B.ing Jurnal 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)


TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans

Sally Lestari Putri Bempa1), Fatimawali1), Wulan Geraldine Parengkuan1)


1)
Program studi pendidikan dokter gigi Fakultas kedokteran UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Breadfruit (Artocarpus altilis) is an Indonesian natural material which has been known only as
fruits but have medicinal properties. Breadfruit leaves contains antibacterial compounds such as
flavonoids, tannins, saponins. Streptococcus mutans is a bacterium that causes dental caries. Dental
caries is dental and oral health problems most often occured in Indonesia, an alternative way to cope
with Streptococcus mutans by using breadfruit leaves. The purpose of this study to determine the
inhibitory extract of leaves of breadfruit (Artocarpus altilis) on the growth of Streptococcus mutans.
This study is an experimental research design using post test only control group design with a
modified method of Kirby-bauer used paperdisk. Leaves of breadfruit (Artocarpus altilis) was
extracted by maceration method used ethanol 96%. Streptococcus mutans bacteria taken from the
stock pure Microbiology Laboratory Faculty of Medicine Sam Ratulangi University in Manado. These
results indicates that the average diameter of inhibitory zone breadfruit leaf extract against
Streptococcus mutans of 16.5 mm. From this study it can be concluded that the breadfruit leaf extract
has inhibitory effect on the growth of Streptococcus mutans and categorized strong according to the
classification Davis and Stout.
Keywords : Breadfruit leaves (Artocarpus altilis), Streptococcus mutans , inhibition zone

ABSTRAK
Tanaman sukun (Artocarpus altilis) merupakan bahan alam Indonesia yang selama ini hanya
dikenal sebagai buah buahan akan tetapi memiliki khasiat obat. Daun sukun mengandung senyawa
yang bersifat antibakteri seperti flavonoid, tanin, saponin. Streptococcus mutans merupakan bakteri
penyebab karies gigi. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering
terjadi di Indonesia, Cara alternatif untuk menanggulangi Streptococcus mutans yaitu dengan
menggunakan daun sukun.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun sukun
(Artocarpus altilis) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental menggunakan desain post test only control grup design dengan metode
modifikasi Kirby-bauer menggunakan kertas saring. Daun sukun (Artocarpus altilis) diekstraksi
dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri Streptococcus mutans diambil
dari stok bakteri murni Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi
Manado. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata rata diameter zona hambat ekstrak daun sukun
terhadap bakteri Streptococcus mutans sebesar 16,5 mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
ekstrak daun sukun memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan
termasuk dalam kategori kuat menurut penggolongan Davis dan Stout.
Kata kunci : daun sukun ( Artocarpus altilis), Streptococcus mutans , zona hambat
1
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
dan flavonoid. Senyawa flavonoid yang
PENDAHULUAN terkandung dalam daun sukun berfungsi
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan sebagai antimikroba terhadap sejumLah
obat tradisional telah lama digunakan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan
masyarakat indonesia, sebagian masih jamur (Una, 2010). Berdasarkan penelitian
berdasarkan oleh pengalaman turun yang telah dilakukan oleh Sucy Lestari
temurun dan sebagian lagi telah pada tahun 2014 membuktikan bahwa
dikembangkan melalui penelitian ilmiah. daun sukun berfungsi sebagai antibakteri
Sejak dahulu sampai sekarang masyarakat terhadap bakteri gram positif
telah menggunakan tanaman yang diolah Staphylococcus aureus .
secara resep tradisional nenek moyang Salah satu bakteri gram positif selain
dalam menyembuhkan penyakit. Banyak Staphylococcus aureus adalah bakteri
tanaman yang tersebar di Indonesia Streptococcus mutans. Streptococcus
membuat sebagian masyarakat belum mutans memiliki sifat dan karakteristik
menyadari bahwa di sekitar mereka ada yang sama dengan Staphylococcus
banyak tanaman yang berkhasiat sebagai aureus. Streptococcus mutans merupakan
obat (Hariana, 2008). bakteri penyebab karies gigi (Saswati dan
Salah satu tanaman yang dipercaya dapat
Indranil, 2011). Karies gigi merupakan
dijadikan obat adalah sukun (Artocarpus
masalah kesehatan gigi dan mulut yang
altilis) yaitu tanaman herbal yang
paling sering terjadi di Indonesia.
mempunyai banyak manfaat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
Tanaman ini mampu tumbuh di berbagai
(Riskesdas) Nasional tahun 2013,
tempat karena daya adaptasinya yang prevalensi nasional masalah kesehatan
tinggi. Tanaman ini tumbuh baik di daerah gigi dan mulut mencapai 25,9% dan
basah dan juga mampu tumbuh di daerah sebanyak 14 provinsi di Indonesia
yang sangat kering. Bahkan pada musim memiliki prevalensi masalah gigi dan
kemarau sukun dapat tumbuh dan berbuah mulut di atas prevalensi nasional dan
dengan lebat. Tanaman sukun memiliki index DMF-T mencapai 4,6% yang
ragam manfaat, seluruh bagian dari artinya kerusakan gigi penduduk
tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai Indonesia mencapai 460 buah gigi per
obat tradisional terutama daunnya (Una, 100 orang (Anonim, 2013).
2010).
Berdasarkan data tersebut dapat
Daun sukun efektif mengobati berbagai diketahui bahwa karies gigi merupakan
macam penyakit diantaranya hepatitis, salah satu masalah gigi dan mulut yang
pembesaran limfa dan kencing manis masih sangat dominan dalam masyarakat.
karena mengandung senyawa steroid, fenol Belum ada penelitian mengenai daya
hambat dari daun sukun terhadap bakteri
Streptococcus mutans, peneliti tertarik Alat – alat yang digunakan dalam
untuk melakukan penelitian mengenai penelitian ini yaitu : tabung reaksi,
Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sukun petridish, jarum ose, kapas lidi steril,
(Artocarpus altilis) terhadap bakteri pinset pipet, oven, autoclave, inkubator,
Streptococcus mutans. kamera, batang pengaduk, timbangan, api
Bunsen, jangka sorong, sarung tangan,
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan

