Cletus Kako (1) Jadi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

“MEMAKNAI SOLIDARITAS AKIBAT PANDEMI

COVID-19 DI TENGAH KOMUNITAS PLURALISPADA


MASYARAKAT NUMBA BASA DESA RAPORENDU ENDE”

Oleh
Cletus Kako
(Guru PAK SMAK Negeri Santo Thomas Morus Ende)

ABSTRAK

Pada saatiniduniamenghadapipandemi covid-19. Dampaklangsung yang


dirasakantidaklahsedikit, baik di bidangekonomimaupunkehidupansosial, dan
telahmemicukonflik horizontal dalammasyarakat. Banyak orang terpapar dan
bahkanmeninggal dunia akibat covid-19 ini. Masyarakat Numba Basa Ende
termasuk salah satukelompokmasyarakat yang beberapaanggotanyaterpapar
covid-19. Ketikadiketahuipositif covid-19, masyarakatNumba Basa
diisolasidarimasyarakat lain. Konflik horizontal
punterjadibaikantaramasyarakatNumba Basa
sendirimaupundenganmasyarakatyang pluralis disekitarnya.
DalamkondisisepertiinibutuhtindakansolidaritassosialbagimasyarakatNum
ba Basa. Solidaritas Allah
terhadapmanusiadapatmenjadipijakanuntukmemerangipersoalan-
persoalanmasyarakatdewasaini.Solidaritas Allah memangtidakadabatasnya.
Karena itudiharapkansolidaritasantarwargaterhadappersoalan-perosalandi
tengahmasyarakatpluralis,juga tanpabatasnya.
Tindakannyatasolidaritas yang dapatdilakukan pada masyarakatNumba
Basa akibatterpaparcovid 19 inidapatberupadukunganmorilmaupun material
untukmemutuskanmatarantaipenularan covid-19 dan
mengembalikanhargadirimasyarakatNumba Basa di tengahmasyarakatlainya.

Kata kunci: solidaritassosial, covid 19, komunitaspluralis

ABSTRACT

At this time the world is facing the Covid-19 pandemic. The direct impacts
that were felt were not insignificant, both in the economic and social life sectors,
and had triggered horizontal conflicts in society. Many people have been exposed
to and have even died from this covid-19. The Numba Basa Ende community is
one of the groups of people whose members are exposed to Covid-19. When it was
found out that it was positive for Covid-19, the people of Numba Basa were
isolated from other communities. Horizontal conflicts ensued, both between the
Numba Basa community itself and the pluralist community around it.
In these conditions, social solidarity is needed for the people of Numba
Basa. God's solidarity with humans can become a basis for fighting the problems
of society today. The solidarity of Allah has no limits. Because of that, it is hoped
1
that the solidarity between the people towards problems in a pluralist society will
also be limitless.
The real action of solidarity that can be taken with the people of Numba
Basa due to being exposed to Covid 19 can be in the form of moral and material
support to break the chain of Covid-19 transmission and restore the dignity of the
Numba Basa community in the midst of other communities.

Key words: social solidarity, Covid 19,pluralist community

1. Pendahuluan
Manusiasedangmenghadapiwabahberbentuk virus yang menyebar di
seluruh dunia termasukdi Indonesia.Penyebaranwabah virus yang
mematikaninisangatmasif dan
relatifcepatsehinggasemuaorangmengalamiketakutandalamwaktu yang
panjang.Solidaritaslintasbangsa dan antarmanusia di
tengahmasyarakatterusmenerusdidoronguntukmenghentikanpenularanpandemi
covid-19 dan mengembalikanhargadirimasyarakat yang
sudahterpapar.Semuakomunitasdariberbagaisuku, budaya, golonganbahkan agama
menguatkansolidaritasnyadenganmulaidengancaramengambiljarakantarasatudeng
an yang lain. Berbagaitempatibadatditutup, agenda-agenda
pembangunandihilangkan, sekolah dan kampusdidaringkan dan
penggunaanalattransportasidibatasi. Selainitumasyarakat pun
diarahkanberperilakuphysical distancingagar semua orang bekerjadarirumah,
ibadahdarirumah dan belajardarirumah.Sementaraitu, para ahlimedispun
secaraterusmenerusberusahauntuksecepatnyamenemukanvaksin yang
dapatmenyembuhkansakitakibattertular virus corona (covid-19) ini.Namun,
penyebaranpandemi covid-19 masihterusmerajalelahinggabanyak orang terpapar
dan bahkanmeninggal duniaakibatpandemi covid-19 ini.
Masyarakat Numba Basa di desaRaporendu, Kabupaten Endetermasuk
salah satukelompokmasyarakat yang beberapaanggota diantaranyaterkena
(terpapar) covid-19 pada awal April 2020 yang lalu (Pos Kupang.Com, 19 Mei
2020).Ketikadiketahuipositifterpapar covid-19, masyarakatNumba Basa di
desaRaporendudiisolasidarimasyarakat lain. RuanggerakmasyarakatNumba Basa

