim organisasi. Setiap organisasi tentunya memiliki iklim organisasi yang
berbeda. Iklim organisasi menjadi sangat penting karena iklim organisasi
mempengaruhi kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang diterima oleh
anggota organisasi (Ulum, 2016).
Faktor penting lain yang secara internal berperan dalam pembentukan OCB
yaitu motivasi. Motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Apabila seseorang membutuhkan atau
menginginkan sesuatu, maka ia akan terdorong untuk melakukan aktivitas tertentu
untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya. Segala sesuatu yang dialami tiap
orang berbeda-beda, maka menyebabkan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-
beda pula. Perbedaan itulah yang menjadikan motivasi untuk melakukan aktivitas
dalam memanfaatkan sesuatu yang dihadapi tiap orang berbeda pula. Seperti yang
dikemukakan Hasibuan (1999), bahwa motivasi adalah suatu perangsang
keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, karena setiap motivasi
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai dengan
November 2020.
Tempat dilaksanakan penelitian di Kantor Pusat Waroeng Spesial
Sambal Yogyakarta yang beralamat di Jalan Kaliurang Km. 4,5 gang
Kinanthi, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
B. Metode Penentuan Subjek
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
pusat Waroeng Spesial Sambal Yogyakarta, dengan jumlah sebanyak 185
karyawan dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 1.
Data Jumlah Karyawan Kantor Pusat Waroeng SS Yogyakarta
No Jabatan Jumlah
1. Kasi 26
2. Kaur 43
3. Staf 79
4. Front office 6
5. Driver 6
6. OB 14
7. Keamanan 11
Jumlah 185 karyawan
Sumber: Humas Waroeng “SS” Yogyakarta
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified
random sampling. Peneliti menggunakan teknik ini karena populasi dalam
penelitian ini terdiri dari beberapa bagian atau satuan kerja. Penelitian ini
menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel.
Berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat signifikansi 10%, maka jumlah
sampel yang digunakan adalah 65 orang karyawan kantor pusat Waroeng
Spesial Sambal Yogyakarta dengan penentuan ukuran sampel pada setiap
strata digunakan rumus:
N
( )
ni = i ×n
N
Keterangan:
ni = ukuran sampel pada strata i
Ni= ukuran individupada strata i
N = ukuran populasi keseluruhan
n = ukuran sampel secara keseluruhan
Maka didapat perincian sampel tiap strata adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Rincian Sampel Terpilih
No Satuan Kerja Populasi Penarikan Sampel
Sampel
26
1. Kasi 26 ( 185 ) ×65 9
43
2. Kaur 43 ( 185 ) ×65 15
79
3. Staf 79 ( 185 ) ×65 28
14
6. OB 14 ( 185 ) ×65 5
11
7. Keamanan 11 ( 185 ) ×65 4
Jumlah 65
Tabel 5.
Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 568,514 3 189,505 29,259 ,000b
DAFTAR PUSTAKA