2
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
perendaman setiap hari diaduk selama 15
vacuum evaporator, tabung Erlenmeyer , menit. Setelah direndam selama 5 hari,
masker. disaring dengan menggunakan kertas
Bahan penelitian yang digunakan saring lalu diuapkan dengan rotary vacuum
dalam penelitian ini yaitu : Daun sukun evaporator pada temperatur 40oC. Bagian
(Artocarpus altilis), paper disk (kertas sisa dari penguapan etanol disebut ekstrak
saring), bakteri Streptococcus mutans, pekat. Ekstrak inilah yang akan dipakai
etanol 96%, Nutrient Agar (NA), Muller dalam penelitian ini.
Hilton Agar (MHA), Brain Heart Infusion Prosedur pengambilan bakteri
Broth (BHI-B), eritromisin 2 mg, larutan Bakteri Streptococcus mutans yang
BaCl2 1%, larutan H2SO4 1%, akuades. digunakan dalam penelitian ini merupakan
bakteri biakan murni yang diperoleh dari
Prosedur Penelitian Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Sterilisasi alat dan bahan
Manado. Bakteri ini disimpan pada agar
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini disterilkan terlebih dahulu. Alat-alat miring kemudian dimasukkan kedalam
gelas disterilkan dalam oven pada suhu wadah steril yang berada dalam suasana
170oC selama kira kira 1 jam (sterilisasi anaerob dan ditutup, sehingga sterilisasi
kering). Media disterilkan dalam autoclave terjaga. Jika sudah mendekati waktu untuk
digunakan, bakteri diinkubasi dalam
pada suhu 121oC selama 25 menit
(sterilisasi basah). incubator pada suhu 37oC.
Pembuatan ekstrak daun sukun Pembuatan media peremajaan bakteri
(Artocarpus altilis) Nutrient Agar (NA) ditimbang sebanyak
Daun sukun (Artocarpus altilis) 23 gram lalu dilarutkan dengan 1 liter
dibersihkan dengan mencuci dibawah air akuades menggunakan tabung erlenmeyer,
mengalir sampai bersih, ditiriskan, lalu kemudian dihomogenkan dan dituang
dikeringkan dengan cara diangin anginkan kedalam tabung reaksi steril yang ditutup
dengan suhu ruangan. Daun sukun yang dengan aluminium foil. Media tersebut
telah kering diblender. Serbuk daun sukun disterilkan kedalam autoclave pada suhu
ditimbang seberat 100 gram, dimasukan 121oC selama 30 menit sampai media
dalam wadah dan ditambah etanol 96% memadat pada kemiringan 30O.
sampai terendam lalu diaduk hingga Pembuatan suspensi bakteri
homogen, tutup segera kemudian disimpan Media Brian Heart Infusion Broth (BHI-B)
dalam ruangan yang terhindar dari cahaya ditimbang sebanyak 37 gram dan
matahari selama 5 hari. Selama dilarutkan dalam 1 liter akuades dalam
tabung elenmeyer. Media disterilkan dalam 15 menit, selanjutnya dimasukkan dalam
autoclave pada suhu 121OC selama 15 cawan petri sebanyak 10 mL dan dibiarkan
menit, kemudian selanjutnya dituang hingga mengeras. Pada lapisan berikutnya
dalam tabung reaksi sebanyak 7 mL. dituang media yang sama sebanyak 20 mL.
Pembuatan Media Muller Hilton Agar Pembuatan standar kekeruhan larutan
Muller Hilton Agar (MHA) ditimbang McFarland
sebanyak 38 gram menggunakan 1 liter Larutan baku McFarland terdiri atas dua
akuades sebagai pelarut. Media disterilkan komponen, yaitu larutan BaCl2 1%
dalam autoclave pada suhu 121OC selama sebanyak 0,05 mL dicampur dengan