2
untukberaktivitas di luarmulaidibatasi. Hal initentusajabermaksud agar
semuamasyarakattidakmelakukankomunikasilangsungdenganwargaNumba
Basaini.Namun, semua orang
terutamamasyarakatsekitarnyamulaimerasatidakamansaatmelintasi kampung
Numba Basa karenatakuttertularpenyakitmematikanitu.Terdapat juga
sikappenolakan, salingmenuduh, saling fitnah, salingmengutuk,
salingmenyalahkan, terhentinyakomunikasi yang akrab dan penuhkekeluargaan,
kebiasaantegursapa pun
hilanghinggaadakecenderunganmenonjolkankesucian/kebenaran agama tertentu,
menjauhkandiridari orang lain, kelompok lain dan bahkandari agama
lain.Tindakansolidaritassebagaisaudaramulaihilang dan mulaidipilah-pilah.
Kebiasaansalingmemberiterutamasaatmenghadapiberbagaikesulitanantaraumatmu
slim dan Kristen punhilangsesaat.Keadaan traumainiterusberlanjuthinggasaatini,
kendatipunanggotamasyarakatterpapar di Numba Basasudahsembuhdari diagnose
positif covid-19.
KeadaaninibertentangandengancorakhidupmasyarakatNumba Basa
sebelumnya. Kehidupan masyarakat NumbaBasa dikenaldenganmasyarakat yang
penuhpersaudaraan, gotong royong dan kekeluargaan. Halinisudahdibangun sejak
dahulu kala atasdasarkesamaansuku, agama dan budaya. Saat ini sebagian besar
masyarakat Numba Basa beragamaIslam, kendatipun pada
awalnyabanyakanggotakeluargaNumbaberasaldarikeluargaKatolik (Membangun
Hidup Bergereja-Napak Tilas Peresmian Paroki Rajawawo,2002:16, Nusa Indah
Ende). Masyarakat yang mendiami Numba Basa didominasi berasal dari suku
Ende dan sebagian kecil daribeberapasuku lain di sekitarnya. Sementara itu,
sebagian besar mata pencaharian masyarakat Numba Basa adalah nelayan dan
petani, sedangkan pegawai negeri sipil hanya dua orang (Pos Kupang,Com, 26
Mei 2020). Dengan latarbelakang mata pencaharian seperti ini, masyarakat
Numba Basa perlu berkomunikasi dengan masyarakat lain guna memasarkan ikan
dan hasil pertanian lainnya agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan pokok
keluarga. Namun, ketikabeberapaanggotamasyarakat Numba Basa divonisterpapar
covid-19, maka seluruh aktivitas pengembangan ekonomi berhenti seluruhnya.
3
Warga masyarakatNumba Basa tidak berkomunikasi dengan peihak luat, juga
sebalik dari masyarakat luar tidak mau berkomunkasi dengan masyarakat Numba
Basa. Ekonomi masyarkatnya menurun drastis, terutama keluarga yang kepala
keluarganya sedang dikarantina. Warga sangat membutuh bantuan dari pihak
pemerintah dan masyarakatnya lain untuk menopang kehidupan ekonomi keluarga
(Pos Kupang, com 26 Maret 2020). Dengandemikian dibutuhkan
solidaritasdarimasyarakatsekitar dan pemerintah untuk membangun kembali rasa
percaNumba Basa.
2. Covid-19 dan pandangantentangsolidaritassertakomunitaspluralis
Pandemi Covid-19adalahperistiwamenyebarnyapenyakitkoronavirus 2019
(bahasaInggris: coronavirus disease 2019, disingkat Covid-19) di seluruh dunia.
Penyakitinidisebabkan oleh coronavirusjenisbaru yang diberinamaSARS-CoV-2.
Wabah Covid-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, ProvinsiHubei, Tiongkok
