Strategi Mempercepat Pembangunan Desa Mandiri: Studi Di Desa Kemadang Gunungkidul
Strategi Mempercepat Pembangunan Desa Mandiri: Studi Di Desa Kemadang Gunungkidul
Strategi Mempercepat Pembangunan Desa Mandiri: Studi Di Desa Kemadang Gunungkidul
Nugrahani Kusumastuti
Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: [email protected]
Creative Commons Non Comercial CC-BY-NC: This work is licensed under a Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (http://
creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) which permits non-comercial use, reproduction, and
distribution of the work whitout further permission provided the original work is attributed as
spesified on the Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan
and Open Access pages.
Mir’atun Nur Arifah; Nugrahani Kusumastuti
Pendahuluan
Dalam upaya mempercepat pembangunan dari pinggiran,
pemerintah Indonesia melaksanakan amanat UU No. 6/2014 tentang
Desa dengan pengalokasian dana desa dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke
tahun. Tahun 2015 jumlah dana desa sebesar Rp 20,8 triliun, di tahun
2016 Rp 46,8 tiriliun, di tahun 2017 Rp 60 triliun, di tahun 2018 Rp
111 triliun, dan di tahun 2019 mencapai angka Rp 113 triliun. Dengan
jumlah dana yang prestis itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencanangkan
terwujudnya 2.000 desa mandiri pada akhir tahun 2019.1
Untuk memperkuat upaya pencapaian sasaran pembangunan
desa dan pedesaaan ini, pemerintah mengembangkan Indeks Desa
Membangun (IDM) yang tertuang dalam Buku RPJMN (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019. Dari RJPMN ini
capaian dari target strategis adalah mengurangi jumlah desa tertinggal
1
Suryanto, Strategi Akselerasi Mewujudkan Desa Mandiri Sebagai Manifestasi
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Jakarta: Bappenas, 2017), hal. 1.
5
Alfian, Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Nasional (Jakarta:
UI Press, 1986), hal. 3.
6
Badan Pusat Statistik, “Statistik Kesejahteraan Rakyat Daerah Istimewa
Yogyakarta 2017” (Yogyakarta, 2017), hal. 3.
7
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2 Tentang Indeks Desa
Membangun.
8
Robert Chambers, Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang, ed. Pepep
Sudrajat (Jakarta: LP3ES, 1987), hal. 188.
9
Rahardjo Adisasmita, Pertumbuhan Wilayah Dan Wilayah Pertumbuhan
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hal. 116.
10
Mudrajad Kuncoro, Otonomi Dan Pembangunan Daerah: Reformasi
Perencanaan, Strategi Dan Peluang (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hal. 49.
11
Suryanto, Strategi Akselerasi Mewujudkan Desa Mandiri Sebagai Manifestasi
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, hal. 2.
12
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa Membangun.
17
Dokumen Desa Kemadang tahun 2018
18
Dokumen Desa Kemadang tahun 2018
19
Dokumen Desa Kemadang Tahun 2018
20
Dokumen Desa Kemadang Tahun 2018
Status desa mandiri dan desa wisata ini berdampak pada sektor
ekonomi masyarkat Desa Kemadang, terbukti dengan berkurangnya
angka pengangguran dan meningkatnya mata pencaharian di
sektor wisata. Untuk penguatan ekonomi kelembagaan masyarakat,
pemerintah Desa Kemadang telah memfasilitasinya dengan
membangun sarana penunjang ekonomi masyarakat seperti koperasi
dan BMT. Sedangkan untuk akses masyarakat merasa mudah dalam
mengakses pelayanan ekonomi.
Pada dimensi ekonomi ini, bentuk transformasi pembangunan
yang dapat dilihat adalah semakin beragamnya mata pencaharian
masyarakat di Desa Kemadang, terlebih pada aspek produk unggulan.
Masyarakat yang awalnya mayoritas sebagai petani, kini mulai
menambah pekerjaannya sebagai pelaku usaha. Hal ini tak lepas dari
usaha pemerintah untuk mengembangkan keterampilan masyarakat
melalui pelatihan dan bantuan berupa pemberian alat atau modal
usaha. Harap dengan adanya bantuan pemerintah, kualitas SDM
masyarakat Desa Kemadang semakin membaik sehingga masyarakat
mampu meningkatkan taraf hidup dan mata pencaharian yang ada
semakin beraneka ragam.
Penutup
Gelar sebagai desa mandiri merupakan kebanggaan tersendiri
bagi Desa Kemadang. Kesuksesan ini tidak bisa lepas dari upaya
pemerintah desa dalam melakukan pembangunan yang terwujud
dalam strateg-strategi yang telah dilakukan dan bisa dikatakan
berhasil karena dapat membawa desa kemadang menjadi satu-
satunya desa mandiri di Gunungkidul. Keberhasilan ini dapat
dibuktikan dengan apa yang terjadi di Desa Kemadang saat ini sudah
sesuai dengan indikator desa mandiri berdasarkan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa Membangun
menguraikan mengenai Indeks Desa Membangun (IDM).
Kendati demikian, masih perlu adanya peningkatan sarana
dan prasarana di beberapa sektor agar masyarakat semakin mudah
dalam mengakses pelayanan umum tersebut, seperti perlu adanya
21
Dokumen Desa Kemadang Tahun 2018
Daftar Pustaka
Adisasmita, R. (2004). Pertumbuhan Wilayah dan Wilayah Pertumbuhan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alfian. (1986). Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Nasional.
Jakarta: UI Press.
Badan Pusat Statistik. (2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Daerah
Istimewa Yogyakarta 2017. Yogyakarta.
Chambers, R. (1987). Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang. (Pepep
Sudrajat, Ed.). Jakarta: LP3ES.
Damanik, J. (2005). Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pariwisata.
Yogyakarta: Penerbit Kepel Press.
Dokumen Desa Kemadang Tahun 2018.
Hamidi, H., & et.al. (2015). Indeks Desa Membangun 2015. Jakarta:
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi
Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Indeks Desa Membangun.
Purwanto, E. A. (2007). Mengkaji Potensi Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) untuk Pembuatan Kebiiakan Anti Kemiskinan di
Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 10(2).
Suryanto. (2017). Strategi Akselerasi Mewujudkan Desa Mandiri sebagai
Manifestasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Jakarta: Bappenas.