3
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
dimasukkan ke dalam media BHI-B
larutan H2SO4 1% sebanyak 9,95 mL dan sampai kekeruhannya sama dengan standar
dikocok homogen sampai terbentuk larutan McFarland. Lidi kapas steril dicelupkan ke
yang keruh. Nilai absorban larutan baku dalam suspensi bakteri hingga basah. Lidi
harus berada dikisaran 0,08 sampai dengan kapas diperas dengan menekankan pada
0,13. Larutan baku McFarland 0,5 dinding tabung reaksi bagian dalam,
ekuivalen dengan suspense sel bakteri kemudian digores merata pada media
dengan konsentrasi 1,5 X 108 CFU/mL. MHA sampai permukaannya tertutupi.
Kekeruhan ini yang akan dipakai sebagai MHA disediakan sebanyak lima cawan
standar kekeruhan suspense bakteri uji. petri. Kertas saring dibentuk seperti
Pembuatan kontrol positif dan kontrol cakram sebanyak lima belas buah, lima
negatif cakram kertas saring diantaranya diberi
kontrol positif yang digunakan yaitu disk eksrak daun sukun, lima cakram kertas
antibiotik eritromisin 15μg/mL yang saring diberi eritromisin sebagai kontrol
tersedia di Laboratorium Mikrobiologi positif, lima cakram kertas saring diberi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam akuades sebagai kontrol negatif. Cakram
Ratulangi Manado. Kontrol negatif tersebut kemudian diletakan di Muller
menggunakan akuades. Hilton Agar (MHA) yang sudah di oleskan
Uji daya hambat bakteri Streptococcus mutans . Kemudian
Metode pengujian yang digunakan metode di inkubasi dalam inkubator pada suhu 37O
modifikasi Kirby-Bauer dengan C selama 24 jam. Setiap cawan petri dibagi
menggunakan kertas saring. Bakteri menjadi tiga bagian sesuai dengan setiap
Streptococcus mutans yang disimpan di cakram kertas saring yang telah diberikan
media agar yang diambil dari stok bakteri ekstrak daun sukun, kontrol positif
murni yang diperoleh dari Laboratorium antibiotic, dan kontrol negatif akuades.
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Pengamatan dan Pengukuran
Universitas Sam Ratulangi Manado, Pengamatan dilakukan setelah 24
diambil dengan jarum ose, lalu ditanamkan jam masa inkubasi. Zona hambat yang
pada media agar miring dengan cara terbentuk disekitar kertas saring diukur
menggores. Bakteri yang telah digores diameter vertikal dan diameter horizontal
pada media agar diinkubasi dalam dalam satuan miilimeter (mm)
inkubator pada suhu 37OC selama 1x24 menggunakan jangka sorong. Kemudian
jam. Bakteri yang telah diinkubasi diambil dimasukkan dalam tabel kerja. Pengukuran
koloninya dari media agar miring dengan diameter zona hambat dapat dilihat pada
menggunakan jarum ose steril kemudian gambar diagram zona hambat.
(DV- DC) + (DH-DC) DV
2
Vertikal
DH
DH :
D V D V Diameter

D
C Keterangan Horizontal DC :
DV : Diameter Diameter Cakram

4
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
sudah diinkubasi selama 24 jam pada suhu
HASIL PENELITIAN 370C kemudian dilihat zona hambat yang
Penelitian ini dilakukan dengan cara terbentuk. Zona hambat yang terbentuk
membiakkan bakteri Streptococcus mutans dalam penelitian ini dapat dilihat pada
dalam media MHA pada cawan petri Gambar 1.
disertai dengan peletakan cakram kertas
saring yang diberi ekstrak daun sukun
(Artocarpus altilis). Cawan petri yang C