pada bulanDesember 2019, dan ditetapkansebagaipandemi oleh
OrganisasiKesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020.Hingga 23 April 2020,
lebihdari 2.000.000 kasus Covid-19 telahdilaporkan di lebihdari 210 negara dan
wilayah, mengakibatkanlebihdari 195,755 orang meninggal dunia dan lebihdari
781,109 orang sembuh. Virus SARS-CoV-2 didugamenyebar di antara orang-
orang terutamamelaluipercikanpernapasan (droplet) yang dihasilkanselamabatuk.
Percikanini juga dapatdihasilkandaribersin dan pernapasan normal. Selainitu,
virus dapatmenyebarakibatmenyentuhpermukaanbenda yang terkontaminasi dan
kemudianmenyentuhwajahseseorang. Penyakit Covid-19 paling menularsaat
orang yang menderitanyamemilikigejala,
meskipunpenyebaranmungkinsajaterjadisebelumgejalamuncul. Langkah-
langkahpencegahan yang direkomendasikan di antaranyamencucitangan,
menutupmulutsaatbatuk, menjagajarakdari orang lain, sertapemantauan dan
isolasidiriuntuk orang yang mencurigaibahwamerekaterinfeksi. Karena
itusolidaritassosialantaraanggotamasyarakatperludibangununtukmeminimalisirpen
yebaranpandemi covid-19 ini (Syafrida,2020:3)
Solidaritassosialdipahamisebagai kebersamaan, kekompakan,
kesetiakawanan,empati, simpati, tenggang hati, dan tenggang rasa (Depdiknas,
4
2009:551). Emile Durkheim
(Saifudin,2016)mengemukakanbahwasolidaritassosialadalahperasaanemosional
dan moral yang terbentuk pada hubunganantarindividuataukelompokberdasarkan
rasa salingpercaya, kesamaantujuan dan cita-cita, adanyakesetiakawanan dan rasa
sepenanggungan. Paus Yohanes Paulus II (1987) dalamEnsiklikSollicitudoRei
Socialismenegaskanbahwatindakansolidaritasselalumelihat orang lain
sebagaisesamasehinggamenghasilkanperdamaiansejati.
Jadisolidaritassosialselaludimengertisebagaibekalsuatubangsaataumasyarakatdala
mmemproteksiarusperubahanglobalisasisekaligusmemperkuatketahanansosial.
Dan apabilasolidaritassosialmasihrapuh,
makabangsaataumasyarakatakanhanyutdalamarusperubahanglobalisasiitusendiri.
Karena itusolidaritassosialakansangatefektif di
implementasikanapabilakognitivitasdalammasyarakatsudahterbentukdenganbaik. 
Masyarakat yang
baikdapatdilihatdaripluralitasnyapraktikkeberagamansebagaiwujudsolidaritassosia
ltanpatendensiapapunmaupunmuatan-muatankepentingantertentu yang menjadi
virus dalamkehidupanbermasyarakat.Komunitaspluralis (McMillan dan Chavis,
1986) merupakankumpulandari para anggota yang memiliki rasa salingmemiliki,
terikat diantarasatu dan lainnya dan percayabahwakebutuhan para
anggotaakanterpenuhiselama para anggotaberkomitmenuntukterusbersama-sama,
yang terdiridariberbagaielemen, sepertisolidaritas, tanggungjawab, kebersamaan
dan kepercayaan.
Istilahkomunitaspluralisinidapatdikaitkandenganmasyarakattradisional yang
kuatdenganikatankomunalnya. Ikatansosial primordial
sepertiiniselaludibangunberdasarkan rasa sentimen,
merasasenasibsepenanggunganentahsebagaikelompokdaridaerah yang
samaataupundarinenekmoyang yang sama.
Kehidupanmasyarakatnyaselalupenuhdengan gotong royong,
setiaberbagisatudengan yang lain, dan bersatupadu.