A B
Gambar 1. Zona hambat yang terbentuk pada media MHA (A) zona hambat ekstrak daun
sukun (B) zona hambat kontrol positif antibiotik eritromisin (C) kontrol negatif
akuades
Streptococcus mutans. Zona hambat yang
Hasil penelitian seperti yang terlihat
terbentuk dihasilkan dari masing masing
pada gambar 1 menunjukkan adanya daya
cawan petri yang memiliki ukuran
hambat ekstrak daun sukun (Artocarpus
diameter berbeda beda dan bentuk yang
altilis) terhadap bakteri Streptococcus
tidak seragam. Oleh karena itu pengukuran
mutans. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukan dengan mengukur diameter
terbentuknya zona bening disekitar cakram
vertikal dan diameter horizontal dari zona
kertas saring ekstrak daun sukun.
hambat yang terbentuk disekitar kertas
Tabel 1 menunjukan hasil pengukuran saring(Paperdisk).
diameter zona hambat terhadap bakteri

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambat bakteri Streptococcus mutans


Diameter zona hambat (mm)
Cawan petri Ekstrak daun Kontrol positif kontrol negatif Sukun
(Artocarpus (eritromisin) (akuades)
Altilis)
1 20,4 25,5 0 2 15,6 33,36 0 3 15,65 25,85 0 4 15,35 20,4 0 5 15,5
25,1 0 Rerata 16,5 26,42 0

5
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
dilakukan pada lima kali pengujian lima
Tabel 1 menunjukan pada cawan cawan petri memperlihatkan adanya zona
petri pertama memiliki diameter zona hambat yang terbentuk disekitar cakram
hambat yang paling besar yaitu 20,4 mm kertas saring yang diberi ekstrak daun
dan pada cawan petri kelima memiliki sukun. Rerata diameter zona hambat yang
zona hambat yang paling kecil yaitu 15,5 dihasilkan ekstrak daun sukun 16,5 mm
mm. Dari lima cawan petri tersebut (tabel 1). Suatu bahan dikatakan
didapatkan rerata sebesar 16,5 mm. Tabel mempunyai aktivitas antibakteri apabila
1 juga menunjukkan rerata diameter zona diameter zona hambat yang terbentuk lebih
hambat antibiotik eritromisin terhadap besar atau sama dengan 6 mm. Menurut
bakteri Streptococcus mutans yaitu 26,42 Davis and Stout kriteria daya antibakteri
mm dan rerata diameter zona hambat pada sebagai berikut (Davis and Stout, 1971).
kelompok kontrol negatif akuades sebesar 1. Diameter zona hambat 5 mm atau
0,00 mm. Gambaran dari hasil perhitungan kurang dikategorikan lemah
dimasukkan ke dalam diagram untuk 2. Diameter zona hambat 5-10 mm
melihat besar perbandingan antar dikategorikan sedang
kelompok intervensi dan kelompok
3. Diameter zona hambat 10-20 mm
kontrol.
dikategorikan kuat
PEMBAHASAN 4. Diameter zona hambat 20 mm atau lebih
dikategorikan sangat kuat
Penelitian ini merupakan uji
Berdasarkan kategori tersebut maka
eksperimental laboratoris guna mengetahui
ekstrak daun sukun memiliki daya hambat
ada tidaknya daya hambat ekstrak daun
yang kuat dalam menghambat
sukun (Artocarpus altilis) terhadap bakteri
pertumbuhan bakteri Streptococcus
Streptococcus mutans . Penelitian ini
mutans.
dilakukan dengan cara membiakkan
Perbandingan hasil ekstrak daun
bakteri Streptococcus mutans dalam media
sukun dengan antibiotik eritromisin
MHA disertai dengan peletakan cakram
menunjukan bahwa cakram kertas saring
kertas saring yang diberi ekstrak daun
yang telah diberi ekstrak daun sukun lebih
sukun (Artocarpus altilis) yang diencerkan
kecil dari disk cakram obat antibiotik
dengan akuades. Peletakan cakram
eritromisin. Sedangkan cakram kertas
antibiotik eritromisin 15μg/mL sebagai
saring yang telah diberi akuades tidak
kontrol positif serta peletakan cakram
menunjukkan zona hambat. Hasil diameter
kertas saring yang direndam dalam
ekstrak daun sukun lebih kecil dari
akuades sebagai kontrol negatif , lalu
antibiotik eritromisin, hal ini dipengaruhi
diinkubasi selama 24 jam .
oleh minimal inhibitory concentration
Berdasarkan hasil pengamatan yang eritromisin telah diketahui sedangkan
untuk kemampuan ekstrak daun sukun cawan petri pada lima kali pengujian (tabel
belum diketahui konsentrasi paling tepat 1). Hal ini dikarenakan metode kertas
untuk menghambat pertumbuhan bakteri saring yang digunakan memiliki
Streptococcus mutans. kekurangan yaitu tidak bisa mengontrol
Hasil dari penelitian ini banyaknya ekstrak yang terserap pada
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan masing masing kertas saring, sehingga
diameter zona hambat yang dibentuk

6
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
daun sukun memiliki daya hambat yang
membuat diameter zona hambat berbeda sangat kuat untuk bakteri Streptococcus
beda walaupun diambil dari suspensi yang mutans yaitu 16,5 mm.
sama. Antibiotik eritormisin dijadikan
Uji daya hambat ekstrak daun sebagai kontrol positif karena eritromisin
sukun (Artocarpus altilis) terhadap bakteri adalah antibiotik pilihan yang memiliki
Streptococcus mutans merupakan kepekaan terhadap kelompok bakteri gram
penelitian yang belum pernah dilakukan positif Streptococcus mutans (Setiabudy,
sebelumnya, tetapi untuk uji daya hambat 2007). Eritromisin memiliki spektrum
ekstrak daun sukun terhadap bakteri antibakteri yang mirip dengan penisilin
infeksi penyakit lain sudah pernah sehingga digunakan sebagai alternatif pada
dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian pasien yang alergi terhadap penisilin (
dari Suchy Lestari pada tahun 2014 http://pionas.pom.go.id). Eritromisin
tentang uji daya hambat ekstrak etanol merupakan antibiotik golongan makrolid
daun sukun terhadap pertumbuhan bakteri yang memiliki cincin lakton besar dalam
Staphylococcus aureus. Hasil penelitian rumus molekulnya. Golongan makrolid
menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun menghambat sintesis protein kuman
mempunyai sifat antibakteri dengan dengan jalan berikatan secara reversibel
menghambat beberapa konsentrasi ekstrak. dan umumnya bersifat bakteriostatik
Semakin kuat daya hambat yakni semakin (Setiabudy, 2007).
tinggi konsentrasi kepekaan ekstrak Daun sukun mengandung berbagai
terhadap pertumbuhan mikroba, maka senyawa yang bersifat antibakteri seperti
diameter hambatan terhadap bakteri flavonoid,fenol,steroid dan saponin.
Staphylococcus aureus semakin besar Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam
(Sucy, 2014). yang potensial sebagai antioksidan dan
Penelitian sebelumnya juga pernah mempunyai bioaktifitas sebagai obat (Una,
dilakukan menggunakan bakteri yang 2010). Senyawa-senyawa ini dapat
sama dengan ekstrak yang berbeda, ditemukan pada batang,daun,buah.
penelitian yang dilakukan oleh Susriyani Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi
Bonjura pada tahun 2015 dengan judul uji sebagai antioksidan, sehingga sangat baik
efek antibakteri daun leilem terhadap untuk pencegahan kanker. Manfaat
pertumbuhan bakteri Streptococcus flavonoid antara lain untuk melindungi
mutans, hasil rerata diameter zona hambat struktur sel, meningkatkan efektifitas
yang terbentuk adalah 6,10 mm yaitu vitamin C, anti inflamasi, mecegah
termasuk dalam kategori sedang. Dari keropos tulang dan sebagai antibiotic (Waji
penelitian sebelumnya yang telah dan Sugrani, 2009).
dilakukan hal ini membuktikan bahwa Mekanisme kerja flavonoid sebagai
antimikroba dapat dibagi menjadi tiga DNA bakteri (Hendra dkk, 2011).
yaitu menghambat sintesis asam nukleat, Mekanisme antibakteri senyawa
menghambat fungsi membran sel dan fenol dalam membunuh mikroorganisme
menghambat metabolisme energi. yaitu dengan mendenaturasi protein sel.
Flavonoid menyebabkan terjadinya Ikatan hidrogen yang terbentuk antara
kerusakan permeabilitas dinding sel fenol dan protein mengakibatkan struktur
bakteri, mikrosom dan lisosom sebagai protein menjadi rusak. Ikatan hidrogen
hasil interaksi antara flavonoid dengan