3. MemaknaiSolidaritas dan KomunitasPluralis masa Pandemi Covid-19


5
Kenyataannya, pandemi Covid-19 telahmengubahtatanan dunia
dalamwaktusingkat. Barangkali juga tidakada yang
pernahmembayangkanbahwapandemiiniakanmenyebabkanderitakemanusiaan
yang begitumendalamdan menimbulkanbanyak korban
jiwa.Telahterjadiperubahansosialsecarasporadis dan
tidakdikehendakikehadirannya oleh masyarakat yang
mengakibatkantimbulnyadisorganisasisosial di
segalaaspekkehidupanmasyarakat.Masyarakat Numba Basa di
desaRaporenduKabupaten Ende merupakan salah kelompokmasyarakat yang
belumsiapmenerimaperubahansosialakibatpandemicovid-19ini.
Denganvonisterpaparnya covid-19 pada
beberapaanggotanya,sesungguhnyatelahmenggoyahkannilai dan normasosial yang
sudahjauhberkembang dan dianut oleh masyarakatNumba Basa sebelumnya.
Masyarakat Numba Basa mengalamiguncangan (shock) akibatpandemicovid-19.
Dari pengamatan di lokasimasyarakatNumba Basa,
tercatatadaperasaantakutberkomunkasiantarwarga; wargaNumba Basa
ditolakkehadirannyaolehmasyarakatlain
baikmasyarakatsekitarnyamaupunmasyarakatluarlainnya;
suasanaperkampungannyaterasamencekam. Munculjuga sikap anti Numba Basa
juga suku dan agama yang dianutnya. Semuakomunikasi yang akrab dan
penuhkekeluargaansebelumnyajadihilang;
kebiasaansalingmembantu/memberisaatmenghadapianekapersoalankemasyarakata
n pun terhenti. Semua orang menjauhinya karena takut tertular. Hal ini terbukti
dari pengamatan secara langsung di lapangan atas beberapa hal misalnya
kendaraan angkutan umum milik masyarakat Numba Basa tidak ditumpangi oleh
masyarakat sekitarnya; dan atau ikan hasil tangkapan masyarakat Numba Basa
yang dijual tidak dibeli oleh masyarakat sekitar.
Penyebaranpandemi covid-19 dan dampaknyasangatcepat dan
menakutkan. Dan harusdiakuibahwakondisikerentanansosial (social vulnerability)
menjadirealitasnyata yang terjadi pada masyarakatdalammenghadapipandemi
Covid-19 terutama pada masyarakatterpaparsepertimasyarakatNumba
6
Basaini.Menghadapihaltersebut, manusiatidakhidupsendirian.
Solidaritassosialdapatdijadikanbekalbagimasyarakatdalammemproteksiarusperuba
hanglobalisasisekaligusmemperkuatketahanansosialsaatmenghadapipersoalan-
persoalankemasyarakatansepertiini. Sebab,
apabilasolidaritassosialmasihrapuh,makamasyarakatakanhanyutdalamarusperubah
anglobalisasiitusendiri. Karena
itusolidaritassosialakansangatefektifdiimplementasikanapabilakognitivitasdalamm
asyarakatsudahterbentukdenganbaik. Kognitivitas di sini mempunyai arti tingkat
kesadaran masyarakat yang kuat berkaitan dengan kehidupan bersama orang lain.
Dan masyarakatyang
baikdapatdilihatdaripraktikkeberagamansebagaiwujudsolidaritassosialtanpatenden
siapapun.Kita membutuhkansolidaritassosial yang
tinggiuntukmemutuskanmatarantaipenularan covid-19. Tujuannya agar
tidakmenimbulkankonflik di tengahmasyarakatkarenaperbedaan-
perbedaanmendasarsebagaimanadialami oleh masyarakatNumba Basa
akibatwabahpandemi covid-19.
Santo Paulus
secaraterangbenderangmelukiskantentangsolidaritassosialKristianiberdasarkansifa
t-sifatcintakasihsejati:”Kasih itusabar; kasihitumurahhati; iatidakcemburu,
iatidakmemegahkandiri dan tidaksombong. Iatidakmelakukan yang tidaksopan
dan tidakmencarikeuntungandirisendiri. Iatidakmarah dan
tidakmenyimpankesalahan orang lain. Iatidakbersukacitakarenaketidakadilan,
tetapibergembirakarenakebenaran. Iamenutupisegalasesuatu,
percayasegalasesuatu, mengharapkansegalasesuatu,
sabarmenanggungsegalasesuatu. Cintakasihtakakanberkesudahan” (1 Kor 13:4-8).
Hal
inimenunjukkanbahwacintakasihkristianimenuntutbanyakhaldariumatmanusia.
“Apabilakamuhanyamengasihi orang yang mengasihikamu, apakahupahmu?
Bukankahorang yang tidakmengenal Allah pun berbuatdemikian” (Mat 5:46-47).
Kita harusbersediauntukberkorban, relamengorbankanwaktu dan
tenagasertaperasaankita, meskipunterkadangbertentangandenganpandangan dunia
7
yang masihberakardalamhatikita. “Berilahkepada orang yang memintakepadamu
dan janganlahmenolak orang yang maumeminjamdaripadamu. ...
Kasihilahmusuhmu dan berdoalahbagimereka yang menganiayakamu.” (Mat 5:42-
44). Jadicintakasihsejatitidakmengenalbatasbudaya, suku, ras, bahasa dan agama.
Yesussendiri juga telahmenegaskanapasebenarnyacintakasihsejatiitu
“Akumemberikanperintahbarukepadakamu, yaitusupayakamusalingmengasihi;
samasepertiAkutelahmengasihikamu, demikian pula kamuharussalingmengasihi.
Dengandemikiansemua orang akantahubahwakamuadalah murid-muridKu,
yaitujikalaukamusalingmengasihi” (Yoh 13:34-35). Inilahkasih dan
pengorbanantanpabatas yang ditawarkankepadakita.
Memang, bukanlahsesuatuhal yang mudah,
tetapibelajardarisikapKristussendiri, sesungguhnyawarga masyarakat
ditantanguntukikutberpikirtentang dunia di sekitarkita. Warga masyarakat
belajaruntukmembukadiriterhadapsetiapsaudara dan menerima orang lain
sebagaimanaadanya. Jadisepanjang hidup
tidakhanyamemperhatikansurgamelainkan juga sesama di dunia.
BahkanYesussendirimembericontohdalamceritatentang orang Samaria yang
baikhati (Luk 10:25-37).Atau yang dipraktekan oleh Mother Teresa, yang
setiamelayani orang-orang miskin, sakit, yang dibiarkanmatidipinggirjalan di
India. Padahalmerekabukananggotakomunitasnya,
merekabukananggotakeluarganya, bahkanmerekabukanseagamadengannya.Hal
inimenegaskanbahwajikamanusiasungguh-sungguhmencintai Allah,
makahendaknyaikutbertanggungjawabatassesama. Jadi,cintakasihkepada Allah
tidakmenjauhkanmanusiadari dunia denganpersoalan-
persoalannya.Inilahsolidaritas Allah yang
dapatdijadikanpijakandalammembangunsolidaritasterhadapsesamasaatmenghadap
ipandemi Covid-19 di tengahkomunitasyang pluralisini. Dari salib-Nya,
Yesusmengundang semua manusia untukbersamaDiamembangun dunia baru yang
rukun, damai dan sejahterasebagaiwujud Kerajaan Allah.Karena kehidupan yang
rukun dan