7
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
hambat terhadap bakteri Streptococcus
tersebut akan mempengaruhi permeabilitas mutans dengan rerata diameter zona
dinding sel dan membran sitoplasma sebab hambat 16,5 mm dan termasuk dalam
keduanya tersusun atas protein. kategori kuat
Permeabilitas dinding sel dan membran
sitoplasma yang terganggu dapat SARAN
menyebabkan ketidakseimbangan 1. Diharapkan dapat dilakukan penelitian
makromolekul dan ion dalam sel, sehingga lebih lanjut mengenai uji daya hambat
sel menjadi lisis (Palczar dan Chan, 1988). ekstrak daun sukun terhadap bakteri
Mekanisme steroid sebagai Streptococcus mutans pada berbagai
antibakteri berhubungan dengan membran konsentrasi kepekatan ekstrak, sehingga
lipid dan sensitivitas terhadap komponen dapat diketahui Minimal Inhibitory
steroid yang menyebabkan kebocoran pada Concentration ekstrak daun sukun
lisosom. Steroid dapat berinteraksi dengan terhadap bakteri Streptococcus mutans.
membran fosfolipid sel yang bersifat 2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian
permeabel terhadap senyawa senyawa lebih lanjut tentang uji daya hambat
lipofilik sehingga menyebabkan integritas ekstrak daun sukun terhadap bakteri
membran menurun serta morfologi lain yang dapat menimbulkan masalah
membran sel berubah yang menyebabkan kesehatan gigi dan mulut.
sel rapuh dan lisis (Ahmed, 2007).
Penelitian ini menunjukkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis)
Ahmed, Bahar, 2007. Chemistry Of
memiliki daya hambat terhadap bakteri Natural Products. New Delhi;
Streptococcus mutans, karena terdapat Department Of Pharmacceutical
senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai Chemistry Faculty Of Science Jamia
antimikroba terhadap bakteri Hamdard.
Streptococcus mutans sehingga daun
sukun kedepannya dapat dikembangkan
Anonim, 2013. Riset kesehatan dasar
dan diolah menjadi sediaan obat atau
riskesdas 2013. Jakarta:
bahan campuran pada pasta gigi dan obat
Kementerian Kesehatan RI;
kumur untuk mengobati penyakit karies
2013.h.147-54.
gigi dan infeksi rongga mulut lainnya.
Davis, W.W and Stout, 1971. Disk Plate
KESIMPULAN
Methods of Microbiological
Penelitian ini dapat disimpulkan Antibiotic Assay. Microbiology.
bahwa ekstrak daun sukun memiliki daya 22(4) :659-665.
of Various Parts of Phaleria
Hariana HA, 2008. Tumbuhan Obat dan Macrocarpa Boerl Fruit. Int J mol
Khasiatnya seri 2. Jakarta: Penebar Sci. 2011; 12: 3422-31.
Swadaya .h.100-115.
Palczar, J.M dan Chan, E.C.S,1988. Dasar
Hendra R, Ahmad S, Sukari A, Shukor Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Penerbit UI
MY, Oukoueian E, 2010. Flavonoid Press.
Analyses and Antimicrobial Activity

8
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
Kedokteran Universitas Indonesia ;
Hal 585-6, 723-4.
Sucy Lestary, 2014. Uji Daya Hambat Pusat Informasi Obat Nasional Badan
Ekstrak Etanol Daun Sukun Pengawas Obat dan Makanan .
(Artocarpus altilis) Terhadap Tersedia dalam :
Pertumbuhan Bakteri http://pionas.pom.go.id.
Staphylococcus aureus. Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh ; 2014. Una M., 2010. Daun Ajaib Tumpas
Penyakit. Jakarta : Penebar Swadaya
Saswati B, Indranil B, 2011. Role of Vit ;.h. 25-26.
AB, an ABC Transporter Complex,
in Viologen Tolerance in Waji RA, Sugrani A, 2009. Makalah kimia
Streptococcus Mutans. Journal organik bahan alam flavonoid
Antimicrob Agents Chemother.; (Quercetin). Program S2 Kimia
55(4).p.1460. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unhas. h. 4-10.
Setiabudy, Rianto, 2007. Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta : Departement
Farmakologi dan Teraupetik Fakultas .
9

You might also like