8
damaihanyadapatterciptajikasemuapenghunibumiinisalingmengasihitakkenalbatas,
sebagaimana Allah mengasihisemuamanusia.
Semua pihak tidakmungkinmenyerah dan membiarkanpandemi Covid-19
memangsakitasehabis-habisnya. Pemerintah
puntelahberkomitmenmendorongmasyarakatuntukbangkit dan melawanpandemi
Covid-19 denganmenerapkanpolahidupbaru (new normal). Kini,
kekuatanmasyarakatterletak pada kesatuansolidaritaskomunitasyang
pluralisini,baik diantaramasyarakatterpapardi Numba Basa maupun juga
denganmasyarakatsekitarnya. Ada beberapatindakansolidaritassosialyang
dapatdilakukanpada masyarakatNumba Basaakibatterpaparcovid 19
inimisalnya:memberi derma, salingmendoakan, salingmeneguhkan,
memberimotivasi, tetapsalingmenghargai, tidakmenghina, tidakmengucilkan dan
tidakmengutuk, sertaberusahamenerimamasayarakatNumba Basa yang
terpaparapaadanya.Berbagaiaksisolidaritasnyatalain,juga
dapatdilakukandengancaramisalnya:kerja bhakti membersihkanlingkungan,
penyemprotan/pengasapanobat-obatpembasmikumatpenyakit, membantu material
kebutuhanpokok, dan memfasilitasipendidikanbagianak-
anaksekolahdengantetapmemperhatikanprotokolkesehatan.
4. MembangunSolidaritas dan KomunitasPluralisdi Numba Basa
Semua hal yang dikemukakan di atas merupakan salah satu tawaran
masyarakat umum dalam membangun solidaritas terhadap warga Numba Basa
yang terpapar covid 19 agar masalah ekonomi dan sosial pasca terpapar covid 19
tidak berkelanjutan. Namun belum cukup jika usaha penyelesaian menghadapi
covid 19 ini hanya berasal dari luar warga Numba Basa. Justru juru kunci dalam
menghadapi pandemi covid 19 agar mempercepat pemulihan masyarakat terpapar
adalah warga Numba Basa itu sendiri. Artinya, apa yang diusahakan oleh pihak
luar dalam membangun solidaritas terhadap warga Numba Basa yang terpapar
covid 19, harus juga mendapat tanggapan dari warga Numba Basa sendiri untuk
membangun kekuatan dari dalam agar keluar dari masalah ekonomi dan sosial
lainnya akibat pandemi covid 19.

9
Belajar dari kejadian terpaparnya warga Numba Basa dengan segala
akibatnya, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh warga Numba
Basa untuk membatasi penyebaran pandemi covid 19 sekaligus mengatasi
masalah ekonomi dan sosial akibat terpapar covid 19 antara lain :
a. menyuarakan agar warga Numba Basa yang sedang merantau jangan kembali
selama masa pandemi covid 19
b. optimalkan relawan desa atau dusun tanggap covid 19 sebagai garda depan
pencegahan dan penanganan pandemi covid 19
c. melakukan karantina lokal untuk mencegah virus masuk ke wilayah desa
d. menghentikan aktivitas sementara waktu terutama yang cenderung
mengumpulkan orang banyak.
e. Membatasi lalu lintas orang keluar masuk kampong secara bebas
f. Menjaga ketersediaan pangan masing-masing keluarga
g. Meningkatkan kesehatan pada masing-masing anggota keluarga
h. Memperkuat tradisi atau kebiasaan hidup bergotong royong antar warga
Numba Basa
Jika beberapa langkah tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh dalam kehidupan sehari-hari warga Numba Basa, maka secara tidak
langsung akan membangun kembali kepercayaan dan pengakuan masyarakat luar
tentang kesehatan warga Numba Basa. Sehingga komunikasi antara masyarakat
luar dengan warga Numba Basa dengan sendirinya akan tetap berjalan kendatipun
ada pembatasan-pembatasan tertentu sesuai aturan protokol kesehatan selama
masa pandemi covid 19 hingga kehidupan normal dalam masyarakat.

5. Penutup
Sejak awal Maret 2020 hingga saat ini penyebaran covid 19 di Indonesia
belum juga berakhir. Beberapa waktu lalu, tepatnya awal April 2020 beberapa
warga Numba Basa pun divonis terpapar covid 19 ini. Akibatnya, tidak sedikit
warga terpapar covid 19 ini mengalami krisis ekonomi dan sosial. Secara
ekonomi terjadi penurunan pendapatan keluarga karena hasil pertanian dan
nelayan tidak bisa dipasarkan kepada masyarakat lain. Sedangkan secara sosial,
10
warga Numba Basa terisolasi dari masyarakat lain. RuanggerakwargaNumba Basa
untukberaktivitas di luardibatasi. Timbul pula sikappenolakan, salingmenuduh,
saling fitnah, salingmengutuk, salingmenyalahkan baik antar warga Numba Basa
maupun dengan masyarakat lain.
Karena itu dibutuhkansolidaritassosial
darikomunitaspluralislainnyauntukmemutusmatarantaipenularan covid-19
sekaligus mengembalikanhargadiriwarga Numba Basa di tengahmasyarakat lain.
Di sini solidaritas Allah dapat dijadikanpijakan masyarakat
dalammembangunsolidaritasterhadapsesamasaatmenghadapipandemi covid-19
sepertiini. Yesusmengundangmanusia untukbersamamembangun dunia baru yang
rukun, damai dan sejahterasebagaiwujud Kerajaan Allah dengan cara
melihatsesama sebagaisaudara danmengasihinyatanpakenalbatassebagaimana
Allah mengasihisemuamanusia.
Ada beberapatindakansolidaritassosialnyata yang dapatdilakukan oleh
masyarakat pada wargaNumba Basa agar dapat memutus mata rantai penyebaran
covid 19 dan mengembalikan harga diri warga akibat terpapar covid 19.
Sementara itu, warga Numba Basa sendiri perlu membangun kekuatan sendiri
agar bisa keluar dari kesulitan ekonomi dan masalah sosial, yaitu membangun
kembali kepercayaan dan pengakuan masyarakat luar tentang warga Numba Basa
yang sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

AlkitabDeuterokanonika, (1974), Kitab Suci Agama Katolik, Jakarta:LAI


Banawiratma,SJ. (1990),Aspek- AspekTeologiSosial, Jakarta:Kanisius
Banawiratma,SJ. (1990),Kemiskinan dan pembebasan. Jakarta:Kanisius
CeunfinFrans,SVD (2006),Aneka Suara dan Pandangan, Maumere:Ledalero
Gilarso SJ. T (2003),Kamulah Garam Dunia-TugasUmat Allah dalam
Masyarakat, Jakarta:Kanisius
Hasbullah, (2012), Jurnal Sosial Budaya Vol 9. No. 2 Juli-Desember 2012
https://www.google.co.id/search?
safe=strict&ei=MLhOX6eUKJHbrQGDhJywCw&q=arti+solidarita
s+sosial&oq=arti+solidaritas
Kompasiana.comhttps://www.kompasiana.com/baniazizpluralis-dan-pluralisme-
ternyata-jauh-sekali-bedanya
LalongBakok, (2004),Menuju Dunia Baru, Ende: Nusa Indah
Prof. Dr. Apollo, Kajian LiteraturSolidaritasSosial Masyarakat, Kompasiana
Pip Jones,dkk (Terj.SaifudinAchmad Fedyani,2016),Pengantarteori-teorisosial,
Jakarta:Obor
R. Hardawiryana,SJ R (2013), DokumenKonsiliVatikan II,
Jakarta:KonferensiWaliGereja:Obor
Team Paroki RJW (2002), Membangun Hidup Bergereja, Ende: Nusa Indah
Syafrida & Ralang Hartati (2020), Jurnal Sosial Budaya Vol 7. No. 6 2020
Yohanes Paulus II,(1987). EnsiklikSollicitudo Rei Socialis, Jakarta.KWI

12

You might also like